• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP MULTI AGEN CERDAS UNTUK SIMULASI PERJODOHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP MULTI AGEN CERDAS UNTUK SIMULASI PERJODOHAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

660

KONSEP MULTI AGEN CERDAS UNTUK SIMULASI PERJODOHAN

Albertus Dwiyoga Widiantoro, Pascasarjana Teknik Informatika Udinus Romi Satria Wahono, Pascasarjana Teknik Informatika Udinus

ABSTRACT

Busy working reduces the time for someone to run social relationships and interact with other people. This is often a constraint in getting the life mate. Therefore, people use mating agent to help with this problem. Currently, several mating agent provide an online service. However, based on research, the mate searching process in 14 Indonesian mating agent are ineffective because the search process is done manually so it takes a long time. In the process of search, the participants must be active and observe other client one by one. Using of the mating agent simulation game approach, which based on multi agent system, is expected to reduce the mate search time. The making of this simulation game is using some agents as in the real world. Agent consisting of active and passive participants, the message sender, the facilitator, and mating agent. Agents built using object-oriented approach so that agents working in accordance with the duties of each. Mating agent simulation game is able to minimize the active participation of the search and service providers so that the mating agent search time was faster. Matching will be done automatically in the negotiation process so that participants can find the best mate. In addition, there are some values on each parameter to make variations of mate choice.

Key word: ; Simulation Game; Multi Agent system, Negotiation; Dating 1. PENDAHULUAN

Menurut Henry [5] Pertumbuhan teknologi komunikasi yang pesat (hypercommunication) berdampak pada meningkatnya jaringan social dan globalisasi social, mempengeruhi secara signifikan hubungan kehidupan alami sehari-hari. Survey yang dilakukan oleh Brym [2] di Kanada tahun 1998 lebih dari 11.000 orang kanada diatas 14 tahun gila kerja dan mereka tidak cukup waktu untuk keluarga dan temannya.

Kesibukan dalam pekerjaan banyak menghilangkan waktu seseorang [5] dan berinteraksi dengan orang yang sama dalam pekerjaan menjadi kendala untuk mendapat pasangan hidup [7]. Kesibukan berkarier membuat kesusahan untuk bergaul di luar lingkungan kerja, sehingga ketika usia sudah tidak muda baru menyadari bahwa kehadiran teman hidup atau teman dekat begitu dibutuhkan. Namun ketika akan mencoba kesempatan dan ruang gerak menjadi sangat terbatas [6].

Teknologi komunikasi dan informasi digunakan untuk layanan biro jodoh, keakraban, persahabatan telah menjadi suatu aktivitas yang sangat popular, DiKanada 40 juta orang pada 2004 menggunakan fasilitas tersebut dan AS sekitar 20% dari pengguna internet digunakan untuk hal serupa [9].

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan terdapat 14 situs (Table 1.1) penyedia layanan biro jodoh yang berbahasa Indonesia. Dari situs-situs tersebut layanan yang disediakan cukup bervariasi. Peserta yang telah mendaftar dapat melihat peserta yang lain. Peserta mencari sendiri dengan melakukan klik terhadap peserta yang lain untuk melihat profilenya. Dalam situs-situs tersebut belum ada fasilitas otomasi yang mampu memberikan pilihan jodoh.

Peserta membutuhkan waktu yang lama melakukan pencarian satu per satu. Dengan otomatisasi diharapkan peserta sudah mendapatkan pilihan beberapa saat setelah melakukan pendaftaran.

Dari hasil survey yang hasilnya adalah tidak ada situs yang melakukan pencocokan secara otomatis, proses pencocokan dilakukan dengan manual dengan mencari dan membaca profile tiap anggota.

Model online digunakan untuk melakukan komunikasi sebelum mereka melakukan pertemuan secara fisik[1]. Menurut Madden Marry [9] mereka setuju bahwa dating online mengijinkan orang untuk menemukan yang terbaik, sehingga perlu diberikan fasilitas agar dapat berusaha memahami

(2)

lebih banyak orang. Komputer dapat memberikan layanan dalam pencocokan, dimana atributnya untuk mengidentifikasi pertukaran informasi dalam kelompok member. Dalam survery pemakai internet, 47% setuju dating online diberi fasilitas pencocokan, 38% tidak sependapat dan 15% tidak mengetahui.

Menurut Norton [10] mengatakan bahwa dalam online dating peseta percaya dan yakin kepada peserta lain jika mereka mempunyai informasi yang lebih detail satu sama lain. Untuk itu informasi yang lebih banyak harus diijinkan untuk dilihat secara detail atribut peserta.

Model pencocokan biro jodoh dapat diselesaikan menggunakan sistem yang cerdas. Sistem cerdas yang digunakan adalah multiagen sistem (Multiagent Systems atau disingkat dengan MAS). Dengan pendekatan Multiagent System dapat melakukan koordinasi secara otomatis dan tiap agen bekerja secara mandiri serta multiagent dapat mempercepat sistem.

Agen menurut kamus Webster’s New World Dictionary dalam Wahono RS[13], adalah: orang atau sesuatu yang mampu melakukan tugas dengan kapasitas tertentu untuk sesuatu atau orang lain.

Menurut Peter Stone [14] Multiagent Systems (MAS) merupakan bagian dari kecerdaan buatan (Artificial Intelligent) yang mengarah pada pengembangan sistem kompleks yang meliputi banyak agen dan mekanisme untuk melakukan koordinasi secara otomatis dari agen yang mandiri. Multi agen ditugaskan untuk mengendalikan perbedaan kepemilikan informasi. Multi agen mampu mempercepat suatu operasi sistem dengan menyediakan suatu metoda perhitungan paralel.

2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Proses pencarian jodoh pada sistem biro jodoh tidak efektif karena proses pencarian dan negosiasi jodoh memerlukan waktu yang lama

2. Dibutuhkan fasilitas pencocokan dan percepatan proses negosisi menggunakan multi agent agar peserta mendapatkan menemukan yang terbaik

3. TUJUAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Membuat efektif dalam pencarian jodoh sehingga waktu pencarian semakin cepat

2. Membuat fasilitas menggunakan konsep multi agen dalam pencocokan dan percepatan negosiasi sehingga peserta dapat menemukan yang terbaik.

Kerangka Pikir

(3)

662

Penelitian ini diawali dari pengamatan awal bahwa terdapat 14 situs di Indonesia yang bergerak pada usaha biro jodoh. Dari data tersebut proses pencarian pasangan atau jodoh dilakukan secara manual dengan mencari satu per satu data yang dimungkinkan untuk menjadi jodoh. Sistem ini sangat membutuhkan waktu yang lama dalam mencarian.

Permasalahan tersebut diatas dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan game simulasi digabung dengan multiagent, AOAD.

Pembuatan game simulasi tersebut menggunakan Java programming berbasis Java SE, dengan analisa OOP menggunakan UML dengan menggunakan pengetesan whitebox dan blackbox testing. Game yang sudah dibangun dapat diujian menggunakan pretest posttest dengan mengambil responden secara acak yang terdiri dari kaum muda.

Dari hasil tersebut diatas didapatkan perbedaan hasil antara menggunakan game simulasi berbasis multiagent dibandingkan yang tidak menggunakan multi agent.

Dengan menggunakan pendekatan game simulasi berbasis multi agent dan dengan konsep pengembangan game, diharapkan proses mencarian menjadi lebih singkat dan mendapatkan jodoh secara otomatis.

4. PERANCANGAN GAME (Game Design)

Game simulasi biro jodoh dirancang dengan menggunakan intelligent agent untuk mengotomatisasi proses negosiasi dalam pencarian jodoh. Dengan bantuan agent cerdas peserta bisa saling berinteraksi dan bernegosiasi untuk mendapatkan pilihan yang tepat.

Dalam perencaan game ini memiliki beberapa tahapan antara lain: object oriented design,

story board game, rule base game, interfase game.

4. 1.

Format Game

Game yang dibuat berbasis text yang berbasis inteligent agent. Dengan menggunakan software Java yang berbasis object oriented dengan disusun agen-agen yang mampu saling mengirimkan pesan/informasi untuk melakukan simulasi biro jodoh.

4. 2. Pengembangan Game

Dalam pengembangan game simulasi ini menggunakan metode AOAD (Agent-Oriented Analysis dan Design), yang merupakan pengembangan dari metode OOAD (Agent-Oriented Analysis dan Design). Ada kemiripan antara paradigma object orientasi (object-oriented (OO) paradigm) dengan paradigma agent orientasi (agent-oriented paradigm). Sistem perangkat lunak yang dirancang menenggunakan pendekatan agen dapat diimplementasikan menggunakan Object-Oriented (OO) karena memiliki pendekatan yang sama pada analisis dan design. Untuk perancangan menggunakan usecase diagram, perancangan database, uji normalisasi dan perancangan antar muka (user interface).

Rule Base

(4)

Gambar 2. adalah alur dari proses pencarian biro jodoh. Peserta yang telah melakukan penginputan data diri dan data keinginan menentukan pilihan menjadi peserta aktif. Peserta aktif akan mencari jodoh melalui agent fasilitator. Agent fasilitator mendengar dan meneruskan ke biro jodoh untuk mendapatkan data yang dipesan. Biro jodoh menawarkan melalui vasilitator untuk melakukan negosiasi.

Pada proses negosiasi mengambil data dari database dan menggunakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Proses negosiasi memberikan bobot pada setiap item yang dinegosiasikan. Bobot yang telah dihitung menghasilkan dua laporan yaitu peserta yang diterima dan peserta yang ditolak.

5. ANALISIS

5. 1. Implementasi Game Simulasi Biro Jodoh

Implementasi terhadap game simulasi biro jodoh dilakukan pada tanggal 1 – 9 Juni 2009 dengan mendapatkan peserta sejumlah 150 orang. Peserta diambil secara acak dengan mengambil sampel alumni dan mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang serta peserta umum yang datang pada kisaran tanggal tersebut.

Peserta menginputkan data pribadi dari komputer yang telah disediakan dan memainkan proses simulasi.

Pada proses ini analisa dilakukan setelah mendapatkan peserta yang memenuhi kriteria. Proses simulasi dilakukan sendiri secara acak oleh menguji dengan menggunakan sampel yang sudah ada. 5. 2. Pengukuran

Pengukuran penelitian Game Simulasi Biro Jodoh menggunakan metode Pretest dan Postest dengan membandingkan kinerja antara situs pencari jodoh dengan game simulasi yang dibuat hasilnya sebagai berikut:

5. 3. Perbandingan registrasi

Perbandingan registrasi untuk 14 situs dengan fitur yang hampir sama rata-rata membutuhkan waktu 6.04 menit. Dengan menggunakan game simulasi biro jodoh rata-rata membutuhkan waktu 4 menit.

Tabel 1. Perbandingan Registrasi

Aktifitas perbandingan waktu akses dalam rata-rata

14 situs Game simulasi

proses registrasi dalam menit 6.07 4

(5)

664

5. 4. Perbandingan Pencarian Jodoh

Tabel 2. Perbandingan Pencarian Jodoh

Aktifitas Perbandingan waktu pencarian

a. Pencarian jodoh 14 situs Agen cerdas (menit) Tidak ada (mencari secara

manual)

0:00:06

Perbandingan waktu dalam pencarian jodoh sangat berbeda, karena dalam pencarian di 14 situs tidak terdapat fasilitas dalam pencarian. Sehingga pencari harus memilih satu-satu berdasarkan fotonya dan data diri yang ditampilan. Sementara dalam pencarian menggunakan agen cerdas untuk mendapatkan satu orang pasangan membutukan waktu rata 6 detik.

5.4. Perbandingan Pembobotan

Model pembobotan pada kriteria tertentu dengan menambah atau mengurani nilai bobot dapat meningkatkan game simulasi ini menjadi lebih menarik.

Dalam pengujian ini diuji salah satu peserta dalam mendapatkan kecocokan dengan menggunakan pembobotan. Pemberian bobot diambil secara acak dengan memberikan nilai antara 1 hingga 4.

Tabel 3. Perbandingan Pembobotan

jenis Uji 1 Bobot Uji 2 bobot Uji 3 Bobot tipe 1 1 1 umur 2 1 1 agama 4 1 4 rambut 1 1 1 bahasa 1 1 1 pendidikan 3 1 4 hobi 2 1 1 suku 3 1 4 propinsi 1 1 1 pekerjaan 2 1 4 kebiasaan 1 1 1 total 21 11 23

5. 5. Perbandingan bobot dengan jumlah kecocokan

Dari tiga pengujian diatas didapat berbagai variasi kecocokan seperti pada table dibawah ini.

Tabel 4. Perbandingan Jumlah Cocok dan Gagal

Keterangan Uji 1 Uji 2 Uji 3

Jumlah tidak cocok 24 11 17

Jumlah Cocok 20 33 27

(6)

Gambar 4. Grafik Jumlah Uji Kecocokan

Dengan menambah atau mengurangi nilai pembobotan pada game simulasi ini semakin menambah variasi simulasi. Peserta dapat memberikan bobot pada jenisnya dengan memberikan bobot tinggi pada kriteria yang paling penting, dan memberikan nilai rendah pada kriteria tidak penting.

Proses pencocokan pada pembobotan ini akan masuk dalam kelompok diterima jika jumlah total prosentasi diatas 75% dan nilai dibawahnya dianggap gagal. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Peserta yang gagal dapat memainkannya dengan mengubah nilai pada jenisnya agar mereka bisa masuk kelompok diterima.

Gambar 5. Hasil Simulasi Diterima dan Gagal

5. 6. Perbandingan Bobot Bobot Dengan Waktu

Perbandingan antara pembobotan dan waktu dalam tiga pengujian dengan bobot yang berbeda menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan, seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Perbandingan Waktu Pengujian

Keterangan Uji 1 Uji 2 Uji 3

Total waktu pengujian (dalam menit)

0:04:17 0:04: 17

0:04:18

Waktu yang dibutuhkan dalam pengujian dengan menggunakan pembobotan yang berbeda tidak berpengaruh secara signifikan. Waktu yang dibutuhkan relative sama.

(7)

666

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, yang dimulai dari tahap perancangan hingga pengujian game biro jodoh berbasis multiagen cerdas maka dapat diambil kesimpulan:

1. Game simulasi biro jodoh mampu meminimalkan partisipasi aktif dari pencari maupun penyedia layanan biro jodoh dan waktu pencarian semakin cepat.

2. Game simulasi biro jodoh berbasis multiagen cerdas mampu memberikan pencocokan secara otomatis dalam proses negosiasi sehingga peserta dapat menemukan jodoh terbaik.

3. Pemberian nilai tinggi pada parameter penting dan pemberian nilai rendah pada parameter tidak penting yang ditentukan oleh peserta sendiri, dapat memperkecil jumlah yang cocok, sehingga peserta dapat menemukan jodoh dengan tingkat kecocokan tertinggi.

7. SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap game simulasi bursa kerja berbasis multiagen cerdas maka saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :

1. Game simulasi biro jodoh berbasis pada multiagen cerdas dapat dikembangkan menjadi game yang berbasiskan web sehingga dapat dijalankan dari manapun.

2. Game simulasi biro jodoh dapat diterapkan di layanan biro jodoh nyata dengan memberikan layanan simulasi secara mandiri.

3. Penambahan fitur. Game simulasi ini dapat lebih menarik jika ketika peserta sudah menentukan pilihan, dapat melakukan simulasi negosiasi selanjutnya misalnya bertemu di hotel X dan hotel dengan harga sewa X, dan negosiasi-negosiasi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Andrew T. Fiore, Lindsay S. Taylor, G.A. Mendelsohn, and Marti Hearst Assessing Attractiveness in Online Dating Profiles CHI 2008, April 5–10, 2008, Florence, Italy, ACM 978-1-60558-011-1/08/04

[2] Brym , J. Robert , Lenton L. Rhonda , Love Online: A Report on Digital Dating in Canada, http://www.nelson.com/nelson/harcourt/ sociology/newsociety3e/ loveonline.pdf (diambil tanggal 3 Februari 2009)

[3] Catriona Kennedy, Representing Community Concerns in Agent-Based Models: a Web 2.0 Approach http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summary? doi=10.1.1.49.3833 (diakses pada tanggal 4 Februari 2009)

[4] Dong Liu, Kalaivani Subramaniam, Behrouz H. Far, and Armin Eberlein, Design and Evolution of an Agent-Based CASE System for OOAD Proceedings of ATS 2003

[5] Henry Millsom -Waring and Jo Barraket, Dating & Intimacy in the 21st Century: The Use of Online Dating Sites in Australia. International Journal of Emerging Technologies and Society Vol. 6, No. 1, 2008, pp: 14 – 33.

[6] Kartini majalah 2007, NO.2184 25 Januari S/D 8 Februari 2007 [7] Kosmopolitan majalah 2007 No. 190 Bulan Januari 2007

[8]

Lee Adeline, Amy Bruckman Judging You by the Company You Keep:Dating on

Social Networking Sites. Group ‘07, November 4-7, 2007, Sanibel Island, Florida,

USA.

[9]

Millsom Henry-Waring and Jo Barraket, Dating & Intimacy in the 21st Century: The

Use of Online Dating Sites in Australia International Journal of Emerging

Technologies and Society Vol. 6, No. 1, 2008, pp: 14 - 33

[10] Mary Madden and Lenhart Amanda (2006) Americans who are seeking romance use the internet to help them in their search, but there is still widespread public concern about the safety of online dating, March 5, 2006

[11] Norton I. Michael, Frost H. Jeana , Ariely Dan Less Is More: The Lure of Ambiguity, or Why FamiliarityBreeds Contempt. Journal of Personality and Social Psychology 2007, Vol. 92, No. 1, 97–105.

(8)

[13] Wahono, RS, Pengantar Software Agent: Teori dan Aplikasi. Proceedings of the IECI Japan Workshop 2001; IECI Chapter Japan Series Vol. 3 No. 1, 2001

[14] Stone, P. and M. Veloso, “Multiagent Systems: A Survey from a Machine Learning Perspective,” Autonomous Robotics volume 8, number 3. July, 2000

[15] Wikipedia, ….., “Simulasi”, http://id.wikipedia.org/wiki/Simulasi (diakses pada tanggal 4 Februari 2009)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir
Gambar 2. Inteligent Agent Game Biro Jodoh
Gambar 2. adalah alur dari proses pencarian biro jodoh. Peserta yang telah melakukan penginputan  data diri dan data keinginan menentukan pilihan menjadi peserta aktif
Tabel 3. Perbandingan Pembobotan  jenis Uji  1  Bobot Uji 2  bobot  Uji 3 Bobot   tipe  1  1  1    umur  2  1  1    agama  4  1  4    rambut  1  1  1    bahasa  1  1  1    pendidikan  3  1  4    hobi  2  1  1    suku  3  1  4    propinsi  1  1  1    pekerj
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kako bi se odredio utjecaj olovnih folija na kvalitetu digitalnog radiografskog zapisa, provedena su laboratorijska ispitivanja kod kojih su varirane debljine olovnih folija,

Administrasi keadaan wilayah kerja Puskesmas Gadung dapat dilihat pada tabel berikut :.. Gambaran karakteristik responden Distribusi responden berdasarkan umur

Berakaitan dengan hal tersebut, maka berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kompetensi absolut Peradilan tata usaha negara adalah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif non-exclusive royalty free

Dari beberapa penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam Pembatalan Perjanjian Kontrak Kerjasama Antara Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

Perhitungan performa yang dilakukan akan mendapatkan nilai rata-rata dari akurasi, specificity, dan sensitivity pada setiap k tetangga terdekat, sehingga dapat

Syarif Hidayatullah cucu Raja Pajajaran adalah seorang penyebar agama Islam di Jawa Barat yang kemudian disebut Sunan Gunungjati.. Sedang Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai

Sedangkan ANOVA digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penilaian persepsi kesadaran akan merek, persepsi kualitas, negara asal, citra sosial dan keunikan terhadap