• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2019 BPIU2K Karangasem KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2019 BPIU2K Karangasem KATA PENGANTAR"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

B

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta dukungan kerjasama dari semua pihak terkait di lingkup Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, sehingga penyusunan Laporan Kinerja (LKj) BPIU2K Karangasem Tahun 2019 Triwulan I ini dapat terlaksana dengan baik.

LKj Balai Produks Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem Tahun 2019 Triwulan I ini disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi, misi yang dibebankan kepada BPIU2K Karangasem dalam kurun waktu Januari - Maret 2019. Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaran pemerintah yang baik dan bersih (good governance and clean government), serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ke depan.

Semoga laporan ini dapat menjadi tolak ukur peningkatan kinerja di Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem dan menjadi motivasi untuk meningkatkan pembangunan perikanan budidaya yang berkelanjutan di masa mendatang.

Karangasem, April 2019 Kepala BPIU2K Karangasem

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF... v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 1

1.3. Tugas dan Fungsi ... 2

1.4. Sumber Daya Manusia ... 2

1.5. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja ... 3

BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ... 5

2.1. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ... 5

2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2019 ... 7

2.3. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2019 ...7

BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA ... 9

3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... 9

3.2. Analisis Capaian Kinerja ...11

3.2.1. Sasaran Srategis (SS-1) : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat perikanan budidaya ...11

3.2.2. Sasaran Srategis (SS-2) : Terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan ...12

3.2.3. Sasaran Srategis (SS-3) : Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan ...14

3.2.4. Sasaran Srategis (SS-4) : Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif ...21

3.2.5. Sasaran Srategis (SS-5) : Terwujudnya ASN BPIU2K Karangasema yang kompeten, profesional dan berintegritas ...22

3.2.6. Sasaran Srategis (SS-6) : Tersedianya manajemen pengetahuan BPIU2K Karangasem yang handal dan mudah diakses ...25

3.2.7. Sasaran Srategis (SS-7) : Terwujudnya birokrasi BPIU2K Karangasem yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima ...26

3.2.8. Sasaran Srategis (SS-8) : Terkelolanya anggaran pembangunan BPIU2K Karangasem secara efisien dan akuntabel ...27

3.3. Kinerja Anggaran ...29

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Struktur organisasi BPIU2K Karangasem ... 2

2. Jumlah pegawai BPIU2K Karangasem berdasarkan lokasi unit kerja ... 3

3. Jumlah pegawai BPIU2K Karangasem berdasarkan tingkat pendidikan ... 3

4. Peta strategi BPIU2K Karangasem Tahun 2019 ... 6

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Capaian Sasaran Strategis BPIU2K Karangasem Triwulan 1 Tahun 2019 ... 9

2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) ...11

3. Nilai PNBP BPIU2K Karangasem (Rp)...12

4. Jumlah penerimaan dan penyetoran PNBP) BPIU2K Karangasem Tahun 2019 Triwulan I ...13

5. Jumlah tenaga teknis binaan (orang) ...13

6. Daftar tenaga teknis binaan BPIU2K Karangasem tahun 2019 Triwulan I ...16

7. Jumlah bantuan benih ikan payau (ekor) ...16

8. Jumlah produksi induk unggul (ekor) ...17

9. Jumlah bantuan benih ikan laut (ekor) ...15

10. Jumlah unit pembenihan yang dinilai sertifikasi CPIB ...18

11. Rekomendasi UPR yang akan dilakukan pendampingan dalam rangka sertifikasi CPIB . ...18

12. Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya ...19

13. Jumlah bantuan benih untuk restocking (ekor) ...25

14. Persentase jumlah sarana prasarana produksi yang siap pakai dibandingkan sarana prasarana produksi yang tersedia ...26

15. Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelaynaan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIU2K Karangasem ...28

16. Indeks Profesionalitas ASN lingkup BPIUK2 Karangasem ...29

17. Persentase unit kerja uang menerapkan sistem manajemen pengetahunan yang terstandar ...25

18. Persentase pemenuhan dokumen AKIP lingkup BPIU2K Karangasem ... 26

19. Indikator penilaian kinerja pelaksanaan anggaran ...27

20. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran BPIU2K Karangasem ...28

21. Batas tertinggi persentase nilai temuan LHP BPK atas LK BPIU2K Karangasem dibandingkan realisasi anggaran BPIU2K Karangasem TA 2018 ...29

22. Penyerapan anggaran BPIU2K Karangasem Tahun 2019 Triwulan I ...29

23. Realisasi peneyrapan pagu anggaran berdasarkan output kegiatan tahun 2019 Triwulan I ...30

(6)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Balai Produks Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem Triwulan I Tahun 2019 merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

BPIU2K Karangasem telah menetapkan peta strategis tahun 2019 dengan 8 Sasaran Strategis (SS) dan 16 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan metode Balanced Scorecard yang terdiri dari 4 perspective yakni: (1) stakeholders perspective; (2) customer perspective; (3) internal process perspective; (4) learning and growth perspective.

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2019, capaian nilai per sasaran strategis BPIU2K Karangasem adalah sebesar 110,70%. Adapun rincian pencapaian indikator kinerja utama (IKU) adalah sebagai berikut:

Dari enam belas (16) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan, sepuluh (10) IKU telah mencapai target yang telah ditentukan pada Triwulan I yaitu :

1. Nilai PNBP BPIU2K Karangasem tercapai 133,71 %; 2. Jumlah tenaga teknis binaan, tercapai 121,67 %; 3. Jumlah bantuan benih ikan payau, tercapai 100 %; 4. Jumlah produksi induk unggul, tercapai 102,27 %; 5. Jumlah bantuan benih ikan laut, tercapai 200 %;

6. Persentase jumlah sarana prasarana produksi yang siap pakai dibandingkan sarana prasarana produksi yang tersedia, tercapai 125 %;

7. Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIU2K Karangasem, tercapai 139 %;

8. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang tersetandar tercapai 116,56 % ;

9. Persentase pemenuhan dokumen AKIP lingkup BPIU2K Karangasem, tercapai 100 %;

10. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran lingkup BPIU2K Karangasem, tercapai 116,28 %. IKU yang belum mencapai target yang telah ditentukan pada Triwulan I adalah Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi), hanya mencapai 99,06 % dari target.

Sementara itu lima (5) IKU belum dapat dihitung, karena pada Triwulan I belum ditargetkan untuk pencapaianya. Kelima IKU tersebut adalah:

1. Jumlah unit pembenihan komoditas ekspor yang dinilai sertifikasi CPIB; 2. Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya; 3. Jumlah bantuan benih untuk restocking;

4. Indeks profesionalitas ASN lingkup BPIU2K Karangasem; dan

5. Batas tertinggi persentase nilai temuan LHP BPK atas LK BPIU2K Karangasem dibandingkan realisasi anggaran BPIU2K Karangasem TA. 2018.

Peningkatan kinerja terhadap pencapaian beberapa IKU yang masih di bawah target yang ditetapkan perlu senantiasa dilakukan melalui kerja keras pada beberapa kegiatan pendukung IKU dimaksud serta melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis. Dengan demikian, diharapkan di masa yang akan datang dapat terjadi peningkatan capaian kinerja yang lebih optimal melalui kegiatan-kegiatan pendukung yang dilakukan secara efektif dan efisien.

(7)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun 2015 – 2019, telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya secara berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan budidaya mampu memberi kontribusi pada 9 agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing. Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya, lebih lanjut dituangkan dalam buku Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan Budidaya 2015 - 2019.

Dengan ditetapkannya arah kebijakan dan strategi pembangunan perikanan budidaya, maka sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai telah dijabarkan dalam 4 (empat) perspektif dengan masing-masing IKU seperti yang tercantum pada Rencana Strategis (Renstra) dan Perjanjian Kinerja Perikanan Budidaya untuk mengatasi tantangan global dan permasalahan yang menuntut perubahan paradigma dan desain percepatan pembangunan perikanan budidaya.

Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem ikut mendukung pelaksanakan program yang menjadi prioritas DJPB tahun 2019. BPIU2K Karangasem dengan ruang lingkup terbatas tetapi mempunyai peran dalam penyediaan induk udang unggul dan kekerangan yang terkait langsung dengan Indikator Kinerja Utama DJPB yaitu meningkatkan produksi perikanan budidaya. UPT sebagai ujung tombak dalam pelayanan di Kementerian sangat mudah dirasakan perannya oleh masyarakat.

Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB RI No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, menyatakan bahwa setiap kementerian berkewajiban menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. LKj juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good governance) dapat diwujudkan.

1.2.

Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja (LKj) BPIU2K Karangasem Triwulan I tahun 2019 merupakan salah satu bentuk media informasi atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran BPIU2K Karangasem. Adapun tujuan penyusunan LKj BPIU2K Karangasem Triwulan I adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran BPIU2K Karangasem dalam kurun waktu Januari-Maret 2019. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu kesimpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan pada triwulan selanjutnya.

(8)

1.3.

Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.22/MEN/2010 tanggal 9 Desember 2010, sebagai Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, tugas pokok BPIU2K Karangasem adalah melaksanakan produksi induk udang unggul dan kekerangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPIU2K Karangasem menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut :

1. Pelaksanaan uji mutu dan uji lingkungan dan penyakit pada udang dan kekerangan; 2. Pengelolaan produksi calon induk, induk udang unggul dan kekerangan;

3. Pengelolaan data dan sistem informasi di bidang produksi calon induk, induk udang unggul dan kekerangan;

4. Pengelolaan sarana dan prasarana di bidang produksi calon induk, induk udang unggul dan kekerangan;

5. Pelayanan teknis di bidang produksi calon induk, induk udang unggul dan kekerangan;

6. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; 7. Pelaksanaan urusan tata usaha BPIU2K.

Gambar 1. Struktur Organisasi BPIU2K Karangasem

1.4.

SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah pegawai BPIU2K Karangasem sampai dengan 31 Maret 2019 adalah 77 orang. Pegawai BPIU2K Karangasem tersebut tersebar di tiga (3) lokasi yaitu (i) Unit Udang di Desa Bugbug Karangasem, (ii) Instalasi Kekerangan di Dusun Tigaron Desa Sukadana Kec. Kubu Kab. Karangasem, serta (iii) Instalasi Kekerangan Sumberkima di Desa Sumberkima Kab. Buleleng. Adapun jumlah pegawai di Unit Udang sejumlah 58 orang (75,32 %); (ii) Instalasi Kekerangan Tigaron sejumlah 16 orang (20,78 %); dan (iii) Instalasi Kekerangan KJA Sumberkima sejumlah 3 orang (3,90 %).

(9)

Gambar 2. Jumlah pegawai BPIU2K Karangasem berdasarkan lokasi unit kerja

Apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, komposisi SDM BPIU2K Karangasem adalah sebagai berikut : (i) S2 sejumlah 6 orang (7,79 %); (ii) S1/D4 sejumlah 29 orang (37,66 %); (iii) D3/D1 sejumlah 13 orang (16,88 %); (iv) SLTA sejumlah 24 orang (31,17 %); dan (v) di bawah SLTA sejumlah 5 orang (6,49 %).

Gambar 3. Jumlah pegawai BPIU2K Karangasem berdasarkan tingkat pendidikan

1.5.

Sistematika Penyajian Laporan Kinerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, LKj Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem Tahun 2019 Triwulan I disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Ikhtisar Eksekutif, bagian ini menyajikan gambaran menyeluruh secara ringkas tentang capaian kinerja BPIU2K Karangasem selama kurun waktu Januari- Maret 2019.

2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang BPIU2K Karangasem serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi BPIU2K Karangasem, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan LKj.

3. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program BPIU2K Karangasem pada tahun 2015 – 2019, rencana kerja dan anggaran tahun 2019, penetapan kinerja BPIU2K Karangasem serta pengukuran/pengelolaan kinerja BPIU2K Karangasem.

75.32

20.78 3.90

Unit Udang

Instalasi Kekerangan Tigaron

Instalasi Kekerangan KJA Sumberkima

7.79 37.66 16.88 31.17 6.49 S2 S1/D4 D3/D1 SLTA Di Bawah SLTA

(10)

4. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU) BPIU2K Karangasem serta evaluasi dan analisis kinerja tahun 2019. Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang kinerja anggaran.

5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan, kegagalan serta permasalahan dan kendala utama. Dalam bab ini juga disampaikan saran pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada triwulan berikutnya berupa perbaikan perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan.

(11)

BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN

KINERJA

2.1.

Rencana Strategis Tahun 2015-2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun 2015 – 2019 yang telah ditetapkan melalui Perpres No. 2 tahun 2015, telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan berbagai bidang secara berkelanjutan. Perikanan Budidaya, dengan potensi dan keunggulan karakteristik yang ada, diyakini mampu memberi kontribusi pada 9 agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing dan berkelanjutan. Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya, lebih lanjut dituangkan dalam Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan Budidaya 2015 – 2019, yang merupakan kesinambungan dari Renstra 2010 – 2014, serta disesuaikan dengan perubahan kondisi eksternal dan internal perikanan budidaya guna menjawab tantangan global. Pembangunan perikanan budidaya pada hakekatnya adalah upaya yang sistematis dan terencana oleh seluruh pemangku kepentingan untuk mengubah suatu kondisi perikanan budidaya menjadi lebih baik, melalui pemanfaatan sumberdaya secara optimal, efektif, efisien dan akuntabel guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Dalam rangka mendukung terwujudnya pembangunan perikanan dan kelautan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel di bidang produksi induk udang unggul dan kekerangan, diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui program dan kegiatan yang dilakukan. Selaras dengan visi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun 2015-2019, yaitu “Mewujudkan Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan Berbasiskan Kepentingan Nasional”, BPIU2K Karangasem menetapkan visinya di tahun Tahun 2015 – 2019 sebagai berikut: “Penyedia Induk Berkualitas Unggul yang Handal dan Bertanggungjawab”. Dalam rangka mewujudkan visinya, BPIU2K Karangasem menetapkan misi sebagai berikut :

1) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel 2) Memberikan pelayanan profesional dan berorientasi pada kepuasan pelanggan

3) Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dalam rangka terwujudnya BPIU2K Karangasem sebagai rujukan nasional di bidang pengelolaan induk udang unggul dan kekerangan

4) Mewujudkan BPIU2K sebagai rujukan nasional di bidang pengelolaan induk udang unggul dan kekerangan

Tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya akan dicapai melalui sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2015 - 2019. Sasaran Strategis sebagaimana pada Peta Strategi BPIU2K Karangasem Tahun 2019 seperti pada gambar di bawah.

(12)

Gambar 4. Peta Strategi BPIU2K Karangasem Tahun 2019

Berdasarkan Peta Strategi tersebut, maka sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam 4 (empat) perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut :

Stakeholder Perspective

1. Terwujudnya kesejahteraan masyakarat perikanan budidaya, dengan Indikator Kinerja : Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi);

Customer Perspective,

1. Terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan Indikator Kinerja :

a. Nilai PNBP BPIU2K Karangasem; b. Jumlah tenaga teknis binaan;

Internal Process Perspective

1. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumber daya perikanan budidaya yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, dengan Indikator Kinerja :

a. Jumlah bantuan benih ikan payau; b. Jumlah produksi induk unggul; c. Jumlah bantuan benih ikan laut;

d. Jumlah unit pembenihan komoditas ekspor yang dinilai sertifikasi CPIB; e. Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya; f. Jumlah bantuan benih untuk restocking;

g. Persentase jumlah sarana prasarana produksi yang siap pakai dibandingkan sarana prasarana produksi yang tersedia;

(13)

2. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya perikanan budidaya yang profesional dan partisipatif, dengan Indikator Kinerja: Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIU2K Karangasem.

Learning & Growth Perspective

1. Terwujudnya ASN BPIU2K Karangasem yang kompeten, profesional dan berintegritas, dengan Indikator Kinerja: Indeks profesionalitas ASN lingkup BPIU2K Karangasem.

2. Tersedianya manajemen pengetahuan BPIU2K Karangasem yang handal dan mudah diakses, dengan Indikator Kinerja: Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%).

3. Terwujudnya birokrasi BPIU2K Karangasem yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima, dengan Indikator Kinerja : Persentase pemenuhan dokumen AKIP lingkup BPIU2K Karangasem.

4. Terkelolanya anggaran pembangunan BPIU2K Karangasem secara efisen dan akuntabel, dengan Indikator Kinerja:

a. Nilai Kinerja Anggaran BPIU2K Karangasem;

b. Batas tertinggi persentase nilai temuan LHP BPK atas LK BPIU2K Karangasem dibandingkan realisasi anggaran BPIU2K Karangasem TA. 2018

2.2.

Penetapan Kinerja Tahun 2019

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu, dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus perjanjian kinerja adalah untuk: (1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; (2) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (3) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja. Penetapan Kinerja Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem tahun 2019, secara rinci sebagai berikut:

2.3.

Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2019

Pengukuran tingkat capaian IKU dilakukan dengan berpedoman pada formula penghitungan yang telah ditetapkan dalam Informasi indikator kinerja atau Manual IKU. Selanjutnya nilai capaian tersebut dihitung dengan membandingkan antara realisasi capaian dengan target yang telah ditetapkan.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan secara berkala melalui penyusunan laporan kinerja Triwulanan yang didukung dengan impelementasi Aplikasi BSC ”Kinerjaku” yang merupakan Sistem Aplikasi Pengukuran Kinerja berbasis informasi teknologi.

(14)
(15)

BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1.

Capaian Kinerja Organisasi

Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2019 sebagaimana Perjanjian Kinerja (PK) Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem menitikberatkan pada 8 (delapan) Sasaran Strategis dengan 16 (enam belas) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi BPIU2K Karangasem. Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective. Hasil pengukuran kinerja inilah yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja (LKj) BPIU2K Karangasem.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sampai dengan Tahun 2019 Triwulan I, capaian rata-rata Indikator Kinerja Utama (IKU) dari keempat perspektif tersebut adalah sebesar …% terhadap terhadap target tahunan, sehingga dapat dikatakan kinerja yang dihasilkan sudah baik. Sedangkan berdasarkan sistem pelaporan pada aplikasi “kinerjaku.kkp.go.id” diperoleh Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) sebesar 110,70 %. Adapun rekapitulasi capaian kinerja Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem pada Tahun 2019 Triwulan I seperti pada tabel berikut.

Tabel 1. Capaian Sasaran Strategis BPIU2K Karangasem Tahun 2019 Triwulan I

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUNAN TARGET TW 1 REALISASI % REALISASI TAHUNAN % REALISASI TW 1 STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Perikanan Budidaya 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 103 103 102,03 99,06 99,06 CUSTOMER PERSPECTIVE 2 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang bertanggung jawab dan berkelanjutan 2 Nilai PNBP BPIU2K Karangasem (Rp) 443.273.000 110.818.250 148.173.345 33,43 133,71 3 Jumlah tenaga teknis binaan (orang) 235 60 73 31,06 121,67

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

3 Terselenggaran ya tata kelola pemanfaatan SDKP yang berdaya saing dan berkelanjutan 4 Jumlah bantuan benih ikan payau (ekor) 33.000.000 1.000.000 1.000.000 3,03 100 5 Jumlah produksi induk unggul (ekor) 88.000 22.000 22.500 25,57 102,27 6 Jumlah bantuan benih ikan laut (ekor) 2.000.000 500.000 1.000.000 50 200 7 Jumlah unit pembenihan komoditas ekspor yang dinilai sertifikasi CPIB (unit) 1 - - - - 8 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) 2 - - - - 9 Jumlah bantuan benih untuk restocking (ekor) 15.000 - - - -

(16)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUNAN TARGET TW 1 REALISASI % REALISASI TAHUNAN % REALISASI TW 1 10 Persentase jumlah sarana prasarana produksi yang siap pakai dibandingkan sarana prasarana produksi yang tersedia (%) 80 80 100 125 125 4 Terselenggara-nya pengendalian dan pengawasan SDKP yang profesional dan partisipatif 11 Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIU2K Karangasem (sampel) 2.000 500 695 34,75 139

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE

5 Terwujudnya ASN DJPB yang kompeten, profesional dan berintegritas 12. Indeks profesionalitas ASN lingkup BPIU2K Karangasem 71 - - - - 6 Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses 13. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 80 50 58,28 72,85 116,56 7 Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 14. Persentase pemenuhan dokumen AKIP lingkup BPIU2K Karangasem (%) 100 100 100 100 100 8 Terkelolanya anggaran pembangunan BPIU2K Karangasem secara efisien dan akuntabel 15. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran lingkup BPIU2K Karangasem 87 86 100 114,94 116,28 16. Batas tertinggi persentase nilai temuan LHP BPK atas LK BPIU2K Karangasem dibandingkan realisasi anggaran BPIU2K Karangasem TA 2018 (%) 1 - - - -

(17)

3.2.

Analisis Capaian Kinerja

Analisis capaian kinerja dilakukan pada setiap pernyataan kinerja Sasaran Strategis dan indikator kinerja untuk setiap Perspektif sebagai berikut :

S

S

T

T

A

A

K

K

E

E

H

H

O

O

L

L

D

D

E

E

R

R

S

S

P

P

E

E

R

R

S

S

P

P

E

E

C

C

T

T

I

I

V

V

E

E

3.2.1.

Sasaran Srategis (SS-1) : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat perikanan

budidaya

Sasaran Strategis Terwujudnya kesejahteraan masyarakat perikanan budidaya merupakan tujuan dari program Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, salah satu indikator kinerja utama dari sasaran ini, yaitu :

A. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi) merupakan alat ukur kesejahteraan pembudidaya yang diperoleh dari perbandingan besarnya harga yang diterima oleh pembudidaya dengan harga yang dibayarkan oleh pembudidaya. Angka capaian NTPi diperoleh dari Badan Pusat Statistik yang diolah oleh KKP dan dilaporkan secara berkala setiap bulannya.

Berdasarkan hasil pemantauan di 34 provinsi di Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata capaian NTPi periode bulan Januari s.d Maret 2019 adalah sebesar 102,3 atau tercapai sebesar 99,06 % dari target Tahun 2019 Triwulan I yang telah ditetapkan yaitu sebesar 103. Pada Triwulan I ini rata-rata NTPi di 34 provinsi di Indonesia berada si atas 100 kecuali provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa usaha perikanan budidaya dapat memberikan keuntungan bagi pelaku usahanya.

Kontribusi BPIU2K Karangasem dalam peningkatan NTPi yaitu melalui kegiatan produksi benih dan induk bermutu ikan air payau dan benih bermutu ikan air laut yang didistribusikan ke masyarakat dalam bentuk bantuan pemerintah. Bantuan benih dan induk udang vaname hasil produksi BPIU2K Karangasem yang diserahkan kepada kelompok-kelompok pembudidaya akan mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh pembudidaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh pembudidaya dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya.

Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) yaitu melanjutkan pelaksanaan program bantuan benih bermutu baik benih ikan air payau maupun benih ikan air laut. Di samping itu monitoring dan evaluasi terhadap bantuan yang telah diberikan akan dilakukan lebih intens sehingga hasil yang dicapai lebih baik dari periode sebelumnya.

(18)

Tabel 2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

Nama SS :Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya Nama Indikator : Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

103 102,03 99,06 99,90 102,13 97,23 101,88 103 99,06

C

C

U

U

S

S

T

T

O

O

M

M

E

E

R

R

P

P

E

E

R

R

S

S

P

P

E

E

K

K

T

T

I

I

F

F

3.2.2.

Sasaran Srategis (SS-2) : Terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan

budidaya yang bertanggungjawab dan berkelanjutan

A. Nilai PNBP BPIU2K Karangasem (Rp)

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang Pedoman Umum dan PNBP Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 tahun 2015 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka sumber PNBP lingkup BPIU2K Karangasem adalah PNBP Non SDA yakni PNBP yang berasal dari penjualan hasil usaha budidaya dan imbalan jasa lingkup BPIU2K Karangasem. PNBP ini terdiri dari : (i) Penjualan Hasil Perikanan Budidaya; (ii) Jasa Penggunaan Laboratorium; (iii) Jasa Penggunaan Fasilitas; dan (iv) Jasa Fasilitas Lainnya.

Target “Nilai PNBP BPIU2K Karangasem” pada tahun 2019 adalah sebesar Rp 443.273.000,- Pada Triwulan I, capaian IKU ini mencapai Rp 148.173.345,- atau 133,71 % dari target Triwulan I. Jika dibandingkan dengan capaian PNBP Tahun 2018 Triwulan I senilai Rp 111.937.000,- maka capaian PNBP Triwulan I Tahun 2019 ini mengalami kenaikan sebesar 32,37 %.

Tabel 3. Nilai PNBP BPIU2K Karangasem (Rp)

Nama SS : Terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang bertanggungjawab dan berkelanjutan Nama Indikator : NIlai PNBP BPIU2K Karangasem (Rp)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

110.818.250 148.173.345 133,71 111.937.000 132,37 111,94 119,45 443.273.000 33,43

Realisasi nilai PNBP BPIU2K Karangasem pada tahun 2019 Triwulan I senilai Rp 148.173.345,- berasal dari penerimaan fungsional Rp 139.035.500,- dan penerimaan

umum Rp 9.137.845,-. Penerimaan fungsional diperoleh dari hasil penjualan naupli, benih dan induk udang vaname, serta udang konsumsi. Sedangkan penerimaan umum diperoleh dari pendapatan sewa rumah dinas Rp 720.000,- ; pendapatan pengembalian belanja pegawai pusat TAYL (tahun 2018) Rp 838.994,- ; dan pendapatan pengembalian belanja modal TAYL (tahun 2018) Rp 7.578.851,-. Rincian realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Triwulan I tahun 2019 dapat dilihat

(19)

pada tabel di bawah.

Tabel 4. Jumlah penerimaan dan penyetoran PNBP BPIU2K Karangasem Tahun 2019 Triwulan I Jenis Belanja & Kode MAK Bulan Pendapatan Sewa Rumah Dinas/ Rumah Negeri Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL Pendapatan Penjualan Hasil Perternakan dan Perikanan Jasa Lab JUMLAH (425131) (425911) (425911) (425112) (425289) Januari 240.000,- 838.994- 19.248.000,- 20.326.994,- Februari 240.000,- 7.578.851- 59.425.000,- 67.243.851,- Maret 240.000,- 60.362.500,- 60.602.500,- Jumlah 720.000,- 838.994,- 7.578.851,- 139.035.500,- 148.173.345-

Anggaran yang digunakan untuk mendukung capaian realisasi indikator kinerja Nilai PNBP BPIU2K Karangasem pada Triwulan I sebesar Rp 660.653.559,- dengan realisasi capaian IKU mencapai 33,43 %.

Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator kinerja Nilai PNBP BPIU2K Karangasem adalah meningkatkan hasil produksi induk dan benih udang vaname, tiram mutiara dan kerang abalone untuk dijual ke masyarakat, menyebarluaskan keberadaan laboratorium uji BPIUK Karangasem yang sudah terakreditasi KAN dalam rangka meningkatkan jumlah penerimaan layanan sampel uji, serta melengkapi fasilitas di rumah dinas dalam rangka meningkatkan pelayanan sewa rumah dinas. Ketiganya merupakan sumber utama PNBP di BPIU2K Karangasem.

B. Jumlah Tenaga Teknis Binaan (orang)

Sebagai instansi perikanan budidaya, BPIU2K Karangasem memberikan berbagai pelayanan bagi stakeholder yang ingin meningkatkan kompetensi dan menjadikan BPIU2K Karangasem sebagai tempat pembelajaran baik berupa praktek kerja lapangan (PKL), praktek kerja industri (Prakerin), magang, penelitian, maupun kunjungan lapangan oleh pelajar, mahasiswa, pembudidaya, maupun masyarakat umum lainnya. Pelayanan dan pembinaan yang diberikan berupa pembelajaran tentang teknik budidaya udang vaname, tiram mutiara, dan kerang abalone.

“Jumlah Tenaga Teknis Binaan” merupakan indikator kinerja baru meskipun kegiatan teknis pembinaan telah berlangsung pada tahun-tahun sebelumnya, namun belum menjadi salah satu indikator kinerja utama di BPIU2K Karangasem. Pada tahun 2019 ini target “Jumlah Tenaga Teknis Binaan” sebanyak 235 orang dan terealisasi sejumlah 73 orang atau tercapai 121,67 % dari 60 orang yang ditargetkan pada tahun 2019 Triwulan I. Karena IKU Jumlah Tenaga Teknis Binaan merupakan IKU baru maka capaian pada tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel 5. Jumlah tenaga teknis binaan (orang)

IKU Baru

Nama SS : Terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang bertanggungjawab dan berkelanjutan Nama Indikator : Jumlah tenaga teknis binaan (orang)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

60 73 121,67 - - - - 235 31,06

Pelayanan teknis melalui PKL, magang, penelitian, kunjungan, dan pendampingan teknis penerima bantuan benih dan induk di BPIU2K Karangasem pada tahun 2019 Triwulan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(20)

Tabel 6. Daftar tenaga teknis binaan BPIU2K Karangasem tahun 2019

No. Asal Instansi Peserta (Orang)

1 PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi 13

2 Universitas Gajah Mada 8

3 Universitas Riau 8

4 Universitas Teknologi Sumbawa 4

5 Universitas Mataram 4

6 Universitas Muhammadiyah Malang 12

7 Universitas Udayana 3

8 Dinas Perikanan Gresik 5

9 Pokdakan Ijo Gading Jembrana 13

10 UPTD BPBLP DKP Prov. Gorontalo 3

JUMLAH 73

Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator kinerja Jumlah Tenaga Teknis Binaan adalah menyebarluaskan informasi layanan kegiatan magang/ PKL/penelitian/kunjungan di BPIU2K Karangasem melalui media sosial dan website pelayanan publik BPIU2K Karangasem, meningkatkan kompetensi pegawai BPIU2K Karangasem selaku pembimbing lapangan, serta melengkapi fasilitas di rumah dinas/mess untuk tempat tinggal peserta magang/PKL/penelitian.

I

I

N

N

T

T

E

E

R

R

N

N

A

A

L

L

P

P

R

R

O

O

C

C

E

E

S

S

S

S

P

P

E

E

R

R

S

S

P

P

E

E

C

C

T

T

I

I

V

V

E

E

3.2.3.

Sasaran Srategis (SS-3) : Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan

sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan

A. Jumlah Bantuan Benih Ikan Payau (ekor)

Program bantuan benih ikan adalah salah satu kegiatan prioritas andalan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Bantuan benih bermutu dihasilkan dari induk unggul pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) yang pelaksanaannya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT). Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem sebagai salah satu UPT DJPB turut mendukung program tersebut dan menjadikan program bantuan benih ini sebagai salah satu indikator kinerjanya. Dengan adanya program bantuan benih kepada masyarakat pembudidaya diharapkan akan berdampak pada input peningkatan produksi perikanan budidaya dengan mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh pembudidaya. Pada tahun 2019 ini BPIU2K Karangasem menargetkan jumlah bantuan benih ikan payau sebanyak 33.000.000 ekor benih udang vaname yang akan didistribusikan ke masyarakat.

Agar bantuan yang diberikan tepat sasaran, maka sebelumnya dilakukan identifikasi dan verifikasi kelompok pembudidaya calon penerima bantuan benih yang telah diusulkan oleh Dinas Perikanan setempat. Tim Bantuan Pemerintah BPIU2K Karangasem memeriksa

(21)

kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan (syarat administratif), serta meninjau lokasi dan kesiapan lahan budidaya pada masing-masing kelompok calon penerima bantuan benih (syarat teknis). Apabila syarat administratif dan teknis terpenuhi maka akan dilakukan penjadwalan penyaluran bantuan benih.

Pada Tahun 2019 Triwulan I, jumlah bantuan benih ikan payau yang telah didistribusikan oleh BPIU2K Karangasem ke masyarakat sebanyak 1 juta ekor yang diserahkan kepada Pokdakan Ijo Gading di Desa Loloan Timur Kec. Jembrana Kab. Negara - Bali. Realisasi tersebut menjadikan target triwulanan indikator jumlah bantuan benih tercapai 100 %. Meskipun demikian, capaian tersebut baru memenuhi 3,03 % dari target jumlah bantuan benih pada tahun 2019.

Tabel 7. Jumlah bantuan benih ikan payau (ekor)

Nama SS : Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan

berkelanjutan

Nama Indikator : Jumlah bantuan benih ikan payau (ekor)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

1.000.000 1.000.000 100 3.702.680 27 123,42 123,42 33.000.000 3,03 Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator Jumlah Bantuan Benih Ikan Payau yaitu meningkatkan produksi benih udang vaname bermutu untuk memenuhi target jumlah bantuan yang akan disalurkan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Juga perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap bantuan yang telah disalurkan ke pembudidaya secara rutin dan berkala agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

Dalam mendukung capaian realisasi indikator kinerja Jumlah Bantuan Benih Ikan Payau,

sampai dengan Triwulan I BPIU2K Karangasem menggunakan anggaran sebesar Rp 442.295.041,- dengan realisasi capaian IKU mencapai 3,03 % dari target tahunannya.

B. Jumlah Produksi Induk Unggul (ekor)

Selain menghasilkan benih bermutu, BPIU2K Karangasem juga memiliki tugas pokok memproduksi induk unggul udang dan kekerangan. Target jumlah produksi induk unggul di BPIU2K Karangasem pada tahun 2019 sebanyak 88.000 ekor. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan target tahun 2018 sebanyak 90.000 ekor dikarenakan adanya penurunan jumlah anggaran untuk produksi induk unggul.

Sampai dengan tahun 2019 Triwulan I, BPIU2K Karangasem telah menghasilkan induk unggul sebanyak 22.500 ekor calon induk udang vaname ukuran 20-30 gram. Realisasi tersebut telah memenuhi target Triwulan I sebesar 22.000 ekor (102,27 %), atau tercapai 25,57 % dari target tahunannya.

(22)

Tabel 8. Jumlah produksi induk unggul (ekor)

Nama SS : Terselenggaranya tata kelola pemnafaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan

berkelanjutan

Nama Indikator : Jumlah produksi induk unggul (ekor)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

22.000 22.500 102,27 32.255 69,76 107,52 95,12 88.000 25,57 Sebagai satu-satunya broodstock center udang vaname nasional, BPIU2K Karangasem dituntut untuk menghasilkan induk vaname nusantara yang berkualitas. Saat ini performa vaname nusantara terkait pertumbuhan, ketahanan terhadap penyakit, dan sifat adaptif dengan lingkungan sudah bisa disejajarkan dengan induk impor. Hanya tingkat keseragaman yang masih harus terus ditingkatkan dengan cara memperketat proses seleksi benih calon induk. Dengan program pemuliaan udang vaname (breeding program) yang dilakukan di BPIU2K Karangasem, diharapkan performa induk hasil pemuliaan semakin meningkat sehingga respon di tingkat pengguna juga meningkat. Dalam mendukung capaian realisasi indikator kinerja Jumlah Produksi Induk Unggul,

anggaran yang digunakan BPIU2K Karangasem sampai dengan Triwulan I 2019 sebesar Rp 219.648.268 dari pagu senilai Rp 5.070.792.000 dengan realisasi capaian IKU mencapai

25,57 % dari target tahunannya.

Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator Jumlah Produksi Induk Unggul yaitu meningkatkan produksi induk udang vaname, kerang abalone, dan tiram mutiara dengan penerapan biosecurity secara ketat serta manajemen kualitas air dan lingkungan yang baik.

C. Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut (ekor)

Pada tahun 2019, “Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut” merupakan indikator kinerja baru di BPIU2K Karangasem meskipun kegiatan penyaluran bantuan benih ikan laut telah dilaksanakan sejak tahun sebelumnya namun belum menjadi indikator kinerja utama pada saat itu. Target Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut pada tahun 2019 sebanyak 2.000.000 ekor. Sampai dengan Triwulan I,

BPIU2K Karangasem telah mendistribusikan jumlah bantuan benih ikan laut berupa spat tiram mutiara ke masyarakat sebanyak 1 juta ekor atau 200 % dari jumlah bantuan benih ikan laut yang ditargetkan pada Triwulan I ini. Capaian tersebut sudah mencapai 50 % dari target tahunan indikator Jumlah

(23)

Bantuan Benih Ikan Laut. Kelompok penerima bantuan benih/spat tiram mutiara ukuran 1-1,5 mm dari BPIU2K Karangasem adalah Kelompok Civo Putra yang beralamat di Desa Pulau Kaung Kec. Buer Kab. Sumbawa - NTB. Dengan benih/spat bantuan tersebut diharapkan dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh pembudidaya dan akan berdampak pada input peningkatan produksi perikanan budidaya.

Karena IKU Jumlah Bantuan Benih ikan Laut merupakan IKU baru maka capaian pada tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel 9. Jumlah bantuan benih ikan laut (ekor)

IKU Baru

Nama SS : Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan

berkelanjutan

Nama Indikator : Jumlah bantuan benih ikan laut (ekor)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

500.000 1.000.000 200 - - - - 2.000.000 50

Dalam mendukung capaian realisasi indikator kinerja Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut,

sampai dengan Triwulan I BPIU2K Karangasem menggunakan anggaran sebesar Rp 34.575.000,- dengan realisasi capaian IKU mencapai 50 % dari target tahunannya.

Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut yaitu meningkatkan produksi benih tiram mutiara dengan manajemen pakan alami, kualitas air dan lingkungan yang baik sehingga benih yang dihasilkan dapat memenuhi target jumlah bantuan yang akan disalurkan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Di samping itu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap bantuan yang telah disalurkan ke pembudidaya secara rutin dan berkala sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal.

D. Jumlah Unit Pembenihan Komoditas Ekspor yang Dinilai Sertifikasi CPIB (unit)

Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas serta berkembangnya isu-isu internasional akhir-akhir ini menimbulkan tantangan multi dimensi yang harus dihadapi dalam pengembangan usaha perikanan budidaya, antara lain: (1) perdagangan global yang sangat kompetitif, (2) ketatnya persyaratan mutu dan keamanan pangan yang ditetapkan oleh negara-negara pengimpor, (3) tuntutan konsumen dalam dan luar negeri terhadap mutu, penganekaragaman jenis, bentuk produk dan cara penyajian, dan (4) tuntutan untuk melaksanakan tata acara budidaya ikan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (responsible sustainable aquaculture).

Untuk melaksanakan kegiatan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan, maka penerapan tata cara budidaya yang bertanggung jawab harus dimulai dari kegiatan pembenihan sampai dengan pembesarannya. Dalam hal ini selain jumlah yang mencukupi, mutu benih juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya. Benih yang bermutu dicirikan antara lain: pertumbuhan cepat, seragam, sintasan tinggi, adaptif terhadap lingkungan pembesaran, bebas parasit dan tahan terhadap penyakit, efisien dalam menggunakan pakan, serta tidak mengandung residu bahan kimia dan obat-obatan yang dapat merugikan manusia dan lingkungan. Agar dihasilkan benih yang bermutu dan layak edar, maka dalam kegiatan usaha pembenihan harus menerapkan teknik pembenihan sesuai standar prosedur pembenihan yang baik.

(24)

Sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) merupakan suatu pedoman yang digunakan sebagai acuan bagi para pelaku usaha pembenihan ikan dalam menghasilkan benih yang bermutu. Pedoman CPIB dapat membantu pelaku usaha pembenihan dalam meningkatkan daya saing produk benih yang dihasilkan dan menjamin kelangsungan usaha pembenihan ikan. Pada tahun 2019 BPIU2K Karangasem menargetkan jumlah unit pembenihan komoditas ekspor yang dinilai sertifikasi CPIB sebanyak 1 unit.

Tabel 10. Jumlah unit pembenihan yang dinilai sertifikasi CPIB

Nama SS : Terselenggaranya tata kelola pemnafaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan

berkelanjutan

Nama Indikator : Jumlah unit pembenihan komoditas ekspor yang dinilai sertifikasi CPIB (unit)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

- - - 1 -

Pada Triwulan I ini BPIU2K Karangasem baru sampai pada tahap menerima rekomendasi/usulan dari Dinas Perikanan khususnya Dinas Perikanan Kab. Buleleng terkait calon unit pembenihan rakyat (UPR) yang akan disertifikasi CPIB. Dari rekomendasi/usulan tersebut, pada Triwulan berikutnya Tim Pengawas Perikanan BPIU2K Karangasem akan melakukan identifikasi lokasi dan verifikasi kelayakan, yang dilanjutkan dengan pembinaan/pendampingan teknis dan administratif untuk memenuhi persyaratan dilakukannya penilaian sertifikasi CPIB. Daftar UPR yang direkomendasikan untuk dilakukan pendampingan dalam rangka sertifikasi CPIB pada tahun 2019 adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Rekomendasi UPR yang akan dilakukan pendampingan dalam rangka sertifikasi CPIB

No. Nama UPR Ketua Alamat Komoditas

1 Mina Giri I Komang Gede Sastra Gumana Desa Gumbrih Kec. Pekutatan Gurami 2 Muara Indah Solikin Desa Pengambengan Kec. Negara Lele

E. Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket

teknologi)

Kerekayasaan adalah kegiatan bertahap yang secara runtun meliputi penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian. Penelitian terapan adalah kegiatan penelitian multi disiplin ilmu pengetahuan yang dapat dilanjutkan melalui kegiatan pengembangan dan perekayasaan. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru. Sedangkan perekayasaan merupakan kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan sistem, model, nilai, produk dan atau proses produksi dengan mempertimbangakan keterpaduan sudut pandang dan atau konteks teknikal, fungsional, bisnis sosial budaya dan estetika dalam suatu kelompok fungsional kerja. Pada tahun 2019 ada 2 paket teknologi terapan bidang perikanan budidaya hasil kegiatan kerekayasaan yang menjadi target indikator kinerja BPIU2K Karangasem. Sebagai langkah awal, pada Triwulan I BPIU2K Karangasem telah melaksanakan Seminar Proposal Kerekayasaan 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2019 dengan mengundang narasumber Dr Alimuddin, S.Pi, M.Sc (dari IPB) dan Ir. Maskur, M.Si (perekayasa utama DJPB). Seminar dilakukan dalam rangka untuk memperoleh masukan, saran dan informasi lainnya dari narasumber dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan rencana kerja

(25)

kegiatan kerekayasaan tahun 2019. Paket teknologi yang akan dihasilkan di BPIU2K Karangasem meliputi paket kegiatan Pemuliaan dan Produksi Udang Vaname G2 dan paket kegiatan Perekayasaan Kekerangan. Struktur organisasi kegiatan kerekayasaan juga telah dibentuk. Untuk kegiatan Pemuliaan dan Produksi Udang Vaname G2 terdiri dari 3 satuan rincian kerja atau Work Breakdown Structures (WBS) yaitu WBS Pemuliaan Udang Vaname, WBS Pembesaran Calon Induk G2 Hasil Pemuliaan dan WBS Dukungan Teknologi Aplikatif Budidaya Udang Vaname. Sedangkan kegiatan Perekayasaan Kekerangan terdiri dari 3 paket pekerjaan atau work package (WP) yang meliputi WP Aplikasi Sarang Tawon (Honey Comb) dalam Pemeliharaan Larva Abalone, WP Budidaya Tiram Mutiara Hasil Persilangan Beberapa Sumber Induk pada Kedalaman Berbeda, serta WP Budidaya Abalone Tersuspensi di KJA Sumberkima.

Tabel 12. Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya

Nama SS : Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan

berkelanjutan

Nama Indikator : Jumlah hasil perekayasaan teknolgoi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2019 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

- - - 2 -

Dalam mendukung capaian realisasi indikator kinerja Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya, sampai dengan Triwulan I BPIU2K Karangasem telah menggunakan anggaran sebesar Rp 43.625.418,- untuk penyelenggaraan Seminar Proposal Kerekayasaan 2019.

Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya adalah melaksanakan kegiatan kerekayasaan itu sendiri yang diawali dengan pengadaan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan kerekayasaan dimaksud. Ditargetkan kegiatan kerekayasaan 2019 di BPIU2K Karangasem akan terpenuhi pada Triwulan IV.

F. Jumlah Bantuan Benih untuk Restocking (ekor)

Kegiatan restocking merupakan upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam memulihkan populasi stok ikan di alam dengan cara menebar benih hasil pembenihan ke lingkungan aslinya. Pada tahun 2019 BPIU2K Karangasem menargetkan akan melakukan restocking benih abalone sejumlah 15.000 ekor. Pada Triwulan I ini BPIU2K Karangasem telah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan Kab. Buleleng terkait calon lokasi dilakukannya restocking abalone mengingat pemilihan lokasi restocking merupakan salah satu hal yang sangat penting guna keberhasilan proses restocking. Hasil identifikasi dan verifikasi yang dilakukan oleh Tim Restocking, Pantai Penimbangan di Kabupaten Buleleng menjadi kandidat lokasi restocking abalone mengingat daerah ini merupakan habitat asli abalone.

(26)

Perairan Penimbangan dulunya merupakan penghasil abalone, namun populasi abalone sudah mulai menipis sehingga perlu dilakukan optimalisasi ketersediaan stok di alam. Peran serta masyarakat setempat juga menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi restocking. Masyarakat setempat berperan dalam menjaga benih-benih abalone yang akan ditebar sehingga terhindar dari penangkapan liar sebelum populasi di alam mengalami pemulihan agar tujuan kegiatan restocking dapat tercapai.

Tabel 13. Jumlah bantuan benih untuk restocking (ekor)

Nama SS : Terselenggaranya tata kelola pemnafaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan

berkelanjutan

Nama Indikator : Jumlah bantuan benih untuk restocking (ekor)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

- - - 15.000 -

Dalam mendukung capaian realisasi indikator kinerja Jumlah Bantuan Benih untuk Restocking, sampai dengan Triwulan I ini BPIU2K Karangasem telah menggunakan anggaran sebesar Rp 39.980.000,- untuk memproduksi benih abalone yang akan ditebar ke alam. Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator Jumlah Bantuan Benih untuk Restocking adalah menyiapkan benih abalone yang akan ditebar ke alam sejumlah 15.000 ekor sehingga target pelaksanaan restocking pada awal Triwulan II dapat tercapai sesuai rencana.

G. Persentase Jumlah Sarana Prasarana Produksi yang Siap Pakai Dibandingkan Sarana

Prasarana Produksi yang Tersedia (%)

Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem bertugas memproduksi induk unggul dan benih bermutu komoditas udang vaname, kerang abalone, dan tiram mutiara. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka diperlukan pengelolaan sarana dan prasarana produksi yang baik. Sarana produksi adalah alat yang digunakan untuk mendukung proses produksi induk dan benih sedangkan prasarana merupakan perangkat pendukung suatu proses produksi sehingga tujuan produksi dapat tercapai. Agar semua sarana prasarana produksi berfungsi secara optimal maka dilakukan perawatan dan pemeliharaan secara rutin sehingga selalu dalam kondisi siap pakai dan dapat digunakan dalam waktu yang lama pada proses operasionalnya serta meminimalisir kerusakan.

Tabel 14. Persentase jumlah sarana prasarana produksi yang siap pakai dibandingkan sarana prasarana produksi yang tersedia

IKU Baru Nama SS : Terselenggaranya tata kelola pemnafaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan

berkelanjutan

Nama Indikator : Persentase jumlah bantuan sarana prasarana dan percontohan produksi dan usaha budidaya (%)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

(27)

Pada tahun 2019 indikator kinerja “Persentase Jumlah Sarana Prasarana Produksi yang Siap Pakai Dibandingkan Sarana Prasarana Produksi yang Tersedia” ditargetkan sebesar 80% setiap triwulannya dan target tersebut realisasi pada Triwulan I 100 % (tercapai 125 %). IKU “Persentase Jumlah Sarana Prasarana Produksi yang Siap Pakai Dibandingkan Sarana Prasarana Produksi yang Tersedia” merupakan IKU baru sehingga capaian pada tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam mendukung capaian realisasi indikator kinerja Persentase Jumlah Sarana Prasarana Produksi yang Siap Pakai Dibandingkan Sarana Prasarana Produksi yang Tersedia, BPIU2K Karangasem telah menggunakan anggaran sebesar Rp 145.239.600,- sampai dengan Triwulan I.

Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator Persentase Jumlah Sarana Prasarana Produksi yang Siap Pakai Dibandingkan Sarana Prasarana Produksi yang Tersedia adalah memastikan kelayakan sarana dan prasarana untuk kegiatan operasional, melakukan pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana secara rutin dan periodik, melakukan tindakan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang rusak, serta meningkatkan fungsi sarana untuk mendukung kegiatan operasional budidaya.

3.2.4.

Sasaran Srategis (SS-4) : Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan

sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif

A. Jumlah Sampel yang Diuji Dalam Rangka Pelayanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan

Lingkungan Lingkup BPIU2K Karangasem (sampel)

Dalam rangka mendukung kegiatan produksi di BPIU2K Karangasem, diperlukan laboratorium uji yang bertujuan untuk : (a) melakukan pengukuran dan pengujian kualitas air media pemeliharaan dan lingkungan (b) mendiagnosa dan mengidentifikasi penyakit sedini mungkin baik penyakit yang disebabkan oleh parasit, bakteri, virus, maupun penyakit karena faktor kualitas air dan lingkungan (c) terpenuhinya kualitas pengujian laboratorium yang tingkat validitas dan akurasinya tinggi.

Tabel 15. Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIU2K Karangasem

Nama SS : Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan

partisipatif

Nama Indikator : Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIIU2K Karangasem (sampel)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

(28)

Pada tahun 2019 target indikator “Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIU2K Karangasem” sebanyak 2.000 sampel. Laboratorium Uji BPIU2K Karangasem yang terakreditasi KAN ISO 17025 sejak tanggal 2 April 2018 dengan nomor akreditasi LP-1190-IDN telah melakukan pengujian terhadap 695 sampel atau tercapai 139 % dari target triwulanan sejumlah 500 sampel uji. Sampel tersebut terdiri dari 254 sampel pengukuran kualitas air dengan jumlah pengujian 720 kali, 198 sampel pengujian virus diuji dengan 422 parameter, serta 243 sampel pengujian mikrobiologi yang terdiri dari sampel ALT Vibrio dan ALT Total Bakteri yang dilakukan 250 pengujian. Sampel berasal dari kegiatan pengawasan perikanan budidaya, sampel pelayanan laboratorium keliling serta sampel kegiatan monitoring yang dilakukan oleh internal BPIU2K Karangasem.

Dalam mendukung capaian realisasi indikator kinerja Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIU2K Karangasem, anggaran yang telah digunakan sampai dengan Triwulan I sebesar Rp 2.140.000,- dengan capaian 34,75 % dari target tahunannya.

Rekomendasi tindak lanjut pada triwulan berikutnya untuk indikator Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPIU2K Karangasem adalah mempertahankan KAN ISO 17025 dengan melengkapi dokumen yang lebih baik, serta penambahan ruang lingkup pengujian laboratorium melalui penambahan sarana dan peningkatan sumberdaya manusia di laboratorium BPIU2K Karangasem yang pada akhirnya dapat meningkatkan PNBP BPIU2K Karangasem dari hasil pengujian laboratorium.

L

L

E

E

A

A

R

R

N

N

I

I

N

N

G

G

A

A

N

N

D

D

G

G

R

R

O

O

W

W

T

T

H

H

P

P

E

E

R

R

S

S

P

P

E

E

C

C

T

T

I

I

V

V

E

E

3.2.5.

Sasaran Srategis (SS-5) : Terwujudnya ASN BPIU2K Karangasema yang

kompeten, profesional dan berintegritas

A. Indeks Profesionalitas ASN Lingkup BPIU2K Karangasem

Indeks Profesionalitas ASN lingkup BPIU2K Karangasem pada tahun 2019 ditargetkan sebesar 71% dan akan dihitung pada akhir tahun 2019. Pengukuran capaian indikator kinerja Indeks Profesionalitas ASN didasarkan pada 4 komponen berikut : (i) Persentase pengembangan kompetensi ASN sesuai dengan HCDP (Human Capital Development Plan), (ii) Rata-rata penilaian prestasi kinerja ASN (iii) Persentase penjatuhan hukuman disiplin ASN, dan (iv) Persentase kepatuhan penyampaian LHKPN dan LHKASN BPIU2K Karangasem. Capaian IKU saat ini belum diperoleh karena penghitungan IKU dilakukan di akhir tahun dan IKU ini merupakan IKU baru sehingga capaian pada tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

(29)

Tabel 16. Indeks Profesionalitas ASN lingkup BPIU2K Karangasem

IKU Baru

Nama SS : Terwujudnya ASN BPIU2K Karangasem yang kompeten, profesional dan berintegritas Nama Indikator : Indeks Profesionalitas ASN lingkup BPIU2K Karangasem (%)

TW I 2019 Realisasi TW I 2018 Perbandingan Realisasi TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Capaian TW I 2018 (%) Perbandingan Capaian TW I 2019 thd TW I 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Realisasi Capaian

- - - 71 -

(i) Persentase pengembangan kompetensi ASN sesuai dengan HCDP (Human Capital Development Plan)

Dalam rangka peningkatan kompetensi ASN, BPIU2K Karangasem telah mengikutsertakan pegawai di lingkungannya pada kegiatan pelatihan/seminar/ sosialisasi/studi banding sesuai bidang tugas masing-masing, antara lain:

No Keterangan Nama Waktu

1 Sosialisasi pengelolaan kearsipan Ni Wayan Anggrawati 15-17 Januari 2019 2 Studi banding pembesaran udang vaname Joko Purwanto

I Wayan Astawa Giri Sugeng Joko Purnomo Joko Sumarwan

18-19 Januari 2019

3 Sosialisasi hasil kajian akademis budidaya rumput laut

Gemi Triastutik I Gusti Putu Agung

18 Januari 2019 4 Sosialisasi pelaksanaan penilaian kembali

BMN

Bagus Rahmat Basuki Firdaus Ariansyah

24 Januari 2019 5 Peningkatan kapasitas PPSPM Hadi Utomo 7-8 Februari 2019 6 Diskusi Inovasi Akuakultur Udang Indonesia Joko Purwanto

Ngurah Sedana Yasa RA Media GSW

22-23 Februari 2019

7 Penyusunan SAKIP dan SBK 2019, serta FGD jabatan fungsional dalam mendukung kegiatan prioritas lingkup DJPB

Ngurah Sedana Yasa Muarrofah

20-23 Februari 2019

8 Sosialisasi hasil kajian akademis budidaya rumput laut

I Wayan Astawa Giri IBM Suastika Jaya

26 Februari 2019

9 Diklat PPK Nyusik Endro Y. 3-8 Maret 2019

10 Sosialiasasi TASPEN I Made Erawan 4 Maret 2019 11 Workshop pengelolaan PNBP KKP TA 2019 Ryan Yunanto 17-19 Maret 2019 12 Konsultasi aplikasi pelaporan SPT Masa dan

Pelaporan Pajak

I Andry Purwanto Ni Putu Sumaryati

18 Maret 2019

(ii) Rata-rata penilaian prestasi kinerja ASN

Setiap Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Perikanan wajib menyusun Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dengan jelas, terukur, relevan, dan memiliki target waktu. Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan target dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya. Hasil penilaian SKP digunakan sebagai salah satu faktor dalam penilaian prestasi kerja pegawai. Rata-rata nilai SKP ASN BPIU2K Karangasem pada tahun 2019 akan dihitung pada akhir tahun.

(iii) Persentase penjatuhan hukuman disiplin ASN

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, mengatur secara detil terkait dengan kewajiban dan larangan bagi ASN. Setidaknya ada 17 kewajiban dan 15 larangan bagi ASN, yang apabila dilanggar ASN bersangkutan diancam dengan hukuman disiplin. Dalam Pasal 7 ayat (1) ketentuan tersebut, jelas disebutkan tiga jenis hukuman disiplin, yakni terdiri dari hukuman disiplin ringan; hukuman disiplin sedang; dan hukuman disiplin berat.

Gambar

Gambar 3.  Jumlah pegawai BPIU2K Karangasem berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar 4.  Peta Strategi BPIU2K Karangasem Tahun 2019
Gambar 5.  Perjanjian Kinerja BPIU2K Karangasem Tahun 2019
Tabel 1.  Capaian Sasaran Strategis BPIU2K Karangasem Tahun 2019 Triwulan I
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Prakarsa kerja sama oleh Kepala SKPD/UKPD pada Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b mengutamakan pola kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal

sistem ini didukung dengan aplikasi modern. Sosialisasi ini juga harus dilakukan pada setiap tempat, hal ini bertujuan agar masyarakat yang berkepentingan atau tidak

Kalimat tunggal, atau dalam ungkapan lain juga disebut dengan kalimat dasar, telah memiliki syarat-syarat yang harus dimiliki, yang dinyatakan sebagai berikut: (a) terdiri

Teori dari Sigmund Freud dan Edler, menguraikan bahwa permainan merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah bawah sadar, yang sumbernya dari dorongan

Perlu kalian tahu bahwa konjungsi yang sama yang ada di dalam teks laporan tidak digunakan dengan cara yang sama pada teks prosedur kompleks yang akan kalian eksplorasi lebih

Dengan ini menyatakan untuk mentaati segala peraturan dalam Sayembara Pembuatan Patung Tino Sidin dalam rangka Revitalisasi Museum Taman Tino Sidin pada Satuan Kerja

Klasifikasi adalah pengelompokan fakta berdasarkan atas ciri atau kriteria tertentu. Klasifikasi ada dua jenis, yaitu klasifikasi sederhana yang mengelompokkan objek

Bisa dilihat pada Tabel diatas dalam 11 kali pengujian deteksi jarak bola pada maxarea/jarak maksimal dan minarea/jarak minimal dilakukan berulang-ulang dari titik awal