PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 TEMPUREJO SEBUAH ANALISIS SEMIOTIK
Lufalinda Andriana
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra yang terdiri dari deretan kata dan baris yang ditulis oleh pengarang untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Dalam puisi terntunya terdapat gaya bahasa atau majas yang fungsinya untuk memperindah bahasa dalam puisi. Demikian halnya dengan puisi-puisi karya siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo. Peneliti tertarik ingin mengetahui gaya bahasa apa saja yang digunakan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo untuk menulis puisi. Menganalisis tiap-tiap gaya bahasa melalui pendekatan semiotik. Semiotik adalah tinjauan sebuah karya sastra (puisi) yang berpedoman pada sistemkode. Jadi, ketika peneliti menemukan jenis gaya bahasa dalam tiap-tiap puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri2 Tempurejo maka peneliti akan memberikan kode dan akan menganalisis maknanya.Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan gaya bahasa dalam puisi siswa SMP Negeri 2 Tempurejo melalui pendekatan semiotik. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Data diperoleh dari kumpulan puisi siswa atau dokumentasi dan peneliti sebagai instrument intipenelitian. Analisis yang digunakan adalah analisis semiotik analitik. Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda yang kemudian ditemukan maknanya. Analisis semiotik dapat dilakukan pada ide, objek dan makna. Berdasarkan hasil analisis penggunaan gaya bahasa dalam puisi siswa SMP Negeri 2 Tempurejo melalui pendekatan semiotik, bahwa gaya bahasa yang ditulis siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo masih sangat sederhana dan mudah sekali dianalisis setiap gaya bahasa yang ditulis. Gaya bahasa yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa sindiran dan gaya bahasa penegasan. Sedangkan gaya bahasa pertentangan tidak ditemukan dalam penelitian karena pada dasarkan gaya bahasa pertentangan lebih banyak ditemukan dalam karya sastra cerpen dn novel, terlebih gaya bahasa pertentangan tidak pernah dibahasa dalam materi sekolah menengah pertama. Hasil dari karya karya siswa VIII A SMP Negeri 2 Tempurejo itu rata-rata penggunaan gaya bahasanya sangat sederhana dan makna bisa langsung ditebaak oleh peneliti.
Kata-kata kunci: analisis gaya bahasa, puisi, karya siswa Puisi merupakan salah satu bentuk
komunikasi dari hasil perenungan batin manusia, yang terkadang seseorang tidak bisa dan tidak harus berbicara
secara verbal, melainkan mereka bisa menggukanan cara lain untuk berkata, salah satunya melalui puisi. Walaupun puisi tidak selalu mudah dibaca, kata
dalam puisi setidaknya merupakan ungkapan jujur mengenai perasaan, peristiwa, dan segala pengalaman ungkapan jujur mengenai perasaan, peristiwa, dan segala pengalaman yang pernah dirasakan oleh manusia. Hal itu pula yang menyebabkan puisis sering kali bebas untuk dinilai sekaligus bersifat subjektf dalam menginterpreprestasikan, karena puisi merupakan hasil karya yang dapat dinikmati atau diapresiasikan oleh pembaca.
Sedangkan menurut Mihardja (2012:18) puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetikanya untuk tambahan, atau selain artisemantiknya. Estetika adalah keindahan dan keindahan ini harus yang mengandung kualitas bahasa yang baik dan memiliki makna. Jika tidak ada makna maka puisi tidak akan memiliki arti dan jika tidak memiliki arti maka puisi tidak akan dikatakan memiliki nilai ekstetika. Siswantoro (2011:23) juga mengungkapkan bahwa puisi adalah bentuk sastra yang menggunakan bahasa sebagai media pengungkapnya. Artinya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan isi yang terdapat pada puisi. Pada dasarnya puisi merupakan hasil karya seseorang yang menciptakan dunianya sendiri dengan perenungan dan ekspresi hati yang kemudian diungkapkan dalam bentuk bahasa yang indah. Oleh sebab itu bahassa yang indah dalam puisis dapat menjadi daya tarik sendiri bagi pembaca untuk dapat menikmati puisi secara keseluruhan serta dapat mnerima pesan penyari secara tersirat dari karyanya.
Dalam puisi terdapat unsur-unsur intrinsik di dalamnya, salah satunya adalah gaya bahasa atau majas. Gaya bahasa, baik dalam dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran pengarang (Mihardja, 2012:28). Tarigan (2009:4) juga berpendapat bahwa majas adalah
bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek yang digunakan dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Sedangkan menurut Keraf (2006:113) gaya bahasa adalah pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakaibahasa).
Pendekatan semiotik ini akan menjelaskan tanda yang terdapat didalam kumpulan puisi siswa, menjadikan puisi tersebut memiliki makna yang utuh bagi seorang pembaca. Pendekatan semiotikadalah teori tentang memahami “tanda”. Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia (Benny,3:2008)
Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang penggunaangaya bahasa apa saja yang digunakan dalam kumpulan puisi siswa melalui pendekatan semiotik pada kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri2 Tempurejo. Alasan peneliti meneliti tentang penggunaan gaya bahasa melalui pendekatan semiotik pada kumpulan puisi siswa yaitu ingin mengetahui makna kata yang terkandung dalam tiap-tiap jenis gaya bahasa pada puisi yang ditulis oleh siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo. Menurut Wahyuningtyas dan Santoso (2011:185) semiotika dalah tinjauan sebuah karya sastra (puisi) yang berpedoman pada sistemkode. Sedangkan menurut Kurniawan (2009:123) semiotik adalah tanda yang bersifat universal karena dapat dijumpai dimanapun, antara lain bahasa, gambar, gerak, isyarat, warna dan suara. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kode atau tanda tersebut fungsinya untuk memudahkan peneliti untuk memilah data, setelah data dipilah peneliti akan mencari makna yang terkandung pada tiap-tiap kata yang termasuk jenis gaya bahasa yang ditulis siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2
Tempurejo pada puisi yang dibuatnya. Semi (1993:86) juga menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu yang mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan ekspresi. Komunikasi adalah bahasa yang diucapkan atau ditulis. Jadi, penelitian ini akan mengkaji makna kata pada puisi yang ditulis oleh siswa. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Moleong (2010:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan ketika menganalisis majas perbandingan yang ditemukan penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik analitik. Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda yang kemudian ditemukan maknanya. Alasan peneliti menggunakan pendekatan semiotik analitik karena yang akan diteliti adalah gaya bahasa pada kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo. Dimana gaya bahasa tersebut akan dianalisis maknanya.
Sedangkan instrumen penelitian artinya peneliti sebagai instrumen utama dan kehadirannya sangat diperlukan sebagai pengamat. Karena sebagai instrumen utama maka kegiatan yang dilakukan peneliti adalah (1) mengumpulkan data yang diperlukan, yaitu kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo. (2) Membaca satu persatu puisi dan memasukkannya ke dalam tabel penyaring data dengan memberi kode agar memudahkan peneliti memilah atau mengidentifikasi data. (3) Menganalisis makna pada setiap gaya bahasa kumpulan puisi siswa
kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo yang telah ditemukan.
Agar memudahkan peneliti untuk memilah data maka peneliti membuat tabel sebagai instrumen pendamping berupa tabel penyaring data. Fungsi tabel penyaring data adalah memudahkan peneliti mengidentifikasi atau memilah data. Isi tabel penyaring data adalah (1) jenis gaya bahasa, (2) indikator, fungsi indikator memudahkan peneliti menyimpulkan jenis gaya bahasa apa yang telah ditemukannya saat membaca puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo, (3) kode data, fungsinya agar diketahui gaya bahasa yang telah ditemukannya adalah jenis gaya bahasa apa, judulnya apa, data nomor berapa dan data ke-berapa. Berikut contoh tabel penyaring data untuk mengidentifikasi data.
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Peneliti memilih SMP Negeri 2 Tempurejo karena peneliti merupakan alumni di SMP Negeri 2 Tempurejo. Dengan demikian peneliti sudah kenal dengan para guru sehingga peneliti mudah mendapatkan data-data yang diperlukan karena para guru mendukung peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Peneliti memilih kelas VIIIA karena pelajaran puisi sesuai dengan standar kompetensi 16. Mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas. Kompetensi dasarnya yaitu 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Waktu pengambilan data atau kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo dilaksanakan pada bulan Maret 2013. Data tersebut diperoleh peneliti dari guru kelas VIII A setelah peneliti mendapat persetujuan dari kepala sekolah VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo, bahwa peneliti akan melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Menurut Lofland (dalam Moleong, 2010:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, tindakan dan data dokumen. Sumber data pada penelitian ini adalah dokumen kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo Jember dengan jumlah 29 siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gaya Bahasa Perbandingan
Seperti penjelasan pada bab IV sebelumnya gaya bahasa yang ditemukan pada puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri2 Tempurejo sebanyak 11 jenisgaya bahasa. Gaya bahasa yang digunakan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo gaya bahasa perbandingan diantaranya Alegori 9 puisi, gaya bahasa alusio 3 puisi, gaya bahasa metafora 3 puisi, gaya bahasa antropofomisme 1 puisi, gaya bahasa sinestisia 3 puisi, gaya bahasa antonomasia 2 puisi, dan gaya bahasa hiperbola sebayak 12gaya bahasa personifikasi 9 puisi. Sedangkan gaya bahasa sindirian ditemukan gaya bahasa ironi dengan 2 puisi, gaya bahasa penegasaan hanya 1yaitu gaya bahasa antiklimaks.
Gaya Bahasa Alegori
Gaya bahasa alegori yang ditemukan pada kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo terdapat 9 puisi.Gaya bahasa alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran contohnya yang mana adalah kemudi dalam mengarungi zaman. Siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo mengungkapkan gaya bahasa alegori secara sederhana, hal ini dapat dilihat pada puisi berikut ini.
Penyejuk hatiku Ibuku penyejuk hatiku
Dengan iklas kau memberikanku ASI
Merawatku dengan cinta kasihmu Dari memandikanku, mengganti popokku serta membuang kototanku Selalu menjagaku dengan hati Selalu menjagaku dengan hati
Dari memandikanku, mengganti popokku serta membuang kototanku Kau telah merawatku dengan penuh hati Ibu kau sangat perhatian padaku selama ini
Oh Ibu….
Aku berterima kasih padamu (Puisi ke-1)
Dari kata yang dicetak tebal di atas penuh hati dapat diartikan kasih sayang dan cinta yang diberikan ibu terhadap anaknya.Dalam penulis puisi menggunakan kata penuh hati menggambarkan ketulusan dan cinta yang diberikan ibu kepada anak sangat tulus dan iklas sehingga dibandingkan dengan penuh hati.Dengan demikian penuh hati dapat menggantikan kata kasih sayang dan cinta.
Jika dibandingkan dengan penulis puisi ternama perbedaannya dapat diketahui, siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo dalam menggunakan gaya bahasa alegori cenderung sangat sederhana, sedangkan penulis-penulis ternama menggunakan majas alegori yang lebih bagus dan tidak sederhana. Hal ini dapat di lihat pada penggalan puisi berikut.
Aku
Kalau sampai waktuku
ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau
Tak perlu menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisabkubawa berlari Berlari
hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Chairil Anwar)
Dalam puisi di atas, meradang menerjang artinya semangat. Penulis puisi mengungkapkan bahwa ia akan tetap semangat walau peluru menembus kulitnya. Meradang menerjang menggantikan kata semangat sehingga dikatakan alusio.Merajang menerjang lebih indah perbandingannya dengan kata semangat daripada kata penuh hati dengan kasih sayang.Dengan demikian puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo lebih sederhana.
Gaya Bahasa Alusio
Gaya bahasa alusio adalah gaya bahasa yang berusaha menyugestikan kesamaan antara orang, tempat atau peristiwa. Gaya bahasa alusio yang terdapat dalam puisi karya siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo ditemukan 3 puisi Gaya bahasa alusio yang sedangkan puisi yang dibuat oleh siswa tersebut hampir sama dengan puisi karya sastrawan “Harijadi S. Hartowardojo” Perhatikan kedua puisi berikut;
Berikut puisi yang ditemukan dalam bab 4 karya siswa yang termasuk gaya bahasa alusio.
Pegunungan yang indah Indahnya bentukmu
Tempat yang sejuk nan menawan Sungguh mengagumkan
Banyak pendaki nyang menyukaimu Gunung yang indah
Kau menjulang tinggi keatas Warnamu amat mempesona
Semua orang kagum akan keindahanmu
Disaat pagi hari tiba
Sang surya tanpa malu muncul diantaramu.
Engkau menyediakan suasana yang sejuk
Gunung…aku akan selalu menjagamu (Puisi ke-8)
Dalam puisi tersebut kata “Sang surya tanpa malu muncul diantaramu” hamipir sama dengan puisi karya Harijadi S. Hartowardojo yang berjudul pahlawan tak dikenal. Berikut cuplikan teks puisi karya Harijadi S. Hartowardojo.
Semula daun-daun hijau membayung Mata air bening menari muncul Lahir dari kandungan pasir yang
kering mati
Satu dusun, domba-domba, gembala dan setumpuk rumput.
Sang surya tanpa malu muncul diantaramu dan mata air bening menari muncul kedua bait puisi tersebut keduamenyugestikan kesamaan peristiwa. Air bening menari muncul artinya kejadian alam yang sedang beraktifitas sedangkan sang surya tanpa malu muncul diantaramu artinya peristiwa alam yang sedang mberaktifitas. Dengan demikian hampir sama puisi siswa dengan penulis puisi ternama dalam mengungkapkan majas alusio.
Gaya Bahasa Metafora
Gaya bahasa metafora adalah majas yang pengungkapannya berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti, layaknya, bagaimana.Contoh, buku adalah jendela ilmu. Majas metafora ditemukan 3 pada puisi karya siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo dan siswa mampu menulis majas metafora sama seperti penulis ternama seperti Chairil Anwar. Perhatikan puisi berikut;
Kucing Besar
Macan kau adalah kucing besar yang sangat buas
Penghuni hutan yang nakal Kuku dan taringmu sangat kuat Namun, bulu mu sangat indah Teal dan mempesona
Siang dan malam kau mencari mangsa untuk kau makan
Kucing besar kau berlari-lari di alam luas
Bercanda dengan temanmu
Namun siap menerkam bia ada mangsa
Kucing besar, kau adalah hewan yang dilindungi
(Puisi ke-12) Tuti Artic
Antara bahagia sekarang dan nanti jurang ternganga
Adikku yang lagi keenakan menjilat es artic
Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu+coco cola
Istriku dalam latihan: kita hentikan jam berdetik
Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal terasa
-ketika kita bersepeda kuantar kau
pulang-Panas darahmu, sungguh lekas kau jadi dara,
Mimpi tua bangka ke langit lagi menjulang
Pilihanmu saban hari menjemput, saban kali bertukar;
Besok kita berselisih jalan, tidak kenal tahu;
Sorga hanya permainan sebentar. Aku juga seperti kau, semua lekas
berlalu
Aku dan Tuti+Greet+Amoi…hati terlantar,
Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar.
(Chairil Anwar 1947)
Gaya Bahasa Antropomorfisme Gaya bahasa antopomorfisme adalah gaya bahasayang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia. Contohnya, ia menunggu di mulut gang. Gaya bahasa antropomorfisme ditemukan 1 gaya
bahasa. Hal ini dikarena akan gaya bahasa antromorfisme cenderung sering digunakan saat menulis prosa baik novel maupun cerpen. Dalam kumpulan puisi ternama bahkan tidak ditemukan gaya bahasa antropomorfisme, hal ini dapat dilihat pada buku kumpulan puisi Chairil Anwar yang berjudul Aku Ini Binatang Jalang.
Sumber kehidupan Kau sumber kehidupan
Semua makhluk memerlukanmu Untuk mandi, minum, memasak dan
untuk pertanian
Namun, banyak manusia yang tak menjagamu
Banyak mengoorimu dengan sampah Air….
Kau mengalir sampai ke kaki gunung Keberaaanmu sungguh menakjubka (Puisi ke-13)
Gaya Bahasa Sinestisia
Gaya bahasa sinestesia adalah gaya bahasa mempertukarkan dua indera yang berbeda. Contoh, betapa sedap memandang gadis cantik yang selesai berdandan.Gaya bahasa sinestesia ditemukan 3 puisi pada puisi karya siswa SMP N 2 Tempurejo. Gaya bahasa ini merupakan gaya bahasa yang mudah karena hanya mempertukarkan indera yang berbeda. Dalam puisi-puisi ternama gaya bahasa ini jarang ditemukan karena mudah. Penulis ternama lebih menggunakan gaya bahasa alegori untuk menulis puisi. Namun dalam buku kumpulan puisi H.B Jassin Gema Tanah Air hanya ada sedikit puisi yang menggunakan gaya bahasa sinestisia. Berikut puisi karya siswa yang menggunakan gaya bahasa sinestisia yang memiliki kesamaan dengan puisi karya sastrawan ternama “Muhammad Ali”.
Kucingku yang manis Oh kucingku yang manis
Suaramu yang merdu Membuat hatiku gembira Meoeng…meong…meong… Suaramu bila engkau sedang lapar Engkap duduk terpangku
Disampingku
Membuat aku kasihan padamu Kuambil sedikit nasi dan sedikit ikan Ku taruh disampingmu
Dan engkau langsung menyantapnya dengan
lahapnya
oh kucingku yang manis tak akan aku lupakan saat-saat
terindah bersamamu (Puisi ke-II)
Sedangkan cuplikan puisi karya sastrawan yang yang menggunakan gaya bahasa sinestisia adalah sebagi berikut.
Mandi dalam kolam dingin
Atau senyummu yang semanis madu Sebab sekeliling dan dia juga
( Muhammad Ali )
Gaya Bahasa Antonomasia
Gaya bahasa antonomasia adalah gaya bahasa yang menggantikan nama diri menjadi gelar resmi atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Contoh, terimakasih dokter! gaya bahasa antonomasia ditemukan 2 pada kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo. Gaya bahasa antonomasia ini sangat sederhana sehingga jarang ditemukan pada kumpulan-kumpulan penulis ternama gaya bahasa antonomasia. Hal ini dapat dilihat pada buku Antologi puisi H.B Jassin yang berjudul Gema Tanah Air. Gaya Bahasa Hiperbola
Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan kenyataan. Dalam kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo majas ini yang paling banyak ditemukan. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan siswa usia siswa yang
memasuki masa remaja yang memiliki keingintahuan yang tinggi dan pengaruh dari media social yang sekarang menggunakan kalimat-kalimat yang berlebihan. Dengan demikian ketika siswa menulis puisi bahasa dan gaya bahasa yang digunakan cenderung ke hiperbola. katasemua yang paling banyak terdapat pada kumpulan puisi kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo, sedangkan pada kumpulan puisi sastrawan ternama sedikit menggunakan kata semua ketika menulis gaya bahasa hiperbola ketika menulis puisi. Perhatikan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo dengan puisi Chairil Anwar berikut.
Puisi siswa;
Siang berganti malam
Aku masih rindu dengan matahari Aku suka dengan sinarnya Aku senang dengan cahayamu
Namun, ketika sore dating kau akan pergi tenggelam
Semua orang sedih Sinarmu kini menghilang Malm pun datang
Dan bulan menggantikan sinarmu (Puisi ke-3)
Puting beliung
Angin yang mengancam
kedahsyatanmu mengancurkan seisi dunia
memakan banyak korban
memporak porandakan semua yang ada didunia
Kau merusak alam Kau merusak daratan Maupun lautan
Tak ada yang bisa menghentikanmu Kecuali kehendak Ilahi Robbi (Puisi ke-I6)
Puisi Chairil Anwar; Kepada Peminta-Minta
Baik, baik aku akan menghadap Dia Menyerah diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku Gaya Bahasa Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang menghidupkan benda mati menjadi bernyawa seolah-olah seperti manusia. Contoh, daun kelapa terlihat melambai-lambai seakan memanggilku.Pada kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo majas personifikasi ditemukan 9 puisi. Siswa tersebut mampu menulis gaya bahasa personifikasi dengan baik namun dalam kumpulan puisi penulis puisi ternama gaya bahasa personifikasi jarang ditemukan. Hal itu dapat dilipat pada buku kumpulan puisi H.B Jaasin yang berjudul Gema Tanah Air.
Gaya Bahasa Sindiran
Sesuai dengan temuan data yang terdapat pada BAB IV puisi karya siswa SMP Negeri 2 Tempurejo tentang majas sindiran ditemukan hanya 2 puisi yang menggunakan gaya bahasa sindiran yaitu gaya bahasa ironi. Berikut penjabarannya.
Gaya Bahasa Ironi
Gaya bahasa ironi adalah gaya bahasa ironi adalah gaya bahasa yang mengimplikasikan suatu yang berbeda, bahkan terkadang bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya. Contoh: Ucapan “Selamt pagi” (yang ditunjukkan kepada siswa yang datang terlambat), bagus sekali tulisanmu ( uacapan guru paada siswaa yang suka mencorat-coret tembo).Pada kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo gaya bahasaironi ditemukan 2 puisi. gaya bahasa ironi sangat jarang digunakan oleh siswa hal ini juga sulit ditemui pada karya puisi sastrawan-sastrwan terkenal hali ini dibuktikan dalam buku karya H.B Jassin dalam
judul bukunya Gema Tanah Air. Gaya bahasa ironi lebih banyak ditemukan dalam karya sastra prosa.
Gaya Bahasa Penegasan
Sesuai dengan temuan data puisi karya siswa SMP Negeri 2 Tempurejo tentang gaya bahasa Penegasan ditemukan hanya 1 puisi yang menggunakan gaya bahasa penegasan yaitu gaya bahasa.
Gaya Bahasa Antiklimaks
Gaya bahasa antiklimaks adalah gaya bahsa suatu acuan yang berisi agagasan yang diurutkan adari yang terpenying berturut-urut kegagasan yang kurang penting. Contoh: jangankan negeriku, pulauku, kotaku, sejengkal tanahpun tak akan kuserahkan pada musuh ( kata negeriku, pulauku, kotaku, sejengkal tanahpun merupakan urutan kata yang menurun makin melemah).
Pada kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo gaya bahasaantiklimaks ditemukan 1 puisi. Gaya bahasa antiklimaks sangat jarang digunakan oleh siswa hal ini juga sulit ditemui pada karya puisi sastrawan-sastrwan terkenal hal ini dibuktikan dalam buku karya H.B Jassin dalam judul bukunya Gema Tanah Air. Gaya bahasa ironi lebih banyak ditemukan dalam karya sastra prosa.
Gaya bahasa yang paling sering digunakan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo adalah gaya bahasa perbandingan, hal ini dibuktikaan dari maajas perbandingan ada 8 jenis gaya bahsa yang ditemukan dalam karya siswa. Hal ini dikarenakan gaya bahasa perbandingan adalah adalah gaya bahsa dan cocok digunakan untuk anak-anak tingkat SMP karena pada usia-usia SMP cenderung suka membuat kata-kata yang lebih mudah Hal ini dapat dilihat pada penggalan-penggalan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo beriku dari dari banyak karya siswa terdapat 37 puisi gaya bahasa perbandingan.
Dari contoh banyaknya puisi karya siswa yang termasuk gaya bahasa perbandingan puisi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 2 Tempurejo cenderung menggunakan gaya bahasa perbandingan dan bahasanya juga sangat sederhana saat menulis puisi. Berbeda dengan penulis-penulis ternama seperti WS.Rendra, Taufik Ismail dan Sanusi Pane, puisi-puisi mereka lebih bagus bahasanya daripada bahasa-bahasa yang digunakan akan-anak SMP Negeri 2 Tempurejo ketika menulis puisi. Hal ini dapat di lihat pada puisi WS.Rendra, Taufik Ismail dan Sanusi Pane berikut ini.
Selain itu siswa juga tidak banyak mengenak majas tersebut dikarenakan pada buku lembar kerja siswa SMP tidak membahas tentang gaya bahasa tersebut. Dengan demikian siswa hanya mengetahui beberapa majas-majas tersebut saja, sedangkan gaya bahasa petentangan siswa kurang mengetahui. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Analisis makna yang peneliti temukan pada kumpulan puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Tempurejo masih sederhana sederhana ketika menulis puisi sehingga maknanya dapat dianalisis oleh pembaca. Berikut salah satu contohnya Data puisi ke 1 Kau telah merawatku dengan Penuh hati. Dalam puisi tersebut kata Penuhhati yang dimaksud adalah sikap kasih saying dan cinta yang diberikan oleh ibu kepada anak. Dalam puisi tersebut anak yang dimaksud adalah anak kan dung karena dalam teks puisi tersebut ada kata “dengan iklas kau memberikanku ASI, dari itulah engkau merawatku dengan penuh kasih sayang. Puisi tersebut dikategorikan dalam gaya bahasa alogori karena menyatakan dengan cara lain untuk mengungkapkan rasa kasih saying dancinta. Sikap kasih saying yang
dimaksud adalah sikap kasih sayang seorang ibu kepada anak.
Saran
Peneliti berharap tesis ini berguna dalam perkembangan sastra. Adapun saran-saran yang peneliti ingin sampaikan berkenaan dengan hasil penelitian. Penelitian ini dapat menambah materi pembelajaran apresiasi puisi di lembaga pendidikan baik di tingkat SMP maupun lembaga akademik lainnya khususnya jurusan bahasa atau sastra. Penelitian ini sangat membantu bagi para guru bahasa Indonesia ketika mengajar puisi khususnya pada jenis-jenis gaya bahasa. Untuk para peneliti berikutnya khususnya pada puisi, diharapkan akan mengembangkan penelitian serupa dengan lebih memfokuskan pada salah satu aspek.
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Anwar, Chairil. 2011. Aku Ini Binatang Jalang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Eagleton, Terry. 2010. Teori Sastra Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.
Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hoed, Benny H. 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas Bambu.
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Sastra. Bandung: Yrama Widya.
Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika, hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarya: Graha Ilmu.
Mihardja, Ratih. 2012. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta Timur: Laskar Aksara.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa. 2011. Puisi dan Pembelajaran. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Pusat.
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarya: Pustaka Pelajar.
Rekan. 2008. Karakteristik Puisi Karya Siswa SMPN 1 Singotrunan Kabupaten Banyuwangi. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UNISMA Malang. Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian
Sastra. Bandung: Angkasa.
Siswantoro. 2011. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Subrata, Dandra. Kumpulan
Puisi-Pantun dan Peribahasa. Solo: CV Bringin.
Tanjung, Ryan. Kumpulan Pantun-Puisi dan Peribahasa dilengkapi Kata-Kata Mutiara. Jakarta: Citra Amanda.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Wahyuningtyas, Sri dan Santoso, Wijaya Heru. 2011. Sastra Teori dan Implemantasi. Surakarta: Yuma Pustaka.
Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa- Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka.
Yuniar, Tanti. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Agung Media Mulia