• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP Menoragia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP Menoragia"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan

Menoragia di Ruang Sayu Wiwit (Bersalin)

RSUD Blambangan

Di Susun Oleh:

Agus Santoso S,Kep

NIM : 2016.04.063

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Program Studi Profesi/Ners

(2)

Lembar Pengesahan

Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan Menoragia di Ruang Sayu Wiwit (Bersalin)

RSUD Blambangan

Banyuwangi,,... Juli 2017

( Agus Santoso S,Kep )

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

( ) ( )

Mengetahui,

Kepala Ruang Sayu Wiwit RSUD Blambangan

(3)

Studi Kasus Pada Nn. “U” Dengan Diagnosa Medis Menoragia

Ruang Sayu Wiwit (Bersalin)

RSUD Blambangan

Di Susun Oleh:

Agus Santoso S,Kep

NIM : 2016.04.063

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Program Studi Profesi/Ners

(4)

Lembar Pengesahan

Studi Kasus Pada Nn. “U” Dengan Diagnosa Medis Menoragia Menoragia di Ruang Sayu Wiwit (Bersalin)

RSUD Blambangan

Banyuwangi,,... Juli 2017

( Agus Santoso S,Kep )

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

( ) ( )

Mengetahui,

Kepala Ruang Sayu Wiwit RSUD Blambangan

(5)

BAB 1 Konsep Teori

Menoragia 1.1 Pengertian

Menoragia merupakan perdarahan rahim yang terjadi secara tidak teratur di antara dua siklus menstruasi biasanya ringan, meskipun bisa berkisar dari noda darah sampai perdahan.

Biasanya, tanda umum ini mencerminkan perdarahan fisiologik ringan dari endometrium selama ovulasi. Meskipun demikian, metroragia dapat menjadi satu-satunya indikator dari kelainan ginekologi dan juga dapat berasal dari stres, obat, perawatan, dan spiral. (Gianti Wijianto; drg. Anastasia L. Juwono; Yasmin Scheiber ,Nursing: Menafsirkan Tnada-Tanda dan Gejala Penyakit:2011 hal 310)

Menoragia adalah perdarahan dengan jumlah yang bervariasi di antara periode menstruasi, dengan interval yang tidak teratur tetapi sering terjadi. (Errol R. Norwitz , John O. Schorge ,At a Glance OBSTETRI DAN GINEKOLOGI :2006 hal 15)

Menoragia adalah saat dimana menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur, atau jika terdapat insiden bercak darah atau perdarahan di antara menstruasi. (Helen Varney, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor ,Buku Ajar ASUHAN KEBIDANAN Edisi4 Volume1:2007 hal 346)

Menoragia adalah perdarahan uterus biasanya tidak banyak timbul pada interfan partun menstruasi yang tidak biasanya. (Chandranita, 2004)

Menoragia adalah perdarahan uterus yang terjadi disaat-saat menstruasi. (Rahayu Widiastuti, Banbang Eko W, Umi Kulsum ,Kamus Keperawatan:2011 hal 285)

Menoragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen oksogen.

1.2 Etiologi

1. Penyebab Medis  Servisitis

Servisitis dapat menyebabkan perdarahan spontan, bercak darah, atau perdarahan pascatrauma.

(6)

Perdarahan rahim yang abnormal yang tidak disebabkan oleh kehamilan atau kelainan ginekologi besar lainnya, biasanya muncul sebagai metroragia, meskipun juga bisa menyebabkan menoragia.

Polip endometrial

Pada sebagian besar pasien, polip endrometrial menyebabkan perdarahan abnormal, biasanya diantara dua siklus menstruasi atau pascamenstruasi; meskipun demikian, beberapa pasien tidak mengalami gejala apapun.

Endometriosis

Metroragia (biasanya pramenstruasi) dapat menjadi indikator satu-satunya dari endrometriosis atau menyertai ketidaknyamanan siklis pada panggul, ketidaksuburan, dan dispareunia. Massa aksenal yang nyeri tekan dan cekat dapat teraba pada pemeriksaan bimanual.

Endometritis

Endometritis menyebabkan metroragia, rabas vagina bernanah, dan pembesaran rahim. Juga menimbulkan demam, sakit perut bagian bawah, dan kram otot perut.

Adenosis vagina

Adenosis vagina umumnya menimbulkan metroragia. Palpasi menunjukkan adanya kekasaran atau nodula di daerah vagina yang terkena.

2. Penyebab lain  Obat

Antikoagulan dan kontrasepsi baik pil, susuk, maupun suntikan, dapat menyebabkan metroragia.

Operasi dan prosedur

Konisasi dan kauterisasi leher rahim dapat menyebabkan metroragia. (Gianti Wijianto; drg. Anastasia L. Juwono; Yasmin Scheiber ,Nursing: Menafsirkan Tnada-Tanda dan Gejala Penyakit:2011 hal 311)

1.3 Manifestasi klinis

 Siklus menstruasi normal adalah 24-35 hari

 Perdarahan terjadi di antara dua kejadian menstruasi

 Perdarahan terjadi dengan konsistensi bercak-bercak (Dutton, 2011 dan Manuaba, 2008) a. Perdarahan ovulatori

Perdarahan ini merupakan kuang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek (polimenore) atau panjang (oligomenore). Untuk menegakkan diagnosis perdarahan ovulatori perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi,

(7)

maka kadang-kadang bentuk survey suhu badan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasa dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organic,maka harus dipikirkan sebagai etiologinya.

b. Perdarahan anovulatoir

Stimulasi dengan estrogen menyebabkan timbulnya endometrium. Dengan menurunnya kadar estrogen dibawah tingkat tertentu timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat siklik, kadang-kadang tidak teratur sama sekali. Fluktuasi kadar estrogen ada sangkutpaut nya dengan jumlah folikel yang pada statu waktu fungsional aktif. Folikel-folikel ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia, dan kemuadian diganti oleh folikel-folikel baru. Endometrium dibawah pengaruh esdtrogen tumbuh terus dan dari endometrium yang mula-mula ploriferasi dapat terjadi endometrium bersifat hiperplasia kistik.

Jika gambaran ini diperoleh pada kerokan maka dapat disimpulkan adanya perdarahan anovulatoir. Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap waktu akan tetapi paling sering pada masa permulaan yaitu pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas perdarahan tidak normal disebabkan oleh karena gangguan atau keterlambatan proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan realizing faktor tidak sempurna. Pada masa pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar.

Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovalatoir, pada seorang dewasa terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas. Perdarahan disfungsional dapat dijumpai pada penderita-penderita dengan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, penyakit umum yang menahun, tumor-tumor ovarium dan sebagainya. Akan tetapi disamping itu terdapat banyak wanita dengan perdarahan disfungsional tanpa adanya penyakit-penyakit tersebut. Selain itu faktor psikologik juga berpengaruh antara lain stress kecelakaan, kematian, pemberian obat penenang terlalu lama dan lain-lain dapat menyebabkan perdarahan anovulatoir. (Prof dr. Hanifa wiknjosastro, DSOG. Ilmu kebidanan:1999)

1.4 Pathofisiologi

Gangguan perdarahan yang dinamakan metroragia terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Akibat terjadi hyperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus.

(8)

Secara garis besar kondisi ini dapat terjadi pada siklus ovulasi (pengeluaran sel telur atau ovum dari indung telur),tanpa ovulasi maupun keadaan lain,misalnya pada wanita premenopouse (polikelpersisten). Sekitar 90% perdarahan uterus disfungsional (perdarahan rahim) terjadi tanpa ovulasi (anovolation) dan 10% terjadi dalam siklus ovulasi.

Pada siklus ovulasi perdarahan rahim yang bias terjadi pada pertengahan menstruasi maupun bersamaan dengan waktu menstruasi.perdarahan ini terjadi karena rendahnya kadar hormone estrogen sementara hormone progesterone tetap terbentuk.

Pada siklus tanpa ovulasi (anovalation) perdarahan rahim yang sering terjadi pada masa pre-menopouse dan masa reproduksi. Hal ini karena tidak terjadi ovulasi,sehingga kadar hormone estrogen berlebihan sedangkan hormone progesterone rendah. Akibatnya dinding rahim (endometrium). Mengalami penebalan berlebihan (hiperplasi) tanpa diikuti penyangga (kava pembeluh darah dan kelenjar) yang memadai.kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya perdarahan rahim karena dinding rahim yang rapuh. Di lain pihak perdarahantidak terjadi bersamaan permukaan dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan. Di permukaan lainnya jadilah perdarahan rahim berkepanjangan (baradero mary, SPC,MM dkk,Klien gangguan system reproduksi dan seksualitas,2005). 1.5 Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan darah : Hemoglobin, uji fungsi thiroid, dan kadar HCG, FSH, LH, Proglatin dan androgen serum jika ada indikasi atau skrining gangguan perdarahan jika ada tampilan yang mengarah kesana.

b. Deteksi patologi endometrium melalui (a) dilatasi dan kuretase dan (b) histeroskopi. Wanita tua dengan gangguan menstruasi, wanita muda dengan perdarahan tidak teratur atau wanita muda (<40 tahun) yang gagal berespon terhadap pengobatan harus menjalani sejumlah pemeriksaan endometrium. Penyakit organik traktus genitalia mungkin terlewatkan bahkan saat kuratase. Maka penting untuk melakukan kuratase ulang dan investigasi yang sesuai pada seluruh kasus perdarahan uterus abnormal berulang atau berat. Pada wanita yang memerlukan investigasi, histeroskopi lebih sensitif dibandingkan dilatasi dan kuretase dalam mendeteksi abnormalitas endometrium.

c. Laparoskopi : Laparoskopi bermanfaan pada wanita yang tidak berhasil dalam uji coba terapeutik.

d. Uji kehamilan : untuk melihat ada tanda-tanda kehamilan.

e. Pemeriksaan koagulasi : untuk memantau faktor pembekuan darah. (Prof dr. Hanifa wiknjosastro, DSOG. Ilmu kebidanan:1999)

(9)

1.6 Penatalaksanaan Medis

a. Bila perdarahan sangat banyak, istirahan baring dan transfusi darah

b. Bila pemeriksaan gynecologik menunjukkan perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus inkompletus, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat diberikan:

1. Estrogen dalam dosis tinggi

Supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan secara IM di propionasestradiol 2,5 mg, atau benzoas estradi 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Tetapi apabila suntikan dihentikan perdarahan dapat terjadi lagi.

2. Progesteron

Pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium, dapat diberikan kaproas hidroksi progesteron 125 mg, secara IM, atau dapat diberikan pes os seharinirethindrone 15 mg atau asetas medroksi progesteron (provera) 10 m, yang dapat diulangi berguna dalam masa pubertas.

Setelah perdarahan teratasi berikan :

 Conjugated oestrogen 2,5 mg per oral setiap hari selama 25 hari

 Tambahkan 10 mg medroxyprogesteron acetat untuk 10 hari terakhir

 Tunggu perdarahan lucut 5-7 hari pasca penghentian terapi 3. Androgen

Propionas testosteron 50 mg IM. Hormon ini memiliki umpan balik positif dari perdarahan uterus akibat hiperplasia endometrium.

Pada pubertas, pengobatan bisa dilakukan dengan terapi hormonal. Pemberian estrogen dan progesteron dalam kombinasi dapat di anjurkan. Terapi dapat dilaksanakan pada hari ke-5 perdarahan uterus untuk 21 hari. Dapat pula diberikan progesteron untuk 7 hari, mulai hari ke-21 siklus haid. (Astarto, 2011). Kecuali pada pubertas, terapi yang baik dilakukan adalah dilatasi dan kerokan. (wiknjosastro, 2010). Ketika semua terapi sudah diberikan namun perdarahan masih belum juga berhenti, langkah terakhir untuk metroragia adalah histerektomi. (Manuaba, 2008) 1.7 Kompikasi

a. Anemia

b. Sakit di bagian perut c. Gangguan kesuburan d. Kualitas hidup menurun

(10)

1.8 Pathway Medikamentosa Gangguan perdarahan Lepasnya implantasi hasil konsepsi Perdarahan endometrium Hipotiroi d Gangguan haid d Menoragia Perdarahan fase menstruasi yg berlebih Perdarahan di anatara dua siklus

haid Nyeri abdomen bawah Anemia Kelainan koagulasi Ptekie, memar/ ekimosi s,purpur a Abortus Kehamilan Intrauterine/ektopik Gangguan hormonal Endometriosis,Mioma Uteri,Infeksi,Keganas an,Polip

Intoleransi Aktivitas Defisit Volume Cairan

(11)

BAB 2

Konsep Asuhan Keperawatan Menoragia

2.1 Pengkajian 1. Biodata

Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari – hari. Umur dicatat dalam tahun, sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien, umur berguna untuk mengantisipasi pasti diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang akan dilakukan. Suku / bangsa dan agama perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan termasuk kesehatan. Disamping itu memudahkan dalam melakukan pendekatan dan melakukan asuhan keperawatan. Pendidikan klien perlu ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien dalam pembiayaan.Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak. Misalnya memerlukan bantuan keluarga, alamat juga dapat memberikan petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal klien. Dari biodata ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko, keadaan social, ekonomi dan pendidikan klien serta keluarga yang dapat mempengaruhi kesembuhan klien.

2. Keluhan Utama

 Nyeri perut saat haid klien dengan disminore.

 Keluarnya darah haid berlebihan atau sedikit pada hiperminore dan hipominore

 Adanya keluhan haid disiklus menstruasi pada oligominore dan poliminore dan aminore.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

 Mual dan Muntah

 Pusing.

 Kelelahan.

 Nyeri yang menjalar dari bawah perut sampai punggung belakang (PQRST) 4. Riwayat Kesehatan Dahulu

 Pernah hamil atau belum pernah hamil.

 Pernah melakukan oprasi atau pembedahan,DM dll. 5. Riwayat Obstetri

a. Riwayat abortus b. Riwayat siklus haid.

 Apakah haid teratur.

(12)

 Apakah ada masalah dengan haid. c. Riwayat kehamilan.

 Hamil berapa kali

 Ada masalah dalam kehamilan.

 HPHT. d. Riwayat KB

 Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan.

 Masalah dengan cara tersebut.

 Jenis kontrasepsi yang telah digunakan setelah persalinan. 6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dari data riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai “penanda” penyakit menular (TBC, AIDS, hepatitis), menahun (Asma, jantung, hipertensi), dan menurun (DM, Asma, Hipertensi).

7. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual a) Bernafas

Tidak ada gangguan pada pernafasan, tetapi nyeri dapat juga mempengaruhi pernafasan.

b) Makan dan Minum

Perlu ditanyakan tentang pola makan, konsumsi, variasi, habis berapa porsi, jumlah, minum, baik sebelum MRS dan selama MRS. Pada pasien dengan. Dapat terjadi mual dan muntah sehingga harus mengkaji jenis makanan yang biasa dimakan oleh Ibu serta pantau berat badan Ibu sesuai berat ideal Ibu.

c) Eliminasi

Yang ditanya adalah frekuensi BAB, bagaimana konsistensinya, warna, bau dan kapan. Begitu juga bagaimana dengan BAKnya, bagaimana konsistensinya , berapa kali sehari,warnanya, baik sebelum MRS dan selama MRS. Apakah ada keluhan selama hamil. Dapat terjadi inkontinensia urine akibat dari uterus yang menekan kandung kemih. Dapat pula terjadi disuria serta hematuria. Selain itu biisa juga terjadi inkontinensia alvi akibat dari peningkatan tekanan otot abdominal

d) Gerak dan Aktivitas

Kaji apakah penyakit mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total). Pasien dengan kanker serviks akan merasa sangat lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker serviks sehingga harus beristirahat total.

e) Istirahat Tidur

Yang ditanyakan adalah istirahat siang jam berapa, malam jam berapa, baik sebelum MRS dan selama MRS dan Apakah ada keluhan selama hamil. Pola istirahat dan

(13)

tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas dari kanker serviks atau dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh ibu.

f) Kebersihan Diri

Yang ditayakan adalah berapa kali mandi, kapan ganti baju/pakaian dalam dan luar, gosok gigi berapa kali, keramas, ganti pembalut, apakah pernah melakukan perawatan payudara. Tayakan hal tersebut baik sebelum MRS dan selama MRS. Kanker serviks dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik pada daerah kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih vagina yang mengandung zat – zat kimia juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker serviks.

g) Pengaturan Suhu Tubuh

Kaji apakah ada kenaikan suhu, suhu normal : 36,5 0C – 37,5 0C. Biasanya pasien dengan pengaturan suhu tubuh ada disertai kenaikan suhu atau tidak disertai dengan kenaikan suhu.

h) Rasa Aman

Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan merupakan dampak psikologi klien.

i) Rasa Nyaman

Kaji tingkat nyaman pasien, biasanya pasien dengan kanker serviks akan merasa tidak nyaman karena terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina. j) Sosialisasi dan Komunikasi

Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Ibu hamil dengan kanker serviks harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang terdekatnya karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatan Ibu serta janin yang dikandungnya. Biasanya koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita penyakit kanker serviks.

k) Rekreasi

Kaji mekanisme koping pasien dalam menghadapi atau mengatasi masalah-masalahnya. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit.

l) Bekerja

Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien, sehingga memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya kanker serviks. Serta kaji masalah finansial pasien (status ekonoi pasien).

m) Belajar

Kaji persepsi / pengetahuan pasien mengenai kanker serviks. Pasien dengan kanker serviks kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker serviks, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah satu

(14)

etiologi dari kanker serviks adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan seksual.

n) Spiritual

Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini. 8. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum  Tekanan darah: 110/70-130/90 mmHg.  Respiratori: 16-24x/mnit  BB  Kesadaran.  Nadi:76-92x/mnit  Suhu:36-37x/mnit.  TB. b. Mata.

 Conjungtiva pucat pada perdarahan banyak (anemis). c. Dada.

 Mammae pada penderita aminore tidah tumbuh. d. Respiratori.

 Jalan nafas. e. Abdomen

 Nodul/pembesaran tmbulnya mioma. f. Genitalia.  Perinium  Vesika urinaria. g. Extrimitas (Integumen)  Turgor kulit (CRT)  Warna kulit.

 Kesulitan dalam pergerakan. h. Data penunjang.

 Lab (Urine,Hb)

 USG

 Terapi 2.2 Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri(akut atau kronis) berhubungan dengan kontraksi uterus selama haid. b. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan perdarahan.

(15)

2.3 Rencana Keperawatan

Diagnosa Kriteria hasil Intervensi

Nyeri(akut atau kronis) bd kontraksi uterus selama haid.

Kreteria hasil:

• Klien mengungkapkan adanya penurunan rasa nyeri/hilang.

• Klien bisa relaksasi dengan ekspresi wajah yang tidak menunjukkan rasa nyeri.

• TTV dalam batas normal.

1. Kaji tingkat nyeri.

2. Jelaskan penyebab nyeri pada klien.

3. Sarankan untuk relaksasi dengan mengatur posisi dan mengalihkan perhatian.

4. Anjurkan dan bantu klien pada disminore dikompres dengan air hangat.

5. Kolaborasi penberian obat anti nyeri. 6. Observasi TTV.

Resiko kurangnya volume cairan bd perdarahan.

Kreteria hasil:

• Turgor kulit baik baik( ). • Mukosa bibir tidak kering. • Kelopa mata tidak cekung. • Klien tidak haus.

• Kencing Output kurang dan pekat.

1. Kaji status hidrasi pada klien.

2. Kaji intek output cairan dan banyaknya pendarahan. 3. Jelaskan pada klien penyebabnya pendarahan dan rencana

tindakan keperawatan selanjutnya.

4. Anjurkan klien untuk minum secara adekuat(Minum 2,5liter/hri).

5. Kolaborasi pemberian cairan parenteral( jika diperlukan). 6. Kolaborasi pemnberian obat untuk penderahan.

7. Observasi TTV Intoleransi Aktivitas

berhubungan dengan kelemahan umun

Kriteria Hasil:

- Berpartisipasi dalam aktifitas fisik

tanpa disertai peningkatan tekanan

1. Observasi adanya pembatasan klien dalam beraktifitas 2. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan 3. Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat

(16)

darah, nadi dan pernafasan

- Mampu melakukan aktifitas sehari-hari

Kriteria penilaian NOC:

1. Tidak dilakukan sama sekali 2. Jarang dilakukan

3. Kadang dilakukan 4. Sering dilakukan 5. Selalu dilakukan

4. Monitor akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebih 5. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu

dilakukan

6. Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologis

7. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktifitas seperti kursi roda

8. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program terapi yang tepat

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pearce ,Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis Jakarta

Tarwoto, Ratna Aryani, Wartonah ,2009 . Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Jakarta

Gianti Wijianto; drg. Anastasia L. Juwono; Yasmin Scheiber 2011,Nursing: Menafsirkan Tnada-Tanda dan Gejala Penyakit: Jakarta

Helen Varney, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor ,2007 Buku Ajar ASUHAN KEBIDANAN Edisi4 Volume1 Jakarta

Rahayu Widiastuti, Banbang Eko W, Umi Kulsum ,2011 Kamus Keperawatan Prof dr. Hanifa wiknjosastro, DSOG. 1999 Ilmu kebidanan

Manuaba, chandradinata.dkk. 2004. Gawat-darurat Obstetri-ginekologi & Obsetri-ginekologi sosial untuk profesi bidan. Jakarta: EGC

Baradero,mary,SPC,MM.dkk. 2005. Klien gangguan sistem reproduksi dan seksualitas. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

Apriori adalah teknik dasar dari datamining yang dapat menemukan kombinasi Frequent itemset namun algoritma tersebut masih memiliki kelemahan-keleman dalam proses

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan oleh keluarga, keluarga

Pada penampang seismik baratlaut-tenggara (Gambar III.13) karakter internal reflektor seismik pada paket pre-rift yang sepadan dengan Pematang 1-2-3 ini menunjukkan

&amp;uti tiro roid idis isme me ad adal alah ah su suat atu u ke kead adaa aan n hi hipe pert rtro rofi fi pa pada da ke kele lenj njar ar ti tiro roid id ya yang

Pengubah daya antara baterai dan jaringan listrik adalah sistem 2 arah Selanjutnya mengembangan suatu koordinasi strategi pengendalian yang baru berbasis sistem cerdas yaitu

dapat disimpulkan bahwa titik puncak daya yang dihasilkan oleh panel surya pada PLTS Sistem 48 V berada pada jam 12:00 WIB hal ini dikarenakan pada jam 12:00

menunjukkan muatan silang kanonik peubah bebas yang memiliki korelasi paling erat dengan fungsi kanonik pertama adalah rumah tangga dengan sumber air minum

Gambar 4.10 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor Listrik, Gas dan Air) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 133 Gambar 4.11 Peta Pola Keterkaitan