• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan enterprise architecture menggunakan togaf architecture development method (studi kasus: dinas tata kota, bangunan dan permukiman Kota Tangerang Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan enterprise architecture menggunakan togaf architecture development method (studi kasus: dinas tata kota, bangunan dan permukiman Kota Tangerang Selatan)"

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)

i

KASUS: DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN)

Disusun Oleh: Ines Putri Karunia NIM: 1110093000041

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

i

KASUS: DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN)

Disusun Oleh: Ines Putri Karunia NIM: 1110093000041

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

ii

(STUDI KASUS: DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN)

Oleh:

Ines Putri Karunia NIM: 1110093000041

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

iii

PERMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sistem Informasi (S.SI)

Oleh : Ines Putri Karunia NIM : 1110093000041

Menyetujui,

Pembimbing I

Elvi Fetrina, MIT NIP. 19740625 200901 2 005

Pembimbing II

Evy Nurmiati, MMSI NIP.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

(5)

iv

Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan)” telah diuji dan dinyatakan

lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari 6 Agustus 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata (S1) pada program studi

Sistem Informasi.

Jakarta, 26 Agustus 2015

Menyutujui,

Penguji I Penguji II

A’ang Subiyakto, M.Kom Suci Ratnawati, MTI

NIP. 1976021920070 1 002 NIP.

Pembimbing I Pembimbing II

Elvi Fetrina, MIT Evy Nurmiati, MMSI

NIP. 19740625200901 2 005 NIP.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Prodi Sistem Informasi

(6)

v

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 9 Juli 2015

(7)

vi

MIT dan EVY MURMIATI, MMSI.

Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan

(DTKBDP) merupakan instansi milik pemerintah dibawah pimpinan

pemerintahan daerah kota Tangerang Selatan. DTKBDP mempunyai peran penting dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dan perbaikan sarana pemerintahan dan non pemerintahan kota Tangerang Selatan, serta mempunyai tanggung jawab dalam memberikan pelayanan perizinan pada setiap bangunan atau permukiman yang akan dibangun di Tangerang Selatan. Dalam perkembangannya, DTKBDP telah memiliki infrastruktur teknologi yang cukup bagus, namun aplikasi yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugasnya hanyalah aplikasi standar yang tidak saling terintegrasi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya perencanaan teknologi informasi dan sistem informasi yang selaras

dengan proses bisnis dalam DTKBDP. Tidak adanya database management

system mejadikan penyimpanan dokumen, data serta informasi tidak tersusun

dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perancangan enterprise

architecture sebagai kerangka dasar solusi bisnis untuk menyelesaikan masalah dalam mengoptimalkan penggunaan TI yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan

TOGAF (The Open Group Architecture Framework) yang terdiri dari fase

preliminary, arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi peluang dan solusi, serta rencana migrasi. Dari semua fase tersebut akan

dihasilkan blueprint arsitektur dan roadmap implementasi aplikasi untuk

DTKBDP.

Kata Kunci : DTKBDP, enterprise architecture, teknologi informasi, sistem

informasi, database management system, TOGAF

V Bab + 204 Halaman + 55 Gambar + 40 Tabel + 22 Pustaka + Lampiran

(8)

vii

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa tersirah

untuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Amiin.

Skripsi yang berjudul “Perancangan Enterprise Architecture

Menggunakan TOGAF Architecture Development Metod (Studi Kasus: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan-DTKBDP)

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sistem

Informasi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan

akhirnya telah rampung diselesaikan oleh penulis dengan sebaik-baiknya.

Berkenaan dengan selesainya penyusunan skripsi, maka dengan rasa

syukur serta hormat penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang

telah memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta dukungan moril dan

materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-bersanya kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem

(9)

viii

4. Ibu Evi Nurmiati, MMSI selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar

membimbing penulis, memberikan ilmu dan motivasi selama proses

penyusunan skripsi.

5. Seluruh dosen prodi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmunya.

6. Bapak Heri Asari S.Kom, Msi, selaku pembimbing dari Bidang IT

DTKBDP.

7. Untuk semua staff dan pegawai DTKBDP yang telah membantu penulis

dalam memperoleh kelengkapan data yang dibutuhkan.

8. Ayah dan mama, H. Abi Sindu Harto dan Marlina, kedua orangtuaku yang

sangat aku cintai dan sayangi, terimakasih telah merawat dan

membimbingku hingga sekarang atas cinta dan kasih sayang serta motivasi

dan doa yang selalu diberikan kepada anakmu ini. Tanpa kalian aku

bukanlah apa-apa.

9. Terimakasih juga kepaa adik-adikku, Ira dan Anya yang secara tidak

langsung turut membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10.Untuk Pulung Wibowo, SE terimakasih atas semangatnya serta dukungan

untuk penulis, sehingga skripsi ini bisa selesai.

11.Untuk SIB wati, omah, alep, putri, minyi, tiwi, ika, ibon dan nda.

(10)

ix

bisa bertahan hingga selamanya.

13.Terimakasih untuk keluarga serta sahabat-sahabat sepermainan yang juga

turut memberikan dukungan kepada penulis.

14.Dan pihak-pihak yang terkait dan berjasa dalam proses pembuatan skripsi

ini yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi

rasa hormat terimakasih untuk kalian semua dari penulis.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

terutama kawan-kawan Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik

sebagai karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar penelitian

materi lebih lanjut.

Jakarta, 29 Juni 2015

(11)

x

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN... V ABSTRAK... Vi KATA PENGANTAR ... Vii DAFTAR ISI ... X DAFTAR GAMBAR ... Xiii DAFTAR TABEL ...Xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Metode Penelitian ... 10

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 10

1.6.2 Metode Perancangan ... 10

(12)

xi

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi... 15

2.2.1 Pengertian Sistem... 15

2.2.2 Pengertian Informasi... 16

2.2.2.1 Kualitas Informasi... 17

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 17

2.3 Konsep Dasar Enterprise Architecture... 18

2.3.1 Pengertian Enterprise ... 18

2.3.2 Pengertian Architecture... 19

2.3.3 Pengertian Enterprise Architecture... 19

2.4 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)... 21

2.4.1 TOGAF Architecture Development Method (ADM)... 22

2.4.2 Preliminary ... 24

2.4.3 Requirement Management... 26

2.4.2.1 Phase A : Architecture Vision... 27

2.4.2.2 Phase B : Business Architecture ... 28

2.4.2.3 Phase C : Information Systems Architecture... 31

2.4.2.4 Phase D : Technology Architecture... 33

2.4.2.5 Phase E : Opportunities and Solution ... 35

2.4.2.6 Phase F : Migration Planning... 36

2.4.2.7 Phase G : Implementation Governance... 37

(13)

xii

2.5.2 Flowchart... 44

2.5.3 Value Chain ...... 48

2.5.4 Stakeholder Map Matrix ... 50

2.5.5 Archimate... 51

2.5.6 Rich Picture... 52

2.5.7 Data Dissemination Diagram... 53

2.5.8 Unified Modelling Laguage (UML) ... 55

2.5.8.1 Sejarah UML... 63

2.5.9 Principle Catalog ... 64

2.5.10 Technology Portofolio Catalog ... 65

2.5.11 Communication Engineering Diagram ...... 66

2.5.13 Matriks Analisis Gap... 69

2.6 Metode Pengembangan Sistem rapid Application Development (RAD).. 69

2.6.1 Perencanaan Syarat (Requirement Planning)... 71

2.6.2 Proses Desain (Design Project)... 72

2.6.3 Implementasi (Implementation)... 73

2.7 Penelitian Sejenis... 73

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ... 47

(14)

xiii

3.2 Metode Perancangan Enterprise Architecture ... 55

3.2.1 Tahapan TOGAF... 55

3.2.2 Alasan Penulis Menggunakan TOGAF... 60

3.3 Kerangka Berpikir Penelitian... 61

BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE 4.1 Preliminary Phase... 91

4.1.1 Prinsip-prinsip Perancangan Enterprise Architecture... 92

4.1.2 Identifikasi 5W+1H... 96

4.2 Requirement Management... 98

4.2.1 Kondisi Sistem Berjalan... 98

4.2.2 Issue Organisasi... 110

4.2.3 Solusi Aktivitas... 113

4.2.4 Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK... 115

4.3 Phase A : Architecture Vision... 115

4.3.1 Profil Instansi... 115

4.3.2 Visi dan Misi Instansi... 116

4.3.3 Struktur Organisasi dan Tupoksi DTKBDP... 117

4.3.4 Analisis Value Chain... 121

4.3.5 Struktur Organisasi Usulan... 128

(15)

xiv

DTKBDP... 136

4.4.2 Rancangan Architecture Business... 145

4.5 Phase C: Information System Application... 154

4.5.1 Application Architecture... 154

4.5.5.1 Arsitektur Aplikasi Permohonan Rekomendasi IMB... 158

4.5.5.2 Arsitektur Aplikasi Rekomendasi SLF... 160

4.5.5.3 Arsitektur Aplikasi SPK Lelang... 161

4.5.5.4 Arsitektur Aplikasi Progress Bangunan... 163

4.5.5.5 Arsitektur Aplikasi E-inventaris... 164

4.5.5.6 Arsitektur Aplikasi E-keuangan... 165

4.5.2 Data Architecture... 166

4.5.2.1 Data Dissemination Diagram... 167

4.5.2.2 Class Diagram... 168

4.6 Phase D: Technology Architecture... 174

4.6.1 Infrastruktur Jaringan... 174

4.6.2 Platform Teknologi... 178

4.6.3 Konfigurasi Hardware dan Software... 180

4.6.4 Technolgy Portofolio Catalog... 182

4.7 Phase E: Opportunities and Solution... 183

4.7.1 Analisis Gap... 183

4.8 Phase E: Migration Planning... 194

(16)

xv BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 203

5.2 Saran... 204

(17)

xvi

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Rekomendasi IMB... 104

Gambar 4.4 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Rekomendasi SLF... 105

Gambar 4.5 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pendataan Hasil Musrembang... 106

Gambar 4.6 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Design... 107

Gambar 4.7 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Progress Bangunan... 108

Gambar 4.8 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Keuangan... 109

Gambar 4.9 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Inventaris... 110

Gambar 4.10 Struktur Organisasi DTKBDP... 117

Gambar 4.11 Value Chain... 122

Gambar 4.12 Struktur Organisasi Usulan DTKBDP...... 128

Gambar 4.13 Tree Diagram Pemetaan Layanan, Proses Bisnis dan Fungsi Bisnis DTKBDP... 138

Gambar 4.14 Layanan Bisnis di DTKBDP... 139

Gambar 4.15 Proses Bisnis Pada Layanan IMB DTKBDP... 139

(18)

xvii

Gambar 4.21 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Design... 143

Gambar 4.22 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Progress Bangunan... 144

Gambar 4.23 Solusi Arsitektur Bisnis... 147

Gambar 4.24 Solusi Arsitektur Bisnis Rekomendasi IMB&SLF...148

Gambar 4.25 Solusi Arsitektur Bisnis SPK Lelang...149

Gambar 4.26 Solusi Arsitektur Bisnis Solusi Bisnis Progress Bangunan...151

Gambar 4.27 Solusi Arsitektur Bisnis E-inventaris... 152

Gambar 4.28 Solusi Arsitektur Bisnis E-keuangan... 153

Gambar 4.29 Arsitektur Aplikasi... 157

Gambar 4.30 Arsitektur Aplikasi Permohonan Rekomendasi IMB... 158

Gambar 4.31 Arsitektur Aplikasi Rekomendasi SLF... 160

Gambar 4.32 Arsitektur Aplikasi SPK Lelang... 161

Gambar 4.33 Arsitektur Aplikasi Progress Bangunan... 163

Gambar 4.34 Arsitektur Aplikasi E-inventaris... 164

Gambar 4.35 Arsitektur Aplikasi E-keuangan... 165

Gambar 4.36 Data Dissemination Diagram... 167

Gambar 4.37 Arsitektur Data Aplikasi IMB dan SLF... 169

Gambar 4.38 Arsitektur Data Aplikasi SPK Lelang... 170

Gambar 4.39 Arsitektur Data Aplikasi Progress Bangunan... 171

Gambar 4.40 Arsitektur Data Aplikasi E-inventaris... 172

Gambar 4.41 Arsitektur Data Aplikasi E-keuangan... 173

Gambar 4.42 Arsitektur Jaringan Awal Keseluruhan DTKBDP... 176

Gambar 4.43 Arsitektur Jaringan Usulan Keseluruhan DTKBDP... 177

Gambar 4.44 Platform Teknologi... 178

(19)

xviii Tabel 2.1

Tabel 2.2 Simbol Penghubung Flowchart... 45

Tabel 2.3 Simbol Proses Flowchart... 46

Tabel 2.4 Simbol Input-Output... 47

Tabel 2.5 Contoh Stakeholder Map Matrix... 50

Tabel 2.6 Daftar Simbol Use Case Diagram... 57

Tabel 2.7 Daftar Simbol Class Diagram... 61

Tabel 2.8 Principle Catalog... 64

Tabel 2.9 Technology Portofolio Catalog... 66

Tabel 3.1 Perbandingan Penelitian Sejenis... 79

Tabel 3.2 Daftar Simbol Kerangka Penelitian... 90

Tabel 4.1 Principle Catalog... 94

Tabel 4.2 5W+1H... 96

Tabel 4.3 Permasalahan dalam Aktivitas Organisasi... 111

Tabel 4.4 Solusi Aktivitas... 113

Tabel 4.5 data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK... 115

Tabel 4.6 Target Value Chain... 126

Tabel 4.7 Daftar Pelatihan Usulan... 131

Tabel 4.8 Stakeholder Map Matrix... 133

Tabel 4.9 Penjelasan Keterlibatan Stakeholder di Setiap Aktivitas... 134

Tabel 4.10 Pemetaan Kendala... 145

(20)

xix

Tabel 4.15 Analisis Gap Arsitektur Bisnis IMB dan SLF... 186

Tabel 4.16 Analisis Gap Arsitektur Bisnis SPK Lelang... 187

Tabel 4.17 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Progress Bangunan... 188

Tabel 4.18 Analisis Gap Arsitektur Bisnis E-keuangan... 189

Tabel 4.19 Analisis Gap Arsitektur Bisnis E-inventaris... 189

Tabel 4.20 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi DTKBDP... 190

Tabel 4.21 Analisis Gap Arsitektur Data DTKBDP... 191

Tabel 2.22 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Teknologi DTKBDP... 192

Tabel 2.23 Analisis Gap Matriks Aplikasi Terhadap Data... 194

Tabel 2.24 Front Office System... 195

Tabel 4.25 Back Office System... 195

Tabel 4.26 Urutan Implementasi... 197

Tabel 4.27 Roadmap Aplikasi Tahun 2015... 199

Tabel 4.28 Roadmap Aplikasi Tahun 2016... 201

(21)

xx

Simbol Deskripsi

Use Case Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit

atau aktor; biasanya dinyatakan dengan

menggunakan kata kerja di awal frase nama

use case.

Nama Use Case Orang, proses, atau sistem lain yang

berinteraksi dengan sistem informasi yang

akan dibuat di luar sistem informasi yang

akan dibuat itu sendiri; biasanya dinyatakan

menggunakan kata benda di awal frase nama

aktor.

Asosiasi (association) Komunikasi antara aktor dan use case yang

berpartisipasi pada use case.

Ekstensi (extend) Relasi use case tambahan ke sebuah use case

dimana use case yang ditambahkan dapat

berdiri sendiri walau tanpa use case

tambahan; biasanya use case tambahan

memiliki nama depan yang sama dengan use

case yang ditambahkan.

(22)

xxi

lebih umum dari lainnya.

Menggunakan (include) Relasi use case tambahan ke sebuah use case

dimana use case yang ditambahkan

memerlukan use case ini untuk menjalankan

fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use

case ini. Dua sudut pandang mengenai include

di use case, yaitu :

1. Include berarti use case yang ditambahkan

akan selalu dipanggil saat use case tambahan

dijalankan.

2. Include berarti use case yang tambahan akan selalu melakukan pengecekan apakah

use case yang ditambahkan telah dijalankan

sebelum use case tambahan dijalankan.

Kedua sudut pandang tersebut dapat

digunakan salah satu atau keduanya,

tergantung pada pertimbangan dan sudut

pandang yang dibutuhkan.

(23)

xxii

Simbol Deskripsi

Kelas Kelas pada struktur sistem.

Antarmuka (interface) Sama seperti konsep interface

dalam pemrograman berorientasi

objek.

Asosiasi (association) Relasi antar kelas dengan makna

umum; biasanya disertai dengan

multiplicity.

Asosiasi berarah (directed

association)

Relasi antar kelas dengan makna

kelas yang satu digunakan oleh

kelas yang lain; biasanya disertai

dengan multiplicity.

Generalisasi (generalization) Relasi antar kelas dengan makna

generalisasi – spesialisasi (umum –

khusus).

Kebergantungan (depedency) Relasi antar kelas dengan makna

nama_kelas

(24)

xxiii

Simbol Business Service, Business Process, Business Function (The Open Group, 2009)

Business Function Elemen tindakan berdasarkan pada sekumpulan kriteria yang dipilih

(kriteria yang dibutuhkan sumber

daya bisnis).

Triggering Triggering menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat antara

proses-proses.

Flow Flow menjelaskan tentang

pertukaran informasi diantara

proses bisnis dan fungsi bisnis.

Simbol Keterangan

Business Service Layanan yang memenuhi kebutuhan

bisnis untuk customer internal atau

eksternal organisasi.

Business Process Elemen tindakan berdasarkan pada urutan aktivitas. Proses bisnis

dimaksudkan untuk menetapkan

sekumpulan produk atau layanan

(25)
(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan sistem informasi dan teknologi dalam menjalankan proses bisnis

di era informasi saat ini sangat diperlukan. Teknologi merupakan salah satu solusi

terpenting untuk mengatasi dan membantu manusia dalam kehidupannya.

Semakin tinggi kebutuhan manusia akan teknologi, semakin tinggi pula kualitas

teknologi yang diharapkan.

Perkembangan teknologi informasi dalam dunia bisnis, ini akan menuntut

organisasi untuk melakukan perubahan dengan diterapkannya suatu perencanaan

bisnis yang matang agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan perusahaan. Agar

suatu perencanaan bisnis bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan sebuah tool

yang dapat digunakan untuk menyediakan struktur dasar organisasi pada

perusahaan secara menyeluruh serta dapat menggambarkan hubungan antar

aspek-aspek yang ada didalamnya. Tool yang dimaksudkan dalam hal ini adalah

Enterprise Architecture (EA).

Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman (DTKBDP) Kota Tangerang

Selatan terbentuk berdasarkan peraturan walikota No.59 Tahun 2009. Dinas Tata

Kota, bangunan dan Permukiman merupakan instansi milik pemerintah dibawah

pimpinan pemerintahan daerah kota Tangerang Selatan. Dinas Tata Kota,

(27)

kegiatan pembangunan atau pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintahan atau

non pemerintahan yang berada di kota Tanggerang Selatan, serta mempunyai

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan perizinan pada setiap bangunan

atau permukiman yang akan dibangun disekitar daerah kota Tangerang Selatan.

Dalam menjalankan tupoksi tersebut, Dinas Tata Kota, Bangunan dan

Permukiman dituntut untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,

salah satunya adalah infrastruktur SI/TI untuk membantu mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Namun dalam pelaksanaannya Dinas Tata Kota, Bangunan dan

Permukiman belum menggunakan perencanaan Enterprise Architecture.

Sehingga proses bisnis tersebut belum berjalan secara optimal. Dinas Tata Kota,

Bangunan dan Permukiman mempunyai lebih dari satu perangkat komputer yang

dimiliki oleh setiap bagian di dalam organisasi, namun investasi tersebut dirasa

belum mampu menunjang proses bisnis seperti yang terjadi pada pelayanan proses

bisnis untuk pengajuan permohonan perizinan mendirikan bangunan (IMB) di

daerah Tangerang Selatan yang masih menggunakan ms.office, dikarenakan

mereka belum mempunyai suatu aplikasi khusus untuk melaksanakan kegiatan

pelayanan pada IMB. Selain menyediakan pelayanan IMB, DTKBDP juga

melaksanakan pembangunan dan perbaikan di Tangerang Selatan, namun dalam

pelaksanaan proses pencatatan pembangunan, pemeliharaan bangunan, dana untuk

proses pembangunan dan perbaikan bangunan, serta pada proses pelaksanaan

lelang juga masih menggunakan ms.office, pada pelaksanaan lelang DTKBDP

(28)

tersebut. Serta untuk mengetahui progress bangunan, pencatatan BMN (Barang Milik Negara) dan keuangan, DTKBDP belum mempunyai sistem khusus,

sehingga pencatatan tersebut dilakukan hanya menggunakan ms.office. Hal ini

juga disebabkan oleh tidak adanya database management system yang dimiliki.

Maka dari itu diperlukan suatu perancangan arsitektur TI dalam Dinas Tata Kota,

Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan untuk dapat

mengintegrasikan sistem informasi dan database dalam DTKBP Tangsel.

EA merupakan suatu perencanaan, perancangan dan pengelolaan

infrastruktur SI/TI, serta mampu mengintegrasikan SI/TI didalam suatu arsitektur.

Menurut The Open Group (2009), dapat disimpulkan Enterprise Architechture

adalah blueprint organisasi yang menentukan bisnis, informasi, dan teknologi

yang digunakan agar tercapai misi organisasi. Enterprise Architecture berfungsi

sebagai penyedia cetak biru atau kerangka dasar (blueprint) untuk sistem dan

selama proses berlangsungnya proyek pengembangan sistem tersebut. EA

dikonsentrasikan pada infrastruktur yang meliputi hardware, software dan

network untuk dapat bekerja secara bersama dengan misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis organisasi dengan didukung oleh

Teknologi Informasi. Berbagai macam paradigma dan metode dapat digunakan

dalam perancangan enterprise architecture diantaranya adalah Zachman, TOGAF,

FEA dan gartner.

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan salah satu acuan kerangka kerja untuk melakukan pengembangan, penerapan, dan

(29)

organisasi/perusahaan. TOGAF berupa panduan tahapan-tahapan dan

prinsip-prinsip yang memberikan keleluasaan dalam memilih teknik pemodelan yang

digunakan dan merupakan panduan gabungan dari berbagai framework

pengembangan arsitektur (FEAF, TEAF, DoDAF, dsb).

“TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana

membangun, mengelola dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan

sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM)

(Surendro, 2009)”. Menjelaskan bagaimana menemukan sebuah arsitektur

perusahaan/organisasi secara khusus berdasarkan kebutuhan bisnisnya dan proses.

Selain itu TOGAF memiliki Resource Base yang memberikan sumber-sumber

informasi berupa guidelines, templates, checklists, latar belakang informasi dan

detil material pendukung yang membantu arsitek di dalam penggunaan ADM.

Resource Base juga menyediakan banyak material referensi.

Berbeda dengan TOGAF, framework Zachman adalah framework EA

yang menyediakan enam sudut pandang yang dijelaskan dalam sebuah cube.

Keenam sudut pandang tersebut adalah planner, owner, designer, builder,

subcontractor, builder, dan functioning.

Sedangkan FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan,

memelihara dan mengimplementasikan lingkungan operasional di top-level dan

mendukung implementasi dari sistem TI, namun FEAF tidak memiliki proses

(30)

Terdapat beberapa penelitian di bidang EA menggunakan TOGAF yang

mendukung kesiapan dan kemampuan menggunakan TI, diantaranya oleh Vivi

Vydiani (2013) yang membuat Perancangan Model enterprise Architecture

Dengan Menggunakan TOGAF ADM Pada PT. SATYA KARYA UTAMA, Riffa

Ruffaida (2012), Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Rumah Sakit

dengan TOGAF (The Open Group Architecture Framework), dan Syafrizal

(2013), Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan Kerangka Kerja Togaf

Pada Kantor Pelayanan Umum dan Perizinan Kabupaten Solok Selatan). Ketiga

penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dari infrastruktur teknologi

informasi secara menyeluruh dan terpadu untuk mencapai visi dan misi lembaga

menggunakan TOGAF.

Dengan permasalahan dan fakta yang sudah diuraikan diatas, maka

penulis tertarik untuk membuat perancangan Enterprise Architecture dalam

perencanaan SI/TI di Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota

Tangerang Selatan dengan menggunakan framework TOGAF ADM (The Open

Group Architecture Framework). Oleh sebab itu, penulis mengajukan penelitian sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas dengan judul

“PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN

TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA

(31)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1) Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman belum memiliki arsitektur

sistem informasi untuk menyelaraskan strategis SI/TI dengan strategi

bisnis.

2) DTKBP belum memiliki arsitektur sistem informasi untuk merancang

proses integrasi aplikasi DTKBP dan sistem basis data.

3) DTKBP belum memiliki arsitektur bisnis untuk merancang kegiatan di

dalam DTKBP yang meliputi, pelayanan permohonan perizinan serta

proses pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan dan non

pemerintahan serta administrasi.

4) DKTBP belum memiliki arsitektur teknologi yang berguna untuk

kepentingan investasi hardware, software, dan networking.

Dari masalah yang telah diidentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana membuat perancangan enterprise architecture untuk

mengoptimalkan kegiatan dan layanan di dalam Dinas Tata Kota, Bangunan

(32)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka batasan dari penelitian

ini adalah :

1) Penelitian ini dilakukan di Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman

Kota Tangerang Selatan pada keseluruhan divisi organisasi.

2) Bisnis proses yang dilakukan hanya membahas proses tahapan awal

melakukan permohonan mendirikan pembangunan, survei lokasi proyek

sampai mendapatkan surat perizinan pembangunan. Serta untuk internal

DTKBDP sampai pada tahap proses pembangunan dan perbaikan sarana

dan prasaran di Tangerang Selatan. Dan tidak membahas bagian SDM.

3) Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah The Open Group

Framework (TOGAF) dengan menggunakan Architecture Development Method (ADM) sebagai metode pengembangan arsitektur. Penelitian ini

dibatasi hanya pada fase preliminary, arsitektur visi, arsitektur bisnis,

arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, peluang dan solusi, serta

perencanaan migrasi. Penelitian ini tidak membahas fase implementasi dan

manajemen perubahan arsitektur.

4) Tools yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan model

arsitektur, yaitu UML (Unified Model Language), Principle Catalog,

Technology Portfolio Catalog, Communication Engineering Diagram, Matrix Gap Analysis dan Analisis Value Chain. Diagram UML yang

digunakan, yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Class

(33)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan rancangan

Enterprise Architecture pada Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini menghasilkan:

1. Rancangan suatu kerangka kerja berdasarkan konsep EA dengan

menggunakan metode TOGAF Architecture Development Method.

2. Analisis kebutuhan dari EA secara menyeluruh dan terpadu yang

dibutuhkan oleh perusahaan.

3. Rancangan Arsitektur Visi Perusahaan untuk melakukan identifikasi dan

memprioritaskan komponen dari arsitektur saat ini.

4. Rancangan Arsitektur Bisnis Perusahaan yang menggambarkan strategi

produk dan layanan serta aspek lingkungan bisnis (organisasi, fungsi,

proses, dan informasi) berdasarkan pada prinsip bisnis, tujuan bisnis, dan

penggerak strategi.

5. Rancangan Arsitektur Sistem Informasi yang terdiri atas arsitektur data

yang menetapkan tipe dan sumber utama data yang diperlukan untuk

mendukung proses bisnis dan arsitektur aplikasi yang menetapkan jenis

sistem aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengolah data dan

mendukung bisnis.

6. Rancangan Arsitektur teknologi yang memetakan komponen aplikasi

yang telah ditetapkan pada fase arsitektur aplikasi ke dalam satu set

(34)

7. Rancangan Peluang dan Solusi untuk menghasilkan sebuah implementasi

keseluruhan dan strategis migrasi dan sebuah rencana implementasi.

8. Rancangan Perencanaan Migrasi untuk memilih proyek implementasi

yang bervariasi menjadi urutan prioritas.

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat

berikut :

1. Memberikan gambaran tentang keselarasan proses bisnis dengan teknologi

untuk pengembangan arsitektur SI/TI pada Dinas Tata Kota, Bangunan

dan Permukiman.

2. Memberikan blueprint sebagai landasan untuk pengembangan SI/TI.

3. Memberikan pemahaman terhadap penggunaan metode TOGAF

Architecture Development Method dalam merancang Enterprise Architecture.

4. Sebagai referensi utuk penelitian selanjutnya dibidang kajian Enterprise

(35)

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metodologi ini terdiri dari dua macam, yaitu metodologi pengumpulan

data dan perancangan Enterprise Architecture. Metodologi pengumpulan data-data

yang telah dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Observasi dengan cara mengamati langsung objek untuk mendapatkan

data responden (Hartono, 2008).

2. Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data

responden (Hartono, 2008).

3. Studi Pustaka, dengan mencari sumber data sekunder yang akan

mendukung penelitian (Nazir, 2005).

1.6.2 Metode Perancangan

Untuk metodologi perancangan Enterprise Architecture adalah

menggunakan metodologi TOGAF ADM. Ada 7 tahapan yang akan dilakukan

pada skripsi ini, yaitu:

1. Preliminary Phase

Fase preliminary merupakan tahap awal untuk persiapan

perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses

pemodelan arsitektur dapat terarah dengan baik. Tahapan ini

(36)

kebijakan teknologi informasi perusahaan yang akan mempengaruhi

keseluruhan proses desain dan untuk meyakinkan setiap orang yang

terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk

kesuksesan proses arsitektur.

2. Phase A : Architecture Vision

Fase A bertujuan untuk menciptakan keselarasan pandangan

bagaimana pentingnya EA untuk pencapaian tujuan perusahaan dan

menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan dan

memetakan strategi. Visi arsitektur adalah kesempatan utama untuk

menjual keuntungan dari pengembangan yang disarankan kepada

pembuat keputusan enterprise sehingga memungkinkan tujuan bisnis

tanggap kepada penggerak strategis, sesuai dengan prinsip dan mencapai

maksud dan tujuan stakeholder, klarifikasi tujuan tersebut dan

menunjukkan bagaimana tujuan dapat dicapai oleh pengembangan

arsitektur yang disarankan.

3. Phase B : Business Architecture

Pada fase B, aspek bisnis dari proyek akan diperiksa. Fase ini

melibatkan pemodelan secara ekstensif dari arsitektur saat ini

(37)

4. Phase C : Information System Architecture

Fase C berfokus pada arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Pada

arsitektur data, harus ditentukan tipe dan sumber data utama yang

diperlukan untuk mendukung bisnis. Pada arsitektur aplikasi, ditentukan

jenis aplikasi penting untuk memproses data dan mendukung bisnis.

Kemudian, dibuat matriks dari aplikasi saat ini dan arsitektur aplikasi

tujuan, melakukan analisis gap dan melakukan korelasi fungsi bisnis

dengan aplikasi tujuan.

5. Phase D : Technology Architecture

Fase D berupa untuk memetakan komponen aplikasi yang

didefinisikan dalam arsitektur aplikasi menjadi satu set komponen

teknologi yang mewakili komponen software, hardware, dan jaringan,

dengan cara membeli ke pihak luar atau dikonfigurasi sendiri oleh

perusahaan ke dalam platform teknologi.

6. Phase E : Opportunities dan Solutions

Pada fase E akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk

arsitektur saat ini dan target. Identifikasi proyek utama akan dilaksanakan

untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi sebagai

(38)

7. Phase F : Migration Planning

Pada fase F akan dilakukan analisis risiko dan biaya. Tujuan fase ini

untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan

prioritas. Aktivitasnya mencakup penaksiran ketergantungan, biaya,

manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi.

1.2 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, dilakukan pembahasan dengan membagi

kedalam 5 bab. Pembagian tersebut dapat dijelaskan dengan struktur sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian yang digunakan dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang

digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan

sumber landasan teori tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian metode penelitian yang

(39)

perancangan pada Dinas Tata Kota, Bangunan dan

Permukiman.

BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

Bab ini menjelaskan perancangan Enterprise Architecture

Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman menggunakan

TOGAF berdasarkan analisis dari data data yang telah

diperoleh.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran serta

(40)
(41)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan

Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya

melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga

keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaannya (Rizky, 2011).

Proses perancangan memiliki tiga unsur penting yakni : pengetahuan

mengenai teknik perancangan, kebutuhan sistem, serta kendala yang mungkin

terjadi (Rizky, 2011).

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1 Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto (2005), “Sistem adalah suatu kumpulan komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai sebuah tujuan

tertentu”. Menurut Agus Mulyanto (2009), “Sistem adalah kumpulan elemen

-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu

kesatuan”. Selain itu ada pengertian lain tentang sistem menurut Sanyoto

Gondodiyoto (2007), “Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumber daya

yang saling berkaitan secara terpadu, dan bertujuan untuk mencapai tujuan

tertentu”.

(42)

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran

tertentu.

2.2.2 Pengertian Informasi

Definisi informasi menurut Agus Mulyanto (2009), “Informasi merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan

menjadi sebuah kesimpulan, pengolahan data yang dibentuk agar berguna bagi

pemakainya”. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2007), “Informasi adalah

merupakan data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti (bermanfaat) bagi penerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan

kesatuan nyata yang dapat dipahami dan dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan, sekarang maupun untuk masa depan”.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulakan informasi

merupakan hasil dari pengolahan data. Sedangkan data merupakan kenyataan

yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata. Data sering kali

disebut sebagai bahan mentah dari informasi. Melalui proses transformasi, data

(43)

2.2.2.1 Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto (2005) untuk dapat berguna, maka informasi harus

didukung oleh tiga pilar sebagai berikut:

1. Relevan (Relevance), informasi harus mempunyai manfaat bagi

pemakainya.

2. Tepat Waktu (Timeliness), informasi harus tepat waktu datang

kepada penerima, dan tidak boleh terlambat.

3. Akurat (Accurate), informasi harus benar-benar nyata, dan tidak

boleh terjadi kesalahan-kesalahan yang nantinya akan menyesatkan

penerima informasi. Informasi yang disampaikan harus jelas maksud

dan tujuannya.

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Agus Mulyanto (2009), “Sistem informasi merupakan suatu

komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang

memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk

mencapai suatu tujuan”.

Adapula pengertian lain tentang sistem informasi menurut Jogiyanto

(2005), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,

prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi

(44)

manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan

keputusan yang cerdik.”

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem

Informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi

informasi dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses yaitu data menjadi

informasi, dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

2.3 Konsep Dasar Enterprise Architecture

2.3.1 Pengertian Enterprise

Enterprise merupakan kumpulan perusahaan atau organisasi yang

memiliki beberapa tujuan tertentu. Menurut para ahli, enterprise dapat

didefinisikan sebagi berikut :

1. “Enterprise bukan hanya perusahaan (company) yang berorientasi

kepada profit saja, tetapi juga bisa berupa organisasi non-profit atau

nirlaba. Seperti pemerintah, institusi pendidikan ataupun organisasi

amal” (Surendro, 2009).

2. “Enterprise diartikan sebagai semua kumpulan organisasi yang

memiliki sekumpulan tujuan. Enterprise dapat merupakan sebuah

agen pemerintahan, sebuah korporasi keseluruhan, divisi korporasi,

departemen tunggal atau sebuah rantai organisasi yang berhubungan

(45)

Menurut definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa enterprise adalah suatu kumpulan perusahaan atau organisasi yang mempunyai tujuan bisnis untuk

mencapai tujuan perusahaan/organisasi.

2.3.2 Pengertian Architecture

Menurut Surendro (2009), “Architecture merupakan suatu perencanaan

yang diwujudkan dengan model dan gambar dari bagian/komponen dari sesuatu

dengan berbagai sudut pandang”. Enterprise Architecture diperlukan karena

merupakan sebagai dasar sistem organisasi yang terdiri dari sekumpulan

komponen yang memiliki hubungan satu sama lainnya serta memiliki

keterhubungan dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk perancangan

dan evaluasi (The Open Group, 2009).

Architecture pada awalnya hanyalah sebuah prinsip dan istilah yang digunakan untuk membuat bangunan, tetapi didalam konteks teknologi informasi,

architecture diperlukan untuk membangun sebuah sistem.

2.3.3 Pengertian Enterprise Architecture

Enterprise Architecture merupakan perancangan proses bisnis dan

teknologi disetiap organisasi dan perusahaan, dan kemudian diintegrasikan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Surendro (2009), Enterprise Architecture

(46)

digunakan untuk mendesain dan merealisasikan sebuah struktur organisasi

enterprise, struktur organisasi, sistem informasi dan sistem infrastrukturnya”.

Menurut The Open Group (2009) dapat disimpulkan Enterprise

Architechture adalah blueprint organisasi yang menentukan bisnis, informasi, dan teknologi yang digunakan agar tercapai misi organisasi.

Enterprise Architecture dikonsentrasikan pada infrastruktur yang

meliputi hardware, software dan network untuk dapat bekerja secara bersama

dengan misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis

organisasi dengan didukung oleh Teknologi Informasi. Berbagai macam

paradigma dan metode dapat digunakan dalam perancangan enterprise

architecture diantaranya adalah Zachman, TOGAF, FEAF dan gartner.

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan salah satu acuan kerangka kerja untuk melakukan pengembangan, penerapan, dan

pengelolaan arsitektur di bidang Teknologi Informasi pada sebuah

organisasi/perusahaan. TOGAF berupa panduan tahapan-tahapan dan

prinsip-prinsip yang memberikan keleluasaan dalam memilih teknik pemodelan yang

digunakan dan merupakan panduan gabungan dari berbagai framework

pengembangan arsitektur (FEAF, TEAF, DoDAF, dsb).

“TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana

membangun, mengelola dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan

sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM)

(47)

perusahaan/organisasi secara khusus berdasarkan kebutuhan bisnisnya dan proses.

Selain itu TOGAF memiliki Resource Base yang memberikan sumber-sumber

informasi berupa guidelines, templates, checklists, latar belakang informasi dan

detil material pendukung yang membantu arsitek di dalam penggunaan ADM.

Resource Base juga menyediakan banyak material referensi.

Berbeda dengan TOGAF, framework Zachman adalah framework EA

yang menyediakan enam sudut pandang yang dijelaskan dalam sebuah cube.

Keenam sudut pandang tersebut adalah planner, owner, designer, builder,

subcontractor, builder, dan functioning.

Sedangkan FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan,

memelihara dan mengimplementasikan lingkungan operasional di top-level dan

mendukung implementasi dari sistem TI, namun FEAF tidak memiliki proses

arsitektur yang detil dan tidak ada standarisasinya.

2.4 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan sebuah

framework dan sebuah metode untuk mengembangkan data dan melaksanakan

Enterprise Architecture. TOGAF memegang peranan penting membantu proses pengembangan arsitektur, memungkinkan pengguna TI membangun solusi

(48)

Menurut The Open Group (2009), ada empat jenis arsitektur yang

umumnya diterima sebagai bagian dari keseluruhan Enterprise Architecture, yaitu

:

a. Business architecture, yaitu mendefinisikan bagaimana proses bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Data architecture, adalah penggambaran bagaimana penyimpanan, pengelolaan, dan pengaksesan data pada perusahaan.

c. Application architecture, merupakan pendeskripsian bagaimana suatu aplikasi dirancang dan bagaimana interaksi dengan aplikasi lain.

d. Technology architecture, yaitu gambaran mengenai infrastruktur perangkat lunak dan perangkat keras yang mendukung aplikasi dan

bagaimana interaksinya.

2.4.1 TOGAF Architecture Development Method (ADM)

TOGAF Architecture Development Method meyediakan teruji dan

berulang dalam pengembangan arsitektur yang dibutuhkan perusahaan (The Open

Group, 2009). ADM merupakan hasil kerjasama generik yang berisikan

sekumpulan aktifitas yang mempresentasikan progresi dari setiap fase ADM dan

model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan

Enterprise Architecture (Surendro, 2009).

(49)

1. Prinsip-prinsip enterprise, mendukung keputusan bisnis di seluruh bagian organisasi/perusahaan.

2. Prinsip-prinsip teknologi informasi, mengarahkan penggunaan

sumber daya teknologi informasi di seluruh bagian

organisasi/perusahaan.

3. Prinsip-prinsip arsitektur, mengembangkan arsitektur proses

organisasi/perusahaan dan arsitektur implementasinya. Pada prinsip

ini dipengaruhi oleh rencana organisasi/perusahaan, strategi, faktor

pasar, sistem dan teknologi yang ada dalam organisasi/perusahaan.

ADM mempunyai 9 fase seperti gambar berikut :

(50)

2.4.2 Preliminary

Fase preliminary merupakan tahap awal yang merupakan persiapan

arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan arsitektur

dapat terarah dengan baik. Tujuan dari fase preliminary adalah untuk meyakinkan

setiap orang yang terlibat didalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk

kesuksesan dari setiap arsitektur yang akan dibuat.

Pada fase preliminary dilakukan identifikasi “who”, “what”, “why”,

when”, dan “where” dari arsitektur itu sendiri (The Open Group, 2009).

1. “What” adalah ruang lingkup dari usaha arsitektur.

2. “Who” adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang

bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, di mana

mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.

3. “How” adalah bagimana mengembangkan Enterprise Architecture,

menentukan Framework dan metode yang akan digunakan untuk

menangkap informasi.

4. “When”” adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur.

5. “Why” adalah mengapa arsitektur ini dibangun, hal ini berhubungan

dengan tujuan organisasi yaitu bagaimana arsitektur dapat memenuhi

tujuan organisasi.

(51)

atau di sekeliling dunia. Jika semua lokasi organiasi saling

terkoneksi maka diperlukan identifikasi terlebih dahulu.

Preliminary Phase memiliki input, serta langkah-langkah, dan berupa

output sebagai berikut:

a. Input

1. Prinsip-prinsip dan tujuan aktivitas.

b. Langkah-Langkah

1. Mendefinisikan dan membuat prinsip-prinsip arsitektur.

2. Menentukan ruang lingkup setiap unit-unit inti yang terlibat secara

langsung dalam perencanaan strategis sitem informasi.

c. Output

1. Prinsip-prinsip perencanaan strategis sistem informasi (principles

catalog). Prinsip-prinsip tersebut akan menjadi dasar dalam pengembangan perencanaan startegis sistem informasi yang akan

menghasilkan beberapa arsitektur. Prinsip-prinsip tersebut akan

dijelaskan dalam principle catalog.

2. Tabel identifikasi 5W (What, Who, Why, When, Where) + 1H (How),

yang nantinya tabel ini akan menjelaskan dan menguraikan apa saja

yang akan dilakukan pada objek penelitian, siapa saja yang akan

mengerjakan serta bertanggung jawab dengan objek penelitian,

bagaimana cara kerja pada objek penelitian, kenapa pekerjaan dalam

(52)

penelitian ini, objek penelitian penulis dilakukan di Dinas Tata Kota,

Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan (DTKBDP)

2.4.3 Requirement Management

Reuqirement Management adalah proses pengelolaan kebutuhan arsitektur di seluruh fase TOGAF ADM. Tujuan dari proses ini adalah untuk

menentukan kebutuhan arsitektur enterprise, kebutuhan itu disimpan lalu

dimasukkan ke dalam fase yang sesuai (The Open Group, 2009)

Sumber daya yang harus dikembangkan dalam tahapan ini adalah

skenario aktivitas. Skenario aktivitas mencakup process business (alur aktivitas)

dan issue (permasalahan dalam organisasi). Process business yang dimaksud adalah penjelasan sistem yang sedang berjalan pada organisasi.

Requirement Management memiliki input, serta langkah-langkah, dan

berupa output sebagai berikut:

a. Input

1. Keadaan sistem pada saat ini.

2. Data inventaris sarana dan prasarana pendukung TIK.

b. Langkah-langkah

1. Menganalisa kekurangan dan kelebihan dari kondisi sistem pada saat

ini.

2. Identifikasi permasalahan dari kondisi sistem pada saat ini.

(53)

c. Output

1. Tabel permasalahan organisasi, yang menjelaskan daftar permasalahan

dari setiap aktivitas organisasi.

2. Tabel solusi aktivitas, yang berisi tentang permasalahan dari setiap

aktivitas beserta solusi yang akan mengatasi permasalahan tersebut.

3. Tabel solusi sistem informasi, pada tabel ini hampir sama dengan tabel

solusi altivitas. Tetapi, perbedaannya ada pada kolom solusi. Pada

tabel ini, solusi yang akan diberikan sudah menyebutkan sistem atau

aplikasi apa saja yang nantinya seharusnya digunakan dalam mengatasi

permasalahan organisasi.

2.4.4 Phase A : Architecture Vision

Fase ini untuk menciptakan keselarasan pandangan bagaimana

pentingnya EA untuk pencapaian tujuan organisasi. Elemen kunci dalam fase ini

adalah visi, misi, strategi, serta tujuan perusahaan yang telah didokumentasikan.

Kesemuanya itu dibutuhkan untuk menetapkan visi arsitektur yang baru.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Menentukan/menetapkan proyek.

2. Mendefinisikan tujuan dan penggerak bisnis.

3. Review prinsip arsitektur termasuk prinsip bisnis.

4. Mendefinisikan apa yang di dalam dan luar ruang lingkup.

(54)

6. Mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan visi arsitektur.

Fase visi arsitektur memiliki input, langkah-langkah dan output sebagai

berikut:

a. Input

1. Prinsip aktivitas, sasaran aktivitas dan penggerak aktivitas.

b. Langkah-langkah

1. Menguraikan tujuan aktivitas, penggerak aktivitas, dan kendala

aktivitas.

2. Mendefinisikan apa saja yang ada di dalam dan di luar ruang

lingkup arsitektur pada saat ini.

3. Mengembangkan visi arsitektur.

c. Output

1. Mengidentifikasi semua aktivitas yang ada di dalam organisasi.

identifikasi tersebut dihasilkan dalam value chain, diagram yang

mengidentifikasi dan mengelompokkan seluruh aktivitas mana

saja yang nantinya akan masuk ke dalam kelompok aktivitas

utama dan aktivitas pendukung.

2. Hasil identifikasi stakeholder dengan aktivitas yang ada dalam

organisasi untuk mengetahui keterlibatan setiap stakeholder

dalam organisasi, dan untuk mengetahui kebutuhan stakeholder

dalam pembuatan arsitektur. Identifikasi ini nantinya akan

(55)

menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan aktivitas dalam organisasi.

2.4.5 Phase B : Business Architecture

Pada fase ini bertujuan untuk menguraikan deskripsi arsitektur bisnis

dasar, mengembangkan tujuan arsitektur bisnis dari proyek. Mengembangkan

target arsitektur bisnis yang menjelaskan bagaimana pelaksanaan kebutuhan

perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis dalam mendukung visi arsitektur yang

telah disetujui. Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan

pemodelan dari arsitektur saat ini serta yang diinginkan menggunakan alat bantu

seperti model proses bisnis atau model business usecase.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Melengkapi arsitektur bisnis.

2. Melakukan Gap analysis.

3. Mengembangkan deskripsi arsitektur bisnis saat ini untuk

mendukung arsitektur bisnis target.

4. Mengidentifikasi reference model, sudut pandang dan tools.

5. Menentukan kandidat calon roadmap.

6. Membuat dokumen definisi arsitektur.

(56)

Fase arsitektur bisnis memiliki input, langkah-langkah, dan output

sebagai berikut :

a. Input

1. Kondisi aktivitas pada saat ini.

b. Langkah-langkah

1. Mengembangkan deskripsi arsitektur aktivitas dasar.

2. Melakukan analisis gap.

3. Membuat arsitektur bisnis (aktivitas).

c. Output

1. Pemodelan arsitektur bisnis menggunakan archimate.

2. Rancangan arsitektur bisnis yang digambarkan menggunakan rich

picture.

3. Struktur organisasi usulan, merupakan rancangan struktur

organisasi yang baru untuk menunjang kinerja organisasi dan

kinerja sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik.

Arsitektur bisnis dapat dijelaskan meggunakan beberapa konsep tambahan

berdasarkan orientasi layanan, yaitu konsep business service (layanan bisnis),

business process (proses bisnis), dan business function (fungsi bisnis).

a. Business Service

Business Service merepresentasikan kemampuan yang menawarkan nilai tambah untuk lingkungan dan kemampuan ini direalisasikan

(57)

b. Business Process

Business Process merepresentasikan alur kerja atau aliran nilai yang

terdiri atas proses atau fungsi lebih kecil. Tujuan dari business process

adalah untuk memuaskan customer (The Open Group, 2009).

c. Business Function

Business Function menetapkan elemen perilaku berdasarkan pada

sekumpulan kriteria terpilih. Business function mengelompokkan

perilaku berdasarkan pada sumber daya bisnis, kemampuan,

kompetensi dan pengetahuan yang dibutuhkan. Busniess function

adalah tugas-tugas khusus yang dilakuan dalam sebuah organisasi The

Open Group, 2009).

2.4.6 Phase C : Information Systems Architecture

Pada fase ini bertujuan untuk mendefinisikan tipe dan sumber utama

data yang diperlukan untuk mendukung bisnis. Pada tahap ini tidaklah

memperhatikan perancangan database, hanya menjelaskan pengembangan dari

arsitektur sistem informasi untuk mendukung fase A yang telah disetujui.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Arsitektur data, tujuannya adalah mendefinisikan entitas data yang relevan

dengan enterprise yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi tidak

(58)

Arsitektur data memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut:

a. Input

1. Data principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai data yang

mendukung bisnis pada organisasi seperti prinsip penggunaan data

tersebut.

b. Langkah-langkah

1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur data.

2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur data.

3. Melakukan analisis gap.

4. Menyelesaikan arsitektur data.

c. Output

1. Rancangan diagram yang mengubungkan data, layanan bisnis dan

aplikasi. Rancangan tersebut menggunakan data dissemination

diagram.

2. Rancangan tipe data dan hubungan antara entiti data penting untuk

mendukung aktivitas pada organisasi. Rancangan tersebut

digambarkan dalam class diagram.

2. Arsitektur aplikasi, tujuannya adalah mendefinisikan berbagai jenis sistem

aplikasi utama yang diperlukan untuk memproses data dan bisnis, tidak

(59)

Arsitektur aplikasi memiliki input, langkah-langkan, dan output sebagai berikut :

a. Input

Application principles, berisi tentang prinsip-prinsip yang mengenai aplikasi yang digunakan pada organisasi, seperti prinsip penggunaan

aplikasi tersebut.

b. Langkah-langkah

1. Melakukan analisis gap.

2. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur apikasi

3. Mengembangkan deskrispi target arsitektur aplikasi.

4. Menyelesaikan arsitektur aplikasi.

c. Output

1. Hasil identifikasi tersebut dijelaskan menggunakan application

portofolio catalog.

2. Rancangan penempatan distribusi aplikasi yang digunakan user di

dalam organisasi. rancangan tersebut digambarkan oleh application

and user location diagram.

3. Rancangan penggambaran interaksi antara aktor (user) dan perannya

dalam setiap aplikasi. Rancangan ini akan digambarkan dalam usecase

(60)

2.4.7 Phase D : Technology Architecture

Tujuan dari fase ini adalah untuk mengembangkan arsitektur teknologi

yang diinginkan yang sesuai dengan arsitektur data dan aplikasi, yang mewakili

perangkat lunak dan komponen perangkat keras, alternatif teknologi sampai

pelaksanaan analisis kesenjangan.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Mengidentifikasi model, sudut pandang dan tools yang digunakan.

2. Mengembangkan baseline arsitektur teknologi.

3. Mengembangkan deskripsi target arsitektur teknologi.

4. Membuat analisis gap.

5. Menentukan kandidat roadmap.

6. Menanggulangi seluruh dampak arsitektur.

7. Membuat review untuk stakeholder.

8. Menyelesaikan arsitektur teknologi.

9. Membuat dokumen definisi arsitektur.

Fase arsitektur teknologi memiliki input, langkah-langkah, dan output

sebagai berikut :

a. Input

1. Technology principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai teknologi yang digunakan untuk mendukung aktivitas pada organisasi.

b. Langkah-langkah

(61)

2. Menyelesaikan arsitektur teknologi.

3. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur teknologi.

4. Mengembangkan deskripsi target arsitektur teknologi.

c. Output

1. Rancangan komunikasi dalam arsitektur teknologi, seperti rancangan

jaringan yang melibatkan hardware untuk membuat suatu komunikasi

jaringan. Rancangan tersebut digambarkan dalam communication

engineering diagram.

2. Platform decomposition diagram menggambarkan platform teknologi yang mendukung sistem informasi.

3. Identifikasi teknologi yang sudah digunakan dalam sistem yang

berjalan pada organisasi. hasil tersebut dapat dijelaskan menggunakan

technology portofolio catalog.

2.4.8 Phase E : Opportunities and Solution

Pada fase ini bertujuan untuk berkonsentrasi pada rencana pembuatan

implementasi awal dan identifikasi penyampaian arsitektur yang telah ditetapkan

pada fase sebelumnya. Pada tahapan ini pula akan dievaluasi model yang telah

dibangun untuk arsitektur saat ini dan target, identifikasi proyek utama yang akan

dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi

(62)

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Menentukan atribut key corporate change.

2. Menetapkan batasan-batasan bisnis.

3. Menggabungkan hasil analisis gap dari fase Business Architecture

sampai Technology Architecture.

4. Membuat ulasan persyaratan fungsi bisnis yang terkait.

5. Menggabungkan persyaratan operasi.

6. Mengesahkan ketergantungan.

7. Menetapkan kesiapan dan resiko transformasi bisnis.

8. Merumuskan implementasi dan migrasi.

9. Mengidentifikasi paket kerja kelompok utama.

10. Mengidentifikasi arsitektur transisi.

11. Membuat roadmap arsitektur dan implementasi migrasi.

Fase peluang dan solusi memiliki input, langkah-langkah dan output sebagai

berikut :

a. Input

1. Hasil analisis gap dari arsitektur bisnis, data, aplikasi dan teknologi.

b. Langkah-langkah

1. Merumuskan implementsi dan strategi migrasi.

2. Menentukan kendala aktivitas untuk implementasi.

3. Meninjau kembali dan menggabungkan hasil analisis gap dari fase B

Gambar

tabel ini, solusi yang akan diberikan sudah menyebutkan sistem atau
Tabel 2.1 Contoh Principle Catalog
Tabel 2.2 Simbol Penghubung Flowchart
Tabel 2.3 Simbol Proses Flowchart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen Penawaran Pekerjaan Peningkatan Jalan (Lelang Ulang) Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman.. Kota Tangerang Selatan Kepada

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi Dinas Tata Kota, Bangunan Dan Pemukiman Unit Layanan Pengadaan Kota Tangerang

Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai

KPU Kota Tangerang Selatan mengirimkan surat kepada ketua PPk dan PPs se- Kota Tangerang Selatan nomor 258/KPU.Tangerang Selatan/I/2011 Perihal Pemutakhiran Daftar Pemilih sesuai

Salah satu penyebab utama dari ini semua adalah, karena kurangnya perencanaan dan tanpa memikirkan kunci utama dalam proses pengembangan sistem informasi yaitu perancangan,

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan telah ditetapkan Dinas

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya Rencana Aksi Pencapaian Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) merupakan perangkat daerah Kota Tangerang Selatan yang juga diwajibkan untuk membantu terciptanya tata