• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kompositum pada Karangan Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kompositum pada Karangan Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPOSITUM PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII MTS MUHAMMADIYAH 2 GIRITONTRO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

DENI WINDA PRASISKA A310160219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS KOMPOSITUM PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII MTS MUHAMMADIYAH 2 GIRITONTRO

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan penggunaan kompositum atau kata majemuk pada karangan siswa kelas VIII MTs Muhamaadiyah 2 Giritontro. (2) Memaparkan jenis kompositum atau kata majemuk yang paling dominan digunakan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro dalam menulis karangan. Metode penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan cara baca dan catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Umumnya siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro sudah mampu menggunakan kompositum atau kata majemuk pada karangan dengan baik dengan persentase 66,67%, dari 12 karangan tersebut ditemukan 7 karangan siswa yang terdapat kompositum atau kata majemuknya. Peneliti menemukan 8 kompositum dari 7 karangan siswa. (2) Jenis kata majemuk yang terdapat pada karangan siswa tersebut terdapat 4 jenis kompositum, yaitu kompositum berdasarkan sifatnya terdapat 2 buah kompositum atau kata majemuk endosentris, kompositum berdasarkan artinya terdapat 1 buah kompositum atau kata majemuk wajar, kompositum berdasarkan susunannya terdapat 4 buah kompositum atau kata majemuk berpelengkap, dan kompositum berdasarkan sifat dan strukturnya terdapat 1 buah kompositum atau kata majemuk dwandwa.

Kata Kunci: Kompositum, karangan siswa. Abstract

The purpose of this study are (1) Describe the use of composite or compound words in essays of students of class VIII MTs Muhamaadiyah 2 Giritontro. (2) Describe the type of composite or compound word that is most dominant used by students of class VIII of MTs Muhammadiyah 2 Giritontro in writing essays. The research method in this research is done by reading and taking notes. The results of this study indicate that (1) In general, VIII grade students of MTs Muhammadiyah 2 Giritontro were able to use compositeum or compound words in essays well with a percentage of 66.67%, out of these 12 essays found 7 essays of students contained compositeum or compound words. Researchers found 8 composites from 7 students' essays. (2) Types of compound words contained in the student essay there are 4 types of composite, namely composite based on its nature there are 2 pieces of compositeum or endocentric compound words, compositeum based on meaning there are 1 compositeum or reasonable compound words, compositeum based on its composition there are 4 pieces of compositeum or Comprehensive compound words, and compositeum based on the nature and structure there is 1 compositeum or dwandwa compound words.

Keywords: Composites, student essays.

1. PENDAHULUAN

Bahasa dihasilkan dari alat ucap manusia yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh semua orang baik tua maupun muda. Bahasa terdiri dari bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan yaitu suatu kalimat yang keluar dari alat ucap (mulut) manusia, sedangkan bahasa tulis atau tulisan yaitu kalimat yang disampaikan oleh manusia ke dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan salah satu

(6)

2

keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis sebagai suatu aktivitas komunikasi bahasa yang berupa tulisan.

Keterampilan menulis merupakan gagasan, ide, pikiran, dan perasaan seorangg penulis yang diutarakan dalam bentuk bahasa tulis. Keterampilan menulis tidak dapat dikuasai siswa secara langsung tanpa adanya latihan. Latihan dan praktik yang dilakukan secara rutin membuat siswa lebih mudah mengembangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Tulisan tersebut terdiri dari huruf-huruf yang dirangkai sehingga menghasilkan makna dengan kelengkapan ejaan dan tanda baca. Melalui sebuah tulisan, pembaca dengan mudah memahami pesan yang disampaikan. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan siswa dalam mengorganisasikan berbagai gagasan, memperroleh informasi, serta memunculkan ide baru. Dapat diartikan juga bahwa keterampilan menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang memiliki peran penting dalam mengungkapkan gagasan atau ide untuk mencapai maksud dan tujuan yang akan disampaikan.

Siswa sebagai masyarakat ilmiah yang kelak akan mengembangkan dirinya pada disiplin ilmu tertentu harus dapat menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penguasaan bahasa yang baik dan benar dapat membuat siswa menuangkan gagasan, ide, pikiran, dan perasaan yang baik dan runtun melalui sebuah karangan. Karangan merupakan suatu bentuk dari keterampilan menulis yang sangat menunjang komunikasi seseorang. Kemampuan siswa dalam mengutarakan ide melalui kreatifitasnya dapat membantu siswa tersebut menghasilkan sebuah karangan yang bernilai tinggi.

Siswa dituntut untuk memiliki pengetahuan mengenai kebahasaan sehingga menghasilkan sebuah karangan yang baik. Kata merupakan suatu bagian terkecil yang didapatkan dari suatu kalimat dan dibagi bagiannya yang mengandung sebuah ide. Morfem/kata dapat disebut juga kesatuan unsur dari suatu bahasa yang dapat berdiri sendiri dan memiliki sifat terbuka. Dapat disimpulkan bahwa kata merupakan bentuk bebas yang dapat berdiri sendiri pada suatu ujaran atau dapat dikatakan dengan setiap satuan yang bebas. Kata majemuk atau kompositum ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengertian baru. Menurut Rohmadi (2010:111) kata majemuk juga disebut bentuk atau susunan senyawa.

Pada penelitian ini, peneliti tertarik membahas tentang kompositum atau kata majemuk yang terdapat dalam karangan siswa kelas VIII. Alasan yang mendasari penelitian tersebut yaitu masih adanya siswa yang tidak dapat menulis karangan dengan baik walaupun sudah menduduki kelas VIII yang dibuktikan dengan hasil karangan siswa satu dengan yang lainnya banyak terdapat kesamaan, hampir semua kata-kata dalam karangannya sama persis. Selain itu juga masih ada siswa yang tidak tahu apa itu kata majemuk, karena kebanyakan siswa menulis karangan sesuai apa yang ada dipikiran mereka tanpa memperhatikan susunan kata dengan benar. Penelitian ini dapat ditarik rumusan masalah. (1) Bagaimana penggunaan kompositum atau kata majemuk pada karangan siswa

(7)

3

kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro? (2) Bagaimana jenis kompositum atau kata majemuk yang paling dominan digunakan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro dalam menulis karangan? Tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) Mendeskripsikan penggunaan kompositum atau kata majemuk pada karangan siswa kelas VIII MTs Muhamaadiyah 2 Giritontro. (2) Memaparkan jenis kompositum atau kata majemuk yang paling dominan digunakan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro dalam menulis karangan.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Menurut Mahsun (2006: 174) penelitian kualitatif berfokus pada penunjukan makna, deskripsi, dan penempatan data dalam bentuk kata-kata daripada dalam angka. Hasil penelitian kualitatif bersifat deskriptif yang berupa gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Menurut Usman dan Akbar (2008: 129) metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang menggambarkan tentang suatu hal tertentu. Penelitian ini tidak berupa angka-angka melainkan berwujud kata-kata.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara baca dan catat, yaitu dengan cara membaca dan mengamati keseluruhan teks yang dijadikan objek penelitian. Setelah dibaca kemudian dilanjutkan dengan teknik catat yaitu mencatat data penelitian yang berupa kompositum atau kata majemuk.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Menurut Subroto (2013: 25) menyatakan bahwa deskriptif kualitatif adalah mencatat dengan teliti terhadap sesuatu yang akan diteliti. Teknik deskriptif kualitatif adalah suatu teknik menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang berupa kata-kata bukan angka-angka. Dalam penelitian ini, penggunaan kompositum atau kata majemuk pada karangan siswa dianalisis menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Data penelitian ini diperoleh dari hasil karangan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro yang berjumlah 12 karangan dari jumlah siswa keseluruhan. MTs Muhammadiyah 2 Giritontro secara keseluruhan mempunyai 3 kelas yang diantaranya kelas VII, VIII, dan IX dengan jumlah siswa 34. Jumlah siswa yang setiap tahunnya semakin menurun dikarenakan sekolah masih terakreditasi B. Banyaknya sekolah-sekolah lain yang sudah maju dalam hal teknologi dan berakreditasi A membuat calon siswa lebih memilih belajar di sekolah tersebut, sehingga hanya sedikit siswa yang masuk di MTs Muhammadiyah 2 Giritontro. Secara keseluruhan ada 15 guru

(8)

4

yang mengajar, tetapi hanya terdapat satu guru tetap yang juga menjabat sebagai kepala sekolah tersebut. Sangat memprihatinkan jika melihat keadaan sekolah tersebut.

Peneliti mengambil data berupa karangan siswa kelas VIII di MTs Muhammadiyah 2 Giritontro. Peneliti hanya mengambil data dari satu kelas karena hanya terdapat satu kelas saja jumlah kelas VIII di sekolah tersebut dengan jumlah 12 siswa. Peneliti memperoleh 12 data karangan siswa. Dari 12 karangan tersebut menemukan 7 karangan siswa yang terdapat kompositum atau kata majemuknya. Peneliti menemukan 8 kompositum dari 7 karangan siswa.

B. AnalisisiData

1. Penggunaan Kompositum pada Karangan Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro

Penggunaan kompositum atau kata majemuk dalam karangan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro didapatkan jumlah kemunculan penggunaan kompositum atau kata majemuk sebanyak 8 buah pada 7 karangan siswa. Jadi pada karangan siswa rata-rata hanya terdapat 1 kompositum atau kata majemuk. Penggunaan kompositum atau kata majemuk tersebut terbagi atas 2 buah kompositum atau kata majemuk endosentris, 1 buah kompositum atau kata majemuk wajar, 4 buah kompositum atau kata majemuk berpelengkap, dan 1 buah kompositum atau kata majemuk dwandwa .

Tabel 1. Hasil Identifikasi Penggunaan Kompositum

No. Inisial Jumlah Kata Majemuk

1. NA - 2. M Matahari 3. AG - 4. EJ - 5. AP - 6. IM Susah payah 7. D Putih bersih

8. R Meja makan, orang tua

9. IL Biru laut

10. K Kamar mandi

11. W Hijau daun

(9)

5

Pada tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa penggunaan kompositum atau kata majemuk pada karangan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro sudah baik, hal ini dibuktikan dengan hasil karangan siswa yaitu 66,67% dalam menggunakan kata majemuk. Persentase tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus:

Persentase penggunaan kompositum =

x 100% = x 100% = 66,67%

2. Jenis Kompositum atau Kata Majemuk yang Paling Dominan Digunakan Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro dalam Menulis Karangan

Kompositum atau kata majemuk dibedakan menjadi 4, yaitu berdasarkan sifatnya, berdasarkan artinya, berdasarkan susunannya, dan berdasarkan sifat dan strukturnya. Menurut Mees dalam Rohmadi (2010: 127) kompositum atau kata majemuk dikelompokkan menjadi 3, yaitu kata majemuk kopulatif (gabung), kata majemuk determinatif (menentukan), dan kata majemuk posesif (kepunyaan/pemilikan).

a) Kata majemuk (kompositum) berdasarkan sifatnya 1) Kata majemuk (kompositum) endosentris

Kata majemuk (kompositum) endosentris adalah kata majemuk (kompositum) yang salah satu dari dua unsurnya sebagai inti dari gabungan kata-kata dalam kata majemuk (kompositum) tersebut.

Tabel 2. Karangan siswa 1

Matahari intinya mata

Merupakan kata majemuk (kompositum) endosentris karena unsur dari salah satunya adalah inti dari gabungan kata dalam kompositum tersebut. Jadi, ide yang dihasilkan dari gabungan unsurnya hanya satu, kata “matahari” mewakili satu konsep mengenai suatu benda.

Tabel 3. Karangan siswa 2

Matahari adalah benda langit. Matahari sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup. Sinar matahari bisa membuat jemuran menjadi kering. Matahari juga bermanfaat untuk kulit kita, matahari bisa membantu proses fotosintesis pada tumbuhan. Para petani tambak yang membuat garam juga sangat membutuhkan sinar matahari.

Aku sering diberi hadiah Ayah dan Ibu, karena aku selalu selalu membantu pekerjaan rumah juga mendapat nilai bagus di sekolah. Oleh karena itu aku sayang sekali dengan orang tua saya.

(10)

6 Orang tua intinya orang

Merupakan kata majemuk (kompositum) endosentris karena unsur dari salah satunya adalah inti dari gabungan kata dalam kompositum tersebut. Jadi, ide yang dihasilkan dari gabungan unsur tersebut hanya satu, kata “orang tua” mewakili satu konsep mengenai suatu benda.

b) Kata majemuk (kompositum) berdasarkan artinya 1) Kata majemuk (kompositum) wajar

Kata majemuk (kompositum) wajar merupakan kata majemuk yang artinya tidak menggambarkan/berupa kiasan.

Tabel 4. Karangan siswa 3

Kamar mandi

Merupakan kata majemuk (kompositum) wajar, karena kata “kamar mandi” artinya tidak menggambarkan/berupa kiasan.

c) Kata majemuk (kompositum) berdasarkan susunannya 1) Kata majemuk (kompositum) berpelengkap

Kata majemuk (kompositum) berpelengkap merupakan kata majemuk (kompositum) yang salah satu unsurnya melengkapi atau menerangkan unsur yang lainnya.

Tabel 5. Karangan siswa 4

Putih bersih

Merupakan kompositum atau kata majemuk berpelengkap, karena salah satu unsurnya menjelaskan atau melengkapi unsur yang lainnya. Kata “putih bersih” susunannya terdiri dari kata keadaan + kata keadaan.

Perpustakaan kami sekarang sudah bersih serta dapat digunakan kembali serta dihiasi dengan bunga-bunga yang sangat indah, walau perpustakaan kami tidak seluas seperti perpustakaan yang lain, dan sekarang perpustakaan kami sudah menjadi wangi dan sejuk, TIM KKN yang sudah membantu membersihkan perpustakaan dan juga kamar mandi, akhirnya perpustakaan sekarang menjadi berguna lagi seperti dulu.

Tetapi pada tanggal 30 Januari 2020 perpustakaan mulai di perbaiki, genteng yang pecah-pecah diganti yang baru, perpus di dalam dibersihkan, lantai dan jendela yang kotor itu dan dicat menjadi warna putih bersih dan dihias bunga-bunga yang indah, jendela dihiasi, jendela yang pecah diganti yang baru, pintu yang rusak dan bolong diganti yang baru. Buku-buku yang dulunya berantakan dirapikan, dan yang rusak disisihkan.

(11)

7 Tabel 6. Karangan siswa 5

Hijau daun

Kata tersebut merupakan kompositum atau kata majemuk berpelengkap, karena salah satu unsurnya menjelaskan atau melengkapi unsur lainnya. Kata “ hijau daun” susunannya terdiri atas kata keadaan (warna) + kata benda.

Tabel 7. Karangan siswa 6

Biru laut

Kata tersebut merupakan kompositum atau kata majemuk berpelengkap, karena salah satu unsurnya menjelaskan atau melengkapi unsur lainnya. Kata “biru laut” susunannya terdiri dari kata keadaan (warna) + kata benda.

Tabel 8. Karangan siswa 7

Meja makan

Kata tersebut merupakan kompositum atau kata majemuk berpelengkap, karena salah satu unsurnya menjelaskan atau melengkapi unsur lainnya. Kata “meja makan” susunannya terdiri dari kata benda + kata kerja.

d) Kata majemuk (kompositum) berdasarkan sifat dan strukturnya 1) Kata majemuk (kompositum) dwandwa

Kata majemuk (kompositum) dwandwa yaitu kata mmajemuk (kompositum) yang struktur dari unsurnya setara atau sederajat. Semua unsurnya berupa kata-kata yang memiliki persamaan arti atau berlawanan. Karena semua unsurnya setara atau sederajat maka kompositum atau kata majemuk dwandwa bersifat ekosentris.

Saya memiliki burung yang bernama Suti. Ia selalu berbunyi setiap hari. Bunyinya sangat indah dan merdu sekali. Saya sangat menyayangi Suti. Bulunya berwarna hijau daun dan matanya berwarna merah keoren-orenan.

Saya mempunyai ikan yang saya beri nama Sindi. Mempunyai warna hitam dan oren. matanya yang cerah berwarna biru laut membuat orang ingin memilikinya. Sindi suka sekali makan lumut dan cacing-cacing kecil.

Aku mempunyai rumah yang tidak terlalu besar. Rumahku dicat berwarna kuning. Di epan rumahku ada taman kecil yang ditanami Ayahku bunga-bunga dan pohon mangga. Setiap hari aku membatu Ibu membersihkan rumah, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci piring, merapikan tempat tidur, membersihkan meja makan, dll.

(12)

8 Tabel 9. Karangan siswa 8

Susah payah

Kata tersebut merupakan kompositum atau kata majemuk dwandwa, karena semua unsurnya berupa kata-kata yang memiliki persamaan arti. Berdasarkan kesenyawaan unsur-unsurnya, kata “susah payah” digolongkan dalam kompositum atau kata majemuk setara sejalan.

Jadi jenis kompositum atau kata majemuk yang paling dominan digunakan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro yaitu kompositum berpelengkap yang termasuk kata majemuk berdasarkan susunannya. Terdapat 4 kompositum berpelengkap dari 8 kompositum yang ditemukan.

C. Pembahasan

Penelitian ini menganalisis mengenai kompositum atau kata majemuk pada karangan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai penggunaan kompositum atau kata majemuk pada karangan siswa. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap implementasi teori morfologi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Jenis kompositum atau kata majemuk pada penelitian ini dibagi menjadi empat, yaitu kompositum atau kata majemuk berdasarkan sifatnya, berdasarkan artinya, berdasarkan susunannya, dan berdasarkan sifat dan strukturnya.

Jumlah keseluruhan pada penggunaan kompositum atau kata majemuk terdapat 7 data berisikan 8 jenis kompositum. Jadi pada karangan siswa rata-rata hanya terdapat 1 kompositum atau kata majemuk. Penggunaan kompositum atau kata majemuk tersebut terbagi atas kompositum berdasarkan sifatnya terdapat 2 buah kompositum atau kata majemuk endosentris, kompositum berdasarkan artinya terdapat 1 buah kompositum atau kata majemuk wajar, kompositum berdasarkan susunannya terdapat 4 buah kompositum atau kata majemuk berpelengkap, dan kompositum berdasarkan sifat dan strukturnya terdapat 1 buah kompositum atau kata majemuk dwandwa.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang pernah dilaksanakan oleh peneliti lain. Penelitian terdahulu kebanyakan tidak menganalisis kompositum atau kata majemuk

setelah itu kami semua menyadari bahwa betapa pentingnya menjaga kebersihan. Kami seluruh siswa MTs Muhammadiyah 2 Giritontro membersihkan perpustakaan seperti memindah komputer, meja, kursi, dan barang-barang yang tidak terpakai lainnya ke gudang. Kami membereskan buku, menyapu, mengepel, dan memindahkan rak buku dengan bersama teman-teman denga susah payah.

(13)

9

melainkan kalimat majemuk pada karangan siswa. Peneliti sebelumnya kebanyakan meneliti kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu analisis kompositum atau kata majemuk pada karangan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro, maka dapat ditarik kesimpulan. Simpulan tersebut yaitu, umumnya siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro sudah mampu menggunakan kompositum atau kata majemuk pada karangan dengan baik dengan persentase 66,67%, dari 12 karangan tersebut ditemukan 7 karangan siswa yang terdapat kompositum atau kata majemuknya. Peneliti a menemukan 8 kompositum dari 7 karangan siswa. Jenis kompositum atau kata majemuk yang terdapat pada karangan siswa tersebut terdapat 7 data yang berisikan 8 jenis kompositum atau kata majemuk. Penggunaan kompositum atau kata majemuk tersebut terbagi atas kompositum berdasarkan sifatnya terdapat 2 buah kompositum atau kata majemuk endosentris, kompositum berdasarkan artinya terdapat 1 buah kompositum atau kata majemuk wajar, kompositum berdasarkan susunannya terdapat 4 buah kompositum atau kata majemuk berpelengkap, dan kompositum berdasarkan sifat dan strukturnya terdapat 1 buah kompositum atau kata majemuk dwandwa. Jenis kompositum atau kata majemuk yang paling dominan digunakan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Giritontro yaitu kompositum berpelengkap. Terdapat 4 kompositum berpelengkap dari 8 kompositum yang ditemukan.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Samsul dan Awalludin. (2017). “Kesalahan Morfologi dalam Karangan Bebas Siswa Kelas XII SMK Trisakti Baturaja”. Jurnal Bindo Sastra. 1(1):33-44.

Antari, Wayan Yuni dan Made Sri Setyawati. (2017). “Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar”. Jurnal Humanis. 21(1):46-51.

Fauziyah, S. W., Sugeng Riyanto., & Agus, N. S. (2020). “Kata Majemuk pada Jargon Sneakers Berbahasa Inggris dalam Komunitas Sneakerhead IST (Indonesia Sneakers Team) Bandung”. Sosialhumaniora. 22(1):105-113.

Finoza, Lamuddin. (2010). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Hayati, Munira., Otang Kurniaman dan Zufriady. (2018). “Analisis Kemampuan Menulis Kalimat Majemuk Siswa Kelas VI SD Negeri 105 Pekanbaru”. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pelajaran). 2(6):856-862.

Iman, Yayan Miftahul. (2018). “Pengaruh Model Pembelajaran Cooverative Learning Tipe Jigsaw terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Jenis-Jenis Karangan pada Siswa Kelas X

(14)

10

SMK Walisongo Menes Tahun Pelajaran 2016/2017”. Cakrawala Pedagogik. 2(1):61-70.

Maesaroh, Siti. (2016). “Analsis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada Karangan Deskriptif Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo”. Jalabahasa. 12(2):159-170.

Mahsun. (2006). Metode Penelitian Bahasa Terapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Presada.

Maryani, Yani. (2006). Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setya. Ramlan. (2009). Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta.: C.V. Karyono.

Rohmadi, Muhammad., Yakub Nasucha, dan Agus Budi Wahyudi. (2010). Morfologi. Surakarta: Yuma Pustaka Surakarta.

Setiawan, Dwi Agus. (2016). “Analisis Kesalahan Sintaksis Bahasa Indonesia dalam Karangan Siswa Kelas VI SDN Kanigoro 02 Kecamatan Pagelaran yang Berbahasa Ibu Bahasa Madura”. Pancaran. 5(3):25-36.

Subroto, Edi. (2013). Pemerian Morfologi Bahasa Indonesia Berdasarkan Perspektif Derivasi dan Infleksi Proses Pemajemukan dan Perulangan. Yogyakarta: Media Pustaka.

Suyasa, Made Dharma Susena. (2015). “Penerjemahan Kata Majemuk Nomina Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia”. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. 4(2):661-674.

Syafe’ie, Imam. (2007). Retorika dalam Menulis. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai Suatu Ketetampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1. Hasil Identifikasi Penggunaan Kompositum

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada penelitian ini, diperoleh perbaikan rugi daya nyata paling optimal sebesar 94,92 % terhadap kondisi awal sistem

JUMLAH Minimarket Pasar Hewan Kelompok Pertokoan Di Kecamatan Sukadana , 2013 Desa Pasar Umum (1) http://lampungtimurkab.bps.go.id/.. Sukadana Jaya 50 2 0 773 128

Al-quran karim adalah firman Allah SWT yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun.Al- quran memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberikan bimbingan kepada

Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi bangkitan dengan fungsi kognitif pada pasien epilepsi (p=0.000) dan juga terdapat hubungan

Melalui pengamatan biplot diperoleh adanya tiga sistem proksi yang sama untuk kedua subsektor tersebut yaitu proksi modal pada peubah input dan peubah output, proksi

perlombaan serta alat komunikasi (kecuali perangkat yang digunakan untuk menjawab soal) dalam bentuk apapun dinonaktifkan selama kompetisi. Peserta wajib membawa kartu

Oalam tinjauan awal yang pengkaji lakukan di beberapa buah kampung di sekitar Daerah Keeil Kemabong Peta Daerah Sabah, didapati bahawa terdapat etnik Murut Tahol yang berumur

Tujuan penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 ini adalah untuk melihat dampak dan kebakaran hutan terhadap kejadian ISPA dan pneumonia di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi