• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Merokok dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara Merokok dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DAN AKTIVITAS FISIK

DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PRIA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIANTAN HULU

KECAMATAN PONTIANAK UTARA

HENGLI

I11108075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)

The Relations Between Smoking and Physical Activity with the Occurrence of Hypertension to Male

in Siantan Hulu Puskesmas Subdistrict, North Pontianak

Hengli1; Agustina Arundina S.Gz.MPH2; dr.Ita Armyanti3

Abstract

Background: hypertension is one of community health problem in Indonesia. Hypertension got the third ranking of the most disease in Pontianak city in 2011, and most happened in Siantan Hulu subdistrict.

Objective: The aims of this research is to analyze the relations between smoking and physical activity with the occurrence of hypertension to male in Siantan Hulu subdistrict. Methods: This research was designed as a cross-sectional analytic observational survey. This research was conducted in Siantan Hulu subdistrict, north Pontianak from May to Juny 2012. The amount of sample were 96 respondens from the whole population in Siantan Hulu subdistrict that were collected with the instrument; the questionnaire based on inclusion and exclusion criteria. Sphygmomanometer and stetoscop for measure the blood pressure. The Sampling technique used a Probability Random Sampling with the cluster sampling approach. Data analysis was conducted with comparative analytic technique with chi square test. Result: The result of this research showed there was a significant relation between smoking (p = 0,021,) with the occurrence of hypertension and there was a significant relation between physical activity (p = 0,000) with the occurrence of hypertension in Siantan Hulu subdistrict, north Pontianak. Suggestion: Suggestion in this research is need a health promotion program for increasing the

FRPXQLWLHV¶ NQRZOHGJH about hypertension.

Keywords: smoking, physical activity, the occurrence of hypertension

1. Medical School, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West Kalimantan. Email: hengliwijaya@yahoo.co.id

2. Departement of Nutrition, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West Kalimantan. Email: ita.Armyanti@gmail.com

3. Departement of Pharmacology, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West Kalimantan. Email: ina.tejo@yahoo.com

(3)

Hubungan Antara Merokok dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu

Kecamatan Pontianak Utara

Hengli1; Agustina Arundina S.Gz.MPH2; dr.Ita Armyanti3

Intisari

Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hipertensi menduduki urutan ketiga penyakit terbanyak kota Pontianak pada tahun 2011, dan banyak terjadi di kelurahan Siantan Hulu.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pria di Kelurahan Siantan Hulu. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian survei observasi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara selama bulan Mei sampai Juni 2012. Total sampel sebanyak 96 responden dari keseluruhan masyarakat di Kelurahan Siantan Hulu yang dikumpulkan melalui instrumen berupa kuesioner dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi, Sphygmomanometer dan stetoskop untuk pengukuran tekanan darah. Sampel diambil dengan metode Probability Random Sampling

dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random

sampling. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis komparatif

melalui uji Chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi (p= 0,021) dan terdapat hubungan antara aktivitas fisik (p= 0,000) dengan kejadiaan hipertensi, di Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara. Saran: Saran dalam penelitian ini adalah perlu program promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi.

Kata kunci : Merokok, Aktivitas fisik, Kejadian hipertensi.

1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Email: hengliwijaya@yahoo.co.id

2. Bagian Gizi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Email: Ina.tejo@yahoo.com

3. Bagian Farmakologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Email: Ita.armyanti@gmail.com

(4)
(5)

PENDAHULUAN

Perkembangan penyakit tidak menular menjadi suatu tantangan di dunia, penyakit tidak menular telah menyebabkan tiga juta kematian di tahun 2005. Satu di antara penyakit tidak menular yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan kematian di dunia adalah penyakit kardiovaskular. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2008 sebesar 1/3 (15,3 juta) terjadi di negara berkembang dan berpenghasilan menengah ke bawah.1

Satu di antara penyakit kardiovaskular adalah hipertensi. Hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan dunia. WHO menyatakan sejak tahun 2000 hingga saat ini prevalensi hipertensi terus meningkat, penduduk dunia yang terkena hipertensi sebanyak 639 juta kasus atau 26,4%. Dua pertiga dari kasus tersebut terjadi di negara berkembang dan sepertiganya terjadi di negara maju. Prevalensi hipertensi pada orang dewasa usia 20 atau lebih di Amerika dari tahun 2005-2008 terus meningkat dari 24% hingga 32%. WHO memperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi akan terjadi pada tahun 2025, terutama di negara berkembang, sehingga pada tahun 2025 penderita hipertensi di dunia akan menjadi 1,15 milyar. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini.1

Hipertensi juga merupakan satu di antara masalah kesehatan di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)2 tahun 2007, hipertensi merupakan urutan ketiga penyebab kematian di Indonesia. Hipertensi menduduki urutan ketujuh dari sepuluh penyakit terbanyak rawat jalan rumah sakit Indonesia dan menduduki urutan keenam rawat inap rumah sakit Indonesia.3

Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang timbul karena interaksi antara faktor risiko tertentu, yaitu riwayat keluarga hipertensi, usia, jenis kelamin, alkohol, konsumsi garam berlebihan, obesitas, merokok dan aktivitas fisik yang kurang.4 Hipertensi dapat terjadi pada

(6)

segala usia, namun sering dijumpai pada orang yang berusia 35 tahun atau lebih.5 Prevalensi hipertensi pada kelompok usia 25±65 tahun yang mempunyai kebiasaan merokok cukup tinggi yaitu pada pria 54,5% dan wanita 1,2%. Ironisnya berdasarkan tingginya kasus tersebut tidak diikuti kebiasaan olahraga yang adekuat yakni hanya sebesar 14,3%.6 Hal ini dipertegas oleh Brown (2006), seseorang yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko 30±50% lebih besar untuk mengalami hipertensi.

Hipertensi yang tidak diketahui dan tidak dirawat akan mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke, atau gagal ginjal.4,7 Sekitar 5% pengidap hipertensi memperlihatkan peningkatan tekanan darah yang cepat, dan apabila tidak diterapi akan menyebabkan kematian dalam 1±2 tahun.8

Hipertensi juga menduduki urutan ketiga dari sepuluh penyakit terbanyak di Kota Pontianak, dengan angka kejadian sebesar 28.083 kasus. Hipertensi terbanyak terjadi di Kecamatan Pontianak Utara, yakni sebanyak 979 kasus (31%), terutama terjadi di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu, yakni 552 kasus (56%).9 Saat ini belum ada penelitian di Kecamatan Pontianak Utara yang mencari faktor±faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan merokok dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pria di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara merokok dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pria di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian survei observasi analitik dengan pendekatan cross-sectional.10 Penelitian dilakukan di Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara selama bulan Mei sampai Juni 2012. Total sampel sebanyak 96 responden dari keseluruhan masyarakat di Kelurahan

(7)

Siantan Hulu yang dikumpulkan melalui instrumen berupa kuesioner dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi, Sphygmomanometer

dan stetoskop untuk pengukuran tekanan darah. Sampel diambil dengan metode Probability Random Sampling dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random sampling.11 Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis komparatif melalui uji Chi square.12

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

A.1. Gambaran Umum Penelitian a. Lokasi Penelitian

Kelurahan Siantan Hulu merupakan salah satu Kelurahan di wilayah Kota Pontianak Kecamatan Pontianak Utara yang terletak di jalan Dua Puluh Delapan Oktober. Kelurahan Siantan Hulu memiliki luas wilayah sekitar 13,7 Km2.

b. Jumlah Penduduk

Penduduk di Kelurahan Siantan Hulu pada tahun 2011 berjumlah 45.872 orang, dengan perincian jumlah penduduk laki±laki sebanyak 20.997 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 24.875 orang. Kelurahan ini terdiri dari 137 RT dan 30 RW.

A.2. Karakteristik Responden Penelitian a. Usia Responden

Kelompok usia pada penelitian ini diambil pria yang berusia

• WDKXQ VHODQMXWQ\D GLEDJL PHQMDGL EHEHUDSD NHORPSRN

usia berdasarkan rumus Sturges K= 1+ 3,3 log N (N= jumlah sampel) untuk diuji distribusi normalitas data, sehingga diperoleh kelompok usia 35±43 tahun, 44±52 tahun, sampai usia 79 tahun. Kelompok usia terbanyak yang didapat pada penelitian ini adalah kelompok usia antara 35±43 tahun yakni

(8)

sebanyak 38 orang atau 40%, sedangkan kelompok usia responden yang memiliki distribusi terkecil berada pada kelompok usia 71±79 tahun yakni sebanyak 2 orang atau 2%. Secara lengkap distribusi kelompok usia responden terdapat pada tabel 1

Tabel 1 Distribusi Usia Responden

No Kategori Usia (tahun) Jumlah

N % 1 35±43 38 40 2 44±52 35 36 3 53±61 13 14 4 62±70 8 8 5 71±79 2 2 Total 96 100 Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

b. Pekerjaan Responden

Tabel 2 Pekerjaan Responden dan Tekanan Darah Hipertensi

No Pekerjaan Jumlah Tekanan Darah

Hipertensi N % 1 Wiraswasta 29 30,2 13 2 Buruh Bangunan 21 21,9 10 3 Pegawai 12 12,5 4 4 Pensiunan 11 11,5 4 5 Petani 6 6,3 2 6 Bengkel 5 5,2 1 7 Tukang 5 5,2 2 8 Sopir 4 4,2 1 9 TNI 3 3,1 0 Total 96 100 37 Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel 2 dapat digambarkan bahwa distribusi pekerjaan responden terbanyak yakni wiraswasta (29 orang) dan distribusi pekerjaan responden yang paling sedikit yakni TNI (3 orang). Distribusi tekanan darah hipertensi terbanyak pada kelompok wiraswasta.

(9)

A.3. Analisis Univariat

Setelah dilakukan pengumpulan data penelitian pada 96 orang

SULD \DQJ EHUXVLD • WDKXQ GL 5: \DQJ WHUGLUL GDUL 57

orang), RT 2 (20), RT 7 (28 orang), dan RT 8 (40 orang) Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara kurun waktu Mei±Juni 2012, didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 3 Distribusi Merokok, Aktivitas Fisik dan Tekanan Darah

SDGD 3ULD • 7DKXQ GL Wilayah Kerja Puskesmas

Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara

No Variabel Keterangan Jumlah

N %

1 Merokok Ya 49 51 % Tidak 47 49% 2 Aktivitas Fisik Ya 42 44% Tidak 54 56% 3 Tekanan Darah Normotensi 46 48% Prehipertensi 13 13% Hipertensi 37 39%

Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

Data tekanan darah diperoleh dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah langsung pada posisi duduk sebanyak dua kali dalam selang waktu lima menit, selanjutnya tekanan darah yang diperoleh disesuaikan dengan klasifikasi JNC VII, sedangkan data merokok dan aktivitas fisik diperoleh dari wawancara langsung dengan responden.

A.4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan tabulasi silang (Crosstabs) dan Uji Chi±Square untuk menentukan bentuk hubungan statistik antara variabel bebas (merokok dan aktivitas fisik) dengan variabel terikat (kejadian hipertensi).

(10)

a. Hubungan Merokok dengan Tekanan Darah

Tabel 4 Hubungan antara Merokok dengan Tekanan Darah

SDGD 3ULD • 35 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara

Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada perokok yakni sebanyak 25 orang, sedangkan normotensi lebih banyak pada bukan perokok yakni sebanyak 29 orang. Nilai p yang diperoleh yakni 0,021, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol dapat ditolak dengan hasil yang bermakna secara statistik.

b. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah

Tabel 5 Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah

SDGD 3ULD • 7DKXQ GL Wilayah Kerja Puskesmas

Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur yakni sebanyak 30 orang, sedangkan normotensi

No Merokok Tekanan Darah Total P

value

Normotensi Prehipertensi Hipertensi N

N N N 1. Ya 17 7 25 49 0,021 2. Tidak 29 6 12 47 Total 46 13 37 96 No Aktivitas Fisik

Tekanan Darah Total P

value

Normotensi Prehipertensi Hipertensi N

N N N

1. Ya 30 5 7 42

0,000 2. Tidak 16 8 30 54

Total 46 13 37 96 Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

(11)

lebih banyak pada orang yang melakukan aktivitas fisik secara teratur yakni 30 orang. Nilai p yang diperoleh yakni 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol dapat ditolak dengan hasil yang bermakna secara statistik.

B. PEMBAHASAN

B.1 Hubungan Merokok dengan Tekanan Darah

Merokok berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Daerah Cepu yang menyatakan bahwa semakin lama dan semakin banyak jumlah rokok yang dihisap, maka semakin berisiko seseorang untuk mengidap hipertensi.13 Penelitian di Kabupaten Deli Serdang (Sumatra Utara) tahun 2008, juga menyatakan bahwa orang yang merokok memiliki risiko 2,2 kali (OR=2,2) lebih besar untuk mengidap hipertensi daripada orang yang tidak merokok.14 Penelitian di Nagari Bungo Tanjung Kecamatan Batipuh tahun 2009, mempertegas penelitian sebelumnya, menyatakan bahwa orang yang merokok memiliki risiko 6,9 kali (OR=6,9) lebih besar untuk mengidap hipertensi daripada orang yang tidak merokok.15 Prevalensi hipertensi meningkat pada perokok berat, dengan menghentikan kebiasaan merokok atau mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan.16 Menurut data WHO tahun 2008, Indonesia menduduki urutan ketiga terbanyak dalam mengkonsumsi rokok di dunia, dengan jumlah konsumsi 4,8 milyar batang rokok pertahunnya. Prevalensi merokok di Indonesia terbanyak pada usia diatas 15 tahun yakni sekitar 34,4 %. Selain itu, sekitar 20% kematian atau satu diantara lima kematian di ASEAN disebabkan oleh rokok.17

(12)

Satu batang rokok diketahui mengandung tidak kurang dari 4000 bahan kimia yang merugikan kesehatan baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.18 Seseorang yang menghisap rokok denyut jantungnya akan meningkat sampai 30%.19,20 Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan dan merangsang pelepasan adrenalin sehingga kerja jantung lebih cepat dan kuat, akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah.19 Nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses arteriosklerosis, serta vasokonstriksi pembuluh darah, akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah.1,21,22 Karbon monoksida yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan penggumpalan trombosit, sehingga menyebabkan peningkatan koagulasi, peningkatan viskositas darah, meningkatkan kadar fibrinogen, mendorong agregasi platelet, yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.20,23 Merokok telah menunjukkan hubungan peningkatan kekakuan pembuluh darah, penghentian merokok merupakan gaya hidup yang penting untuk mencegah penyakit kardiovaskular.24 Nilai p yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 0,021, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi.

(13)

B.2 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah

Aktivitas fisik yang kurang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, hal ini dipertegas oleh penelitian di Kabupaten Karanganyar tahun 2007 yang menyatakan bahwa orang yang tidak biasa berolahraga memiliki risiko mengidap hipertensi sebesar 4,7 kali dibandingkan dengan orang yang memiliki kebiasaan berolahraga secara ideal.5 Penelitian di poli umum Puskesmas Cimanggis tahun 2012, diperoleh nilai p = 0,007, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi.25

Olahraga banyak dihubungkan dengan terapi hipertensi, olahraga teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah.26 Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi.4 Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko mengidap hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan.4,19 Hal ini dipertegas oleh Divine

Sumber: Kevin, 2011, Mukamal, 2006, Pedoman Hipertensi, 2008 dan Sherwood,2011

Gambar 4.1 Hubungan Merokok dengan Tekanan Darah Nikotin

Rokok

Merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri Nikotin dan Karbon

Monoksida Arteriosklerosis Hipertensi Peningkatan viskositas darah Penggumpalan trombosit Karbon monoksida

Adrenalin merangsang kerja jantung lebih cepat dan kuat

Hipertensi

Merangsang pelepasan adrenalin

(14)

tahun 2012 yang menyatakan bahwa setiap penurunan 5 kg berat badan akan menurunkan tekanan darah sebesar 10%.27 Manfaat lain dari olahraga yaitu mengatasi stres, meningkatkan kadar HDL, dan menurunkan kadar LDL sehingga dapat menurunkan tekanan darah.4,23,27

Olahraga teratur telah menjadi suatu program terapi hipertensi. Melakukan program olahraga secara teratur sebanyak tiga kali dalam seminggu dan tiap kalinya 10 menit dapat memaksimalkan tekanan darah.27,28 Olahraga yang teratur selama 6±12 minggu dapat menurunkan tekanan darah sebesar 5±10 mmHg, baik tekanan sistolik maupun diastolik. Olahraga aerobik merupakan jenis olahraga yang baik untuk sistem kardiovaskular.29 Olahraga seperti berjalan atau bersepeda memberikan keuntungan tehadap sistem kardiovaskular, dan dapat memperbaiki risiko penyakit kardiovaskular.30 Program olahraga yang tepat ditambah makan yang sehat serta terapi obat jika diperlukan dapat memberikan hasil yang terbaik pada tekanan darah.27

Olahraga yang banyak dilakukan oleh masyarakat Siantan Hulu yaitu berjalan, lari, bersepeda dan olahraga beregu lainnya seperti futsal, voli dan bulu tangkis. Pada penelitian ini seseorang yang tidak melakukan olahraga berisiko mengidap hipertensi karena pengaruh dari prilaku merokoknya, hasil penelitian ini yang tidak aktif secara fisik dan merokok mengidap hipertensi sebanyak 21 orang.

Hipertensi pada penelitian ini banyak ditemukan pada kelompok pekerjaan wiraswasta, hal ini dikarenakan kelompok pekerjaan yang terbanyak dalam penelitian ini yakni wiraswasta, dan aktivitas fisik (olahraga) pada kelompok pekerjaan ini masih kurang, disertai dengan perilaku merokoknya. Kelemahan yang ditemukan pada penelitian ini yakni pekerjaan responden sebagian besar adalah berhubungan dengan fisik, sehingga kesadaran masyarakat untuk

(15)

melakukan olahraga dengan waktu yang dikhususkan menjadi berkurang. Masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan mereka sudah termasuk olahraga, sehingga responden yang tidak beraktivitas fisik atau aktivitas fisiknya tidak ideal lebih banyak (56%) dibandingkan yang aktivitas fisik. Aktivitas fisik pada penelitian ini tidak mencakup pekerjaan yang dilakukan oleh responden, melainkan olahraga yang dilakukan dengan waktu yang khusus, meskipun pekerjaan seperti buruh banyak mengandalkan aktivitas fisik. Olahraga yang dilakukan dengan waktu yang dikhususkan sebanyak 3±4 kali dalam seminggu dan tiap kalinya 20±30 menit selama 6±12 minggu, akan memberikan manfaat yang baik terhadap sistem kardiovaskular27,29. Nilai p yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 0,000, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi.

Sumber: Brown, 2006, Devine, 2011, JNC VII, 2004, dan Kevin, 2011 Gambar 4.2 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan darah

KESIMPULAN DAN SARAN

0HURNRN EHUKXEXQJDQ GHQJDQ NHMDGLDQ KLSHUWHQVL SDGD SULD • WDKXQ

di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara dan aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan dengan kejadian

Vasodilatasi pembuluh darah Obesitas Menurunkan tekanan darah Menurunkan tekanan perifer

Aktivitas fisik yang kurang

Program terapi hipertensi

Mengatasi stress,

meningkatkan kadar HDL, dan menurunkan kadar LDL Mencegah/mengurangi

risiko untuk obesitas Olahraga

ideal

Hipertensi Denyut jantung meningkat Lima kali berisiko hipertensi

(16)

KLSHUWHQVL SDGD SULD • WDKXQ di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.

Perlunya program promosi kesehatan berupa penyuluhan mengenai hipertensi dan edukasi pada keluarga responden untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi dan faktor risikonya, agar masyarakat dapat mengatur pola hidupnya sesuai dengan pola hidup sehat. Bagi penderita hipertensi diharapkan agar terus meningkatkan kesadaran untuk selalu mengontrol tekanan darah, melakukan pengobatan secara rutin dan menjalani pola hidup yang sehat, seperti menghindari serta menghentikan kebiasaan buruk yang dapat memicu hipertensi untuk mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Surveilans Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008. H. 6.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta; 2010. H.216±217.

4. Brown C. Penyakit aterosklerotik. Dalam: Price A dan Wilson L M Konsep Klinis Proses±Proses Penyakit. Volume 1. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006. H. 582±587.

5. Sugiharto A. Faktor±Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karang Anyar). Program Studi Epidemiologi. Universitas Diponegoro Semarang. 2007. (Tesis).

6. Lidya H A. Studi Prevalensi dan Faktor±faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009. (Skripsi).

7. Ganong W f. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008. H. 663±666.

8. Schoen F J dan Cotran R S. Pembuluh Darah. dalam: Cotran R, dkk. Buku Ajar Patologi. volume 2. Edisi 7. Jakarta: EGC; 2007. H.379±386.

9. Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2011. Profil Kesehatan Kota Pontianak 2010. Pontianak. H. 46±47.

(17)

N. Desain penelitian. Dalam: Sudigdo S dan Sofyan I. Dasar±dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Cetakan ke±2. Jakarta: Sagung Seto; 2010.H.96±99.

11. Dahlan M. Cara Pengambilan Sampel. Dalam: Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika; 2009. H.126±127.

12. Dahlan M. Uji Hipotesis Variabel Kategorik Tidak Berpasangan. Dalam:Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009. H.121±123.

13. Suheni Y. Hubungan antara kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Pria Usia 40 Tahun ke atas di Badan Rumah Sakit Daerah CEPU. Universitas Negeri Semarang. 2007. (Skripsi).

14. Rosalina. Analisa determinan Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang. Sekolah Pasca Sarjana UniversitasSumatra Utara. 2008. (Tesis).

15. Syukraini I. Analisis Faktor risiko Hipertensi pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat. 2009. (Skripsi).

16. Abtahi F, et All. Correlation between Cigarette Smoking and Blood Pressure and Pulse Pressure among Teachers Residing in Shiraz, Southern Iran. Iran: Cardiovascular Research Center; 2011;5.(3). 97.

17. Dorotheo U L T dan Bungon R. The ASEAN Tobacco Control Report Card. Thailand: Southeast Asia Tobacco Control Alliance; 2008.H. 2.

18. Shah R S and Cole J W. Smoking and stroke: the More you Smoke the More you Stroke. Expert Rev Cardiovasc Ther: 2010.H.5.

19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: 2008. H.14±28.

20. Action on Smoking and Health. Smoking, the Heart and circulation. 2011.H.1±5

21. Mukamal K J. The Effects of Smoking on Cardiovascular Desease. Departement of , Harvard Medical School. Boston; 2006; 29.(23). H.199

22. Sherwood L. Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. Dalam: Fisologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2011.H.335±

336.

23. Kevin J W and John D. Nondrug Interventions for Treatment of Hypertension. In: Division of Cardiology. University of Rochester Medical Center. Newyork: Rochester; 2011;13.(11).H. 289±231. 24. Noor A J, Paula J D, John F and Azra M. Journal of Impact of

Smoking and Smoking Cessation on Arterial Stiffness and Aortic Wave Reflection in Hypertension. Greenville: American Heart Association; 2007.H. 2

(18)

25. Rahayu T P. Hubungan antara Status Gizi dan Aktivitas Fisik

WHUKDGDS .HMDGLDQ +LSHUWHQVL SDGD 3DVLHQ %HUXVLD • 7DKXQ GL

Poli Umum Puskesmas Cimanggis Priode 1 Desember± 31 Januari 2012. 2012. (Skripsi).

26. National Institutes of Health. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,Detection Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, U. S, Department of Health and Human Services. 2004.H.35±31

27. Divine J G. Program Olahraga: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: PT Intan Sejati; 2012.Hal.1±16.

28. Donovan G, et.all. Physical Activity for Health: A consensus statement from the British Association of Sport and Exercise Sciences. University of Exeter. 2011.H.573

29. Casa Douglas J, Clarkson P, dan William O. Journal American College of Sports Roundtable on Hydration and Physical Activity. 2005.

30. Gordon L P, Boone H J, Sidney S, et al. Walking or Biking Improves Physical Fitness and Cardiovascular Risk Profile. 2009;16.(10). H.447

Gambar

Tabel 2 Pekerjaan Responden dan Tekanan Darah Hipertensi
Tabel  3  Distribusi  Merokok,  Aktivitas  Fisik    dan  Tekanan  Darah   SDGD 3ULD • 7DKXQ GL Wilayah  Kerja  Puskesmas  Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara
Tabel 5 Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah  SDGD 3ULD • 7DKXQ GL Wilayah  Kerja  Puskesmas  Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara
Gambar  4.1 Hubungan Merokok dengan Tekanan Darah Nikotin

Referensi

Dokumen terkait

2016 pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Kabupaten Simalungun untuk kegiatan tersebut diatas, dengan ini ditetapkan perusahaan-perusahaan dibawah ini sebagai Pemenang,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ekspor neto, investasi asing (PMA) dan investasi dalam negeri (PMDN) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

“Biasanya guru marah apabila terjadi sesuatu yang menghalangi keinginannya tertentu, dia akan marah apabila kehormatannya direndahkan, baik secara langsung maupun tidak langsung,

Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan

Tabel 1. Taksa yang ditemui terdiri dari Nematoda, Copepoda, Polychaeta, Oligochaeta, Kinorhyncha, Insekta, Ostracoda, Isopoda, Tardigrada dan Tanaidacea. Pada ketiga

Perangkap kemiskinan; kemiskinan di sektor pertanian bukan hanya masalah ekonomi melainkan juga masalah sosial budaya dimana para petani terperangkap dalam lingkaran

Hasil dari metode DPPH umumnya dibuat dalam bentuk IC 50 ( Inhibitor concentration 50 ), yang didefinisikan sebagai konsentrasi larutan substrat atau sempel yang

[r]