• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM M.K DESAIN PENANAMAN LANSKAP (ARL312) PEMUPUKAN. Dosen : Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr Dr. Ir.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM M.K DESAIN PENANAMAN LANSKAP (ARL312) PEMUPUKAN. Dosen : Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr Dr. Ir."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 LAPORAN PRAKTIKUM M.K DESAIN PENANAMAN LANSKAP (ARL312)

PEMUPUKAN

Dosen :

Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr Dr. Ir. Tati Budiarti, MS

Asisten :

Dyah Yuningsih / A44070004 Lina Azizah / A44070025 Yulita Dwi Fatmasari / A44070062

Disusun Oleh : KELOMPOK 3

1. Juanita Elina (A24080148) 2. Adisti Rizky Arti (A24080164) 3. Dyah Puspitaloka (H44080055)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

(2)

2

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... 3 BAB I PENDAHULUAN ... 4 1.1 Latar Belakang ... 4 1.2 Tujuan ... 5 1.3 Manfaat ... 5 BAB II METODE ... 6

2.1 Alat dan Bahan ... 6

2.2 Langkah-langkah ... 6

2.2.1 Persiapan Lahan ... 6

2.2.2 Pemupukan ... 6

2.3 Kebutuhan pupuk ... 7

BAB III PEMBAHASAN ... 8

3.1 Hasil Pengamatan ... 8 3.2 Pembahasan ... 12 BAB IV PENUTUP ... 14 Kesimpulan ... 14 Saran ... 14 DAFTAR PUSTAKA ... 15

(3)

3

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel Pemupukan Rumput Pagentongan ... ………… 8

2. Tabel Pemupukan Semak Pagentongan ... ………8

3. Tabel Pemupukan Rumput Faperta...9

(4)

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemupukan merupakan salah satu pemeliharaan fisik tanaman, disamping penyiraman dan pemangkasan. Sedangkan pupuk itu sendiri merupakan salah satu faktor lingkungan yang harus seimbang dalam lanskap yang ditujukan untuk menampilkan potensi maksimum dari suatu tanaman. Dengan adanya pemupukan maka akan menjamin tidak terjadi defisiensi elemen esensial yang menghambat pertumbuhan. Namun hal ini tidak berarti bahwa pemupukan adalah subtitusi dari matahari atau air. Jenis-jenis pupuk itu sendiri secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pupuk inorganik yang biasanya fast release dan pupuk organik yang biasanya slow release dan berbentuk butiran.

Pemupukan ini sangat dibutuhkan untuk mendorong perkembangan tanaman. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan, dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan. Untuk metode pemupukan itu sendiri terbagi mejadi dua jenis, yaitu deep root feeding dan surface application. Untuk penempatan pupuk itu sendiri tidak ditumpuk di sekeliling batang pohon atau semak, tetapi disebar pada seluruh zona perakaran. Sedangkan untuk dosisnya biasanya bergantung pada umur tanaman dan dihitung berdasarkan dua kali luas proyeksi tajuk.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan teknik pemupukan yang tepat, diantaranya adalah tipe tanaman, umur tanaman, tingkat reaksi tanaman yang diharapkan, metode aplikasi dan biaya peralatan, kedekatan terhadap sumber air, efek terhadap tipe tanah dan derajat keasaman, tipe defisiensi, dan hasil tes tanah atau metode sampling lainnya. Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi cepat atau tidaknya penyerapan pupuk pada tanaman adalah jenis pupuk itu sendiri, apakah organik ataupun inorganik. Pupuk cair biasanya lebih

(5)

5 cepat diserap oleh tanaman. Disamping itu faktor-faktor lain yang menentukan cepatnya pemupukan adalah vigor tanah, tipe tanah, dan yang terakhir adalah kelembaban tanah serta suhu tanah.

1.2 Tujuan

Tujuan dari diadakannya prakikum pemupukan ini adalah agar mahasiswa mengetahui penerapan pemeliharaan fisik berupa pemupukan mulai dari tahapan penyiapan lahan, penyiapan takaran dosis pupuk itu sendiri, prosedur pemupukan, dan mengetahui hasil dari pemupukan. Dengan mempraktekkan prosedur tersebut di lapang, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penerapan dari prosedur pemupukan yang ada di teori dan dapat membandingkan hasil di teori dengan hasil yang didapat di lapang.

1.3 Manfaat

Manfaat dari diadakannya praktikum pemupukan ini adalah mahasiswa mempunyai kompetensi khusus dalam menerapkan salah satu prosedur pemeliharaan fisik berupa pemupukan mulai dari proses penyiapan lahan, penyiapan takaran dosis pupuk itu sendiri, prosedur pemupukan, dan mengetahui hasil dari pemupukan yang telah dilakukan. Dengan mengimplementasikan teori yang telah didapat di kuliah, diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui penerapan prosedur pemupukan yang ada di teori dan dapat mengetahui bagaimana hasil di teori dan di lapang.

(6)

6

BAB II

METODE

2.1 Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan dalam praktikum pemupukan ini adalah: 1. Cangkul

2. Linggis 3. Meteran

Sedangkan bahan yang dipakai dalam praktikum pemupukan ini adalah: 1. Pupuk urea

2. Pupuk NPK 3. Pupuk ZA

3.2 Langkah-langkah

Pemupukan semak : pembuatan alur pupuk melingkari semak, pupuk NPK diseba pada alur yang telah dibuat, penutupan alur, dan tanaman disiram.

Pemupukan rumput : pupuk disebar merata pada hamparan rumput dan ditutup tipis dengan tanah, kemudian disiram.

Pemupukan pohon : pembuatan alur pupuk di bawah tajuk terluar pohon secara melingkar dan pembuatan lubang pupuk dengan cara tugal. Pemberian pupuk urea pada alur dan lubang yang telah dibuat berdasarkan luas proyeksi tajuk pohon. Penutupan alur dan lubang yang telah diberi pupuk.

2.2.1 Persiapan Lahan

Sebelum dilakukan pemupukan, dilakukan persiapan lahan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan cara menyiangi gulma yang ada di sekitar tanaman yang akan dipupuk. Kemudian mengukur jarak pemupukan.

2.2.2 Pemupukan

Pupuk diberikan pada tanaman dengan cara disebar secara merata. Pada semak sebelum pemberian pupuk, dibuat alur pupuk melingkar di sekitar semak,

(7)

7 sedangkan pada pohon dengan cara pembuatan alur pupuk melingkar di bawah tajuk terluar dan pembuatan lubang dengan tugal.

2.3 Kebutuhan pupuk

1. Rumput Faperta :

Kandungan N dalam pupuk ZA = 21% Dosis N yang dibutuhkan = 3 g/m2

Dosis pupuk ZA = 100/21 x 3 g/m2 = 14.3 g/m2 Pupuk yang dipakai = 14.3 g/m2 x 11.4 m2 = 163.02 g

2. Rumput Pagentongan :

Kandungan N dalam pupuk urea = 45% Dosis N yang dibutuhkan = 4.5 g/m2

Dosis pupuk urea = 100/45 x 4.5 g/m2 = 10 g/m2 Pupuk yang dipakai = 10 g/m2 x 2 m2 = 20 g Pupuk yang dipakai = 10 g/m2 x 4 m2 = 40 g Pupuk yang dipakai = 10 g/m2 x 6 m2 = 60 g

3. Semak Pagentongan :

Kandungan N dalam pupuk NPK = 15% Dosis N yang dibutuhkan = 3 g/m2

Dosis pupuk NPK = 100/15 x 3 g/m2 =20 g/m2 Pupuk yang dipakai = 20 g/m2 x 1 m2 = 20 g Pupuk yang dipakai = 20 g/m2 x 2 m2 = 40 g Pupuk yang dipakai = 20 g/m2 x 3 m2 = 60 g

4. Pohon Arboretum : Pupuk Urea Pohon Jati 1 : 4.7m =114.4 g Pohon Jati 2 : 5.30 m=145.5 g Manggis 1 : 4.70 m= 114.4 g Manggis 2 : 4 m = 82.8 g

(8)

8

BAB III

PEMBAHASAN

3.3 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pemupukan rumput Pagentongan

Kelom

Pok Jenis rumput

Dosis N Dosis pupuk Pupuk yg dipakai Jumlah grid awal sebelum dipupuk Hasil pengamatan (g/m2) (g/m2) g (dosisxluas) M1 M2 M3 1 Axonopus compressus 4,5 10 20 128 210 273 315 2 Axonopus compressus 9 20 40 121 144 180 213 3 Axonopus compressus 13,5 30 60 130 131 79 68 7 Agrostis stolonifera 4,5 10 20 237 250 274 311 8 Agrostis stolonifera 9 20 40 228 244 254 262 9 Agrostis stolonifera 13,5 30 60 231 235 216 188

Tabel 2. Pemupukan semak Pagentongan

Kelom

Pok Jenis Tanaman

dosis N dosis pupuk yg dipakai Jumlah daun awal sebelum dipupuk Hasil pengamatan (jml daun) (g/m2) (g) M1 M2 M3 1 Ixora sp. 3 20 25 37 44 51 6 40 27 33 41 49 9 60 23 29 37 46 2 Mussaenda sp. 3 20 20 29 33 40 6 40 41 44 47 52 9 60 12 27 31 39 3 Hujan Mas 3 20 30 49 67 83 6 40 51 59 64 79 9 60 52 58 65 66 4 Hibiscus rossa-sinensis 3 20 30 37 44 49 6 40 47 46 55 62 9 60 39 47 54 63

(9)

9 Tabel 3. Pemupukan rumput Faperta

Klp Jenis rumput Luas lahan Dosis N Dosis pupuk Pupuk yg dipakai Jumlah anakan awal sebelum dipupuk Hasil pengamatan (m2) (g/m2) (g/m2) g (dosisxluas) M1 M2 M3 1 Axonopus compressus 11,4 3 14,3 163,02 19 25 37 53 2 Axonopus compressus 11,4 6 28,6 326,04 34 37 42 49 3 Axonopus compressus 11,4 9 42,9 489,06 15 17,66 24,33 32

Tabel 4. Pemupukan pohon Arboretum

No Nama Pohon Luas Dosis pupuk

1 Pohon Jati 1 4.7m 114.4 g

2 Pohon Jati 2 5.30 m 145.5 g

3 Pohon manggis 1 4.70 m 114.4 g

(10)

10

Rumput Pagentongan (jumlah grid)

Gambar 1. Axonopus compressus Gambar 2. Agrostis stolonifera

Semak Pagentongan (jumlah daun)

Gambar 3. Ixora sp. Gambar 4. Mussaenda sp. 0 50 100 150 200 250 300 350 M0 MI M2 M3 dosis 20 gr dosis 40 gr dosis 60 gr 0 50 100 150 200 250 300 350 M0 M1 M2 M3 dosis 20 gr dosis 40 gr dosis 60 gr 0 10 20 30 40 50 60 M0 M1 M2 M3 dosis 20 gr dosis 40 gr dosis 60 gr 0 10 20 30 40 50 60 M0 M1 M2 M3 dosis 20 gr dosis 40 gr dosis 60 gr

(11)

11 Gambar 5. Hujan mas Gambar 6. Hibiscus rossa-chinensis

Rumput Faperta (jumlah grid)

Gambar 7. Axonopus compressus 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 M0 M1 M2 M3 dosis 20 gr dosis 40 gr dosis 60 gr 0 10 20 30 40 50 60 70 M0 M1 M2 M3 dosis 20 gr dosis 40 gr dosis 60 gr 0 10 20 30 40 50 60 M0 M1 M2 M3 dosis 14.3 gr dosis 28.6 gr dosis 42.9 gr

(12)

12

3.4 Pembahasan

Perbedaan dosis berpengaruh terhadap tanaman, tanaman yang diberi dosis terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman kering dan akhirnya mati, sedangkan tanaman yang diberi dosis terlalu rendah akan menyebabkan tanaman juga layu dan akhirnya mati karena kekurangan hara dan nutrisi tanaman. Keberhasilan dari pemupukan dapat dilihat dari seberapa cagurnya tanaman atau pohon tersebut. Pohon terlihat segar baik saat pertumbuhanya secara vegetatif maupun generatifnya.

Pemupukan pada rumput Pagentongan yaitu pada Axonopus compressus dan Agrostis stolonifera dengan dosis pupuk yang berbeda terdapat perbedaan jumlah grid setiap minggunya. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk urea. Dosis pupuk yang diaplikasikan pada pemupukan kedua rumput ini adalah 20 gr, 40 gr, dan 60 gr pupuk urea. Dari tabel dan grafik hasil pengamatan, aplikasi pupuk dengan dosis 20 gr dan 40 gr mengalami pertambahan jumlah grid setiap minggunya, sedangkan aplikasi pupuk dengan dosis 60 gr mengalami penurunan jumlah grid hingga pengamatan minggu ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan rumput akan bertambah jika menggunakan pupuk urea dengan dosis 20-40 gr, sedangkan pada dosis 60 gr rumput mengalami kelebihan unsur hara sehingga unsur tersebut bersifat toksik bagi tanaman yang dapat menyebabkan tanaman mati.

Pemupukan pada semak Pagentongan yaitu pada Ixora sp., Mussaenda sp., hujan mas, dan Hibiscus rossa-chinensis. Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK. Tanaman semak ini juga dipupuk dengan dosis pupuk yang berbeda yaitu 20 gr, 40 gr, dan 60 gr. Secara umum, jumlah daun semak meningkat hingga minggu ketiga dengan ketiga dosis pemupukan. Hal ini menunjukkan bahwa semak memberikan respon positif terhadap pemupukan NPK dengan adanya pertambahan jumlah daun.

Pemupukan rumput Axonopus compressus di Faperta dilakukan pada luasan yang sama yaitu 11.4 m2 dengan dosis pupuk yang berbeda yaitu 14.3 gr, 28.6 gr, dan 42.9 gr. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA. Dari hasil tabel dan grafik pengamatan, pertambahan jumlah anakan rumput meningkat dengan

(13)

13 pemupukan ketiga dosis pupuk hingga minggu ketiga pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan berhasil dan tanaman memberikan respon positif terhadap pemupukan.

Pada Tanaman pohon di Arboretum dibuat alur untuk pemberian pupuk urea tersebut. Untuk pohon jati 1 banyak dosis disesuaikan dengan diameter lingkar alur pupuk, dosis yang didapatkan sebesar 114.4 g dengan diameter lingkaran sebesar 4.7 m. Pohon jati 2 dengan dosis sebesar 145.5 g dan diameternya sebesar 5.30 m. Pohon manggis mendapatkan dosis sebesar 114.4 g dan diameter sebesar 4.70. Pohon terakhir mendapatkan dosis 82.8 g dengan diameter 4 m. Dari tabel tersebut didapatkan bahwa semakin besar diameter lingkaran alur pupuk maka semakin besar pula dosis yang dibutuhkan tanaman. Namun, perlu ketahui pula jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh pohon tersebut.

(14)

14

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dosis sangat berpengaruh terhadap tanaman, jika pemberian dosis berlebihan ataupun kekurangan maka akan menyebabkan tanaman menjadi layu atau kemudian mati. Mahasiswa telah belajar seberapa besar dosis yang diberikan untuk tanaman ataupun pohon.

Saran

Pemupukan yang dilakukan menggunakan pelubangan di sekeliling akar pohon tidak efisien waktu karena terlalu banyak, lebih baik pupuk disebar dan ditimbun kembali dengan sedikit tanah untuk menghindari run off. Peralatan seperti timbangan sangat penting untuk mengira kebutuhan pupuk, sehingga harus diperbaiki bila terjadi kerusakan.s

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Konsep Pemupukan Berimbang.

http://pusri.wordpress.com/2007/10/02/konsep-pemupukan-berimbang/ [11 Juni 2011].

Widodo, Thari. 2008. Pupuk: Kontroversi Seputar Pupuk&Pemupukan Tanaman. http://www.kebonkembang.com/serba-serbi-rubrik-44/178.html [11 Juni 2011].

Gambar

Tabel 2. Pemupukan semak Pagentongan
Tabel 4. Pemupukan pohon Arboretum
Gambar 1. Axonopus compressus   Gambar 2. Agrostis stolonifera
Gambar 7. Axonopus compressus

Referensi

Dokumen terkait

Tidak lama kemudian, di hadapan petinggi kerajaan dan rakyat Gowa yang setia, sang raja mengumumkan bahwa kerajaan ini akan dibagi menjadi dua, Gowa dan Tallo.. Yang menjadi

Hasil penelitian daerah penelitian mempunyai data kelas Kesesuain medan kelas II (sesuai) dengan luas 1824 ha dan kelas kesesuaian medan III (sedang) dengan luas 271 ha Mustika

Peubah yang diamati adalah panjang ubi, diameter ubi, jumlah ubi per tanaman, bobot per ubi, bobot basah ubi per petak, dan bobot kering ubi per petak yang dilakukan pada saat

TELEFON NO.FAKS L P ENROLMEN 1 MELAKA PPD ALOR GAJAH MBA0001 SK MASJID TANAH (INTEG) JALAN SMK... BIL NEGERI DAERAH PPD KOD SEKOLAH NAMA SEKOLAH ALAMAT LOKASI BANDAR POSKOD

Meskipun hal ini sudah memenuhi salah satu prasyarat untuk mendaftar menjadi anggota ACPE, namun tentunya perlu adanya peningkatan akan tingkat pendidikan dari para SDM untuk dapat

1. Calon nasabah datang langsung ke Bank Syariah Mandiri KCP Kaliurang dengan membawa emas yang berupa perhiasan ataupun batangan dengan menunjukkan persyaratan

Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) pada Penanganan Fillet Ikan Anggoli (Pristipomoides multidens) dengan Metode Individually Quick Freezing (IQF) Di PT Inti

Dalam upaya mencapai sasaran yang telah dicanangkan dan mengatasi permasalahan yang ada, maka tantangan pokok yang dihadapi dalam pembangunan industri pariwisata adalah: