• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI WILAYAH SEKITAR SEMBURAN LUMPUR SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI WILAYAH SEKITAR SEMBURAN LUMPUR SIDOARJO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI WILAYAH SEKITAR

SEMBURAN LUMPUR SIDOARJO

Heru Dwi Wahjono dan Seno Adi

Pusat Teknologi Lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Abstract

Air quality changes due to the discharge gas in the vicinity of the location of bursts of mud in Sidoarjo disrupt the activities of people who live around. Concerns of the dangers caused by gas can increase the burden of the problems already experienced by them. Surveys measuring several parameters of gas in the villages around bursts mud needs to be done to provide clear information about the condition of air quality ambien. The measurement data processing and analysis results are expected to be used as an input when the decision is necessary to avoid another disaster due to the gas leak in that area.

Keywords : Air Polution, Sidoarjo mudflow, Gas Consentration Monitoring, Bubble gas

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perubahan kualtias lingkungan udara akibat masih tetap berlangsungnya proses mud volcano di wilayah semburan lumpur Sidoarjo mengakibatkan masih terganggunya masyarakat di sekitar wilayah tersebut dalam beraktifitas. Beberapa wilayah di sekitar semburan sudah ditetapkan sebagai zona “area terdampak” (Anonim, 2007) yaitu daerah yang telah dipetakan sebagai zona berbahaya akibat langsung adanya mud volcano. Adanya keluhan dari masyarakat dalam penentuan kriteria daerah terdampak, perlu dicermati, mengingat akibat dari masih berlangsungnya porses mud volcano tersebut, dampak terhadap manusia yang tinggal disekitar lokasi mud volcano semakin meningkat baik intensitas dan luasannya.

Kekhawatiran warga akan bahaya yang ditimbulkan oleh gas tersebut dapat menambah beban permasalahan yang sudah dialami oleh mereka. Untuk memberikan informasi yang jelas mengenai kondisi saat ini kualitas udara di sekitar wilayah semburan lumur, perlu dilakukan survei pengukuran terhadap beberapa parameter gas. Hasil analisa dan pengolahan data pengukuran tersebut diharapkan dapat memberikan informasi

yang jelas kepada masyarakat tentang kondisi sebenarnya. Selain itu dapat dijadikan sebagai masukan para pengambil keputusan apabila dirasa perlu untuk menghindari bencana lain akibat gas yang keluar di wilayah tersebut.

Gambar 1. Foto udara lokasi semburan lumpur di Sidoarjo (Anonim, 2007)

(2)

1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data konsentrasi beberapa parameter gas di ambien dan volume gas di beberapa sumber bubbles dengan kategori besar. Adapun sasarannya adalah mendapatkan peta sebaran konsentrasi ambien gas hidrocarbon di sekitar wilayah tanggul semburan lumpur Sidoarjo.

1.3 Lokasi Survei

Survei dilakukan sebanyak dua kali dengan lokasi sebagai berikut :

Survei I , merupakan survei awal dengan lokasi di wilayah barat, selatan, timur dan utara tanggul lumpur Sidoarjo, yakni :

• Disekitar semburan lumpur di luar tanggul

• Lokasi sesuai koordinat yang ada dan lokasi koordinat baru

Survei II , merupakan penajaman pangamatan dari beberapa sumber bubble kategori besar yang berada di desa Siring barat, yakni : • Koord. (7o 31’ 21,4”, 112 o 42’ 08,8”) : Pabrik

Es + 200 m dari tanggul. Sumber bubble berasal dari sumur pompa kedalaman + > 50 m. Semburan gas dan air belum dipisahkan.

• Koord. (7o 31’ 30,8”, 112 o 42’ 13,3”) : Bengkel kendaraan di samping Wartel di pinggir jalan + 50 m dari tanggul. Semburan gas dan air sudah dipisahkan.

• Koord. (7o 31’ 33,9”, 112o 42’ 58,9”) : Wartel di pinggir jalan + 50 m dari tanggul. Sumber bubble berasal dari sumur pompa kedalaman + 40 m. Semburan gas dan air sudah dipisahkan.

• Koord. (7o 31’ 31,7”, 112 o 42’ 13,3”) : Rumah Bp Ahyat RT3/1, + 70 m dari tanggul. Sumber bubble berasal dari sumur pompa kedalaman + 40 m. Semburan gas dan air sudah dipisahkan.

Gambar 2. berikut adalah titik-titik lokasi survei pengukuran konsentrasi gas di wilayah sekitar semburan lumpur.

(3)

1.4. Peralatan Survei

Peralatan survei pengukuran konsentrasi gas yang digunakan adalah gas detector, gas analyser, dan GPS untuk menentukan lokasi di lapangan. Foto-foto peralatan dan parameter yang dapat diukur oleh masing-masing peralatan terlihat pada gambar 3-6 di bawah ini.

Survei pemantauan kualitas udara telah dilakukan untuk mengetahui keterkaitan kedua hal tersebut di atas, yaitu dengan mengukur konsentrasi gas baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga besar dampak terhadap manusia yang masih tinggal di sekitar lokasi mud volcano dapat diperkirakan.

Pada survei tahap pertama telah dilakukan pengukuran konsentrasi gas ambien di sekililing tanggul dan wilayah pemukiman yang berada di barat, selatan dan utara tanggul. Sedangkan pada survei tahap kedua dilakukan untuk mengukur volume konsentrasi gas yang keluar dari beberapa sumur yang telah dilakukan pemisahan antara air dan gas yang keluar. Survei tahap dua ini dititikberatkan di desa siring barat karena wilayah ini yang banyak terdapat sumburan gas dengan konsentrasi yang cukup besar.

2.1 Karekterisasi Gas

Dari pengamatan di lapangan, bubble gas yang ada dapat diklasifikasikan sebagai berikut : A. Bubbles dengan semburan kecil (umumnya

banyak dalam satu kelompok) => diameter dan tinggi semburan +/- 5 cm.

B. Bubbles dengan semburan sedang (pada umumnya semburan tunggal) => diameter +/- 25 cm, tinggi semburan 15 cm – 1 00 cm.

C. Bubbles dengan semburan kuat (biasanya disertai dengan semburan air => diameter > 25 cm, dan semburan > 1 m (maksimum mencapai 20 m).

2.2 Fluktuasi Sumber Gas

Pada umumnya sumber gas mengeluarkan gas hidrocarbon dengan konsentrasi yang tinggi yang mudah terbakar. Hal ini diketahui dari alat detektor gas selalu bunyi alarmnya pada saat didekatkan di hampir semua sumber semburan gas. Dari hasil pengamatan dan pengukuran gas, diketahui jenis gas yang terdeteksi adalah gas H2S dan CH4. Di lapangan tercium bau khas hidrocarbon yang cukup menyengat, namun belum diketahui jenis gas apa yang menimbulkan bau tersebut. Namun sebenarnya gas yang berbahaya terhadap manusia adalah H2S dan CH4 yang memang terdeteksi pada hampir semua semburan.

Gambar 3. Alat Ukur Konsentrasi

Gas (CH4, CO2, O2, H2S) GA2000 Gas analyser Gambar 4. Gas Detector EAGLE Untuk Mengukur CO2, O2, H2S Gambar 6. GPS Untuk Mengukur Posisi Koordinat di Peta Bumi Gambar 5. GX2003 Gas Anaylser Untuk Mengukur CH4 & O2 2. Pembahasan

Perubahan kondisi kualitas lingkungan yang terjadi di wilayah sekitar semburan lumpur diperkirakan dipengaruhi oleh bebarapa hal, yakni:

1. Penurunan tanah yang terjadi akibat dari semburan lumpur yang terus menerus, dapat berpengaruh langsung terhadap kekuatan tanggul, maupun akses transportasi material untuk penambahan, perluasan dan perkuatan tanggul.

2. Keluarnya gas dari sumber bubble gas yang semakin banyak baik dalam ukuran besar maupun kecil pada daerah yang tidak masuk dalam zona daerah terdampak.

(4)

Berdasarkan data time series tiap jam dari Fergaco (perusahaan yang bertugas memonitor gas setiap hari di lapangan) diperoleh informasi bahwa munculnya H2S pada beberapa sumber bubbles (bighole no 1 dan bubble di pabrik es) hanya sesaat dalam 24 jam, atau hanya pada jam (atau menit) tertentu saja gas tersebut muncul. Data pada bighole no.1 selama bulan Juni 2008 menunjukkan fluktuasi H2S rerata 10 ppm dan 1 kali mencapai 15 ppm, dimana batas tersebut merupakan batas maksimum bahaya terhadap manusia. Sedangkan konsentrasi HC pada umumnya relativ rendah yaitu antara 1 - 3 % LEL, dan dalam bulan Juni tersebut terjadi 1 hari fluktuatif mencapai 11 % LEL dimana batas bahaya adalah 20 % .

2.3 Hasil Pengukuran Konsentrasi Gas 2.3.1 Sebaran dan Pertambahan Bubble Gas

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, fenomena munculnya bubble di wilayah sekitar semburan lumpur Sidoarjo semakin banyak. Dari data yang telah dikumpulan oleh BPLS pada tahun 2007 dan 2008 jumlah bubble yang muncul semakin bertambah banyak, begitu juga dengan jumlah bubble yang aktif juga bertambah banyak baik yang berkategori kecil, sedang maupun besar. Data pada tabel berikut menunjukkan pertambahan bubble di wilayah sekitar tanggul. Gambar 7. Buble dengan kategori kecil

Gambar 8. Buble dengan kategori sedang

Gambar 9. Buble dengan kategori besar

Tabel 1. Pertambahan Bubble di Sisi Barat dan Selatan Tanggul Tahun 2007 dan 2008

No. Lokasi

Bubble 28 November 2007 15 Maret 2008 1. Sisi Barat 3 bubbles 12 bubbles 2. Sisi Selatan 16 bubbles 16 bubbles

No. Kondisi

Bubble 28 November 2007 15 Maret 2008 1. Bubble Aktif 40 bubbles 36

bubbles 2. Bublble

Tidak Aktif 32 bubbles 46 bubbles

Tabel 2. Jumlah Bubble aktif dan tidak aktif Tahun 2007 dan 2008

(Sumber BPLS, 2007)

Gambar di bawah ini merupakan gambar peta sebaran bubble yang telah diidentifikasikan pada bulan November 2007 dan bulan Maret 2008.

(5)

Gambar 10. Peta penyebaran Bubble pada Bulan November 2007

(6)

2.3.2 Pemetaan Sebaran Gas di Ambien Sekitar Tanggul

Hasil pengukuran ambien gas hidrokarbon di sekitar wilayah tanggul lumpur Sidoarjo telah dipetakan seperti pada gambar di bawah ini. Dari gambar ini dapat disimpullkan bahwa :

• Konsentrasi gas ambien di pusat semburan yakni sekitar 470 ppm CH4, sedangkan di sekeliling tanggul terutama di dekat semburan utama sekitar 360 ppm CH4.

• Konsentarasi gas ambien di sebelah barat tanggul, yaitu desa Siring dan Pamotan menunjukkan terdapat konsentrasi gas hidrokarbon yang cukup tinggi, yaitu : kurang lebih 520 ppm CH4

• Konsentrasi gas ambien di sebalah selatan tanggul, yaitu desa Kedungcangkir terdapat konsentrasi gas hidrokarbon sekitar 320 ppm CH4

• Daerah sebelah utara dan timur tanggul tidak menunjukkan adanya konsentrasi gas hidrokarbon di ambien wilayah tersebut.

(7)

2.3.3 Konsentrasi Gas Hidrokarbon Di Semburan Bubble

Pemilihan lokasi survei adalah lokasi bubble kategori besar yang berada di sekitar pemukiman warga desa Siring Barat dan desa Mindi. Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang telah diidentifikasi oleh tim gas BPLS dan telah dibuatkan sistem pemisah antara gas dan air. Pada umumnya lokasi bubble dengan semburan gas dan air yang besar berasal dari sumur pompa milik warga dengan kedalaman sekitar 40 m sampai 90 m. Hasil pengukuran konsentrasi gas hidrokarbon di lokasi-lokasi bubble besar yang potensial adalah sebagai berikut :

1) Nama Lokasi : Pabrik Es Siring Barat Koordinat Lokasi : 7o 31’ 21,4” LS dan 112 o 42’ 8,8” BT; Elevasi : 27 m; Lokasi Sumur : yang berada di depan pabrik (Sumur 1) dengan kedalaman + 40 m dan yang berada di belakang pabrik (Sumur2) dengan kedalaman + 30 m.

2) Nama Lokasi : Bengkel Kendaraan Siring Barat

Koordinat Lokasi : 7o 31’ 30,8” LS dan 112 o 42’ 13,3” BT; Elevasi : 23 m; Lokasi Sumur : yang berada di tangah kosong sebelah bengkel (Sumur 1) dengan kedalaman + 30 ~ 40 m dan yang berada di dalam bengkel (Sumur2) dengan kedalaman + 30 ~ 40 m.

Gambar 13. Lokasi survei di pabrik ES (Titik 87)

Gambar 14. Sumur 1 dan sumur 2 di Pabrik ES

Tabel 3. Hasil pengukuran konsentrasi gas di Pabrik Es

Parameter Sumur 1 Sumur 2

CO (ppm) 3 1 H2S (ppm) 0 0 CH4 (%) - -CO2 (%) - -O2 (%) 02,6 05,2 LEL CH4 (%) - -Peak CH4 (%) 76,8 99,9 Peak CO2 (%) 51,9 46,2 Baro Press (mb) 1007 1007

Gambar 15. Lokasi survei di bengkel kendaran (Titik 88)

Gambar 16. Sumur 1 di sebelah bengkel dan sumur 2 di dalam bengkel

(8)

3) Nama Lokasi : Wartel Siring Barat

Koordinat Lokasi : 7o 31’ 33,9” LS dan 112 o 42’ 58,9” BT; Elevasi : 23 m; Lokasi Sumur : bukan berasal dari sumur bor (kedalaman + 40 m) yang ada, tapi berasal dari rekahan tanah di dekat sumur bor di dalam ruangan wartel. Tabel 4. Hasil pengukuran konsentrasi gas di

bengkel kendaraan

Parameter Sumur 1 Sumur 2

CO (ppm) 5 0 H2S (ppm) 0 0 CH4 (%) - -CO2 (%) - -O2 (%) 11,33 01,3 LEL CH4 (%) - 0,52 Peak CH4 (%) 47,1 52,9 Peak CO2 (%) 22,2 54,9 Baro Press (mb) 1006 1006

4) Nama Lokasi : Warung di Rumah Ibu Purwaningsih Siring Barat

Koordinat Lokasi : 7o 31’ 33,3” LS dan 112 o 42’ 11,8” BT; Elevasi : 22 m; Lokasi Sumur : berada di dalam rumah di dekat dapur dengan kedalaman + 40 m. Dari sumur ini muncul gas dan pernah terbakar sehingga pemiliknya tidak berani lagi menggunakan dapurnya untuk masak.

Gambar 17. Lokasi survei di wartel (Titik 80)

Gambar 18. Foto sumber bubble dan pipa gas di wartel Siring Barat

Tabel 5. Hasil Pengukuran Konsentrasi Gas di Wartel Parameter Wartel CO (ppm) 16 H2S (ppm) 0 CH4 (%) -CO2 (%) -O2 (%) 0,1 LEL CH4 (%) -Peak CH4 (%) 69,9 Peak CO2 (%) 57,3 Baro Press (mb) 1005

Gambar 19. Lokasi survei di warung Ibu Purwaningsih (Titik 74)

Gambar 20. Pengukuran gas di sumber Buble di warung Ibu Purwaningsih

(9)

5) Nama Lokasi : Rumah Ibu Habibah RT 12/2 Siring Barat

Koordinat Lokasi : 7o 31’ 36,8” LS dan 112 o 42’ 10,8” BT; Elevasi : 19 m; Lokasi Sumur : berada di dalam rumah.

Tabel 6. Hasil pengukuran konsentrasi gas di warung Ibu Purwaningsih

Parameter Warung Ibu Pur.

CO (ppm) 6 H2S (ppm) 0 CH4 (%) -CO2 (%) -O2 (%) 0,5 LEL CH4 (%) -Peak CH4 (%) 68,3 Peak CO2 (%) 67,2 Baro Press (mb) 1006

6) Nama Lokasi : Rumah Bapak Ruslan RT. 10 RW. 12

Koordinat Lokasi : 7o 31’ 15,7” LS dan 112 o 42’ 9,9” BT; Elevasi : 22 m; Lokasi Bubble : berada di halaman belakang rumah Bapak Ruslan, RT.10 RW.12. yang hanya berjarak 20 m dari tanggul sebelah barat. Bubble yang muncul berasal dari tanah bukan dari sumur pompa.

Gambar 21. Peta lokasi survei di rumah Ibu Habibah RT 12/2

Gambar 22. Lokasi keluarnya gas 1 di Rumah Ibu Habibah RT 12/2

Tabel 7. Hasil pengukuran konsentrasi gas di rumah Ibu Habibah RT 12/2

Parameter Rmh Ibu Habibah

CO (ppm) 3 H2S (ppm) 0 CH4 (%) -CO2 (%) -O2 (%) 6,1 LEL CH4 (%) -Peak CH4 (%) 85,3 Peak CO2 (%) 35,9 Baro Press (mb) 1006

Gambar 23. Peta lokasi survei di rumah Bapak Ruslan RT. 10 RW. 12

Gambar 24. Pengukuran konsentrasi gas di halaman rumah Bp. Ruslan

(10)

7) Nama Lokasi : Rumah Bapak H. Jamal Ridai RT. 05 RW 05

Koordinat Lokasi : 7o 32’ 29,2” LS dan 112o 42’ 31,1” BT; Elevasi : 23 m; Lokasi Bubble : berasal dari rawa-rawa yang berada di samping rumah Bapak H. Jamal. Sudah dibuatkan penutup beton dan pipanya untuk mengalirkan gas ke atas.

Tabel 8. Hasil pengukuran konsentrasi gas di rumah Bapak Ruslan RT. 10 RW. 12

Parameter Rumah Bp Ruslan

CO (ppm) 1 H2S (ppm) 3 CH4 (%) -CO2 (%) -O2 (%) 0,3 LEL CH4 (%) -Peak CH4 (%) 47,9 Peak CO2 (%) 48,3 Baro Press (mb) 1008

8) Nama Lokasi : Titik 72, + 100 m dari tanggul di bagian selatan pinggir kali desa Penjarakan.

Koordinat Lokasi : 7o 32’ 36,4” LS dan 112 o 42’ 34,8” BT; Elevasi : 27 m; Lokasi Bubble : berasal di samping kali. Terdapat dua bubble aktif yang saling berdekatan dengan jarak + 5 m.

Gambar 25. Peta Lokasi Survei di Rumah Bapak Jamal Ridai RT. 05 RW. 05

Gambar 26. Foto rawa di samping rumah Bp. Jamal Ridai

Tabel 9. Hasil pengukuran konsentrasi gas di rumah Bp. Jamal Ridai RT. 05 RW. 05

Parameter Rmh Bp Ruslan CO (ppm) 2 H2S (ppm) 2 CH4 (%) -CO2 (%) -O2 (%) 0,6 LEL CH4 (%) -Peak CH4 (%) 59,8 Peak CO2 (%) 45,9 Baro Press (mb) 1008

(11)

Gambar 27. Peta lokasi survei di titik 72

Gambar 28. Foto Bubble di Titik 72

2.3.4 Pemanfaatan Gas

Munculnya bubble gas secara acak di sekitar lokasi mud vulcano telah menimbulan beberapa kebakaran pada rumah penduduk, oleh karena itu upaya pemanfaatan yang dapat dilakukan harus berpegang pada prinsip keamanan dalam penggunaannya. Dengan demikian, maka dinamika konsentrasi serta volume gas yang dihasilkan untuk tiap – tiap sumber potensial, perlu dianalisis terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu. Pada saat ini, sebagian masyarakat telah memanfaatkan gas yang dihasilkan (semburan kecil) untuk kegiatan memasak sehari-hari, seperti terlihat pada gambar di bawah.

Tabel 10. Hasil Pengukuran konsentrasi gas di titik 72 Parameter Titik 72 CO (ppm) 10 H2S (ppm) 72 CH4 (%) -CO2 (%) -O2 (%) 0,2 LEL CH4 (%) -Peak CH4 (%) 99,9 Peak CO2 (%) 57,3 Baro Press (mb) 1008

Sejauh ini belum terlihat adanya upaya pemanfaatan gas secara komersial. Hal ini disebabkan cukup berbahayanya gas yang mudah terbakar tsb, serta sumbernya yang berada pada beberapa tempat berjauhan serta berfluktuatif, sehingga menyulitkan pengendalian dan mungkin apabila dimanfaatakan secara komersial belum ekonomis. Namun setidaknya terdapat beberapa sumber gas (3 – 5 bubbles) yang berpotensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber energi dengan penanganan yang mengutamakan keamanan.

Semburan besar tersebut pada umumnya terdapat pada sumur bor air dalam, dengan kedalaman sekitar 40 – 60 m. Sifat semburan gas pada tipe ini adalah: semburan gas yang disertai dengan adanya semburan air pada tekanan yang cukup tinggi. Sistem pengelolaan sederhana telah dilaksanakna oleh BPLS, yang mengurangi konsentrasi gas mudah terbakar di permukaan. Namun demikian gas belum dimanfaatkan, dan dibuang ke atmosfer. Sistem pengelolaan gas yang dilakukan oleh BPLS adalah :

Gambar 29. Pemanfaatan gas secara langsung dan melalui pipa dari sumber bubble kecil oleh penduduk

(12)

• air dan gas yang keluar dari bubble ditampung ke dalam drum penampung. • kemudian untuk aliran gas dihubungkan

dengan pipa PVC 4” ke atas setinggi kurang lebih antara 3 – 5 m,

• sedangkan alairan air dari drum dibuatkan saluran dengan pipa PVC 4” mendatar menuju saluran air.

Sistim seperti ini sudah cukup efektif untuk memisahkan air dan gas serta mengurangi konsentrasi gas methan sehingga meminimalkan terjadinya kebakaran di permukaan yang dapat membahayakan penduduk di sekitarnya.

Pemanfaatan gas untuk sumber energi dengan karakter yang fluktuatif tidak dapat dimanfaatkan secara langsung, untuk itu diperlukan sistim penampung gas (gas reservoir) yang memadai, untuk menstabilkan tekanan gas, sehingga pada saat dimanfaatkan oleh pengguna gas, maka sudah diperoleh konsentrasi dan tekanan gas yang tetap sesuai kebutuhan. Sistem dasar pemanfaatan gas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

3. Kesimpulan

Karakteristik gas pada sumber bubble menunjukkan konsentrasi gas methan yang tinggi yang dapat berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran. Pada beberapa sumber bubble gas diketahui mengeluarkan gas HC dan H2S secara sporadis, misalnya dipusat semburan bighole no.1 pada bulan Juli 2008 mengeluarkan H2S menyentuh konsentrasi 15 ppm (sebagai batas bahaya), meskipun keluarnya H2S tsb tidak terus menerus, tapi hanya dalam periode menit Gambar 30. Pemisahan gas dan air secara

langsung

Gambar 31. Pemisahan gas adan air dengan drum

(13)

tertentu saja dalam 1 hari. Sedangkan di bubble gas no. 87 (pabrik es) hanya mengeluarkan gas HC dengan rerata 3 %, namun terjadi lonjakan di atas 20 % selama 3 hari (8,9,10 Juni 2008), tidak ditemukan ada H2S.

Terjadi indikasi meningkatnya jumlah bubble gas, khususnya dibagian barat tanggul (Ds. Siring Barat), dengan beberapa bubble gas tipe besar berada dikawasan ini, yaitu bubble gas yang memiliki konsentrasi dan tekanan gas tinggi (bubble no 73, 79, 87, 88, 89). Selain itu dikawasan ini tercium bau gas hidrokarbon yang cukup menyengat, serta sudah terjadi beberapa kali kejadian kebakaran akibat munculnya gas tersebut. Data peak ambient gas CH4 menunjukkan konsentrasi mencapai 500 ppm dikawasan ini. Bandingkan dengan peak gas ambient CH4 disekitar pusat semburan (kurang lebih 20 m) dari big hole no 1 dengan konsentrasi mencapai 960 ppm

Pemanfaatan bubble gas (terutama bubble gas kecil) telah dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat untuk energi memasak, terdapat beberapa bubble gas sedang dan besar yang berpotensi untuk dimanfaatkan untuk energi, dimana dilapangan pada umumnya sudah dibuat gas separator (memisahkan air dan gas). Namun sumber bubble gas ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai energi secara langsung, karena tidak stabilnya tekanan dan konsentrasi gas. Untuk itu perlu dibuat gas reservoir (penampung gas) yang berfungsi sebagai stabilator gas. Perlu kajian lebih lanjut opsi pemanfaatan gas untuk komunal dan komersial.

Daftar Pustaka

1. Anonim, 2007, Ringkasa Eksekutif Laporan Akhir Penanggulanagan Semburan Lumpur di Sidoarjo, Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo,

Gambar

Gambar 1. Foto udara lokasi semburan lumpur           di Sidoarjo (Anonim, 2007)
Gambar 2. berikut adalah titik-titik lokasi survei pengukuran konsentrasi gas               di wilayah sekitar semburan lumpur.
Tabel 1. Pertambahan Bubble di Sisi Barat dan                 Selatan Tanggul Tahun 2007 dan 2008
Gambar 10. Peta penyebaran Bubble pada Bulan November 2007
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Huruf M = ada tetapi tidak berfungsi atau tak memenuhi syarat  Huruf B/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana.. yang

Jodohkan jawaban pada lajur kiri dengan cara menuliskan huruf pada tempat yang

Jika dilihat dari rata- rata, maka penurunan aspek bullying psikis peserta didik pada kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol hal ini

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena hanya atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir kajian pemberdayaan dan pengembangan masyarakat dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor strategis prioritas yang memerlukan perhatian yang serius dari lembaga untuk melakukan langkah strategis dalam mengelola

Harga diri merupakan suatu konstruk unidimensi yang berkaitan dengan perasaan yang dirasakan seorang individu, harga diri bergantung kepada persepsi yang diberikan

Hasil ini sesuai dengan konsep pengungkapan, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan yang mengungkapkan risiko lingkungan lebih banyak akan memiliki likuiditas saham yang

1. Tipe kecerdasan pada setiap individu berbeda-beda, hal ini mempengaruhi kecerdasan intrapersonal. Setiap individu yang lahir ke dunia berpotensi menjadi manusia