• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan CA Tiroid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan CA Tiroid"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

CA THIROID CA THIROID

A.

A. KONSEP TEORIKONSEP TEORI 1.

1. Definisi CA TIROIDDefinisi CA TIROID

CA tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, CA tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kan

Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kan ker tiroid bisa disembuhkan.ker tiroid bisa disembuhkan. Kanker tiroid umumnya tergolong tumor dengan pertumbuhan dan perjalanan Kanker tiroid umumnya tergolong tumor dengan pertumbuhan dan perjalanan  penyakit

 penyakit yang yang lambat, lambat, serta serta morbiditas morbiditas dan dan mortalitas mortalitas yang yang rendah, rendah, terutama terutama padapada kanker tiroid tipe papiler. Mortalitas paling rendah pada individu dengan usia kanker tiroid tipe papiler. Mortalitas paling rendah pada individu dengan usia dibawah 50 tahun dan meningkat tajam pada usia di atasnya, namun sebagian kecil dibawah 50 tahun dan meningkat tajam pada usia di atasnya, namun sebagian kecil ada pula yang tumbuh cepat dan sangat ganas dengan prognosis yang fatal. Angka ada pula yang tumbuh cepat dan sangat ganas dengan prognosis yang fatal. Angka rekurensi tumor umum pada kanker tiroid tipe papiler, berkisar setinggi 30% jika rekurensi tumor umum pada kanker tiroid tipe papiler, berkisar setinggi 30% jika terapi awal tidak komplit. Angka kematian akibat kanker tiroid 0,4% dari semua terapi awal tidak komplit. Angka kematian akibat kanker tiroid 0,4% dari semua kematian akibat kanker atau berkisar 5 kematian per sejuta penduduk pertahun. kematian akibat kanker atau berkisar 5 kematian per sejuta penduduk pertahun. Angka ketahanan hidup lima tahun relatif kanker tiroid adalah 96%.5 Tujuan utama Angka ketahanan hidup lima tahun relatif kanker tiroid adalah 96%.5 Tujuan utama tata laksana kanker tiroid adalah memperkecil resiko rekurensi dan metastasis jauh, tata laksana kanker tiroid adalah memperkecil resiko rekurensi dan metastasis jauh, sehingga bisa menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita. Terapi utama sehingga bisa menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita. Terapi utama dalam tata laksana kanker tiroid adalah operasi, sedangkan terapi adjuvan adalah dalam tata laksana kanker tiroid adalah operasi, sedangkan terapi adjuvan adalah ablasi tiroid dengan iodine radioaktif, supresi thyrotropin dan radiasi eksternal. ablasi tiroid dengan iodine radioaktif, supresi thyrotropin dan radiasi eksternal. (Jurnal, Oktahermoniza, 2013)

(Jurnal, Oktahermoniza, 2013)

2.

2. Etiologi CA TIROIDEtiologi CA TIROID

Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid : Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :

a.

a. Kenaikan Kenaikan sekresi hormon TSH sekresi hormon TSH ( Thyroid Stim( Thyroid Stimulating Hormon) dari ulating Hormon) dari kelenjarkelenjar hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari

(2)

kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi kanker.

yang abnormal dapat berubah menjadi kanker.  b.

 b. Penyinaran Penyinaran (radiasi ion) (radiasi ion) pada daerah kepala, lpada daerah kepala, leher, dada bagian eher, dada bagian atasatas terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum.

mediastinum. c.

c. Faktor genetik.Faktor genetik.

Adanya riwayat keturunan dari keluaraga. Adanya riwayat keturunan dari keluaraga.

3.

3. Faktor Resiko CA TIROIDFaktor Resiko CA TIROID

Faktor resiko yang menyebabkan karsinoma tiroid adalah sebagai berikut: Faktor resiko yang menyebabkan karsinoma tiroid adalah sebagai berikut: a.

a. Usia; terdapat resiko malignasi apabila didapat nodul tiroid pada Usia; terdapat resiko malignasi apabila didapat nodul tiroid pada usia <>45usia <>45 tahun.

tahun.  b.

 b. Sex; wanita mempunyai resiko tiga kali lebih besar dari pada pria.Sex; wanita mempunyai resiko tiga kali lebih besar dari pada pria. c.

c. Riwayat penyakit serupa dalam keluarga; adanya keterlibatan genetic padaRiwayat penyakit serupa dalam keluarga; adanya keterlibatan genetic pada karsinoma ini.

karsinoma ini. d.

d. Ras; ras asia dan kulit putih pada umumnya mempunyai resiko tinggi.Ras; ras asia dan kulit putih pada umumnya mempunyai resiko tinggi. e.

e. Pernah menderita penyakit pembesaran kelenjar tiroid. Terdapat 5% Pernah menderita penyakit pembesaran kelenjar tiroid. Terdapat 5% strumastruma nodosa mengalami degenrasi maligna.

nodosa mengalami degenrasi maligna. f.

f. Geografis tempat tinggal. Yang berasal dari daerah kaya iodium umumnyaGeografis tempat tinggal. Yang berasal dari daerah kaya iodium umumnya menderita karsinoma tiroid papilare sedangkan yang berasal dari dae

menderita karsinoma tiroid papilare sedangkan yang berasal dari dae rahrah endemik goiter umumnya menderita karsinom tiroid folikulare.

endemik goiter umumnya menderita karsinom tiroid folikulare. g.

g. Radiasi pada leher dan kepala. Pengaruh radiasi pada kanak-kanak dapatRadiasi pada leher dan kepala. Pengaruh radiasi pada kanak-kanak dapat menyebabkan malignansi tiroid 30-50% dan pada dewasa 20%.

menyebabkan malignansi tiroid 30-50% dan pada dewasa 20%.

4.

4. Tanda Dan Gejala CA TIROIDTanda Dan Gejala CA TIROID

Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid. dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid. (Jurnal, Oktahermoniza, 2013)

(Jurnal, Oktahermoniza, 2013) a.

(3)

 b. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.

c. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik.

d. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.

e. Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain. f. Adanya pembengkakan pada leher

g. Kesulitan menelan

5. Klasifikasi CA TIROID

Menurut WHO, tumor epitel maligna tiroid dibagi menjadi : 1. Karsinoma Folikuler.

Terdapat kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang ada, terutama mengenai kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang pembuluh darah yang kemudian menyebar ke tulang dan jaringan paru. Jarang menyebar ke daerah nodes limpa tapi dapat melekat/menempel di trakea, otot leher,  pembuluh darah besar dan kulit, yang kemudian menyebabkan dispnea serta

disfagia. Bila tumor mengenai “The Recurrent Laringeal Nerves”, suara klien menjadi serak. Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit  pada saat diagnosa ditetapkan.

2. Karsinoma Papilar.

Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak pada wanita atau kelompok usia diatas 40 tahun. Karsinoma Papilar merupakan tumor yang perkembangannya lambat dan dapat muncul bertahun-tahun sebelum menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika tumor terlokalisir di kelenjar tiroid,  prognosisnya baik apabila dilakukan tindakan Tiroidektomi parsial atau

total.

3. Karsinoma Medular.

Timbul di jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya 5 –   10 % dari seluruh karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang berusia diatas 50

(4)

tahun. Penyebarannya melewati nodes limpa dan menyerang struktur di sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan merupakan bagian dari Multiple Endocrine Neoplasia (MEN) Tipe II yang juga bagian dari penyakit endokrin, dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin, ACTH,  prostaglandin dan serotonin.

4. Karsinoma berdiferensiasi buruk (Anaplastik).

5. Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang struktur yang berdekatan, yang menimbulkan gejala seperti:

a. Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring).  b. Suara serak.

c. Disfagia

Prognosisnya jelek dan hampir sebagian besar klien meninggal kira-kira 1 tahun setelah diagnosa ditetapkan. Klien dengan diagnosa karsinoma anaplastik dapat diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi dan kemoterapi.

Stadium Cancer Thyroid :

Stadium kanker ini tidak hanya berdasarkan histopatologi, ekstensi lokal, regional dan metastase jauh, tetapi juga pada umur dan jenis kelamin. Klasifikasi TNM adalah sebagai berikut:

Tipe dan stadium <45 tahun > 45 tahun Papiler Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV Setiap T, setiap N, M0 Setiap T, setiap N, M1 T1, N1, M0 T2-4, N1, M0 Setiap T, N0, M0, Setiap T, setiap N, M0

Tipe dan stadium <45 tahun >45 tahun Folikuler

(5)

Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV Setiap T, setiap N, M0 Setiap T, setiap N, M1 -T1, N0, M0 T2-4, N0, M0 Setiap T, N1, M0 Setiap T, setiap N, M0 Meduler Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV -setiap T, -setiap N, M0 -setiap T, -setiap N, M1 T1, N0, M0 T2-4, N0, M0 Setiap T, N1, M0 Setiap T, setiap N, M1 Tdk dapat dikalsifikasikn Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV

-setiap T, -setiap N, -setiap M

-setiap T, -setiap N, -setiap M

Catatan :

Tx : tumor tidak dapat ditentukan T0 : Tidak ada tumor

T1 : tumor berdiameter terpanjang < 3 cm T2 : tumor berdiameter terpanjang >3 cm T3 : fikus intraglanduler multiple

T4 : tumor primer terfiksasi

5. Patofisiologi CA TIROID

CA tiroid dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu Kenaikan sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar hipofise anterior disebabkan  berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena kurangnya

intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi kanker,  penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas terutama

(6)

anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum, serta karena faktor genetik.

Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan leher yang secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting untuk metabolisme tubuh. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea, laring, faring, esophagus, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan metastase hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati. Kanker ini berdiferensiasi mempertahankan kemampuan untuk menimbun yodium pembesaran kelenjar getah  bening. Lokasi kelenjar getah bening yang bisa membesar dan bisa teraba pada  perabaan yakni di ketiak, lipat paha. Ada juga kelenjar getah bening yang terdapat di dalam tubuh yang mana tidak dapat diraba yakni didalam rongga perut. Penyebab dari  pembesaran kelenjar getah bening adalah infeksi non spesifik, infeksi spesifik (TBC),

keganasan (lymphoma).

Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang  peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh

lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea, laring, faring, esophagus, nervus recurrent, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan metastase hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati.

Adenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita dengan ada sarang ganas dilobus homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis mula-mula ke kelenjar limfe regional, dan akhirnya terjadi metastasis hematogen. Umumnya adenokarsinoma follikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke kelenjar limfe leher, tetapi kurang sering dan kurang banyak, namun lebih sering metastasisnya secara hematogen. Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C sehingga kadang mengeluarkan kalsitonin (sel APUD). Pada tahap dini terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional. Adenokarsinoma anaplastik yang jarang

(7)

ditemukan, merupakan tumor yang tumbuh agresif, bertumbuh cepat dan mengakibatkan penyusupan kejaringan sekitarnya terutama trakea sehingga terjadi stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas. Tahap dini terjadi penyebaran hematogen. Dan penyembuhan jarang tercapai. Penyusupan karsinoma tiroid dapat ditemukan di trakea, faring, esophagus, N.rekurens, pembuluh darah karotis, struktur lain dalam darah dan kulit. Sedangkan metastasis hematogen ditemukan terutama di  paru, tulang, otak dan hati (Barbara,1996).

(8)

6. Pemeriksaan Penunjang CA TIROID Menurut ( Brunner & Suddarth. 2001)

1. Pemeriksaan Laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid  belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.

2. Radiologis a. Foto X-Ray

Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan- badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray  juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus.

 b. Ultrasound

Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah.

(9)

CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid

d. Scintisgrafi

Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.

3. Biopsi Aspirasi

Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai  prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan  jarum no.22  –   23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma meduler.

7. Penatalaksanaan CA TIROID

Menurut ( Brunner & Suddarth. 2001) a. Terapi

Terapi pilihan untuk karsinoma titoid adalah pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut.tiroidektomi total atau hampir total di lakukan  bila keadaan memungkinkan.Tindakan dikseksi leher yang lebih luas di

lakukan jika metastase telah menyampai kelenjar lipe.jaringan paratiroid di upayakan untuk tidak terangkat guna mengurangi resiko hipokalsemia pasca operatif dan tetanus.sesudah pembedahan ,tindakan ablasi di laksanakan untuk menlenyapkan jaringan tiroid yang tersisa bila tumor tersebut bersifat radiosensitif.iodium radiatif juga meningkatkan peluang untuk menemukan metastatis tiroid di kemudian hari bila pemeriksaan pemindai seluruh tubuh

(10)

(whole bodi scan) di lakukan.sesudah pembedahan ,hormon tiroid di berikan dengan dosis supresi untuk menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan eutiroid.jika jaringan tiroid yang tertinggal tidak cukup untuk menghasilkan hormon tiroid dengan jumlah memadai,maka preparat tiroksin di butuhkan secara permanen.

Radiasi pada kelenjar tiroid atau jaringan leher dapat di lakukan beberapa  jalur : pemberian peroral dan lewat pemberian eksternal te rapi radiasi.pasien yang mendapat sumber sumber eksternal terapi radiasi menghadapi resiko untuk mengalami mukositis,kekeringan mulut,dispagia,kemerahan kulit,anoreksia,dan kelelahan kemoterapi jarang di gunakan dalam  pengobatan kanger tiroid.

b. Tiroidektomi

Tiroidektomi parsial atau total dapat di laksanakan sebagai terapi primer terhadap karsinoma tiroid,hipertiroidisme atau hipertiroidisme tipe dan luas operasi bergantung pada hasil diagnosis,tujuan pembedahan hasil pronogsis. Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi:

1. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai  berikut:

a.) Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab penderita  b.) Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system

respiratori dan cardiovasculer

c.) Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada

d.) Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan

(11)

f.) Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total  berhubungan dengan minum suplemen hormone tiroid seumur

hidup.

2. Penatalaksanaan Intra Operasi Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.

3. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)

a) Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil  b) Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post o perasi

c) Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

d) Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita

e) Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang  perawatan umum.

f) Radioterapi

4. Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Radioterapi digunakan sebagai terapi kuratif maupun bersifat adjuvan. Lapangan radiasi juga mencakup jaringan limfonodus dan  pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk metastase tumor. Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan dengan sel kanker. Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:

(12)

a. Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan  pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.

 b. Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.

c. Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman. d. Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan

kemoterapi yang sering disebut sebagai “adjuvant therapy” atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif.

Jenis radioterapi :

a. Radioterapi eksternal (radioterapi konvensional).

Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan jaringan sekitarnya. Mesin yang digunakan dapat  berbeda, tergantung dari lokasi kanker.

 b. Radioterapi internal (Radioisotope Therapy (RIT)).

Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam pembuluh darah atau dapat juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi melalui infus adalah metaiodobenzylguanidine (MIBG) untuk mengobati neuroblastoma, sedangkan melalui oral contohnya iodine-131 untuk mengobati kanker tiroid.

5. Kemoterapi

Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat

(13)

didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah cirri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping.

Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan selera makan, kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung rendah yang menyebabkan anemia dan risiko infeksi bertambah. Dengan kemoterapi, orang sering kehilangan rambut mereka, tetapi akibat sampingan lain bevariasi tergantung jenis obat.

a. Mual dan Muntah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi dengan obat (kontra-obat emesis). Mual juga mungkin dikurangi oleh makanan makan kecil dan dengan menghindari makanan yang tinggi di serat, gas barang hasil bumi itu, atau yang sangat panas atau sangat dingin.

 b. Sel Darah Hitung rendah: Cytopenia, kekurangan satu atau lebih tipe sel darah, bisa terjadi karena efek racun obat kemoterapi pada sumsum tulang (di mana sel darah dibuat). Misalnya, penderita mungkin membuat sel darah merah yang rendah secara abnormal (anemia), sel darah putih (neutropenia atau leukopenia), atau platelet (thrombocytopenia). Jika anemia parah, faktor pertumbuhan spesifik, seperti erythropoietin atau darbepoietin, bisa diberikan untuk  pertambahan pembentukan sel darah merah, atau sel darah merah  bisa ditransfusikan. Jika thrombocytopenia hebat, platelet bisa

ditransfusikan untuk merendahkan risiko pendarahan. 6. Terapi Ablasi Iodium Radioaktif

(14)

Pada jaringan tiroid sehat dan ganas yang tertinggal setelah operasi,selanjutnya diberikan terapi ablasi iodium radioaktif. Mengingat adanya uptake spesifik iodium ke dalam sel folikuler tiroid termasuk sel ganas tiroid yang berasal dari sel folikuler. Ada 3 alasan terapi ablasi  pada jaringan sisa setelah operasi, yaitu:

a. Merusak atau mematikan sisa fokus mikro karsinoma.

 b. Untuk mendeteksi kekambuhan atau metastasis melalui eliminasi uptake oleh sisa jaringan tiroid normal.

c. Meningkatkan nilai pemeriksaan tiroglobulin sebagai petanda serum yang dihasilkan hanya oleh sel tiroid.

d. Untuk memaksimalkan uptake iodium radioaktif setelah tiroidektomi total, kadar hormone tiroid diturunkan dengan menghentikan obat L-tiroksin, sehingga TSH endogen terstimulasi hingga mencapai kadar diatas 25-30 mU/L.

7. Terapi Supresi L-Tiroksin

Evaluasi lanjutan perlu dilakukan selama beberapa dekade sebelum dikatakan sembuh total. Target kadar TSH pada kelompok risiko rendah untuk kesakitan dan kematian karena keganasan tiroid adalah 0,1-0,5 mU/L, sedang untuk kelompok risiko tinggi adalah 0,01 mU/L.

8. Komplikasi CA TIROID

Menurut (Jurnal, Oktahermoniza, 2013) Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah :

a. Perdarahan

Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan hemostatis dan  penggunaan drain pada pasien setelah operasi.

 b. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan embolisme udara.

c. Trauma pada nervus laringeus rekurens

(15)

d. Sepsis yang meluas ke mediastinum

Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini, sehingga antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.

(16)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN STROKE 1. Pengkajian

a. Pola kegiatan sehari - hari a) Aktivitas atau istirahat

Gejala : Aneroksia, gaduh dan gelisah, kesulitan menelan, insomnia, kelemahan berat, gangguan koordinasi

Tanda : massa pada tiroid b) Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik

Tanda : peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang  berat. Takikardia saat istirahat, syok (krisis tirotoksikosis)

c) Eliminasi

Gejala : Urine dalam jumlah banyak, diare. d) Integritas / Ego

Gejala : cemas, Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.

Tanda : Ansietas peka rangsang e) Makanan / Cairan

Gejala : Mual dan muntah, suhu meningkat diatas 37,4ºC.Pembesaran tiroid, edema non-pitting terutama di daerah  pretibial, diare atau sembelit.

Tanda : pembesaran thyroid. f) Neurosensori

Gejala : Pusing atau pening, kelemahan, gangguan status mental dan perilaku, seperti : bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, hiperaktif refleks tendon dalam

Tanda : koma (tahap lanjut), g) Nyeri / Kenyamanan

(17)

Gejala : wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

h) Pernapasan

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara

Tanda : Sesak napas, suara serak. i) Keamanan

Gejala : Kulit kering , ulkus kulit

Tanda : lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan otot pernapasan.  j) Seksualitas

Gejala : adanya riwayat monopouse dini

Tanda : Hilangnya tanda –  tanda seks sekunder

2. Diagnose keperawatan

No. Masalah Keperawatan Paraf

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Intoleransi aktifitas b/d kelelahan, penurunan proses kognitif

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  b/d lambatnya metabolisme tubuh

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi akibat adanya perdarahan atau edema pada tempat pembedahan, kerusakan saraf laringeal atau luka  pada kelenjar paratiroid.

 Nyeri berhubungan dengan edema pascaoperasi.

Gangguan komunikasi berhubungan dengan cedera pita suara.

Defisiensi pengetahuan b/d kurang informasi tentang  program untuk pengobatan untuk terapi

(18)

3. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Noc Nic

1 Intoleransi aktifitas b/d kelelahan,  penurunan  proses kognitif Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama..24 jam klien menunjukan aktivitas sehari-haari dengan  baik

Kriteria Hasil:

1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa di sertai peningkatan TD,ND, dan RR 2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLS) Secara mandiri 3. TTV normal 4. Energi psikomotor 5. Level kelemahan 6. Mampu berpindah:

dengan atau tanpa  bantuan alat

7. Status

kardiopulmunari adekuat

8. Sirkulasi status baik 9. Status respirasi :

Activity therapy

a. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan  program terapi yang tepat  b. Bantu klien untuk

mengidentivikasi

aktivitas yang mampu di lakukan

c. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yyyang sesuai dengan kemampuan fisik,  psikologi dan sosial

d. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang di perlukan untuk aktivitas yang di inginkan e. Bantu untuk mendapatkan alat  bantuan aktivitas seperti

kursi roda dan krek

f. Bantu untuk mengidentivikasi

(19)

 pertukaran gas dan ventilasi adekuat

g. Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentivikasi

kekurangan dalam  beraktivitas

h. Sediakan penguatan  positif bagi yang aktif  beraktifitas

i. Bantu pasien untuk mengembangkan

motivasi diri dan  penguatan

 j. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spritual 2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lambatnya metabolisme tubuh Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama..24 jam klien menunjukan  peningkatan berat  badan Criteria Hasil : 1. Adanya  peningkatan berat  badan sesuai dengan tujuan

2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi  badan

3. Mampu

Nutrition Management a. Kaji adanya alergi

makanan

 b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan  jumlah kalori dan nutrisi

yang di butuhkan pasien c. Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein vitamin C

d. Berikan substansi gula e. Yakinkan diet yang di

makan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

(20)

mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi 4. Tidak adatanda-tanda malnutrisi 5. Menunjukan  peningkatan fungsi  pengecapan dan menelan 6. Tidak terjadi  penurunan berat  badan yang berarti

f. Berikan makanan yang terpilih ( sudah di konsultasikan dengan ahli gizi )

g. Ajarkan pasien  bagaimana membuat

catatan makanan harian h. Monitor jumlah nutrisi

dan kandungan kalori i. Berikan informasi

tentang kebutuhan nutrisi  j. Kaji kemampuan pasien

untuk mendapatkan nutrisi yang di butuhkan Nutrition Monitoring k. BB pasien dalam batas

normal

l. Monitor adanya  penurunan berat badan m. Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa di lakukan

n. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan

o. Monitor lingkungan selam makan

 p. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama

(21)

 jam makan

q. Monitor turgor kulit monitor kulit kering dan  perubahan pigmentasi r. Monitor mual dan

muntah

s. monitor pertumbuhan dan  perkembangan

t. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva

u. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet 3 Bersihan jalan nafas tidak efektif  berhubungan dengan obstruksi akibat adanya  perdarahan atau edema pada tempat  pembedahan, kerusakan saraf laringeal atau luka pada kelenjar Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam, klien mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan

Kriteria hasil

1. Mengeluarkan/mem  bersihkan sekret dan bebas aspirasi. 2. Menunjukkan

 perilaku untuk memperbaiki/memt ertahankan jalan nafas bersih dalam

Airway Suction

a. Monitor tanda-tanda respiratori distres, sianosis, takipnea dan nafas yang berbunyi.  b. Periksa balutan leher

setiap jam pada periode awal post op, kemudian tiap 4 jam.

c. Monitor frekuensi dan  jumlah drainase serta

kekuatan balutan.

d. Periksa sensasi klien karena keketatan disekeliling tempat insisi.

(22)

 paratiroid. tingkat

kemampuan/situasi

e. Pertahankan klien dalam  posisi semi fowler dengan diberi kantung es (ice bag)  untuk mengurangi bengkak. f. Anjurkan klien untuk

 berbicara setiap 2 jam tanpa merubah nada atau keparauan suara. 4 Nyeri  berhubungan dengan edema  pascaoperasi. setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam klien menunjukkan  Nyeri berkurang/hilang dengan Kriteria Hasil:

1. Tidak ada rintihan, ekspresi wajah rileks, 2. melaporkan nyeri dapat  berkurang/hilang. Dari skala 7  berkurang menjadi 2. Pain Management

a. Lakukan penkajian nyeri secara konprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

 b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

c. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

d. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.

Analgesic Administration a. Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih

(23)

dari satu.  b. Tentukan

 pilihananalgesik

tergantung tipe dan  beratnya nyeri. 5 Hambatan komunikasi  berhubungan dengan cedera  pita suara. Setelah dilakukan tindakan keperawatan …..24 jam klien menunjukkan  berkomunikasi dengan  baik dengan Kriteria hasil : 1. Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami. 2. Gerakan terkoordinasi : mampu menkoordinasi gerakan dalam menggunakan isyarat. Communication Enhancement a. Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin, kunjungi  pasien secara teratur.  b. Gunakan penerjemah jika

diperlukan

c. Dorong pasien untuk  berbicara secara perlahan d. Pertahankan lingkungan

yang tenang

e. Anjurkan untuk tidak  berbicara terus menerus. f. Kolaborasikan dengan

dokter obat obat yang diperlukan untuk meringankan rasa nyeri

6 Defisiensi  pengetahuan b/d kurang informasi Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama..24 jam klien menunjukan

Teaching : disease proses a. Berikan penilaian tentang

tingkat pengetahuan  pasien tentang proses

(24)

tentang program untuk  pengobatan untuk terapi  peningkatan  pengetahuan Kriteria Hasil :

1. Pasien dan keluarga menyatakan

 pemahaman tentang  penyakit, kondisi,  prognosis dan  program pengobatan 2. Pasien dan keluarga

mampu

melaksanakan

 prosedur yang di  jelaskan secara benar 3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang di  jelaskan perawat / tim kesehatan lainnya

 penyakit yang spesifik  b. Jelaskan patofisiologi

dari penyakit dan  bagaimana hal ini  berhubungan dengan anatomi dan fisiologi , dengan cara yang tepat c. Gambarkan tanda dan

gejala yang biasa muncul  pada penyakit, dengan

cara yang tepat

d. Gambarkan proses  penyakit , dengan cara

yang tepat

e. Identivikasi kemungkinan  penyebab, dengan cara

yang tepat

f. Sediakan informasi pada  pasien tentang kondisi,

dengan cara yang tepat g. Hindaro jaminan yang

kosong

h. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

i. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

(25)

7 Ansietas b/d faktor fisiologis: status hipermetabolik Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama..24 jam klien menunjukan sikap kontrol emosi Kriteria Hasil : 1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukan teknik untuk mengontrol cemas

3. Vital sign dalam  batas normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah,  bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan  berkurangnya kecemasan Anxiety Reducation ( penurunan kecemasan ) a. Gunakan pendekatan yang menenangkan

 b.  Nyatanya dengan jelas harapan terhadap pelaku  pasien

c. Jelaskan semua prosedur dan apa yang di rasakan selama prosedur

d. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress e. Temani pasien untuk

memberikan keamanan dan mengurangi takut f. Dorong keluarga untuk

menemani anak

g. Lakukan back / neck rub h. Dengarkan dengan penuh

 perhatian

i. Identifikasi tingkat kecemasan

 j. Bantu pasien mengenal

situasi yang

menimbulkan kecemasan k. Dorong pasien untuk

mengungkapkan

 perasaan, ketakutan,  persepsi

(26)

l. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

m. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

4. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi,2012. Konsep dan penulisan asuhan keperawatan, Yogyakarta:Graha ilmu)

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil meningkatkan kondisi klien (Potter, Perry,2009. Fundamental of nursing 7 th edition).

Tahapan –  tahapan evaluasi terdiri dari:

a. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi

 b. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah terpenuhi.

c. Menginterpretasi dan meringkas data.

d. Mendokumentasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis

e. Mengehentikan, meneruskan, atau merevisi rencana perawatan.(Potter & Perry,2009)

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2003. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second  Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Kozier, B., Erb, G., Berman, A.and Shirlee J. Snyde, alih bahasa Pamilih Eko Karyuni, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan  Praktik edisi VII Volume 1. Jakarta : EGC.

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI

Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth  Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin

asih. Jakarta: EGC.

Sudoyo, Aru. 2006.  Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Pengobatan tambahan yang diberikan dapat berupa diseksi leher ( benjolan di leher yang tidak menghilang pada penyinaran atau timbul kembali setelah penyinaran

Hampir semua struktur yang ada pada leher dapat mengalami benjolan/nodul entah itu kelenjar tiroid, paratiroid dan getah bening, maupun benjolan yang berasal dari struktur

Biasanya cabang pertama dari arteri eksternal karotid adalah superior tiroid arteri, turun ke bagian superior kelenjar, menembus lapisan pretracheal

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut, pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan tumor local

Istilah umum ini digunakan pada kelainan-kelainan yang ditandai jelas dengan infiltrasi leukosit, fibrosis, atau kedua-duanya dalam kelenjar tiroid.. Tiroiditis dibagi menjadi

f) Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan kelenjar getah bening di sekitarnya. g) Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva

Kanker ini sedikit lebih agresif dari pada kanker papiler dan menyebar dengan invasi lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah disertai metastasis jauh

emperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang = kadang dapat