• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Pelabelan produk pangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Pelabelan produk pangan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PRODUK DAN EVALUASI SENSORIS

Aturan Pelabelan Menurut Codex

Kelas D

Oleh :

Mita Widyaningtyas

105100401111005

Sany Amalia

105100401111009

Johana Megawati

105100401111011

Andhita Galih Pratiwi

105100401111021

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

Aturan Pelabelan menurut Codex STAN 1-1985 yang diamandemen tahun 1991, 1999, 2001, 2003, 2005, 2008, dan 2010 berjudul “General Standard for The Labelling of Prepackaged Food” :

Ruang Lingkup : Standar ini mengatur pelabelan semua makanan yang dikemas dan

ditawarkan pada konsumen atau pengusahan catering/restoran/dll dan untuk mengatur aspek penampilan lainnya.

Prinsip Umum :

1. Kemasan makanan tidak boleh menuliskan deskripsi / menggambarkan produk yang salah, memelesetkan atau mengarahkan pemikiran konsumen sehingga keliru dalam mendeskripsikan karakter produk.

2. Kemasan makanan tidak boleh mendeskripsikan atau menyajikan label yang

didalamnya mengandung tulisan, gambar, atau bentuk lain yang menyerupai pruduk lain, membingungkan konsumen membedakan produk dengan produk sejenis secara langsung ataupun tidak langsung, atau menyatakan bahwa produk makanan tersebut memiliki hubungan dengan produk lain.

Aturan Pelabelan

1. Nama Makanan

a. Nama makanan mengindikasikan bentuk alami makanan, spesifik.

b. Dapat menggunakan nama makanan yang telah dipublikasikan oleh Codex dan Pemerintah Nasional.

c. Jika jenis makanan yang digunakan tidak ada dalam Codex, diperbolehkan menggunakan nama umum yang sering digunakan, yang mampu

mendeskripsikan produk dan tidak membingungkan.

d. Produsen, keunikan, merk, dan nama dagang yang digunakan harus spesifik dan tidak membingungkan.

e. Pada label perlu dituliskan“berhubungan dengan”, atau “menyerupai”,dan nama makanan, seperti kata tambahan atau frase yang diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman/ membingungkan konsumen mengenai sifat dan kondisi fisik dari makanan. Termasuk jenis kemasan media, gaya, dan kondisi atau jenis pengolahanyang telah dialami, misalnya: kering, terkonsentrasi, dibentuk kembali, diasapkan.

2. Komposisi

a. Komposisi bahan harus ditulis kecuali jika produk hanya mengandung 1 jenis bahan.

b. Daftar bahan yang digunakan ditulis dengan judul “Komposisi” atau harus mengandung kata tersebut.

c. Daftar bahan yang digunakan ditulis mulai dari persentase terbesar hingga terkecil saat produksi dilakukan.

d. Jika suatu bahan yang digunakan terdiri dari beberapa bahan lain, maka bahan-bahan tersebut harus ditulis dalam kurung dengan urutan dari proporsi

(3)

terbanyak. Bahan lain kecuali Bahan Tambahan Makanan yang banyaknya kurang dari 5% tidak perlu ditulis.

e. Bahan-bahan makanan yang menimbulkan alergi harus selalu dituliskan. Antara lain : gluten, hasil tanaman hibrida, makanan laut bercangkang keras (crustacean), telur dan produk turunan telur, ikan dan produk turunan ikan, kacang dan produk turunan kacang-kacangan, susu dan produk turunan susu, sulfit dengan konsentrasi 10mg/kg atau lebih.

f. Air tambahan harus dituliskan dalam daftar komposisi kecuali air yang terkandung dalam bahan seperti larutan garam, sirup, ataubroth yang

digunakan dalam makanan dan telah tercantum di daftar komposisi. Air atau bahan mudah menguap lain yang telah teruapkan selama produksi tidak perlu dituliskan.

g. Makanan yang telah dikeringkan atau kental yang cara mengkonsumsinya harus dilarutkan dengan penambahan air, maka persentase bahan dihitung setelah makanan ditambahkan air dan siap disantap.

h. Keberadaan bahan pangan yang didapat secara bioteknologi “allergen transferred”dari bahan yang tertulis sebelumnya, harus dicantumkan. Jika tidak memungkinkan untuk mencantumkan keterangan yang cukup tentang keberadaan komponen allergen melalui label, maka makanan tersebut tidak boleh dipasarkan.

i. Nama makanan yang spesifik yang dituliskan untuk daftar komposisi, kecuali : i. Nama yang umum digunakan lebih informatif, contoh :

ii. Bahan Tambahan Makanan yang digunakan harus muncul dalam daftar komposisi, disertai nama spesifik dan kode yang sesuai dengan Codex International Numbering System. Bahan tambahan yang diatur :

1. Pengatur keasaman 2. Anticaking agent 3. Antibuih 4. Antioksidan 5. Pemutih 6. Bulking agent 7. Pengembang 8. Pewarna

9. Color retention agent 10. Pengemulsi

11. Garam emulsi 12. Pelembut 13. Penambah rasa 14. Flour treatment agent 15. Pembentuk buih

16. Penjendal / pembentuk gel 17. Pengkilap

18. Humektan / pengikat air 19. Pengawet

(4)

20. Propellant 21. Raising agent 22. Sequestrant 23. Bahan Penstabil 24. Pemanis 25. Pengental

iii. Penulisan“Flavor(s) and Flavoring(s)” diperbolehkan. Kata “Flavors” mengandung makna perasa alami, bersifat menyerupai perasa alami, dan perasa buatan, atau kombinasi semuanya.

j. Bahan Tambahan Makanan yang ditambahkan dengan jumlah tertentu atau cukup untuk menghasilkan suatu efek/perubahan terhadap bahan mentah atau bahan lain yang mana bahan tambahan tersebut harus dicantumkan dalam daftar komposisi.

k. Bahan tambahan makanan yang dosisnya rendah sehingga dalam

penambahannya tidak menimbulkan efek/perubahan terhadap bahan makanan tidak perlu dicantumkan dalam daftar komposisi.

3. Ukuran Net (Net contents) dan Berat Kering

a. Ukuran net harus ditulis dan dinyatakan dalam SI (metric system) b. Ukuran net harus ditulis dengan aturan sebagai berikut :

i. Untuk makanan cair, diukur volumenya. ii. Untuk makanan padat, diukur beratnya.

iii. Untuk makanan semi padat atau makanan viskos, diukur berat atau volumenya.

c. Sebagai tambahan, jika makanan dikemas bersama medium cair, maak harus dituliskan berapa berat keringnya dalam satuan SI. Contoh medium cair adalah air, larutan gula dan garam, buah dan sayur dalam kaleng, atau cuka, dan campuran.

4. Nama dan alamat produsen, pengemas, distributor, importer, eksportir, atau vendor harus dicantumkan.

5. Negara asal

a. Negara asal makanan harus dicantumkan jika kelalaian produsen menyebabkan kerugian bagi konsumen.

b. Jika makanan mengalami pengolahan di negara kedua yang mengubah sifat alami produk, maka Negara yang melakukan pengolahan harus dianggap sebagai negara asal dan dicantumkan di label.

6. Masing-masing container harus memberi cap / menulis dengan tinta permanen dengan jelas kode produksi dan lot produksi.

7. Kode tanggal kadaluarsa dan instruksi penyimpanan a. Aturan kode tanggal kadaluarsa meliputi :

i. Tanggal dan bulan kadaluarsa jika masa simpan kurang dari 3 bulan. ii. Bulan dan tahun kedaluarsa jika masa simpan lebih dari 3 bulan. iii. Tanggal kadaluarsa harus ditulis dengan indikator “Sebaiknya

dikonsumsi sebelum” kemudian diikuti oleh tanggal, atau diikuti oleh petunjuk dimana tanggal tersebut dicantumkan.

(5)

iv. Tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa sebaiknya dinyatakan dalam bentuk angka, kecuali bulan dapat ditulis menggunakan abjad sesuai bahasa negara-negara konsumen, supaya tidak menimbulkan

kebingungan.

v. Tanggal kadaluarsa tidak dibutuhkan untuk makanan-makanan seperti : 1. Buah dan sayuran segar, termasuk kentang utuh yang belum

dikupas, dipotong, atau diberi perlakuan. 2. Wine

3. Minuman yang mengandung alkohon 10% atau lebih 4. Roti atau pastry yang dikonsumsi selama 24 jam. 5. Cuka

6. Garam dapur 7. Gula pasir

8. Permen/ produk confectionary yang mengandung gula 9. Permen karet

b. Instruksi penyimpanan harus dicantumkan jika mempengaruhi masa simpan. 8. Instruksi penggunaan, termasuk rekonstruksi jika ada, harus dicantumkan dalam label

untuk memastikan penggunaan makanan yang tepat. 9. Aturan Tambahan

a. Kuantitas bahan yang sesuai saat pembuatan harus dicantumkan di label, apabila bahan tersebut :

i. Ditambahkan sebagai nilai lebih / hadiah, yang diinformasikan melalui kata-kata atau gambar

ii. Tidak tercantum dalam nama makanan/ karakter produk , terutama di negara-negara yang melarang penjualan produk yang tidak sesuai dengan deskripsi produk.

b. Pencantuman tersebut tidak diperlukan apabila :

i. Bahan digunakan dalam jumlah kecil sebagai penyedap ii. Terdapat perbedaan standar Codex dengan aturan ini.

c. Nama/ sumber bahan yang digunakan oleh produk tidak boleh dicantumkan dalam daftar kuantitas bahan jika :

i. Sumber tersebut menimbulkan kesalahpahaman konsumen mengenai produk, terutama di negara pemasaran, karena variasi kualitas bahan-bahan dalam produk tersebut tidak diperlukan untuk membandingkan produk dengan produk sejenis

d. Pencantuman kuantitas bahan ditulis pada label dengan bentuk persentase, baik persentase berat maupun volume, ditulis di dekat tulisan nama bahan atau gambar yang menunjukkan bahan tersebut. Yang lebih ditekankan adalah bahan dengan persentase terbesar.

e. Untuk bahan yang kadar airnya berkurang sehingga massa dan volumenya berkurang, maka yang dicantumkan adalah massa/volume pada produk akhir. f. Jika total semua bahan lebih dari 100%, maka pencantuman kuantitas bahan

dapat diganti menjadi jumlah bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi 100 gram produk jadi.

(6)

10. Label makanan yang diproses secara radiasi ion wajib mencantumkan pernyataan tertulis dan mencantumkan logo internasional di dekat nama produk.

a. Jika menggunakan bahan makanan yang terradiasi, maka wajib ditulis pada daftar bahan produk akhir.

b. Jika produk mengandung bahan yang terradiasi, maka dalam label harus dituliskan pernyataan bagaimana mengatasi hal tersebut.

11. Aturan Opsional.

a. Seiap informasi berupa tulisan, gambar, cetakan, dan semua yang terccantum dalam label diperbolehkan asal tidak bertentangan dengan aturan utama, tidak membingungkan dan menimbulkan kesalahpahaman bagi konsumen.

12. Penyajian Informasi Wajib

a. Label dalam makanan dikemas harus diterapkan sedemikian rupa sehingga tidak akan menjadi terpisah dari kemasan

b. Pernyataan yang dibutuhkan untuk ditampilkan pada label berdasar standar Codex atau standar lainnya harus jelas, menonjol, tidak mudah dihapus, dan mudah dibaca konsumen.

c. Jika kemasan tertutupi oleh pembungkus, pembungkus juga harus menampilkan informasi yang diperlukan, atau label pada kemasan harus mudah dibaca dari lapisan terluar pembungkus. Pembungkus tidak membuat label menjadi kabur.

d. Nama dan isi net makanan (berat bersih/ volume total) harus tertulis pada sisi yang sama di bagian paling depan label.

13. Bahasa

a. Jika bahasa pada label asli tidak bias diterima / tidak dimengerti oleh konsumen, maka harus diberikan label tambahan dengan bahasa yang dapat diterima berisi informasi wajib yang lengkap dan akurat dan mencerminkan label asli.

(7)

1. Nama Makanan

Pada label terdapat nama produk yaitu “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE”. Nama produk tersebut menunjukkan bahwa produk berbahan dasar kopi dan produk tersebut dalam bentuk cair.Produk minuman ini menjelaskan bahwa biji kopi yang digunakan diekstrak pada suhu 78°C agar memaksimalkan aroma dan rasa kopi. Pada label produk tersebut juga menjelaskan keunikan produk yaitu “High Quality Coffee” dimana produk diproses dengan kopi yang berkualitas tinggi dan diekstrak dengan suhu 78°C. Pada label produk juga dijelaskan “Mixed with Milk” menjelaskan bahwa produk kopi tersebut ada penambahan atau dicampur dengan susu. Selain itu, untuk font size dari nama produk telah memenuhi standar FDA yaitu dicetak dengan ukuran font size lebih besar dibanding yang lainnya dan dicetak tebal agar mudah terlihat oleh konsumen.

2. Ukuran Net dan Berat Kering

Produk “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” pada label tertera bahwa berat produk bersih sebesar 250 ml. Pada produk cair pengukuran lebih ditujukan pada volume produk. Ukuran produk juga dinyatakan dalam bentuk SI (ml). Namun , produk ini belum memenuhi standar FDA karena untuk standar FDA net weight dari produk harus dengan satuan fl.oz untuk produk cair dan apabila menggunakan satuan milliliter harus tetap mencantumkan satuan fl.oz tersebut. Selain itu seharussnya net weight diletakkan dengan jarak 30 % dari nama kemasan utama. Namun pada produk ini belum memenuhi persyaratan tersebut.

3. Nama dan alamat produsen, pengemas, kode pos, distributor, importer, eksportir, atau vendor harus dicantumkan.

Produk “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” pada label kemasan tertera nama dan alamat produsen yaitu PT. Tirta Fresindo Jaya Bogor 16730. Distributor dan importer yaitu Inbisco Vietnam Company Limited, Ho Chi Minh City, Vietnam.

(8)

4. Negara asal

Negara asal makanan harus dicantumkan agar konsumen tidak merasa tertipu.Produk “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” diproduksi di Negara Indonesia.

5. Masing-masing container harus memberi cap / menulis dengan tinta permanen dengan jelas kode produksi dan lot produksi.

Produk “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” pada label tertera kode produksi yang ditunjukkan adanya barcode.

6. Kode tanggal kadaluarsa dan instruksi penyimpanan

Aturan kode tanggal kadaluarsa meliputi :

i. Tanggal dan bulan kadaluarsa jika masa simpan kurang dari 3 bulan. ii. Bulan dan tahun kedaluarsa jika masa simpan lebih dari 3 bulan.

iii. Tanggal kadaluarsa harus ditulis dengan indikator “Sebaiknya dikonsumsi sebelum” kemudian diikuti oleh tanggal, atau diikuti oleh petunjuk dimana tanggal tersebut dicantumkan.

iv. Tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa sebaiknya dinyatakan dalam bentuk angka, kecuali bulan dapat ditulis menggunakan abjad sesuai bahasa negara-negara konsumen, supaya tidak menimbulkan kebingungan.

Pada botol “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” tertera tanggal kadaluarsa yaitu 04 NOV 2013.Selain itu, pada botol kemasan juga dilengkapi dengan kode produksi dan jam produksi. Pada label kemasan terdapat indikator “Baik digunakan sebelum (Best Before)”

7. Instruksi penggunaan, termasuk rekonstruksi jika ada, harus dicantumkan dalam label untuk memastikan penggunaan makanan yang tepat.

Pada label kemasan “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” terdapat petunjuk penggunaan yaitu “Kocok dahulu sebelum diminum. Sajikan dingin lebih nikmat.”Selain itu, pada label dilengkapi dengan petunjuk penyimpanan.“Hindari dari sinar matahri langsung dan temperature tinggi.”

8. Aturan Tambahan

Kuantitas bahan yang sesuai saat pembuatan harus dicantumkan di label, apabila bahan tersebut : i. Ditambahkan sebagai nilai lebih / hadiah, yang diinformasikan melalui kata-kata atau gambar ii. Tidak tercantum dalam nama makanan/ karakter produk , terutama di negara-negara yang

melarang penjualan produk yang tidak sesuai dengan deskripsi produk.

Pada label kemasan “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” dilengkapi atau adanya penambahan susu dalam minuman kopi tersebut sehingga adanya nilai tambah pada produk tersebut.

9. Aturan Opsional

Setiap informasi berupa tulisan, gambar, cetakan, dan semua yang terccantum dalam label diperbolehkan asal tidak bertentangan dengan aturan utama, tidak membingungkan dan menimbulkan kesalahpahaman bagi konsumen.

Pada label kemasan “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” dilengkapi dengan gambar, tulisan dan cetakan yang menjelaskan isi secara keseluruhan tentang produk tersebut dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

(9)

10. Label makanan yang diproses secara radiasi ion wajib mencantumkan pernyataan tertulis dan mencantumkan logo internasional di dekat nama produk.

a. Jika menggunakan bahan makanan yang terradiasi, maka wajib ditulis pada daftar bahan produk akhir.

b. Jika produk mengandung bahan yang terradiasi, maka dalam label harus dituliskan pernyataan bagaimana mengatasi hal tersebut.

Pada label kemasan “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” tidak diproses secara radiasi ion dan tidak mengandung bahan yang terradiasi.

11. Penyajian Informasi Wajib

a. Label dalam makanan dikemas harus diterapkan sedemikian rupa sehingga tidak akan menjadi terpisah dari kemasan

b. Pernyataan yang dibutuhkan untuk ditampilkan pada label berdasar standar Codex atau standar lainnya harus jelas, menonjol, tidak mudah dihapus, dan mudah dibaca konsumen.

c. Jika kemasan tertutupi oleh pembungkus, pembungkus juga harus menampilkan informasi yang diperlukan, atau label pada kemasan harus mudah dibaca dari lapisan terluar pembungkus. Pembungkus tidak membuat label menjadi kabur.

d. Nama dan isi net makanan (berat bersih/ volume total) harus tertulis pada sisi yang sama di bagian paling depan label.

Pada label kemasan “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” diletakkan dan direkatkan pada botol dan label tidak dalam kondisi tepisah. Selain itu, nama produk pada label kemasan ditulis secara jelas, menonjol, mudah dibaca dan tidak mudah dihapus. Nama dan isi net produk minuman ini tertulis pada sisi di bagian depan maupun samping.

12. Bahasa

Jika bahasa pada label asli tidak bisa diterima / tidak dimengerti oleh konsumen, maka harus diberikan label tambahan dengan bahasa yang dapat diterima berisi informasi wajib yang lengkap dan akurat dan mencerminkan label asli.

Pada label kemasan “KOPIKO 78°C COFFEE LATTE” label kemasan dapat diterima.

13. Komposisi

a. Komposisi bahan harus ditulis kecuali jika produk hanya mengandung 1 jenis bahan. b. Daftar bahan yang digunakan ditulis dengan judul “Komposisi” atau harus mengandung kata

tersebut.

c. Daftar bahan yang digunakan ditulis mulai dari persentase terbesar hingga terkecil saat produksi dilakukan.

d. Jika suatu bahan yang digunakan terdiri dari beberapa bahan lain, maka bahan-bahan tersebut harus ditulis dalam kurung dengan urutan dari proporsi terbanyak. Bahan lain kecuali Bahan Tambahan Makanan yang banyaknya kurang dari 5% tidak perlu ditulis.

(10)

e. Bahan-bahan makanan yang menimbulkan alergi harus selalu dituliskan. Antara lain : gluten, hasil tanaman hibrida, makanan laut bercangkang keras (crustacean), telur dan produk turunan telur, ikan dan produk turunan ikan, kacang dan produk turunan kacang-kacangan, susu dan produk turunan susu, sulfit dengan konsentrasi 10mg/kg atau lebih.

f. Air tambahan harus dituliskan dalam daftar komposisi kecuali air yang terkandung dalam bahan seperti larutan garam, sirup, ataubroth yang digunakan dalam makanan dan telah tercantum di daftar komposisi. Air atau bahan mudah menguap lain yang telah teruapkan selama produksi tidak perlu dituliskan.

g. Makanan yang telah dikeringkan atau kental yang cara mengkonsumsinya harus dilarutkan dengan penambahan air, maka persentase bahan dihitung setelah makanan ditambahkan air dan siap disantap.

h. Keberadaan bahan pangan yang didapat secara bioteknologi “allergen transferred” dari bahan yang tertulis sebelumnya, harus dicantumkan. Jika tidak memungkinkan untuk mencantumkan keterangan yang cukup tentang keberadaan komponen allergen melalui label, maka makanan tersebut tidak boleh dipasarkan.

i. Nama makanan yang spesifik yang dituliskan untuk daftar komposisi, kecuali : i. Nama yang umum digunakan lebih informatif, contoh :

ii. Bahan Tambahan Makanan yang digunakan harus muncul dalam daftar komposisi, disertai nama spesifik dan kode yang sesuai dengan Codex International Numbering System. Bahan tambahan yang diatur :

1. Pengatur keasaman 2. Anticaking agent 3. Antibuih 4. Antioksidan 5. Pemutih 6. Bulking agent 7. Pengembang 8. Pewarna 9. Color retention agent 10. Pengemulsi 11. Garam emulsi 12. Pelembut 13. Penambah rasa 14. Flour treatment agent 15. Pembentuk buih

16. Penjendal / pembentuk gel 17. Pengkilap

18. Humektan / pengikat air 19. Pengawet 20. Propellant 21. Raising agent 22. Sequestrant 23. Bahan Penstabil 24. Pemanis 25. Pengental

(11)

iii. Penulisan “Flavor(s) and Flavoring(s)” diperbolehkan. Kata “Flavors” mengandung makna perasa alami, bersifat menyerupai perasa alami, dan perasa buatan, atau kombinasi semuanya.

j. Bahan Tambahan Makanan yang ditambahkan dengan jumlah tertentu atau cukup untuk menghasilkan suatu efek/perubahan terhadap bahan mentah atau bahan lain yang mana bahan tambahan tersebut harus dicantumkan dalam daftar komposisi.

k. Bahan tambahan makanan yang dosisnya rendah sehingga dalam penambahannya tidak menimbulkan efek/perubahan terhadap bahan makanan tidak perlu dicantumkan dalam daftar komposisi.

Komposisi bahan telah ditulis dalam dua bahasa, dan diawali oleh kata-kata “Komposisi” maupun “Ingredients” untuk menginformasikan kepada konsumen bahan-bahan penyusun produk.Bahan telah diurutan dari yang terbanyak hingga yang paling kecil.Susu telah ditulis karena merupakan bahan penyebab alergi.Air tambahan, sebagai komponen terbesar penyusun produk ini telah ditulis dalam daftar komposisi.Bahan tambahan penstabil, pengemulsi, dan perisa juga telah dituliskan.Namun, kode dari bahan tambahan belum ditulis.

Referensi

Dokumen terkait

3URVHV SHPLOLKDQ PHGLD GLVHVXDLNDQ GHQJDQ DQDOLVLV PDWHUL DQDOLVLV WXJDV GDQ NDUDNWHULVWLN VLVZD 'DUL KDVLO SHPLOLKDQ PHGLD LQL GLWHQWXNDQ EDKZD PHGLD SHPEHODMDUDQ \DQJ GLSHUOXNDQ

Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar pengembangan industri otomotif mobil pedesaan ini dilakukan oleh industri dalam negeri dan masyarakat,

Instansi Karantina Tumbuhan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, harus dapat memastikan bahwa pelaksanaan fumigasi kapal sebagai tindakan

ii) untuk bahan lapisan perkuatan (HRS-Base, AC-BC dan AC-Base) jumlah meter kubik dari bahan yang telah dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi

Dari 16 lokasi pengamatan, bongkahan batu merupakan site yang memiliki tingkat kepadatan dan biomassa ikan herbivora yang paling tinggi dikarenakan pada daerah

nantinya akan menjalankan semua proses pembuatan film dari awal praproduksi hingga akhir pascaproduksi selain itu dari jumlah crew yang terlibat kita bisa tahu seberapa rumit

Setiap pergerakan dari objek tersebut difoto (frame individual), di dalam teknik Stopmotion terdapat bentuk animasi boneka (puppet) animasi ini melibatkan tokoh