• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan kognitif, afektif, psikomotor dan juga penanaman karakter serta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan kognitif, afektif, psikomotor dan juga penanaman karakter serta"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jenjang pendidikan di sekolah dasar ialah sebuah tingkat pendidikan dimana guru akan memberikan peserta didik berbagai keterampilan seperti pengetahuan kognitif, afektif, psikomotor dan juga penanaman karakter serta moral yang berlandaskan pada nilai pancasila didalam diri peserta didik. Pendidikan pada jenjang sekolah dasar juga termasuk bagian dari pelaksanaan program pendidikan nasional yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia, yakni melalui penanaman nilai-nilai pancasila kepada peserta didik seperti contohnya rasa kemanusiaan, rasa toleransi, dan lain-lain.

Menurut PP No. 19 Tahun 2019 menyatakan bahwa, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Pada tingkat sekolah dasar, selain mengajar guru juga dituntut untuk dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik, karena di dalam pancasila terdapat nilai-nilai yang merupakan pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Dengan pembiasaan dan penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini, maka peserta didik akan terus memiliki sikap dan karakter yang baik hingga dewasa nanti.

(2)

2

Pentingnya penanaman nilai-nilai Praktis Pancasila dalam pembelajaran ini dapat dilihat berdasarkan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa, “Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”. Hal menekankan bahwa konteks pendidikan di Indonesia harus dilandasi oleh pancasila dan UUD 1945.

Nilai-nilai Praktis pancasila ini dapat diperoleh peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran baik diluar maupun dalam kelasseperti dalam pembelajaran tematik dalam pelaksanaannya mencakup beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik adalah proses pembelajaran dimana dalam penyajiannya yaitu dengan cara menggabungkan berbagai mata pelajaran menggunakan sebuah tema tertentu dan kemudian dapat memberikan pengalaman yang berharga kepada peserta didik. (Abdul, 2014: 80).

Seperti saat ini kurikulum 2013 untuk SD/MI telah menggunakan pembelajaran tematik yang diimplementasikan pada kelas rendah dimana implementasinya enacu pada pertimbangan bahwa pembelajaran tematik ini lebih sesuai dengan perkembangan fisik dan psikologis anak. Pembelajaran tematik memiliki arti yaitu sebuah kegiatan pembelajaran yang berangkat dari satu tema kemudian dielaborasi dari segala aspek mata pelajaran. (Abdul, 2014: 86).

Dalam pelaksanaan nilai dasar dalam kehidupan sehari-hari disebut nilai praktis. Maka dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, guru bisa menyisipkan atau mengintegrasikan nilai nilai praktis pancasila kedalam proses atau metode

(3)

3

pembelajaran. Karena anak-anak perlu ditanamkan kebiasaan yang bagus sejak dini, baik itu di lingkungan sekolah maupun keluarga. (Ali & Yozi, 2018: 204).

Guru perlu memiliki strategi untuk menanamkan nilai praktis yang terkandung didalam setiap sila pancasila khususnya sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang meliputi; Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong, Bersikap adil, Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, Menghormati hak orang lain, Suka memberi pertolongan keada orang lain, Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, Tidak bersifat boros, Tidak bergaya hidup mewah, Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum, Suka bekerja keras dan Menghargai hasil karya orang lain. (Ibid dalam Charda, 2018: 36-38)

Sikap ini diterapkan pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Bukan hanya guru saja tetapi kepala sekolah, warga sekolah dan orang tua peserta didik juga berperan penting dalam pembiasaan dan pemberi contoh sikap-sikap yang baik. (Ali & Yozi, 2018: 205). Guru sebagai seorang pendidik memiliki andal yang penting dalam membimbing peserta didik baik dalam membentuk kecerdasan spiritual, kecerdasan akademis dan juga membentuk karakter peserta didik yang tentunya sesuai dengan nilai-nilai sila pancasila.

Guru harus memiliki strategi pembelajaran yang tepat sasaran dalam menyampaikan materi atau sebuah ilmu kepada peserta didik. Tidak hanya itu, guru harus memiliki personality yang baik pula, karena pada dasarnya peserta didik pasti akan meniru perilaku yang biasa diperbuat oleh gurunya. Agar

(4)

4

tercapainya tujuan dan hasil yang baik maka guru harus memiliki stategi dalam melaksanakan pembelajaran. Strategi memiliki makna sebagai sebuah kegiatan untuk merencanakan,dan juga langkah rangkaian untuk mencapai seuah tujuan.

Guru dapat mengimplemenasikan berbagai macam strategi diantaranya yaitu dengan; (1)Keteladanan atau Contoh; (2) Kegiatan Spontan; (3) Teguran; (4) Pengkondisian lingkungan; (5) Kegiatan rutin yang berupa mengintegrasikan nilai praktis pencasila dalam perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, metode pembelajaran, langkah kegiatan pembelajaran, buku sumber dan media pembelajaran yang digunakan guru. (Jamil, 2012: 272-275)

Berdasarkan observasi awal pada tanggal 10 Oktober 2019 yang dilakukan di SDN 36/I Kilangan sudah terlihat adanya penerapan dari nilai praktis Pancasila dalam pembelajaran dan guru juga sudah memiliki strategi dalam menanamkan berbagai nilai praktis pancasila pada peserta didik yaitu seperti adanya kegiatan rutin yasinan (nilai ketuhanan) dan gotong royong (nilai persatuan dan nilai keadilan sosial) setiap hari jumat dan sabtu, upacara bendera, dan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung keterlaksanaan penerapan dari nilai-nilai praktis Pancasila.

Tingginya rasa gotong-royong di lingkungan SDN 36/I Kilangan mencerminkan sikap dari nilai praktis sila kelima pancasila. Kemudian, sikap atau perilaku peserta didik yang menggambarkan nilai praktis sila kelima pancasila dalam proses pembelajaran bisa dikatakan cukup terealisasi dengan cukup baik. Tetapi juga masih terdapat sebagian kecil dari peserta didik mereka belum menerapkan nilai tersebut. Hal ini dapat diliat terdapat peserta didik yang mengejek temannya sampai menangis dan bersikap tidak sopan kepada guru.

(5)

5

Berkaca dari permasalahan diatas, maka siswa harus diberikan penanaman nilai-nilai pancasila khususnya nilai praktis dengan baik pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Kita juga berkaca dari keadaan saat sekarang ini, yang mana minimnya penanaman nilai dan moral pada proses pembentukan karakteristik anak yang akan memilik impact pada kehidupan sehari-hari, hal ini terbukti dengan banyaknya kasus-kasus peserta didik membully temannya, bahkan ada peserta didik yang berani melawan kepada gurunya. Seperti contoh saat ini marak terjadi kasus tawuran antar pelajar, kasus bullying yang baru-baru ini terjadi di Pontianak pada bulan April 2019, dan kasus-kasus siswa membully gurunya menggunakan kekerasan. Ini merupakan contoh permasalahan jika nilai-nilai pancasila tidak diterapkan dengan baik dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Sebagai bangsa dan warga negara yang menghormati negara kita, sudah seharusnya kita mengamalkan nilai-nilai yang terkandung didalam sila pancasila sebagai dasar negara kita. Beberapa orang menganggap sepele pengetahuan mengenai nilai-nilai pancasila ini. Tetapi kita juga harus tau bahwa tanpa Pancasila maka tentunyanegara ini tidak memiliki pondasi yang kokoh untuk membangun bangsa menjadi bangsa yang beradab, bersatu, adil dan aman.

Dengan demikian, bahwa nilai-nilai atau falsafah yang dianut oleh seseorang atau suatu bangsa dijadikan norma dan landasan untuk mendidik peserta didik. Nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menentukan arah dan tujuan pendidikan dan menjadi satu kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan yang mengacu pada tujuan yang sama.

(6)

6

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Strategi Guru dalam Pengembangan Nilai Praktis Pancasila Sila Ke-5 Pancasila Pada Pembelajaran Tematik di Kelas Rendah Sekolah Dasar”. Penelitian ini berfokus pada strategi guru dalam penanaman nilai praktis pancasila khususnya sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, pada pembelajaran tematik di kelas I SDN 36/I Kilangan.

1.2 Rumusan Masalah

Kemudian setalah menelaah latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan nilai praktis sila ke-5 Pancasila pada pembelajaran tematik di kelas 1 SDN 36/I Kilangan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti memiliki tujuan, yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana strategi guru dalam pengembangan nilai praktis sila ke-5 pancasila pada pembelajaran tematik di kelas 1 SDN 36/I Kilangan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis peneliti berharap penelitian ini bisa mendeskripsikan bagaimana strategi guru dalam pengembangan nilai praktis siila kelima pancasila pada pembelajaran tematik di kelas rendah sekolah dasar dan

(7)

7

juga menjadi referensi bagi guru atau pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berdasarkan nilai-nilai praktis pancasila. 1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi sumber masukan kepada pihak sekolah untuk mengetahui strategi dalam pengembangan nilai praktis sila kelima pancasila pada pembelajaran tematik di kelas rendah sekolah dasar.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi sumber masukan kepada guru untuk mengetahui strategi dalam pengembangan nilai praktis sila kelima pancasila pada pembelajaran tematik di kelas rendah sekolah dasar.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menyuguhkan informasi kepada peneliti sebagai calon pendidik tentang strategi yang dapat dilakukan guru dalam pengembangan nilai pancasila pada pembelajaran tematik di kelas rendah sekolah dasar.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, jaringan saraf tiruan akan digunakan untuk mengenali pola Aksara Pegon Jawa yang memiliki keunikan dalam bentuk, dan masing-masing huruf terkadang hampir

DAFTAR PERINGKAT PESERTA YANG MEMENUHI NILAI AMBANG BATAS UNTUK FORMASI UMUM. JABATAN ANALIS KEGIATAN EKSPLORASI DAN

Sistem Informasi Penyewaan Kaset VCD/DVD Pada Raisya Rental Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.. Kolaborasi PHP dan MySQL untuk MembuatWeb Database

[r]

Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa: (1) Nilai Stabilitas, Flow, VIM, dan Marshall Quotient tanpa penambahan serbuk keramik sebagai filler akan terus meningkat

analisis kelayakan yang terdiri dari aspek pasar, aspek. teknis, aspek organisasi, dan aspek

One of the most important things to remember when playing in a land based casino is that the layout of the casino is designed to pull you into the games with the worst player odds..

Ditujukan untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan seperti infrastruktur, ketahanan pangan, energi, kemaritiman dan pariwisata sesuai dengan prioritas