BAB III
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
DAN PROPINSI BIDANG CIPTA KARYA
3.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)
RTRWN disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN yang dijadikan sebagai pedoman untuk: Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
Penataan ruang kawasan strategis nasional; dan Penataan ruang wilayah provinsi dankabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2- JM Kabupaten Magelangsebagai berikut :
1. kawasan yang berfungsi atau berpotensi sebagai Kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan;
2. Kawasan yang berfungsi atau berpotensi sebagai Kawasan rawan bencana alam;
3. Kawasan yang berfungsi atau berpotensi sebagai Kawasan budi daya yang memiliki nilai
strategis nasional yang meliputi kawasan peruntukan pertambangan dan kawasan peruntukan pariwisata.
Tabel 3.1
Penentuan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Jawa Tengah
PKW Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal, Pekalongan, Kudus, Cepu, Kabupaten
Magelang, Kota Magelang Wonosobo, Kebumen dan Purwokerto Sumber :PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
3.2. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI a. Rencana Struktur Ruang Wilayah
Sebagaimana RTRWN dan RTR Pulau Jawa-Bali, maka arahan yang terkandung dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah, ditetapkan Pusat Kegiatan wilayah (PKW) meliputi PKW meliputi Purwokerto, Kebumen, Wonosobo, Boyolali, Klaten, Cepu, Kudus, Kota Magelang, Kabupaten Magelang , Kota Pekalongan, Kota Tegal dan Kota Salatiga.
Sistem Perwilayahan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Magelang termasuk dalam Sistem Perwilayahan Purwomanggung meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal dan Provinsi;
Di bidang prasarana wilayah, arahan pengembangan prasarana wilayah di Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan jalan tol sepanjang Yogyakarta – Bawen ;
b. Rencana pengembangan terminal penumpang jalan Tipe B ;
c. Rencana pengembangan kereta api komuter meliputi : jalur Magelang – Yogyakarta;
d. Rencana pengembangan jalan kolektor Primer meliputi: Perbatasan Jawa Barat –
b. Rencana Pola Ruang Wilayah
Pola ruang kawasan lindung di Kabupaten Magelang meliputi :
1. kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Kawasan hutan lindung yang dikelola oleh negara
1. kawasan lindung yang dikelola oleh masyarakat
2. kawasan resapan air.
3. kawasan sekitar danau/waduk/embung;
2. pola kawasan perlindungan setempat;
sempadan pantai;
sempadan sungai dan saluran irigasi;
kawasan sekitar danau/waduk/embung;
kawasan sekitar mata air;
ruang terbuka hijau kota.
3. Pola kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya;
a. cagar alam; suaka margasatwa;
b. taman nasional;
c. Hutan rakyat dan kebun raya lain yang akan ditetapkan kemudian;
d. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Kabupaten Magelang
4. kawasan rawan bencana alam;
a. kawasan rawan banjir;
b. kawasan rawan tanah longsor;
c. kawasan rawan letusan gunung berapi;
d. kawasan rawan angin topan;
5. kawasan lindung geologi;
6. kawasan lindung lainnya.
a. kawasan perlindungan plasma nutfah;
Pola ruang kawasan budidaya di Kabupaten Magelang meliputi :
a. kawasan hutan produksi
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perkebunan;
e. kawasan peruntukan peternakan;
f. kawasan peruntukan perikanan;
g. kawasan peruntukan pertambangan;
h. kawasan peruntukan industri;
i. kawasan peruntukan pariwisata;
3.3. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
1. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan
2. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
a. Kawasan Koridor Solo-Selo-Borobudur;
b. Kawasan Perkotaan Magelang dan sekitarnya.
3. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya
a. Kawasan Candi Borobudur;
4. Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup
a. Kawasan Taman Nasional Merapi;
b. Kawasan Sindoro Sumbing;
3.4. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAGELANG
3.4.1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KABUPATEN MAGELANG
Tujuan penataan ruang Kabupaten Magelang dalam RTRW adalah “mewujudkan ruang wilayah Kabupaten sebagai sentra agrobisnis berbasis pada pertanian, pariwisata dan industri yang mengutamakan pemanfaatan potensi lokal melalui sinergitas pembangunan perdesaan-perkotaan, yang memperhatikan pelestarian fungsi wilayah sebagai daerah resapan air”.
3.4.2. RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN MAGELANG (1) Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
Sistem permukiman diarahkan pada perkembangan linear wilayah, mengikuti jaringan jalan regional dan kondisi fisik wilayah di Kabupaten Magelang. Sistem permukiman dikembangkan untuk membentuk struktur perkotaan yang dinamis dan akomodatif, dengan pola pengembangan kota yang berkelanjutan dengan proses pembangunan yang terpadu. Keberadaan perkotaan dalam suatu wilayah kabupaten merupakan barometer perkembangan wilayah secara umum, dengan berbagai karakteristik tertentu yang menjadi pendukung perkembangannya.Untuk itu, perkotaan yang ada harus dikembangkan sebagai satu pintu pengembangan wilayah Kabupaten Magelang secara keseluruhan, yang terintegrasi dengan pola pengembangan wilayah secara umum. Pembagian sistem pusat pelayanan di Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut:
1. PKL yang mencakup wilayah Kawasan Perkotaan Mungkid, Kawasan Perkotaan Muntilan, Kawasan Perkotaan Mertoyudan, Kawasan Perkotaan Borobudur dan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kecamatan Secang.
2. PPKyang mencakup wilayah Kecamatan Salaman, Grabag, Salam,Sawangan, Bandongan, dan Tegalrejo
3. PPL yang mencakup wilayah Kecamatan Ngablak, Pakis, Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Tempuran, Candimulyo, Dukun, Srumbung dan Ngluwar
Berdasarkan potensi pertanian dan pariwisata, terdapat pusat-pusatpertumbuhan sebagai berikut:
a. Pusat pertumbuhan Kota Mungkid, yang didukung oleh wilayah Kecamatan
Borobudur, Mungkid, Mertoyudan, Salaman dan Tempuran diprioritaskan sebagai:
pusat pengembangan wisata budaya; dan
pembibitan tanaman dan upaya konservasi lingkungan.
b. Pusat pertumbuhan Kaliangkrik, yang didukung oleh wilayah Kecamatan
Kaliangkrik, Windusari, Kajoran dan Bandongan diprioritaskan sebagai:
pusat penghasil tanaman padi dan hortikultura;
pusat pengembangan wisata alam; dan
pusat pemasaran olahan pertanian daerah ke arah Kabupaten Temanggung
dan Wonosobo.
c. Pusat pertumbuhan Tegalrejo, yang didukung oleh wilayah Kecamatan Tegalrejo,
Secang, Candimulyo, Grabag, Pakis dan Ngablak diprioritaskan sebagai:
pusat penghasil dan pemasaran tanaman sayuran dan bunga;
pusat pengembangan peternakan sapi potong dan ayam potong; dan
pusat penelitian bidang pertanian (Sekolah Tinggi Pertanian di Kecamatan
Tegalrejo).
d. Pusat pertumbuhan Dukun, yang didukung oleh wilayah Kecamatan Dukun,
Sawangan, dan Srumbung diprioritaskan sebagai:
pusat perdagangan hasil pertanian kawasan agropolitan Merapi-Merbabu
(Pasar Sewukan); dan
pusat penghasil salak Nglumut.
e. Pusat pertumbuhan Salam, yang didukung oleh wilayah Kecamatan Salam,
Muntilan, dan Ngluwar diprioritaskan sebagai:
pusat pemasaran hasil pertanian skala regional (antarkabupaten), nasional
(antarprovinsi); dan
pusat rest area daerah wisata.
(2)Rencana Pengembangan Sistem Perdesaan
Pengembangan sistem permukiman perdesaan di Kabupaten Magelang diarahkan dengan menumbuhkan banyak pusat kegiatan dengan prioritas pengembangan sektor pertanian, pariwisata dan industri kecil menengah sebagai desa pusat pertumbuhan yang meliputi:
a. Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan;
b. Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur;
c. Desa Giyanti, Kecamatan Candimulyo;
d. Desa Sewukan, Kecamatan Dukun;
e. Desa Losari dan Cokro, Kecamatan Grabag ;
f. Desa Sambak, Kecamatan Kajoran;
g. Desa Beseran, Kecamatan Kaliangkrik;
h. Desa Bondowoso dan Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan;
i. Desa Paremono, Kecamatan Mungkid; j. Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan;
k. Desa Tejosari, Kecamatan Ngablak;
l. Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar;
m. Desa Kaponan, Kecamatan Pakis ;
n. Desa Gulon, Kecamatan Salam;
o. Desa Kalisalak dan Krasak, Kecamatan Salaman;
p. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan;
q. Desa Pucang, Kecamatan Secang;
r. Desa Kamongan, Kecamatan Srumbung;
s. Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo;
u. Desa Banjarsari, Kecamatan Windusari. (3)Rencana Fungsi Pusat Pelayanan
Pengelompokan perkotaan menjelaskan tentang kedudukan perkotaan dalam 3 bagian (kelompok) yaitu kelompok K1 (setara ibukota kabupaten atau yang akan dikembangkan sebagai perkotaan terbesar di kabupaten), kelompok K2 (setara kecamatan besar pusat pengembangan yang didasarkan pada potensi yang dimiliki, fungsi serta perannya atau penyebutan sejenis), kelompok K3 (setara ibukota kecamatan lainnya).
Berdasarkan pengertian diatas maka sistem orde yang ada di Kabupaten Magelang adalah :
a. Mertoyudan dan Kota Mungkid sebagai kelompok K1;
b. Muntilan sebagai kelompok K2; dan
c. Ibukota kecamatan yang lain sebagai kelompok K3.
Sistem perwilayahan merupakan tindak lanjut dari hierarki kota-kota yang telah ditentukan. Pada hierarki kota, kota-kota hanya dilihat sebagai titik-titik dalam ruang, sementara dalam sistem perwilayahan, kota-kota membentuk suatu sistem yang membentuk hubungan saling ketergantungan (interdependency) dan keterkaitan (linkage) antara kota satu dengan yang lain secara hierarkis. Dalam sistem perkotaan ini pada hakikatnya terdapat unsur jangkauan wilayah pelayanan.
Sistem hierarki kota pada saat ini di Kabupaten Magelang terdiri dari:
Hirarki Pusat Kegiatan Lokal I : Kota Mungkid dan Kota Mertoyudan
Hirarki Pusat Kegiatan Lokal II : Kota Muntilan
Hirarki Pusat Kegiatan Lokal III : Kota Borobudur, Salaman, Secang,
Grabag, Salam, Sawangan, Tegalrejo
Hirarki Pusat Kegiatan LokalIV : Kota Ngablak, Pakis, Windusari,
Bandongan, Kaliangkrik, Kajoran,
Tempuran, Candimulyo, Dukun,
Srumbung, Ngluwar (4)Rencana jaringan prasarana kebidang ciptakaryaan
1. Air bersih
a. Penurunan tingkat kehilangan air melalui kegiatan rehabilitasi instalasi
pengolahan, jaringan pipa distribusi dan meter-meter air;
b. Peningkatan kapasitas dan perluasan pelayanan yang ditujukan untuk melayani
kebutuhan air bersih yang semakin meningkat. Peningkatan kapasitas tersebut dilakukan melalui perluasan dari kapasitas produksi yang sudah ada dan atau pembangunan sistem penyediaan air bersih yang baru.
c. Pemanfaatan sumber-sumber mata air yang belum terinventarisir untuk
memenuhi kebutuhan air bersih untuk domestic.
2. Sistem Jaringan Pengelolaan Lingkungan (Persampahan, Drainase, dan Air Limbah)
Persampahan
Pengelolaan sampah dilakukan dengan cara reuse, recycle, reduce (3R)agar
sampah tersebut dapat berdayaguna untuk pembuatan pupuk pertanian, plastik daur ulang, kertas daur ulang, dan sebagainya dengan pengelolaan oleh pemerintah dan masyarakat.
Tempat Pemrosesan Sementara terpadu (TPST-3R) dibangun dengan menggunakan sistem daur ulang sehingga dapat berkelanjutan pemanfaatannya dan tersebar di seluruh kecamatan.
Untuk mewujudkan penyelenggaraan pengelolaan sampah secara regional
dibangun
Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) regional yang digunakan oleh beberapakabupaten/kota.
Drainase
Saluran induk direncanakan sampai daerah pembuangan (outlet) yang aman.
Drainase primer dapat menggunakan sistem tertutup, hal ini dikarenakan ukuran
dari drainase tersebut sangat besar sehingga jarang terjadi penyumbatan. Namun meskipun demikian untuk mengantisipasi penyumbatan tersebut, saluran primer tersebut dilengkapi kotak / box pengontrol guna memudahkan petugas melakukan pengecekan.
Sedangkan untuk saluran tersier yang terdapat di permukaan cukup padat
sebagian besar menggunakan saluran terbuka.
Saluran sekunder dan tersier diusahakan digabung dengan saluran drainase
jalan, agar lebih ekonomis dan perawatannya mudah.
Air limbah
Setiap pembangunan kawasan terbangun harus menyiapkan areal sebagai
daerah resapan air dan saluran drainase tertutup yang dialirkan ke sungai dengan sistem pengelolaan air buangan.
Pengelolaan limbah dari permukiman dikembangkan dengan sistem sanitasi
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Limbah Industri
Kabupaten Magelang didalam RTRW juga telah menyusun Indikasi Program Infrastruktur Bidang Cipta Karya yang dapat dilihat dalam tabel 3.1. berikut :
TABEL 3.2
INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN MAGELANG TERKAIT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
MERUPAKAN KSK YA/TIDAK
SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
APBN APBD
PROV
APBD
KAB LAIN2 UTAMA PENDUKUNG
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
1 Perwujudan Pusat Kegiatan
Perwujudan Sistem Prasarana
11. Prasarana Lainnya
1.1.1.
Pengembangan sistem Jaringan Sumber Daya Air 1.1.1.1. Pengembanga n Sistem Jaringan Sumber Daya Air a. Konservasi Lahan di daerah tangkapan air Kaliangkrik, Kajoran, Windusari, Bandongan, Grabag, Ngablak, Pakis, Dukun, Srumbung V V Bapeda Badan Lingkungan Hidup 1.1.1.2 Pengembanga n Jaringan Air Bersih a Pembangunan jaringan air bersih perpipaan di kawasan perkotaan
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
MERUPAKAN KSK YA/TIDAK
SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
APBN APBD
PROV
APBD
KAB LAIN2 UTAMA PENDUKUNG
Pembangunga n jaringan perpipaan mandiri di perdesaan
kawasan perdesaan V V V DPU ESDM PDAM
1.1.1.3. Pembangunan TPS di pusat pertumbuhan Salaman, Grabag,
Salam, Tegalrejo V V DPU ESDM BLH
1.1.1.4. Penetapan areal sebagai daerah resapan air dan drainase tertutup disetiap kawasan
terbangun V V DPU ESDM BLH
1.1.1.5 Pengemba-ngan pengelolaan sampah melalui recycle, reduce, dan reuse Kabupaten
Magelang V V V DPU ESDM BLH
1.1.1.6.. Pengemba-ngan pengelolaan limbah dari permukiman perkotaan dengan sistem sanitasi IPAL
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
MERUPAKAN KSK YA/TIDAK
SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
APBN APBD
PROV
APBD
KAB LAIN2 UTAMA PENDUKUNG
1.1.1.7. Pengemba-ngan pengelolaan limbah IKM berupa biogas menjadi sumber energi alternatif Kawasan
peruntukan IKM V V DPU ESDM BLH
1.1.1.8. Pembuatan Rencana Pengolahan Sampah Regional Penyusunan studi pengolahan sampah regional Kabupaten Magelang V V V DINCIPTAKAR U BLH Pembangunan tempat pengolahan sampah regional Kabupaten Magelang V V V DINCIPTAKAR U BLH
B PERWUJUDAN POLA RUANG
1 Perwujudan Kawasan Lindung
1.1.
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
MERUPAKAN KSK YA/TIDAK
SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
APBN APBD
PROV
APBD
KAB LAIN2 UTAMA PENDUKUNG
Menjaga, memperbaiki dan meningkatkan kapasitas resapan air hujan
Kajoran, Sawangan, Kaliangkrik, Windusari, Grabag, Ngablak, Pakis, Dukun, dan Srumbung V BLH DPU ESDM, Penyusunan RPJM Desa berbasis konservasi di desa yang berlokasi di daerah tangkapan air
Kajoran, Sawangan, Kaliangkrik, Windusari, Grabag, Ngablak, Pakis, Dukun, dan Srumbung
V DPU ESDM, Bapeda, BLH,
PDAM
1.2. Kawasan perlindungan setempat
1.2.1. Kawasan Sekitar Mata
Air
Studi geohidrologi mata air
terpilih seluruh kecamatan V DPU ESDM BAPPEDA
Pengendalian secara ketat
melalui pengaturan zonasi seluruh kecamatan V BAPPEDA DPU ESDM
1.2.2. Kawasan Sempadan
Sungai
Pembuatan tebing beton dan Krib pengendali saluran air
Sungai Progo dan Elo, Sungai Krasak, Putih, Nongko, Blongkeng, Tangsi, Kluban
V V DPU ESDM
Pembuatan jalan inspeksi untuk sungai yang melalui permukiman
Sungai Progo dan Elo, Sungai Krasak, Putih, Nongko, Blongkeng, Tangsi, Kluban
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
MERUPAKAN KSK YA/TIDAK
SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
APBN APBD
PROV
APBD
KAB LAIN2 UTAMA PENDUKUNG
2 Perwujudan Kawasan Budi Daya
2.1 kawasan peruntukan industri;
2.1. 1.
Pengelolaan limbah industri berat Kecamatan
Tempuran V V V BLH 2.1 2 Kawasan peruntukan permukiman; dan
Penyusunan revisi RPIJM Kabupaten
Magelang V DPU ESDM
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D)
Kabupaten
Magelang V V Bappeda
Pembentukan Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Daerah (BKP4D)
Kabupaten
Magelang V BAPPEDA
Pengembangan kawasan perumahan Di pusat-pusat kegiatan
Kabupaten
Magelang V V BAPPEDA
C PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS
KABUPATEN
1 Kawasan strategis pertumbuhan
ekonomi;
Penyusunan Rencana Detail Kawasan
Strategis Pertumbuhan Ekonomi Cepat
Secang - Sambung V Bappeda DPUDPU ESDM,
Mertoyudan -
Blondo V Bappeda DPUDPU ESDM,
Muntilan - Salam V Bappeda DPUDPU ESDM,
Rehabilitasi/revitalisasi kawasan Perkotaan Magelng
dan sekitarnya V
Pemprov Jateng
DPU DPU ESDM,
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
MERUPAKAN KSK YA/TIDAK
SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
APBN APBD
PROV
APBD
KAB LAIN2 UTAMA PENDUKUNG
Borobudur Jateng ESDM,
Kawasan agropolitan Kab Magelang V Pemprov Jateng DPU DPU ESDM,
2 Kawasan strategis sosial dan budaya;
Penyusunan RTBL Pertigaan Kujon - Pasar Borobudur V Kementrian PU dan Perumahan rakyat Pemprov Jateng Medangkawulan - Kujon V PU dan Perumahan rakyat Pemprov Jateng
Penyiapan DED Penataan Sarana Prasarana Perumahan dan Permukiman
Borobudur dan sekitanya V V PU dan Perumahan rakyat Pemprov Jateng
Penyusunan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Kecamatan Mungkid, Borobudur, Mertoyudan, Salaman V PU dan Perumahan rakyat Bappeda
Sosialisasi Kawasan Strategis Nasional
(KSN) Borobudur Borobudur V V
PU dan Perumahan rakyat
Bappeda
Promosi dan Investasi Borobudur dan
sekitanya V V V PU dan Perumahan rakyat Bappeda, Disparbud, BPPT, DPU Pengembangan desa-desa wisata sebagai
daya tarik kegiatan wisata
Borobudur dan sekitanya V V V PU dan Perumahan rakyat Bappeda, Disparbud, BPPT, DPU ESDM
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
MERUPAKAN KSK YA/TIDAK
SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
APBN APBD
PROV
APBD
KAB LAIN2 UTAMA PENDUKUNG
3 Kawasan strategis DAS Mikro;
Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis DAS Mikro
Kecamatan
Kaliangkrik V Bappeda DPU ESDM
Kecamatan
Windusari V Bappeda DPU ESDM
Kecamatan Salaman V Bappeda DPU ESDM
Kecamatan
Tempuran V Bappeda DPU ESDM
Kecamatan Kajoran V Bappeda DPU ESDM
Kecamatan Grabag V Bappeda DPU ESDM
4 Kawasan strategis daya dukung
lingkungan hidup
Penyusunan MasterPlan kawasan
agropolitan Merapi-Merbabu, Borobudur dan Sindoro Sumbing
Kawasan