PERAN LEMBAGA ADAT DALAM PENGELOLAAN DAYA
TARIK PARIWISATA WAEREBO DI PROVINSI NUSA
TENGGARA TIMUR
Avelina Dahom¹, Ikma Citra Ranteallo², I Nengah Punia²
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Email: velyn_dahom@yahoo.com¹, ikma_citra@yahoo.com²,
nengah-puniah@yahoo.com²
ABSTRACT
Waerebo is one of the traditional institutions located in the village Satarlenda, District Satarmese West Manggarai regency, East Nusa Tenggara Province. Waerebo customary institutions have very interesting potential for tourists, namely the potential of natural and artificial potential also very beautiful natural scenery and managed by the communities themselves Wearebo. Tourism attraction in Waerebo are custom homes that are very interested by tourists who shaped Krucut and have five levels, when tourists go to Waerebo, the person in charge of serving travelers to wear customs such as: "towe songke, scarves songke, and broom songke ".
Key word: Traditional Institutions, Tourism, Empowerment.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Pariwisata memiliki ruang lingkup yang luas dan menyangkut kepentingan masyarakat secara keseluruhan.Dalam pengembangan daya tarik pariwisata Pengelolaan daya tarik wisata yang merupakan suatu bentuk dalampengelolaan obyek wisata alam berkaitan dengan potensi yang ada dan mampu mempromosikan potensi wista yang ada di Waerebo (Sanjaya, 2012:3).Pariwisat Waerebo memiliki potensi dalam pengelolaan daya tarik wisata yang ada.Dalam hal ini, Waerebo memanfaatkan potensi yang ada untuk mempromosikan daya tarik tersebut untuk dikenal oleh banyak orang. Namun, masyarakat Waerebo mempunyai kendala untuk mempromosikan potensi itu dengan alasan karena di Waerebo tidak mempunyai jaringan untuk internet. Umumnya, Waerebo menganut agama Katolik sebagai agama mayoritas yang dianut oleh Manggarai. Waerebo adalah salah satu fokus untuk pengembangan daya tarik pariwisata di manggrai nusa tnggara timur. Dengan adanya pariwisata, maka perekonomian dalam satu daerah akan semakin
meningkat. Dengan meningkatnya perekonomian tersebut kehidupan masyarakat itu akan lebih baik dan sejahtera.untuk itu diketahui bagaimana peran dari lembaga adat waerebo dalam pengelolaan daya tarik pariwisata yang ada.
1.2. Rumusan
Masalah
Permasalahan dalam mempromosikan potensi- potensi yang ada di Waerebo dalam mengulas Waerebo tersebut sebagi salah satu daerah pariwisata yang ada di Manggarai.
1.3. Tujuan
Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini untuk mempromosikan daerah pariwisata yang ada di Manggarai guna untuk dikenal oleh banyak orang yang dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri.
1.4. Manfaat
Penelitian
Untuk diketahui oleh wisatawan baik domestik ataupun wisatawan asing yang hendak mengunjungi Waerebo.
2. Tinjauan
pustaka
2.1. Kerangka
konseptual
2.1.1. Potensi
Potensi adalah suatu aset yang dimiliki oleh suatu tujuan wisata yang diamnfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tidak
mengesampingkan aspek social budaya.Potensi yang ada di Waerebo mempunyai potensi alami dan potensi buatan. Potensi inilah yang dipromosikan oleh masyarakat Waerebo sebagai pengelolaan daya tarik yang ada di daerahnya.
2.1.2. Pengelolaan
Pengelolaan merupakan salah satu kegiatan untuk pariwisata dalam mengembangkan potensi yang ada untuk menjadikan sebuah asset pariwaitas yang ada di Manggarai.
2.1.3. Lembaga
Adat
Lembaga adat merupakan suatu lembag yang dikelola oleh masyarakt itu sendiri. Lembaga adat tersebut juga berkembang dalam suatu daerah untuk yang diawali dengan adanya sejarah-sejarah dalam daereh tersebut.
2.1.4. Pariwisata
Kegiatan perjalanan dari satu tempat ke tempat
lainnya yang bersifat sementara, dan dilakukan
oleh orang atau dalm kelompok untuk
memenuhi kebutuhannya dalam hidup.
2.2. Kerangka
teori
Berkaitan dengan judul ini makateori yang dapat diambil adalah teori pemberdayaan masyarakat dari Sumodiningrat.Dalam pemberdayaan masyarakat aka nada kaitan dengan pembangunan ekonomi yang berisikan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Dalam pembanguna keonomi tersebut akan mengutamakan suatu pemberdayaan masyarakat yang dipahami dalam hubungan sosial masyarakat. Adapun pemberdayaan yang tejadi di Waerebo seperti Top downyang dilaksanakan oleh masyarakat Waerebo dan hasilnya pun untuk masyarakat itu sendiri.Pembardayaan masyarakat yang terjadi di Waerebo dapat dijelaskan prosesnya berasal dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat itu sendiri
.
3. Metode
penelitian
Berdasarkan penelitian di atas maka akan menjelaskan suatu pendeskripsian dari topic yang diambil dalam penelitian ini.
3.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Waerebo yang terkenal dengan adanya rumah adat Manggarai yang berbentuk krucut Kecamatan Satarmese Barat,KabupatenManggarai,Nusa
TenggaraTimur.Penelitian ini akan mengambil lokasi di daya tarik wisata Waerebo yang merupakan salah-satu tempat wisata yang cukup
terkenal
di
Indonesia karena memiliki ciri rumah adatyang unik dari yang lainnya di Manggarai.Sekarang keunikan rumah adat tersebut akan menjadi salah-satu daerah tujuan wisata dan sudah cukup terkenal dengan baik keindahan alamnya dan lain-lain.3.2. Teknik
Penentuan
Informan
Dalam penentuan informan, mencari orang – orang yang memiliki pengalaman yang berhubungan dengan pengelolaan daya tarik pariwisata dalam suatu daerah (Sugiyono, 2013:224)
3.3. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung dilapangan. Dalam observasi tersebut akan berhadapan langsung dengan masyarakat yang berkaitan dengan judul penelitian.
3.4. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara Tanya jawab langsung kepada masyarakat yang memang benar mengetahui keadaan yang bterjadi dalam tempat penelitian Sugiyono, 2013).
3.5. Studi
dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan studi dokumentasi yang dikumpulkan dari buku, jurnal, tesis, internet selain dari hasil wawancara dan observasi (Sugiyono, 2013:240).
3.6.
Teknik analisis data
Dalam hal ini, teknik analisis data yaitu dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Milles dan Huberman, 1992:20).
4. Pembahasan
4.1.
Daya Tarik Wisata Waerebo
Potensi wisata yang dimiliki oleh Waerebo meliputi hutan lebat yang masih tertata rapih, Pemandangan alam, air terjun, mbaru niang,
sunset, dan sunrise sebagai penunjang daya
tarikk wisata Manggarai.Dalam sejarah terbentuknya salah satu kampung (nunduk pu’ung
mangan beo ko golo) yang diawali dengan adanya
orang yang menghuni sebuah kampung yaitu empo (leluhur).Dengan berkembangnya leluhur tersebut dari cerita dalam suatu daerahkarena empo ini menikah denganseorang roh halus yang persis seperti manusia. Mbaru niang ataudisebut rumah adat yang merupakan salah satu potensi yang ada di Waerebo yang memiliki lima tingkat dalam setiap rumah dan rumah tersebut hanya tujuh buah yang mempunyai nama masing-masing. Sesuai dengan nama leluhur Waerebo. Rumah adat yang berbentu krucut tersebut dihuni oleh tu’a golo atau tu’a
pemimpin umum dan pemuka adat dalam kampung tersebut (Antar, 2010). Biaya rumah penginapan untuk tamu di Waerebo sebesar Rp.325.000,00 per orang.
4.2.
Peran Lembaga Adat Dalam
Pengelolaan Daya Tarik
Pariwisata Waerebo
Saya (Fransiskus Mudir mengontrol pekerjaan karyawan karna mungkin dengan adnya pengawasan suatu lembaga itu bisa mencapai hasil yang memuaskan, karena pengawasan tidak ada maka segala rencana yang telah dirancang sebelumnya tidak berjalan dengan baik dan lancar. (Wawancara, 2 April 2016). Dalam hal ini, kFransiskus Mudir adalah ketua pengelola lembaga adat Waerebo yang telah berusaha mempromosikan potensi-potensi yang ada di Waerebo.
4.3. Kendala- Kendala Yang Dihadapi Lembaga Adat Waerebo Dalam Pengelolaan Daya Tarik Pariwisata
Kendala yang paling utama dihadapai oleh masyarakat Waerebo adalah Bahasa dan promosi. Bahasa ini mempunyai hubungan dalam mengelola daya tarik wista Waerebo karena bahasa berperan penting untuk melayani wisatawan yang datang misalnya bahasa Inggris sehingga ketika tamu bertanya setidaknya masyarakat Waerebo bisa menengerti apa yang ditanyakan dan ketika ada tamu domestik yang mengunjungi Waerebo tersebut masyarakat Waerebo setidaknya bisa menjawab apa yang ditanyakan oleh tamu. Sedangkan dalam promosi ini juga merupakan suatu kendala bagi kami karena Di Waerebo ini tidak ada jaringan. Bagaiman kami mempromosikan Waerebo ini dengan cara bekerja sama dengan donatur, meminta bantuan kepada wisatawan yang berkunjung untuk mempromosikan Waerebo ke teman-teman lain, dan bekerja sama dengan travel agen untuk menambahkan paket tournya
tentng
Waerebo)...”.(
Wawancara, 30 Maret 2016).4.4. Model
Pengelolaan
Dan
Pengembangan Daya Tarik
Wisata Waerebo
kalau jabatan itu diberikan kepada orang yang tidak berpengalaman hasilnya itu kurang memuaskan karena dimulai dari nol. Tetapi kalau jabatan itu diberikan kepada orang yang sudah berpengalaman pasti hasilnya juga bagusdalam mengelolanya)...”.(Wawancara tanggal 3 April 2016).
4.5.
Peran Masyarakat Dalam
Pengembangan Daya Tarik
Pariwisata Waerebo
Dulunya saya (Fransiskus Mudir), meragukan untuk mengajak teman-teman atau masyarakat yang lain untuk ikut mendukung wisata budaya Waerebo karena waktu itu saya sendiri belum paham betul tentang wisata budaya. Hal ini termasuk hal baru bagi masyarakat disini, termasuk saya.Namun setelah mengikuti sosialisasi dan pelatihan TOT, keyakinan kami tambah kuat. Sekarang saya bisa mengumpulkan masyarakat lain dan melakukan kerja sama dengan para arsitek Yori Antar untuk mengembangkan daya tarik pariwisata Waerebo”. (Wawancara, 2 April 2016).
4.6.
Partisipasi Masyarakat Waerebo
Dalam Perencanan dan
Pengambilan Keputusan
.
Masyarakat Waerebo sudah dilibatkan dalam pengambilan keputusan karena sering diundang untuk mengikuti pertemuan atau kegiatan yang lainnya yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.Hal ini dapat dilihat kehadiran warga untuk mengikuti pelatihan di Jakarta yang bekerja sama dengan para donatur di Jakarta setip tahun atau 2 kali dalam setahun”.(Anastasia A. Susanti, tanggal 4 April 2016).Dan Ibu Genoveva Jehumin selaku masyarakat biasa di Waerebo kami sering mengikuti pelatihan ataupun sosialisasi yang dibuat oleh pengelola Waerebo yang bekerja sama dengan para arsitek juga mahasiswa arsitek UI dan kami diberi kesempatan untuk mengkritisi aturan ataupun perencanaan program yang dilaksanakan”. (Wawancara, tanggal 4 April 2016).
4.7.
Upaya Yang Telah Dilakukan
Masyarakat Waerebo
Pengelola Waerebo akan bekerja sama dengan orang-orang yang bekerja di bidang pariwisata misalnya travel agent untuk menambahkan Waerebo sebagai salah satu paket tournya, agar semakin banyak yang mengenal Waerebo
peningkatan ekonomi Waerebo juga akan semakin meningkat.
4.8.
Upaya Yang Akan Dilakukan
Masyarakat Waerebo
.
Upaya yang akan dilakukan oleh pengelola
lembaga adat Waerebo adalah harga tiket dinaikan sehingga perekonomian masyarakat Waerebo itu akan meningkat dan semakin dikenal oleh
wisatawan baik itu wisatawan domestic ataupun wisatawan asing.
4.9.
Partisipasi Masyarakat Waerebo
Dalam Pelaksanaan Program
(Participation in Implementation
)
Elisabet Timas menyatakan bahwa Masyarakat Waerebo pernah dilibatkan dalam kegiatan pelaksanan program yang dibuat oleh Pengelola, disini pemah diadakan pertunjukan seni atau tarian adat manggarai juga dalam rangka Tahun Baru Waerebo yang diadakan pada tanggal 15 November”. (Wawancara, tanggal 7 April 2016).Sehingga masyarakat Waerebo sekarang banyak yang mengerti dengan pariwisata. Dan juga yang dijelaskan oleh Kanisius Manje selaku Manajer Harian waerebo, Bahwa:Masyarakat Waerebo menjadi tenaga kerja dalam pelaksanan program yang dilakukan, dan diberikan kesempatan untuk membuka usaha misalnya: kain songket yang motifnya dari Waerebo itu sendiri ataupun motif-motif lainnya yang ada di Manggarai.(Wawancara, tanggal 7 April 2016).Partisipasi masyarakat Waerebo sangat tinggi terhadap potensi-potensi yang ada sehingga banyak orang yang telah mengunjungi Waerebo. Dari wisatawan yang mengunjungi Waerebo yang paling banyak adalah wisatawan asing dan masyarakat Waerebo sangat bangga dengan potensi-potensi yang ada ditempat tersebut.Pelaksanaan program yang dilakukan oleh baik pengelola lembaga adat Waerebo ataupun dari masyarakat biasa Waerebo sangat baik sehingga dengan mempromosikan potensi Waerebo itu berjalan lancar hanya kendalanya promosi tersebut kurang lancar karena jaringan di Waerebo tidak ada.
5. Penutup
5.1. Simpulan
Waerebo memiliki potensi yang sangat menarik sehingga wisatawan banyak mengunjungi Waerebo.Potensi yang ada dapat merubah perekonomian masyarakat waerebo.Semakin banyak yang mengunjungi Waerebo, pendapatan ekonomi Waerebo juga semakin meningkat.Penghasilan yang ada di Waerebo juga menjadi salah satu potensi yang ada di Waerebo seprti kopi, cengkeh, jeruk dan wisatawan yang mengunjungi juga tidak pernah bosan dengan keadaan di Waerebo.Waerebo menjadi salah-satu daerah pariwista Manggarai yang memiliki banyak potensi untuk menarik para wisatawan. Waerebo bekerja sama dengan travel agentsehingga banyak
wisatawan yang mengenal keadaan Waerebo yang terletak 1.100 m di atas permukaan laut.
5.2. Saran
Pemerintah seharusnya memperhatikan keadaan Waerebo yang memiliki banyak potensi untuk menarik wisatawan. Pengelola Waerebo juga harus bekerja sama dengan pemerintah untuk sama – sama mempromosikan potensi-potensi yang ada di Waerebo. Waerebo mempertahankan adat-istiadatnya agar wisatawan semakin banyak yang mengunjungi potensi yang ada.
6. Daftar
pustaka
Antar, Y. (2010). Pesan Dari Wae Rebo Kelahiran
Kembali Arsitektur Nusantara Sebuah Pelajaran Dari Masa Lalu Untuk Masa Depan. Jakarta: Gramedia.
Dagur, Antony Bagul.2004. Prospek dan strategi
pembangunan Kabuoaten Manggarai dalam perspektif masa depan. Jakarta. PT. Indomedia
global.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Soetomo. 2011. Pemberdayaan
masyarakat.Yogyakarta. Pustaka
Pelajar Celaban Timur UHIII/548 Soerjono Soekanto, S. (2014). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Yoeti,Oka A.1996: Pengantar Ilmu
Pariwisata.Bandung.Angkasa.
Yoeti, Oka A. 1997.Perencanaan Dan
Pengembangan
Pariwisata.Bandung:Angkasa.
.