• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YOGYAKARTA."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YOGYAKARTA

Laporan Magang

DisusunOleh:

Galih Pangeri Utomo 16211106

Program StudiManajemen Program Diploma III FakultasEkonomi

Universitas Islam Indonesia 2019

(2)

i

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YOGYAKARTA

Laporan Magang

Laporan magang ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan jenjang Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Indonesia

Disusun oleh: Galih Pangeri Utomo

16211106

Program StudiManajemen Program Diploma III FakultasEkonomi

Universitas Islam Indonesia 2019

(3)
(4)
(5)

iv KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan

rahmat-NYA, yang memberikan akal pikiran, berkat, serta kemudahan-NYA

sehingga kegiatan magang dan penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat di

selesaikan. Tugas Akhir ini berdasarakan pelaksanaan magang yang dilakukan di

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, dengan periode waktu mulai dari

tanggal 4 September sampai 9 Oktober 2019. Dari pelaksanaan magang tersebut

ditulislah Laporan Tugas Akhir ini dengan judul ”Pelatihan dan Pengembanga

Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai di Dinas Lingkungan

Hidup dan Kehutanan”.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini saya di bantu oleh beberapa pihak yang

membantu secara langsung maupun melalui doa dan dukungannya. Oleh karna itu

saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam

Indonesia.

2. Ibu Dra. Sri Mulyati, M.Si., CFP., QWP, selaku Ketua Prodi Manajemen

Fakultas D3 Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

3. Dosen-dosen Prodi Manajemen Fakultas D3 Ekonomi Universitas Islam

Indonesia yang telah memberi ilmu, terkhusus untuk Ibu Maisaroh S.E., M.Si.,

selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan Bapak Arief Darmawan S.E., M.M.,

(6)

v

4. Teruntuk Ibu dan sodara saya yang selalau memberikan doa dan dukungannya

dalam menyusun Tugas Akhir ini.

5. Terima kasih untuk Ibu Tri dan Bapak Wahyana selaku pembimbing dari Dinas

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta seluruh pegawai yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan baru selama kegiatan magang hingga

menyusun Tugas Akhir.

6. Terimakasih untuk Nurma Yulinda, Habibullah, Abdy, Rizki, Ressy, Kirana,

Andika, Iqbal, Zikri, Adipa, Julius, Veronika, Safik, Tasya, Jamil, Ariq, Fikri,

Nada, Rina, Irsya, Denni, Satrio, Hermawan, dan Ijal, atas doa dan

dukungannya dalam penulisan Tugas Akhir ini.

7. Terimaksih untuk teman-teman saya selamamenempuh perkuliahan di

Universitas Islam Indonesia, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam

penyusunan Tugas Akhir ini yang saya tidak sebut satu per satu.

Akhir kata saya mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan Laporan

Tugas Akhir ini. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh

pihak yang bersangkutan, ataupun sebagai acuan kedepannya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta, 3 November 2019 Penulis

(7)

vi 1 DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN BEBAS PENJIPLAKAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Dasar Pemikiran ... 1 1.2 Tujuan Magang ... 2 1.3 Target Magang... 3 1.4 Bidang Magang ... 3 1.5 Lokasi Magang ... 3 1.6 Jadwal Magang ... 4

1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia... 7

2.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 7

2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

2.1.3 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 10

2.2 Pelatihan ... 13

2.2.1 Definisi Pelatihan ... 13

2.2.2 Tujuan Dan Manfaat Pelatihan... 13

(8)

vii 2.2.4 Prinsip-prinsip Pelatihan ... 16 2.2.5 Komponen Pelatihan ... 17 2.3 Pengembangan Pegawai ... 18 2.3.1 Definisi Pengembangan ... 18 2.3.2 Tujuan Pengembangan ... 19 2.3.3 Jenis-jenis Pengembangan ... 20 2.3.4 Peserta Pengembangan ... 21

2.3.4 Faktor-faktor Yang Memperngaruhi Pengembangan... 21

BAB III ANALISIS DESKRIPTIF ... 26

3.1 Data Umum ... 26

3.1.1 Sejarah ... 26

3.1.2 Visi ... 29

3.1.3 Misi ... 30

3.1.4 Tugas Pokok Dan Fungsi ... 33

3.1.5 Struktur Organisasi... 34

3.2 Data Khusus... 38

3.2.1 Proses Pelaksanaan Pelatihan ... 38

3.2.2 Proses Pelaksanaan Pengembangan ... 40

3.2.3 Hambatan Proses Pelatihan dan Pengembangan ... 46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

4.1 Kesimpulan ... 47

4.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(9)

viii 2 DAFTAR TABEL

1.1 Rincian dan Jadwal Pelaksanaan Magang ... 4

3.1 Keterkaitan antara Misi dan Tujuan ... 33

3.2 Kontrak Kerja Pegawai... 41

3.3 Sasaran Kerja Pegawai ... 42

(10)

ix 3 DAFTAR GAMBAR

1.1 Peta Lokasi Magang ... 4

3.1 Dukungan Program dan Kegiatan Terhadap Visi dan Misi... 32

3.2 Garis Besar Susunan Pengurus ... 36

3.3 Bagan Susunan Organisasi Balai Perbenihan Kehutanan ... 37

3.4 Bagan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis ... 37

3.5 Bagan Susunan Organisasi Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan... 37

3.6 Bagan Susunan Organisasi Balai Taman Hutan Raya Bunder ... 38

3.7 Bagan Susunan Organisasi Balai Pengelolaan Sampah ... 38

(11)

x

4 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Perintah Tugas

Lampiran 2. Kontrak Kerja Pegawai

Lampiran 3. Penilaian Sasaran Kerja Pegawai

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Dasar Pemikiran

Sebuah instansi tidak lepas dari yang namanya manajemen. Jalannya sebuah

instansi tergantung dari proses manajemen yang dijalankan oleh instansi

tersebut. Jika system manajemen di instansi itu baik maka instansi tersebut

akan memiliki kelangsungan hidup yang baik, dan sebaliknya jika dalam

system manajemen di instansi itu buruk maka reputasi instansi akan buruk dan

dapat mengalami kebangkrutan. Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran

yang sangat penting karena pasti setiap instansi membutuhkannya. SDM dalam

instansi dapat melakukan inovasi, perencanaan, pengendalian,

pengorganisasian, serta pengawasan. Oleh sebabitu, setiap perusahaan perlu

melakukan proses manajemen SDM yang baik dan benar. Manajemen SDM

adalahilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara

efisien dan efektif sehingga tercapai tujuan dari perusahaan atau organisasi

(Mulyadi, 2015).

Setiap instansi secara umum memiliki fungsi dan peranan tentang SDM.

Adapun fungsi SDM mencakup pengadaan tenaga kerja, rekrutmen, pelatihan,

pengembangan karyawan, perencanaan, penilaian prestasi kerja, kompensasi,

keselamatan dan kesehatan kerja, dan pemutusan hubungan kerja. Pelatihan

merupakan hal yang penting bagi suatu instansi untuk mengetahui

(13)

Instansi akan melakukan pelatihan pegawai yang sesuai dengan bidang dan

keahliannya. Proses pelatihan tersebut berada di pihak ketiga. Jika proses

pelatihan tersebut dilaksanakan berjalan tidak sesuai, maka akan berjalan

percuma. Oleh karena itu pelatihan kunci sukses manajemen SDM dan kunci

sukses dalam sebuah instansi untuk mengetahui kinerja pegawai. Berdasarkan

uraian diatas, saya merasa tertarik untuk mengetahui pelatihan dan

pengembangan para pegawai di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Yogyakarta, dalam membantu kelancaran aktivitas organisasi, serta ingin

mengetahui seorang manajer dalam pelatihan dan pengembangan pegawainya.

Maka dalam penulisan tugas akhir ini saya memilih judul “PELATIHAN

DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YOGYAKARTA”.

1.2 TujuanMagang

Berdasarkan dengan judul laporan magang diatas, berikut ini target yang

akan dicapai dalam kegiatan magang:

a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pelatihan pegawai Dinas Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pengembangan pegawai Dinas

(14)

3

c. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi pada saat proses pelatihan

dan pengembangan pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Yogyakarta.

1.3 Target Magang

a. Mampu menjelaskan proses pelaksanaan pelatihan pegawai di Dinas

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yogyakarta.

b. Mampu menjelaskan proses pelaksanaan pengembangan pegawai di Dinas

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yogyakarta.

c. Mampu menjelaskan hambatan pada saat proses pelatihan dan

pengembangan pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Yogyakarta.

1.4 Bidang Magang

Kegiatan magang dilaksanakan pada bidang pelatihan dan pengembangan

pegawai. Dengan tugas dan wewenang membantu proses pelatihan dan pengembangan pegawai.

1.5 LokasiMagang

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yogyakarta

Alamat : Jl. Argulobang,No.19, Baciro, kec. Gondokusuman, Kota

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Pos : 55225

(15)

Sumber :http://www.google.com>maps

Gambar 1.1 Peta LokasiMagang

1.6 JadwalMagang

Magang dilakukan dalam waktu 4 minggu dari jam 08.00 WIB sampai 16.00

WIB. Magang dimulai tanggal 4 September 2019 sampai dengan tanggal 9

Oktober 2019, tabel jadwal magang dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Rincian Jadwal Pelaksanaan Magang

N O

KETERANGA N

WAKTU PELAKSANAAN MAGANG

AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER I I I II I I V I I I III I V I I I II I I V 1 Pencarian perusahaan dan survei lokasi magang 2 Penulisan Term Of Reference (TOR) 3 Pelaksanaan kegiatan magang 4 Pengumpulan teori-teori

(16)

5 penulisan laporan magang 5 Pengumpulan data 6 Bimbingan laporan magang 7 Menyusun laporan magang

8 Uji Tugas Akhir

(TA)

9 Uji kompetensi

1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang

Secara garis besar, laporan magang ini dijabarkan dalam 4 (empat) bab

dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang berisi ringkasan dari keseluruhan

isi laporan magang dan memberikan gambaran mengapa memilih judul

Pelatihan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan

Kinerja Pegawai Di Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Yogyakarta. Bab

ini juga berisi dasar pemikiran magang, tujuan magang, target magang, lokasi

magang, jadwal magang dan sistematika penulisan laporan magang.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan bab yang berisi dasar-dasar teori yang digunakan dalam

memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan magang

mengenai pelatihan yang dan pengembangan, antara lain pengertian pelatihan,

tujuan dan manfaat pelatihan, prinsip-prinsip pelatihan,pengertian

(17)

faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan. Landasan teori ini digunakan

sebagai acuan untuk penulisan laporan tugas akhir.

BAB III ANALISIS DESKRIPTIF

Bab ini merupakan bab yang di dalamnya berisi uraian mengenai

pembahasan serta analisis data yang diperoleh selama proses kegiatan

pelaksanaan magang. Dalam bab ini membahas gambaran umum Dinas

Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu, pembahasan akan difokuskan

mengenai Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk

Meningkatkan Kinerja Pegawai di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian penutup laporan tugas akhir yang menjabarkan

mengenai kesimpulan hasil analisis dari bab-bab sebelumnya di Dinas

(18)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Suber Daya Manusia

2.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Flippo, manajemen personalia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan kegiatan-kegiatan

pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintergrasian, dan

pelepasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu, organisasi

dan masyarakat. Definisi ini menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dan

operatif di bidang personalia.

Menurut Wendell French, manajemen personalia merupakan penarikan,

seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya

manusia oleh suatu organisasi.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat dikatakan manajemen sumber

daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan

penggunaan sumber daya manusia guna mencapai tujuan-tujuan individu

(19)

2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi utama yang ada pada MSDM terbagi menjadi 5 macam fungsi,

yaitu : (Priyono, 2010)

1) Perencanaan kebutuhan SDM

Pada perencanaan fungsi kebutuhan SDM terdapat 2 kegiatan utama,

yaitu:

a. Rencana permintaan tenaga kerja organisasi dalam jangka pendek

maupun jangka panjang.

b. Menganalisis jabatan pada organisasi yang bertujuan untuk

menentukan tugas, tujuan, keahlian, pengetahuan serta kemampuan

yang dibutuhkan.

Fungsi-fungsi diatas merupakan fungsi pokok dalam melaksanakan

kegiatan MSDM secara efektif.

2) Penempatan staff yang sesuai pada organisasi

Langkah yang diambil selanjutnya adalah mengisi formasi yang

tersedia pada sebuah organisasi. Terdapat dua tahapan pada pengisian

staf, yaitu:

a. Proses rekrutmen calon pekerja

b. Proses seleksi calon yang dinilai memenuhi syarat. Proses rekrutmen

dan seleksi bertujuan untuk mengetahui kempampuan para calon

tenaga kerja serta mengetahui dimanakah calontenaga kerja akan

ditempatkan, apakah diluar organisasi (eksternal) maupun di dalam

(20)

9

3) Penilaian pada kinerja

Penilaian pada kinerja dilakukan setelah tahap seleksi. Organisasi akan

menentukan bagaimana seorang pekerja melakukan pekerjaannya serta

organisasi akan memberikan penghargaan atas kinerja yang baik dan

sesuai yang telah dicapai seorang pekerja. Akan tetapi organisasi juga

perlu menganalisis apabila terjadi kinerja yang negatif ketika seorang

pekerja tidak bisa mencapai standar kinerja yang telah ditetapkan oleh

organisasi tersebut. Terdapat dua kegiatan utama dalam penilaian

kinerja, yaitu:

a. Evaluasi pada perilaku pekerja.

b. Analisis serta motivasi perilaku pekerja. Pada penilaian kinerja

dianggap tahap yang sangat sulit, baik untuk penilai maupun yang

akan dinilai. Kegiatan ini rawan akan timbulnya konflik dalam suatu

organisasi.

4) Perbaikan kualitas pekerja dan lingkungan kerja

Salah satu hasil yang diperoleh dari tiga kegiatan strategis yang

dilakukan tersebut merupakan peningkatan serta perbaikan kualitas

baik secara fisik maupun non-fisik pada lingkungan kerja.

5) Pencapaian efektifitas hubungan kerja

Setelah tahapan diatas telah dilalui maka organisasi akan

mempekerjakan pelamar pekerja, memberikan gaji serta memberikan

kondisi yang akan membuat seseorang tertarik dan nyaman pada

(21)

hubungan kerja secara efektif. Terdapat tiga kegiatan dalam hal ini,

yaitu :

a. Menghargai dan menghargai hak-hak para pekerja;

b. Melakukan negoisasi bersama karyawan dalam hal penetapan

prosedur penyampaian keluhan pekerja.

c. Penelitian terhadap berbagai macam kegiatan Manajemen Sumber

Daya Manusia.

Persoalan diatas sifatnya sangat kritis, karenanya organisasi harus

berhati-hati dalam menangani masalah hak-hak pekerja tersebut jika

tidak yang muncul adalah aksi-aksi protes oleh pekerja seperti yang

telah terjadi di banyak perusahaan.

2.1.3 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan dari MSDM sangat beragam tergantung pada tahapan-tahapan

serta perkembangan yang terjadi dalam setiap organisasi.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Cushway , meliputi:

1) Memberikan sebuah pertimbangan rnanajemen terhadap suatu

kebijakan Sumber Daya Manusia untuk dapat memastikan bahwasanya

organisasi tersebut mempunyai pekerja yang memiliki motivasi serta

kinerja yang tinggi, memiliki pekerja yang selalu tanggap.Dalam

beberapa literatur dibahas mengenai beberapa definisi pelatihan,

diantaranya sebagai berikut: dalam menghadapi dan mengatasi suatu

(22)

11

2) Mewujudkan serta menerapkan seluruh prosedur dan kebijakan Sumber

Daya Manusia yang telah dirancang organisasi agar dapat mencapai

tujuan.

3) Membantu mengarahkan arah seluruh organisasi serta strategi,

khususnya strategi yang terkait dengan implikasi pada Sumber Daya

Manusia.

4) Memberikan dukungan serta situasi yang dapat membantu manager

dalam menggapai tujuan.

5) Menyelesaikan berbagai macam krisis dalam keadaan sulit mengenai

hubungan antar para pekerja untuk dapat meyakinkan mereka tidak

akan menghambat organisasi untuk mencapai tujuan.

6) Menyediakan media sebagai alat komunikasi antar pekerja dengan

manajemen organisasi.

7) Bertindak sebagai pemelihara dalam standart organisasional serta

nilai-nilai pada Manajemen Sumber Daya Manusia.

8) Sedangkan menurut (Schuler & Jackson , 2006), Manajemen Sumber

Daya Manusia memiliki 3 tujuan utama yaitu:

a. Mengevaluasi tingkatan produktifitas kerja

b. Memperbaiki moto kerja

c. Meyakinkan bahwasanya organisasi telah di legalisasi

9) Produktifitas dapat menjadi targetorganisasi yang penting. Manajemen

Sumber Daya Manusia memiliki peran penting dalam meningkatkan

(23)

tahapan produktifitas tinggi di dalamnya terdapat praktekManajemen

Sumber Daya Manusia yang bagus dan unik. Keunikan Manajemen

Sumber Daya Manusia tersebut merujuk pada suatu keadaan dimana:

a. Organisasi memberikan batasan pada peranan SDM sesuai pada

tingkat partisipasi dalam suatu pembuatan keputusan bisnis yang

diwujudkan sebagai strategi sebuah bisnis.

b. Organisasi fokus dalam hal pemanfaatan sumber daya yang tersedia

pada berbagai fungsi Sumber Daya Manusia dalam hal mengatasi

setiap permasalahan sebelum memberikan program baru ataupun

mencari sumber daya yang berpotensi diluar lingkup organisasi.

c. Staf Sumber Daya Manusia pada suatu organisasi yang memiliki ide

dan berinisiatifuntuk membuat sebuah program dan berkomunikasi

dengan manajemen.

d. Manajemen berbagi setiap tanggung jawab kepada seluruh program

Sumber Daya Manusia.

e. Staf perusahaan membebankan tanggung jawab pada semua anggota

untuk merumuskan suatu kebijakan Sumber Daya Manusia serta

administrasi program bagi seluruh tingkatan organisasional(Priyono,

(24)

13

2.2 Pelatihan

2.2.1 Definisi Pelatihan

Dalam beberapa literatur dibahas mengenai beberapa definisi pelatihan,

diantaranya sebagai berikut:

1) Pelatihan merupakan pembelajaran yang disediakan dalam rangka

meningkatkan kinerja terkait dengan pekerjaan saat ini (Chan 2010,

dalam Sumardjo dan Priansa 2018).

2) Pelatihan merupakan upaya yang sistematis dan terencana untuk

mengubah atau mengembangkan pengetahuan/keterampilan/sikap

melalui pengalaman belajar dalam rangka meningkatkan efektivitas

kinerja kegiatan atau berbagai kegiatan (Roger dan Caple 2009, dalam

Sumardjo dan Priansa 2018).

3) Pelatihan adalah tentang perubahan, transformasi, dan pembelajaran

(Biech 2005, dalam Sumardjo dan Priansa 2018).

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah upaya

yang terencana dan sistematis untuk mengubah ataupun mengembangkan

keterampilan, pengetahuan, sikap baru sesuai kebutuhan organisasi.

2.2.2 Tujuan Dan Manfaat Pelatihan

Menurut Sikula (2011), menyatakan bahwa program pelatihan yang

(25)

1) Produktivitas (Productivity )

Pelatihan akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan,

dan perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas organisasi.

2) Kualitas (Quality )

Penyelenggaraan pelatihan tidak haya dapat memperbaiki kualitas

pegawai namun diharapkan dapat memperkecil kemungkinan

terjadinya kesalahan dalam mengemban pekerjaan.

3) Perencanaan kepegawaian (Human Resouce Planning)

Dalam perencanaan sumber daya manusia salah satu diantaranya

mengenai kualitas dan kuantitas dari pegawai yang direncanakan, untuk

memperoleh pegawai dengan kualitas yang sesuai dengan yang

diarahkan.

4) Moral (Morale )

Diarapkan dengan adanya pelatihan dapat meningkatkan prestasi kerja

dari pegawai sehingga dapat menimbulkan peningkatan upah pegawai,

hal tersebut akan meningkatkan moril kerja pegawai untuk lebih

bertanggung jawab.

5) Kompensasi secara tidak langsung (Indirect Compensation)

Pemberian kesempatan kepada para pegawai untuk mengikuti pelatihan

bisa diartikan sebagai pemberian balas jasa dari prestasi yang telah

dicapai pada waktu lalu, dimana pegawai yang bersangkutan memiliki

(26)

15

6) Kesehatan dan Keselamatan (Safety and Health)

Langkah untuk mencegah ataupun mengurangi terjadinya kecelakaan

kerja pada suatu organisasi sehingga dapat menciptakan suasana kerja

yang tenang, aman, dan ada stabilitas pada sikap mental.

7) Pencegahan kadaluarsa (Obsolescence Prevention)

Pelatihan dapat mendorong kreatifitas dan inisiatif pegawai, langkah ini

diharapkan mampu mencegah sifat kadaluarsa.

8) Perkembangan pribadi (Personal Growth )

Memberi kesempatan bagi para pegawai untuk meningkatkan

kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki termasuk meningkatkan

perkembangan pribadi.

2.2.3 Jenis-jenis pelatihan

Pelatihan dirancang guna memenuhi sejumlah tujuan berbeda

sertadapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Menurut Mathis dan

Jackson (2012), terdapat beberapa jenis pelatihan seperti pada tabel 1.2 di

bawah ini.

No Alasan Keterangan

1 Pelatihan rutin. Pelatihan yang di butuhkan dan rutin dilakukan

guna memenuhi berbagai hukum yang berlaku dan

diharuskan sebagai pelatihan untuk seluruh

(27)

2 Pelatihan teknis. Pelatihan pekerjaan/teknis memungkinkan

pegawai melakukan pekerjaan, tugas, serta

tanggungjawab dengan baik.

3 Pelatihan antar pribadi

dan pemecahan sebuah

masalah.

Dimaksudkan mengatasi masalah antar pribadi dan

oprasional serta meningkatkan hubungan dalam

pekerjaan.

4 Pelatihan

perkembangan dan

inovatif

Menyediakan fokus jangka panjang guna

meningkatkan kapabilitas individu dan

organisasion untuk masa depan.

2.2.4 Prinsip-prinsip Pelatihan

Pelatihan dilaksanakan berpedoman pada sejumlah prinsip yang saling

terkait. Beberapa prinsip-prinsip pelatihan menurut Mc Gehee

(Mangkunegara 2006), yaitu:

1) Materi yang diberi secara sistematis dan berdasar pada tahapan-tahapan.

2) Tahapan-tahapantersebut harus disesuaikan pada tujuan yang akan di

capai.

3) Pelatih/pengajar/pemateri harus dapat memotivasi dan menyebarkan

respons yang berhubungan pada serangkaian materi pelajaran.

4) Ada penguat (reinforcement) untuk membangkitkan respons positif dari

peserta.

(28)

17

2.2.5 Komponen Pelatihan

Menurut Mangkunegara (2006) komponen-komponen yang perlu

diperhatikan dalam pelatihan antara lain:

1) Sasaran dan tujuan pelatihan harus jelas dan bisa diukur.

Pelatihan adalah cara yang dilakukan organisasi dalam

mengembangkan keterampilan dan pengetahuan pegawainya. Hal ini

dilakukan agar pegawai bisa saling membantu untuk mencapai tujuan

organisasi.

2) Pelatih harus ahlinya yang memadai (profesional ).

Keprofesionalan pelatih adalah sebuah keharusan. Hal ini disebabkan

karena pegawai adalah alat organisasi yang juga membutuhkan

ketrampilan.

3) Materi pelatihan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Pelatihan yang dilaksanakan mempunyai beragam materi yang tersaji

sesuai kebutuhan modal pelatihan yang menjadi prioritas organisasi

bagi pekerjanya, harus disesuaikan pada tujuan akhir pelatihan tersebut.

4) Metode pelatihan harus sesuai kemampuan pegawai yang menjadi

peserta.

Setiap pegawai mempunyai kekuatan dan kelemahan, hal tersebut wajar

mengingat manusia tidak ada yang sempurna. Organisasi harus

pintar-pintar menyeleksi dan memonitor metode apa yang sesuai dengan

(29)

dibutuhkan pegawai agar dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan diri.

5) Peserta pelatihan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Jika persyaratan dijalankan sesuai dengan yang berlaku, peserta

pelatihan akan mendapatk banyak keuntungan setelah melakukan

pelatihan. Sementara jika persyaratan diabaikan maka pelatihan diikuti

tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.

2.3 Pengembangan Pegawai 2.3.1 Definisi Pengembangan

Dalam beberapa literatur dibahas mengenai beberapa definisi

pengembangan, diantaranya sebagai berikut:

1) Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan process

pembelajaran jangka panjang menggunakan prosedur yang sistematis

dan terorganisasi, dimana manager mempelajari pengetahuan teoritis

dan konseptual, yang kemudian diimplementasikan pada

pengembangan Sumber Daya Manusia (Sikula 2001).

2) Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan kerja baik

teknis maupun managerial (Drs. Jan bella, dalam Hasibuan 2013).

3) Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah sebuah proses dari

(30)

19

a. Pendidikan

Ada dua level utama yang perlu perhatian dalam pendidikan, yaitu

tenaga operasional dan manager organisasi.

b. Pelatihan

Dilakukan untuk meningkatkan keterampilan pegawai dalam

mengemban pekerjaan aktual maupun yang akan diembannya.

Pelatihan juga dilakukan dalam rangka upgrading.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan pengembangan adalah

suatu proses untuk mengukur kinerja pegawai dan juga akan merencanakan

agar tetap terarah, dengan cara pendidikan dan pelatihan.

2.3.2 Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan pada umumnya menyangkut hal-hal berikut:

1) Produktifitas Kerja

Produktifitas pegawai akan meningkatkan kualitas dan kuantitas

produksi yang semakin membaik, karena human skill, technical skill,

dan managerial skill pegawai yang terus membaik.

2) Efisiensi

Pengembangan pegawai bertujuan meningkatkan efisiensi bahan baku,

waktu, tenaga, dan meminimalisir ausnya mesin-mesin. Pemborosan

berkurang, dengan biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing

(31)

3) Kerusakan

Pengembangan bertujuan mengurangi kerusakan produksi, barang, dan

mesin-mesin karena pegawai yang semakin terampil dan ahli dalam

menjalankan pekerjaanya.

4) Kecelakaan

Pengembangan bertujuan mengurangi tingkat kecelakaan pegawai,

sehingga jumlah pengobatan yang dikeluarkan instansi berkurang.

5) Karier

Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatan karier pegawai

semakin besar, karena keterampilan, keahlian, dan prestasi kerjanya

lebih baik.

2.3.3 Jenis-jenis Pengembangan

Jenis pengembangan yang diberikan pada pegawai antara lain:

1) Pengembangan informal

Pegawai atas usaha sendiri dan keinginan untuk melatih dan

mengembangkan diri untuk mempelajari buku-buku literatur yang ada

kaitannya pada pekerjaan ataupun jabatannya. Pengembangan seperti

ini sangat bermanfaat bagi instansi dikarnakan tidak perlu

mengeluarkan biaya cukup besar untuk melaksanakan pengembangan

(32)

21

2) Pengembangan secara formal

Pegawai ditugaskan instansi untuk mengikuti pendidikan atau

pelatihan, baik yang dilakukan instansi maupun oleh lembaga-lembaga

pendidikan atau pelatihan. Bagi pegawai, pengembangan ini sangat

bermanfaat karna mereka akan mempumyai keahlian, kemampuan,serta

keterampilan tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi.

2.3.4 Peserta Pengembangan

Peserta yang akan mengikuti pengembanganadalah pegawai baru dan

pegawai lama, baik di level tenaga operasional maupun di level manajerial.

1) Pegawai baru

Pegawai baru merupakan pegawai yang baru diterima dalam instansi.

Terdapat dua kategori dari pegawai baru, yaitu:

a. Pegawai baru berpengalaman

Pegawai baru berpengalaman merupakan pegawai lama yang telah

bekerja di instansi lain namun saat ini bekerja di instansi. Pegawai

ini pada umumnya merupakan pegawai yang tidak sulit dalam

melakukan adaptasi serta terampil untuk berbaur dan bekerja sama

dengan orang lain sesuai dengan pengalaman yang telah dimilikinya

pada instansi yang lama. Pegawai ini lebih di kembangkan, hanya

perlu penekanan pada masalah yang di hadapi oleh instansi serta

pekerjaan teknis yang terjadi dalam instansi.

(33)

Pegawai ini pada umumnya belum memahami seluk-beluk

pekerjaannya apa yang ada dalam instansi. Pegawai ini biasanya

memiliki pengalaman kerja yang minim, karena yang mereka

dapatkan dibangku pendidikan pada umumnya hanya teori. Pegawai

ini lebih tepat diberikan pelatihan yang berkelanjutan terkait dengan

pekerjaan teknis yang akan memudahkan dan mendukungnya

dengan optimal dalam bekerja.

2) Pegawai lama

Meskipun telah bekerja lama di instansi, tapi pengembangan sangat

diperlukan untuk meningkatkan kemampuan, keahlian, dan keaktualan

mereka dalam bekerja. Sistem pengembangan yang tepat pada

umumnya mampu meningkatkan, kompetensi dan keterampilan

pegawai sehingga moral kerja dan kinerjanya meningkat, yang akan

mendukung karirnya dimasa yang akan datang.

2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sumber daya manusia di

bagi secara Internal dan Eksternal yang berasal dari Organisasi.

1) Faktor Internal

(34)

23

a. Visi

Visi sangat berpengaruh pada proses pengembangan sumber daya

manusia yang ada didalam organisasi. Organisasi yang mempunyai

visi yang ambisius, luas, dan kuatberkecenderungan melakukan

pengembangan sumber daya manusia yang agresif dengan dana yang

memadai.

b. Misi

Misi merupakan visi dalam tingkatan yang lebih berorientasi pada

tahap operasional. Arahan merupakan misi yang penting yang perlu

dilakukan agara dapat mewujudkan visi. Organisasi yang gencar

dalam melakukan ekspansi mempunyai misi pengembangan sumber

daya manusia yang juga agresif.

c. Strategi pencapaian tujuan

Taktik yang tepat akan menghasilkan strategi yang baik, hal ini

membutuhkan dukungan pengembangan sumber daya manusia yang

baik pula.

d. Sifat dan jenis kegiatan

Banyaknya organisasi yangpekerjaanya memiliki kemampuan

tertentu akan berbeda dari organisasi pada umumnya yang

(35)

e. Teknologi

Organisasiyang dapat mengelola teknologi secaraefektif akan

menjadi organisasi yang unggul dan mampu berkompetisi dalam

berbagai tingkatan bisnis yang tersedia saat ini.

2) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar organisasi namun memberi pengaruh

terhadap pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh

organisasi.

a. Kebijaksanaan pemerintah

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, baik yang dikeluarkan

melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah,

surat-surat keputusan menteri dan lain sebagainya merupakan

arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut akan mempengaruhi program pengembangan

SDM pada suatu organisasi.

b. Sosio-budaya masyarakat

Suatu organisasi apa pun yang di didirikan untuk kepentingan

masyarakat yang mempunyai latar belakang sosio-budaya yang

berdeda-beda. Oleh sebab itu dalam pengembangan sumber daya

manusia dalam suatu organisasi faktor ini perlu di pertimbangkan.

c. Perkembangan ilmu pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan sangat dinamis dan organisasi

(36)

25

menyesuaikan diri dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan

sehingga mampu berkembang.

d. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi lebih kepada aspek eksternal yang muncul

diluar organisasi, dimana saat ini perkembangan teknologi sangat

cepat dan perlu di dukung dengan adanya kemampuan organisasi

(37)

26 BAB III

ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum

3.1.1 Sejarah

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah DIY merupakan

Satuan Kerja Perangkat Daerah dari Pemerintah Daerah DIY yang bertugas

melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang lingkungan hidup dan

kehutanan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah DIY merupakan

penggabungan dari dua instansi yang berbeda yaitu Badan Lingkungan Hidup

DIY dan Dinas Kehutanan DIY. Dalam upaya efisiensi pengelolaan dan tugas

pokok dengan fungsi serumpun, Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah

Istimewa Yogyakarta menetapkan penggabungan dua instansi Badan

Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan tersebut secara resmi pada Januari

2019. Secara umum dinas melaksanakan tugas di dalam melakukan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup

dan pengendalian dan pelestarian hutan negara, pengembangan hutan rakyat

dan penanganan lahan kritis .

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM)

Tahun 2010 sampai dengan 2014 sector kehutanan diwajibkan untuk

mempunyai peran, baik dalam membangunan ekonomi maupun

pembangunan lingkungan. Dari sisi pembangunan ekonomi, pendapatan

negara, sector kehutanan diharapkan bisa memberikan peran penting dalam

(38)

27

pendapatan secara nyata. Dari sisi pembangunan lingkungan, sector

kehutanan secara langsung maupun tidak langsung, dituntut untuk bisa

memberikan dukungan untuk terselenggaranya pembangunan sektor lain

secara berkelanjutan melalui penyediaan produk dan jasa ekologi termasuk

didalamnya perlindungan keanekaragaman hayati, stabilitas tata lingkungan,

melestarikan dan memanfaatan plasma nutfah dan pengelolaan tata air dan

udara. Dalam bidang pembangunan lingkungan, peran kehutanan sangat

nyata di lingkup daerah, nasional dan global terkait mitigasi dan adaptasi

perubahan iklim.

Berdasarkan prinsip keutuhan, keterpaduan dan berkelanjutan,

pembangunan kehutanan yang diterapkan dalam Rencana Kementerian

Kehutanan pada tahun 2010 sampai dengan 2014 tetap melanjutkan kebijakan

utama pembangunan kehutanan sebelumnya dirumuskan:

1) Pemantapan kawasan hutan,

2) Penanggulangan hutan dan penaikan daya dukung tiap daerah aliran sungai

3) Melaksanaan penataan dan perlindungan hutan

4) Melaksanakan rehabilitasi dan produksi hutan serta pemasarannya

5) Melaksanakan pengembangan, perlindungan, pengolahan dan pemasaran

hasil perkebunan

6) Melaksanakan koordinasi perizinan di bidangkehutanan dan perkebunan

7) Pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya

(39)

Kesinambungan penetapan sasaran pembangunan kehutanan tahun

2005 sampai dengan 2009 menjadi peran yang penting dalam menetapkan

sasaran pembangunan tahun 2010 sampai dengan 2014, yang merupakan

bagian dari pelaksanaan periode kedua dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJN) Tahun 2005 sampai dengan 2025. Perumusan

lingkup pembangunan kehutanan yang diterapkan dalam Rencana Strategis

(Renstra) Tahun 2010 sampai dengan 2014 ini, dilakukan berdasarkan arahan

prioritas pembangunan nasional di sector kehutanan dalam RPJMN Tahun

2010 sampai dengan 2014.

Pembangunan kehutanan dijalankan bedasarkan berlandaskan mandate

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 dan Undang-undangNomor 5 tahun

1990 yakni pengurusan sumber daya alam sebagai satu kesatuan ekosistem.

Dalam penyelenggaraan pengurusan sumber daya hutan terdapat tiga dimensi

utama, yaitu :

1) Keberadaanlahan yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan dalam

luasan yang cukup dan sebaran spasial yang proporsional

2) Keadaan wujud dari biofisik hutan berupa satwa dan tumbuhan serta

wujud dari abiotik yang terletak pada lahan yang diperuntukkan sebagai

kawasan hutan dengan berkualitas dan berkuantitas yang tinggi

3) Tata kelola sumber daya hutan baik menyangkut aspek kelola ekonomi,

ekologi / lingkungan maupun sosial, yang menjadi ciri dan fungsi sumber

(40)

29

Posisi strategis sumber daya hutan dalam konteks pembangunan nasional

memiliki dua fungsi utama, yaitu (1) Peran hutan dalam pembangunan

ekonomi terutama dalam menyediakan barang dan jasa yang memberikan

kontribusi terhadap pembangunan perekonomian nasional daerah dan

masyarakat; (2) Peran hutan dalam pelestarian lingkungan hidup dengan

menjaga keseimbangan sistem tata air, tanah dan udara sebagai unsure

utama daya dukung lingkungan dalam system penyangga kehidupan.

3.1.2 Visi

Terwujudnya dari hutan lestari dan agribisnis perkebunan yang berdaya

saing guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penjelasannya adalah

sebagai berikut :

1) Hutan lestari

Hutan lestari adalah hutan yang memiliki kondisi ditinjau dari aspek

ekologi, ekonomi, sosial budaya dapat berfungsi secara optimal

berkelanjutan.

2) Agribisnis

Agribisnis adalah sistem pengusahaan kebun dan hasil hutan meliputi sub

sistem hulu, yaitu kegiatan yang digunakan unutk menginput, sarana dan

sumber daya alam dalam menghasilkan produk primer, sampai sub

sistem hilir, yaitu industri yang mengolah produk primer menjadi produk

antara produk akhir serta kelancaran pemasaran dan penyediaan jasa

(41)

3) Perkebunan

Perkebunan adalah kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada

tanah ataupun media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai,

mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman dengan

bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen

untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan

masyarakat.

4) Daya saing

Daya saing adalah keunggulan komoditas perkebunan untuk memenuhi

permintaan pasar

5) Peningkatan kesejahteraan masyarakat

Peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah peningkatan manfaat

sumberdaya kehutanan dan perkebunan bagi masyarakat

3.1.3 Misi

1) Mewujudkan tata kelola hutan lestari.

Misi yang akan diemban untuk mewujudkan hutan lestari,

memanfaatkan secara maksimal yang dilakukan dengan adanya jaminan

kelangsungan fungsi hutan secara berkelanjutan baik secara ekomoni,

ekologi dan social budaya sehingga dapat untuk mendukung peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

2) Mewujudkan Agribisnis perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya

(42)

31

Dilaksanakan untuk tercapainya perusahaan kebun yang dijamin

keberlanjutan hasil yang diupayakan mulai dari sub system hulu yait

ukegiatan yang menggunakan cara input, sarana dan sumber daya alam

yang menghasilkan produk primer sampai sub system hilir yaitu industri

yang mengolah produk primer menjadi produk antara atau produk akhir

serta dapat melancarkan pemasaran dan menyediakan jasa usaha.

Pelaksanaan ini mencakup upaya dalam peningkatkan produksi

perkebunan dengan cara pengutuhan tegakan, rehabilitasi tanaman dan

intensifikasi di tingkat onfarm seperti penggunaan pengendalian hama

bibit unggul, pemanfaatan teknologi dan penyediaan berbagai sarana

sehingga produk perkebunan dapat tersedia secara berkelanjutan dan

upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk perkebunan melalui

(43)

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Gambar 3.1 Dukungan Program dan Kegiatan Tehadap Visi dan Misi Tabel 3.1 Keterkaitan Antara Misi dan Tujuan

Misi Tujuan

Optimalisasi pemanfaatan potensi

sumber daya hutan

Terwujudnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan berkelanjutan Mengurangi luas lahan kritis dengan

rehabilitasi hutan dan lahan

Terwujudnya rehabilitasi hutan dan lahan

Meningkatkan perlindungan sumber daya hutan dan ekosistemnya

Terwujudnya perlindungan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya Memantapkan tata kelola hutan untuk

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

Terwujudnya tata kelola hutan

Meningkatkan produksi produk

perkebunan secara berkelanjutan

Terwujudnya peningkatan produksi perkebunan berkelanjutan

(44)

33

Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk secara berkelanjutan

Terwujudnya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk perkebunan berkelanjutan

3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas kehutanan dan Perkebunan Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan satuan kerja perangkat daerah dari Pemerintah Daerah Istimewa

Yogyakarta yang bertugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di

bidang kehutanan dan perkebunan. Secara umum dinas mengemban tugas di

dalam pengendalian dan pelestarian hutan negara, pengembangan hutan

rakyat dan penanganan lahan kritis serta pengelolaan perkebunan rakyat.

Berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tugas

“Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di Bidang Kehutanan dan

Perkebunan serta kewenangan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang di

berikan pemerintah”. Sejalan dengan tugas yang di emban tersebut maka

Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY memiliki fungsi dalam :

1) Penyusun Program dan Pengendalian dalam bidang Kehutanan dan

Perkebunan

2) Perumusan Kebijakan teknis dibidang Kehutanan dan Perkebunan

3) Pelaksanaan Penataan dan Perlindungan Hutan

4) Pelaksanaan Rehabilitasi dan Produksi hutan dan pemasarannya

5) Pelaksanaan Perlindungan, pemasaran hasil perkebunan , Pengolahan dan

pengembangan

(45)

7) Pelaksanaan Pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya

8) Penyelenggaraan kegiatan kehutanan dan perkebunan antar kabupaten /

kota

9) Pemberian fasilitas penyelenggaraan bidang kehutanan dan perkebunan

antar kabupaten / kota.

3.1.5 Struktur Organisasi

Berdasarkan peraturanyang tercantum di daerah Yogyakarta nomor 6

Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu :

1) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2) Sekretariat

a. Sub-Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub-Bagian Keuangan

c. Sub-Bagian Program dan Informaasi

3) Bidang Penataan dan Perlindungan Hutan

a. Seksi Penataan Hutan

b. Seksi Pengamanan Hutan

c. Seksi Konservasi dan Perlindungan Hutan

4) Bidang Rehabilitasi dan Produksi Hutan

a. Seksi Rehabilitasi dan Pembibitan Hutan

b. Seksi Produksi dan Pemasaran Hasil Hutan

c. Seksi Penatausahaan Hasil Hutan

(46)

35

a. Seksi Pengembangan Tanaman Tahunan

b. Seksi Pengembangan Tanaman Semusim

c. Seksi Perlindungan dan Perbenihan

6) Bidang Kelembagaan, pengolahan dan Sarana Prasarana Perkebunan

a. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan

b. Seksi Penyuluhan dan Kelembagaan Perkebunan

c. Seksi Sarana Prasarana Perkebunan

7) Unit Pelaksanaan Teknis Daerah(UPTD)

a. Balai Pembenihan Kehutanan

b. Balai Kesatuan Hutan

c. Balai Pengelolaan Hutan

d. Balai Hutan Raya Bunder

(47)

Berikut ini adalah bagan Struktur Organisasi Dinas Kehutanan dan

Lingkungan Hidup DIY :

Sumber : Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY 2012-2017

Gambar 3.2 Garis Besar Susunan Pengurus Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan DIY

(48)

37

Berikut ini adalah Bagan Susunan Organisasi Balai Perbenihan Kehutanan :

Sumber : Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY 2012-2017

Gambar 3.3 Bagan Susunan Organisasi Balai Perbenihan Kehutanan

Berikut ini adalah bagan susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis :

Sumber : Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY 2012-2017

Gambar 3.4 Bagan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Berikut ini adalah susunan Organisasi Balai Kesatuan Pengelolan Hutan :

Sumber : Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY 2012-2017 Balai Perbenihan

Kehutanan

Subbagian Tata Usaha Seksi Pengembangan Perbenihan Seksi Sertifikasi Benih Kehutanan

Balai Kesatuan Hutan Yogyakarta Subbagian Tata Usaha Seksi Perencanaan dan Reboisasi Seksi Pemanfaatan Hutan Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Yogyakarta Subbagian Tata Usaha Seksi Perencanaan dan Reboisasi Seksi Pemanfaatan Hutan

(49)

Gambar 3.5 Bagan Susunan Organisasi Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan DIY

Berikut ini adalah susunan Organisasi Balai Hutan raya Bunder :

Sumber : Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY 2012-2017 Gambar 3.6 Bagan Susunan Organisasi Balai Taman Hutan Raya Bunder

Berikut ini adalah susunan Organisasi Balai Pengelolaan Sampah

Sumber : Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY 2012-2017 Gambar 3.7 Bagan Susunan Organisasi Balai Pengelolaan Sampah

3.2 Data Khusus

3.2.1 Proses Pelaksanaan Pelatihan

Balai Taman Hutan Raya Bunder

Subbagian Tata Usaha

Seksi Perencanaan

(50)

39

Sumber : Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY 2012-2017 Gambar 3.8 Bagan Proses Pelatihan

Proses pelatihan yang dilakukan oleh setiap instansi memiliki kebijakan

yang berbeda. Pada instansi yang berkaitan dengan kedinasan, pelatihan

dilakukan diluar instansi tersebut. Semua kedinasan yang berada di Daerah

Yogyakarta dilakukan di Badan Diklat Provinsi Yogyakarta, khususnya

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Badan Diklat Provinsi Yogyakarta

melakukan pelatihan sesuai dengan bidang yang ada didalam masing-masing

instansi.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY melakukan pelatihan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai aturan diklat di Dinas

Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau instansi kedinasan lainnya. Di Dinas

Lingkungan Hidup dan Kehutanan pelatihan dilakukan sesuai dengan jabatan

fungsional dan jabatan non fongsional yang ada dalam instansi. Jabatan

fungsional adalah pegawai yang memiliki keahlian khusus dalam bidang

kehutanan dan lingkungan, sedangkan jabatan non fungsional adalah jabatan

umum.

Untuk pelatihan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki

(51)

Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan minimal pendidikan akhir S1/D4.Di Dinas Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pendidikan akhir S1/D4 dan

memiliki Jabatan Fungsional yang akan lebih di prioritaskan untuk mengikuti

Diklatterlebih dahulu dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

pendidikan akhirnya D3 atau dibawahnya dan Jabatan non Fungsional.

Jika masih ada pegawai di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

yang pendidikan akhirnya D3 atau kebawah, akan di sekolahkan kembali

oleh instansi.Semua pegawai bisa mengikuti pelatihan yang diadakan oleh

instansi sesuai dengan jabatan masing-masing, terkecuali pegawai baru

(CPNS).

Selain mengikuti pelatihan (Diklat) di Badan Diklat Provinsi

Yogyakarta, pegawai juga bisa mengikuti pelatihan lainnya, seperti

mengikuti seminar-seminar yang diadakan pihak dari luar instansi. Seminar

yang di ikuti pegawai akan mempengaruhi nilai yang akan diperoleh dalam

Sasaran Kerja Pegawai (SKP).

3.2.2 Proses Pelaksanaan Pengembangan

Proses Pelaksanaan Pengembangan di Dinas Lingkungan Hidup dan

Kehutanan berkaitan dengan nilai sasaran kerja pegawai yang dilakukan

setiap per satu bulan sekali. Selain itu, ada juga penilaian sasaran kerja

pegawai yang dilakukan dalam kurun waktu satu tahun sekali. Penilaian

sasaran kerja pegawai per satu bulan merupakan penilaian rutin dari instansi,

(52)

41

hasil rekapan dari keseluruhan nilai sasaran kerja pegawai yang rutin

dilakukan setiap bulannya. Penilaian-penilaian tersebut akan mempengaruhi

pengembangan pegawai sesuai dengan tugas dan kewajiban yang di kerjakan

oleh pegawai.

Tabel 3.2 Kontrak Kerja Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan N

O

I. PEJABAT PENILAI N

O

II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI 1 Pangkat/Gol.

Ruang

Penata Tingkat I, III/d

1 Pangkat/Gol. Ruang Pengatur tingkat I, II/d

2 Jabatan Kepala

Subbgian Keuangan, Sekretariat

2 Jabatan Pengadministrasian

Keuangan, Subbagian Tata Usaha

3 Unit Kerja DLHK 3 Unit Kerja DLHK

N O

I TUGAS POKOK JABATAN A

K TARGET KUANTITAS /OUTPUT KUALITAS/ MUTU WAKTU BIAYA 1 Melayani/ menyiapkan

penerimaan dan pengiriman naskah dinas, dokumen Keuangan atau barang yang akan dikirim keluar dengan menerima, memeriksa dan menandatangani tanda terima untuk diproses lebih lanjut.

1 100 Surat 100 12 Bulan 0,00 2 Mengadministrasikan, mengelompokan dan mengendalikan pengelolaan penyimpanan naskah dinas, dokumen keuangan dan dokumentasi kegiatan. 2 120 Surat 100 12 Bulan 0,00 3 Mengajukan Persekot SPP ke bendahara balai. 3 12 Laporan 100 12 Bulan 0,00

4 Membelanjakan alat tulis

kantor dan cetakan

4 12 Dokumen 100 12 Bulan 0,00 5 Melaksanakan perencanaan dan pembuatan SPJ. 5 36 Dokumen 100 12 Bulan 0,00

(53)

6 Mengendalikan persekot

kegiatan Subbagian tata

usaha/SPP. 6 120 Berkas 100 12 Bulan 0,00 7 Menyiapkan penyelenggaraan

rapat baik tempat, hidangan

maupun dokumen yang

dibutuhkan 7 12 Laporan 100 12 Bulan 0,00 8 Membuat laporan

pelaksanaan tugas pada atasan langsung

8 4 Laporan 100 12

Bulan

0,00

9 Melaksanakan tugas dinas lain yang diperintahkan atasan sesuai tugas dan jabatan

9 12

Laopran

100 12

Bulan

0,00

Kontrak Kerja Pegawai adalah rencana dan target kegiatan untuk

setahun mendatang. Semua pegawai atau karyawan yang berada pada instansi

pemerintahan dan perusahaan wajib membuat perjanjian kerja untuk

mengukur pencapain kerja setiap tahun para pegawai atau karyawan. Kontrak

Kerja Pegawai dibuat terlebih dahulu dengan mencantumkan identitas pejabat

atasan penilai dan pegawai negeri sipil yang dinilai terdiri dari

pangkat/golongan, jabatan, dan unit kerja. Selanjutnya Pegawai Negeri Sipil

yang akan dinilai mencantumkan tugas pokok jabatan dan target yang

meliputi kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya.

Tabel 3.3 Sasaran Kerja Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

N o.

TUGAS POKOK JABATAN A K TARGET A K REALISASI PERHITUN GAN NIL AI SKP KUA NTIT AS KUA LITA S WAKT U BIA YA KUAN TITAS KUALI TAS WAKT U BIAY A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 Melayani/ menyiapkan penerimaan dan pengiriman naskah dinas, dokumen Keuangan atau barang yang akan dikirim keluar dengan menerima, memeriksa dan menandatangani tanda terima untuk diproses lebih lanjut. 100 surat 100 12bula n 0,00 88 surat 78 12bulan 242 80,67

(54)

43

2 Mengadministrasikan, mengelompokan dan mengendalikan pengelolaan penyimpanan naskah dinas, dokumen keuangan dan dokumentasi kegiatan. 120 surat 100 12bula n 0,00 107 surat 79 12 bulan 244,17 81,39 3 Mengajukan Persekot SPP ke bendahara balai. 12 lapor an 100 12bula n 0,00 12 laporan 78 12 bulan 254 84,67

4 Membelanjakan alat tulis kantor dan cetakan. 12 doku men. 100 12bula n 0,00 7 dokum en 78 12 bulan 212,33 70,78

5 Melaksanakan perencanaan dan pembuatan SPJ. 36 doku men 100 12 bulan 0,00 34 dokum en 78 12 bulan 248,44 82,81

6 Mengendalikan persekot kegiatan Subbagian tata usaha/SPP.

120 berka s 100 12bula n 0,00 112 berkas 78 12 bulan 247,33 82,44 7 Menyiapkan penyelenggaraan rapat baik tempat, hdangan maupun dokumen yang dibutuhkan 12 lapor an 100 12bula n 0,00 10 laopran 78 12 bulan 237,33 79,11

8 Membuat laporan pelaksanaan tugas pada atasan langsung

4 lapor an 100 12 bulan 0,00 4 laporan 79 12 bulan 255 85

9 Melaksanakan tugas dinas lain yang di perintahkan atasan sesuai tugas dan jabatan

12 lapor an 100 1bulan 0,00 9 laporan 77 1 2 bulan 228 76

II. TugasTambahan dan Kreativitas

NILAI CAPAIAN SKP

80,32 (Baik )

Sasaran Kerja Pegawai merupakan pencapaian dari kegiatan dan tugas

pegawai yang diwujudkan sebagai ukuran prestasi kerja. Sasaran Kerja

Pegawai terdiri dari beberapa aspek seperti kualitas, kuantitas, biaya dan

waktu. Kuantitas (Pencapain Output) dapat berupa konsep,surat, laporan,

dokumen, naskah, dan lain-lain. Kualitas (Pencapaian Kualitas) merupakan

hasil kerja pegawai yang terbaik.

Sasaran Kerja Pegawai dibuat oleh instansi untuk menilai Pegawai

Negeri Sipil yang dinilai pada akhir tahun yang merupakan realisasi dari

(55)

dibuat dengan cara memasukan realisasi pelaksanaan tugas pokok jabatan

(56)

45

Tabel 3.4 Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai adalah hasil dari penjumlahan antara

nilai sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja. Penilaian Prestasi Kerja

dilakukan pada setiap akhir tahun dan yang menilai adalah atasan pegawai

negeri sipil. Penilaian prestasi digunakan untuk mengetahui seberapa sejauh

kinerja para Pegawai Negeri Sipil yang dinilai oleh atasan. Kegiatan penilaian

ini dapat memberikan umpan balik dari personalia kepada pegawai negeri

sipil dalam pelaksanaan kerja mereka.

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil yaitu dengan cara

menjumlahkan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja yang terdiri dari

orientasi integritas, pelayanan, disiplin, kerjasama, komitmen, dan

kepemimpinan. Sasaran Kerja Pegawai diberi bobot 60% dan perilaku kerja

(57)

angka amat baik adalah 90-100, baik 76-90, cukup 61-75, sedang 51-60,

kurang 50 kebawah.

Dari penilaian diatas dapat mengetahui kualitas kinerja pegawai dalam

kurun waktu satu tahun, dan dapat menjadi acuan personalia untuk melakukan

pengembangan pegawai dari hasil penilaian tersebut. Pengembangan yang

dilakukan berupa kenaikan golongan/pangkat pegawai apabila memenuhi

kriteria yang telah di tentukan oleh instansi. Kriteria disini berupa pencapaian

penilaian Sasaran Kerja Pegawai, semisal penilaian dalam dua tahun terakhir

meningkat, pegawai dapat dinaikan golongan/pangkatnya. Kenaikan

golongan/pangkat tersebut misalnya Pegawai Negeri Sipil yang awalnya

berada pada golongan III/a menjadi golongan III/b. Sebaliknya, apabila hasil

dari penilaian pegawai tersebut kurang memenuhi standar atau menurun akan

mengahambat kenaikan golongan/pangkat dari pegawai tersebut.

3.2.3 Hambatan Proses Pelatihan dan Pengembangan

1) Hambatan Pada Saat Proses Pelatihan

a. Habatan dari pelaksana.

Hambatan yang ada dalam proses pelatihan di Dinas Lingkungan

Hidup dan Kehutanan, pelatihan (Diklat) yang dilakukan di Badan

Diklat Provinsi Yogyakarta memiliki batas kuota terbatas. Apabila

kuota pelatihan (Diklat) sudah tidak mencukupi, maka pegawai akan

menunggu untuk mengikuti pelatihan (Diklat) di periode

selanjutnya.

(58)

47

Hambatan lain yang ada dalam Dinas Lingkungan Hidup dan

Kehutanan, ketika instansi sudah membuat surat untuk mengajukan

pelatihan (Diklat) salah satu pegawai untuk mengikuti pelatihan

tetapi, pegawai tersebut menolak untuk mengikuti pelatihan yang

diajukan oleh instansi.

2) Hambatan Pada Saat Proses Pengembangan

Dalam proses pengembangan, hambatan yang ditemukan ketika

nilai dari Sasaran Kerja Pegawai (SKP) tersebut kurang dari nilai

minimum yang sudah ditentukan. Hasil penilaian pegawai yang kurang

dari nilai minimum akan menghambat kenaikan golongan/pangkat dari

pegawai itu sendiri.

Pegawai yang terhambat kenaikan golongan/pangkatnya diharuskan

mengkuti kontrak kerja di tahun berikutnya guna untuk meningkatkan

penilaian pegawai itu sendiri. Pegawai diminta untuk meningkatkan

(59)

47 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1) Sebelum pelaksanaan proses pelatihan, dilakukan identifikasi jabatan

fungsional untuk kemudian direncanakan program proses pelatihan sesuai

dengan masing-masing jabatannya. Proses pelatihan dilaksanakan di Badan

Diklat Provinsi Yogyakarta.

2) Dalam proses pelaksanaan pengembangan, Dinas Lingkungan Hidup dan

Kehutanan DIY melakukan penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang

biasa dilakukan setiap satu bulan sekali dan satu tahun sekali.

3) Kenaikan golongan/pangkat pegawai dapat dilakukan apabila telah

memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh instansi, kriteria yang

dimaksud dapat berupa pencapaian penilaian Sasaran Kerja Pegawai

(SKP)meningkat dalam daua tahun terakhir pegawai dapat dinaikkan

golongan/pangkatnya.

4) Hambatan dalam proses pelatihan dibagi menjadi dua, yaitu hambatan bagi

pelaksana dan bagi peserta. Bagi pelaksana, hambatan yang ada kouta

pelatihan (Diklat) terbatas. Sedangkan bagi peserta, hambatan yang terajdi

berupa penolakan pegawai untuk mengikuti pelatihan (Diklat).

5) Hambatan pada saat proses pengembangan, biasanya hasil dari nilai

pegawai yang kurang dari nilai minimum memiliki akan menghambat

(60)

48

4.2 Saran

Adapun saran-saran yang disampaikan berdasarkan dari kegiatan

selama magang di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY adalah

sebagai berikut :

1) Seharusnya instansi bisa lebih mendorong pegawainya untuk mengikuti

pelatihan (Diklat) agar pegawai dapat mengikuti pelatihan (Diklat) secara

sistematis dengan apa yang sudah di ajukan oleh instansi.

2) Pegawai seharusnya dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kontrak

kerja yang sudah tertera di bidangnya masing-masing agar dalam penilaian

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) mendapatkan nilai sesuai sehingga kenaikan

pangkat/golongan pegawai tidak terhambat.

3) Pegawai harus bisa disiplin lagi dalam mengumpulkan nilai Sasaran Kerja

Pegawai (SKP) tiap bulan dan tahunnya agar dapat segera di perbaiki jika

(61)

DAFTAR PUSTAKA Flippo, E. B. (2002). Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga.

Flippo, E. B. (2011). Manajemen Personalia. Jakarta: PT. Gelora Askara Pratma. French, W. (2001). The Personnel Management Process. Boston: Houghton Mifflin

Company.

Handoko, H. (2014). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, M. S. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Akasara. Mangkunegara, A. P. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Jakarta: Eresco.

Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (t.thn.).

Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit In Media. Priyono. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo: Zitama.

Schuler , R., & Jackson , S. (2006). Human Resource Management. Thomson South Western: masion.

Sikula, A. E. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga. Sumardjo, M., Sumardjo, M., & Priansa, D. J. (2018). Manajemen Pengembangan

(62)

50

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(63)
(64)

52

(65)

Gambar

Gambar 1.1 Peta LokasiMagang
Gambar 3.1 Dukungan Program dan Kegiatan Tehadap Visi dan Misi
Gambar 3.2 Garis Besar Susunan Pengurus Dinas Lingkungan Hidup Dan  Kehutanan DIY
Gambar 3.3 Bagan Susunan Organisasi Balai Perbenihan Kehutanan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis yang berjudul Analisis Kepuasan Wisatawan Terhadap Kualitas Porduk Jasa Wisata Mangrove Di Desa Karangsong

Sebagai contoh, dalam memasarkan produknya, dalam setiap foto yang diunggah, Pik Ame Ame menyertakan hashtags atau tanda pagar #tehthailandjogja, maka foto atau video tersebut

karena harga diri siswa ditingkatkan dan harga diri mereka yang panduan untuk signifikansi lebih dalam subjek. Selama studi penelitian menunjukkan 5ES Belajar petunjuk Cycle

Gula kelapa hasil pengolahan nira masih dibuat dengan cara tradisional sehingga mudah terkontaminasi oleh mikroba. Jamur dapat mengkontaminasi nira sehingga perlu

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk masing- masing variabel dalam penelitian ini baik itu variabel tekanan ketaatan

Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian Hijab Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember; Riskiyana Ulfa ; 100810201088; 2014;

 Jumlah penumpang angkutan udara domestik Januari 2017 yang berangkat dari Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 282.259 orang atau mengalami penurunan sebesar 2,23 persen dari