• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENALARAN DALAM KARYA TULIS POPULER ARGUMENTATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENALARAN DALAM KARYA TULIS POPULER ARGUMENTATIF"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

41

PENALARAN DALAM KARYA TULIS POPULER ARGUMENTATIF

Dawud

Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Universitas Negeri Malang

Abstract: Popular argumentative writing discusses phenomena, events, policies, or thoughts developing in the society. The writing might be in the form of newspaper editorial, opinion of particular expert, or that of freelance writer. The line of thought in popular argumentative writing tends to be composed of three main elements: stance, evidence, and conclusion. It also tends to be in the form of associative or qu-asi-logical relationship, analogy, generalization and example, and causal relation-ship. In terms of the pattern, the thought tends to have complex and chaining pat-terns, that is, it has two or more main ideas to argue.

Keywords: popular argumentative writing, line of thought, editorial, opinion Hubungan antara pikiran dengan bahasa

merupakan hubungan dua arah, yakni baha-sa memengaruhi pikiran dan demikian juga pikiran memengaruhi bahasa. Hubungan antara bahasa dengan pikiran melibatkan banyak faktor dan terjalin sangat rumit (Fe-nigan dan Besniar, 1993). Kegiatan berpikir diwujudkan dalam tiga tindak penalaran, yakni tindak pemahaman sederhana, penyu-sunan afirmasi/negasi, dan penyupenyu-sunan sim-pulan. Tindak penyusunan simpulan meru-pakan tindak penalaran yang didasarkan ke-benaran yang telah diketahui sebelumnya (lama) untuk memperoleh pengetahuan baru (Sulivan, 1963). Berdasarkan pandangan itu, dapat dikatakan bahwa bahasa lisan atau tulis merupakan wahana untuk mewadahi penalaran penuturnya. Dengan demikian, karya tulis dapat digunakan sebagai wahana untuk melihat penalaran penuturnya.

Analisis bahasa dapat memfokuskan pada tiga aspek, yakni bentuk, isi, dan fung-si bahasa. Analifung-sis bentuk mengarah pada

analisis satuan-satuan kebahasaan, yakni bunyi, bentuk, frasa, klausa, kalimat, para-graf/paraton, dan wacana. Analisis isi men-garah pada kandungan atau muatan yang terdapat dalam satuan-satuan kebahasaan itu, yakni makna, maksud, arti, pesan, dan penalarannya. Analisis fungsi mengarah pa-da nilai guna bahasa bagi penuturnya, mi-salnya, deklaratif, direktif, imperatif, kona-tif, puitik, dan metalingual.

Penelitian ini memfokuskan pada anali-sis isi karya tulis populer argumentatif yang bertitik tolak dari aspek satuan-satuan keba-hasaannya. Dengan perkataan lain, satuan kebahasaan itu digunakan sebagai jendela untuk melihat isi yang berupa penalaran da-lam karya tulis populer argumentatatif.

Karya tulis populer argumentatif berupa tulisan di surat kabar yang berisi ulasan sua-tu hal yang diungkapkan dengan teknik ar-gumentasi. Di dalam karya tersebut, opini, pendapat, dan bukti-bukti yang mendu-kungnya sangat dipentingkan. Sebagai

(2)

kar-42 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 ya argumentasi, unsur, bentuk, dan pola pe-nalaran juga dipentingkan.

Karya tulis populer argumentatif dalam surat kabar dapat dibedakan atas tiga kate-gori, yakni tajuk rencana, opini, dan anali-sis. Tajuk rencana merupakan ulasan argu-mentatif atas perihal, peristiwa, kebijakan, atau gagasan yang berkembang di masyara-kat saat itu berdasarkan sudut pandang re-daktur surat kabar tersebut. Nama lain tuli-san tajuk rencana adalah tajuk, jati diri, atau editorial. Opini merupakan artikel yang be-risi pendapat penulis ahli dalam bidang ter-tentu atas perihal, peristiwa, kebijakan, atau gagasan yang aktual. Analisis merupakan tulisan argumentatif yang berisi analisis, sorotan, kupasan, kritik atas perihal, peris-tiwa, kebijakan, atau suatu gagasan yang ditulis oleh wartawan atau penulis lepas yang mencerminkan paradigma dan sudut pandang pribadi penulisnya.

Penalaran dalam karya tulis populer ar-gumentatif memiliki kekhasan. Pertama, issue yang dibahas aktual, yakni perihal, peristiwa, kebijakan, atau pendapat yang terjadi pada saat penerbitan. Kedua, unsur, bentuk, dan pola penalarannya disajikan se-cara populer sehingga mudah dicerna oleh sebagian besar pembacanya. Ketiga, distri-businya menjangkau berbagai lapisan ma-syarakat sehingga sangat besar peluangnya untuk dijadikan model oleh masyarakat pembacanya.

Penelitian karya tulis argumentasi, anta-ra lain, pernah dilakukan Tukan (1991) A Study on the Reasoning of the S1 Students of the English Department as Manifested in their Argumentative Compositions, dan Se-tyaningsih (1993) Elemen-Elemen Argumen pada Karya Ilmiah Mahasiswa S2 Pendidi-kan Bahasa IKIP MALANG, Dawud (1998) Penalaran dalam Tuturan Bahasa Indone-sia Siswa Sekolah Dasar.

Tukan (1991) menghasilkan temuan, antara lain bahwa pada umumnya argumen-argumen yang diteliti disusun oleh subjek secara deduktif dalam level esai dan secara

induktif dalam level paragraf; sebagian be-sar argumen deduktif taat asas (valid); dan ada empat jenis utama kesilapan bernalar yang ditemukan, yakni kesilapan material, kesilapan linguistik, kesilapan psikologis, dan kesilapan formal. Setyaningsih (1993) menghasilkan temuan, antara lain, bahwa elemen claim dan ground merupakan ele-men yang selalu hadir dalam setiap argu-men; pola argumen yang digunakan dari model Toulmin baru pada pola III; dan ke-salahan bernalar dalam argumen karya il-miah dapat dikelompokkan menjadi genera-lisasi yang tergesa-gesa, penalaran yang berputar-putar, argumen dari ketidaktahuan, kesilapan ambifoli, dan kesilapan komposi-si. Dawud (1998) antara lain menghasilkan temuan tindak penalaran itu dapat dibagi atas tindak pemahaman sederhana, tindak afirmasi dan negasi, serta tindak penarikan simpulan; sedangkan wujud penalaran itu dibedakan menjadi (1) pola penalaran se-derhana dan rumit dan (2) bentuk penalaran asosiatif, yakni quasi logis, analogi, genera-lisasi, kausalitas, dan koeksistensial.

Bertitik tolak dari paparan dan fakta ter-sebut, masih diperlukan kajian penalaran dalam karya populer argumentatif. Atas da-sar pemikiran itulah dilakukan penelitian Penalaran dalam Karya Tulis Populer Ar-gumentatif ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut, se-cara umum, penelitian ini bertujuan menje-laskan penalaran dalam karya tulis populer argumentatif. Secara khusus, penelitian ini bertujuan menjelaskan (1) unsur pemban-gun penalaran dalam karya tulis populer ar-gumentatif, (2) bentuk penalaran dalam kar-ya tulis populer argumentatif, dan (3) pola penalaran dalam karya tulis populer argu-mentatif.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk dua kegunaan, yakni kegunaan teore-tis dan kegunaan prakteore-tis. Dari segi teoreteore-tis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada teori analisis wacana. Pe-nelitian ini juga dapat memberikan

(3)

sumban-Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 43

gan untuk menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran salah satu ragam wacana, yakni wacana argumentasi karya tulis popu-ler.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertim-bangan dan titik tolak pengempertim-bangan bahan dan proses belajar-mengajar wacana di se-kolah. Deskripsi unsur, bentuk, dan pola penalaran dalam karya tulis populer argu-mentatif hasil penelitian ini dapat diman-faatkan oleh para penulis buku ajar sebagai dasar pertimbangan penyusunan buku teks. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Orientasi teoretis yang digunakan adalah analisis wacana (Brown, G. dan Yu-le, G. 1983 dan Stubbs, M. 1984). Untuk itu, dalam penelitian ini dilakukan kegiatan memerikan dan menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran karya tulis populer ar-gumentatif. Dalam melakukan kajian itu, peneliti berperan sebagai instrumen kunci, baik dalam mengumpulkan maupun dalam menafsirkan data yang dipandu dengan rambu-rambu analisis menggunakan model analisis wacana.

Data penelitian ini berupa teks dalam karya tulis argumentatif yang terdiri atas 229 tulisan yang dimuat dalam surat kabar Kompas, Republika, dan Pikiran Rakyat edisi tahun 2007. Data karya tulis populer argumentatif dalam Kompas berlabel Tajuk Rencana (28 tulisan), Opini (58 tulisan), dan Sorotan (9 tulisan). Karya tulis populer argumentatif dalam Republika berlabel Ta-juk (18 tulisan), Opini (25 tulisan), dan Analisis (18 tulisan). Adapun karya tulis argumentatif dalam Pikiran Rakyat berlabel Tajuk Rencana (24 tulisan), Opini (25 tuli-san), dan Kolom (24 tulisan). Teks dalam karya tulis argumentatif itu terdiri atas sa-tuan-satuan kebahasaan yang berupa waca-na, paragraf, kalimat, dan klausa yang me-muat unsur, bentuk, dan pola penalaran

Harian Kompas dan Republika merupa-kan harian nasional yang terbit di ibukota Jakarta. Peredaran edisi cetak kedua harian itu tersebar ke seluruh kota di Indonesia. Harian Pikiran Rakyat merupakan harian regional yang terbit di Bandung. Peredaran edisi cetak harian tersebut di Jawa Barat. Edisi online ketiga harian tersebut dapat di-akses dengan mudah melalui internet.

Analisis data penelitian ini mengguna-kan model analisis isi komunikasi Holsti (1969). Adapun prosedur analisis menggu-nakan alur Miles dan Huberman (1994). Analisis isi komunikasi diarahkan untuk menjelaskan karakteristik isi yang berupa penalaran dalam karya tulis populer argu-mentatif. Penjelasan isi komunikasi tersebut diarahkan untuk menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran karya tulis populer ar-gumentatif.

Prosedur analisis data dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan pokok yang terjadi secara bersamaan, yakni reduksi da-ta, penyajian dada-ta, dan penarikan simpulan (Miles dan Huberman, 1994). Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data "kasar" yang muncul da-lam sumber data. Kegiatan berikutnya ada-lah menyajikan data yang tersusun secara sistematis. Sajian data diwujudkan dalam matriks dan tabel untuk memudahkan pene-liti melihat dan memahami data. Penarikan simpulan dilakukan dengan merumuskan unsur, bentuk, dan pola penalaran. Simpu-lan yang telah diperoleh itu masih terbuka untuk diuji ulang. Pengujian itu dilakukan dengan mengecek pada sumber data yang berbeda dan diskusi dengan teman sejawat.

Analisis data dilakukan sejak pengum-pulan data. Analisis data dimulai dari kegia-tan identifikasi dan klasifikasi unsur penala-ran dilanjutkan kegiatan identifikasi dan klasifikasi bentuk dan pola penalaran.

Hasil kedua langkah itu ditata dan dior-ganisasikan secara sistematis dan dilihat ke-utuhannya dalam sajian data. Sajian data itu

(4)

44 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 ditelaah kembali dan bila perlu ditata lagi dengan mengulangi kegiatan identifikasi, klasifikasi, dan penentuan unsur, bentuk, dan pola penalaran. Kegiatan berikutnya adalah penarikan simpulan sementara. Hasil simpulan sementara ditelaah kembali kesa-hihannya sampai diperoleh simpulan yang sahih. Hasil simpulan yang sahih itulah yang digunakan sebagai simpulan akhir pe-nelitian ini yang meliputi (1) unsur, (2) ben-tuk, dan (3) pola penalaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, ha-sil penelitian dan pembahasannya disajikan dengan urutan (1) unsur pembangun penala-ran, (2) bentuk penalapenala-ran, dan (3) pola pe-nalaran karya tulis populer argumentatif. Unsur Pembangun Penalaran

Penalaran memiliki tiga unsur pokok, yakni pendirian, bukti, dan penyimpulan. Karakteristik unsur-unsur penalaran dalam karya tulis populer argumentatif dikemuka-kan berikut ini.

Pendirian

Pendirian merupakan gagasan yang di-ekspresikan atau simpulan yang diinginkan oleh penulis karya tulis argumentatif agar diterima oleh pembacanya. Pendirian didu-kung bukti-bukti serta berpusat pada isu atau gagasan tunggal. Ekspresi pendirian dapat dinyatakan dalam sebuah proposisi atau beberapa proposisi. Berdasarkan hasil analisis data, unsur pendirian dalam karya tulis populer argumentatif terdiri atas tiga kategori, yakni pendirian faktual, pendirian nilai, dan pendirian kebijakan.

Pendirian faktual berupa pernyataan proposisional tentang hubungan peristiwa atau fenomena dan prakiraan hipotetis. Pen-dirian hubungan peristiwa berupaya me-nyimpulkan hubungan sebab-akibat antara suatu kondisi atau peristiwa dengan kondisi

atau peristiwa yang lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkaian peristiwa dinyatakan sebagai titik tolak untuk menya-takan pendirian lain, misalnya, berupa peni-laian atau pentingnya masalah itu untuk di-bahas lebih lanjut.

Pendirian prakiraan hipotetis didasarkan asumsi bahwa ada hubungan antara kondisi masa lalu, kondisi masa kini, dan kondisi yang akan datang. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa suatu keadaan, fakta, peristi-wa yang terjadi patut diduga berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya peristiwa yang lainnya, misalnya, pendirian tentang tenaga kerja (TKI) di Malaysia dinyatakan dalam rumusan ... perlakukan buruk terha-dap TKI Malaysia berpotensi menjadi titik api yang bisa merusak hubungan Indonesia Malaysia. Pendirian hipotesis tersebut di-jadikan pijakan awal untuk pembahasan tu-lisan dan jawabannya dinyatakan dalam pe-nyimpulan di akhir tulisan.

Pendirian nilai berupaya menilai keku-rangan atau kelebihan suatu fakta, gagasan, objek, atau perilaku sesuai dengan patokan atau kriteria yang dimiliki penulis. Nilai menyangkut sikap dasar terhadap kebera-daan sesuatu baik positif maupun negatif, misalnya, pendirian tentang korupsi diru-muskan dalam proposisi ... korupsi me-mang sudah mendarah-daging di negeri ini.

Pendirian kebijakan menyangkut se-rangkaian tindakan tertentu dan memu-satkan pada terjadi atau tidaknya perubahan tindakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendirian kebijakan dinyatakan dalam bentuk sikap dan saran. Rumusan pendirian sikap itu, misalnya, dinyatakan dalam afirmasi keprihatinan ... gangguan pun terasa lebih memprihatinkan.. atau reaksi ...itulah reaksi kita atas pidato kene-garaan....

Bukti

Unsur penalaran yang kedua adalah bukti, yakni fakta atau kondisi yang secara

(5)

Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 45

objektif dapat diamati, keyakinan atau pre-mis yang secara umum telah diterima seba-gai kebenaran atau simpulan yang telah mantap. Bukti berfungsi sebagai pendukung pendirian agar pendirian yang dirumuskan dapat diterima (Warnick dan Inch, 1994). Atas dasar pengertian tersebut, bukti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni (1) fakta dan (2) opini terhadap fakta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukti yang berupa fakta terdiri atas peristi-wa, data statistik, otoritas (tokoh, lembaga, ahli), dan acuan normatif (nilai, adagium, pandangan umum). Bukti yang berupa opini terhadap fakta terdiri atas analisis, peni-laian, saran (harapan, usulan), dan sikap yang dinyatakan oleh penulis.

Bukti dukung atas pendirian yang beru-pa pernyataan peristiwa, fenomena, atau kejadian yang terkait dengan topik bahasan, misalnya, untuk membuktikan adanya ko-rupsi dirumuskan sebagai berikut ... lihat-lah di jalanan, bagaimana polisi dan aparat dinas perhubungan dengan mudah menye-top dan memalak uang dari pengendara kendaraan bermotor ... Bukti dukung atas pendirian yang berupa otoritas dapat berwu-jud kutipan pendapat tokoh, personifikasi lembaga, dan pandangan ahli dalam bidang yang dibahas baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung, misalnya, ... tentang tak adanya maaf, Presiden ber-komentar, Indonesia pernah diprotes Malay-sia dan Singapura gara-gara asap hutan yang terbakar dari Indonesia bertiup meng-ganggu kedua negeri itu. Presiden minta maaf atas masalah asap itu. Bukti dukung dapat pula berupa rujukan nilai, adagium, dan pandangan umum, misalnya, ... me-mang perang telah melecehkan hati nurani manusia.... Bukti dukung yang berupa fak-ta dapat pula berupa dafak-ta sfak-tatistik, misalnya, untuk mendukung pendirian tentang per-lunya antisipasi kekeringan, kebakaran, dan kekurangan air di musim kemarau, disajikan data statistik berikut ini.

... luas areal lahan yang mengalami ke-keringan hingga periode Juli 2007 men-capai 30.000 ha. Jumlah itu lebih kecil di-bandingkan periode yang sama tahun se-belumnya dan tidak berdampak signifikan terhadap target produksi beras di Jabar. Target produksi musim tanam 2006 2007 sudah tercapai 97%. Katanya, dari target 10,48 ton sudah tercapai 9,4 juta ton.

Bukti dukung atas pendirian dapat be-rupa analisis perbandingan, analisis analo-gis, dan analisis kesenjangan antara kenya-taan dengan norma yang seharusnya, misal-nya, analisis analogis maraknya demonstrasi anarkis dengan teguran makmum dalam sa-lat ...sasa-lat mengajarkan kita cara menegur imam yang lupa. Cara yang tidak mengor-bankan nilai dan keabsahan ibadah. Shaf pun tetap rapat tak terganggu. Semua mak-mum bisa tetap khusyuk pada tujuan dan mengarah pada kiblat yang sama. Bukti dukung dapat berupa penilaian terhadap se-suatu, misalnya, ... pertengkaran politik adalah ciri kita sebagai bangsa kerumunan ... Di samping itu, bukti dukung dapat be-rupa saran dan sikap, yakni usulan atau pandangan penulis terhadap masalah yang sedang ditulisnya.

Penyimpulan

Warnick dan Inch (1994) berpendapat bahwa penalaran merupakan tindak meng-hubungkan bukti dan pendirian. Penalaran adalah tindak menghubungkan sesuatu yang sudah diketahui dan diterima kebenarannya (bukti) kebenarannya dengan sesuatu yang belum diketahui atau kontroversial (pendi-rian). Tujuan menghubungkan pendirian dan bukti adalah memperoleh simpulan. Pe-nyimpulan dapat diekspresikan dalam per-nyataan inferensi eksplisit atau implisit.

Hasil penelitian menunjukkan penyim-pulan dalam karya tulis populer argumenta-tif didominasi saran (termasuk di dalamnya harapan, anjuran, usul, dan tuntutan), seba-gian yang lainnya berupa peristiwa dan

(6)

pe-46 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 nilaian. Setelah bukti-bukti dukung meya-kinkan, penulis mengakhiri tulisannya den-gan saran, baik langsung maupun tidak langsung. Penyimpulan berupa saran lang-sung tampak pada kutipan berikut ... tanpa ada penghukuman yang keras dan tegas, jangan harap korupsi akan segera sirna. Hu-kum koruptor seberat-beratnya .... Pe-nyimpulan berupa saran tidak langsung tampak pada kutipan berikut.

Tipis kuping pun takkan membantu apa-apa. Ada kalanya kita perlu ''menulikan diri'' demi mencapai tujuan besar. Seperti Ulysses menutup kuping dan mengikat diri di tiang utama, agar terhindar dari se-nandung Sirene yang dapat menengge-lamkan kapal. Kita satu kapal. Janganlah seorang pun membuat lubang yang dapat membuat kita semua terbenam.

Bentuk Penalaran

Bentuk-bentuk penalaran yang sering digunakan dalam wacana keseharian berupa penalaran berbentuk skema asosiatif dan skema dissosiatif (Toulmin, Rieke, dan Ja-nik,1979;Toulmin, 1990; Warnick dan Inch, 1994). Penalaran asosiatif berbentuk penala-ran yang memasukkan beberapa unsur pena-laran dan mengevaluasi atau mengorganisa-sikan unsur satu dengan unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif merupakan bentuk pe-nalaran yang memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran yang semula meru-pakan suatu kesatuan (Warnick dan Inch, 1994).

Bentuk penalaran dalam karya tulis po-puler argumentatif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bentuk penalaran aso-siatif, yakni quasi logis, analogi, generalisa-si kejadian dan contoh, dan kausalitas. Jenis penalaran asosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, teru-tama pada unsur bukti dan pembuktiannya.

Penalaran quasi logis dapat ditemukan pada karya tulis populer argumentatif yang diawali dengan pendirian yang berisi

per-nyataan normatif yang dijelaskan dengan bukti-bukti pendukung sebagai bagian dari penyataan normatif itu. Penalaran analogi dapat ditemukan dalam karya tulis populer argumentatif yang diawali dengan pendirian yang berisi fenomena dan peristiwa baik aktual maupun hipotetis yang dijelaskan bukti dukung dengan fenomena dan peristi-wa lain yang sama atau mirip di tempat lain. Penalaran generalisasi melibatkan lebih dari satu kejadian atau contoh dan sering kali simpulan yang dibuat menyangkut keutuhan kelas suatu objek. Adapun penalaran kausal berisi pendirian yang menyatakan bahwa suatu kondisi atau peristiwa tertentu mem-beri sumbangan pada atau menghasilkan kondisi/peristiwa yang lain. Penalaran kaus-al merupakan penkaus-alaran yang bersifat rang-kaian, yakni suatu peristiwa terjadi sebelum yang lainnya atau peristiwa yang menjadi sebab menghasilkan akibat.

Pola Penalaran

Pola penalaran merupakan gambaran umum tentang struktur unsur-unsur pem-bangun penalaran. Dalam penelitian ini, po-la penapo-laran karya tulis populer argumenta-tif dianalisis menggunakan pola penalaran Model Toulmin (Toulmin, 1990; Toulmin, Rieke, dan Janik, 1979). Analisis itu me-nyangkut analisis unsur penalaran dan hu-bungan antarunsurnya. Tiap-tiap unsur me-miliki fungsi tertentu dalam keseluruhan penalaran. Keenam unsur itu adalah data atau dasar (DD), pendirian (P), dasar kebe-naran (DK), dukungan (D), modalitas (M), dan sanggahan (S). Tiga unsur yang perta-ma, yakni pendirian, data/dasar, dan dasar kebenaran merupakan unsur utama penala-ran sedangkan tiga unsur yang kedua, yakni dukungan, modalitas, dan sanggahan meru-pakan unsur pelengkap.

Pola penalaran dalam tulis populer ar-gumentatif dapat digolongkan atas penala-ran yang berpola rumit, yakni penalapenala-ran yang terdiri atas dua bukti secara bebas

(7)

Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 47

mendukung sebuah pendirian, dua atau tiga bukti secara kombinasi mendukung sebuah pendirian, dan penalaran rumit mata rantai yang berupa rangkaian sebuah bukti men-dukung sebuah pendirian bawahan serta pendirian bawahan itu mendukung sebuah pendirian utama. Simpulan pola penalaran tersebut menyatakan persamaan, perbandin-gan, kepastian, sebab akibat, atau akibat se-bab sesuai dengan bentuk penalarannya. SIMPULAN

Penalaran dalam karya tulis populer ar-gumentatif memiliki tiga unsur pokok, yak-ni pendirian, bukti, dan penyimpulan. Unsur pendirian dalam karya tulis populer argu-mentatif terdiri atas tiga kategori, yakni(1) pendirian faktual berupa pernyataan propo-sisional tentang peristiwa dan hipotesis, (2) pendirian nilai berupa penilaian atas keku-rangan atau kelebihan suatu fakta, gagasan, objek, atau perilaku sesuai dengan patokan atau kriteria yang dimiliki penulis, dan (3) pendirian kebijakan berupa pernyataan pro-posisional dalam bentuk sikap dan saran. Unsur bukti berupa (1) fakta, yang terdiri atas peristiwa, data statistik, otoritas, dan acuan normatif dan (2) opini tentang fakta terdiri atas analisis, penilaian, saran (hara-pan, usulan, tuntutan), dan sikap yang di-nyatakan oleh penulis. Adapun unsur pe-nyimpulan dalam karya tulis populer argu-mentatif didominasi saran di samping beru-pa peristiwa dan penilaian.

Bentuk penalaran dalam karya tulis po-puler argumentatif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bentuk penalaran aso-siatif, yakni quasi logis, analogi, gene-ralisasi kejadian dan contoh, dan kausalitas. Adapun pola penalaran dalam tulis populer argumentatif dapat digolongkan atas penala-ran yang berpola rumit, yakni penalapenala-ran yang terdiri atas dua bukti secara bebas mendukung sebuah pendirian, dua atau tiga bukti secara kombinasi mendukung sebuah pendirian, dan penalaran rumit mata rantai

yang berupa rangkaian sebuah bukti men-dukung sebuah pendirian bawahan serta pendirian bawahan itu mendukung sebuah pendirian utama.

SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan tersebut, dikemukakan saran beri-kut ini. (1) Dari segi teoretis, penelitian ini memberikan gambaran karakteristik khas unsur pembangun, bentuk, dan pola penala-ran wacana argumentasi karya tulis populer. Kekhasan itu tampak dari keaktualan isi un-sur yang ditulis, kepopuleran pengolahan bentuk dan pola penalaran yang berwujud keluwesan dan kecairan uraian berargumen-tasi. Atas dasar itu perlu dilakukan peneli-tian lebih lanjut dan dikembangkan teori kewacanaan karya tulis populer argumenta-tif. (2) Secara praktis, para guru dan penulis buku dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan dan titik tolak pengembangan bahan dan proses belajar-mengajar wacana di sekolah, yakni wacana argumentasi karya tulis populer.

DAFTAR RUJUKAN

Brown, G. dan Yule, G. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge Uni-versity Press.

Dawud. 1998. Penalaran dalam Tuturan Ba-hasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar. Disertasi (tidak diterbitkan). Malang: IKIP Malang.

Finegan, E. dan Besnier, N. 1993. The Rela-tionship between Language and Thought. Dalam Cleary, L.M. dan Linn, M.D. 1993. Linguistics for Teachers (hlm. 99--102). New York: McGraw-Hill, Inc. Holsti, O. 1969. Content Analysis for the

Social Sciences and Humanities. Read-ing, Massachusetts: Addison Wesly Pub-lishing Company.

(8)

48 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 Miles, Matthew B. dan Huberman, A.

Mi-chael. 1994. Qualitative Data Analysis: A Source Book of New Methods. Beverly Hills: Sage Publications

Pikiran Rakyat. Bandung. 2007. Republika. Jakarta. 2007.

Setyaningsih, Y. 1993. Kajian Elemen-Elemen Argumen pada Karya Ilmiah Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa IKIP Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP MALANG.

Stubbs, M. 1984. Discourse Analysis: The Sociolinguistics Analysis of Natural Language. Oxford: Basil Blackwell Pub-lisher Limited.

Sullivan, D.J. 1963. Fundamentals of Logic.

London: McGraw-Hill Book Company.

Toulmin, S., Rieke, R., dan Janik, A. 1979. An Introduction to Reasoning. New York: Macmillan Publishing Company. Toulmin, S.E. 1990. The Uses of Argument.

Cambridge: Cambridge University Press. Tukan, S.L. 1991. A Study on the Reasoning of the S1 Students of the English De-partment as Manifested in their Argu-mentative Compositions. Tesis tidak di-terbitkan. Malang: IKIP MALANG. Warnick, B. dan Inch, E.S. 1994. Critical

Thinking and Comunication. New York: Macmillan Publishing Company.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi potensi demand penumpang BST pada siswa sekolah (SMP, SMA, SMK dan perguruan tinggi), dan mengestimasi kemampuan siswa/i

[r]

sebagai pulse input untuk operasi normal ALE akan mengeluarkan sinyal clock sebesar 1/16 frekuensi oscillator kecuali pada saat mengakses memori

Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.. Masykur

Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran

16 Sedangkan menurut pendapat lain, sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dan biasanya mengikuti teknik atau jenis.. sampling yang

Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan

4 Upaya penyelesaian yang dilakukan oleh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Pakraman Telaga dalam menyelesaikan debitur yang melakukan wanprestasi dan bukan