• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA BENDA ASLI PADA KONSEP BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN KEGUNAANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SD NEGERI KARUNDANG 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA BENDA ASLI PADA KONSEP BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN KEGUNAANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SD NEGERI KARUNDANG 1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA BENDA ASLI PADA KONSEP

BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN KEGUNAANNYA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SD NEGERI

KARUNDANG 1

Siti Dwi Komalasari

Lily Barlia

1

Yulianti Fitriani

2

Program pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia

sitidwi2@gmail.com

ABSTRAK

Anak usia sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret. Tahap operasional konkret yaitu tahap dimana anak usia sekolah dasar belum dapat memahami operasi logis tanpa bantuan media. Dengan menggunakan media pembelajaran, dapat membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran, terangsang, dan dapat bersikap positif dalam pembelajaran yang diikutinya. Namun, kenyataanya banyak seorang guru dalam menyampaikan meteri pembelajaran, sering menggunakan metode ceramah saja. Metode andalan ini sering digunakan guru karena dianggap mudah dalam penyampainyannya. Pada akhirnya metode andalan itu belum mampu membuat seluruh siswa mendapatkan nilai yang memuaskan. Maka dari itu, perlunya media sebagai alat bantu guru dalam penyampaian materi. Media benda asli, salah satu diantaranya dapat membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan mendapatkan hasil, dimana dengan menggunakan media benda asli dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Yaitu terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa, hasil nilai postes lebih besar dari hasil nilai pretes. Rata-rata hasil nilai pretes 54,00 dan rata-rata hasil nilai postes 80,50. Desain penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan desain pre-eksperimen one-group pretes-postes. Dari hasil data yang diperoleh dengan menggunakan uji rata-rata atau uji t paired sampel t tes menunjukkan bahwa adanya pengaruh media benda asli terhadap hasil belajar siswa. Terlihat dari signifikansi data tersebut yaitu nilai signifikansi 0,000, berarti kuarang dari 0,05 maka Ho ditolak, dengan begitu dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan media benda asli memengaruhi hasil belajar siswa dan berpengaruh positif.

Kata Kunci: IPA, media benda asli, hasil belajar.

1

Penanggung Jawab

2

(2)

THE USE OF REAL OBJECT MEDIA ON THE PLANT PARTS

CONCEPT AND ITS USEFULLNESS TOWARD STUDENTS’

SCORE AT SECOND GRADE OF SD NEGERI KARUNDANG

1

Siti Dwi Komalasari

Lily Barlia

1

Yulianti Fitriani

2

Elementary School Education Program, Serang Area, Indonesia University of Education

sitidwi2@gmail.com

ABSTRACT

Children of primary school age are included in the concrete operational stage. The concrete operational stage is the stage where children of primary school age cannot understand the logical operation without any help from the media. By using learning medium, it can make students interesting to study and give positive effects in teaching learning process that followed. However, the fact is many teachers often only use lecture method when deliver learning materials. This mainstay method often used by teachers because it is easy way to deliver the materials. At the end, that method has not been able to make the students get good scores. Therefore, it is important to use media when the teacher is delivering materials. Real object medium is a way to help teachers improve the students’ score. The experimental research which was held, get the results, where using real object medium can improve students’ score. It is proven from the average students’ score. The post-test score is higher than the pre-test score. The average score of pre-test is 54.00 and the average score of post-test is 80.50. The research design used is pre-experimental one-group pretest-posttest design. From the data obtained by using average test or paired t test sample t tests, it shows that there is an influence of the real object medium to students’ score. It can be seen from the significance of the data. The significance value is 0.000, it means the score is less than 0.005, so Ho is rejected. From those results, it can be concluded that learning by using real object medium can influence students’ score in teaching learning process and give the positive effect.

Keywords: SAINS, real object media, learning outcomes.

1

Responsible Person

2

(3)

PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan kini berbagai macam cara mengajar telah banyak bermunculan, metode dan strategi yang menarik dan baik untuk digunakan dalam pembelajaran. Namun begitu, dalam kenyataanya tidak semua guru dapat mengaplikasikan metode tersebut. Kenyataanya kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan materi pembelajaran. Seharusnya guru mengetahui kalau anak didiknya berbeda satu dengan yang lainnya. Anak usia sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret tahap dimana tidak dapat memahami operasi logis tanpa dibantu dengan media. Dengan menggunakan media anak murid dapat mengikuti pembelajaran dengan rasa senang hati, terangsang, dan dapat berpikir positif terhadap pembelajaran yang diikutinya.

Hal ini seiringan dengan penjelasan Piaget bahwa anak usia sekolah dasar yang berumur antara 6/7 hingga 11/12 termasuk ke dalam golongan tahap operasional konkret. Tahap dimana menunjukkan adanya sikap keingintahuan yang cukup tinggi untuk dapat mengenali lingkungannya (Susanto 2013, hlm.170). Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan sains, maka pada anak sekolah dasar peserta didik perlu diberikan pengalaman belajar serta memberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak dan sikap kepada alam yang baik, sehingga peserta didik dapat mengenali rahasia dan gejala-gejala alam yang terjadi. Dalam pembelajaran IPA media dapat membantu guru sebagai penyampai pesan yang bertujuan memberikan

pengalaman secara konkret kepada peserta didik, yang akan mengefektifkan, mengefisiensikan, dan mengoptimalkan pembelajaran dari segi komunikasi dan interaksi antara peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dengan begitu tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan yang diharapkan.

Media Benda Asli

Ibrahim dan Sukmadinata (2003, hlm. 129) menjelaskan bahwa media benda asli atau benda nyata merupakan suatu objek yang dapat membantu siswa dalam menerima rangsangan terhadap suatu hal yang dipelajari siswa, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan tertentu. Media benda asli merupakan benda/objek yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan harapan dalam pembelajaran tersebut dapat membantu pemahaman siswa untuk menangkap materi yang disampaikan guru. Media benda asli banyak variasinya, namun dapat diklasifikasikan dalam dua istilah yaitu benda atau barang contoh dan objek. Benda atau barang contoh yaitu benda asli atau sebagian yang dipergunakan sebagai contoh, sedangkan objek adalah benda yang keadaannya masih asli dan alami.

Kelebihan media benda asli diantaranya yaitu membantu guru dalam proses pembelajaran, pembelajaran dengan menggunakan media benda asli dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi/keadaan yang nyata. Namun, ada juga kelemahan dari media benda asli diantaranya

(4)

yaitu kemungkinan media ini gampang mengalami kerusakan dalam menggunakannya. Teknik pemanfaatannya ada dua teknik, pertama, teknik membawa kelas ke lingkungan di luar kelas dan yang kedua, teknik membawa lingkungan di luar kelas ke dalam kelas. Dalam pelaksanaanya pembelajaran dengan menggunakan media benda asli harus disesuaikan terlebih dahulu dengan materi yang akan diajarkan, agar pembelajaran yang menggunakan media asli tersebut dapat berjalan dengan efektif.

Hasil Belajar

Salah satu tujuan hasil belajar menurut Hamalik (2011, hlm. 160) untuk: memberikan informasi tentang kemajuan peserta didik dalam usaha mencapai tujuan belajar melalui berbagai macam kegiatan belajar. Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan yang ada pada peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru, mengenai kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dari informasi atau data tersebut seorang guru dapat merangkai dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut, baik untuk perbaikan keseluruhan maupun individu. Jenis penilaian yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan penilaian formatif. Sudijono (2013, hlm. 71) mengungkapkan bahwa tes formatif biasanya dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok

bahasa berakhir atau diselesaikan. Materi dari tes formatif biasanya ditekankan pada bahan-bahan yang telah diajarkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Metode eksperimen adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen dalam keadaan yang terkendalikan. Desain yang digunakan yaitu pre-eksperimen one-group pretes-postes dimana suatu kelompok diberi perlakuan, disini perlakuannya yaitu pembelajaran dengan menggunakan media benda asli. Sebelum diberi perlakuan diberi tes pretes terlebih dahulu dan setelah diberi perlakuan, lalu diberilah tes postes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Apakah hasil tersebut mengalami peningkatan atau tidak.

Dalam penelitian ini partisipan yang dilibatkan yaitu seluruh siswa kelas II SD Negeri Karundang 1 Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang Banten. Kelas II yang digunakan untuk penelitian memiliki jumlah siswa sebanyak 20 orang. adapun siswa laki-laki pada kelas tersebut berjumlah 10 orang dan jumlah siswa perempuan berjumlah 10. Mayoritas siswa pada kelas II ini terlahir dari keluarga menengah ke bawah, dimana mata pencaharian orang tuanya kebanyakan sebagai buruh lepas. Kebiasaan belajar anak-anak kelas II ini rata-rata hanya dilakukan di sekolah saja, namun ada juga beberapa siswa yang suka belajar di rumah bersama keluarganya.

(5)

Kebiasaan belajar ini juda dapat memengaruhi hasil belajar siswa, anak yang senang belajar hasil belajarnya kemungkinan akan lebih baik daripada anak yang tidak suka belajar.

SDN Karundang 1 berlokasi di jalan Raya Pandeglang Km. 04 Karundang Cipocok Jaya. Sekolah ini dipilih karena disekolah tersebut terdapat persoalan pembelajaran pada mata pelajaran IPA, selain itu lokasi sekolah tersebut tidak jauh dari tempat tinggal, sehingga dapat memudahkan dalam melaksanakan proses penelitian. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 117) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang memiliki karakteristik tertentu dan kualitasnya dipilih oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya berupa data-data. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa dari kelas I hingga kelas VI SDN Karundang 1. Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik atau ciri-ciri dan keadaan ternentu. Sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas II SDN Karundang 1. Sampel yang

digunaka yaitu sampel

nonprobability sampling. Dengan teknik yang dipakai yaitu teknik sampling jenuh dimana seluruh siswa atau objek populasi dijadikan sebagai sampel. Disini tepatnya anak kelas IIB yang dijadikan sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 148) pada prinsipnya meneliti adalah kegiatan melakukan pengukurun, maka alat pengukur yang akan digunakan harus alat pengukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian kerab terdengar dengan nama istrumen penelitian. Penelitian ini menggunakan insrtumen tes dan non tes. Adapun instrumen yang

dipakai yaitu observasi dan wawancara. Soal tes yang akan digunakan untuk penelitian sebelumnya diujikan terlebih dahulu di sekolah lain, setelah memperoleh data lalu di hitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal tersebut. Untuk mempermudah dalam penelitian ini dihitung dengan bantuan software Annates. Setelah soal teruji baik, selanjutnya soal tersebut bisa digunakan untuk penelitian. Dalam teknik analisis data, uji yang akan digunakan yaitu uji normalitas dan uji t.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 hingga 12 Mei 2016 dikelas IIB SDN Karundang 1 yang berada di Kecamatan Cipocok Jaya Serang Banten. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, dengan desain pre-eksperimen one-group pretest-posttes. Data yang diperoleh dari penelitian tersebut dianalisis dan dioleh menggunakan software SPSS 20. Data hasil pretes dan hasil postes dianalisis dengan melakukan beberapa uji. Uji normalitas, yaitu untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, dan uji t bertujuan untuk mengetahui data hasil pretes dan data hasil postes tersebut apakah memiliki rata-rata yang sma atau berbeda.

Analisis Data Pretes

Pelaksanaan pretes dilakukan sebelum melakukan perlakuan, siswa diberi soal terlebih dahulu untuk

(6)

mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam materi baian-bagian tumbuhan dan kegunaanya. Dibawah ini merupakan data nilai hasil pretes, adapun data nilai pretes dengan menggunakan diagram sebagai berikut:

Diagram 1 Hasil Nilai Pretes

Diagram hasil pretes di atas menunjukan bahwa nilai tertinggi pretes tersebut sebesar 75 dan nilai terendah sebesat 25, jika dirata-ratakan memperoleh hasil sebesar 54,00. Hasil rata-rata nilai pretes tersebut cukup rendah. Hal ini menyimpulkan bahwa kemampuan awal siswa masih kurang dalam materi bagian-bagian tumbuhan dan kegunaanya.

Analisis Data Postes

Pelaksanaan postes dilakukan setelah perlakuan, perlakuan yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran dengan menggunakan media benda asli. Postes dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa. Di bawah ini merupakan

diagram hasil dari data nilai postes, yaitu sebagai berikut:

Diagram 2 Hasil Nilai Postes

Dapat diketahui dari diagram di atas bahwa nilai tertinggi pada postes ini sebesar 100 dan nilai terendah postes ini sebesar 60. Jika dirata-ratakan nilai hasil postes tersebut memperoleh hasil sebesar 80,50. Bila dibandingkan dengan nilai hasil pretes, rata-rata nilai hasil postes lebih unggul. Hal ini menggambarkan bahwa pelakuan yang dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan media benda asli berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Perlakuan tersebut memberi pengaruh positif terhadap hasli belajar siswa.

Setelah memperoleh data pretes dan postes, selanjutnya data tersebut diolah. Untuk mempermudah, data tersebut diolah dengan bantuan software SPSS 20. Untuk mengetahui hasil nilai maksimal, mean, Std. Deviation dan varian. Data yang diperoleh sebagai berikut:

Nilai maksimal pretes sebesar 75, dan nilai maksimal postes sebesar 100. Nilai minimal pretes sebesar 25, sedangkan nilai minimal postes 60. Adapun mean pretes sebesar 54,00

dan mean postes sebesar 80,50. Std. Deviation pretes sebesat 13,436 dan Std. Deviation postes sebesar 12,344. Serta nilai varian pretes sebesar 180,526 dan varian postes sebesar

0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19

(7)

152, 368. Namun untuk lebih jelas lagi, penelitian ini diperkuat dengan dilakukannya uji normalitas data dan dilakukannya pula uji t/ uji rata-rata.

Langkah awal yaitu dilakukannya uji normalitas data pretes dan data postes. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi dengan normal atau tidak. penelitian ini mengambil sampel sebanyak 20 siswa, uji normalitas yang diambil yaitu data Shapiro-Wilk dengan bantuan software SPSS 20 dengan signifikansi 5%. Tabel 1 Soal Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Pretes .912 20 .70 Postes .920 20 .100

Dapat terlihat dari tabel di atas, hasil uji normalitas data pretes dan data postes. Nilai signifikansi pada pretes sebesar 0,70 dan nilai signifikansi pada postes sebesar 0,100. Dari data tersebut hasil signifikansi data pretes dan data postes telah terdistribusi dengan normal dan dapat diterima, karena terlihat dalam tabel tersebut nilai signifikansi data tersebut lebih besar dari 5% atau jika di desimalkan 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa data yang diperoleh dari pembelajaran yang menggunakan media benda asli dapat diterima, terlihat dari data tersebut yang berdistribusi dengan normal.

Uji normalitas dapat dilihat pula dengan menggunakan q-q plots, data yang normal akan terlihat jika data tersebut terseber disekeliling

garis. Dan dari hasil penelitian pretes dan postes memperlihatkan bahwa data tersebut terseber di sekeliling garis, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal. Artinya data tersebut dapat diterima.

Langkah selanjutnya yaitu dilakukannya uji t atau bisa disebut uji rata-rata. Uji t yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji t paired sampel t test. Uji ini bertujuan untuk membandingkan rata-rata hasil nilai pretes dengan hasil nilai postes guna untuk mengetahui signifikansi dari kedua data tersebut, apakah diterima atau ditolak. hasil uji paired sampel statistic bagian pertama menunjukkan rata-rata nilai pretes sebesar 54,00 dengan nilai standar deviasi 13,436, dan pada rata-rata nilai postes sebesar 80,50 dengan standar deviasi 12,344. Selanjutnya, kebagian kedua yaitu uji paired sampels correlation yang menunnjukkan bahwa korelasi uji tersebut sebesar 0,0812 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 yaitu standar taraf signifikansi tersebut, maka Ho ditolak. Jadi tingkat korelasi penelitian tersebut cukup besar yaitu 0,812 hasil tes antara sebelum dan setelah penelitia. Bagian ketiga uji paired sampels test memperlihatkan nilai thitung sebesar -14,881 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak karena hasil tersebut 0,000 lebih kecil dari 0,05. Jadi, pembelajaran dengan menggunakan media benda asli memengaruhi hasil belajar siswa.

Analisis Hasil Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung,

(8)

hal-hal yang diobservasikan yaitu berkaitan dengan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Seperti, partisipasi siswa dalam belajar. Keaktifan siswa dalam bertanya, selain itu aspek yang dinilai yaitu sikap siswa dalam memperhatikan guru pada saat awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Hasil observasi pada pertemuan pertama, memiliki presentase sebesar 66,67 dengan kriteria penilaian cukup. Pada pertemuan pertama siswa masih malu-malu untuk bertanya kepada guru, namun ketika dipancing oleh guru ada beberapa siswa yang mau berpendapat tentang materi yang sedang dijelaskan.

Dan pada pertemuan ini partisipasi siswa cukup terlihat, dan sikap dalam mengamati penjelasan guru dalam pembelajaran terlihat baik. Selanjutnya hasil observasi pada pertemuan kedua, pada pertemuan ini hasil data observasi memiliki presentase sebesar 77,78 dengan kriteria penilaian cukup. Aktivitas siswa terlihat ada kemajuan, yang awalnya anak kurang dalam berpartisipasi kini dipertemuan kedua siswa lebih terlihat antusias dan ada beberapa siswa yang mulai berani untuk bertanya walaupun masih banyak pula yang malu untuk bertanya. Sikap siswa pada saat berlangsung telah terlihat baik pada pertemuan kedua ini. Pada pertemuan ketiga, hasil observasi menunjukkan bahwa presentase aktivitas siswa meningkat yaitu sebesar 88,89 dengan kriteria penilaian baik. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran, dan pada saat menggerjakan lembar kerja siswa, siswa mengerjakan tanpa mencontek

dan hasilnya pun mendapatkan hasil yang baik. Dibawah ini merupakan tabel rekapitulasi hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini, sebagai berikut: Tabel 2 Aktivitas Siswa Rata-rata Setiap Pertemuan 1 2 3 66,67 77,78 88,89

Pertemuan aktivitas siswa setiap pertemuannya mengalami peningkatan, terlihat dari rata-rata pertemuan pertama sebesar 66,67. Lalu pada pertemuan kedua meningkat menjadi sebesar 77,78. Dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga pun mengalami peningkatan sebesar 88,8. Data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda asli berhasil memancing siswa untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan pembelajaran.

Analisis Hasil Wawancara

Selain melakukan observasi diperlukan juga wawancara untuk memperkuat dan menggali perasaan siswa. wawancara digunakan untuk menggali informasi tentang perasaan siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media benda asli. Proses wawancara hanya diberikan kepada beberapa anak saja, yaitu sebanyak 3 orang.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

(9)

Dari data yang diperoleh, untuk memperjelas kembali maka perlu dikembangkan melalui pembahasan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil nilai postes berdampak positif dan hasilnya lebih baik daripada hasil nilai pretes. Pretes dengan rata-rata sebesar 54,00, postes dengan rata-rata sebesar 80,50. Nilai terendah pretes sebesar 25 dan postes sebesar 60. Nilai tertinggi postes sebesar 75 dan postes sebesar 100. Std. Deviation data pretes sebesar 13,436 dan postes 12,344. Varian data pretes sebesar 180,526 dan postes sebesar 152,368.

Dalam penelitian ini uji t yang digunakan yaitu paired samples t test dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak dari hasil nilei pretes dan nilai postes. Korelasi uji paired samples t tes menunjukkan bahwa korelasi uji terebut sebesar 0,812 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Selanjutnya, dari uji tersebut menunjukkan nilai thitung sebesar -14,881 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak karena hasil tersebut lebih kecil dari 0,05. Sebelum melakukan uji t dilakukan terlebih dahulu uji normalitas untuk mengetahui data dari penelitian tersebut berdistribusi dengan normal atau tidak. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 20, signifikansi 0,05 memperoleh hasil, signifikansi pada pretes sebesar 0,70 dan nilai signifikansi pada postes sebesar 0,100. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa data tersebut berdisrtibusi dengan normal.

Maknanya data terebut dapat diterima.

Hasil Observasi

Selanjutnya membahas mengenai hasil observasi. Hal ayng diobservasikan yaitu yang berkaitan dengan aktivitas siswa. Seperti, partisipasi siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam bertanya, selain itu aspek yang dinilai mengenai sikap siswa dalam memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi. Dalam setiap pertemuannya aktivitas siswa mengalami peningkatan. Pertemuan pertama memiliki presentase sebesar 66,67, pertemuan kedua sebesar 77,78 dan pada pertemuan ketiga sebesar 88,89. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dnegan menggunakna media benda asli dapat memancing siswa untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan pembelajaran.

Hasil Wawancara

Setelah membahas observasi sejanjutnya membahas mengenai wawancara. Wawancara dilakukan haya kepada beberapa siswa saja, dilaksanakan setelah siswa mendapatkan perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan media benda asli. Wawancara ditujukan untuk memperoleh informasi dan untuk menggali perasaan siswa. Dari wawancara tersebut didapatkan hasil, sebagai berikut: dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda asli menarik perhatian siswa, bahwa ternyata benda yang sering dilihar setiap harinya dapat dibawa ke dalam kelas dan dijadikan sebuah alat peraga/ media dalam pembelajaran IPA. Pada saat

(10)

pembelajaran siswa tertarik sekali pada media benda asli (tanaman cabai) yang dibawa peneliti, memperhatikan tenaman tersebut dengan seksama, selain itu siswa juga memperhatikan penjelasan guru dengan baik, dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Kebanyakan siswa di kelas II ini menyukai pelajaran IPA, apalagi pembelajaran dengan menggunaka media benda asli ini membuat siswa semakin tertarik untuk belajar IPA.Pembelajaran dengan menggunakan media benda asli lebih membuat siswa mengerti dan memahami akan materi yang sedang di jelaskan, dibanding dengan hanya melihat/membaca materi dari buku mata pelajarannya saja. Media benda asli memudahkan siswa dalam mengingat materi yang sedang diajarkan guru. Dapat diketahui dengan melihat hasil belajar siswa, hasil nilai postes lebih tinggi daripada hasil nilai pretes. Dari hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda asli lebih baik daripada pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah saja dalam penyampaian materinya. Siswa pun terlihat antusias ketika pembelajaran IPA berlangsung.

KESIMPULAN

Hasil postes lebih besar dari pada hasil pretes. Hasil pengolahan dari uji paired samples t test memperoleh data nilai thitung sebesar -14,881 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak, karena nilai signifikansi tersebut

lebih kecil dari 0,05. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda asli berpengaruh positif/ memengaruhi terhadap hasil belajar siswa.

Hasil observasi siswa setiap

pertemuannya mengalami

peningkatan, pembelajaran dengan menggunakan media benda asli berhasil memancing siswa untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil wawancara menunjukkan bahwa media benda asli dapat menarik perhatian siswa untuk senang belajar IPA, ketertarikan tersebut dapat memungkinkan siswa mudah dalam memahami materi yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik lagi. Dan alangkah lebih baiknya pada penelitian selanjutnya, media benda asli dapat dikombinasikan dengan pendekatan atau strategi yang lebih update sehingga pembelajaran akan berdampak lebih baik lagi dan hasil belajar siswa pun akan lebih memuaskan.

Bibiliografi

Arsyad. (2011). Media

Pembelajaran. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Hamalik, O. (2011). Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Ibrahim, R & Sukmadinata. (2003).

Perencanaan Pengajaran. Jakarta:

(11)

Susanto, A. (2013). Teori Belajar

dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenadamedia Group. Sudijono, A. (2013). Pengantar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Rajawali Press

Sugiyono. (2010).Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: ALFABETA,

cv.

Gambar

Diagram 1  Hasil Nilai Pretes

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, tes performansi (unjuk kerja), observasi, dan studi pustaka. 1) Wawancara dilakukan untuk

Data yang diperoleh dibuat menjadi 2 kategori untuk aktivitas penggunaan alat permainan edukatif (variabel X) dan 4 kategori untuk kemampuan mengenal konsep ukuran

 Antara yang berikut, berikut, manakah manakah bukan bukan  bahan   bahan tambah dalam detergen. tambah

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan area pujasera lebih banyak dilakukan di pagi hari.Area pujasera selain digunakan untuk kegiatan berniaga, penghuni memanfaatkan

dibidang dagang. Pembiayaan tersebut termasuk pembiayaan yang paling banyak dijalankan oleh pihak KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi, karena banyak dari mereka adalah para

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa cukup banyak waktu yang dihabiskan oleh para siswa ini untuk bermain video game yang dapat membawa beberapa dampak tertentu pada

1) Sikap mental mengutamakan prioritas adalah sikap yang mengarah pada kemampuan dalam mengutamakan prioritas yang lebih penting dari segala sesuatu yang ada

Dari penjelasan di atas, maka dapat penulis jelaskan bahwa infaq menurut pengertian bahasa adalah pemberian harta benda kepada orang lain yang akan habis atau hilang dan