• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK PENGELOMPOKAN USAHA INDUSTRI SUBSEKTOR 31 DAN SUBSEKTOR 35 DI SUMATERA UTARA. Darwis Sitorus G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK PENGELOMPOKAN USAHA INDUSTRI SUBSEKTOR 31 DAN SUBSEKTOR 35 DI SUMATERA UTARA. Darwis Sitorus G"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK PENGELOMPOKAN

USAHA INDUSTRI SUBSEKTOR

31 DAN SUBSEKTOR

35

DI SUMATERA

UTARA

Oleh :

Darwis Sitorus

G27.1720

JURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

R I N G K A S A N

DARWIS SITORUS. Penerapan Teknik Pengelompokan Usaha Industri Subsek- tor 3 1 dan Subsektor 35 di Sumatera Utara (Dibawah bi~nbingan Bunawan Sunarlim sebagai ketua dan Aunuddin sebagai anggota).

Pesatnya perkembangan teknologi, mengakibatkan selnakin banyak tumbuh jenis usaha industri padat modal yang dapat menghasilkan produksi (output) yang jauh melebihi kapasitas usaha industri padat karya, seliingga knteria pengelompokan berdasarkan jumlah tenaga kerja, dianggap sudah tidak relevan dalam menggambar- kan kelompok usaha industri khususnya pada industri besar.

Penelitian ini menerapkan teknik pengelompokan, untuk memperoleh gamba- ran dari peubah-peubah yang digunakan sebagai dasar pengelo~npokan usaha industri yaitu jumlah tenaga kerja, jumlali upahlgaji, kekuatan tenaga mesin, biaya input yang digunakan dan ~iilai output yang dihasilkan.

Pengelompokan dilakukan pada data sensus industri di Sumatera Utara tahun 1991 untuk subsektor 31 (industri makanan, minuman dan tembakau) dan subsektor 35 (industri kimia, petrolium, batubara, karet dan plastik).

Penerapan teknik pengelompokan dimulai dengan melakukan analisis kompo- lien utama, kemudian alialisis biplot melalui visualisasi biplot u~ituk memperoleh ga~nbaran akan hubungan antar peubah, peubah dengan objek pengamatan dan antar objek pengamatan serta pembentukan kelompok awal secara visual. Selanjutnya dilakuka~i analisis penggerornbolan dengan metode algorit~ne k-rataan Mac-Queen untuk reidentifikasi.

Hasil ko~nponen utama dengan dua komponen utaina lnampu rnenerangkan total k e r a g a ~ n a n data sebesar 8 0 . 7 0 % untuk subsektor 3 1 dan 8 6 . 3 0 % u ~ i t u k subsektor 35. Melalui pengamatan biplot diperoleh adanya tiga sistem proksi yang sama untuk kedua subsektor tersebut yaitu proksi modal pada peubah input dan peubah output, proksi tenaga kerja pada peubah tenaga kerja dan peubah upahlgaji serta proksi tenaga mesin pada peubah kekuatan tenaga mesin.

Reidentifikasi yalig dilakukan dengan metode k-rataan pada empat kelompok awal yang terbentuk ~nempunyai ciri-ciri yang sama untuk kedua subsektor yaitu kelo~npok pertama dengan nilai-nilai rendah dari kelima peubah. Kelompok dua dicirikan oleh peubah input dan peubah output, dimana industri-industri pada kelorn- pok dua ini sudah mengarah pada industri padat modal. Pada kelompok tiga dicirikan oleh peubah tenaga kerja dan peubah upahlgaji, industri-industri pada kelornpok tiga ini adalah industri padat karya. Sedangkan kelompok elnpat dicirikan oleh nilai-nilai yalig tinggi untuk kelima peubah terutama pada peubah tenaga mesin, industri-indus- tri d a l a ~ n kelompok ernpat ini adalah industri yang padat modal.

(3)

PENERAPAN TEKNIK PENGELOMPOKAN

USAHA INDUSTRI SUBSEKTOR 31 DAN SUBSEKTOR

35

DI

SUMATERA UTARA

Oleh

DARWIS SITORUS G27.1720

Karya Ilmiah

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Statistika

Pada Jurusan Statistika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Insitut Pertanian Bogor

IURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATMA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM * ,,"

INSTITUT PEHTANIAN BOGOR .,C" . .. , . , . .

. A , ' :*:

BOGOR

(4)

Judul Tulisan

:

PENERAPAN

TEKNK

PENGELOMPOKAN USAHA

INDUSTRI SUB SEKTOR 31 DAN SUB SEKTOR 35

DI

SUMATERA UTARA

Nomor Pokok

:

G27.1720

Menyetujui

:

1. Komisi Pembimbing

Ketua

@r.

Ir.

A u n u d d i n )

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dairi pada tanggal 1 Agustus 1966, sebagai anak terak- hir dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Lucius Sitorus dan Ibu Nur Zeba Manurung.

Penulis rnenyelesaikan Sekolah Dasar pada tahun 1977 dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama tahun 1981, serta iulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada tahun 1984. Pada tahun 1985 diterima di Akaderni Illnu Statistik dengan status Ikatan Dinas Biro Pusat Statistik dan lulus pada tahun 1988. Pada tahun 1989, penulis ditempatkan di Kantor Statistik Propinsi Sumatera Utara Medal1 pada Bidang Neraca dan Konsurnsi Wilayah.

Pada tahun 1992, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor lewat jalur Tugas Belajar Biro Pusat Statisik melalui program STAID pada Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan.

(6)

KATA PENGANTAR

Terpujilah Allah Yang Maha Besar, yang telah berke~ian memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis lnampu menyelesaikan tahap pendidika~i di perguruan tinggi.

Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana statistika, pada Fakultas Matematika dan Illnu Pengetahuan Alam di Insititut Pertania~i Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kepala Biro Pusat Statistik dan Kepala Kantor Statistik Propinsi Sumatera Utara yang telah me~nberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidi- kan di IPB.

2. Koordinator STAID beserta staf, baik yang berada di BPPT maupun BPS yang telah memberikan dana sehingga penulis dapat melanjutkan pe~ididikan di IPB.

3. Bapak Ir. Bunawan Sunarlim, M.S., dan Bapak Dr.Ir. Aunuddin, sebagai ketua

dan anggota ko~nisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan penga- rahan kepada penulis dala~n menyelesaikan karya tulis ini.

4. Ketua, Staf Pengajar dan Staf Administrasi pada Jurusan Statistika yang telah memberikan bekal ilmu dan banyak membantu selama di IPB.

5. Kedua orang tuaku tercinta, Kel. B. Butar-butar, Kel. T. Sitorus, Ny. R. Sito- rus, Kel. H. Manik dan Kel. P. Simanjuntak, yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan semangat dan doa.

6 . Agnes, Robby, Rerta, Toto serta teman-teman di Bangka 29 yaitu dr. Donald, Ir. Eko. Aryo, Hen, Budi, Icank dan Tian atas bantuannya dalam penyelesaia~i karya ilmiah ini.

7. Rekan-rekan serta selnua pihak yang telah me~nbantu d a l a ~ n penulisan karya ilmiali ini.

Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan, karena penulis menyadari ~ n a s i h terdapat kekurangan dalam penulisan ini. Harapan penulis, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pernbaca.

Bogor, Desember 1994 Penulis

(7)

DAFTAR IS1 KATA PENGANTAR

...

DAFTAR IS1

...

DAFTAR TABEL

...

DAFTAR GAMBAR

...

PENDAHULUAN

...

Latar Belakang

...

.

. Tujuail Penelltlan

...

TINJAUAN PUSTAKA

...

Klasifikasi Industri BPS

...

. .

Anallsis Komponen Utama

...

. . .

Analisis B~plot

...

. .

Analis~s Gerombol

...

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

...

. .

Bahan Penelltian

...

. .

Metode Penelitlan

...

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

lndustri Makanan. Minuman dan Tembakau

...

Industri Kimia. Petrolium. Batubara.

Karet dan Plastik

...

KESIMPULAN DAN SARAN

...

DAFTAR PUSTAKA

...

LAMPIRAN

...

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Analisis Komponen Utama Industri Subsektor 31

...

7 2. Analisis Komponen Utama lndustri Subsektor 35

...

7

3. Rata-rata Hasil Pembentukan Empat Kelompok Industri

Subsektor 3 1

...

10

4. Pergeseran Perusahaan Menurut Kriteria Pengelornpokan

Subsektor 31

...

11 5. Rata-rata Hasil Pelnbelitukan Empat Kelompok Industri

Subsektor 35

...

13

6 . Pergeseran Perusallaan Menurut Kriteria Pengelolnpoka~i

Subsektor 35

...

14

Lampiran

1 . Korelasi Antar Peubah Yang Diarnati Industri

Subsektor 3 1

...

20 2. Korelasi Antar Peubah Yang Diarnati Industri

Subsektor 35

...

20 3. Julnlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang

Menurut KLUI Golongan Pokok dan Kelompok

Industri Subsektor 31

...

21

4. Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut KLUI Golongan Pokok dan Kelompok

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Biplot Objek-Objek Pengamatan Dengan Lima Vektor

...

Peubali Industri Subsektor 3 1

2. Biplot Pernbentukali Empat Kelornpok Objek-Objek Pengamatan Deligall Lima Vektor Peubali Industri

Subsektor 31

...

.:...

3. Biplot Objek-Objek Pengamatan Dengan Lima Vektor

...

Peubali Industri Subsektor 35

4. Biplot Pembentukan Empat Kelolnpok Objek-Objek

Pengamatan Dengan Lima Vektor Peubah Industri

Subsektor 35

...

1. Biplot I~idustri Subsektor 31

Menurut Kriteria BPS

...

2. Perbesaran Dari Biplot Industri Subsektor 31

Menurut Kriteria BPS

...

3. Biplot Industri Subsektor 35

Menurut Kriteria BPS

...

4. Perbesaran Dari Biplot Industri Subsektor 35

(10)

PENDAHULUAN

L a t a r Belakang

Kegiatan sektor industri pengolahan di Indonesia sangat heragam dan mempunyai heherapa ciri. Perhedaan modal, teknologi, daya serapnya terhadap tenaga kerja, hiaya input yang digunakan dan nilai output yang dihasilkan mewarnai perusahaanlusaha industri pengolahan. Ciri-ciri tersehut menggamharkan keheterogenan sipat usaha dari masing-masing perusahaan industri.

Sistim pengklasitikasian industri di Indonesia saat ini, masih herpedoman pada penggolongan yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Perindustrian. Kriteria penggolongan yang digunakan oleh BPS dalam pengelompokan perusahaan industri, hanya didasarkan atas hanyaknya pekerja di perusahaan industri tersehut tanpa memperhatikan apakah perusahaan tersehut mempergunakan mesin tenaga atau tidak serta tanpa memper- hatikan faktor-faktor lainnya.

Penggolongan tersehut adalah :

Golongan Banyaknya Industri Tenaga Kerja

(orang) Besar 100 atau lehih Sedang antara 20-99

Kecil antara 5-19 Rumah Tangga antara 1-4

D e p a r t e m e n P e r i n d u s t r i a n mengelompokkan perusahaan industri herdasarkan hesarnya modal yang ditanam dan jenis kegiatannya, sehingga usaha industri terhagi kedalam empat kelompok, yaitu :

- Industri Logam Dasar

- lndustri Kimia Dasar

- lndustri Kecil, dan

- Aneka Industri

Seiring dengan pesatnya perkem- hangan teknologi, perusahaan yang usaha-

nya dengan mengutamakan padat modal, dapat menghasilkan produksi (output) dengan menggunakan mesin-mesin yang jauh melehihi kapasitas perusahaan yang mengandalkan padat karya (tenaga kerja). Jenis usaha yang demikian semakin hertamhah, sehingga perusahaan industri tersehut layak digolongkan pada usaha industri skala tinggi. Dengan demikian kriteria pengelompokan yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Perindustrian, dianggap kurang mencirikan suatu kriteria pengelompokan perusahaan industri.

Bertolak dari heherapa kriteria pengelompokan perusahaan-perusahaan industri di atas, haik menurut BPS rnaupun Departemen Perindustrian, maka faktor-faktor atau ciri-ciri lainnya di luar peuhah tenaga kerja dan modal yang ditanam, perlu dievaluasi agar penentuan kriteria pengelompokan dapat lehih mencerminkan keadaan yang sehenarnya.

Peuhah-peuhah yang digunakan dalam pengelompokan adalah jumlah tenaga ker,ia, besar upah/g?ji, kekuatan tenaga mesin, hiaya input dan output yang dihasilkan. Kelima peuhah tersehut dianggap sudah mewakili perhedaan dan sifat keheterogenan dari perusahaan-perusahaan industri yang diamati.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini hertujuan untuk mengelompokan perusahaan-perusahaan industri pengolahan dengan Analisis Geromhol herdasarkan peuhah-peuhah tznaga kerja, upahlgaji, kekuatan mesin tenaga, hesarnya input yang digunakan dan output yang dihasilkan.

Diharapkan dari hasil pengelompokan tersehut akan diperoleh gamharan ringkas perusahaan industri pengolahan dengan peuhah-pzuhah yang mencerminkan kondisi skala usaha yang sehenarnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini mungkin terjadi karena pada saat tanah mengalami kondisi drying tanah akan mengalami pengurangan kadar air yang mengakibatkan tanah menjadi lebih kuat dari kondisi

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk peramalan adalah Jaringan Syaraf Tiruan atau biasa disebut dengan Arificial Neural Networks dengan menggunakan

Hanya saja, Kebun Raya Liwa belum tertata dengan rapih dibandingan dengan Kebun Raya lainnya seperti Kebun Raya Bogor yang sudah memiliki banyak taman koleksi

Asumsi ini didasarkan atas kondisi apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus yang berkaitan dengan belanja pegawai akan diikuti dengan pemberian DAU yang

KULAIJAYA, Jumaat 22 Mac 2013 – SM Foon Yew telah berjaya mencipta nama apabila menjadi johan keseluruhan sekolah menengah, sekaligus memberi saingan hebat kepada SMK

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti

Laporkan kepada pengawas ujian apabila terdapat lembar soal yang kurang jelas, rusak atau tidak lengkap.. Mintalah kertas buram kepada pengawas ujian,

Fungsi governance di dalam tata kelola Syariah tidak jauh berbeda dengan tata kelola korporat konvensional, bank Syariah dan lembaga keuangan Syariah pada umumnya