• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Pada Kantor Desa Doro.O o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Pada Kantor Desa Doro.O o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Pada Kantor Desa Doro.O’o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima

Abdul Kadir; Muhamadong; Arif Budiman

Program Studi Ilmu Administrasi STISIP Mbojo Bima Korespondensi email : abdulkadir201711@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah Pengaruh Manajerial Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Pada Kantor Kepala Desa Doro.O’o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima ? 2. Bagaimana Tanggapan Masyarakat Terhadap Kinerja Perangkat Desa Doro.O’o Terhadap Pelayanan Public Pada Kantor Kepala Desa Doro.O’o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima ?. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui Pengaruh Manajerial Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Pada Kantor Kepala Desa Doro.O’o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima. 2) Untuk mengetahui Pengaruh Manajerial Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Pada Kantor Kepala Desa Doro.O’o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima. Manfaat Penelitian. 1). Bagi Pemerintah Desa diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap kepentingan publik. 2). Bagi pihak akademisi diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji permasalahan dibidang yang sama. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yakni penelitian deskriptif.dengan menggunakan Mix Methode yakni gabungan dari dua alat pengumpul data adalah wawancara dan angket (kuesioner). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menurut Sanapiah Faisal (1995) dimaksudkan “ Penelitian deskriptif dimaksudkan sebagai upaya eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial (karenanya sering pula disebut sebagai penelitian eksplorasi”. Hasil Dan Pembahasan. Direktif Sangat baik nilai oleh responden sebanyak 15 orang atau 50 % Konsulatif Sangat baik 46,47, Partisipatif Sangat baik 50, Delegatif di nilai Sangat baik 53,33 Kesimpulan : Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya terutama pada Bab Pembahasan Hasil Penelitian, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan variabel kaitan dengan kemampuan manajerial kepala desa terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat desa Doro.O’o, baik itu kemampuan Direktif (50 %), Kemampuan Konsulatif (46,67 %), Kemampuan Partisipatif (50 %), dan Delegatif (53,33 %), Kepala desa dan perangkat desa Doro.O’o memiliki sikap disiplin hal ini diungkapkan oleh responden sebanyak 53.33 %, Saran-Saran : maka melihat dari hasil olahan kuesioner tesebut maka disarankan untuk dipertahankan hasil yang dicapai dan seyogyanya terus dikembangkan sehingga benar-benar mencapai hasil yang maksimal. !). Dengan melihat hasil analisis data yang diperoleh sangat baik (rata-rata 51,67 %) kaitan dengan kualitas perangkat desa sebagai wujud kualitas hasil kerja perangkat desa desa Doro.O’o, baik tentang Ketepatan dalam menjalankan tugas, Ketelitian dalam menjalankan tugas, Kerapian dalam menghasilkan tugas, dan Kebersihan dalam menghasilkan pekerjaan, maka disarankan untuk dipertahankan hasil yang dicapai dan seyogyanya terus dikembangkan sehingga benar-benar mencapai hasil yang maksimal.

(2)

PENDAHULUAN

Pemerintah desa pada umumnya menjadi perhatian utama publik. Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman tersebut, masyarakat memerlukan pemimpin yang baik serta berkualitas sehingga pelayanan publik dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara cepat, efektif dan akuntabel. Sebagaimana yang telah di atur dalam Undang – Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, Kepala Desa mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut (1) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, pemberdayan kemasyarakatan, dan serta pembinaan kemasyarakatan (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa mempunyai wewenang (a) memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD; (b) mengajukan rancangan peraturan desa; (c) menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD; (d) menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDesa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD; (e) membina kehidupan masyarakat desa; (f) membina perekonomian desa; (g) mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; (h) mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan (i) melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. ( UU. No. 6 Tahun 2014 tentang Desa ).

Sebagai pemimpin pemerintahan di tingkat yang paling bawah, kepala desa mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengarahkan dan memimpin perangkat desa serta masyarakat di desa menuju keberhasilan pembangunan baik secara moral

maupun material. Namun demikian sampai saat ini sebagian opini masyarakat menyatakan bahwa pemerintah desa dinilai belum dapat melayani kebutuhan masyarakat secara optimal, hal ini di karenakan kepala desa dalam memimpin penyelengaraan pemerintahan desa dirasa kurang tegas berkaitan dengan disiplin perangkat desa. Sejalan dengan meningkatnya tuntutan akan hak–hak yang harus diterima oleh masyarakat, maka kinerja perangkat desa pemerintah desa semakin banyak mendapatkan sorotan baik dari lembaga formal yang menjadi instansi atasnya, lembaga sosial kemasyarakatan maupun masyarakat pada umumnya. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari pemerintah, karena pemerintah desa merupakan organisasi pemerintah terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Kegiatan apapun yang terjadi di wilayah desa akan dipandang oleh masyarakat sebagai tanggung jawab pemerintah desa.

Berdasarkan temuan awal/studi pendahuluan yang ada di lokasi penelitian, peneliti melihat ada beberapa masalah sebagai berikut (1). Rendahnya tingkat kehadiran perangkat desa di hari kerja, sesuai dengan peraturan desa yang berlaku hari kerja pemerintah desa adalah setiap hari senin sampai dengan hari jumat yang dimulai pukul 07.30 wita, dan berakhir pukul 15.00 wita. Namun dalam kenyataannya banyak perangkat desa yang masuk kerja pukul 08.30 wita, dan pulang pukul 13.00 wita. perangkat desa sudah meninggalkan balai desa. selain kurang tertibnya perangkat desa dalam mematuhi waktu kerja, banyak di antara para perangkat yang kurang disiplin dalam kehadiran ini dapat dilihat dari jumlah absensi, dimana rata-rata setiap bulannya setidaknya dari 20 hari kerja terdapat 8 kali atau 40 %. Perangkat desa yang tidak masuk kerja; (2) Rendahnya tingkat pendidikan perangkat desa, juga

(3)

mengakibatkan kurangnya kesadaran dalam memahami jadwal masuk kerja sementara pendidikan bagi perangkat desa rata-rata sekolah menengah umum atau sederajat namun dalam kenyataannya yang terdapat di desa Doro.O’o dari 11 perangkat desa yang ada, terdapat 8 orang yang berpendidikan sekolah menengah atas, 2 perangkat desa lulusan sarjana, 1 perangkata desa lulusan diploma; (3) Kurangnya pemahaman mengenai penggunaan teknologi khususnya komputer, komputer merupakan sarana penunjang kinerja perangkat desa dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat karena semua kegiatan administrasi, surat menyurat dan pelaksanaan tugas serta kegiatan lainnya mengunakan computer.

Namun secara keseluruhan pelayanan publik yang ada di kantor kepala desa Doro.O’o telah dilakukan dengan cukup baik dimana setiap masyarakat yang memerlukan pelayanan selalu dilayani dengan baik.

Peranan seorang kepala desa sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi pemerintahan yang baik yang diharapkan oleh masyarakat termasuk organisasi pemerintahan desa karena kepala desa adalah merupakan seorang manajerial yang memiliki fungsi mengatur, mengarahkan, mengkoordinisi, mengevaluasi serta mengkontrol kinerja bawahan sehingga dengan cara itu dapat meningkatkan kinerja perangkatnya dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja perangkat desa merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Perumusan Masalah Bagaimanakah

Pengaruh Manajerial Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Pada Kantor Kepala Desa Doro.O’o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima? Bagaimana Tanggapan

Masyarakat Terhadap Kinerja Perangkat Desa Doro.O’o Terhadap Pelayanan Public Pada Kantor Kepala Desa Doro.O’o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima?

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian dan definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan tiap pimpinan di dalam organisasi yang memiliki sifat mampu mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya bekerja dengan gairah, bersedia bekerjasama dan mempunyai disiplin tinggi, dimana para bawahan diikat dalam kelompok secara bersama-sama dan mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu. Kepemimpinan merupakan keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama.

Perkataan pemimpin atau leader memiliki berbagai pengertian. Pemimpin merupakan dampak interaktif dari faktor individu atau pribadi dengan faktor situasi. Karjadi (1989) mendefinisikan pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan orang lain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dengan hasil yang diharapkan.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat (Thoha, 1993). Kebanyakan orang menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe kepemimpinan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (2003) bahwa gaya kepemimpinan seseorang

(4)

adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang yang bersangkutan.

Perilaku pemimpin dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan gaya kepemimpinan seseorang. Gaya tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan Direktif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata.

2. Gaya Kepemimpinan Konsultatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh pemimpin setelah mendengarkan masukan/saran dari bawahan.

3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.

4. Gaya Kepemimpinan Delegatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.

2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia atau sering pula disebut manajemen keperangkat desaan atau manajemen personalia

merupakan anak atau cabang daripada manajemen. Manulang dalam Muhamadong (2015 : 34) menyatakan bahwa :

”Manajemen adalah untuk memperoleh hasil melalui orang lain, dan karena manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu cabangnya, maka iapun mempunyai sasaran yang sama dengan manajemen, dengan tekanan utama terpeliharanya human relationship yang baik antar individu dan bahwa setiap individu berusaha memberi kontribusinya yang optimal dalam pencapaian tujuan organisasi ”

Definisi manajemen sumber daya manusia yang dapat diterima secara universal tidak ada, karena antara definisi yang dibuat oleh penulis yang satu dengan yang lain terdapat erbedaan –perbedaaan. Edwin B. Plippo dalam Muhamadong (2014 : 196) mengatakan ” Personnel managements is the planning, organizing, directing and controling of the procurement, Development, compensation,intergration, and maintenance of people for the purpose of contributing to organizational, individual and societal goals” kemudian Garry Desler (1997), mendefinisikan manajemen sumber daya manusia adalah ” Kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek ”orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pemgimbalan; dan penilaian.

Dari berbagai rumusan diatas, jelas terlihat bahwa tekanan perhatian dari pada manajemen personalia ada dua yaitu pertama Personalia dan kedua produksi. Jadi dengan mempelajari manajemen sumber daya manusia diharapkan orang akan menjadi ” People minded ” dan ” Production Mided ” dengan kata lain manajer yang memahami manajemen sumber daya manusia, dalam mencapai tujuan organisasi akan memiliki

(5)

sikap empaty terhadap bawahan- bawahannya. Berhubung manajemen adalah seni, sekaligus ilmu dan karena tekanan perhatian dalam manajemen sumber daya manusia adalah ” People Minded ” dan ” Production minded ” maka M. Manullang dalam Muhamadong (2015 : 198) memberi batasan manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu pengadaan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya manusia sehingga tujuan organisasi direalisasi secara daya guna dan adanya kegairahan kerja dari semua tenaga kerja.

Parasuraman dkk (dalam Zeithamil dan Bitner, 1996) mengemukakan indikator- indikator pelayanan masyarakat sebagai berikut :

1. Responsiveness atau responsivitas adalahkemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

2. Reliability atau reabilitas adalah kemampuan organisasi untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. 3. Assurance atau kepastian adalah

pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada customers.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yakni penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian peneliti menggunakan dua alat pengumpul data utama yakni dengan metode wawancara dan metode angket (Kuesioner). Penelitian ini dilakukan atau secara sengaja mengambil obyek penelitian

yakni di Desa Doro.O’o Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima.

Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Desa dan Perangkat Pemerintah desa sebanyak 11 orang, ketua dan anggota BPD sebanyak 7 orang, LPMD sebanyak 3 orang dan Perwakilan Organisasi Karang Taruna sebanyak 3 orang dan perwakilan tokoh masyarakat sebanyak 3 orang sehingga total populasi sebanyak 27 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Desa

Gaya kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi atau norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat (Thoha, 1993). Kebanyakan orang menganggap pengaruh kemampuan merupakan tipe kepemimpinan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (2003) bahwa pengaruh kemampuan seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang yang bersangkutan. Wahjosumidjo (1994) mengatakan bahwa perilaku pemimpin dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan pengaruh kemampuan seseorang.

Pada umumnya manajemen adalah suatu kerjasama dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama dengan sistematis, efisiensi, dan efektif.

Berdasarkan kemampuan direktif terhadap pengaruh kemampuan kepala desa terhadap kinerja Perangkat diatas menurut observasi (pengamatan) saya selama dalam melaksanakan penelitian ini kepala desa Doro.O’o memiliki kemampuan direktif dalam meningkatkan kinerja Perangkat

(6)

desa sekarang bagi kami BPD mengacungkan jempol atas seperti membuat jadwal kerja, pembagian tugas, memberikan pendelegasian tugas kepada bawahannya.

Untuk lebih mendetail kaitan dengan kemampuan direktif kepala desa Doro.O’o dalam memanajerialkan Perangkatnya diatas, peneliti melakukan wawancara dengan informan penelitian yakni ketua BPD Doro.O’o Bapak Syirajuddin, S.Pd, dan berikut petikannya : bapak sebagai mitra sekaligus pengawas daripada kinerja pemerintah desa menurut bapak apakah kepala desa Doro.O’o memiliki kemampuan direktif ? jawaban beliau :

“ Iya …. saya melihat gaya kepemimpinan kepala desa Doro.O’o cukup bagus terkait dengan kemampuan direktifnya juga bagus hal ini saya melihat seperti membangun kemitraan dan komunikasi dengan kami BPD selama ini sangat terbuka dan intens kemudian saya melihat juga bahwa cara- cara beliau dalam memimpin bawahannya dikantor desa cukup bagus seperti adanya jadwal kerja, pembagian tugas, pendelegasian wewenang jika kepala desa tidak ada ditempat, memberikan pengarahan pada bawahan, serta memotivasi bawahannya itu juga bagus karena didukung oleh kemampuan Sekretaris desa yang bagus dan cakap dalam menerima mandat dan hal ini baru terjadi pada saat kepemimpinan kepala

kepemimpinan beliau ” (Wawancara, 12 Agustus 2019)

Sementara untuk lebih mendalam mengetahui bagaimana kegaya kepemimpinan manajerial kepala desa Doro.O’o, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Sekretaris Desa Doro.O’o, yakni bapak Arifin, S.Sos. berikut petikan wawancaranya : Sebagai bawahan langsung

bapak kepala desa, menurut bapak bagaimana gaya kepemimpinan manajerial kepala desa Doro.O’o selama ini ? berikut jawaban :

“ Terima kasih. bagi kami dikantor desa Doro.O’o bahwa bapak kepala desa itu bukan sekedar atasan kami atau orang tua, dan kakak kami, tetapi beliau adalah seorang guru yang luas ilmu pengetahuannya mampu membawa perubahan bagi pribadi kami selama ini sebab selama kami bersama beliau kami melihat dan merasakan secara langsung bagaimana kami di pimpin, dibimbing, diarahkan oleh beliau dengan penuh rasa kejujuran, diperlakukan secara adil serta sangat demokratis dalam mengambil keputusan, keputusan untuk kami bawahannya lebih-lebih keputusan yang menyangkut pemenuhan pelayanan masyarakat di desa Doro.O’o ” (Wawancara, 13 Agustus 2019)

Yang berkaitan dengan perilaku pemimpin (Kepala Desa) Doro.O’o dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan pengaruh kemampuan manajerial seorang kepala desa Doro.O’o.

Peneliti ingin mengetahui secara detail dan melakukan wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat desa Doro.O’o sebagai informan yakni Bapak Drs. M. Sidik. Berikut petikan wawancara dengan beliau : Bapak sebagai tokoh masyarakat sekaligus sebagai Kasi Trantib pada Kantor Camat Langgudu, sudah barang tentu selalu berhubungan dengan pemerintah desa (kepala desa) baik berhubungan secara pemerintah vertikal maupun hubungan sebagai tokoh masyarakat diwilayah desa Doro.O’o, menurut Bapak bagaimana gaya pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang ada dalam inetrnal kantor desa Doro.O’o yakni dengan bawahannya maupun dilakukan oleh Kepala

(7)

Desa Doro.O’o terhadap pemasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa Doro.O’o Berikut jawaban beliau :

”Terimakasih atas pertanyaannya adinda ....se-pengetahuan saya, sifat dan perilaku kepala desa Doro.O’o itu orangnya tegas dalam mengambil keputusan dan dalam memecahkan masalah yang timbul baik dalam internal kantor desa maupun pengambilan keputusan dan pemecahan masalah terhadap masalah - masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya, iya ... sudah barang pasti dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang ada beliau tidak dengan sendiri (diktator) tetapi melibatkan semua unsur terutama Sekretarisnya karena memang sekretaris desa itu orangnya bagus, cerdas, dan juga beliau melibatkan BPD dalam setiap pengambilan keputusannya bahkan juga beliau melibatkan tokoh- tokoh yang ada di desa Doro.O’o.... seperti saya wajarlah dilibatkan karena saya juga adalah Kasi Trantib yang ikut andil dalam memberikan kenyaman, ketertiban bagi masyarakat umum ”

(Wawancara, 14 Agustus 2019).

Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan konsultatif kepala desa dalam meningkatkan kinerja bawahannya (perangkat desa) serta gaya konsultatif kepala desa dengan lembaga mitranya yakni BPD, peneliti melakukan wawancara dengan Wakil Ketua BPD Doro.O’o, sebagai mitra kerja Kepala desa apakah BPD melihat ada upaya kepala desa Doro.O’o memberikan saran dan masukan kepada bawahannya terkait peningkatan kerjasama antar Perangkat ? berikut jawaban beliau :

“ Terkait masalah usul saran kepala desa kepada bawahannya demi peningkatan pelayanan publik yang dilakukan oleh bawahannya, saya melihat beliau sering melakukannya dengan baik artinya

sangat konsultatif dan kaitan dengan sikap beliau dalam menerima usul saran juga dari kami BPD serta tokoh-tokoh didesa beliau juga sangat respon dengan baik karena ini demi peningkatan kualitas beliau dalam memimpin bawahannya serta kepemimpinannya secara totalitas di desa Doro.O’o ” (Wawancara, 14 Agustus 2019 )

Dari beberapa jawaban informan penelitian yang peneliti wawancarai diatas mengatakan bahwa kepemimpinan manajerial direktif, pengambilan keputusan dan gaya konsultatif kepala desa, baik yang ada didalam internal kantor desa (bawahan) yang dipimpinnya maupun pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta gaya konsultatifnya dengan BPD dalam ruang lingkup pelayanan publik (masyarakat) dinilai sangat bagus.

Selain peneliti menggunakan metode wawancarai para informan dalam mengumpulkan data, peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket (Kuesioner) sebagai berikut:

Tabel 4. 1. Bagaimana tanggapan Bapak/ibu/Sdr/i. Terhadap gaya kepemimpian direktif Kepala Desa dalam memberikan pengarahan dan motivasi perangkat desa Doro.O’o dalam melaksanakan tugasnya ?

No Tanggapan Frekuensi (F) Persentas e (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik 15 10 4 1 50 33,34 13,33 3,33 Jumlah 30 100

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019

(8)

No. Uraian tanggapan Frekuens i (F) Persentas e (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat Menerima Menerima Kurang menerima Tidak menerima 14 9 5 2 46,47 30 16,67 6,67 Jumlah 30 100 No Tanggapa n Frekuensi (F) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik 15 9 4 2 50 30 13,33 6,67 Jumlah 30 100 No Pengaruh Gaya kepemimpinan Tangga pan Prosense (%) (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. Direktif Konsulatif Partisipatif Delegatif Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik 50 46,47 50 53,33 Rata-rata 30 15,01 %

Tabel 4.2. Bagaimana Tanggapan

bpk/ibu/sdr/i tentang gaya kepemimpinan konsultatif Kepala Desa ketika memberikan arahan dan memberikan saran atau masukan.

olahan kuesioner dan responden sebanyak 15 orang atau 50 % mengatakan baik.

Tabel 4.4. Tanggapan Responden tentang ketika kepala desa mendelegasikan pekerjaan kepada perangkat desa tetapi dalam pengawasan kepala desa.

No. Uraian Tanggapan Frekuensi (F) Persentas e (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik 16 8 4 2 53,33 26,67 13,33 6,67 Jumlah 30 100

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019 Darihasil olehan kuesioner diatas berkaitan dengan Kemampuan Konsulatif kepala desa Doro.O’o dinilai baik hal ini dikemukakan oleh responden sebanyak 46,67 %,

Tabel 4.3. Bagaimana Tanggapan Bpk/ibu/sdr/i. tentang partisipatif kepala desa dalam membantu/mendorong peningkatan kinerja perangkat dalam pelaksanaan pelayanan publik ?

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019 Berdasarkan pada tabel tersebut, maka tanggapan responden tentang ketika kepala desa memberikan pekerjaan (mendelegasikan) tugas kepada Perangkat desa, mayoritas responden menjawab sangat baik dengan jumlah responden yang memberikan tanggapan sangat baik sebanyak 15 orang dari total 30 orang responden atau mencapai 50 %. maka dikatakan sangat baik.

Tabel. 4.5 Rekapitulasi gaya Kepemimpinan Kepala Desa dapat mempengaruhi kinerja perangkat desa Doro.O’o.

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019.

Berkaitan dengan gaya kepemimpinan partisipatif kepala desa dapat dinilai baik hal

(9)

No Tanggapan Frekuens i Prosense (%) (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. Sangat rapih dan bersih Rapih dan bersih Cukup rapih dan bersih Kurang rapih dan bersih 30 - - - 100 % - - - Jumlah 30 100 %

No. Tanggapan Frekuens (F) Persentas e (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat disiplin Disiplin Cukup disiplin Kurang disiplin 16 8 4 2 53,33 26,67 13,33 6,67 Jumlah 30 100

Kedisiplinan dalam menjalankan tugas itu penting karena hal itu dapat memberikan nilai positif pada peningkatan kinerja perangkat desa. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti mengumpulkan data melalui sebaran kuesioner sebagai berikut :

Tabel 4.6. Tanggapan Responden tentang kedisiplinan perangkat desa terhadap pelaksanaan tugas.

dalam menjaga Kerapaian dan kebersihan lingkungan kerjanya.

Sumber : Olahan Kuesioner Agustus 2019

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019.

Dari hasil olahan kuesioner diatas dapat diketahui bahwa perangkat desa Doro.O’o memiliki sikap disiplin hal ini diungkapkan oleh responden sebanyak 53.33 %,

Dalam pemberian pelayanan publik kepala desa dan perangkat desa dituntut untuk memiliki Kerapian dan Kebersihan di tempat kerja hal ini menambah suasana semakin nyaman dan teraturnya pelayanan publik selain itu juga dapat mendorong gairah bekerja bagi pelayan publik sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerjanya karena suasana kerja dibawah ruangan yang representative untuk memgetahui apakah dalam pelayanan publik dikantor desa Doro.O’o sudah mengedapankan Kerapaian dan kebersihan lingkungan kerjanya berikut tanggapan responden sebagaimana dalam table dibawah ini :

Tabel.4.7. Bagaimana Tanggapan responden terhadap sikap kepala desa dan perangkat desa

Tanggapan responden tersebut diatas terhadap sikap kepala desa dan perangkat desa dalam menjaga Kerapian dan kebersihan lingkungan kerjanya, hal ini responden sebanyak 30 orang atau 100 %, mengatakan sangat rapih dan bersih.

Kesopanan dan Keramahan Kepala desa dan perangkat desa dalam melayani masyarakat adalah hal yang paling utama dikedepankan oleh para pelayan dalam memberikan pelayanan publik tujuannya adalah agar menjamin kualitas pelayanan publik dan memberikan rasa penghargaan dan penghormatan pada setiap stakeholder yang dilayani. Untuk mengetahui apakah kepala desa dan perangkat desa memiliki rasa kesopanan dan kesantunan dalam melayani kepentingan publik sebagaimana dalam tabel berikut ini :

(10)

No. Tanggapan Frekue nsi Persentase () (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat sopan dan santun Sopan dan Santun Cukup Sopan dan Santun Kurang sopan 16 8 4 2 53,33 26,67 13,33 6,67 Jumlah 30 100 No Tanggapan Frekuens i (F) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat siap Siap cukup siap Tidak siap 30 9 4 2 100 - - - Jumlah 30 100

Tabel 4.8. Tanggapan Responden tentang kesopanan dan kesantunan kepala desa dan perangkat desa terhadap pelayanan publik didesa Doro.O’o.

Tabel 4.9. Tanggapan Responden tentang keseriusan penanganan masalah oleh Perangkat desa terhadap masalah yang dilaporkan masyarakat No Tanggapan Frekuens i (F) Persentas e (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat serius serius Kurang serius Tidak serius 100 - - - 53,33 26,67 13,33 6,67 Jumlah 30 100

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019.

Dari hasil olahan kuesioner diatas dapat diketahui bahwa kepala desa dan perangkat desa Doro.O’o memiliki sikap kesopanan dan keramahan hal ini diungkapkan oleh responden sebanyak 53.33 %,

Tabel. 4.9. Tanggapan Responden tentang Kesiapan kepala desa dan perangkat desa menerima masukan dari masyarakat

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019

Berdasarkan pada tabel tersebut, maka tampak bahwa keadaan tanggapan responden tentang seberapa cepat Perangkat desa Doro.O’o dalam menanggapi keluhan masyarakat semua responden menjawab sangat siap dengan jumlah responden yang memberikan tanggapan sangat siap sebanyak 30 orang atau mencapai 100 %.

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019 Berdasarkan pada tabel tersebut, maka tampak bahwa tanggapan responden tentang seberapa keseriusan penanganan masalah oleh kepala desa dan perangkat desa terhadap masalah yang dilaporkan masyarakat, mayoritas atau dominan responden menjawab sangat serius dengan jumlah responden sebanyak 30 orang atau 100 %. dari responden ada.

Setiap desa telah memiliki anggaran yang bersifat otonom untuk dikelolah langsung oleh kepela desa bersama perangkatnya, anggaran ini tidak sedikit jumlahnya dalam satu desa dikecamatan Langgudu ada yang bisa mencapai 1,5 miliar pertahun, hal ini juga banyak ujian yang dihadapi oleh kepala desa bersama perangkatnya, ujian ini misaknya pemerintah desa harus bersifat jujur dan terbuka terhadap pengelolaan APBDesanya untuk menjamin keberlangsungan pembangunan di desa. Untuk mengethui hal tersebut peneliti meminta tanggapan responden terhadap rasa kejujuran kepala desa dan perangkat desa didalam mengelola APBDesa dimaksud sebagaimana dalam table dibawah ini:

Tabel. 4.11. Tanggapan Responden tentang rasa kejujuran kepala dan perangkat desa dalam mengelolah APBDesa Doro.O’o

(11)

No Tanggapan Frekue nsi (F) Persentas e (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat berhasil berhasil cukup berhasil kurang berhasil 00 - - - 53,33 26,67 13,33 6,67 Jumlah 30 100 No Tanggapan Frekue nsi (F) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat adil adil cukup adil Tidak adil 20 - 2 8 66,67 - 6.66 26.67 Jumlah 30 100 No Tanggapan Frekuens i (F) Persentas e (%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 Sangat jujur Jujur Kurang jujur Tidak jujur 100 - - - 53,33 26,67 13,33 6,67 Jumlah 30 100

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019.

Dari hasil olehan kuesioner diatas dapat diketahui bahwa kepala desa dan perangkat desa Doro.O’o dinilai sangat memiliki rasa kejujuran hal ini diungkapkan oleh responden sebanyak 30 orang atau 100 % dari total responden yang ada. Tabel. 4.12. Tanggapan Responden tentang rasa keadilan kepala dan perangkat desa dalam memberikan pelayanan kepada publik.

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019.

Dari hasil edaran kuesioner diatas menunjukan bahwa kepala desa dan perangkat desa Doro.O’o memiliki rasa keadilan dalam pelayanan publik, hal ini diungkapkan oleh responden sebanyak 20 orang atau 66.69 %.

Tabel. 4.13. Bagaimana Tanggapan

Responden tentang keberhasilan pembangunan didesa oleh kepala desa dan perangkat desa Doro.O’o.

Sumber : Diolah dari Kuesioner Agustus 2019.

Dari hasil edaran kuesioner diatas menunjukan bahwa kepala desa dan perangkat desa Doro.O’o dinilai sangat berhasil dalam pembangunan desa Doro.O’o dalam hal ini diungkapkan oleh responden sebanyak 30 orang atau 100 % dari total responden yang ada.

KESIMPULAN

Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya terutama pada Bab Pembahasan Hasil Penelitian, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan variabel kaitan dengan kemampuan manajerial kepala desa terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat desa Doro.O’o, baik itu kemampuan Direktif (50 %), Kemampuan Konsulatif (46,67 %), Kemampuan Partisipatif (50 %), dan Delegatif (53,33 %), maka rata- rata nilainya sangat baik yakni 49,95 %.

Kepala desa dan perangkat desa Doro.O’o memiliki sikap disiplin hal ini diungkapkan oleh responden sebanyak 53.33 %, sikap kepala desa dan perangkat desa dalam menjaga Kerapian dan kebersihan lingkungan kerjanya, hal ini responden sebanyak 30 orang atau 100 %, mengatakan sangat rapih dan bersih. Dari hasil olahan kuesioner diatas dapat diketahui bahwa kepala desa dan perangkat desa Doro.O’o memiliki sikap kesopanan dan keramahan hal ini

(12)

%, Tanggapan responden tentang keseriusan penanganan masalah oleh kepala desa dan perangkat desa terhadap masalah yang dilaporkan masyarakat, mayoritas atau dominan responden menjawab sangat serius dengan jumlah responden sebanyak 30 orang atau 100 %. dari responden ada.

Dengan melihat hasil analisis data yang diperoleh sangat baik (rata-rata 49,95 %) kaitan dengan dengan kemampuan manajerial kepala desa terhadap kinerja perangkat desa dalam memberikan pelayanan pada masyarakat desa Doro.O’o, baik itu kemampuan Direktif, Kemampuan Konsulatif, Kemampuan Partisipatif, dan Delegatif, maka disarankan untuk dipertahankan hasil yang dicapai dan seyogyanya terus dikembangkan sehingga benar-benar mencapai hasil yang maksimal.

Dengan melihat hasil analisis data yang diperoleh sangat baik (rata-rata 51,67 %) kaitan dengan kualitas perangkat desa sebagai wujud kualitas hasil kerja perangkat desa desa Doro.O’o, baik tentang Ketepatan dalam menjalankan tugas, Ketelitian dalam menjalankan tugas, Kerapian dalam menghasilkan tugas, dan Kebersihan dalam menghasilkan pekerjaan, maka disarankan untuk dipertahankan hasil yang dicapai dan seyogyanya terus dikembangkan sehingga benar-benar mencapai hasil yang maksimal.

Dengan melihat hasil analisis data yang diperoleh sangat baik (rata-rata 51,67 %) kaitan dengan variabel kuantitas perangkat desa sebagai wujud kinerja hasil kerja Desa Doro.O’o, baik tentang Menyelesaikan tugas sehari-hari dengan baik, Jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan baik, Melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan oleh kepala desa dengan tepat waktu, dan Mendengarkan teguran dari kepala desa karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, maka disarankan untuk

dipertahankan hasil yang dicapai dan seyogyanya terus dikembangkan terus sehingga benar-benar mencapai hasil yang maksimal.

Dengan melihat hasil analisis data yang sangat baik diperoleh (rata-rata 49,95 %) kaitan dengan bentuk Daya Tanggap perangkat desa terhadap masyarakat Desa Doro.O’o, baik Perangkat desa desa bersikap cepat dalam menanggapi keluhan masyarakat, Perangkat desa desa dalam memberikan, anjuran dan saran, Kesiapan perangkat desa menerima masukan dari masyarakat, dan Keseriusan perangkat desa menangani masalah yang dilaporkan oleh masyarakat, maka disarankan mempertahankan hasil yang dicapai dan seyogyanya terus dikembangkan sehingga benar-benar mencapai hasil yang maksimal.

Dengan melihat hasil analisis data yang diperoleh sangat baik (rata-rata 48,95 %) kaitan dengan variabel bentuk Jaminan perangkat desa terhadap masyarakat Desa Doro.O’o, baik Kecukupan Keahlian dan kemampuan perangkat desa dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, Jaminan kebebasan bagi masyarakat terhadap, Kesopanan kepala desa dan perangkat desa dalam melayani masyarakat, dan Keramahan perangkat desa desa dalam melayani masyarakat, maka disarankan untuk dipertahankan hasil yang dicapai dan seyogyanya terus dikembangkan sehingga benar-benar mencapai hasil

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dharma. (1995). Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali.

Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teoridan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha

(13)

Ilmu.

Anwar Prabu Mangkunegara. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Danang Sunyoto. (2007). Analisis Regresi Korelasi Bivariat Ringkasan dan Kasus. Yogyakarta:

Dessler. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Hadari Nawawi. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hadi, Sutrisno, 1984, Metodologi Research Jilid 1, Andi, Yogyakarta

Hasibuan, Malayu S. P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Henry Simamora. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Indriyo Gitosudarmo. (1990). Prinsip Dasar Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Kartini Kartono. (1992). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhamadong, (2015) Buku Ajar Manajemen Sumber Daya Manusia, Stisip Mbojo- Bima

Martoyo. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan Yogyakarta: BPFE.

Miftah Thoha. (1995). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mohammad Pabundu Tika. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia

dan Produktivitas Kerja. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Sudarwan Danim. (2004). Motivasi, Kepemimpinan, dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.

Surakhmad. (1989). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Winardi. (1983). Asas-Asas Manajemen. Bandung: Alumni.

Bagian Organisasi Setda Kabupaten Bima, 2003, Pedoman Pengembangan Budayaa Kerja Aparat Desa.

Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pemeerintah Desa

Permendagri No. 111 – 114 tahun 2014 tentang Pegawai Desa

Keputusan Menteri Negara Aparatur Negara Tahun 2003 tentang Pelayanan Umum

Gambar

Tabel  4.  1.  Bagaimana  tanggapan  Bapak/ibu/Sdr/i.  Terhadap  gaya  kepemimpian  direktif  Kepala  Desa  dalam  memberikan  pengarahan  dan  motivasi  perangkat  desa  Doro.O’o dalam melaksanakan tugasnya ?
Tabel    4.3.    Bagaimana    Tanggapan  Bpk/ibu/sdr/i.  tentang  partisipatif  kepala  desa  dalam  membantu/mendorong  peningkatan  kinerja    perangkat    dalam    pelaksanaan  pelayanan  publik ?
Tabel  4.6.  Tanggapan  Responden  tentang  kedisiplinan  perangkat  desa  terhadap  pelaksanaan tugas
Tabel  4.8.  Tanggapan  Responden  tentang  kesopanan  dan  kesantunan  kepala  desa  dan  perangkat  desa  terhadap  pelayanan  publik  didesa Doro.O’o

Referensi

Dokumen terkait

Untuk ukuran partikel titik hujan yang sama dengan nilai permitivitas air absolut 1,33, didapat bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan, semakin besar pula.

Pengujian menggunakan 2 skenario, yaitu full connected dan partial connected memberikan bukti bahwa konsep Ad Hoc sudah bekerja dengan baik dan memberikan nilai untuk

struktur achir dari suatu logam sangat dipengaruhi oreh riwajat perlakuan jang telah diterima oleh logam jang bersangkutan. Ilerhubung dengan har tersebut, maka didalam

Bahwa memperhatikan kronologis pencalonan Bakal Pasangan Calon yang diusung oleh PKP Indonesia di Kabupaten Dogiyai sebagai Laporan KPU Provinsi Papua, serta mencermati proses

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Sambungan Tenaga Listrik (SL) ialah penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk peralatarutya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antan jaringan

Kegiatan proyek -Penutupan permukaan tanah -Perubahan land use -Perubahan vegetasi -dll Komponen sistem -Menambah -Mengurangi Sifat Tanah Fisik Kimia Biologi Penurunan Kesuburan &

Dengan demikian, tidak mungkin seorang dipertanggungjawabkan dalam hukum pidana, jika yang bersangkutan tidak melakukan tindak pidana. Hanya dengan melakukan tindak