• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepuasan Kerja dan Work Engagement pada Pegawai Universitas “X”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kepuasan Kerja dan Work Engagement pada Pegawai Universitas “X”"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Abstract. The purpose of this research is to empirically examine the correlation between job satisfaction with work engagement among employees of “X” University in Yogyakarta. The hypothesis proposed in this research is job satisfaction correlated positively to work engagement among employees of “X” University in Yogyakarta.The subjects in this study were 81 employees of "X" University, including lecturers and employees. Data collection methods in this research used a scale of job satisfaction and work engagement. The sampling technique used is Disproportionate Stratified Random Sampling. Data analysis method used in this research is Product Moment Correlation with the help of Statistical Package for Sciencess (SPSS) program version 16.0 for windows. The resulte of data analysis in this research in the correlation coefficient is r=0,642 and p=0,000 (p<0,05) indicating there is positive correlation between job satisfaction with work engagement. So, the research hypothesis proposed was accepted. Keywords: employees, job satisfaction, work engagement.

ENGAGEMENT

PADA PEGAWAI

UNIVERSITAS “X”

1 2

Robert Philip Bertolomeus dan Flora Grace Putrianti

Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

1 2

;

Kronologi Naskah:

Naskah Masuk 20Agustus 2018, Revisi 7 September 2018 Diterima 8 Oktober 2018

(2)

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empirik hubungan antara kepuasan kerja dengan work engagement pada pegawai Universitas “X” di Yogyakarta. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja berkorelasi positif terhadap work engagement pada pegawai Universitas “X” di Yogyakarta. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula work engagement pada pegawai yang bekerja di Universitas “X”. Sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah pula work engagement

pada pegawai yang bekerja di Universitas “X”. Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai Universitas “X” yang berjumlah 81 orang, meliputi dosen dan karyawan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kepuasan kerja dan work engagement. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Disproportionate Stratified Random Sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi Product Moment dengan bantuan program Statistical Package for Sciencess (SPSS) versi 16.0 for windows. Analisis data pada penelitian ini menghasilkan koefisien korelasi r=0,642 dan p=0,000 (p<0,05) yang menunjukkan ada hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan work engagement sehingga hipotesis penelitian yang diajukan diterima.

Kata Kunci: kepuasan kerja, pegawai, work engagement.

Organisasi diartikan sebagai sebuah unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih dan berfungsi secara relatif terus-menerus untuk mencapai sasaran atau tujuan bersama (Robbins, 2008). Pada dasarnya organisasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan optimal serta mempertahankan usaha yang dijalankan dalam jangka panjang, oleh karena itu dalam suatu organisasi sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu unsur yang menentukan keberhasilan dari organisasi.

Pencapaian tujuan organisasi meskipun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang cukup, akan tetapi tanpa adanya dukungan sumber daya manusia yang memadai kegiatan organisasi tidak akan terealisasi dengan baik. Instansi organisasi maupun perusahaan saat ini tidak lagi hanya mengutamakan kemampuan yang dimiliki calon pegawai, namun juga membutuhkan calon pegawai yang terlibat penuh dalam pekerjaan, berkomitmen terhadap pekerjaan, proaktif (Xanthopoulou dan Bakker, 2009) dan engaged pada pekerjaannya (Bakker dan Leiter, 2010)

Kemampuan organisasi untuk bersaing dan bertahan dalam situasi persaingan saat ini, dipengaruhi oleh sumber daya

(3)

manusia yang ada di dalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam menjalankan peran dan tujuannya, organisasi atau perusahaan membutuhkan pegawai maupun karyawan yang energik, berdedikasi serta memiliki keterikatan atau work engagement dalam menjalankan pekerjaannya (Man, 2013).

Menurut Catteeuw, Flynn dan Vonderhorst (2007) work engagement merupakan salah satu pembahasan yang menjadi perhatian para peneliti di bidang industri beberapa tahun ini. Work engagement dipandang sebagai hal penting dalam pengembangan jangka panjang organisasi sekaligus memiliki dampak positif terhadap kinerja individu maupun organisasi tersebut.

Truss, dkk (2013) mengatakan bahwa pegawai atau karyawan yang engaged akan bekerja dengan semangat dan merasakan hubungan yang mendalam terhadap organisasi atau perusahaan tempat dimana pegawai dan karyawan itu bekerja. Robertson (2009) menyatakan bahwa karyawan yang engaged

akan membantu mengembalikan stabilitas dan profitabilitas organisasi setelah diterpa kesulitan, selain itu karyawan yang

engaged akan bekerja secara aktif dan mencoba untuk melakukan segala sesuatu secara baik.

Faktanya, keadaan yang terjadi justru bertolak-belakang dengan pandangan para tokoh di atas. Saat ini sulit bagi instansi maupun perusahaan untuk menemukan karyawan yang engaged

dalam bekerja. Berdasarkan Survei yang dilakukan oleh Gallup (2013), sekitar 180 juta responden di seluruh dunia, terdapat 13% pegawai yang engaged pada pekerjaannya. Indonesia berada pada peringkat bawah di ASEAN, dengan data pegawai ±8% engaged, ±15% active engaged, dan sisanya ±77% not engaged. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui pegawai di Indonesia yang tidak

engaged pada pekerjaannya berada pada prosentase dominan. Gallup juga mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya engaged karyawan diantaranya ketidaksesuaian gaji atau upah yang diterima serta kondisi pekerjaan yang kurang baik yakni dirasa terlalu monoton dan membosankan.

(4)

Hal serupa juga ditemukan dalam survei compdata's

tahun 2013 yang menunjukkan bahwa tingkat turnover pada sektor perbankan sebesar 17,2% merupakan dua tertinggi dari delapan industri yang diteliti. Tidak hanya itu, berdasarkan survei yang dilakukan pricewaterhouse coopers tahun 2014, industri perbankan Indonesia menunjukkan bahwa keluar-masuk karyawan (turnover) di sektor ini mencapai 15%. Tingginya angka tersebut disebabkan permintaan akan sumber daya manusia (SDM) di sektor ini masih tinggi, sementara pasokan yang tersedia minim. Survei yang dilakukan PwC Indonesia tersebut menunjukkan SDM di industri perbankan sering berpindah-pindah perusahaan. Sebanyak 54% responden berpindah-pindah untuk tunjangan yang lebih baik. Sementara 37% responden menyatakan mencari tempat kerja lain untuk peningkatan karir (Urika, 2016).

Berkaitan dengan survei di atas, tantangan mengenai

work engagement pegawai juga dialami oleh pegawai Universitas “X”. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua pegawai Universitas yang bekerja di bagian keuangan dan tata usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada tanggal 5/10/2016 sampai dengan tanggal 6/10/2016, diketahui bahwa masih terdapat pegawai yang kurang nyaman dengan lingkungan kerja, beban kerja yang overload, kelelahan dalam bekerja, ketidakpuasan dalam pencapaian kerja, sistem promosi atau

reward yang masih minim dan rotasi pekerjaan pegawai yang kurang sesuai dengan kemampuan.

Hasil wawancara dengan kedua pegawai Universitas tersebut juga menunjukkan adanya kecenderungan selisih paham antar pegawai maupun antara pegawai dengan pimpinan. Selain itu, dari wawancara yang dilakukan, keduanya menuturkan bahwa terdapat pegawai yang mengundurkan diri dengan alasan ingin bekerja di tempat lain atau alasan keluarga. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 5/10/2016 sampai dengan tanggal 6/10/2016, menunjukkan masih terdapat pegawai yang kurang konsisten ketika bekerja, baik dalam aspek kehadiran, pemenuhan tugas kerja, maupun partisipasi aktif dalam kegiatan

(5)

organisasi. Fenomena-fenomena yang terjadi di atas dapat memperlihatkan bahwa work engagement pada pegawai masih belum tampak maksimal.

Menurut Bakker (2011) work engagement memiliki hubungan dengan beberapa prediktor yaitu job demands, job resources dan personal resources. Luhrman (dalam Nugroho dkk, 2015) juga menambahkan bahwa selain prediktor-prediktor di atas, work engagement juga berhubungan dengan kepuasan kerja. Ini menunjukan apabila, karyawan memiliki kepuasan kerja, maka karyawan akan memiliki perilaku kerja sesuai harapan perusahaan.

Berkaitan dengan kepuasan kerja, Handoko (2000) berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yakni dengan mana para karyawan memandang pekerjaan yang dilakukan. Perasaan tersebut merupakan cermin dari penyesuaian antara apa yang diperoleh dengan apa yang diharapkan. Hasibuan (2013) menambahkan, kepuasan kerja tercermin pada kedisplinan, moral dan prestasi kerja.

Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut As'ad (dalam Nurbahar, 2015) terkait dengan psikologi meliputi minat, ketentraman,sikap, dan peasaan kerja. Faktor psikis meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, sirkulasi udara dan kesehatan pegawai. Faktor finansial meliputi sitem gaji, jaminan social, tunjangan, fasilitas dan pormosi. Faktor social meliputi, interaksi antar karyawan, atasan dan karywan dengan jenis peerjaan yang berbeda.

Lebih lanjut, kepuasan kerja dinilai memiliki kontribusi terhadap peningkatan work engagement dari pegawai atau karyawan yang bekerja. Kepuasan kerja yang tinggi akan memengaruhi karyawan untuk lebih engaged dan menunjukkan performanya dalam bekerja. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara kepuasan kerja dengan work engagement pada pegawai.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan work engagement pada

(6)

pegawai Universitas “X” di Yogyakarta. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula work engagement dari pegawai yang bekerja di Universitas “X”, sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah pula work engagement dari pegawai yang bekerja di Universitas “X”.

Metode

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi yang terdiri dari dua skala, yaitu skala work engagement dan skala kepuasan kerja. Metode penskalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rating (Method of Summated Ratings) dari Likert dengan lima alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) untuk respon jawaban pada skala sikap work engagement dan skala sikap kepuasan kerja.

Teknik analisis data statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis korelasi

product moment dari pearson. Analisis korelasi product moment ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Pada penelitian ini, perhitungan statistik dilakukan dengan cara komputasi melalui bantuan program Statistical Package for Social Sciencess (SPSS) 16

for Windows.

Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja pada Universitas “X” di Yogyakarta. Kriteria pegawai yang dimaksud adalah pegawai tetap dan pegawai tidak tetap yang terdiri dari dosen dan karyawan baik laki-laki maupun perempuan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Disproportionate Stratified Random Sampling.

Hasil

Berdasarkan hasil analisis data deskriptif yang dilakukan dapat diketahui skor empirik dan hipotetik pada skala kepuasan kerja, sebanyak 39% (32 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori sangat tinggi, 58% (47 dari 81 subjek penelitian) berada

(7)

pada kategori tinggi, 3% (2 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori sedang, 0% (0 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori rendah dan kategori sangat rendah, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar subjek pada penelitian ini memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Pada skala work engagement menunjukkan bahwa sebanyak 48% (39 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori sangat tinggi, 51% (41 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori tinggi, 1% (1 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori sedang, 0% (0 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori rendah dan kategori sangat rendah, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar subjek dalam penelitian memiliki work engagement yang tinggi.

Hasil analisis data uji asumsi untuk variabel kepuasan kerja menghasilkan K-SZ sebesar 0,571 dengan p=0,901 (p>0,05) dan untuk variabel work engagement menghasilkan K-SZ sebesar 0,692 dengan p=0,724 (p>0,05). Berdasarkan hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa sebaran data kedua variabel tersebut berdistribusi normal.

Hasil analisis data uji linieritas dari variabel kepuasan kerja dan work engagement menghasilkan F linearity= 42,985 dengan p= 0,000 (p<0,05), harga F deviation from linearity= 0,545 dengan p= 0,970. Bedasarkan pada hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel kepuasan kerja dengan variabel work engagement adalah linier, sehingga variabel-variabel tersebut dapat dikenakan analisis korelasi Product Moment dari Carl Pearson.

Berdasarkan hasil analisis korelasi Product Moment dari Pearson antara variabel kepuasan kerja dengan variabel work engagement diperoleh (r)=0,642 dengan taraf signifikan 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan work engagement. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula work engagement pada pegawai yang bekerja di Universitas “X”, sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah pula work engagement pada pegawai yang bekerja di Universitas

(8)

2

“X”. Peneliti juga menghitung koefisien determinasi (R ) antara kedua variabel di atas. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi variabel kepuasan kerja dengan work engagement

2

menghasilkan R sebesar 0,412. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan efektif kepuasan kerja dengan work engagement

adalah 0,412 x 100% = 41,2%.

Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja pegawai universitas “X” sebanyak 39% (32 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori sangat tinggi, 58% (47 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori tinggi, 3% (2 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori sedang, 0% (0 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori rendah dan kategori sangat rendah. Selain itu, work engagement pada pegawai universitas “X” juga menunjukkan bahwa sebanyak 48% (39 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori sangat tinggi, 51% (41 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori tinggi, 1% (1 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori sedang, 0% (0 dari 81 subjek penelitian) berada pada kategori rendah dan kategori sangat rendah.

Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja dan work engagement pada pegawai Universitas “X” di Yogyakarta berada pada kategori tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pegawai Universitas “X” memiliki perasaan positif terhadap pekerjaan meliputi gaji, promosi, rekan kerja dan supervisi, yang berhubungan dengan keadaan mental positif, yakni ditandai dengan adanya kekuatan atau energi yang tinggi, pengabdian dan penghayatan serta teridentifikasi dalam setiap pekerjaanya masing-masing.

Senada dengan hasil penelitian, penelitian Suastika (2013) menunjukan kompensasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan karyawan. Hal ini dipertegas oleh Nugroho (2015) bahwa psychological capital yang meliputiefikasi diri ,optimisme, harapan dan resiliensi memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Terkait dengan rekan kerja dan supervisi, penelitian Rumada (2013)

(9)

menunjukan hal yang sama bahwa kepemimpinan juga memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja

Penelitian juga menunjukkan adanya korelasi atau hubungan antara kepuasan kerja dengan work engagement pada pegawai Universitas “X” di Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien kedua variabel (r)=0,642 dengan nilai p=0,000 (p<0,05), sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan work engagement

dapat diterima, karena hasil penelitian searah dengan hipotesis yang diajukan. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula work engagement pada pegawai yang bekerja di Universitas “X”, sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah pula work engagement pada pegawai yang bekerja di Universitas “X”.

Berkaitan dengan hal ini, penelitian yang dilakukan Putrianti dan Ballerina (2016) juga menunjukkan bahwa kesejahteraan subjektif memiliki hubungan yang positif terhadap

work engagement pada pegawai Universitas dengan sumbangan efektifnya sebesar 46,6%. Pegawai yang memiliki penilaian positif terhadap hidupnya, merasa puas dengan pencapaiannya, lingkungannya, hubungan sosial maupun pekerjaannya akan cenderung memiliki sikap atau perilaku yang positif dalam bekerja yakni lebih percaya diri, ber sungguh-sungguh dan memprioritaskan pekerjaannya. Hal ini tentu akan memengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai. Pegawai yang engaged dapat lebih optimal dalam bekerja seperti disiplin terhadap waktu, memenuhi tugas kerja dengan hasil memuaskan dan menjaga keberlangsungan dari instasi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh pendapat Catteeuw, Flynn dan Vonderhorst (2007) yang mengatakan bahwa work engagement merupakan hal penting d a l a m p e n g e m b a n g a n j a n g k a p a n j a n g o r g a n i s a s i , mempertahankan pegawai terbaik dan membantu pencapaian target organisasi.

Pada penelitian yang dilakukan, variabel kepuasan kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 41,2% terhadap variabel

(10)

pada pegawai Universitas “X” sebesar 41,2% dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan sisanya sebesar 58,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Menurut Bakker (2011) faktor-faktor tersebut diantaranya: psychological capital, Job resources, iklim organisasi, keadilan prosedural, persepsi terhadap organisasi dan dukungan dari atasan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis tentang adanya hubungan positif antara kepuasan kerja dengan work engagement pada pegawai Universitas “X” di Yogyakarta dapat diterima. Artinya hasil penelitian searah dengan hipotesis yang diajukan. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula work engagement pada pegawai yang bekerja di Universitas “X”, sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah pula work engagement pada pegawai yang bekerja di Universitas “X”. Hal ini ditunjukkan dari nilai kedua variabel (r)=0,642 dan nilai p=0,000 (p<0,05) dengan sumbangan efektif kepuasan kerja terhadap work engagement sebesar 41,2%, sisanya 58,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini seperti

psychological capital, Job resources, iklim organisasi, keadilan distributif dan prosedural, persepsi terhadap organisasi dan dukungan dari atasan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran yakni: Universitas diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan work engagement dari pegawai yang bekerja dengan memperhatikan beberapa hal meliputi: kepuasan terhadap gaji yakni dengan menaikan gaji secara berkala, mempertimbangkan beban kerja sesuai dengan kemampuan individu, membuat rotasi pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi pegawai khususnya karyawan, membangun hubungan antara rekan kerja dan atasan dengan mengadakan kegiatan rekreasi bersama serta menjaga kenyamanan pegawai

(11)

terhadap lingkungan pekerjaan seperti kondisi ruangan dan fasilitas di tempat kerja. Selain itu pihak Universitas disarankan untuk meningkatkan pemberian penghargaan atau reward pada dosen dan karyawan yang telah lama bekerja, berprestasi atau berdedikasi dengan menaikan pangkat atau jabatan, meningkatkan kesempatan bagi dosen maupun karyawan untuk mengembangkan karir, serta melibatkan pegawai dalam kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat meningkatkan ketrampilan dan semangat kerja.

Bagi pegawai meliputi dosen dan karyawan diharapakan untuk tetap mempertahankan work engagement yang dimiliki dengan membangun dan meningkatkan semangat, kemauan untuk berusaha, ketahanan dalam bekerja dan sikap optimis dalam diri sehingga dapat tercipta kinerja yang optimal, baik bagi diri sendiri maupun bagi pencapaian visi dan misi Universitas. Selain itu diperlukan juga komunikasi yang baik antara pegawai dengan pimpinan agar tidak terjadi selisih paham dalam bekerja.

Dan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti topik serupa, disarankan untuk mempertimbangkan dan mengkaji faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi work engagement. Variabel-variabel tersebut antara lain psychological capital, Job resources, persepsi terhadap organisasi, Job Characteristic, kepemimpinan dan komunikasi. Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengukuran dengan memperhatikan jenis pekerjaan dan beban kerja dari subjek yang diteliti, mengingat tiap-tiap jenis pekerjaan ataupun unit kerja memiliki tuntutan yang berbeda-beda.

Daftar Pustaka

Bakker, A.B. & Leiter, M.P. (2010). Work Engagement: a Handbook of Essential Theory and Research. New York : Psychology Press. Bakker, A.B. (2011). An Evidence-based model of work engagement.

Current Directions in Psychological Science 20(4). 265–269.

Catteeuw, F., Flynn, E., & Vonderhorst, J. 2007. Employee

(12)

engagement:boosting productivity in turbulent times. Organization development journal. Vol. 25 No. 2, 151–157.

Gallup. (2013). Worldwide, 13% of Employees Are Engaged at Work. D i a k s e s d a r i :

.

Handoko, H. (2000). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan, M.S.P . (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Man, S.G. dan Hadi, C. (2013). Hubungan Antara Perceived Organizational Support Dengan Work Engagement pada Guru SMA Swasta Di Surabaya. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi. 2(2), 90-99. Nugroho, D. A., Mujiasih, E., & Prihatsanti, U. (2015). Hubungan antara

psychological capital dengan work engagement pada karyawan pt. Bank mega regional area semarang. Jurnal Psikologi, 12(2), 192-202.

Nurbahar, R. (2015). Kepuasan Kerja Karyawan di PT Pos Indonesia Persero Cabang Kebumen. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Putrianti, Grace. F dan Ballerina, T. (2016). Hubungan Antara Kesejahteraan Subjektif dan Work Engagement pada Pegawai Universitas X. Naskah Publikasi. Yogyakarta: LP3M. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Rumada, G., & Utama, I. (2013). Pengaruh kompensasi, kepemimpinan, dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan hotel Taman Harum Ubud Gianyar. E-Jurnal Manajemen, 2(1). Robbins, P.S dan Judge, A.T. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba

Empat.

Robertson, G., & Markwick, C. (2009). Employee Engagement: A Review Of Current Thinking. Human Resource IES Report. Univerity of Sussex Campus.

Suastika, k., & Putra, M. (2013). Pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan transformasional dan komunikasi Terhadap kepuasan kerja dan Semangat kerja karyawan PT. Jamsostek (persero) cabang Bali I. E-Jurnal Manajemen, 2(2).

Truss, Catherine., Shantzb, Amanda., Soanec, Emma., Alfesd, Kerstin., and Delbridgee, Rick. (2013) Employee engagement, organisational performance and individual well-being: exploring the evidence, developing the theory, The International Journal of Human

http://www.gallup.com/poll/165269/worldwide-employees-engaged work.aspx

Referensi

Dokumen terkait

Baut yang secara praktis sudah ditinggalkan ini dibuat dengan mesin dari bahan berbentuk segienam dengan toleransi yang lebih kecil (sekitar 5'0 inci.) bila dibandingkan baut

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS dan terjadi penemuan peningkatan hasil belajar

Kesimpulan pada penelitian ini adalah kesimpulan yang didapat dari analisis data iklan rokok Djarum 76 versi “terdampar” di televisi adalah iklan yang banyak menampilkan

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) is one of the methods of cooperative learning approach that assists students to develop English language

Buton Utara surat izin belajar/pernyataan mengikuti studi lanjut 365 15201002710242 DARWIS SDN 5 Wakorumba Utara Kab... Peserta Nama Peserta

Dengan menggunakan metoda Shannon-Fano Coding, tentukan codeword utk suatu sumber dg probabilitas

Berdasarkan gambar 4.13 , dapat dilihat pula bahwa grafik antara hasil simulasi dengan hasil dilapangan terdapat selisih nilai effisiensi pada masing-masing kecepatan

Pada faktor lama bekerja nilai signifikansi sebesar 0.781 (p&gt;0.05) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan keterikatan kerja yang signifikan antara karyawan yang