PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK
KOPERASI PERTANIAN MENGGUNAKAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE PLANNING
(STUDI KASUS: KOPERASI PRODUKSI SUSU BOGOR)
SOLICHIN NUSA PUTRA LUBIS
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan Arsitektur
Enterprise untuk Koperasi Pertanian Menggunakan Enterprise Architecture Planning (Studi Kasus: Koperasi Produksi Susu Bogor) adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Solichin Nusa Putra Lubis
ABSTRAK
SOLICHIN NUSA PUTRA LUBIS. Perancangan Arsitektur Enterprise untuk Koperasi Pertanian Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP) (Studi Kasus: Koperasi Produksi Susu Bogor). Dibimbing oleh RINA TRISMININGSIH. Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor merupakan koperasi pertanian yang berkembang di Kota Bogor. Koperasi ini membutuhkan pengembangan teknologi untuk tata kelola operasional yang lebih baik, salah satunya di sektor pemanfaatan teknologi informasi. Tujuan utama penelitian ini adalah membuat perancangan pengembangan teknologi informasi dalam bentuk arsitektur enterprise dengan menggunakan metode Enterprise Architecture Planning (EAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya beberapa rekomendasi yang terdiri atas arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Pertama, rekomendasi arsitektur data yaitu 17 entitas data yang digunakan untuk menjelaskan entitas utama proses bisnis. Kedua, rekomendasi arsitektur aplikasi yaitu 7 rekomendasi aplikasi yang dibangun berdasarkan prioritas pembangunan yang menggunakan metode Analytical
Hierarchy Processing (AHP). Ketiga, rekomendasi arsitektur teknologi yaitu
pembangunan network untuk unit usaha Bagian Kunak, peremajaan perangkat keras, peralihan versi OS Windows dari versi XP ke versi Windows 7, dan peralihan bahasa pemprograman dari Foxbase dan Clipper ke bahasa Java dan PHP. Ketiga arsitektur tersebut dapat digunakan untuk perancangan arsitektur enterprise. Kata kunci: arsitektur enterprise, EAP, KPS Bogor
ABSTRACT
SOLICHIN NUSA PUTRA LUBIS. Design of Enterprise Architecture for Agricultural Cooperative Using Enterprise Architecture Planning (Case Study Koperasi Produksi Susu Bogor). Supervised by RINA TRISMININGSIH.
Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor is an agricultural cooperative growing in Bogor City. The cooperative needs technology development for better operational management, one of which is in its information technology utilization. The main purpose of this research is to design information technology development with Enterprise Architecture Planning (EAP) method. The result of this research showed presence of some recommendations consisting of data architecture, application architecture, and technology architecture. First, data architecture recommendation is 17 data entities used to describe main entity of business processes. Secondly, application architecture recommendation comprises 7 recommendation applications built based on development priorities using Analytical Hierarchy Processing (AHP) method. Thirdly, technology architecture recommendation is building a network for Bagian Kunak unit, hardware rejuvenation, migration from Windows XP to Windows 7, and transitioning Foxbase and Clipper programming language to Java and PHP. The three of architecture can be used for designing enterprise architecture.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK
KOPERASI PERTANIAN MENGGUNAKAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE PLANNING
(STUDI KASUS: KOPERASI PRODUKSI SUSU BOGOR)
SOLICHIN NUSA PUTRA LUBIS
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2016
Penguji:
1 Firman Ardiansyah, Skom MSi 2 Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, MT
Judul Skripsi: Perancangan Arsitektur Enterprise untuk Koperasi Pertanian Menggunakan Enterprise Architecture Planning (Studi Kasus: Nama
NIM
Koperasi Produksi Susu Bogor) : Solichin Nusa Putra Lubis : G64110001
Disetujui oleh
Rina Trisminingsih, SKomp MT Pembimbing
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 ini ialah Arsitektur Enterprise.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Rina Trisminingsih, SKomp MT selaku pembimbing. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Bintarso dan Ibu Tanti dari Koperasi Produksi Susu Bogor yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, bunda, adik, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Kepada Komvis, teman-teman panitia OMI 2015, Ilkom 48, serta teman-teman Gizi Abadi terima kasih atas dukungan dalam bentuk apapun selama prosesnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Zachman Framework 2
Arsitektur Enterprise 3
Enterprise Architecture Planning (EAP) 3
Koperasi 3
Koperasi Pengolahan Susu (KPS) Bogor 4
METODE 4
Data Penelitian 4
Tahapan Penelitian 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Inisiasi Perencanaan 7
Pemodelan Bisnis 8
Tinjauan Sistem dan Teknologi Saat ini 10
Perancangan Arsitektur 11
Penyusunan Rekomendasi 15
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
DAFTAR TABEL
1 Cakupan EAP dalam Zachman framework 5
2 Daftar studi literatur penelitian mengenai KPS Bogor dan EAP 8 3 Kondisi sistem dan teknologi KPS Bogor saat ini 10
4 Kandidat aplikasi dan deskripsinya 12
5 Data input dan data output rekomendasi aplikasi 13
6 Prinsip platform yang ditetapkan 14
7 Platform yang disediakan 14
8 Rasio kepentingan antara kriteria 15
9 Urutan pembangunan rekomendasi aplikasi 16
DAFTAR GAMBAR
1 Tahapan EAP (Surendro 2009) 5
2 Kerangka penelitian 6
3 Struktur organisasi 9
4 Model Value Chain KPS Bogor 10
DAFTAR LAMPIRAN
1 Dekomposisi proses bisnis 18
2 Matriks relasi proses bisnis terhadap unit organisasi 19
3 Model siklus sumber daya 20
4 Daftar entitas data 21
5 Diagram entitas proses bisnis KPS Bogor 22
6 Matrik hubungan proses bisnis dan entitas data 23 7 Matriks pemetaan kandidat aplikasi dan proses bisnis 24
8 Matriks hubungan organisasi dan aplikasi 25
9 Analisis dampak 25
10 Hubungan platform yang disediakan dan rekomendasi aplikasi 26 11 Hubungan platform yang disediakan dan rekomendasi aplikasi 26 12 Rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi masing-masing
alternatif terhadap kriteria 26
13 Perkalian matriks antara nilai Eigen masing-masing alternatif
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Pasal 1 UU No. 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah “Badan usaha yang beranggotakan orang-seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan” (Subandi 2011). Koperasi merupakan badan usaha yang tidak mementingkan keuntungan dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia sehingga dapat berkembang di berbagai sektor termasuk sektor pertanian. Koperasi pertanian di Kota Bogor salah satunya adalah Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor. Koperasi ini terus mengalami perkembangan, hal ini terlihat dari pengaruhnya sebagai pelaku gerakan koperasi nasional. Beberapa wakil pengurus KPS Bogor menduduki posisi sebagai pengurus di Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Pengembangan KPS Bogor masih membutuhkan pengembangan dalam bidang teknologi.
Pengembangan teknologi pada KPS Bogor salah satunya penggunaan teknologi informasi untuk tata kelola operasional yang lebih baik. Hal ini tertuang pada misi KPS Bogor nomor 4 yang berbunyi “meningkatkan tata kelola operasional dengan baik, efektif, dan efisien” dan misi nomor 6 yang berbunyi “mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan” (Meisya 2011). Berdasarkan misi KPS tersebut, perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi.
Pengembangan teknologi informasi membutuhkan perancangan yang baik. Salah satu metode perancangan teknologi informasi dalam bentuk sistem informasi pada suatu organisasi adalah enterprise architecture planning (EAP). EAP adalah proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut, hal ini berarti melakukan pendefinisian arsitektur sistem, bukan merancang sistem tersebut (Spewak dan Hill 1992). EAP merupakan pendefinisian 2 baris teratas pada kolom data, fungsi dan teknologi dari Zachman framework. EAP tergolong sederhana dan mudah pengaplikasiannya karena hanya terdiri atas 4 tahap. Selain itu, EAP sudah banyak digunakan pada penelitian sebelumnya sehingga lebih mudah dipelajari.
Adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan EAP dilakukan oleh Talkanda (2014) dengan studi kasus enterprise pariwisata “Scorpion Holiday Tour and Travel” serta Fitrian (2007) dengan studi kasus “STMIK Darmajaya Bandar Lampung”. Penelitian Talkanda (2014) melakukan analisis kebutuhan sistem untuk perancangan arsitektur sistem informasi rekomendasi tujuan wisata. Hasil penelitian berupa identifikasi model bisnis utama yang terdiri atas 6 area fungsi yaitu, 5 fungsi kegiatan utama dan 1 fungsi kegiatan pendukung. Penelitian Fitrian (2007) melakukan perancangan tingkat tinggi aristektur enterprise dengan hasil peneltitian cetak biru sistem informasi enterprise.
Penelitian ini penting karena memberikan rekomendasi perancangan arsitektur sistem informasi menggunakan EAP yang sesuai dengan kebutuhan KPS Bogor. Adapun kegiatan yang dilakukan pada penelitian ialah observasi langsung ke KPS, studi literatur, dan wawancara langsung dengan pihak KPS Bogor.
2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian ini adanya kebutuhan rencana pengembangan teknologi informasi untuk mencapai misi KPS Bogor nomor 4 dan nomor 6.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membuat perancangan pengembangan teknologi informasi dalam bentuk arsitektur enterprise.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai entitas utama proses bisnis, aplikasi untuk mengelola entitas utama proses bisnis, platform teknologi yang menyediakan lingkungan aplikasi pengelola entitas utama proses bisnis serta rekomendasi rencana implementasi.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1 Perancangan arsitektur enterprise ini menggunakan studi kasus koperasi pertanian yang berada di Bogor, yaitu KPS Bogor.
2 Proses bisnis yang diidentifikasi mencakup keseluruhan kegiatan bisnis yang dilakukan KPS Bogor.
3 Metode perencanaan pengembangan sistem informasi yang digunakan adalah EAP sampai tahap rekomendasi rencana implementasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Zachman Framework
Zachman framework didesain untuk memasukkan representasi arsitektur sistem informasi untuk semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan pengembangan, pengelolaan, perawatan, dan penggunaan dari sistem informasi untuk suatu organisasi. Zachman framework menggambarkan arsitektur enterprise dalam 6 komponen, yaitu komponen data, fungsi, jaringan, personil, waktu, dan motivasi. Keenam komponen digambarkan dan dilihat dari 6 perspestif berbeda, yaitu perspektif planner, owner, designer, builder, subkontraktor, dan model fungsionalisasi enterprise. Perspektif ini merupakan sesuatu yang berurutan dengan urutan kronologi yang jelas, tetapi bukan merupakan langkah perbaikan dari detail arsitektur sistem informasi (Surendro 2009).
3
Arsitektur Enterprise
Arsitektur enterprise adalah pendekatan logis, komprehensif, dan holistik untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponen sistem (Parizeau 2002). Menurut pengertian lain arsitektur enterprise adalah metafora dan analogi dari cara membuat sistem (Perry dan Wolf 1992).
Enterprise Architecture Planning (EAP)
EAP adalah proses pendefinisian arsitektur untuk penggunaan informasi yang mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut (Spewak dan Hill 1992). EAP terbagi menjadi:
1 Arsitektur Data
Arsitektur data merupakan kumpulan kebutuhan bisnis perusahaan, data, satuan proses dan penyatuan yang mengendalikan bisnis serta aturan untuk memilih, membangun, dan memelihara data tersebut (Surendro 2009). Arsitektur data adalah arsitektur yang didenifisikan pertama kali. Pendefinisian ini bukan membuat database tapi mendefinisikan entitas utama yang didapat dari proses bisnis.
2 Arsitektur Aplikasi
Proses pendefinisian aplikasi, database, dan sistem dalam hal cakupan fungsional, membantu mengidentifikasi masalah integrasi atau kesenjangan dalam cakupan fungsional tersebut (Wisudiawan 2011). Arsitektur aplikasi dilakukan setelah pendefinisian arsitektur data. Arsitektur aplikasi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis dan mengelola data dalam lingkungan bisnis tersebut. Arsitektur aplikasi bukan rancangan sistem maupun spesifikasi untuk sistem tertentu, tetapi deskripsi tentang kemampuan dan manfaat dari aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses bisnis (Fitrian 2007).
3 Arsitektur Teknologi
Gambaran struktur dan perilaku dari infrastuktur teknologi suatu sistem, seperti
hardware dan software yang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya
(Wisudiawan 2011). Selain itu arsitektur teknologi dipandang sebagai pendefinisian dari platform teknologi yang digunakan untuk menyediakan lingkungan sistem informasi dalam mengelola data dan sebagai alat untuk mendukung fungsi bisnis (Yunis et al. 2010).
Koperasi
Dasar hukum koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dalam penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945, disebutkan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas kekeluargaan” dan ayat (4) dikemukakan bahwa “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasam lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan”. Menurut pasal 1 UU No.
4
beranggotakan orang-seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan”. Menurut Muhammad Hatta, koperasi
didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya, mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Subandi 2011).
Koperasi Pengolahan Susu (KPS) Bogor
Pada awalnya koperasi ini bernama Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan Bogor yang berdiri sejak 24 Oktober 1970. Sejak perubahan anggaran dasar yang kedua pada tahun 1996, nama koperasi ini berubah menjadi Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor. Kegiatan yang dilakukan KPS Bogor diantaranya pembinaan dan penyuluhan terhadap peternak, penyediaan kebutuhan pokok utama pada peternak dan ternaknya, penampungan dan pemasaran susu, serta penyediaan tenaga ahli dan mantri untuk penyuluhan dan pelayanan kesehatan ternak (Meisya 2011).
METODE
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang sistem dan teknologi yang digunakan saat ini di KPS Bogor, stuktur organisasi, dan aktivitas bisnis. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi literatur.
Tahapan Penelitian
Zachman framework adalah pendekatan klasifikasi artefak (model, gambar, diagram, atau dokumen) arsitektur yang diterima sebagai standar de facto. Walaupun Zachman framework merupakan standar de facto untuk klasifikasi artefak arsitektur dan mudah dipahami, framework ini tidak mengandung metodologi dan tidak ada cara standar untuk menggunakannya. Zachman
framework hanyalah kerangka kerja untuk mengkategorikan artefak arsitektur enterprise, Zachman framework dapat dimanfaatkan untuk menentukan apakah
suatu metodologi meliputi semua aspek dalam arsitektur enterprise atau aspek apa saja yang dicakup oleh suatu metodologi (Fitrian 2007). Metode yang hanya menggunakan sebagian dari Zachman framework adalah Enterprise Architecture
Planing (EAP).
EAP dijelaskan pada latar belakang merupakan pendefinisian 2 baris teratas pada kolom data, fungsi, dan teknologi dari Zachman framework, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. EAP memiliki 7 komponen utama yang dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu tahap permulaan, tahap pemahaman kondisi saat ini, tahap pendefinisiaan rencana masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana mencapai visi masa depan atau disebut strategi pencapaian. Gambar 1 mengilustrasikan
5 tahapan EAP. Dari tahapan ini diuraikan ke tahapan penelitian, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1 Cakupan EAP dalam Zachman framework Apa (data) Bagaimana
(fungsi) Teknologi Orang (siapa)
Waktu (kapan) Motivasi (kenapa) Objektif / lingkup (perencaan) Daftar entitas yang penting untuk bisnis Daftar fungsi bisnis yang dilakukan Daftar teknologi tempat operasi bisnis Daftar unit organisasi Daftar waktu/siklus bisnis Daftar tujuan/ strategis bisnis Model enterprise (pemilik) Entitas bisnis dan hubungan– hubungannya Dekomposisi fungsi dari proses Hubungan komunikasi antar lokasi bisnis Struktur organisasi; kumpulan keahlian; isu keamanan; Jadwal bisnis induk Aturan bisnis Model sistem informasi (perancang) Model data dari bisnis dan hubungan-hubungannya Alur-alur antar proses-proses aplikasi Jaringan distribusi Arsitektur antarmuka manusia Struktur proses Model aturan bisnis Model teknologi (pembangun) Rancangan basis data Spesifikasi proses Rancangan basis data Layar, arsitektur keamanan Definisi waktu Spesifikasi aturan dalam program logis Representasi terperinci (subkontraktor) Skema basis data dan definisi subskema Kode program dan bangunan kendali Definisi konfigurasi Orang yang sudah dilatih Kejadian bisnis Aturan yang memaksa Sistem fungsional (pengguna)
Basis data dan informasi Program-program aplikasi Konfigurasi sistem Inisiasi Perencanaan
Pada penelitian ini, tahapan inisiasi perencanaan fokus pada persiapan segala sesuatu yang diperlukan sebelum memulai kegiatan inti EAP. Tahapan ini penting karena menjadi landasan untuk proses tahapan-tahapan selanjutnya. Adapun beberapa langkah pada tahapan ini adalah:
1 Menentukan lingkup enterprise yang dipilih dan menentukan tujuan EAP. Tahap ini juga menentukan aktivitas bisnis yang dianalisis meliputi keseluruhan area suatu organisasi atau hanya sebagian saja.
2 Mendefinisikan visi dan misi enterprise.
6
Tinjauan Kondisi Enterprise Saat Ini
Tahap ini terbagi atas dua langkah, yaitu menentukan aktivitas bisnis yang tepat dan meninjau sistem dan teknologi yang digunakan di enterprise. Tujuannya adalah untuk membuat model yang merepresentasikan proses bisnis yang dilakukan
enterprise. Tahapan tinjauan kondisi enterprise saat ini terdiri atas 2 tahapan, yaitu:
a Pemodelan bisnis
Tahapan ini mengumpulkan dan membangun suatu basis pengetahuan mengenai bisnis dan informasi yang digunakan bisnis saat ini. Langkah detailnya yaitu: 1 Mengidentifikasi struktur organisasi enterprise.
2 Mengidentifikasi dan mendefinisikan proses bisnis dengan membuat model bisnis atau arsitektur bisnis enterprise.
3 Membuat dekomposisi proses bisnis dan merelasikan proses bisnis terhadap unit organisasi.
b Sistem dan teknologi saat ini
Tahapan ini mendefinisikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang ada untuk mendukung bisnis saat ini.
7
Perancangan Arsitektur
Tahapan ini berfungsi membuat rancangan arsitektur dengan cara mengidentifikasi dan mendefinisikannya menjadi 3 kategori, yakni:
a Arsitektur Data
Tahap pertama dalam membuat arsitektur enterprise. Sesuai dengan pengertiannya tahap ini bukan membuat database sistem, tetapi mendefinisikan entitas utama yang diperoleh dari tahap pemodelan bisnis.
b Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi dilakukan setelah pendefinisian arsitektur data. Arsitektur aplikasi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis dan mengelola data dalam lingkungan bisnis tersebut. Arsitektur aplikasi bukan rancangan sistem maupun spesifikasi untuk sistem tertentu, tetapi deskripsi tentang kemampuan dan manfaat dari aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses bisnis (Fitrian 2007).
c Arsitektur Teknologi
Tahap ini mendefinisikan jenis teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi dan mengelola data yang sudah didefinisikan sebelumnya. Adapun langkah–langkah yang dilakukan adalah:
1 Mengidentifikasikan prinsip teknologi dan platform yang akan digunakan. 2 Menghubungkan platform teknologi dengan aplikasi.
Rencana Implementasi
Tahapan ini menyusun suatu rekomendasi untuk rencana implementasi berdasarkan ketiga arsitektur yang sudah dirancang. Rencana rekomendasi mencakup seluruh proses bisnis di KPS Bogor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Inisiasi Perencanaan
Tahapan awal inisiasi perencanaan dilakukan dengan cara studi literatur. Artikel penelitian yang dipilih mengenai KPS Bogor, daftar lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Penelitian yang dijadikan rujukan utama adalah skripsi yang dilakukan oleh Meisya (2011) dengan judul “Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor, Jawa Barat”.
Ruang Lingkup Enterprise
Kegiatan bisnis yang dimiliki KPS Bogor ialah pembinaan dan penyuluhan terhadap peternak, penyediaan kebutuhan pokok utama pada peternak dan ternaknya, penampungan dan pemasaran susu, dan penyediaan tenaga ahli dan mantri untuk penyuluhan dan pelayanan kesehatan ternak (Meisya 2011). Setelah dilakukan observasi langsung ke KPS Bogor, ruang lingkup KPS Bogor mengalami perubahan, yaitu penyediaan kebutuhan pokok utama pada peternak dan ternaknya tidak lagi termasuk produksi pakan ternak. Setelah dikaji ulang, produksi pakan ternak atas nama merek dagang “KPS feed” mengalami kerugian terus menerus, sehingga KPS Bogor menghentikan produksinya.
8
Tabel 2 Daftar studi literatur penelitian mengenai KPS Bogor dan EAP
No Tahun Nama peneliti Judul artikel
1 2007 Bambang
Handoko
Analisis faktor-faktor yag berhubungan dengan motivasi kerja karyawan koperasi produksi susu (KPS) Bogor, Jawa Barat 2 2011 Nadia Meisya Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi
Susu (KPS) Bogor, Jawa Barat 3 2011 Retno
Khairunnisa
Analisis daya saing dan dampak kebijakan pemerintah terhadap usaha peternakan sapi perah (Studi Kasus: Peternak Anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan Bogor KUNAK, Jawa Barat)
Visi dan Misi Enterprise
KPS Bogor merupakan koperasi persusuan primer yang berasosiasi langsung dengan para peternak susu sapi perah yang menjadi anggota-anggotanya.Visi KPS Bogor adalah menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi, sehat usaha, dan sehat mental serta unggul di tingkat regional dan nasional. Misi KPS Bogor sebagai beeikut:
1 Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang-undang Perkoperasian serta Peraturan Pelaksanaan dan Peraturan Perudang undangan yang berlaku serta menjalankan amanah keputusan Rapat Anggota.
2 Memotivasi anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri sekaligus mengangkat derajat perkoperasian.
3 Meningkatkan kompetensi sumber daya koperasi.
4 Meningkatkan tata kelola operasional dengan baik, efektif, dan efisien. 5 Menjadi laboratorium koperasi persusuan.
6 Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.
Pemodelan Bisnis Identifikasi Struktur Organisasi
Tahap ini berfungsi untuk mengetahui secara struktural bentuk pengurus yang ada di KPS Bogor. Infomasi struktur organisasi diperoleh dengan wawancara secara langsung dengan pihak KPS Bogor diwakili oleh Bapak Bintarso selaku Kepala Unit Usaha Pelayanan Susu Murni, lebih jelas digambarkan pada Gambar 3.
Proses Bisnis
Model value chain digunakan untuk memudahkan identifikasi dan pendefinisian proses bisnis. Value chain membagi setiap proses bisnis enterprise menjadi dua kategori, yaitu primary activities dan support activities. Primary
activities adalah proses utama yang dilakukan enterprise, sedangkan support activities adalah proses bisnis yang dilakukan enterprise untuk mendukung primary activities.
Seluruh proses bisnis yang dilakukan KPS Bogor diambil dari ruang lingkup, visi misi, dan struktur organisasi KPS Bogor. Gambar 4 memperlihatkan gambaran bentuk value chain di KPS Bogor. Adapun aktivitas utama KPS Bogor adalah:
9
1 Layanan
Proses bisnis ini berisi layanan-layanan yang diberikan oleh KPS Bogor untuk staf, anggota KPS Bogor, dan masyarakat umum. Adapun yang termasuk proses bisnis ini adalah pembinaan dan penyuluhan terhadap peternak, penyediaan kebutuhan pokok utama pada peternak dan ternaknya, dan penyediaan tenaga ahli dan mantri untuk penyuluhan dan pelayanan kesehatan ternak.
2 Pengelolaan bahan
Proses bisnis yang dilakukan untuk mendapatkan susu mentah dari peternak. Proses bisnis ini terkait penampungan susu.
3 Operasi
Proses bisnis yang dilakukan KPS Bogor untuk mengolah komoditas utama yakni susu murni dan hewan ternaknya.
Support activities diperlukan untuk mendukung primary activities. KPS
Bogor mempunyai dua support activities, yakni: 1 Uji laboratorium
Kegiatan yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuatitas susu yang dimiliki KPS Bogor. Proses bisnis ini sejalan dengan misi nomor 5. 2 Administrasi umum dan keuangan
Proses bisnis yang dimiliki KPS Bogor untuk mencatat dan mendukung administrasi umum, mengelola keuangan KPS Bogor, dan bagian pemodalan.
Dekomposisi Proses Bisnis
Hasil dari pengamatan dan pendefinisian proses bisnis didekomposisi atau dibagi atas apa yang dilakukan proses bisnis agar terlihat jelas apa yang dilakukan setiap proses bisnis, hasil dekomposisi dinamakan aktivitas bisnis, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil dekomposisi dihubungkan dengan unit
10
organisasi menggunakan matriks relasi proses bisnis terhadap unit organisasi, hal ini bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup tanggung jawab setiap unit organisasi pada masing-masing proses bisnis. Hasil matriks bisa dilihat pada Lampiran 2. Tahapan dekomposisi juga menggunakan model siklus sumber daya dengan tujuan melengkapi dan lebih memastikan kelengkapan hasil dekomposisi proses bisnis menjadi aktivitas-aktivitas bisnis. Hasil analisis dijabarkan pada Lampiran 3.
Tinjauan Sistem dan Teknologi Saat ini
Tahapan ini mendefinisikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang digunakan di KPS Bogor pada setiap unit usahanya. Inventaris sistem dan teknologi saat ini diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Bintarso dan observasi langsung ke KPS Bogor. Tabel 3 memperlihatkan kondisi sistem dan teknologi saat ini di KPS Bogor secara lengkap.
Tabel 3 Kondisi sistem dan teknologi KPS Bogor saat ini
Divisi Penyimpanan
data
Sistem
operasi Perangkat lunak
Perangkat pendukung Perangkat komunikasi Unit Pelayanan Susu Murni HDD internal dan eksternal Windows 7, Windows XP Microsoft Office, KPS.exe, Aplikasi Pembayaran Uang Susu Anggota
Printer Wi-Fi, LAN
Unit Pakan Ternak HDD internal dan eksternal Windows XP
Microsoft Office Printer Wi-Fi Unit Susu Pasturis HDD internal dan eksternal Windows XP
Microsoft Office Printer Wi-Fi Bagian Administrasi Umum dan Keuangan HDD internal dan eksternal Windows XP Microsoft Office, Aplikasi Utang Piutang, Aplikasi Pembayaran Uang Susu Anggota Printer, Fax, Scanner Wi-Fi, LAN Unit Serba Usaha HDD internal dan eksternal Windows XP
Microsoft Office Printer Wi-Fi
Kunak HDD internal
dan eksternal
Windows XP
Microsoft Office Printer -
Supp o rt Activitie s Uji Laboratorium
Administrasi Umum dan Keuangan
Prima
ry
Activitie
s
Pengelolaan
bahan Layanan Operasi
Pemasaran dan Penjualan Gambar 4 Model Value Chain KPS Bogor
11
Perancangan Arsitektur Arsitektur Data
Tujuan tahap ini adalah mencari entitas-entitas pada masing-masing proses bisnis yang disebut entitas bisnis. Masing-masing entitas bisnis dijabarkan entitas datanya. Hasil penjabaran selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 4.
Entitas bisnis dan entitas data dimodelkan dengan Entity Relationship
Diagram (ERD) untuk memperjelas keterlibatannya dalam sistem. Hasil pemodelan lihat Lampiran 5. Selanjutnya entitas data yang sudah dijabarkan dihubungkan
dengan proses bisnis, untuk membagi entitas data menjadi beberapa kategori, yaitu pembuatan, pengolahan, dan penggunaan data. Pembagian ini untuk memenuhi tujuan proses bisnis, lihat Lampiran 6.
Arsitektur Aplikasi
Langkah awal tahap ini melakukan analisis terhadap hasil tahap arsitektur data untuk mendapatkan rekomendasi aplikasi yang dibutuhkan KPS Bogor. Cara analisis ialah memperkirakan entitas data yang sudah didefinisikan dapat dibentuk menjadi aplikasi apa saja. Hasil analisis menghasilkan 7 kandidat aplikasi, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Kandidat aplikasi dianalisis hubungannya dengan aktivitas bisnis, poin utama analisis ini mencari aktivitas bisnis yang didukung masing-masing kandidat aplikasi. Hasil analisis disebut pemetaan aplikasi dan proses bisnis, Lampiran 7 menunjukkan hasil analisis dalam bentuk matriks. Hampir semua aktivitas bisnis didukung oleh 7 kandidat aplikasi, maka ketujuh kandidat aplikasi sudah dapat dikatakan rekomendasi aplikasi dari arsitektur aplikasi. Dari seluruh aktivitas bisnis hanya satu yang tidak didukung oleh rekomendasi aplikasi, yakni “menentukan kegiatan kerja seluruh staf dan anggota KPS Bogor yang ada di bawah proses bisnis administrasi umum dan keuangan.
Rekomendasi aplikasi dianalisis hubungannya dengan organisasi untuk menvalidasi mana saja rekomendasi aplikasi yang benar-benar dibutuhkan KPS Bogor. Lampiran 8 menunjukkan hasil analisis hubungan organisasi dan rekomendasi aplikasi dalam bentuk matriks. Unit organisasi Koordinator Unit Usaha Pakan Ternak dan Koordinator Unit Usaha Susu Pasturis dalam status kerja sama operasional (KSO), karena pengelolanya beda, tidak diketahui rekomendasi aplikasi mana yang mendukung unit organisasi tersebut kecuali Sistem Informasi Akutansi, karena pihak KSO pasti menyetor laporan keuangan penyewaan kepada pihak KPS Bogor.
Langkah berikutnya, rekomendasi aplikasi dianalisis hubungannya dengan perangkat lunak yang sudah didata pada tahap tinjaun sistem dan teknologi saat ini, analisis hubungan ini disebut analisis dampak, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Tujuan analisis dampak untuk mengategorikan menjadi 5 kategori, yaitu (Sommerville 2007):
1 Aplikasi apa saja yang perlu dipertahankan dan dilanjutkan pemeliharaan rutinnya (leave the system unchanged and continue with regular maintenance/R). 2 Aplikasi apa saja yang perlu diganti secara keseluruhan (scrap the system
completely/SR).
3 Aplikasi apa saja yang perlu dipertahankan dengan mengembangkan beberapa komponennya (re-engineer the system to improve its maintainability/RE).
12
4 Mengganti seluruh sistem termasuk perangkat keras baru, karena sistem yang sudah ada tidak bisa beroperasi atau sistem yang baru bisa berjalan dengan biaya pengeluaran yang lebih efisien (Replace all part of the system with a new
system/RA).
Tabel 4 Kandidat aplikasi dan deskripsinya
Kode Kandidat
aplikasi Deskripsi aplikasi
K1 Sistem
Informasi Akutansi
Sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan, termasuk di dalamnya segala hal yang terkait proses pembuatan buku laporan dan neraca keuangan.
K2 Sistem
Informasi Susu
Sistem sudah berjalan di KPS Bogor atas nama KPS.exe, penggunaan hanya sampai penentuan harga beli susu mentah dari peternak dengan input-an kualitas susu yang didadapat dengan cara manual, sebaiknya digabungkan dengan aplikasi Pembayaran Uang Susu Anggota dan dikembangkan dengan menerima indikator dari output sistem Pengujian Kualitas Susu.
K3 Sistem
Informaasi Pengujian Kualitas Susu
Sistem yang direkomendasikan untuk mendukung support
activities Uji Laboratorium. Termasuk di dalamnya klasifikasi,
pengolahan sampling, dan pemberian spesifikasi untuk susu mentah dan susu murni. Saat ini KPS Bogor melakukan uji coba dengan cara manual, sehingga pada KPS.exe input-anannya manual dan tidak efektif.
K4 Sistem
Informasi Pemesanan dan Penjualan Produk KPS
Sistem yang direkomendasikan untuk mengubah proses penjualan di KPS Bogor yang masih tradisional ke bentuk penjualan satu pintu via online.
K5 Sistem
Informasi Manajemen Rantai Pasok
Sistem yang mengelola semua aktivitas yang terlibat dalm proses pengelolaan bahan dan operasi dari bahan baku sampai produk.
K6 Sistem
Infromasi Inventori Pergudangan
Sistem yang mengelola administrasi pergudangan, jumlah persediaan setiap barang dan segala aktivitas yang terkait pengiriman.
K7 Knowledge
Management System
Layanan
Layanan yang disediakan KPS Bogor cukup banyak, karena itu dibutuhkan sistem yang mengelola primary activities Layanan, termasuk segala aktivitas yang terkait KSO.
Rekomendasi aplikasi membutuhkan data input dan data output yang baku dan standar. Oleh karena itu, perlu ditentukan bentuk data yang digunakan sebagai data input dan data yang dihasilkan sebagai data ouput. Bentuk data input
13 ditentukan dalam bentuk form dan data output sebagai laporan, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Data input dan data output rekomendasi aplikasi
Rekomendasi aplikasi Data input Data output Sistem Informasi Akutansi Form laporan
keuangan
- Laporan bulanan - Laporan tahunan
- Laporan neraca keuangan Sistem Informasi Susu Form setoran susu
anggota
Laporan uang susu anggota Sistem Informasi Pengujian
Kualitas Susu
Form pengujian - Laporan kualitas produk - Laporan pengamatan ternak Sistem Informasi Pemesanan
dan Penjualan Produk KPS
- Form pemesanan - Form penjualan
- Laporan produk yang keluar dari gudang
- Laporan pemesanan - Laporan penjualan Sistem Informasi Manajemen
Rantai Pasok
- Form operasi - Form pengelolaan
- Laporan barang yang disimpan - Laporan alat yang digunakan - Laporan produk yang diolah - Laporan operasi
Sistem Informasi Inventori Pergudangan
Form barang masuk - Laporan administrasi pergudangan - Laporan persedian barang
Knowledge Management System Layanan
- Form pemesanan layanan
- Laporan pesanan layanan - Laporan alokasi ahli
Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologi seperti yang sudah dijelaskan pada tahapan penelitian terdiri dari 2 tahapan, tahap pertama mendefinisikan prinsip teknologi dan menentukan platform teknologi. Tahap 2 menghubungkan platform teknologi tersebut dengan rekomendasi aplikasi dan gambarkan rancangan arsitektur teknologi. Prinsip platform teknologi merupakan aturan dan kebijakan yang menyediakan arahan atau pedoman untuk pengadaan platform teknologi sebagai lingkungan kerja penggunaan data dan aplikasi (Talkanda 2014). Jenis platform teknologi yang ditetapkan ada 6 jenis, yaitu sistem operasi, perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi dan kolaborasi, data storage, dan network. Tabel 6 menampilkan prinsip-prinsip untuk setiap prinsip platform. Tabel 7 berisi platform yang disediakan.
Prinsip yang sudah ditetapkan digunakan untuk menentukan platform yang disediakan. Platform yang disediakan terdiri dari platform untuk pengembangan aplikasi yang sudah ada dan pembangunan rekomendasi aplikasi baru. Hubungan platform yang disediakan dengan rekomendasi aplikasi dijabarkan pada Lampiran 10. Rancangan arsitektur teknologi digambarkan pada Lampiran 11.
14
Tabel 6 Prinsip platform yang ditetapkan
No Jenis Prinsip
1 Sistem operasi - User friendly
- Mendukung penggunaan perangkat keras dan aplikasi yang dibangun - Mendukung jaringan
2 Perangkat keras - Independen terhadap vendor dan brand tertentu - Dikualifikasi dan dibatasi
- Handal dan dalam kondisi yang baik - Didokumentasikan
- Didasarkan pada kebutuhan rekomendasi aplikasi 3 Perangkat
lunak
- Pengembangan aplikasi memiliki sekala prioritas - User friendly
- Pengembangan aplikasi dimulai dari sekala terkecil, dapat berkembang atau sesuai kebutuhan apabila terjadi keadaan yang mendesak
- Memiliki dokumetasi pengembangan yang sesuai standar dan baik - Memperhatikan kebutuhan akan kinerja, pemakai dan biaya 4 Komunikasi
dan kolaborasi
- Menggunakan arsitektur client server
- Komunikasi dengan kunak dapat melalui telepon 5 Data storage - Data mudah diakses dan mudah dimengerti
- Database management system berbasis kebutuhan KPS Bogor - Format data yang terstandar
6 Network - Koneksi yang stabil
- Memiliki standar yang sama - Instalasi mudah
Tabel 7 Platform yang disediakan
Jenis Platform Kode
platform
Sistem operasi Windows so
Perangkat keras - Personal computer (PC) - Keyboard - Mouse - Scanner - Monitor - Printer pk1 pk2 pk3 pk4 pk5 pk6 Perangkat lunak - Spreadsheet - Word processing - PDF reader
- Language programming untuk pengembangan dan pembangunan rekomendasi aplikasi (Java, PHP, Foxbase, Clipper) pl1 pl2 pl3 pl4 Komunikasi dan kolaborasi - Fax - Telepon - Messenger aplication - Cloud drive kk1 kk2 kk3 kk4 Data storage - Standart Query Language (SQL)
- Database management system (java database, foxpro, MySQL, dBASE III atau clipper database)
- Media penyimpanan HDD, SSD - Server ds1 ds2 ds3 ds4 Network - LAN - MAN - Wi-Fi n1 n2 n3
15
Penyusunan Rekomendasi
Seperti yang dijelaskan pada metode, tahap rencana implementasi adalah tahap menyusun rekomendasi untuk rencana implementasi, karena itu rekomendasi dibagi sesuai dengan analisis ketiga arsitektur.
Rekomendasi untuk arsitektur data adalah menggunakan 17 entitas data yang dihasilkan dari analisis arsitektur data. Rekomendasi untuk arsitektur aplikasi adalah 7 rekomendasi aplikasi. Urutan prioritas pembangunan rekomendasi aplikasi diperlukan karena alasan dana, tenaga ahli, dan waktu yang mendesak untuk penggunaan. Langkah pertama mencari prioritas dari 7 rekomendasi aplikasi adalah memilih metode digunakan, karena rekomendasi aplikasi tidak terstruktur dan merupakan alternatif pilihan, maka metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP) yang paling tepat.
Dalam metode AHP ada beberapa komponen yang diperlukan, yakni goal, kriteria, dan alternatif. Goal perhitungan ini menentukan prioritas rekomendasi aplikasi. Kriteria yang dipilih dicari dari prinsip platform yang sudah ditetapkan, hasilnya ada 5 kriteria yakni urgensi, waktu pengerjaan, biaya, user friendly, dan independen. Rekomendasi aplikasi pada metode ini berfungsi sebagai alternatif.
Bagian perhitungan AHP, pertama tentukan rasio kepentingan diantara sesama kriteria dan cari nilai Eigen beberapa iterasi sehingga perbedaannya sampai 4 nominal di belakang koma, Tabel 8 memperlihatkan nilai rasio kepentingan di antara sesama kriteria dan hasil iterasi dari nilai Eigen, 4 iterasi yang dibutuhkan untuk mencapai perbedaan 4 nominal di belakang koma.
Langkah selanjutnya mencari nilai Eigen masing-masing rekomendasi aplikasi terhadap masing-masing alternatif. Lampiran 12 memperlihatkan nilai rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi yang yang dibutuhkan masing-masing rekomendasi aplikasi terhadap masing-masing-masing-masing alternatif.
Tabel 8 Rasio kepentingan antara kriteria Urgensi Waktu pengerjaan Biaya User friendly Independen Nilai Eigen Urgensi 1.00 5.00 2.00 4.00 0.50 0.31785 Waktu pengerjaan 0.20 1.00 2.00 0.50 4.00 0.20982 Biaya 0.50 0.50 1.00 4.00 2.00 0.17654 User friendly 0.25 2.00 0.25 1.00 0.25 0.09923 Independen 2.00 0.25 0.50 4.00 1.00 0.19656 Iterasi 4.00
Nilai Eigen dari masing-masing alternatif terhadap masing-masing kriteria diolah dengan nilai Eigen kriteria menggunakan perkalian matriks untuk mendapatkan nilai prioritas dari masing-masing rekomendasi aplikasi. Lampiran 13 memperlihatkan hasil perkalian matriks. Urutan pembangunan rekomendasi aplikasi dari nilai terbesar, lihat Tabel 9.
Selain itu ada beberapa rekomendasi untuk mendukung rekomendasi aplikasi terkait arsitektur teknologi, yakni:
1 Pembangunan network untuk unit usaha bagian KUNAK, baik network dalam bentuk LAN dan MAN maupun Wi-Fi.
16
2 Peremajaan unit perangkat keras yang digunakan, baik set server yang akan digunakan untuk rekomendasi aplikasi yang kedepannya difokuskan pada percepatan via internet, juga perangkat personal computing (PC) yang digunakan.
3 Peralihan versi OS Windows yang digunakan dari versi XP ke versi Windows 7 karena versi XP sudah tidak dikembangkan lagi oleh Microsoft.
4 Peralihan bahasa pemrograman yang digunakan dari Foxbase dan Clipper ke bahasa Java dan PHP karena lebih umum digunakan, sehingga tidak sulit mencari sumber daya manusia untuk pembangunan dan pemeliharaan rekomendasi aplikasi.
Tabel 9 Urutan pembangunan rekomendasi aplikasi
Rekomendasi aplikasi Urutan pembangunan
Sistem Pengujian Kualitas Susu 1
Sistem Inventori Pergudangan 2
Sistem Informasi Susu 3
Sistem Manajemen Rantai Pasok 4
Sistem Informasi Akutansi 5
Knowledge Management System Layanan 6 Sistem pemesanan dan Penjualan Produk KPS 7
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya beberapa rekomendasi yang terdiri atas arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Pertama, rekomendasi arsitektur data yaitu 17 entitas data yang digunakan untuk menjelaskan entitas utama proses bisnis. Kedua, rekomendasi arsitektur aplikasi yaitu 7 rekomendasi aplikasi yang dibangun berdasarkan prioritas pembangunan yang menggunakan metode AHP. Ketiga, rekomendasi arsitektur teknologi yaitu pembangunan network untuk unit usaha Bagian KUNAK, peremajaan perangkat keras, peralihan versi OS Windows dari versi XP ke versi Windows 7, dan peralihan bahasa pemprograman dari Foxbase dan Clipper ke bahasa Java dan PHP. Ketiga data arsitektur tersebut dapat digunakan untuk perancangan arsitektur enterprise.
Saran
Sebaiknya penelitian ini dilanjutkan sampai ke tahap pembangunan sistem, karena itu diperlukan analisis yang lebih mendalam, penjelasan lebih jelas setiap modul dari rekomendasi aplikasi, dan arsitektur teknologi yang lebih aplikatif menyesuaikan keadaan KPS Bogor yang belum disokong fasilitas yang memadai.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fitrian Y. 2007. Perencanaan Arsitektur Enterprise di Perguruan Tinggi Studi Kasus STMIK Darmajaya [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Meisya N. 2011. Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi Susu
(KPS) Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Parizeau Y. 2002. Enterprise Architecture for Complex Government and the
Challenge of Government On-Line in Canada. Halifax (CA): Dalhousie
University.
Perry DE, Wolf AL. 1992. Foundations for the study of software architecture.
SIGSOFT Softw. Eng. Notes. 17(4):40-52. doi:10.1145/141874.141884.
Sommerville I. 2007. Software Engineering 8th ed. Ed ke-8. Boston (US): Addison-Wesle.
Spewak SH, Hill SC. 1992. Developing Blueprint for Data, Application,
Technology: Enterprise Architecture Planning. New York (US): John Wiley
& Sons.
Subandi. 2011. Ekonomi Koperasi. Bandung (ID): Alfabeta.
Surendro K. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung (ID): Informatika.
Talkanda TT. 2014. Analisis Kebutuhan Sistem Rekomendasi Tujuan Pariwisata Menggunakan Enterprise Architecture Planning [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 2011. Bandung (ID): Alfabeta.
Wisudiawan GAA. 2011. Arsitektur Enterprise Dilihat dengan Sudut Pandang RM-ODP. Bandung (ID): ITB Press.
Yunis R, Surendro K, Panjaitan ES. 2010. Pengembangan Model Arsitektur Enterprise untuk Perguruan Tinggi. JUTI 8(1): 9-18.
18
Lampiran 1 Dekomposisi proses bisnis
Proses bisnis Aktivitas bisnis
Pengelolaan bahan A1 Pembelian susu mentah dari peternak di TPK A2 Penerimaan susu mentah
A3 Pengambilan susu mentah di TPK A4 Penyimpanan susu mentah di gudang
A5 Pengiriminan susu mentah menuju tempat pengolahan susu murni Layanan B1 Menyediakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan perawatan dan
obat-obatan ternak dan peralatan kandang
B2 Penyewaan Unit Pakan Ternak dan Unit Susu Pasturis ke pihak KSO
B3 Menyediakan kebutuhan mantri sapi B4 Penangan reproduksi sapi
B5 Pelayanan kesehatan ternak B6 Gudang susu murni B7 Clean in place
B8
B9
Penyuluhan
Membersihkan kandang dan ternak
Operasi C1 Pengolahan susu mentah menjadi susu murni C2 Gudang susu
C3 Pemeliharaan ternak C4 Pemerahan susu mentah Administrasi umum
dan Keuangan
D1 Mencatat seluruh laporan yang dibuat dan dilaporkan oleh kepala bagian unit usaha
D2 Menerima dan mencatat keuangan dari pihak Kerjasama Operasional (KSO)
D3 Mengakumulasi laporan harian menjadi laporan bulanan dan tahunan
D4 Administrasi pembelian, pemasaran, pengambilan dan pengantaran susu
D5 Mencatat dan menyusun laporan rugi laba dan neraca keuangan D6 Menentukan kegiatan kerja seluruh staf dan anggota KPS Bogor D7 Mencatat utang piutang KPS Bogor, staf dan anggota KPS Bogor
D8
D9 D10 D11 D12
Membagikan gaji ke karyawan Perencanaan keuangan Pengumpulan modal Pengelolaan dana
Pemberian modal pada staf yang mengajukan permohon pemodalan Pemasaran dan penjualan E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 Pelayanan pesanan
Pemasaran susu murni ke calon konsumen Penelitian kebutuhan konsumen akan susu murni Administrasi penjualan
Penjualan susu murni ke konsumen Pemantauan status pengiriman
Pengiriminan susu murni ke konsumen yang memesan Uji Laboratorium F1 Pengujian mutu susu
F2 Memberikan spesifikasi susu
F3 Menyewa konsultan untuk susu murni
F4
F5
Pengambilan sampling susu Pengamatan ternak
19 L ampir an 2 Matriks r ela si prose s bisni s terha dap u nit org anisa si
20
Lampiran 3 Model siklus sumber daya
Fungsi bisnis Siklus hidup sumber daya
Kebutuhan Akuisisi Pemeliharaan Disposisi
Pengelolaan bahan Pembelian susu mentah dari peternak di TPK - Penerimaan susu mentah - Pengambilan susu mentah di TPK Penyimpanan susu mentah di gudang Pengiriminan susu mentah menuju tempat pengolahan susu murni Layanan Menyediakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan perawatan dan obat-obatan ternak, dan peralatan kandang Menyediakan kebutuhan mantri sapi - Gudang susu murni - Clean in place - Membersihkan kandang dan ternak - Penyewaan Unit Pakan Ternak dan Unit Susu Pasturis ke pihak KSO - Penangan reproduksi sapi - Pelayanan kesehatan ternak - Penyuluhan Operasi Pemeliharaan ternak Pemerahan susu mentah
- Gudang susu Pengolahan susu mentah menjadi susu murni Administrasi umum dan keuangan - Mencatat seluruh laporan yang dibuat dan dilaporkan oleh kepala bagian unit usaha - Perencanaan keuangan - Menerima dan mencatat keuangan dari pihak Kerjasama Operasional (KSO) - Mencatat dan menyusun laporan rugi laba dan neraca keuangan - Mencatat utang
piutang KPS Bogor, staf dan anggota KPS Bogor - Pengumpulan modal - Administrasi pembelian, pemasaran, pengambilan dan pengantaran susu - Pengelolaan dana - Membagikan gaji ke karyawan - Mengakumulasi laporan harian menjadi laporan bulanan dan tahunan - Menentukan kegiatan kerja seluruh staf dan anggota KPS Bogor
- Pemberian modal pada staf yang mengajukan permohonan pemodalan Pemasaran dan penjualan - Pelayanan pesanan - Pemasaran susu murni ke calon konsumen Penelitian kebutuhan konsumen akan susu murni Administrasi penjualan - Penjualan susu murni ke konsumen - Pemantauan status pengiriman - Pengiriman susu murni ke konsumen yang memesan Uji laboratorium - Pengambilan sampling susu - Pengamatan ternak Pengujian mutu susu Menyewa konsultan untuk susu murni Memberikan spesifikasi susu
21 Lampiran 4 Daftar entitas data
Entitas bisnis Entitas data
Pemasaran dan penjualan - Karyawan
- Produk - Konsumen - Administrasi - Gudang
Layanan - Tempat Pelayanan Koperasi (TPK)
- Gudang - Karyawan - Administrasi - Ahli - Produk
- Kerja Sama Operasional (KSO) - Konsumen - Kandang - Ternak - Alat pengolahan Operasi - Ternak - Karyawan - Produk - Gudang - Alat pengolahan Administrasi umum dan keuangan - Administrasi
- Karyawan - Buku laporan - Konsumen - KSO - Produk - Keuangan
Pengelolaan bahan - Produk
- Peternak - TPK
- Alat pengolahan - Gudang
- Karyawan
Uji laboratorium - Karyawan
- Produk - Ahli - Ternak - Pengujian
22 L ampir an 5 Dia g ram e nt itas prose s bis nis KP S Bog or
23 L ampir an 6 Matrik hub u ng an p rose s bisni s d an e n tit as da ta
24 L ampi ran 7 Matriks pem et aa n kandida t a plikasi dan pr oses bisnis
25 Lampiran 8 Matriks hubungan organisasi dan aplikasi
Organisasi Rekomendasi aplikasi
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
Rapat Anggaran ● ● ● ● ● ● ●
Pengurus ● ● ● ● ● ● ●
Pengawas ● ●
Konsultan ●
Koordinator Unit Pelayanan Susu Murni
● ● ● ● ● ● ●
Koordinator Unit Usaha Susu Pasturis
● Koordinator Unit Usaha Pakan
Ternak
●
Koordinator Unit Serba Usaha ● ● ● ● ●
Koordinator Bagian KUNAK ● ● ● ● ● ● ●
Koordinator Bagian Administrasi Umum dan Keuangan
●
Lampiran 9 Analisis dampak Rekomendasi
aplikasi Aplikasi aaat ini Dampak Keterangan
- Sistem Informasi
Utang Piutang
R Dianggap tidak
mempengaruhi kebijakan KPS Bogor secara luas, sehingga tidak termasuk rekomendasi aplikasi
Sistem Informasi Akutansi
Sistem Informasi Akutansi
RE Sistem ini sedang
dikembangkan untuk sesuai dengan kebutuhan KPS Bogor.
Sistem Informasi Susu KPS.exe dan aplikasi Pembayaran Uang Susu Anggota
RE Untuk mengefisienkan 2 aplikasi yang sudah ada digabungkan dan dikembangkan lagi Sistem Informasi
Pengujian Kualitas Susu
- - Pengembangan aplikasi baru
Sistem Informasi Pemesanan dan Penjualan Produk KPS
- - Pengembangan aplikasi baru
Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok
- - Pengembangan aplikasi baru
Sistem Informasi Inventori Pergudangan
- - Pengembangan aplikasi baru
Knowledge Management System Layanan
26
Lampiran 10 Hubungan platform yang disediakan dan rekomendasi aplikasi
Lampiran 11 Hubungan platform yang disediakan dan rekomendasi aplikasi
Lampiran 12 Rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi masing-masing alternatif terhadap kriteria
1 Rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi masing-masing alternatif terhadap kriteria urgensi
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 Nilai Eigen k1 1.00 0.33 0.33 2.00 4.00 5.00 2.00 0.18862303 k2 3.00 1.00 0.50 3.00 3.00 2.00 3.00 0.22610354 k3 3.00 2.00 1.00 2.00 0.33 0.50 0.25 0.15282375 k4 0.50 0.33 0.50 1.00 0.50 0.33 0.50 0.05152739 k5 0.25 0.33 3.00 2.00 1.00 2.00 2.00 0.14199158 k6 0.20 0.50 2.00 3.00 0.50 1.00 0.33 0.08943387 k7 0.50 0.33 4.00 2.00 0.50 3.00 1.00 0.14949682 Iterasi 4.00
27 2 Rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi masing-masing alternatif terhadap kriteria waktu pengerjaan
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 Nilai Eigen k1 1.00 3.00 0.50 0.25 0.25 0.50 2.00 0.09729679 k2 0.33 1.00 0.25 0.50 2.00 0.50 0.25 0.07269351 k3 2.00 4.00 1.00 2.00 2.00 0.50 3.00 0.20447376 k4 4.00 2.00 0.50 1.00 2.00 2.00 0.50 0.17895925 k5 4.00 0.50 0.50 0.50 1.00 0.33 2.00 0.12197863 k6 2.00 2.00 2.00 0.50 3.00 1.00 3.00 0.20630808 k7 0.50 4.00 0.33 2.00 0.50 0.33 1.00 0.11828998 iterasi 3.00
3 Rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi masing-masing alternatif terhadap kriteria biaya
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 Nilai Eigen k1 1.00 3.00 2.00 4.00 1.00 2.00 0.50 0.15779355 k2 0.33 1.00 3.00 0.50 0.25 2.00 0.20 0.09363140 k3 0.50 0.33 1.00 0.33 0.25 0.50 0.20 0.22354865 k4 0.25 2.00 3.00 1.00 0.50 3.00 0.33 0.03943499 k5 1.00 4.00 4.00 2.00 1.00 4.00 2.00 0.24396940 k6 0.50 0.50 2.00 0.33 0.25 1.00 0.25 0.19077946 k7 2.00 5.00 5.00 3.00 0.50 4.00 1.00 0.05084256 iterasi 3.00
4 Rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi masing-masing alternatif terhadap kriteria user friendly
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 Nilai Eigen k1 1.00 0.33 2.00 0.20 2.00 3.00 0.20 0.09384582 k2 3.00 1.00 2.00 0.33 2.00 2.00 0.33 0.13079908 k3 0.50 0.50 1.00 0.20 2.00 0.50 0.20 0.05833371 k4 5.00 3.00 5.00 1.00 4.00 5.00 1.00 0.31056746 k5 0.50 0.33 0.50 0.25 1.00 0.50 0.50 0.05698937 k6 0.33 0.50 2.00 0.20 2.00 1.00 0.33 0.07363114 k7 5.00 3.00 5.00 1.00 2.00 3.00 1.00 0.27583343 iterasi 3.00
5 Rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi masing-masing alternatif terhadap kriteria independen
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 Nilai Eigen k1 1.00 0.25 0.50 0.20 0.33 0.50 0.20 0.04889138 k2 4.00 1.00 0.25 3.00 0.50 2.00 4.00 0.18194917 k3 2.00 4.00 1.00 3.00 2.00 0.50 4.00 0.24849850 k4 5.00 0.33 0.33 1.00 0.50 0.33 2.00 0.09336935 k5 3.00 2.00 0.50 2.00 1.00 0.50 2.00 0.14796199 k6 2.00 0.50 2.00 3.00 2.00 1.00 3.00 0.20482038 k7 5.00 0.25 0.25 0.50 0.50 0.33 1.00 0.07450923 iterasi 4.00
28
Lampiran 13 Perkalian matriks antara nilai Eigen masing-masing alternatif terhadap kriteria dengan nilai Eigen kriteria
Matriks nilai Eigen masing-masing alternatif terhadap kriteria Urgensi Waktu pengerjaan Biaya User friendly Independen k1 0.18862303 0.09729679 0.15779355 0.09384582 0.04889138 k2 0.22610354 0.07269351 0.09363140 0.13079908 0.18194917 k3 0.15282375 0.20447376 0.22354865 0.05833371 0.24849850 k4 0.05152739 0.17895925 0.03943499 0.31056746 0.09336935 k5 0.14199158 0.12197863 0.24396940 0.05698937 0.14796199 k6 0.08943387 0.20630808 0.19077946 0.07363114 0.20482038 k7 0.14949682 0.11828998 0.05084256 0.27583343 0.07450923 Matriks nilai Eigen kriteria
Kriteria Nilai Eigen
Urgensi 0.31784674
Waktu pengerjaan 0.20981822
Biaya 0.17654427
User friendly 0.09923308 Independen 0.19655769 Hasil perkalian matriks dan urutan prioritas
Rekomendasi aplikasi Hasil perkalian matriks Urutan prioritas k3 0.18557601 1 k6 0.15296014 2 k2 0.15239189 3 k5 0.14853460 4 k1 0.12714799 5 k7 0.12332960 6 k4 0.11005978 7
29
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Yogyakarta tanggal 2 Juni 1992, anak pertama dari 5 bersaudara dari Nur Hidayat Agam ST, Sudiarti SSOS dan Hasnaini ST. Penulis lulusan SMAN 3 Medan lulus pada tahun 2011 dan masuk ke Institut Pertanian Bogor dengan status mahasiswa undangan, diterima di Departemen Ilmu Komputer pada tahun 2011 dan menamatkan pendidikan strata satu tahun 2016.
Penulis selama perkuliahan menyukai aktivitas intrakampus baik sebagai kepanitian maupun organisasi. Prestasi terbesar penulis sebagai kepanitian adalah saat dipilih sebagai Wakil Pelaksana Olimpiade Mahasiswa IPB tahun 2014 dan sebagai Ketua Pelaksana Olimpiade Mahasiswa IPB tahun 2015.