• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan penelitian di kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan menerapkan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Sebelum penelitian dilakukan, peneliti akan melakukan observasi di kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk menemukan masalah terjadi kelas V. Setelah masalah tersebut ditemukan, peneliti membuat langkah-langkah pembelajaran model Problem-Based Learning (PBL) untuk diterapkan di kelas.

3.2Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah 34 siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada bulan Januari sampai April.

3.3Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Jawa Tengah. SD Negaeri Salatiga 10 berdampingan atau satu lokasi dengan SD Negeri Salatiga 03. SD Negeri Salatiga 10 berada di desa Margosari Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Desa yang dekat dengan kota Salatiga, tempatnya sejuk, serta guru dan murid yang ramah. Peneliti memilih SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga karena dulu tempat Praktek Magang 3. Hal tersebut membuat peneliti sudah mengetahui dan dekat dengan subjek penelitian yaitu kelas V.

(2)

3.4Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai bulan April. Adapun penelitian dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian dilakukan antara bulan Januari sampai bulan April 2018. Tahap persiapan penelitian mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal, peyusunan RPP, penyusunan instrumen penelitian, permohonan surat izin untuk observasi, uji validitas dan reliabilitas soal serta untuk tempat penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan antara bulan Januari sampai bulan Februari. Tahap pelaksanaan penelitian mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah untuk pengambilan data.

3. Tahap penyusunan laporan penelitian

Tahap penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April. Tahap penyusunan laporan penelitian mencangkup pengolahan data dan penyusunan laporan untuk persiapan ujian.

3.5Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 yang berjumlah 34 siswa. Terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa SD Negeri Salatiga 10 berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik ini membuat perbedaan kesadaran belajar siswa. Terdapat siswa yang memiliki karakteristik seperti suka berbicara dengan teman saat diterangkan guru, suka bermain, siswa butuh waktu untuk memahami materi yang diajarkan guru, dan siswa kurang bersemangat saat menerima pelajaran. Dengan demikian, masih banyak siswa yang tidak aktif pada saat proses belajar mengajar.

(3)

3.6Variabel Penelitian

Arikunto (2010:161), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2011:60-64), variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Budiyono (2009:4-5), variabel penelitian adalah sesuatu yang menggolongkan anggota-anggota kelompok kedalam beberapa anggota golongan. Pengertian di atas dapat disimpulkan bahawa, variabel penelitian adalah objek penelitian menjadi titik perhatian yang mempunyai variasi meneliti seperti nilai sifat atau nilai orang, objek atau kegiatan di dalam kelompok.

Penelitian tindakan kelas ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y) yaitu:

3.6.1 Variabel Bebas (X)

Slameto (2015:198) variabel bebas atau independent adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas atau independent merupakan variabel tindakan yang sengaja dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas ini erat kaitannya dengan guru saat mengajar, kondisi siswa dalam kelas, model pembelajaran yang digunakan dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut nantinya akan mempengaruhi muncul atau tidaknya hasil belajar. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) pada siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun 2017/2018. Variabel bebas disini adalah Problem-Based Learning (PBL).

Metode Problem-Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog (Ridwan Abdulah Sani, 2014:127).

(4)

3.6.2 Variabel Terikat (Y)

Menurut Slameto (2015:198) variabel tergantung atau dependent adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Variabel terikat atau dependent merupakan akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas. Variabel terikat erat kaitannya dengan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keaktifan belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun 2017/2018 pada tema lingkungan sahabat kita.

Banyak faktor yang mempengaruhi aktifitas dan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kondisi siswa di kelas. Kondisi siswa di kelas akan dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran yang tepat. Dalam penelitian ini aktivitas dan hasil belajar akan di pengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 semester II tahun ajaran 2017/2018.

3.7Rencana Tindakan

Desain penelitian PTK yang digunakan adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri 3 tahapan yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, refleksi (Tampubolon, 2014:27). Tahapan kegiatan tersebut secara rinci digambarkan melalui gambar sebagai berikut:

(5)

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode spiral dari Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung materi ajar dan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Adapun perangkat untuk melakukan pengukuran keaktifan dan hasil belajar digunakan tes setiap akhir siklus.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi siklus 1

Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini diberikan tindakan yang berupa model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer yang merupakan guru lain yang bertugas untuk mengobservasi guru kelas sewaktu mengajar dengan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui apa yang harus ditingkat dan dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai.

c. Refleksi siklus 1

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang dihadapi guru saat mengajar dan siswa saat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian peneliti dapat mengetahuai keefektifan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Hasil refleksi ini juga berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II supaya terjadi peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar yang maksimal.

(6)

d. Perencanaan Tindakan siklus 2

Kegiatan perencanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I.

e. Pelaksanaan Tindakan dari Observasi siklus 2

Kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan pada tahap ini sama dengan pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini diberikan tindakan yang berupa model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer yang merupakan guru lain yang bertugas untuk mengobservasi guru kelas sewaktu mengajar dengan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui apa yang harus ditingkat dan dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai. Pada saat penelitian, peneliti juga melakukan pengamatan untuk melihat proses pembelajaran yang berlangsung sehingga akan terwujud pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. f. Refleksi siklus 2

Kegiatan refleksi 2 dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang dihadapi guru saat mengajar dan siswa saat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.

Jika hasil penelitian yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan maka siklus tindakan dapat diberhentikan. Akan tetapi, jika hasil penelitian yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilaksanakan siklus berikutnya. Sehingga indikator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(7)

3.8Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik tes

Teknik tes disini digunakan untuk memperoleh data keaktifan belajar dan hasil belajar pada tema lingkungan sahabat kita di tindakan siklus 1 dan siklus 2. Soal yang akan di berikan kepada siswa berbentuk pilihan ganda.

b. Teknik Non-tes

Teknik non-tes yaitu pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Dalam penelitian ini menggunakan studi dokumen disini digunakan untuk memperoleh data dari keaktifan belajar dan hasil belajar pada tema lingkungan sahabat kita saat kondisi awal. Selain itu dilakukan untuk mengetahui karakter siswa dan keadaan sekolah yang akan di teliti.

3.8.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah lembar soal tes pada siklus 1 dan siklus 2. Kisi-kisi instrumen soal dibuat sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar pada tema lingkungan sahabat kita sub tema perubahan lingkungan. Pada siklus 1 yaitu pembelajaran ke 3, sedangkan siklus 2 yaiu pembelajaran 4. Berikut adalah kisi-kisi instrumen siklus 1 dan siklus 2 dengan kompetensi dasar sebagai berikut:

(8)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Siklus 1

Kompetensi Dasar:

PPKn : 1.3, 2.3, dan 4.3 Bahasa Indonesia : 3.8 dan 4.8 IPS : 3.3 dan 4.3

No Indikator Ranah Kognitif Jumlah Total No Soal

C1 C2 C3 C4 C5 C6 1. Menjelaskan usaha ekonomi perorangan dalamkeberagaman

sosial masyarakat.

Md 3 3 3 1,2,4

Sd

Sk

2. Menyebutkan sikap toleran dalam melakukan usaha ekonomi perorangan.

Md 5

Sd 5 5 3,7,8,9,10

Sk

3. Menyebutkan keragaman sosial budaya masyarakat. Md 1

Sd

Sk 1 1 6

4. Mencontohkan kegiatan yang mendukung keberagaman sosial budaya masyarakat.

Md 1

Sd

(9)

5. Menjelaskan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi. Md 3 3 8 11,13,19 Sd 5 5 12,14,15,1 6,20 Sk

6. Menjelaskan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi.

Md 2

Sd

Sk 2 2 17,18

7. Membedakan peran usaha ekonomi perorangan dalam upaya kesejahteraan masyrakat.

Md 2

Sd

Sk 2 2 22,27

8. Menjelaskan usaha ekonomi perorangan dan peran usaha ekonomi di bidang sosial dan budaya.

Md 3 3 8 21,22,29 Sd 5 5 24,25,26,2 8,30 Sk Mudah 9 Sedang 15 Sukar 6 Jumlah 30

(10)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus 2

Kompetensi Dasar:

PPKn : 1.3, 2.3, dan 4.3 Bahasa Indonesia : 3.8 dan 4.8 IPS : 3.3 dan 4.3

No Indikator Ranah Kognitif Jumlah Total No Soal

C1 C2 C3 C4 C5 C6 1. Menjelaskan usaha ekonomi kelompok dalam keberagaman sosial

masyarakat.

Md 3 3 3 1,3,4

Sd

Sk

2. Menyebutkan sikap toleran dalam melakukan usaha ekonomi kelompok.

Md 5

Sd 5 5 6,7,8,9, 10

Sk

3. Menyebutkan tujuan usaha ekonomi kelompok dalam keragaman sosial budaya masyarakat.

Md 1

Sd

Sk 1 1 2

4. Mencontohkan kegiatan usaha ekonomi kelompok yang mendukung keberagaman sosial budaya masyarakat.

Md 1

Sd

(11)

5. Menjelaskan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi. Md 3 3 8 15,18,19 Sd 5 5 12,13,14, 17,20 Sk

6. Menjelaskan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi.

Md 2

Sd

Sk 2 2 11,16

7. Membedakan peran usaha ekonomi kelompok dalam upaya kesejahteraan masyrakat.

Md 2

Sd

Sk 2 2 24,29

8. Menjelaskan usaha ekonomi kelompok dan peran usaha ekonomi di bidang sosial dan budaya.

Md 3 3 8 21,22,23 Sd 5 5 25,26,27, 28,30 Sk Mudah 9 Sedang 15 Sukar 6 Jumlah 30

(12)

Pada lembar keaktifan siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan lembar observasi kegiatan siswa digunakan Skala Likert (Sugiyono, 2010:134-135) dengan rentang skor 1-4. Kriteria yang ditetapkan ada 4 tingkat katagori yaitu tingkat :kurang baik” jika presentase skor hasil pengamatan diatara 25%-50%, tingkat “tidak baik” jika presentase skor hasil pengamatan diantara 56%-70%, tingkat “baik” jika presentase skor hasil pengamatan diantara 71%-85%, dan tingkat “sangat baik” jika presentasi hasil pengamatan diantara 86%-100%.

Kisi-kisi lembar keaktifan siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan lembar observasi kegiatan siswadapat dilihat pada tabel 3.3, 3.4, dan 3.5.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Keaktifan Siswa

No Indikator No Item

1. Siswa menjelaskan video yang ditampilkan oleh guru. 1 2. Kesediaan siswa dalam merespon pertanyaan dari guru. 2

3. Siswa mengajukan pertanyaan yang kurang dipahami. 3 4. Kesediaan siswa membaca materi yang diberikan oleh guru. 4

5. Siswa dapat menyimpulkan penjelasan guru. 5 6. Siswa dapat mengkritik hasil diskusi dari kelompok lain. 6

7. Siswa dapat memperjelas hasil diskusi dengan menulis laporan.

7

8. Siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

8

9. Siswa berani menarik kesimpulan tentang materi yang di pelajari.

9

10. Siswa dapat membuat keputusan di dalam sebuah kelompok.

(13)

Kriteria Penialain Keaktifan: Penilaian : Rentang skor 1-4 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏𝟎𝟎 Skor maksimum = 40 Katagori Keaktifan:

Kurang Baik = 25%-50% Baik = 71%-85%

Cukup Baik = 56%-70% Sangat Baik = 86%-100%

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kegiatan Guru

No Indikator No Item

1. Guru menampilkan video tentang “Jenis-Jenis Usaha yang Dikelola Sendiri”.

1

2. Guru bertanya jawab tentang materi pebelajaran

pembelajaran 1 tentang jenis-jenis usaha ekonomi dan tanya jawab tentang jenis usaha yang dikelola sendiri.

 Usaha apa yang memanfaatkan alam?

Jawab: pertanian, perikanan, dan perkebunan.  Dari video di atas jenis usaha apa yang kamu lihat?

Jawab: pertanian dan perdagangan.

2

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3

4. Guru mengajak siswa untuk membaca bacaan dibuku paket yang berjudul “Jenis Usaha Ekonomi yang Dikelola Sendiri”.

4

5. Guru bertanya jawab tentang jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri atau perorangan.

 Dari bacaan di atas, apa saja jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri atau perorangan berdasarkan macam-macamnya?

(14)

Jawab: usaha pertanian (padi, sayur, palawija), usaha perdagangan (pedagang keliling, pedagang di pasar, warung, dan toko kelontong).

6. Guru membagi siswa menjadi 4-5 siswa/kelompok sesuai dengan urutan absensi.

6

7. Guru membagikan tugas masing-masing kelompok. 7

8. Guru membagi lembar kerja pada setiap kelompok. 8

9. Guru membagikan sebuah masalah pada setiap kelompok. 9

10. Guru sebagai fasilitator untuk membantu setiap kelompok menyelesaikan masalah yang diberikan.

10

11. Guru menyuruh perwakilan salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompoknya di depan kelas.

11

12. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran hari ini.

12

13. Guru memberikan evaluasi tes tertulis pada siswa:  Siswa mengerjakan tes secara individu.

 Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil tes.  Guru mengadakan penilaian.

 Guru menginput hasil tes di daftar nilai.

13

14. Guru memberikan tindak lanjut:

 Siswa yang mendapat nilai di bawah 70 diberikan soal perbaikan dan siswa yang mendapat nilai di atas 70 diberikan soal pengayaan.

 Saran-saran untuk siswa, supaya belajar lebih baik untuk pelajaran berikutnya.

(15)

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kegiatan Siswa

No Indikator No Item

1. Siswa menyimak video yang di tampilkan. 1

2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pembelajran 1 tentang jenis usaha ekonomi dan jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri.

2

3. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

3

4. Siswa menbaca bacaan di buku paket yang berjudul “Jenis Usaha Ekonomi yang Dikelola Sendiri”.

4

5. Siswa bertanya jawab tentang bacaan yang berjudul “Jenis Usaha Ekonomi yang Dikelola Sendiri”.

5

6. Siswa langsung mencari tempat duduk sesuai dengan kelompoknya (urutan absensi).

6

7. Siswa mendengarkan tugas-tugas yang harus di kerjakan oleh setiap kelompok.

7

8. Siswa mengisi nama kelompok dan nama anggotanya. 8

9. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan masalah yang telah diberikan oleh guru.

9

10. Siswa bertanya kepada guru tentang kesulitan dalam memcahan masalah.

10

11. Setiap perwakilan kelompok satu siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

11

12. Siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari hari ini.

12

13. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. 13

14. Siswa yang mendapat nilai di atas 70 mengerjakan soal perbaikan dan siswa yang mendapat nilai di bawah 70

(16)

mengerjakan soal remedial.

3.9Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Butir soal tes evaluasi sebelum di berikan kepada siswa di uji cobakan terlebih dahulu sehingga memperoleh butir soal tes yang valid. Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya (Sudjino, 2011:185). Sedangkan reliabilitas (ajeg) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg (Wardani, dkk, 2012:344). Untuk mengukur validitas dan reliabilitas di bantu menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 agar memperoleh butir soal yang valid.

3.9.1 Uji Validitas

Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor buktinya sendiri (corrected item total corelation).

Tabel 3.6

Rentang Indeks Validitas

No Indeks Interprestasi 1. 0,81-1,00 Sangat Tinggi 2. 0,61-0,80 Tinggi 3. 0,41-0,60 Cukup 4. 0,21-0,40 Rendah 5. 0,00-0,20 Sangat Rendah

a) Validitas Butir Soal Siklus 1

Butir soal yang diujikan kepada 31 siswa, terdapat butir soal yang dinyatakan valid dan tidak valid. Hasil rekap uji coba butir soal siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(17)

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 1 Hasil Uji

Validitas Soal Siklus 1

Item Soal Soal Tidak

Valid

Soal Valid & Soal yang Digunakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 3, 4, 7, 9, 13, 18, 19, 25, 27, 28. 1, 2, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 29, 30. Jumlah 30 10 20

Berdasarkan hasil uji validitas butir soal siklus 1, dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 10 butir soal yang tidak valid karena butir soal tersebut mimiliki r-hitung<r-tabel (0,367). Sedangkan butir soal yang valid digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah 20 butir soal.

b) Validitas Butir Soal Siklus 2

Butir soal yang diujikan kepada 31 siswa, terdapat butir soal yang dinyatakan valid dan tidak valid. Hasil rekap uji coba butir soal siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 2 Hasil Uji

Validitas Soal Siklus 1

Item Soal Soal Tidak

Valid

Soal Valid & Soal yang Digunakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 1, 5, 7, 8, 13, 16, 18, 21, 27, 29. 2, 3, 4, 6, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 30. Jumlah 30 10 20

Berdasarkan hasil uji validitas butir soal siklus 2, dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 10 butir soal yang tidak valid karena butir soal tersebut mimiliki r-hitung<r-tabel (0,367). Sedangkan butir soal yang valid digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah 20 butir soal.

(18)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji releabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program

IBM SPSS Statistics 20 dan pada tabel 3.9 yaitu kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan sebagai pedoman (Wadani dkk, 2012:346).

Tabel 3.9

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interprestasi 1. <0,80-100 Sangat Reliabel 2. <0,80-0,60 Reliabel 3. <0,60-0,40 Cukup Reliabel 4. <0,40-0,20 Agak Reliabel 5. <0,20 Kurang Reliabel

Di bawah ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 20:

Tabel 3.10

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus 1 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.864 20

Berdasarkan tabel di atas, data hasil uji reliabilitas pada siklus 1 di peroleh Cronbach's Alpha 0,864, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal siklus 1 termasuk ke dalam katagori sangat reliabel, dikarenakan rentang indeks reliabilitasnya <0,80-100.

(19)

Tabel 3.11

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus 2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.903 20

Berdasarkan tabel di atas, data hasil uji reliabilitas pada siklus 2 di peroleh Cronbach's Alpha 0,903, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal siklus 2 termasuk ke dalam katagori sangat reliabel, dikarenakan rentang indeks reliabilitasnya <0,80-100.

3.10 Uji Taraf Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukan mudah dan sukarnya sebuah soal sebuah soal (Arikunto, 2009:207). Cara menghitung tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus sabagai berikut:

𝑷 = 𝑩

𝑱𝒔 Keterangan:

P= tingkat kesukaran

B= subjek yang menjawab betul

Js= banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes.

Klasifikasi tingkat kesukaran menurut Arikunto (2009:75) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kemudahan Kriteria

0,00-0,29 Sukar

0,30-0,69 Sedang

(20)

Tabel 3.12, klasifikasi tingkat kesukaran dengan indeks kemudahan 0,00-0,29 terdapat pada kriteria sukar, indeks kemudahan 0,30-0,69 terdapat pada kriteria sedang, dan indeks 0.70-1.00 terdapat pada kriteria mudah.

Berikut ini adalah tabel uji taraf kesukaran soal pada siklus 1 dan siklus 2.

Tabel 3.13

Hasil Uji Kesukaran Soal Siklus 1

Indeks Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah

0,00-0,29 Sukar 6, 8, 15, 26 4 0,30-0,69 Sedang 5, 14, 17, 22, 29, 30 6 0,70-1.00 Mudah 1, 2, 10, 11, 12, 16, 20, 21, 23, 24 10 Jumlah 20

Berdasarkan tabel 3.13, Hasil uji taraf kesukaran soal siklus. Pada siklus 1 terdapat 4 soal dalam katagori sukar yaitu 6, 8, 15, 26, 6 soal pada katagori sedang yaitu 5, 14, 17, 22, 29, 30, dan 10 soal dalam katagori mudah yaitu 1, 2, 10, 11, 12, 16, 20, 21, 23, 24.

Tabel 3.14

Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus 2

Indeks Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah

0,00-0,29 Sukar 19, 22, 28, 30 4 0,30-0,69 Sedang 6, 10, 12, 17, 20, 25 6 0,70-1.00 Mudah 2, 3, 4, 9, 11, 14, 15, 23, 24, 26 10 Jumlah 20

(21)

Berdasarkan tabel 3.14, Hasil uji taraf kesukaran soal siklus 2. Pada siklus 2 terdapat 4 soal dalam katagori sukar yaitu 19, 22, 28, 30 soal pada katagori sedang yaitu 6, 10, 12, 17, 20, 25, dan 10 soal dalam katagori mudah yaitu 2, 3, 4, 9, 11, 14, 15, 23, 24, 26.

3.11 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif komparatif. Data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada akhir pembelajaran setiap siklus adalah data kuantitatif, sedangkan data yang akan dianalisis diperoleh dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa dengan penjelasan atau keterangan yaitu data deskriptif komparatif. Kemudian data kuantitatif tersebut di analisis menggunakan deskriptif komparatif dengan cara membandingkan hasil belajar nilai tes pada setiap siklusnya. Analisi kuantitatif dilakukan dengan analisis deskriptif komparatif berdasarkan hasil lembar observasi guru dan lembar observasi siswa pada setiap kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan Sistem skor dalam penelitian ini menggunakan skala penilaian (Rating Scale), Numerical Rating Scale dengan 4 jawaban alternatif yaitu 1, 2, 3, 4.

Kriteria Penialain:

Penilaian Keaktifan:

Rentang skor 1-4 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Skor maksimum = 40 Skor minimum = 10

Katagori Keaktifan:

Kurang Baik = 25%-50% Baik = 71%-85%

(22)

Tabel 3.15

Hasil Persentase Keaktifan

Skor Hasil Persentase Keaktifan Katagori 1 2,5% 2 5% 3 7,5% 4 10% 5 12,5% 6 15% 7 17,5% 8 20% 9 22,5% Kurang Baik 10 25% Kurang Baik 11 27,5% Kurang Baik 12 30% Kurang Baik 13 32,5% Kurang Baik 14 35% Kurang Baik 15 37,5% Kurang Baik 16 40% Kurang Baik 17 42,5% Kurang Baik 18 45% Kurang Baik 19 47,5% Kurang Baik 20 50% Kurang Baik 21 52,5% Kurang Baik 22 55% Kurang Baik 23 57,5% Cukup Baik 24 60% Cukup Baik 25 62,5% Cukup Baik 26 65% Cukup Baik 27 67,5% Cukup Baik 28 70% Cukup Baik 29 72,5% Baik 30 75% Baik 31 77,5% Baik 32 80% Baik 33 82,5% Baik 34 85% Baik 35 87,5% Sangat Baik 36 90% Sangat Baik 37 92,5% Sangat Baik 38 95% Sangat Baik 39 97,5% Sangat Baik 40 100% Sangat Baik

(23)

3.12 Indikator Keberhasilan

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa kelas SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti berusaha meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar pada saat pembelajaran berlangsung.

Untuk meningkatkan keaktifan belajar, siswa peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dengan skala penilaian Likert, sehingga model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sebesar 75%.

Meningkatkan hasil belajar siswa perlu adanya tolak ukur, agar mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan kelas peneliti menggunakan indikator kinerja. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar yaitu nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2. Penelitian ini dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, apabila secara klasikal hasil belajar siswa mencapai KKM sebesar 95%.

Gambar

Gambar 3.2 Teori Stephen Kemmis dan Rotin Mc. Taggart
Tabel 3.12, klasifikasi tingkat kesukaran dengan indeks kemudahan 0,00- 0,00-0,29  terdapat  pada  kriteria  sukar,  indeks  kemudahan  0,30-0,69  terdapat  pada  kriteria sedang, dan indeks 0.70-1.00 terdapat pada kriteria mudah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sebuah cerita terdapat unsur yang disebut latar, meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana3. Amanat/pesan apa yang disampaikan dalam

Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar

Tajuk pohon yang banyak dan berlapis-lapis pada tanaman yang ada di hutan akan sangat membantu untuk menahan energi potensial air hujan yang jatuh sehingga aliran air

Hasil penelitian klien III (SBN) klien kurang bertanggung jawab dan kurang perhatian dari orangtua yang menyebabkan ia berani dengan orang tua. Penerapan

383 manajemen CIMB Niaga pada umumnya adalah penyempurnaan produk yang berinovasi dan bervariatif agar minat menabung kembali, kemudian peningkatan layanan terhadap

Pembangunan ekonomi di Kawasan Istana Basa Pagaruyung sudah menunjukkan pengembangan dari ekonomi berbasis kearifan lokal. Dari ketiga indikator pembangunan ekonomi, faktanya

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler