• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 05121002047 Afriyani Zulyanti (AMDAL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 05121002047 Afriyani Zulyanti (AMDAL)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN “PABRIK VICTORIA, SAKO PALEMBANG”

OLEH

AFRIYANI ZULYANTI 05121002047

PRODI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA 2014

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin banyak industri dan perusahaan-perusahaan makanan yang pesat di Kabupaten Cilacap memberikan pula dampak negatif berupa meningkatnya tekanan terhadap lingkungan. Hal ini terjadi karena pembangunan tempat usaha yang kurang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan setempat, yang pada akhirnya meningkatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup tersebut menjadi beban sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan pemerintah yang harus menanggung biaya pemulihannya.

Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan berakibat pada masalah-masalah yang semakin kompleks dan sulit penanganannya. Oleh karenanya pembangunan yang harus dilakukan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan yaitu pembangunan yang memadukan lingkungan hidup dengan sumber daya alam, untuk mencapaikeberlanjutan pembangunan yang menjadi jaminan bagi kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimasi dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan maka dilakukan penyusunan kajian kelayakan lingkungan berupa AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL & UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). Kedua instrumen lingkungan ini disatu sisi merupakan kajian kelayakan lingkungan bagi kegiatan yang akan memulai usaha tetapi disisi lain juga merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin memulai usaha. Sehingga melalui dokumen ini dapat diketahui dampak yang akan timbul dari suatu kegiatan kemudian bagaimana dampak-dampak tersebut dikelola baik dampak negatif maupun dampak positif.

(3)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran? 2. Seperti apa pencemaran limbah industri pangan itu? 3. Apa saja karakteristik limbah cair?

4. Apa saja dampak yang ditimbulkan limbah industri pangan terhadap lingkungan?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pengertian pencemaran 2. Mengetahui gambaran pencemaran limbah industri pangan 3. Mengetahui dan memahami karakteristik limah cair

4. Mengetahui dan memahami dampak yang ditimbulkan dari limbah industri pangan terhadap lingkungan maupun manusia.

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan penggunaan organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala-besar. Bioteknologi mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang berhubungan dengan proses yang melibatkan mikroorganisme. Bioteknologi mikroorganisme kadangkadang disebut mikrobiologi industri, suatu bidang yang lama dan sudah diperbaharui pada beberapa tahun terakhir ini karena penambahan teknik rekayasa genetika. Mikrobiologi industri awalnya dimulai dengan proses fermentasi alkohol, seperti pada pembuatan “beer” dan “wine” (minuman dibuat dari buah anggur). Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan farmasi seperti antibiotika, produksi makanan tambahan seperti asam amino, serta produksi enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat.

Salah satu contoh industri mikrobiologi adalah industri kecap. Menurut buku Chau Lai, salah satu buku klasik tentang Confucius, kecap sudah dikenal di Negeri Tiongkok sejak sekitar 2500-3000 tahun yang lalu, yang kemudian pada tahun 600-500 Sm diperkenalkan di Jepang bersamaan dengan berkembangnya agama Budha. Secara umum, merupakan produk olahan/awetan kedelai dengan tekstur cair (asin) atau kental (manis), berwarna coklat kehitaman, dan digunakan sebagai penyedap masakan. Aromanya yang harum dan citarasanya yang gurih membuat kecap diterima luas sebagai bumbu masak utama dalam budaya kuliner Asia. Kecap dianggap sebagai kondimen dan bumbu masak yang dapat meningkatkan gairah makan. Di Indonesia, kecap tersedia mulai dari penjaja makanan di kaki lima, hingga di meja restoran hotel berbintang. Dapatkah kita bayangkan sate, soto, tahu goreng, atau bubur ayam tanpa kecap?

Pabrik Victoria yang beralamat di Jl Pangeran Ayin No. 43/94, Palembang, Sumatera Selatan, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan termasuk kecap, minuman termasuk pula didalamnya pengemasan barang-barang hasil produksi sendiri, juga dibidang perdagangan besar (distributor).

(5)

Perusahaan ini sebelumnya memiliki status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Kecap diduga berasal dari bahasa Amoy koechiap atau ke-tsiap. Dalam dialek Kanton modern diucapkan sebagai gwaijap. Secara umum berarti kuah ikan atau saus ikan. Istilah ketchup di dalam bahasa Inggris pun diduga keras berasal dari koechiap karena dalam dialek Hanzi artinya saus terong kecil alias tomat. kecap yang terbuat dari kedelai memiliki bermacam-macam nama, diantaranya shoyu, soja japais tamari, tao-yu, dan soy sauce.

Kecap merupakan penyedap berbagai masakan Indonesia yang dibuat dengan cara fermentasi kedelai. Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat kecap adalah kedelai. Pembuatan kecap ada beberapa tahap, yang pertama kecap dapat dibuat dengan cara fermentasi atau hidrolisis asam. Fermentasi pembuatan kecap dimulai dengan fermentasi oleh kapang dan dilanjutkan fermentasi dalam larutan garam (NaCl). Selama fermentasi kapang, mikroba yang berperan adalah Aspergillus oryzae, Aspergillus flavus, Aspergillus niger dan Rhizopus olligosporus atau yang dikenal dengan jamur tempe, dan fermentasi ini merupakan cara yang populer. Pada dasarnya pembuatan kecap manis dan kecap asin itu hampir sama, perbedaannya adalah pada akhir proses, yaitu terdapat penambahan gula dan bumbu-bumbu pada kecap manis, sedangkan pada kecap asin tidak ada penambahan gula.

Produk buangan dari produksi kecap berupa limbah padat yang berupa ampas kedelai dan bumbu serta campuran semi kecap, sedangkan limbah cair berupa air buangan sisa pencucuian alat/mesin produksi dan air sisa rebusan kedelai.

Saus merupakan salah satu produk olahan pangan yang sangat populer. Saus tidak saja hadir dalam sajian seperti mie bakso atau mie ayam, tetapi juga dijadikan bahan pelengkap nasi goreng, mie goreng dan aneka makanan fast food (Anonimus, 2008). Saus terbagi atas beberapa jenis diantaranya saus cabe, saus tomat, saos tiram, dan beberapa jenis saus lainya.

Saus cabe merupakan saus yang diperoleh dari pengolahan utama cabe (Capricum sp) yang telah matang denagn atau tanpa penambahan bahan lain dan

(6)

digunakan sebagai penyedap makanan. Berbagai bumbu, bahan pengawet dan bahan tambahan lainnya yang digunakan dalam pembuatan saus cabe harus yang telah diizinkan pemakaiannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan RI (Dirjen POM, 1999).

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI-01-2891-1992), saus cabe didefinisikan sebagai saus yang diperoleh dari pengolahan bahan utama cabe (Capsicum sp) yang telah matang dan bermutu baik, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain, serta digunakan sebagai penyedap makanan.

Bahan yang digunakan antara lain cabai merah besar, bawang putih, gula pasir, garam, minyak wijen, kecap inggris, air, asam cuka dan bahan pengawet (Suyanti, 2007).

(7)

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN SEKITAR

A. Dampak Industri Terhadap Lingkungan

Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998 yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air, udara/tanah dan atau berubahnya tatanannya (komposisi) oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air, udara/tanah menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Pada dasarnya kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output). Keluaran yang dihasilkan suatu industri adalah berupa produk yang diinginkan beserta limbah. Limbah dapat yang bernilai ekonomis sehingga dapat dijual atau dipergunakan kembali dan yang tidak bernilai ekonomis yang akan menjadi beban lingkungan. Limbah ini dikeluarkan melalui media udara, air dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam. Lingkungan, yang merupakan wadah penerima akan menyerap bahan limbah tersebut sesuai dengan kemampuan asimilasinya. Kemampuan lingkungan untuk memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar, disebut daya tampung lingkungan. Daya tampung lingkungan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain berbeda.

Bahan pencemar yang masuk ke dalam lingkungan akan berinteraksi dengan satu atau lebih komponen lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika, kimia dan biologi sebagai akibat dari adanya bahan pencemar akan mengakibatkan perubahan kualitas lingkungan. Limbah yang mengandung bahan pencemar akan mengubah kualitas bila lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada padanya. Oleh karena

(8)

itu sangat perlu diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar yang terkandung dalam limbah tersebut.

B. Konsep Industri Berwawasan Lingkungan

Usaha pengendalian pencemaran dapat dilakukan melalui berbagai upaya. Pembangunan industri di Indonesia lebih menitik beratkan pada aspek pertumbuhan ekonomi telah menjadikan pertumbuhan di sektor lain tidak seimbang. Aspek sosial-budaya dan aspek lingkungan seperti diabaikan. Setelah muncul berbagai masalah barulah disadari bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu keharusan. Menurut World Comission on Environment and Development (1987), Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Gagasan Pembangunan berkelanjutan atau dikenal juga dengan pembangunan berwawasan lingkungan secara bertahap mulai dimasukkan kedalam kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari diberlakukannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan yang selanjutnya direvisi dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 yang kemudian direvisi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 dan direvisi kembali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Pembangunan yang berlangsung saat ini baik langsung maupun tidak langsung akan memberikan tekanan terhadap lingkungan yang beresiko mencemari dan merusak lingkungan. Oleh karenanya pembangunan seharusnyamengikuti konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan dilakukan tidak hanya secara fisik tetapi juga dengan mempertimbangkan kelestarian sumberdaya alam serta kesejahteraan manusia di sekitarnya.

(9)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Survey Lingkungan

Pengamatan dilakukan di Pabrik Victoria yang beralamat di Jl Pangeran Ayin No. 43/94, Palembang, Sumatera Selatan, 30163. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dampak lingkungan yang diakibatkan limbah dari hasil produksi pabrik yang telah berproduksi selama puluhan tahun tersebut.

4.2 Survey Wawancara

Pengambilan data untuk analisis dampak lingkungan selanjutnya adalah melakukan wawancara untuk kalangan warga sekitar perusahaan maupun lingkungan internal perusahaan. Berikut hasil wawancara dari kedua pihak yang masing-masing diambil 3 orang responden.

1. Pihak Pabrik

Nama : Marlina (34 tahun) Jabatan: Pekerja pabrik

a. Pertanyaan: Apa pendapat ibu mengenai limbah yang dihasilkan pabrik ini? b. Jawab: Selama ini aman-aman aja de. Gak pernah ada masalah sama warga

juga.

a. Pertanyaan: Apakah pihak pabrik telah mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat?

b. Jawab: Selama gak ada masalah sih saya kira gak perlu dipikirin juga dampaknya toh yang dihasilkan juga kan limbah organik yang dapat menjadi pupuk warga belakang pabrik..

Nama : Hesti (44 tahun) Jabatan: Pekerja pabrik

a. Pertanyaan: Apa pendapat ibu mengenai limbah yang dihasilkan pabrik ini? b. Jawab: Menurut saya sih hasil produksi pabrik disini bukan termasuk limbah,

(10)

a. Pertanyaan: Apakah pihak pabrik telah mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat?

b. Jawab: Memang seharusnya pabrik mempertimbangkan dampak yang akan timbul nanti, tapi karena mungkin keterbatasan waktu dan biaya hal ini masih bisa dikesampingkan dahulu kok. Lagipula volume limbah yang dihasilkan tidak terlalu besar dan itupun dalam bentuk organik.

2. Pihak Masyarakat

Nama : Harmina (40 tahun) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

a. Pertanyaan: Apa pendapat ibu mengenai limbah yang dihasilkan pabrik selama ini? Apakah pihak pabrik telah mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat?

b. Jawab: Baunya gak sedap dan merusak lingkungan apalagi disekitaran jalan buat lewat orang-orang, kayanya pabrik sih gak peduli karena mungkin bagi mereka masih bisa di kasih toleransi dari masyarakat juga, karena belum sampai ke taraf mengganggu warga.

Nama : Minar (41 tahun)

Pekerjaan : Pedagang makanan depan pabrik

a. Pertanyaan: Apa pendapat ibu mengenai limbah yang dihasilkan pabrik? Apakah pihak pabrik telah mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat? b. Jawab: Sebenernya buat saya sih gak mengganggu, karena limbahnya gak

terlalu parah. Hanya sesekali terdengar suara mesin dan bau pengolahan kecap dan saos.

Nama : Alwi

Pekerjaan : Kepala RT (60 tahun)

a. Pertanyaan: Apa pendapat bapak mengenai limbah yang dihasilkan pabrik ini? Apakah pihak pabrik telah mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat?

b. Jawab: Belum ada gangguan berarti sih bagi masayarkat, tapi memang bagi lingkungan itu limbah bisa merusak. Dan saya rasa pihak pabrik belum

(11)

mempertimbangkan terhadap lingkungan sekitar, tapi itupun karena selama ini belum ada warga yang mengeluh akibat limbah yang dihasilkan pabrik dan pihak pabrik juga sebenarnya bisa bekerja sama dengan baik apabila nanti ada keluhan dari masyarakat sekitar, karena saya juga kan dekat dengan pemilik pabrik.

4.3 Analisis Hasil Survey

Berdasarkan hasil survey dapat dinyatakan bahwa sebelum adanya Pabrik Victoria yang beralamat di Jl Pangeran Ayin No. 43/94, Palembang, Sumatera Selatan, 30163, lingkungan disekitar masih sangat asri dan tidak menimbulkan bau yang tidak sedap serta tidak timbulnya kerusakan pada tumbuhan disekitar limbah. Namun, setelah pabrik didirikan dengan pembuangan limbah yang sembarangan mengakibatkan adanya ketidaknyamanan warga sekitar dan kerusakan lingkungan seperti rusaknya tumbuhan dan menimbulkan bau (daerah belakang pabrik).

Berikut ini solusi yang seharusnya perusahaan pertimbangkan dengan konsep AMDAL:

1. AMDAL seharusnya dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan Pemerintah menghendaki demikian. Apabila pemilik atau pemrakarsa proyek tidak melakukannya maka akan melanggar undang-undang dan besar kemungkinan perizinan untuk pembangunan proyek tersebut tidak akan didapat, atau akan menghadapi pengadilan yang dapat memberikan sanksisanksi yang tidak ringan. Cara ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan atau pemilik proyek yang hanya mementingkan keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak sampingan yang timbul. Tanpa adanya undang-undang, peraturan pemerintah, dan Pedoman-pedoman Baku Mutu maka dasar hukum dari pelaksanaan AMDAL ini tidak ada. 2. AMDAL seharusnya dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena

adanya proyek-proyek pembangunan. Cara kedua ini merupakan yang ideal, tetapi kesadaran mengenai masalah ini tidak mudah ditanamkan pada setiap orang terutama para pemrakarsa proyek. Manusia dalam usahanya memenuhi

(12)

kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraannya telah melakukan berbagai aktivitas dari bentuk yang sederhana sampai yang sangat canggih, mulai dari bangunan yang kecil sampai yang sangat besar dan canggih, mulai dari yang hanya sedikit saja mengubah sumber daya alam dan lingkungan sampai yang menimbulkan perubahan yang besar.

Untuk menghindari timbulnya dampak lingkungan yang tidak dapat ditoleransi maka perlu disiapkan rencana pengendalian dampak negative yang akan terjadi. Untuk dapat merencanakan pengendalian dampak negatif harus diketahui dampak negatif apa yang akan terjadi dan untuk dapat mengetahui dampak yang akan terjadi maka perlu dilakukan pendugaan dampak lingkungan. Langkah ini disebut Pendugaan Dampak Lingkungan atau Environmental Impact Assessment dan pendugaan ini merupakan proses dalam AMDAL.

AMDAL dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting sehingga AMDAL merupakan bagian dari beberapa hal, yaitu pengelolaan lingkungan, pemantauan proyek, pengelolaan proyek, pengambil keputusan, dan dokumen yang penting. Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila dapat disusun rencana pengelolaan lingkungan, sedangkan rencana pengelolaan lingkungan dapat disusun apabila telah diketahui dampak lingkungan yang akan terjadi akibat dari proyek-proyek pembangunan yang akan dibangun.

Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar pengelolaan dapat berbeda dengan kenyataan dampak yang terjadi setelah proyek berjalan sehingga program pengelolaan lingkungan sudah tidak sesuai atau mungkin tidak mampu menghindarkan rusaknya lingkungan.

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil pengkajian terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada sektor industri dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan oleh industri masih pada tahap pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh industri belum mengarah pada kesadaran untuk kelestarian lingkungan.

2. Pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh industri masih sebatas meredam protes atau mencegah terjadinya gejolak oleh masyarakat di sekitar lokasi industri, belum mencakup pengelolaan lingkungan secara utuh.

3. Masyarakat masih beranggapan bahwa industri yang memberikan banyak bantuan dan menyerap banyak tenaga kerja lokal merupakan industri yang telah peduli terhadap lingkungan.

4. Masyarakat tidak mempermasalahkan apakah industri tersebut mencemari lingkungan atau tidak.

5. Sebagian masyarakat yang berkeinginan terlibat dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan tidak mempunyai akses untuk dapat terlibat dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

B. Saran

Perlu adanya kajian mengenai daya tampung lingkungan yang dapat menjadi dasar kebijakan dalam penyusunan peraturan daerah.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Produksi Kecap Indo Moto. (Online). (http://journal-iptek.blogspot.com/2007/04/produksi-kecap-indo-moto.html). Diakses pada tanggal 26 April 2014 pukul 20.00 WIB

Anonim. 2008. Dampak Limbah Industri. (Online). (http://kakisewu.wordpress.com/2008/03/28/dampak-limbah-industri/). Diakses pada tanggal 26 April 2014 pukul 20.00 WIB

Cahpati, vicha. 2011. Industri Kecap. (Online).(http://vicha-cahpati.blogspot.com/2011/12/industri-kecap.html). Diakses pada tanggal 26 April 2014 pukul 20.00 WIB

Firdauz, Srikandi. 1992. Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Jenie, Betty Sri Laksmi dan Rahayu, Winalti Pudji. 1993. Penanganan Limbah IndustriPangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Nurdianara. 2011. Laporan Pencemaran Lingkungan Disekitar Pabrik Tahu. (Online). (http://nurdianara3.wordpress.com/2011/09/09/contoh-laporan-pencemaran-lingkungan-disekitar-pabrik-tahu/). Diakses pada tanggal 26 April 2014 pukul 20.00 WIB

Sastrawijaya, A. Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Varian, semprul 2013. Contoh AMDAL. (Online). (http://semprulvarian.blogspot.com/2013/03/contoh-amdal.html). Diakses pada tanggal 26 April 2014 pukul 20.00 WIB

Wildan. Tanpa tahun. Makalah Kimia Industri Kecap. (Online). http://wildan-archibald.blogspot.com/p/makalah-kimia-industri-makalah-kecap.html). Diakses pada tanggal 26 April 2014 pukul 20.00 WIB

(15)

Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik UKM agroindustri di Kabupaten Bogor agar dapat diketahui gambaran atau kondisi aktual yang dihadapi pelaku usaha

Alat elektronika daya dapat mengkonversi tegangan searah (DC/direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC/alternating current). Sebuah inverter

Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus, jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah metode pengembangan sistem yang

Jenis yang bersifat toleran di sungai ancar yakni dari kelas Oligochaeta dimana jenis ini yang paling dominan di temukan di setiap stasiun hal ini di karenakan

Off farm sudah berkembang Pengembangan inovasi teknologi 2 Teknologi budidaya belum maju Kelembagaan pelayanan terkait pertanian sudah mulai dibentuk Pemasaran produk sdh

Jadi, yang dimaksud dengan judul di atas adalah : daya yang timbul dari bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian tertentu, yang dilakukan oleh orang yang

Kalian telah mempelajari cara merangkai gerak tari. Per tun jukan tari kreasi secara pe- nyajian dapat dibedakan menjadi tari tung gal, tari berpasangan, tari berkelompok,

Sphygmomanometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset,