PENGARUH PENERAPAN AUDIT SISTEM INFORMASI
TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)Disusun oleh: KARTIKA NIM: 107082000108
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
a. Nama lengkap : KARTIKA
b. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 18 Oktober 1989
c. Agama : Islam
d. Alamat : Jalan. Al-Ikhsan No.2 RT 02 RW 07 Kelurahan : Sawah lama Kecamatan : Ciputat
Tangerang-banten-15413
e. Telepon : 0856-91237344
f. E-mail : tika_che@yahoo.com
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
a. 2007-2011 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Akuntansi Auditing.
b. 2004-2007 : SMA Negeri 1 Pamulang, jurusan IPA.
c. 2001-2004 : SLTP Negeri 2 Ciputat.
d. 1995-2001 : SD Negeri Kp Sawah 2.
III.LATAR BELAKANG KELUARGA
a. Ayah : Agus Suhaimie
b. Ibu : Juwariah
c. Saudara kandung Adik : Lukman Hakim, Muhammad Hafiz,
Syifa Saesarini
d. Alamat : Jalan. Al-Ikhsan No.2 RT 02 RW 07
Kelurahan : Sawah lama Kecamatan : Ciputat
IV.PENGALAMAN ORGANISASI
a. Anggota Divisi Kemahasiswaan BEM Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2008-2009
" INFLUENCE OF THE IMPLEMENTATION OF
INFORMATION SYSTEM AUDIT TO THE PERFORMANCE OF
AUDITORS WITH INFORMATION TECHNOLOGY AS AN
INTERVENING VARIABLE"
Empirical Study on Public Accountant Firm in Jakarta)
By: Kartika
ABSTRACT
This research aimed to analyze influence of the implementation of information system audit to the performance of auditors with information technology as an intervening variable. This research used primary data obtained by distributing questionnaires to independent auditors in Jakarta whom work in Public Accountant Firm (KAP) listed on KAP Directory issued by Indonesian Institute of Public Accountants (IAPI) on 2010. The sampling process was done
using purposive sampling method with prospector‟s judgment. 105 questionnaires
were distributed. Total returned questionnaires were 74 and only 51 questionnaires were able to process. The analyzing method to examine hypothesis was path analysis.
The results of this research show that the direct effect of the application of information system audit to the performance of auditors were positive and significant. While the indirect effect if the first pass of information technology showed negative results. Furthermore, based on line 1 R Square analysis showed that the effect of implementation of information system audit of information technology amounted to 91.9% explained by other factors not included in this study, such as optimizing the use of its resources in the form of software, hardware and human resources professionals the field of IT that supports it well balanced with the increasing skill of the operator or user of IT. Furthermore, for R Square on 2 line analysis showed that the effect of implementation of information systems audit and information technology on auditor performance of 61.8% explained by other factors not included in this study, such as audit planning and motivation.
“PENGARUH PENERAPAN AUDIT SISTEM INFORMASI
TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Oleh: Kartika ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor dengan teknologi informasi sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor independen di Jakarta yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tercatat di Direktori KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan
judgment. Kuesioner yang disebr berjumlah 105 kuesioner. Jumlah kembali kuesioner 74 dan hanya 51 kuesioner yang dapat diproses. Metode analisis untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya jika terlebih dahulu melewati teknologi informasi menunjukkan hasil negatif. Selanjutnya, berdasarkan R Square analisis jalur 1 dapat diketahui bahwa pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap teknologi informasi sebesar 91.9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya baik berupa software, hardware dan sumber daya manusia yang profesional di bidang TI yang mendukungnya serta diimbangi dengan meningkatkan ketrampilan para operator atau user dari TI tersebut. Selanjutnya, untuk R Square pada analisis jalur 2 dapat diketahui bahwa pengaruh penerapan audit sistem informasi dan teknologi informasi terhadap kinerja auditor sebesar 61.8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti perencanaan audit dan motivasi.
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tiada terkira sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat dan salam tetap tercurah atas Rosulullah SAW beserta
keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang istikomah sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa, penulisan ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik tanpa dukungan dan bantuan berbagai pihak baik moril maupun materil, baik
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua ku, Ayahanda Agus Suhaimie dan Ibunda Juwariah. Makasih
ya pah, mah dengan semangat yang selalu terus diberikan, motivasi dan
dukungan baik moril maupun materil, nasihat kalian pun menjadi inspirasi
bagiku, serta doa yang tidak pernah putus, pada akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan seperti apa yang diharapkan. Love you so much Dad..Mom..
2. Kakek dan Nenek ku, H. M Aseni Hasan dan Hj. Mursiah AH yang juga
senantiasa mendoakan penulis. Doa kakek nenek sangat mujarab deh. Bahagia
rasanya ketika memberitahukan berita kelulusan di saat kakek dan nenek
masih sehat.
3. Ketiga adik ku, Lukman Hakim, Muhammad Hafiz, dan Syifa Saesarini.
Maksih ya man selama teteh bikin skripsi udah banyak bantu dari mulai
mondar-mandir refill tinta, nganter kerumah pak amilin, sampai ke Jakarta
buat ambil kuesioner padahal punya SIM aja belum, tau jalanan di Jakarta juga
gak ya dan sering juga nanya “udah selesai belum teh skripsinya?kapan selesainya?kapan wisudanya?”. Man,fiz, syifa makasih unuk pengertian,
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
5. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
6. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, MSi selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
7. Bapak Dr. Amilin, Msi, Ak. Selaku Dosen pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan tambahan ilmu kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Dosen pembimbing IIyang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
10.Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis .
11.Aditya Manajemen Keuangan 2007 terimakasih untuk motivasi, dukungan,
saran, kritik, solusi, tempat berkeluh kesah, senang sedih juga kita rasakan,
doa dan semangatnya dan gak tau lagi harus mengekspresikannya seperti apa
atas semua yang udah si pacar lakukan dari awal, proses hingga akhirnya
skripsi ini selesai dibuat. Everything for you bebeb..segera menyusul untuk
wisuda di bulan Juli 2011 ya...
12.Teman terbaikku yang cantik-cantik...eha, nopi, yuli, anis, kabul, yulinda,
emak iah, eneng herfi, tia, alfi, isti, iik. Dan juga untuk riangga yang udah
minjemin peta Jakarta nya Terimakasih untuk doa, dukungan dan
semangatnya ya. Gak bisa di ungkapkan dengan kata-kata deh, pokoknya
semoga kebaikan dan ketulusan hati kalian dalam memberikan kontribusi yang
positif untuk skripsi ini dibalas oleh Allah SWT, dilancarkan dan dimudahkan
dalam segala urusannya, menyusul juga di bulan Juli 2011 ya...oia gak lupa
13.Temen-temen Akuntansi&Manajemen 2007 lain yang gak bisa disebutin satu
persatu, makasih buat dukungan perhatian dan doanya, segera menyusul juga
di bulan Juli 2011 ya...
14.Teman-teman seperjuangan kompre dan sidang skripsi, gara-gara ada moment
itu di ujung-ujung perkuliahan, jadi menambah teman, sahabat dan keluarga
baru, terimakasih untuk moment-moment indahnya..(kabul, risti, nadya, cici,
apri, tati, iis, eneng herfi, jabar, rahma, karina dll gak bisa disebutin satu
persatu karena kalian banyak sekali kawan untuk kloter pertama angkatan
2007 yang wisuda bulan April 2011).
15.Senior-senior akuntansi: kak ifah, kak intan, kak astri, kak riski, kak opi, kak
ono dan kakak-kakak lain yang telah memberikan banyak informasi..
16.Para responden penelitian atas kesediaannya memberikan waktu dan tenaga
untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
17.Dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Semoga
penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi dunia
akuntansi dan auditing.
Jakarta, 16 Maret 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv
Surat Pernyataan ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Abstract ... viii
Abstraksi ... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi ... xiii
Daftar Tabel ... xvii
Daftar Gambar ... xix
Daftar Lampiran ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
1. Praktisi ... 10
2. Akademisi ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur ... 11
1. Audit Sistem Informasi ... 11
a. Pengertian Audit ... 11
b. Jenis-Jenis Audit ... 12
c. Sistem Informasi ... 17
d. Audit Sistem informasi ... 20
2. Teknologi Informasi ... 27
B. Penelitian terdahulu ... 30
C. Keterkaitan Antara Variabel ... 33
1. Audit Sistem Informasi dengan Kinerja auditor ... 33
2. Audit Sistem Informasi dengan Teknologi Informasi . 34 3. Teknologi Informasi dengan Kinerja Auditor ... 35
D. Kerangka Pemikiran ... 38
E. Operasionalisasi Variabel ... 46
1. Penerapan Audit Sistem Informasi ... 46
2. Teknologi Informasi ... 46
3. Kinerja Auditor ... 47
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 51
2. Karakteristik Profil Responden ... 53
3. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 60
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 61
d. Diagram Analisis Jalur ... 79
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 82
B. Implikasi ... 84
C. Keterbatasan ... 85
D. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
1.1 Artikel Terkait Penerapan dan Perkembanagan Audit Sistem Informasi
di Indonesia ... 3
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 31
3.1 Tabel Operasional Variabel ... 48
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 51
4.2 Data Sampel Penelitian ... 53
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Penugasan Audit Sistem Informasi ... 53
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 55
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 56
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 58
4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ... 59
4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 60
4.10 Hasil Uji Validitas Penerapan Audit Sistem Informasi ... 61
4.11 Hasil Uji Validitas Teknologi Informasi ... 62
4.12 Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor ... 63
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Penerapan Audit Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Kinerja Auditor ... 64
4.14 Koefisisen Jalur Persamaan 1 ... 66
4.15 Koefisien Determinasi R2 1 ... 66
4.16 Koefisisen Jalur Persamaan 2 ... 68
4.17 Koefisien Determinasi R2 2 ... 69
4.18 Korelasi ... 71
4.19 Pengujian Hubungan Antar Variabel ... 72
4.20 Hasil Uji Statistik t 1 ... 74
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Skema kerangka pemikiran ... 38
3.1 Pengujian hipotesis ... 43 4.1 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi ... 54
4.2 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Jenis
Kelamin ... 55
4.3 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Usia . 56
4.4 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan
Pendidikan Terakhir ... 57
4.5 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Lama
Bekerja ... 58
4.6 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan
Jabatan ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1 Surat Izin Penelitian ... 90
2 Surat Keterangan Penyebaran Kuesioner dari KAP ... 91
3 Kuesioner Penelitian ... 92
4 Daftar Jawaban Rsponden ... 93
5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 94
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan banyaknya pembobolan
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
tidak bertanggung jawab. Pembobolan ini terjadi tidak hanya di satu lokasi,
tetapi di banyak tempat. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi
banyak nasabah di seluruh Indonesia akan keamanan sistem teknologi
informasi perbankan yang ada sekarang. Sebuah sistem teknologi informasi
yang dirancang dengan sistem pengamanan yang baik, harus selalu dimonitor
dan ditingkatkan kemutakhiran teknologinya. Hal ini untuk memastikan
apakah seluruh fungsi hardware, software dan jaringan yang dibuat
sedemikian rupa dapat dijalankan dengan baik dan benar. Jika tidak, tidak ada
jaminan apakah benar akan menghasilkan informasi yang diharapkan seperti
halnya pada teknologi informasi perbankan.
Sebagaimana diketahui, semakin canggih teknologi yang dipakai,
maka akan semakin canggih pula usaha pelaku kejahatan dalam melakukan
kejahatan. Sehingga, dalam perkembangan zaman saat ini peranan sistem
teknologi informasi sudah merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi
dalam sebuah organisasi modern. Sistem teknologi informasi harus
direncanakan dan dipahami dengan baik agar informasi yang berharga itu
serangan hacker. Oleh karena itu pengelola sistem teknologi informasi harus
merencanakan kebijakan pengamanan dan menjaga kemutakhiran
teknologinya. Audit perlu dilakukan agar sebuah sistem mampu memenuhi
syarat. Pada waktu awal mengembangkan sebuah sistem, hendaknya unsur
audit harus dimasukkan. Apakah dalam sistem itu ada built in control atau
belum, atau apakah efektif atau tidak bisa diketahui melalui proses audit
tersebut adalah untuk memastikan apakah sistem tersebut telah terpasang dan
sesuai peruntukannya, sesuai dengan biayanya, sesuai dengan rancangan
pengadaannya dan sebagainya.
Dengan kemajuan teknologi di dunia usaha yang terus menerus juga,
akuntansi yang dikerjakan secara manual sekarang dapat dilakukan dengan
bantuan komputer. Proses dalam akuntansi secara manual dan berbasis
komputer tidak jauh beda, yang membedakan dalam berbasis komputer dapat
dilakukan dengan sekali entry (input) data atau transaksi saja, hal ini dalam
buku besar akan berubah dan secara langsung dapat merubah financial report
juga.
Penggunaan internet oleh perusahaan sudah semakin memasyarakat.
Menurut Kristianto (2008:56) bahwa ada beberapa fasilitas internet yang dapat
dimanfaatkan auditor dalam rangka mengembangkan kompetensinya, yaitu:
sebagai salah satu perlengkapan internet, e-mail dapat dimanfaatkan untuk
mengirim pesan tertentu kepada pihak lain, berbagai informasi, memecahkan
Menurut Noviari (2007:7) bahwa perubahan proses akuntansi akan
mempengaruhi proses audit karena audit merupakan suatu bidang praktik yang
menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya. Praktik
auditing bertujuan untuk memberikan opini terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi. Dengan
adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang
menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan,
maka praktik auditing akan terkena imbasnya. Perkembangan Teknologi
Informasi juga mempengaruhi perkembangan proses audit.
Di Indonesia sendiri wacana mengenai audit sistem informasi dan
hal-hal yang berkaitan sudah mulai menjadi salah satu perbincangan. Beberapa
artikel terkait hal itu disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Artikel Terkait Penerapan dan Perkembanagan Audit Sistem Informasi di Indonesia
No. Artikel Berita Sumber
(Alamat Link) 1. Rabu, 12/05/2004 16:15 WIB
Siapa Berhak Audit Sistem TI Pemilu? Titis Widyatmoko - detiksport
Jakarta - Usulan tentang perlunya audit sistem TI Pemilu menghadapi pemilihan presiden
memunculkan pertanyaan, siapa yang berhak melakukan audit. Si auditor sebaiknya independen dan bukan bagian dari pemerintahan. Menurut Teuku Raja Sjahnan, salah satu deklarator Ikatan Auditor Sistem Informasi, audit terhadap sistem TI Pemilu baru bisa berjalan jika sudah ada
persetujuan dari DPR. Pekerjaan audit yang
http://www.detik
dilakukan macamnya ada tiga tergantung dari keinginan DPR. Pertama: apakah ingin
mengetahui terjadi
No. Artikel Berita Sumber
(Alamat Link) kesalahan dalam pembangunan sistem TI pemilu;
kedua: apakah ingin mengetahui kualitas informasi oleh TI pemilu legislatif lalu. Kualitas informasi disini meliputi keamanan, keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi hasil perhitungan suara pemilu legislatif lalu. Ataukah ketiga: ingin memperoleh rekomendasi perbaikan TI Pemilu untuk digunakan pada pemilihan presiden mendatang. Penugasan ini sebaiknya diserahkan kepada suatu kantor akuntan publik angggota IAI yang mampu. Karena profesi ini yang dipercaya oleh masyarakat sebagai profesi yang harus dan mampu bersifat tidak memihak. Namun
masalahnya, auditor sistem informasi tidak
memiliki wadah dan standar Indonesia yang relatif
applicable dan legally enforceable. Standar dari ISACA memang ada tetapi belum diketahui penerimaan standar ini oleh klien di Indonesia. Di sini timbul kebutuhan akan adanya suatu ikatan profesi auditor sistem informasi Indonesia dengan perangkat standar, sertifikasi, kode etik dan pengembangan profesinya.
2. Pelatihan EDP Audit untuk Internal BPKP:
Suatu upaya menciptakan Auditor Berwawasan Teknologi Informasi. Yang diselenggarakan pada tanggal 18-24 Agustus 2004. Bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada Pejabat Fungsional Auditor (PFA) BPKP agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
melakukan audit atas sistem informasi yang berbasis komputer, termasuk di dalamnya pengetahuan dan keterampilan menggunakan
http://b
Bersambung ke halaman selanjutnya
perangkat lunak audit yang dibutuhkan dalam melakukan interogasi dan analisa data elektronik.
pada tanggal 07-10-2010.
3. Pada tahun 2005 yang lalu, Pusat Data dan
Informasi Pertanian (PUSDATIN) telah melakukan kegiatan Audit Teknologi Informasi. Audit
tersebut dilakukan pada Kebijakan Strategis Teknologi di Departemen Pertanian. Audit TI tersebut dilakukan dengan menggunakan
http://www.dept
No. Artikel Berita Sumber
(Alamat Link)
Framework CoBiT. Tujuan dari Audit Sistem Informasi Pertanian ini adalah mengetahui dan menilai efektifitas dan efisiensi penggunaan sistem informasi (aplikasi sistem) pada proses pengolahan data dan informasi Departemen Pertanian, serta untuk memberikan rekomendasi bagi peningkatan kemampuan sistem informasi dan para operatornya.
yang diakses pada tanggal 07-10-2010.
4. Pusat Audit Teknologi (PAT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan kegiatan audit teknologi sejak tahun 2001. PAT telah membuat pedoman umum dan standar audit teknologi sesuai standar internasional tahun 2007 lalu. Kemudian tahun 2008 PAT menghasilkan
framework audit teknologi dan panduan untuk beberapa sektor tertentu seperti sektor pangan untuk kelapa sawir, sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi, sektor manufaktur, sektor agro untuk jagung dan kedelai serta sektor energi untuk biodiesel. Audit teknologi sudah dikenal cukup lama di Indonesia dan merupakan kewenangan dari BPPT yang dinyatakan dalam Keppres no 11 th 2005 pasal 60. Kepala BPPT Marzan A Iskandar dalam pembukaan acara Focuss Group Discussion
(FGD) Pembakuan Standard dan Pedoman Audit Teknologi menyampaikan beberapa hal
diantaranya:
Audit teknologi diperlukan dalam rangka penguatan dan perlindungan terhadap industri dalam negeri.
Audit teknologi sangat penting untuk membela kepentingan publik, pemerintah dan negara.
Sebagai ilustrasi, BPPT akan menyelenggarakan dialog nasional e-voting untuk pemilu 2014. Untuk menjamin fasilitas elektronik dalam e-voting dapat berfungsi dan sesuai dengan sistem pemilu yang dianut oleh Indonesia, maka diperlukan audit teknologi sebelum pemilu e-voting dilaksanakan. Hal-hal semacam ini akan semakin sering terjadi. Ke depan, audit teknologi akan semakin dibutuhkan oleh masyarakat.
2010.
Dalam artikel yang berjudul Methodological Recommendation for
Information Systems Audit yang disetujui oleh “The Auditor General’s Order
No. V-65 (2006:1) menjelaskan bahwa akuntan publik seringkali memperoleh
data yang diperlukan dari hasil komputerisasi akuntansi dan sistem
manajemen. Auditor perlu mengevaluasi resiko audit dan keandalan dari
informasi yang diterima (bukti audit), oleh karena itu penting untuk
mengetahui bagaimana atas kontrol sistem informasi yang diaudit. Informasi
yang diterima oleh auditor yang paling utama diperoleh setelah proses
kompleks pengolahan data dimana kesalahan dapat terjadi. Kesalahan dapat
dilakukan karena faktor manusia, misalnya, ketika entry data, karena
kesalahan dari seorang programmer dan lain-lain baik disengaja maupun tidak.
Maupun seperti halnya asset pendukung sistem informasi yang mungkin rusak
atau dicuri. Data dan program yang ada di komputer tidak berwujud, karena
kesimpulannya adalah profesi akuntan publik sangat dipengaruhi adanya
teknologi informasi, terutama manakala klien yang diaudit (auditee)
menyerahkan laporan keuangan hasil proses komputer, jika akuntan publik
tidak siap dengan pengetahuan yang cukup tentang teknologi informasi, maka
ia akan “ditinggalkan” oleh akuntan yang lebih siap.
Menyadari tantangan perubahan yang cepat ini, American Institute of
Certified Public Accountant, AICPA (1977-1978), menyusun
panduan/petunjuk konsep dalam kegiatan akuntan publik untuk proses audit
Sistem Informasi, yaitu: Petunjuk, Pemeriksaan dan Akunting, Teknik-teknik
pemeriksaan yang dibantu oleh Komputer (Audit and Accounting guide,
Computer assested Audit Techniques), yang disusun oleh Panitia Eksekutif
Jasa Komputer (The Computer Service Executive Committee). Sebelumnya
(1975-1976) panitia ini telah menerbitkan petunjuk “Studi dan Evaluasi
Auditor terhadap Pengendalian Intern dalam Sistem PDE” (The Auditor’s
Study and Evaluation of Internal Control in EDP System) (Sasongko, 2002:1).
Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini
karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan publik.
Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh independen
mempengaruhi variabel dependen dengan variabel intervening berada di
antaranya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Audit Sistem Informasi Terhadap Kinerja
Penelitian ini merujuk dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Esya (2008). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Ada penambahan teknologi informasi sebagai variebel intervening yang
diperoleh dari penelitian Fatahillah (2009). Penambahan variabel teknologi
informasi selain disarankan oleh peneliti terdahulu, variabel tersebut juga
menjadi suatu alat yang penting dalam mendukung aktivitas dan kinerja
seseorang. Teknologi menjadi sesuatu yang penting dikarenakan,
perkembangan dunia usaha yang semakin maju tidak lepas dari peran
teknologi informasi yang semakin canggih.
2. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis analisis jalur (Path Analysis) untuk menaksir hubungan kausalitas
antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan teori, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode
analisis regresi berganda (Multiple Regresion Method) untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta, sedangkan penelitian
sebelumnya menggunakan sampel auditor yang bekerja pada auditor
B. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan publik
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor?
2. Apakah penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan publik
berpengaruh secara signifikan terhadap teknologi informasi?
3. Apakah teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja auditor?
4. Apakah penerapan audit sistem informasi berpengaruh tidak langsung
secara positif terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi sebagai
variabel intervening.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal
sebagai berikut:
1. Menguji pengaruh penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan
publik terhadap kinerja auditor.
2. Menguji pengaruh penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan
publik terhadap teknologi informasi.
4. Menguji penerapan audit sistem informasi berpengaruh tidak langsung
secara positif terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi sebagai
variabel intervening.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Praktisi
a. Kantor Akuntan Publik (KAP)
Sebagai pertimbangan bagi kantor akuntan publik untuk lebih
menyadari penerapan audit sistem informasi di perkembangan zaman
yang teknologinya semakin pesat ini.
b. Auditor
Untuk memberikan gambaran kepada auditor mengenai audit sistem
informasi yang begitu penting pada saat ini, agar auditor juga dapat
memahami dan menguasai dalam hal audit sistem informasi.
2. Akademisi
a. Dosen Akuntansi
Sebagai sarana informasi yang lebih luas mengenai audit sistem
informasi dan sebagai referensi untuk bahan ajar.
b. Mahasiswa Akuntansi
Guna memperluas wawasan dan menambah referensi mengenai audit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Audit Sistem Informasi
a. Pengertian Audit
Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:4) adalah:
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing should be done
by a competent, independent person”.
Pengertiannya sebagai berikut:
“Auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi
tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang
yang kompeten dan independen. “
Definisi audit menurut Boynton, Raymond, dan Wuter (2006:5)
adalah:
“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi,
dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian
Sedangkan Menurut Agoes (2004:3) Auditing adalah:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa audit
merupakan salah satu jasa atestasi dari profesi akuntan publik dimana
orangnya disebut dengan istilah auditor sedangkan pekerjaannya disebut
dengan auditing. Auditor bersifat independen, maka dari itu profesi ini
juga sering disebut dengan auditor independen. Pekerjaannya yang
dilakukan secara sistematis dan juga objektif.
b. Jenis-Jenis Audit
Audit terdiri dari tiga jenis, yaitu audit laporan keuangan, audit
kepatuhan, dan audit operasional (Boynton et al.,2006: 6).
1. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan
entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah
laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan
2. Audit kepatuhan
Audit kepatuhan (compliance audit) berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah
kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan
persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu.
3. Audit Operasional
Audit operasional (operational audit) berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan
efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan tertentu.
Arens et al., (2010:18) menyebutkan jenis audit ialah financial
statement audit, operational audit, dan compliance audit. Audit juga dapat
dikelompokkan berdasarkan audit oleh: akuntan publik (ekstern
independen), internal audit, audit pemerintah, audit pajak.
Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas
management audit, compliance audit, internal audit, dan computer audit
(Agoes, 2004:9).
1. Management Audit (Operasional Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan
2. Compliance Audit (Pemeriksaan Akuntansi)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan
sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
(manajemen, dewan komisaris) maupun pihak ekstern (pemerintah,
Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain).
Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian internal
audit.
3. Internal Audit (Pemeriksaan Intern)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah
ditentukan.
4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan EDP (Electronic Data Processing)
system.
Jenis-jenis audit juga dapat dikelompokkan berdasarkan bidang
yang diaudit dan berdasarkan auditornya (Gondodiyoto, 2007:32).
1. Berdasarkan bidang yang diaudit
a. Audit keuangan (financial audit)
Audit laporan keuangan wajib dilakukan (Mandatory) menurut
oleh kantor akuntan publik (external independent audit) untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar
(tidak terdapat salah saji material) dan sesuai kriteria (standar
akuntansi keuangan), dan dibuat laporan auditor standar dengan
jenis-jenis opini baku.
b. Audit Operasional/Manajemen (Operational/Management Audit)
Bertujuan untuk pemeriksaan efektivitas, efisiensi, ekonomis atau
tidaknya bidang kegiatan tertentu.
c. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Berkaitan dengan kepatuhan pada aturan/regulasi, atau kewajiban
tertentu pada pihak lain yang harus dilakukan.
d. Audit Sistem Informasi (Information System Audit)
Meliputi pemeriksaan tatakelola teknologi informasi menyeluruh
(IT governance), atau audit pengembangan sistem komputerisasi
(System Development Life Cycle, SDLC) aplikasi tertentu saja.
e. Audit e-commerce
Audit e-commerce bersifat “front-office system” yaitu sistem berbasis teknologi informasi yang langsung berkaitan dengan
transaction processing, atau layanan kepihak lain atau
pelanggan/masyarakat.
f. Investigative Audit/Fraud Audit/Audit Forensic
Yang dimaksud dengan audit investigatif adalah suatu penyelidikan
kebenaran dengan tingkat keyakinan yang tinggi (high level
assurance).
Fraud bisa dilakukan oleh orang di dalam organisasi atau di luar
organisasi, atau bahkan oleh organisasi (misalnya overstating
earnings).
2. Berdasarkan Auditornya
a. Auditor ekstern independen (akuntan publik)
Seseorang yang kompeten dan independen yang memberikan jasa
atestasi terhadap asersi manajemen perusahaan klien.
b. Auditor internal (perusahaan)
Audit yang dilakukan tidak terbatas pada aspek-aspek
akuntansi/keuangan perusahaan saja, melainkan sudah mencakup
kegiatan operasional organisasi.
c. Auditor (di lingkungan instansi-instansi) pemerintah
Aturan terakhir adalah Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005,
yang menetapkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan
dan pembangunan. Adapun sebagai auditor eksternal independen
terhadap Pemerintah adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Objek pemeriksaan BPK adalah keuangan negara, yaitu segala
pendapatan dan pengeluaran uang Negara yang dipergunakan
untuk membelanjai kegiatan kenegaraan, baik yang dilakukan oleh
dalam APBN (Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara).
d. Auditor Perpajakan
Audit perpajakan dilaksanakan dalam kaitannya dengan
tugas-tugas dinas perpajakan (di Indonesia pada saat ini disebut
Direktorat Jenderal Pajak, dibawah Departemen Keuangan) dengan
para Wajib Pajak (WP).
Dari beberapa penjelasan diatas, tergambarkan bahwa terdapat
berbagai macam jenis audit. Audit memiliki cakupan yang luas dan
beragam. Penggunaan maupun penerapan audit dapat disesuaikan dengan
jenis dan kebutuhan seorang klien.
c. Sistem Informasi Sistem
Sistem menurut McLeod (2008:9) adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun pendapat menurut Hall (2001:5) sistem adalah sekelompok dua
atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau
subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama
(common purpose).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok unsur
yang erat kaitannya satu sama lain, yang berfungsi secara bersama-sama
Informasi
Informasi menurut McLeod (2008:12) adalah data yang telah
diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebutuhan
penggunanya. Adapun menurut Hall (2001:14) Informasi menyebabkan
pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak
dilakukan. Informasi ditentukan oleh efeknya pada pemakai, bukan oleh
bentuk fisiknya.
Pendapat menurut Gondodiyoto (2007:111), mutu suatu informasi
yaitu agar bisa lebih berguna harus memiliki beberapa ciri-ciri atau
karakteristik berikut:
1. Akurat, reliable (dapat dipercaya), berarti informasi harus terbebas
dari adanya kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan para users
-nya (free from error).
2. Relevan (cocok atau sesuai). Informasi yang relevan harus memberikan
arti kepada para pengguna, berarti informasi relevan mempunyai
manfaat bagi users-nya (pemakainya).
3. Timely (tepat waktu). Informasi yang disajikan tepat pada saat
dibutuhkan dan bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
4. Complete (lengkap). Informasi yang disajikan lengkap, termasuk di
dalamnya semua data-data yang relevan.
5. Understandable (dimengerti). Informasi yang disajikan hendaknya
6. Verifiable, informasi yang dihasilkan tidak bias, menyebabkan
perbedaan dalam memahaminya.
7. Accessible, informasi dikatakan accessible bila tersedia pada saat
diperlukan dalam format yang sesuai dengan kepentingannya.
Jadi, informasi adalah data yang diklasifikasi atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Karena dipergunakan untuk pengambilan keputusan, maka suatu informasi
harus memiliki kriteria yang dapat diterima secara umum.
Sistem Informasi
Ali Masjono Mukhtar (1999) dalam Supriyati (2007:5) menyatakan
bahwa:
“Sistem informasi (SI) adalah suatu pengorganisasian peralatan untuk
mengumpulkan, menginput, memproses, menyimpan, mengatur,
mengontrol, dan melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan
perusahaan “.
Menurut McLeod (2008:10) mendefinisikan sistem informasi
sebagai berikut:
“Sistem informasi adalah suatu sistem virtual yang memungkinkan
manajemen mengendalikan operasi sistem fisik perusahaan. Sistem fisik
perusahaan berwujud bahan baku, karyawan, mesin dan uang. Sedangkan
sistem virtual terdiri atas sumber daya informasi yang digunakan untuk
Sedangkan menurut Gondodiyoto (2007:112) sebagai berikut:
“Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen
-elemen/sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara
terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan
untuk mengolah data menjadi informasi”.
Jadi berdasarkan definisi di atas, sistem informasi adalah
sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Komponen yang dimaksud adalah
komponen input, model, output, teknologi, basis data (data base), kontrol
atau komponen pengendali.
d. Audit Sistem informasi
Menurut Weber (1999) pengertian audit sistem informasi yaitu:
“IS audit is a process of evidence collection and evaluation allowing to
decide whether a computer system (information system) ensures assets„
security, data integrity, as well as helps to efficiently seek organizational
goals and rationally use the resource”.
Pengertiannya sebagai berikut:
“Audit sistem informasi adalah suatu proses pengumpulan bukti dan
evaluasi memungkinkan untuk memutuskan apakah sebuah sistem
komputer (sistem informasi) menjamin keamanan aset, integritas data,
serta membantu untuk mencari tujuan organisasi secara efisien dan
Menurut Noviari (2007:4) Auditing adalah sebuah proses sistematis
yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi dan bersikap
independen mengenai perolehan dan penilaian atas bukti secara objektif.
Kegiatan ini dilakukan dengan pengumpulan dan penilaian atas bukti-bukti
informasi yang dapat dikuantifikasikan dan terkait pada suatu entitas
ekonomi tertentu berkenaan dengan pernyataan mengenai
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi. Tujuan kegiatan auditing ini
adalah menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan serta untuk mengkomunikasikan
hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaksanaan audit yang
dilakukan pada perusahaan yang belum menggunakan sistem komputer
sebagai alat bantu utama pengolahan data disebut dengan istilah auditing
konvensional. Sebaliknya, untuk perusahaan yang unsur utama pengolahan
datanya telah menggunakan komputer disebut dengan audit PDE atau EDP
audit.
Menurut Arens et al., (2010:464), terdapat tiga pendekatan
auditing pada EDP audit, yaitu audit sekitar komputer (auditing around
the computer), audit melalui komputer (auditing through the computer),
dan audit berbantuan komputer (auditing with computer).
a. Auditing Around The Computer
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang mula-mula ditempuh oleh
akuntan. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah apabila
sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya dapat diandalkan. Dalam
pemeriksaan dengan pendekatan ini akuntan melakukan pemeriksaan
di sekitar komputer saja.
b. Auditing With The Komputer
Dengan pendekatan ini, akuntan telah memanfaatkan komputer sebagai
alat dalam melakukan pemeriksaan. Pada bentuk yang sederhana,
komputer dilakukan sebagai alat untuk melakukan penulisan,
perhitungan, perbandingan dan sebagainya. Bentuk yang lebih maju
dalam pendekatan ini adalah digunakannya Generalized Audit
Software yaitu program audit yang berlaku umum untuk berbagai
klien.
c. Auditing Through The Computer
Dalam pendekatan ini, akuntan tidak lagi memperlakukan komputer
sebagai black box. Di sini akuntan memasukkan data ke dalam
komputer untuk diproses hasilnya, kemudian dianalisis untuk
memeriksa keandalan dan kecermatan program komputer tersebut.
Menurut Gondodiyoto (2007:443), pada saat ini audit sistem
informasi sudah lebih terpetakan. Sesungguhnya audit SI berbasis
teknologi informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis
pemeriksaan:
a. Audit laporan keuangan (general audit on financial statements)
Audit objectifes-nya adalah sama dengan audit tradisional, yaitu
keuangan dan ada/tidak adanya salah saji material pada laporan
keuangan. Kualifikasi auditornya adalah akuntan (registered, dan
certified public accountant). Panduan yang dipergunakan dalam audit
ini untuk Indonesia adalah Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), dan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi
akuntansi (IAPI di Indonesia, AICPA di USA, atau CICA untuk
Kanada). Sedangkan referensi model sistem pengendalian intern
(internal controls framework) yang dipakai lazimnya adalah COSO
(Committee of Sponsoring Organization). Auditor melakukan evaluasi
untuk memperoleh kesimpulan/keyakinan bahwa internal control telah
mendorong safeguarding assets, information processing, integritas
data dan reliability of financial reporting.
b. Audit Sistem Informasi (SI)
Sebagai kegiatan tersendiri, terpisah dari audit keuangan. Pelaksanaan
audit ini biasanya dilakukan oleh auditor intern (tetapi tidak tertutup
kemungkinan oleh auditor ekstern-independen), dengan menerapkan
pengetahuan teknis audit dan sistem informasi maupun
pengalamannya, untuk mengevaluasi unit/departemen sistem
informasi, pengelolaan sumber daya informasi, pengembangan sistem
aplikasi, serta mengevaluasi sistem yang sudah diimplementasikan.
Panduan yang dipergunakan dalam audit SI untuk di Indonesia adalah
Standar Atestasi, dan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi
untuk Kanada) maupun yang lebih khusus lagi yaitu: dari ISACA atau
IIA. Sedangkan referensi model sistem pengendalian intern (internal
controls framework) yang dipakai lazimnya adalah CobiT. Audit
objectives dalam audit terhadap IT Governance (menurut COBIT
adalah: effectiveness, confidentiality, data integrity, availability,
efficiency, dan realibility). Karena yang diperiksa adalah tata kelola TI,
maka yang diperiksa antaralain adalah teknologi informasi itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Sasongko (2002:8) mengenai audit
sistem informasi: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya
pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah umur KAP, kebutuhan dan dorongan kesadaran dari
KAP, kemampuan dan pendidikan dari personalia KAP, adanya petunjuk
SPAP/PSA dan kemampuan teknik-teknik audit SI.
Kemajuan akan dialami secara bertahap sesuai dengan umur dari
perusahaan dan saling berkaitan antara tahap-tahap kemajuan. Crow
(1972) menyatakan bahwa usia merupakan indikator umum bagi tingkat
kedewasaan atau kematangan. Dengan demikian pertambahan usia akan
meningkatkan kematangan dalam melaksanakan audit sistem informasi,
sehingga audit SI yang dihasilkan KAP akan semakin baik (Sasongko,
2002:2).
Therin (2002) dalam Amrul dan Eny (2009:1) juga mengemukakan
bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan sumber utama untuk
challenges of auditing in an automated environment in an orderly manner,
the board decided to develop a strategic electronic data processing (EDP)
audit plan. Several factors had to be considered indoing this:
1. The board has a multinational audit staff with varying degrees of
knowledge about EDP. This staff is made up of highly qualified
auditors at the management level, but not all have EDP experience.
Generally, the auditors stay in the board for a maximum of 6 years.
2. The board had done EDP audit work in the past. The board had not
done these audits within the framework of a general plan, however;
nor were all the audit staff involved in them.
3. The large audit universe and small number of auditors made it
impractical to establish a group exclusively devoted to EDP audits.
4. Due to various constraints, the amount of initial training was limited
to no more than 3 days.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan petunjuk audit
yang berkaitan dengan Pengolahan Data Elektronik, dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001, yaitu Standar Audit (SA) 311:
perencanaan dan supervisi, SA 314: penentuan risiko dan pengendalian
intern; pertimbangan dan karakteristik pengolahan data elektronik, SA
327: teknik audit berbantuan komputer, dan SA 335: auditing dalam
lingkungan pengolahan data elektronik. Hal ini merupakan adopsi oleh
komite norma pemeriksaan akuntan dari International Standar on Auditing
a. AU 8006A Risk Assesment and Internal Control EDP Characteristic
and Consideration.
b. AU 8028 First Year Audit Engagement-Opening Balances
c. AU 8015 Auditing in EDP Environment
d. AU 8016 Computer Assisted Audit Techniques
e. AU 10010 Particular Consideration in the Audit of Small Businesses
Kompartemen Akuntan Publik, IAI, menerbitkan Pedoman Standar
Auditing (PSA) mengenai audit PDE, yang diadopsi dari International
Standar on Auditing (ISA) yaitu:
a. PSA 64 EDP Environment Stand Alone Micro Computer
b. PSA 65 EDP Environment On Line Computer System
c. PSA 66 EDP Environment Database System
IAI (2001) menjelaskan bahwa Teknik Audit Berbantuan
Komputer (TABK) dapat digunakan berbagai prosedur audit di bawah ini:
a. Pengujian rincian transaksi dan saldo, seperti penggunaan perangkat
lunak audit menguji semua transaksi dalam file komputer.
b. Prosedur review analitik, seperti penggunaan perangkat lunak audit
untuk mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa.
c. Menguji pengendalian atas pengendalian umum sistem informasi
komputer.
d. Mengakses file.
e. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria.
Hal ini menunjukkan betapa seriusnya masalah audit SI bagi
profesi akuntan, universitas-universitas di Indonesia, maupun pusat
pendidikan akuntansi. Jadi, Audit sebuah sistem teknologi informasi untuk
saat ini adalah sebuah keharusan. Audit perlu dilakukan agar sebuah
sistem mampu memenuhi syarat IT Governance. Audit sistem informasi
adalah cara untuk melakukan pengujian terhadap sistem informasi yang
ada di dalam organisasi untuk mengetahui apakah sistem informasi yang
dimiliki telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi, menguji
performa sistem informasi dan untuk mendeteksi resiko-resiko dan efek
potensial yang mungkin timbul.
2. Teknologi Informasi
Teknologi informasi (TI) terdiri atas teknologi komputer dan teknologi
komunikasi. Komputer adalah alat elektronik multiguna yang dapat menerima
input data, mengolah data, menyimpan program, dan hasil pengolahan data
(informasi), menyajikan informasi, yang kerjanya dikendalikan oleh program
yang tersimpan penyimpannya dan bekerja secara otomatis. Teknologi
komunikasi atau teknologi telekomunikasi terdiri dari sistem dan peralatan
elektromagnetis untuk berkomunikasi jarak jauh. Dengan adanya gabungan
antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi maka orang dapat go
online di internet (Suyanto, 2005:11)
Teknologi Informasi merupakan salah satu alat manajer untuk
mengatasi perubahan (Laudon dan Laudon, 2006:14). Definisi TI secara
(2002:1), yaitu teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi serta teknologi komunikasi yang digunakan untuk
mengirimkan informasi.
Definisi TI sangatlah luas dan mencakup semua bentuk teknologi yang
digunakan dalam menangkap, manipulasi, mengkomunikasikan, menyajikan,
dan menggunakan data yang akan diubah menjadi informasi (Martin et al.,
2002:125). Menurut Laudon dan Laudon (2006:14), infrastruktur TI terdiri
atas komponen hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage),
serta teknologi komunikasi.
Jadi, teknologi informasi dapat dikatakan sebagai alat/media untuk
mengolah, memproses dan menyimpan data. Dan sesuai dengan
perkembangannya teknologi informasi dapat dikatakan juga sebagai
alat/media untuk berkomunikasi.
3. Kinerja Auditor
Briggs (1997) dalam Esya (2008:27), menyatakan bahwa kinerja
adalah perilaku atau respon yang menghasilkan suatu hasil, produk atau
penyelesaian tugas dapat diselesaikan cepat, tepat, dan sesuai yang diharapkan
sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai, sewaktu-waktu kinerja hanya
berbentuk respons, tetapi biasanya berupa suatu hasil produk.
Esya (2008:28) berpendapat bahwa kinerja adalah suatu keberhasilan
yang dicapai dari kemampuan kerja seseorang yang sangat dipengaruhi oleh
keterampilan dasar yang dimiliki dan kondisi eksternal diantaranya berupa
Mathis dan Jackson 2002:66, mendefinisikan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja
karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan
kontribusi kepada organisasi yang antaralain termasuk:
1. Kuantitas keluaran
2. Kualitas keluaran
3. Jangka waktu keluaran
4. Kehadiran ditempat kerja
5. Sikap kooperatif
Suradinata (1997) dalam Esya (2008:35) mengemukakan bahwa
kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan budaya,
keterampilan serta ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang
mencakup:
1. Adanya kebijakan yang menyeluruh yang harus diketahui oleh setiap
karyawan, baik sehubungan dengan tujuan maupun petunjuk operasional
dari pimpinan pada lingkungan pekerjaannya, sehingga diharapkan setiap
karyawan memahami keadaan dan mengetahui lingkungannya.
2. Kesesuaian antara pengetahuan, keterampilan yang dimiliki oleh seorang
karyawan dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Mengetahui mekanisme kerja serta ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis. Hal tersebut
dibutuhkan dalam rangka memastikan agar tidak berbuat ragu dan takut
4. Mengetahui bagaimana melaksanakan pekerjaan yang dilakukan oleh
atasan dan diri mereka sebagai bawahan.
5. Memiliki pengetahuan dan kemampuan komunikasi, sehingga terjalin
hubungan yang harmonis.
6. Mengerti perasaan orang lain, yang berkaitan dengan melaksanakan tugas
bersama.
Pada organisasi yang sudah mulai maju dalam pengelolaan sumber
daya manusianya, telah terdapat kecenderungan untuk lebih melibatkan
bawahan dan pelanggan dalam proses penilaian. Karyawan yang merupakan
bawahan dari pimpinan yang melakukan penilaian dan/atau konsumen dari
suatu produk/jasa yang diberikan sering dilibatkan dalam keputusan-keputusan
yang mempengaruhi mereka dan pekerjaan mereka. Berdasarkan survey ini,
banyak ahli beranggapan bahwa untuk kedepan, para karyawan dan pelanggan
akan menuntut peranan yang lebih aktif dalam proses penilaian hasil
kerja/kinerja (Kotler, 2001:326).
Menurut Esya (2008:37) yang dimaksud dengan kinerja auditor adalah
sebagai ekspresi potensi kerja auditor berupa perilaku kerja seorang auditor
dalam melaksanakan tugas kerja untuk mencapai hasil kerja yang optimal,
yang dapat diukur melalui:
Dimensi faktor objektif yang meliputi:
a. Hasil kerja dan
b. Disiplin kerja
a. Inisiatif
b. Kerjasama dan
c. Loyalitas
B. Penelitian terdahulu
Penelitian mengenai audit sistem informasi, teknologi informasi, dan
kinerja auditor telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi
tambahan bagi peneliti saat ini. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian
terdahulu mengenai audit sistem informasi, teknologi informasi, dan kinerja
maupun
Sistem
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
to
C. Keterkaitan Antara Variabel
1. Audit Sistem Informasi dengan Kinerja auditor
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasongko (2002:8) mengenai
audit sistem informasi: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapannya pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia, menyatakan bahwa
tingkat penerapannya masih sangat rendah. Tetapi secara keseluruhan
variabel-variabel nya (umur KAP, kebutuhan dan dorongan kesadaran dari
KAP, kemampuan dan pendidikan dari personalia KAP, adanya petunjuk
SPAP/PSA dan kemampuan teknik-teknik audit SI) berpengaruh positif
terhadap tingkat penerapan audit SI.
Suradinata (1997) dalam Esya (2008:37) mengemukakan bahwa
kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan budaya,
keterampilan serta ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Menurut
Davis (1957) dalam Sasongko (2002:2), pendidikan selalu menimbulkan
perubahan perilaku yang bersifat positif, yaitu dengan pendidikan seseorang
akan mampu menggunakan pengetahuan secara efektif dalam memecahkan
masalah. Davis mengemukakan sebagai berikut: “education maybe defined as
involves the development of the mentall skill that enable one to use that
knowledge effectively in problem solving thought”. Oleh karena itu diduga
bahwa penerapan audit sistem informasi pada Kantor Akuntan Publik akan
mempengaruhi kinerja auditornya. Oleh karena itu hipotesis penelitian ini
adalah:
Ha1 : Penerapan audit sistem informasi berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja auditor.
2. Audit Sistem Informasi dengan Teknologi Informasi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Supriyati (2006:16) mengenai
peranan teknologi informasi dalam audit sistem informasi komputerisasi
akuntansi, hasilnya adalah peranan teknologi informasi terhadap audit sistem
informasi komputerisasi akuntansi dapat dilihat dari 3 sudut pandang yaitu: 1.)
Dilihat dari prosedur audit, 2.) Dilihat dari pengendalian intern, 3.) Dilihat dari
teknik-teknik audit dengan menggunakan teknologi informasi.
Noviari (2007:12) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
kemajuan teknologi mempengaruhi perkembangan akuntansi. Peranan TI
terhadap perkembangan akuntansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin
maju TI, semakin banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi. Kemajuan TI
mempengaruhi perkembangan SIA dalam hal pemrosesan data, pengendalian
intern, dan peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan
keuangan. Dengan adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang
akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan
Perkembangan TI juga mempengaruhi perkembangan proses audit. Kemajuan
audit software memfasilitasi pendekatan audit berbasis komputer. Kemajuan
teknologi informasi memberikan peluang baru bagi profesi akuntan. Peluang
baru yang mungkin diraih di antaranya adalah konsultan sistem informasi
berbasis komputer, CISA, dan web trust audit. Oleh karena itu diduga bahwa
penerapan audit sistem informasi pada Kantor Akuntan Publik akan
mempengaruhi tingkat penggunaan teknologi informasi pada Kantor Akuntan
Publik. Oleh karena itu hipotesis penelitian ini adalah:
Ha2 : Penerapan audit sistem informasi berpengaruh secara signifikan
terhadap teknologi informasi.
3. Teknologi Informasi dengan Kinerja Auditor
Kristianto (2008:8) melakukan penelitian mengenai revolusi teknologi
informasi dan pengaruhnya terhadap pengembangan SIM dan manfaatnya bagi
auditor. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa revolusi teknologi informasi
saat ini, yang mempengaruhi setiap segi kehidupan masyarakat modern, telah
menempatkan teknologi komputer sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam
kehidupannya untuk mempermudah dan mempercepat penyelesaian pekerjaan
serta meningkatkan kinerja mereka. Partisipasi auditor dalam diskusi
elektronik lewat e-mail membuka dimensi lain dalam pemanfaatan e-mail di
bidang akuntansi, khususnya dalam pengembangan kompetensi auditor.
Dengan informasi, banyak kantor akuntan publik yang memperoleh data yang
dibutuhkannya dalam melakukan riset mengenai praktik akuntansi yang
bisnis. Dalam internet tersedia artikel mengenai persoalan-persoalan khusus
dalam bidang audit yang dapat digunakan oleh kantor akuntan publik sebagai
bahan pelatihan staf. Selain itu, internet juga menyediakan ikhtisar audit,
bahan-bahan kursus dan materi studi kasus audit. Auditor perlu beradaptasi
dan ikut memanfaatkan internet dalam pengembangan kompetensi mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Ekayani, Imam Ghozali, dan Zulaekha
(2005:13) mengenai analisis kontribusi nilai teknologi informasi terhadap
kinerja proses bisnis dan dinamika bersaing. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa TI memberikan kontribusi nilai yang positif dan tidak signifikan
terhadap kinerja proses bisnis dan dinamika bersaing. Berdasarkan
perbandingan analisis pengaruh langsung dan tidak langsung dapat
disimpulkan bahwa pada pengaruh tidak langsung dampak TI melalui proses
bisnis primer berkontribusi nilai lebih tinggi terhadap kinerja proses bisnis
perusahaan bila dibandingkan dengan pengaruh langsungnya, sebaliknya
berkontribusi lebih rendah terhadap dinamika bersaing. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model value chain yang berbasis nilai adalah suatu cara
yang cocok dan komprehensif untuk mengukur kontribusi nilai TI terhadap
kinerja proses bisnis dan dinamika bersaing.
Lestari dan Zulaikha (2007:25) melakukan penelitian tentang pengaruh
information technology relatedness terhadap kinerja perusahaan dengan
knowledge management capability sebagai variabel intervening menghasilkan
bahwa adanya pengaruh information technology relatedness terhadap kinerja
menunjukkan bahwa terdapat berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi (sektor perbankan di
Jawa Tengah) yang mampu menciptakan dan mendukung teknologi informasi
berdasar pada mekanisme koordinasi yang dapat meningkatkan knowledge
management capability lintas unit dalam perusahaan antara lain product
knowledge management capability, customer knowledge management
capability, dan managerial knowledge management capability. Penelitian ini
berimplikasi penting untuk mendorong arah riset sistem informasi manajemen
selanjutnya untuk mempertimbangkan berbagai sumber daya lainnya yang
dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu diduga bahwa
teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja seseorang. Maka hipotesis
penelitian ini adalah:
Ha3 : Teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
auditor.
Serta diduga juga bahwa penerapan audit sistem informasi yang
diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh langsung terhadap
kinerja para auditornya tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhi
diantaranya yaitu teknologi informasi. Oleh karena itu hipotesisnya adalah:
Ha4 : Penerapan audit sistem informasi berpengaruh tidak langsung secara
positif terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi sebagai