• Tidak ada hasil yang ditemukan

ak keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ak keuangan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERSEDIAAN DAN HARGA POKOK PENJUALAN

Kata Persediaan ditujukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal,dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk barang dalam proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi. Karakteristik dari barang yang dklasifikasikan sebagai persediian sangat bervariasi terhadap jenis kegiatan usaha dan dalam beberapa kasus juga memasukan aset yang secara normal tidak dianggap sebagai persediaan.

Misalnya, tanah dan bangunan yang dimiliki untuk dijual suatu perusahaan real estat,bangunan yang masih dalam proses pembangunan yang akan dijual dimasa depan oleh suatu perusahaan konstruksi dan surat-surat berharga investasi yang dimiliki untuk dijual oleh seorang pialang saham (stockbroker), semua ini diklasifikasikan sebagai persediaan oleh perusahaan dalam industri tersebut.

Bagi sebagian perusahaan persediaan merupakan bagian yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus dibeli atau diproduksi dan dijual.Sebagian besar dari sumber daya perusahaan dapat di investasikan dalam barang yang dibeli atau diproduksi. Akan tetapi, kemajuan teknologi informasi telah memungkinkan perusahaan untuk lebih efisien dalam mengelola tingkat persediaan mereka. Kata persediaan (atau persediaan barang dagangan) secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang baik berupa grosir maupun ritel. Ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual .Kata bahan baku (raw materials), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi (finished goods) untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur.

Bahan Baku

Bahan baku adalah barang-barang yang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Sebagian bahan baku diambil langsung dari sumber aslinya. Namun yang lebih sering terjadi, bahan baku dibeli perusahaan lain yang merupakan barang jadi dari sisi pemasok.Misalnya saja kertas bebas asam (acid-free paper) yang berkualitas adalah barang jadi dari perusahaan pembuat kertas tetapi merupakan bahan baku bagi perusahaan penerbitan buku.

(2)

2

Walaupun kata bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencakup seluruh bahan baku yang digunakan dalam proses produksi,namun istilah ini terbatas pada bahan yang secara fisik akan dimasukkan dalam barang yang sedang diproduksi.Karena bahan ini digunakan secara langsung dalam produksi barang, maka bahan ini sering disebut sebagai bahan baku langsung (direct materials). Kata bahan baku langsung (indirect materials) ditujukan untuk bahan pendukung yaitu bahan baku penting yang digunakan dalam proses produksi,tetapi tidak secara langsung dimasukkan dalam produk. Minyak dan bahan bakar untuk peralatan pabrik,perlengkapan kebersihan,dan unsur-unsur sejenis termasuk dalam kelompok ini karena unsur-unsur ini tidak dimasukkan dalam sebuah produk,tetapi mefasilitasi proses produksi.Meslipun bahan baku tidak langsung dapat dilaporkan secara terpisah,namun seharusnya dilaporkann sebagai bagian dari persediaan perusahaan karena digunakan dalam proses produksi.Perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam pengakuan,penjualan,dan administrasi umum perusahaan seharusnya tidak dilaporkan sebagai bagian dari peresediaan,tetapi sebagai perlengkapan penjualan dan administrasi.Ingatlah,persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aset yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aset yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung,ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual.

Barang dalam Proses.

Barang dalam proses terdiri dari atas bahan-bahan yang telah diproses, namun masih membutuhkan pengerjaan lebih lanjut sebelum dapat dijual. Persediaan ini terdiri dari tiga komponen biaya:

1. Bahan baku langsung, yaitu bahan baku yang secara langsung dapat diidentifikasikan dalam barang yang diproduksi.

2. Tenaga Kerja langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang secara langsung dapat diidentifikasikan dengan barang yang diproduksi.

3. Overhead Pabrik, yaitu bagian dari overhead pabrik yang dibebankan atas barang yang diproduksi.

Overhead pabrik terdiri atas seluruh biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Termasuk di dalamnya adalah perlengkapan pabrik yang digunakan dan tenaga kerja yang tidak secara langsung diidentifikasikan dengan produksi sebuah barang.

(3)

3

Hal itu juga meliputi biaya produksi secara umum seperti penyusutan, pemeliharaan, perbaikan, pajak properti, asuransi, penerangan, pemanas, dan tenaga listrik,serta bagian dari biaya manajerial selain dari biaya manajerial yang hanya berhubungan dengan fungsi penjualan dan administrasi perusahaan.

Barang Jadi

Barang jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi dan menunggu untuk dijual.Setelah produk selesai diproduksi,biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi ditransfer dari aku persediaan barang dalam proses ke akun persediaan barang jadi.

Terdapat 2 jenis sistem persediian yaitu:

1. Sistem Persediaan Periodik, karena satu-satunya cara untuk mengecek persediaan yang terjual dan persediaan apa yang tersisa adalah dengan melakukan perhitungan fisik secara periodik.

2. Sistem Persediaan Perpektual, baik harga jual maupun jenis dari barang yang terjual dicatat untuk setiap penjualan. Sistem pindah kode batang (bar code scanning)adalah contoh dari sistem persediaan perpetual. Dengan sistem perpetual,penjual mengetahui jumlah dari barang yang terjual dan jumlah yang seharusnya masih ada dalam persediaan. Dengan sistem perpectual,perhitungan fisik persediian secara periodik berguna untuk mengetahui jumlah persediian yang “menyusut” atau” lenyap” (shrinkage): yaitu persediaan yang hilang, dicuri atau rusak.

Ilustrasi untuk Sistem Persediaan Periodik dan Sistem Persediaan Perfectual: Transaksi berikut ini selama suatu periode untuk CyBorg Incorporated: Persediaan awal... 50unit @ $10 $ 500 Pembelian selama periode tersebut... 300unit @ $10 $3.000 Penjualan selama periode tersebut... 275unit @ $15 $4.125 Persediaan akhir (perhitungan fisik)... 70 unit @ $10 $ $ 700

Ayat Jurnalnya untuk mencatat pembelian dan penjualan menggunakan sistem Perpetual dan Periodik sbb:

(4)

4

Sistem Persediaan Periodik:

Pembelian selama Periodik tersebut Pembelian... $ 3.000

Utang Usaha... $ 3.000

Penjualan selama Periodik tersebut Piutang Usaha...$ 4.125

Penjualan... $ 4.125

Sistem Persediaan Perpetual:

Pembelian selama periode tersebut Persediaan...$ 3.000

Utang Usaha... $ 3.000 Penjualan selama periode tersebut Piutang Usaha...$ 4.125

Penjualan... $ 4.125

Harga Pokok Penjualan...$ 2.750

Persediaan... $ 2.750

Ada 2 perbedaan di antara dua kelompok pencatatan ayat jurnal diatas. Pertama, dalam sistem Perpetual, ayat jurnal tambahan dibuat atas persediaan yang terjual guna mencatat harga pokok penjualan. Dalam sistem periodik,harga pokok penjualan tidak diketahui (atau palin tidak, tidak dicatat) pada saat penjualan terjadi. Kedua, dengan sistem periodik, debit untuk pembelian persediaan adalah ke akun pembelian dan bukan ke akun persediaan. Akun pembelian adalah tempat penyimpanan sementara untuk biaya persediaan yang akan dialokasikan ke persediaan dan harga pokok penjualan diakhir periode. Dalam sistem periodik, dengan mendebit akun persediaan secara langsung atas jumlah yang dibeli selama periode tersebut akan menyesatkan informasi tentang tingkat persediaan, karena akun persediaan tidak akan berkurang menjadi harga pokok penjualan selama periode tersebut. Dalam sistem periodik akun persediaan tetap tidak tersentuh sampai perhitungan fisik dilakukan dikahir periode.

(5)

5

Ketika sistem persediaan perpetual digunakan,perusahaan mengetahui jumlah persediaan yang ada di setiap waktu. Dengan membandingkan catatan persediaan terhadap hasil perhitungan fisik akan memungkinkan perusahaan untuk menyelusuri perbedaan dalam total persediaan. Oleh karena itu, walaupun sistem perpetual digunakan, perhitungan fisik barang seharusnya tetap dilakukan paling tidak satu tahun sekali guna memastikan saldo yang tercatat di pembukuan. Frekuensi dari perhitungan persediaan secara fisik bervariasi tergantung dari sifat barang, tingkat perputaran dan tingkat pengendalian internal. Sebuah rencana untuk terus menerus melakukan perhitungan fisik atas persediaan secara rotasi sering kali digunakan.

Ketidaksamaan mungkin saja ditemukan antara jumlah yang dilaporkan dengan jumlah sesungguhnya ada di gudang sebagai akibat dari kesalahan pencatatan, kehilangan, kerusakan, pencurian dan sebab-sebab lain. Akun persediaan, seharusnya disesuaikan untuk disamakan dengan hasil perhitungan fisik ketika terjadi perbedaan.

Contoh harga pokok penjualan Cyborg dihitung sbb:

Sistem Periodik Sistem Perpetual Persediaan awal...$ 500 $ 500

+ Pembelian... 3.000 3.000 = Barang tersedia untuk dijual...$ 3.500 $ 3.500

Persedian akhir……… $ 700 (perhitungan) 750 (catatan) = Harga pokok penjualan awal... $ 2.800 $ 2.750 (catatan) + Biaya dari persediaan yang hilang...Tidak diketahui 50 ($ 750-$700) = Harga pokok penjualan yang dilaporkan... $ 2.800 $ 2.800

Dalam sistem perpetual, catatan akuntansi berisi jumlah persediaan akhir dan harga pokok penjualan sebelum perhitungan fisik dilakukan.Perhitungan fisik dilakukan untuk mengecek catatan akuntansi. Dalam kasus ini tampaknya Cyborg telah mengalami kerugian sebesar $50 dalam persediaan: yaitu perbedaan antara persediaan sebesar $750 yang dilaporkan dalam buku dengan hasil perhitungan fisik sebesar $700. Jurnal untuk menyesuaikan akun persediaan dalam sistem perpetual atau persediaan yang hilang adalah:

(6)

6 Harga pokok penjualan... 50 Persediaan... 50

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis penyelesaian persediaan atas persediaan yang atau rusak akan dimasukkan sebagai bagian dari harga pokok penjualan dalam laporan laba-rugi

Dalam sistem periodik persediaan akhir diketahui hanya dari perhitungan fisik.Selain itu,harga pokok penjualan juga hanya dapat dihitung setelah perhitungan fisik dilakukan. Tidak ada perhitungan atau persediaan yang dilakukan dalam sistem periodik karena catatan akuntansi tidak menunjukan informasi apa pun mengenai berapa banyak persediaan yang seharusnya ditemukan dalam perhtiungan fisik. Pada kenyataanya dalam sistem periodik label “harga pokok penjualan” mungkin lebih baik diganti menjadi “harga pokok barang yang dijual, dicuri hilang ,dan rusak”,yang seluruhnya merupakan persediaan yang sudah tidak ada.Untuk tujuan pelaporan eksternal,baik sistem perpetual maupun sistem periodik menghasilkan laporan harga pokokpenjualan yang sama. Akan tetapi untuk tujuan pelaporan internal, sistem pokok penjualan dan biaya persediaan yang hilang.

Pada hakikatnya, semua perusahaan dagang dan manufaktur yang besar dan banyak organisasi kecil telah menerapkan sistem persediaan perpetual. Dengan biaya komputer dan sistem persediaan perpetual sekarang telah menjadi lebih ekonomis dan dalam dunia yang serba cepat seperti sekarang ini, sistem tersebut adalah sebuah kebutuhan. Sistem ini menawarkan pengawasan dan pengendalian yang berkesimbangunan atas persediaan. Perencanaan pembelian dan produksi difasilitasi, persediaan yang cukup dapat dipastikan dan kerugian yang terjadi karena kerusakan dan pencurian dapat diungkapkan.

Menurut aturan yang umum,barang-barang seharusnya dimasukkan dalam persediaan dari suatu usaha memegang kepemilikan hukum. Pengalihan hak (the passing of tittle) adalah istilah hukum yang ditujukan pada titik yang membuat kepemilikan berubah. Ketika aturan pengalihan hak tidka diketahui,maka laporan seharusnya memasukkan pengungkapan yang tepat untuk prkatik khusus yang diikuti serta faktor-faktor yang mendukung praktik tersebut.

Barang dalam Perjalanan (Goods in Transit)

Ketika barang berada dalam perjalanan dari penjual ke pembeli, siapakah pembelinya? jawabannya tergantung dari persyaratan penjualan (the terms of sale). Ketika persyaratannya adalah FOB (Free on Board) shipping point, hak atas seluruh muatan beralih

(7)

7

ke pembeli dengan pada saat pengiriman. Sejak hak beralih di titik pengiriman, maka barang dalam perjalanan pada akhir tahun harus dimasukkan dalam persediaan si pembeli meskipun belum diterima.

Bila persyaratan penjualannya adalah FOB (Free on board) destination, hak tidak beralih sampai barang diterima oleh pembeli. Meskipun sulit untuk menentukan apakah barang telah sampai ketujuannya di akhir periode, namun bila persyaratannya adalah FOB destination, maka si penjual seharusnya belum mengakui adanya penjualan dan penurunan persediaan yang bersangkutan sampai dengan barang diterima oleh si pembeli.

Kesimpulannya, ketika barang dikirimkannya dengan syarat FOB shiping point, barang sudah menjadi pemilik pembeli ketika barang masih dalam perjalanan dan seharusnya dimasukkan dalam persediaan si pembeli. Ketika barang dikrimkan dengan FOB destination, barang-barang tersebut masih menjadi milik si penjual selama barang-barang masih dalam perjalanan dan dimasukkan dalam persediaan si penjual.

Barang dalam Konsinyasi (Goods on Consignment)

Barang sekali ditransfer ke penyalur (dealer) atas dasar konsinyasi. Pengiriman tetap memegang hak kepemilikan dan tetap dimasukkan barang tersebut ke dalam persediaannya sampai barang tersebut berhasil dijual atau digunakan oleh penyalur dan pelanggan. Misalnya, NN.,INC sebuah perusahaan yang membuat bola besi dan troller untuk digunakan dalam produksi poros antigesek menyediakan barang secara konsinyasi kepada beberapa pelanggan. Melalui kesepakatan ini,pelanggan dapat memperthankan tingkat persediaan yang rendah.NN,INC memperoleh keuntungan dan kesepkatan konsinyasi ini karena tambahan jasa konsinyasi tersebut memperbaiki kepuasan pelanggan sehingga diharapkan menambah penjualan. Barang konsinyasi secara tepat dilaporkan oleh pengirim sebesar jumlah biayanya serta biaya penanganan plus pengiriman yang terjadi pada saat pengiriman ke penyalur atau pelanggan.Barang tersebut dapat dipisahkan pengelompokkanya dalam neraca sebagai barang dalam konsinyasi. Alternatif lain, jumlah persediaan barang dalam konsinyasi dapat diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Contohnya,dalam catatan atas laporan keungan tanggal 31 desember 2004,NN,INC mengungkapkan bahwa $3,8 juta dari $ 35,6 persediaanya adalah barang dalam konsinyasi. Penyalur atau pelanggan tidak memiliki barang konsinyasi sehingga, baik barang konsinyasi maupun kewajiban terhadap barang tersebut tidak dilaporkan dalam laporan keuangan peyalur dan pelanggan.

(8)

8

Barang lain yang dimiliki perusahaan tetapi berada dalam pengawasan pihak lain, seperti barang ditangan penjual dan agen barang yang disimpan oleh pelanggan atas dasar persetujuan, dan barang yang disimpan oleh pihak lain untuk penyimpanan, pemrosesan, atau pengiriman juga harus ditujukan sebagai bagian dari persediaan akhir dari perusahaan yang memilik barang tersebut.

Audit atas persediaan konsinyasi memberikan sekumpulan persoalan khusus kepada auditor. Persediaan yang ada di tempat mungkin saja milik perusahaan karena barang tersebut adalah barang konsinyasi, sementara persediaan yang terdapat dipemasok dalam konsinyasi, yang letaknya ratusan mil jauhnya, tetap merupakan milik perusahaan. Bayangkan seorang auditor berjalan kegudang dan melihat baris demi baris barang persediaan.’’itu bukan milik kami’’, kami hanya menyimpannya secara konsinyasi ‘’kata manajer gudang’’. Kemudian manajer gudang membawa auditor ke tempat pengiriman.’’anda lihat truk yang baru keluar dari gerbang tadi?’’truk tersebut dan ratusan lagi yang seperti itu persediaan yang masih milik kami. tetapi sudah dikirimkan dalam konsinyasi. Auditlah itu!

Penjualan Bersyarat (Conditional Sales), Penjualan Cicilan atau Angsuran

(Installment Sales), dan Perjanjian Pembeli Kembali (Repurchase Agreements

).

Kontrak penjualan bersyarat dan penjualan cicilan mungkin mempertahankan hak kepimilikan di tangan penjual sampai harga jual sepenuhnya dibayar. Dalam situasi seperti ini, penjual yang mempertahankan haknya,dapat menunjunkan barang yang berada dalam catatnnya, dikurangi dengan nilai barang yang dimiliki pembeli seiring dengan penagihan. Sebaliknya, pembeli dapat melaporkan nilai barang yang dimiliki seiring dengan pembayaran yang dilakukan. Namun, dalam kasus yang umumnya terjadi, ketika kemungkinan pengembalian dan kegagalan kontrak dinilai rendah, penjual mangantisipasi penyelesaian kontrak dan pengalihan hak, mengakui transaksi itu sebagai pembelian biasa dan memindahkan barang dari catatan persediaan pada saat penjualan; pembeli yang berniat memenuhi kontrak dan memperoleh hak, mengakui transaksi itu sebagai pembelian biasa.

Sebagai suatu cara kreatif untuk memperoleh kas dalam jangka pendek, perusahaan kadang-kadang menjual persediaannya ke perusahaan lain, tetapi pada saat yang sama menyetujui untuk membeli kembali persediaan tersebut di masa datang. Harga pembelian kembali biasanya memasuki harga jual awal dari persediaan ditambah biaya keuangan dan

(9)

9

penanganan. Intinya, perusahaan ‘penjual’ telah menggunakan persediaan tersebut untuk menggamankan pinjaman jangka pendek tetapi setuju unttuk membeli kembali persediaan itu di kemudian hari.

Biaya Persediaan

Unsur-unsur yang Termasuk dalam Biaya Persediaan

Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan, dan penempatan persediaan untuk dijual. Dalam kasus bahan baku atau barang yang diperoleh untuk dijual kembal, biaya termasuk harga pembelian, pengiriman, penerimaan, penyimpanan, dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk dijual.

Diskon sebagai Pengurang Biaya

Diskon yang berhubungan dengan pembelian persediaan seharusnya diperlakukan sebagai pengurang biaya persediaan. Diskon dagang (trade discounts) adalah perbedaan antara harga katalog dengan harga yang dikenakan kepada pembeli. Biaya didefinisikan sebagai harga dalam daftar dikurangi diskon dagang. Tidak ada pencatatan yang dibuat untuk diskon dagang dan pembelian harus dicatat pada harga bersih.

Diskon tunai (cash discounts) adalah diskon yang diberikan untuk pembayaran faktur dalam periode waktu yang terbatas. Misalnya, 2/10, n/30 yang berarti bahwa diskon tunai sebesar 2% akan diberikan jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur dan pelunasannya paling lambat 30 hari.

Secara teoritis, persediaan seharusnya dicatat sesuai dengan jumlah setelah diskon (contohnya, harga faktur kotor dikurangi diskon). Metode bersih (net method) mencerminkan fakta bahwa diskon yang tidak diambil sebenarnya adalah beban keuangan yang terjadi karena kegagalan untuk melunasi piutang dalam jangka waktu diskon. Diskon yang tidak diambil dicatat dalam akun diskon yang hilang. Dalam metode kotor, diskon tunai dicatat hanya jika diskon tersebut diambil.

(10)

10

Jurnal yang dibutuhkan untuk metode kotor dan bersih diilustrasikan dalam tabel berikut. Diasumsikan memakai metode persediaan perpetual.

Transaksi Pembelian Dilaporkan Bersih Pembelian Dilaporkan Kotor Pembelian barang dagangan seharga $10.000 dengan diskon tunai 2% a. Asumsikan pembayaran faktur dilakukan dalam periode diskon. Persediaan Utang Usaha Utang Usaha Kas $9.800 $9.800 $ 9.800 $ 9.800 Persediaan Utang Usaha Utang Usaha Persediaan Kas $10.000 $10.000 $10.000 $ 200 $ 9.800 b. Asumsikan pembayaran faktur dilakukansetelah periode diskon. Utang Usaha Diskon yang Hilang Kas $9.800 $ 200 $10.000 Utang Usaha Kas $10.000 $10.000 c. Memerlukan penyesuaian diakhir periode dengan asumsi bahwa faktur belum dibayar dan periode diskon telah lewat

Diskon yang Hilang Utang Usaha

$ 200

$ 200

Tidak ada ayat jurnal yang diperlukan

Retur dan Potongan Pembelian

Penyesuaian terhadap biaya faktur juga dibuat ketika barang dagangan rusak atau memiliki kualitas yang lebih rendah daripada yang dipesan. Kadang-kadang barang dagangan secara fisik dikembalikan kepada pemasok. Potongan pembelian sebesar $400 diberikan untuk barang dagangan yang rusak akan dicatat sebagai berikut:

Sistem Persediaan Periodik Sistem Persediaan Perpetual Utang Usaha

Retur dan Potongan pembelian

$ 400 $ 400 Utang Usaha Persediaan $ 400 $ 400

(11)

11

Metode Penilaian Persediaan

Metode-metode yang paling umum adalah: 1. Identifikasi khusus (specific identification) 2. Biaya rata-rata (average cost)

3. Masuk pertama, keluar pertama (first-in, first-out/FIFO) 4. Masuk terakhir, keluar pertama (last-in, first-out/LIFO)

Keempat metode akan diilustrasikan memakai contoh sederhana dari Dalton Company. Dalton tidak memiliki persediaan awal pada tahun 2008.

Jumlah Unit Biaya Per Unit Total Biaya Pembelian 1 Januari 23 Maret 15 Juli 6 November 200 300 500 100 $ 10 $ 12 $ 11 $ 13 $ 2.000 $ 3.600 $ 5.500 $ 1.300 Total pembelian : 1.100 $ 12.400

Penjualan: 700 unit dengan harga $15 per unit. Untuk singkatnya diasumsikan bahwa semua penjualan terjadi pada tanggal 31 Desember

Identifikasi Khusus

Metode identifikasi khusus memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasikan biaya historis dari setiap unit persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang.

Ketika unit adalah identik dan dapat saling menggantikan, maka identifikasi khusus membuka jalan untuk memanipulasi keuntungan melalui pemilihan unit tertentu untuk pengiriman. Jika Dalton Company ingin meminimalkan harga pokok penjualan tahun 2008 (berarti memaksimalkan laba bersih yang dilaporkan), maka perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan 700 unit dengan biaya terendah. Harga pokok penjualan dapat dihitung sebagai berikut:

(12)

12

Dalton Company Metode Identifikasi Khusus

Pengiriman dari Unit dengan Biaya Terendah Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Batch yang dibeli pada: 1 Januari

15 Juli

Total harga pokok penjualan

Jumlah Unit Biaya Per Unit Total Biaya

200 500 700 $ 10 $ 11 $ 2.000 $ 5.500 $ 7.500

Metode Biaya Rata-rata

Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Dengan menggunakan data biaya untuk Dalton Company, biaya rata-rata tertimbang dari setiap unit akan dihitung sebagai berikut:

Total pembelian : 1100 unit dengan total biaya sebesar $ 12.400

Biaya rata-rata tertimbang : $ 12.400/1.100 unit = $ 11,47 per unit (dibulatkan) Jadi, harga pokok penjualan : 700 unit x $ 11,27 = $ 7.890

Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-In, First-Out/FIFO)

Metode FIFO didasarkan pada asumsi unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu masuk. Untuk Dalton Company, harga pokok penjualan dihitung sebagai berikut:

Dalton Company Metode FIFO

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Jumlah Unit Biaya Per Unit Total Biaya Batch yang dibeli pada:

1 Januari 23 Maret 15 Juli

Total harga pokok penjualan

200 300 200 700 $ 10 $ 12 $ 11 $ 2.000 $ 3.600 $ 2.200 $ 7.800

(13)

13

Metode Masuk Terakhir, keluar Pertama (Last-In, First-Out – LIFO)

Metode masuk terakhir, keluar pertama (last-in, first out – LIFO) didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. Untuk Dalton Company harga pokok penjualan dengan metode LIFO dihitung sebagai berikut:

Dalton Company Metode LIFO

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Jumlah Biaya per Total Unit Unit Biaya

Bacth yang dibeli pada:

6 November 100 $13 $1.300 15 Juli 500 $11 $5.500 23 Maret 100 $12 $1.200 Total harga pokok penjualan 700 $8.000

Perhatian bahwa hanya 100 unit dari pembelian tanggal 23 Maret yang diasumsikan terjual, sedangkan 200 unit yang tersisa diasumsikan sebagai persediaan akhir. LIFO sering kali dikritik dari sudut pandang teoritas. Metode ini tidak cocok dengan arus barang yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Seperti yang terlihat pada bagia ini, LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun, LIFO adalah metode yang paling baik dalam mencocokkan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini.

Perbandingan dari Metode-metode:

Harga Pokok Penjualan dan Persediaan Akhir

Tujuan metode penilaian persediaan adalah untuk mengalokasikan total biaya persediaan ke harga pokok penjualan dan persediaan. Bagi Dalton Company, total biaya persediaan untuk tahun 2008 adaalh sebesar $12.400. penggunaan FiFO dalam periode terjadinya kenaikan harga mengaitkan persediaan paling lama yang berbiaya rendah dengan harga jual yang meningkat, sehingga memperbesar margin laba kotor. Diperiode saat terjadi penurunan harga, persediaan paling lama yang berbiaya tinggi dikaitkan dengan harga jual yang menurun, sehingga memperkecilkan margin laba kotor. Dengan menggunakan metode

(14)

14

biaya rata-rata, margin laba kotor cenderung mengikuti pola yang serupa sebagai respons terhadap perubahan harga. Di sisi lain, penggunaan LIFO dalam periode di mana terjadi kenaikan harga mengaitkan biaya tinggi saat inidalam perolehan barang-barang dengan harga jual yang meningkat. Dengan demikian, LIFO cenderung memberikan pengaruh yang stabil terhadap margin laba kotor. Dengan menggunakan FIFO, persediaan dilaporkan di neraca dengan nilai yang mendekati atau sama dengan biaya yang sekarang. Dengan LIFO, persediaan dilaporkan dengan biaya antara nilai persediaan saat ini dengan biaya LIFO yang dilaporkan dapat menjadi semakin sama dengan nilai FIFO karena nilai rata-rata sangat dipengaruhi oleh biaya yang sekarang. Identifikasi khusus dapat menghasilkan hasil yang berbeda-beda bergantung pada unit mana yang dipilih untuk dikirimkan.

Perbandingan antara Metode-metode Penilaian Persediaan Dalton Company

Perbandingan Empat Metode Penilaian Persediaan Harga Pokok Penjualan dan Persediaan Akhir

Biaya per Identifikasi

Unit khusus Biaya Rata-rata* FIFO LIFO Pembelian pada

Januari $10

23 Maret $12

15 Juli $11

6 November $13

Unit yg terjual unit yg tersisa Harga Pokok penjualan (700 unit):

200 x $10= $2.000 700 x $11,27=$7.890 200 x $10= $2.000 100 x $13=$1.300 500 x $11= $5.500 300 x $12= $3.600 500 x $11=$5.500 200 0 300 100 500 200 300 500 100 200 300 200 300 100 200 200 100 500 100

(15)

15

200 x $11= $2.200 100 x $12=$1.200 $7.500 $7.890 $7.800 $8.000 Persediaan akhir (400 unit):

300 x $12= $3.600 400 X $11,27=$4.510 300 x $11= $3.300 200 x $10=$2.000 100 x $13= $1.300 100 x $13= $1.300 200 x $12=$2.400 $4.900 $4.510 $4.600 $4.400

Total biaya persediaan: $12.400 $12.400 $12.400 $12.400

*dengan metode biaya rata-rata tidak ada asumsi yang dibuat mengenai penjualan unit-unit yang spesifik. Biaya rata-rata per unit dihitung sebagai berikut $12.400/1.100 unit=$11,27 per unit

Komplikasi dengan sistem persediaan Perpetual

Dalam contoh Dalton Company, asumsi yang sederhana dibuat bahwa seluruh dari 700 unit terjual pada tanggal 31 Desember. Intinya, ini adalah asumsi yang dibuat ketika sistem periodik digunakan. Perhitungan biaya rata-rata dan LIFO dengan sistem perpetual adalah sulit karena biaya rata-rata dari barang yang tersedia untuk dijual berubah setiap kali pembelian dilakukan dan identifikasi dari unit “terakhir masuk” juga berubah setiap kali terjadi pembelian. Kesulitan dengan sistem perpetual diilustrasikan pada tampilan berikut, ketika harga pokok penjualan dan persediaan akhir Dalton Company untuk tahun 2008 dihitung dengan asumsi bahwa 300 unit terjual pada tanggal 30 Juni dan 400 unit terjual pada tanggal 31 Desember. Dengan mempelajari gambar dan pertimbangkan hal-hal berikut ini:

 Hasil bersih dari setiap metode penilaian persediaan tersebut adalah untuk mengalokasikan total biaya persediaan sebesar $12.400 ke harga pokok penjualan dan persediaan akhir.

 Untuk FIFO, harga pokok penjualan dan persediaan akhir adalah sama baik dengan sistem periodic (seluruh penjualan diasumsikan terjadi pada akhir tahun) maupun dengan sistem perpetual (penjualan terjadi sepanjang tahun). Hal ini terjadi karena tanpa memedulikan kapan penjualan diasumsikan terjadi pada tahun itu, unit yang paling awal (masuk pertama) selalu sama.

(16)

16

 Karena unit yang terbaru (masuk terakhir) per tanggal 30 juni tidak sama dengan unit terbaru per tanggal 31 Desember, menerapkan LIFO dengan sistem perpetual menghasilkan harga pokok penjualan dan persediaan akhir yang berbeda dibandingkan dengan penggunaan sistem periodic.

 Secara serupa, biaya rata-rata dari unit persediaan per tanggal 30 Juni ($11,20) tidak sama dengan biaya rata-rata seluruh unit yang dibei selama tahun itu ($11,27). Oleh karena itu, dengan menerapkan biaya rata-rata dalam sistem perpetual akan memberikan hasil yang berbeda dari penerapan dalam sistem periodik.

Karena adanya komplikasi yang tidak seharusnya terjadi antara LIFO perpetual dengan biaya rata-rata perpetual, banyak perusahaa yang menggunakan biaya rata-rata atau LIFO untuk pelaporan keuangan menggunakan asumsi FIFO yang sederhana dalam pemeliharaan catatan persediaan perpetual sehari-hari. Catatan FIFO perpetual, kemudian diubah menjadi biaya rata-rata periodik atau LIFO untuk laporan keuangan.

Dalton Company

Perbandingan Empat Metode Penilaian Persediaan Harga Pokok Penjualan dan Persediaan Akhir

Biaya Unit Biaya rata-rata* FIFO LIFO

300 unit terjual pada tanggal 30 Juni: Pembelian pada

1 Januari ………. $10

. 23 Maret………. 12

Unit yg terjual unit yg tersisa Harga pokok penjualan (300 unit):

300 x $11,30= $3.360 200 x $10=$2.000 300 x $12= $3.600 100 X $12=$1.200

$3.360 $3.200 $3.600 Persediaan pada tanggal 30 Juni(200 unit )

200 x $11,20= $2.240 200 x $12= $2.400 200 x $10= $2.00 200 300 200 100 200 300 200

(17)

17

Biaya Unit Biaya rata-rata* FIFO LIFO 400 unit terjual pada tanggal 31 desember :

Pembelian pada:

Persediaan pada 30 juni -

15 Juli $11 500

6 November

unit yg terjual unit yg tersisa Harga pokok penjualan (400 unit)

400 x $11,30=$4.520 200x$12=$2.400 100x$13=$1.300 200x$11=$2.200 300x$11=$3.300 $4.520 $4.600 $4.600 Persediaan akhir (400 unit)

400 x $11,30=$4.520 200x$12=$2.400 100x$13=$1.300 200x$11=$2.200 300x$11=$3.300 $4.520 $4.600 $4.600 Total biaya persediaan:

Terjual pada tanggal 30 Juni $3.360 $3.200 $3.600 Terjual pada tanggal 31 Desember $4.520 $4.600 $4.600

Total harga pokok penjualan $7.880 $7.800 $8.200 Persediaan pada 31 Desember $4.520 $4.600 $4.200 Total biaya persediaan $12.400 $12.400 $12.400 *dengan metode biaya rata-rata tidak asumsi yang dibuat mengenai penjualan unit-unit yang spesifik. Biaya rata-rata per unit dihitung sebagai berikut:

[(200x$10)+(300x$12)]/500unit= $11,20 per unit [(200x$11,20)+(100x$13)]/800 unit=$11,30 per unit

Lapisan LIFO (LIFO Layers)

Data berikut adalah data Ryanes Company untuk 3 tahun pertamanya:

2005 2006 2007 Pembelian ……….. 120 unit@$5 150 unit@$10 150 unit @$15 Penjualan ……… 100 unit@$10 120 unit@$15 120 unit @$20

Pada akhir tahun 2005, 20 unit dengan total biaya sebesar $100 (20x$5 per unit) masih ada dipersediaan akhir. Apakah unit-unit tersebut terjual pada tahun 2006?. Jika asumsi FIFO yang digunakan, maka jawabannya adalah ya. Dengan FIFo, 120 unit yang terjual pada tahun

200x$11,20 500 100 200x$12 200 300 100 200x$10 200 300 100

(18)

18

2006 adalah unit yang paling awal tersedia: 20 unit yang tinggal dari tahun 2005 ditambah dengan unit yang dibeli pada tahun 2006. Akan tetapi, jika LIFO yang digunakan, maka 20 unit yang tertinggal di akhir tahun 2005 tidak terjual pada tahun 2006. Sebagai gantinya, unit yang paling baru yang terjual, dan itu adalah ke 120 unit yang dibeli pada tahun 2006. Dengan menggunakan LIFO, harga pokok penjualan dan persediaan akhir untuk masing-masing dari ketiga tahun tersebut sebagai berikut:

2005 2006 2007

Harga pokok penjualan LIFO 100 x $5= $500 120 x $10=$1.200 120 x $15 = $1.800 Persediaan akhir:

Tahun unit dibeli

2005 20 x $5= $100 20 x $ 5 = $100 20 x $ 5= $ 100 2006 30 X $10= $300 30 X $10=$ 300 2007 40 x $15=$ 600 Persediaan akhir 20 unit $100 unit $400 unit $1.000 Perhatikan bahwa setiap tahun saat jumlah unit yang dibeli melebihi jumlah unit yang dijual, sebuah lapisan LIFO baru terbentuk dalam persediaan akhir. Sepanjang persediaan terus bertumbuh, suatu lapisan LIFO baru terbentuk tiap tahun dan lapisan LIFO yang lama tetap tidak tersentuh. Terbentuknya lapisan LIFO menggambarkan salah satu kelemahan LIFO yaitu setelah beberapa tahun, asumsi LIFO akan menghasilkan persediaan akhir yang berisi persediaan lama dengan harga yang lama.

LIkuidasi LIFO (LIFO Liquidation)

Melanjutkan contoh dari Raynes Company, asumsikan pembelian dan penjualan tahun 2008 sebagai berikut:

Pembelian ………... 600 unit@$20 Penjualan ………. 150 unit@$25 Karena jumlah unit yang dibeli tidak melebihi jumlah yang dijual, maka tidak ada lapisan LIFO baru yang ditambarkan pada tahun 2008. Bahkan pada kenyataannya, karena pembelian tahun 2008 sangat rendah, persediaan pada lapisan LIFO yang awal harus terjual. Hal ini disebut likuidasi LIFO (LIFO liquidation). Perhitungan harga pokok penjualan LIFO pada tahun 2008 adalah sebagai berikut:

(19)

19

Tahun Pembelian Unit Barang

2008 ……… 60 unit@$20 $1.200 2007………. 40 unit@$15 600 2006………. 30 unit@$10 300 2005………. 20 unit@$ 5 100 Total………. 150 unit $2.200

Likuidasi LIFO menyebabkan biaya lapisan LIFO yang lama masuk ke harga pokok penjualan, kadangkala dengan hasil yan tidak lazim. Dalam contoh lain, jika Ryanes tidak mengurangi persediaan selama tahun 2008, harga pokok penjualan LIFO adalah sebesar $3.000 (150 unit x $20 per unit). Dengan demikian, dampak dari pengurangan tingkat persediaan dan pengeluaran lapisan LIFo lama ke harga pokok penjualan adalah untuk mengurangi harga pokok penjualan yang dilaporkan sebesar $800 ($3.000-$2.200). dampak likuidasi LIFO ini akan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.

Likuidasi LIFO Interim. Sering kali, perusahaan mengalami penurunan dalam persediaan saat pelaporan interim, tetapi memperkirakan sepenuhnya untuk mengisi kembali persediaan di akhir periode tahun fiskal. Hal ini umum terjadi misalnya, pada setiap perusahaan dengan fluktuasi musiman dalam tingkat persediaannya. Untuk perusahaan yang menggunakan LiFO, pengurangan persediaan interim sementara tidak dilihat sebagai likuidasi dari lapisan LIFO. Untuk menjaga biaya historis dari lapisan LIFO, maka akun cadangan sementara dibentuk dan kemudian dibalik ketika persediaan telah diisi kembali. Untuk mengilustrasikan ayat jurnal yang tepat, asumsikan bahwa likuidasi LIFO Raynes untuk tahun 2008 telah terjadi pada akhir kuartal pertama tahun 2008 dan persediaan diharapkan untuk diisi kembali pada akhir tahun. Pengaruh dari likuidasi LIFO sejumlah $800 akan dicatat sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan $800 Cadangan untuk penurunan Sementara dalam persediaan LIFO $800

Akun cadangan persediaan mencerminkan sebuah kewajiban untuk menggantikan persediaan dengan biaya yang melebihi jumlah LIFO yang tercatat. Akun persediaan ini dicatat hanya untuk laporan interim: likuidasi LIFO dicatat di akhir tahun fiskal, walaupun perunanan persediaan akhir tahun bersifat sementara ataupun tidak.

(20)

20

LIFO dan Pajak Penghasilan

Untuk mengilustrasikan bagaimana LIFO mengurangi pajak pada masa inflasi, lihatlah kembali data Ryanes Company. Untuk singkatnya, asumsikan bahwa harga pokok penjualan adalah satu-satunya biaya dan tariff pajak adalah sebesar 40%. Perhitungan pajak penghasilan menggunakan FIFO dan LIFO diberikan pada tampilan berikut.

LIFO: 2005 2006 2007 2008 Penjualan ………… 100@$10 $1.000 120@$15 $1.800 120@$20 $2.400 150@$25 $3.750 Hrg pok0k pnjualan 100@$5 500 120@$10 1.200 120@$15 1.800 60@$20 40@$15 30@$10 20@$5 2.200 Laba kotor $ 500 $ 600 $ 600 $1.550 Pajak pendapatan (40%) $ 200 $ 240 $ 240 $ 620 FIFO: 2005 2006 2007 2008 Penjualan ………… 100@$10 $1.000 120@$15 $1.800 120@$20 $2.400 150@$25 $3.750 Hrg pokok pnjualan 100@$5 500 20@$5 50@$10 90@$15 100@$10 $1.100 70@$15 1.550 60@$20 2.550 Laba kotor $ 500 $ 700 $ 850 $1.200 Pajak pendapatan (40%) $ 200 $ 280 $ 340 $ 480

Dari tahun 2005 sampai dengan tahun2007, dengan harga dan tingkat persediaan yang meningkatkan, maka penggunaan LIFO menghemat pajak penghasilan total sebesar $140 [($280-$240)+($340-$240)]. Kerena penjualan, penagihan, pembelian,dan pembayaran menunjukkan hasil yang sama, baik menggunakanLIFO manapun FIFO, satu-satunya perbedaan dalam arus kas antara penggunaan LIFOdan FIFO, satu-satunya perbedaan dalam arus kas antara penggunaan LIFO dan FIFO adalah dalam kas yang dibayar untuk pajak penghasilan. Oleh karena itu, pada akhir tahun 2007, Ryanes akan memiliki tambahan kas sebesar $140 (dari penghematan pajak) jika LIFO digunakan.

(21)

21

Cadangan LIFO menunjukkan perbedaan antara nilai persediaan akhir FIFO dengan nilai persediaan akhir LIFO. Cara lain untuk menilai cadangan LIFO adalah bahwa cadangan LIFO mencerminkan keuntunan karena memegang persediaan, yaitu kenaikan dalam nilai persediaan karena kenaikan harga. Intinya, ketika FIFO digunakan, keuntungan dari memegang persediaan ini menjadi pendapatan kena pajak pada saat terjadinya, sedangkan dengan LIFO keuntungan dari memegang persediaan tidak dikenakan pajak sampai persediaan dilikuidasi. Likuidasi persediaan di tahun 2008 juga mengilustrasikan bahwa penggunaan LIFO untuk tujuan pajak menghasilkan penundaan pajak, dan bukannya pengurangan pajak. Namun karena banyak perusahaan memiliki probabilitas yang rendah dalam likuidasi persediaanya di masa depan, maka penggunaan LIFO dapat menunda pembayaran pajak atas keuntungan dari menyimpan persediaan untuk jangka waktu yang lama.

Kelompok LIFO (LIFO Pools) dan nilai dolar LIFO (Dolar-Value LIFO)

Sebagai alat untuk menyerderhanakan proses penilaian dan memperluas penerapannya ke banyak hal, IRS mengembangkan teknik untuk membuat kelompok persediaan LIFO (LIFO inventory pools) yang terdiri atas barang-barang yang sejenis. Tujuan dari pembentukan kelompok LIFO tersebut adalah untuk menyederhanakan perhitungan LIFO yang berkaitan dengan sejumlah besar barang. Penyederhanaan tersebut menghasilkan sebuah estimasi mengenai berapa harga pokok penjualan jika LIFO diterapkan secara ketat. Walaupun begitu, pengelompokan barang-barang yang identik secara substansial ke dalam kelompok kuantitas tidak memberikan manfaat yang diinginkan dari penggunaan LIFO. Untuk membahas pertanyaan ini dan lebih jauh menyerderhanakan pencatatan yang berhubungan dengan LIFO dan menghilangkan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan produk-produk baru yang menggantikan produk-produk lama , maka dikembangkan metode persediaan nilai dolar LIFO (dollar-value LIFO). Dengan metode ini, lapisan LIFO ditentukan berdasarkan perubahan total dari nilai dolar dan bukan oleh perubahan kuantitas.

Tabel berikut memberikan ringkasan perbandingan atas keuntungan dan kerugian dari penggunaan FIFO dan LIFO. Biaya rata-rata dapat dikatakan berada di antara keduanya. Jadi, metode penilaian persediaan mana yang seharusnya digunakan perusahaan? Situasi berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain, dan keputusannya akan didasarkan pada analisis dari ke empat faktor berikut:

(22)

22  Pengaruh Pajak Penghasilan

 Biaya pembukaan

 Dampak pada laporan keuangan  Perbandingan industri

Ringkasan Perbandingan FIFO dan LIFO

Keterangan FIFO LIFO

Laporan laba rugi

Keuntungan

 Biasanya sesuai dengan arus fisik barang

Kerugian

 Dapat menyebabkan biaya lama dikaitkan dengan pendapatan saat ini

 Keuntungan dan kerugiann dan memegang persediaan dimasukkan sebagai bagian dari laba kotor

Keuntungan

 Mengaitkan biaya saat ini dengan pendapatan saat ini

 Mengeluarkan keuntungan dan kerugian dari memegang persediaan dari laba kotor. Kerugian

 Biasanya tidak sesuai dengan arus fisik barang-barang

 Potensi likuidasi LIFO yang berarti bahwa biaya yang lama dari lapisan LIFO dapat ditarik ke harga pokok penjualan

Neraca Keuntugan

 Saldo persediaan akhir mendekati biaya penggantian saat ini.

Kerugian

 Saldo persediaan akhir terdiri atas biaya lama dari lapisan LIFO dan secara subtansial dapat lebih rendah jumlahnya daripada biaya pergantian saat ini. Hal ini diimbangi secara parsial oleh pengungkapan tambahan

Pajak Penghasilan

Kerugian

 Menghasilkan pajak penghasilan lebih tinggi saat terjadi inflasi, jika tingkat persediaan stabil atau meningkat.

Keuntungan

 Menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah ketika tingkat persediaan stabil atau terjadi inflasi

Kerugian

 Likuidasi LIFO dapat

menyebabkan terjadinya kenaikan besar-besaran dalam pembayaran pajak ketika tingkat persediaan menurun

(23)

23

Dampak Pajak Penghasilan

Jika perusahaan dengan tingkat persediaan tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan,dan kemungkinan tidak akan mengalami penurunan persediaan di masa depan, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang subtansial dalam hal penundaan pajak.Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaan yang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun,maka LIFO hanya memberikan keuntungan kecil dari pajak.Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.

Dampak pada Laporan Keuangan

Sekalipun memberikan keuntungan pajak, LIFOjuga membuat laba dan nilai persediaan yang dilaporkan menjadi lebih rendah. Dampak negatif terhadap laporan keuangan ini dapat membahayakan perusahaan karena akan membuat khawatir para pemegang saham, investor potensial, dan bank. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menyediakan pengungkapan tambahan yang memungkinkan pemakainya untuk melihat penyajian laporan keuangan apabila yang digunakan adalah metode FIFO maupun biaya rata-rata.

Perubahan Akuntansi Persediaan

Ketika perusahaan mengganti metode penilaian persediaannya,perubahan tersebut dicatat sebgai perubahan dalam prinsip akuntansi.Jika perubahannya menjadi biaya rata-rata atau FIFO,maka persediaan awal dan akhir biasanya dapat dihitung dengan dasar yang baru.Dengan demikian,dampak dari perubahan metode persediaan dapat dapat ditentukan dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Jika perubahannya adalah dari metode lain ke metode LIFO, maka catatan perusahaan pada umumnya tidak cukup lengkap untuk merekonstruksi lapisan persediaan tahun sebelumnya.Oleh karena itu, lapisan tahun dasar untuk persediaan LIFO yang baru adalah persediaan permulaan di tahun saat LIFO diterapkan(termasuk persediaan akhir di tahun sebelum LIFO di terapkan). Tidak ada penyesuaian terhadap laporan keuangan untuk menggambarkan perubahan perubahan ke LIFO. Tetapi, dampak dari perubahan metode tersebut terhadap laba untuk tahun itu harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.

(24)

24

Ketika persediaan merupakan unsur yang material,perubahan pada metode persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat merusak komparabilitas laporan keuangan perusahaan tersebut terhadap laporan tahun sebelumnya dan laporan keuangan lain. Perubahan yang seperti ini membutuhkan pertimbangan yang matang seharusnya dilakukan jika pihak manajemen dapat secara jelas menunjukkan keuntungan dari metode alternatif tersebut. Hal ini ditegaskan dalam APB Opinion No.20: ’’Tanggung jawab dari pembenaran atas perubahan-perubahan lain diserahkan kepada entitas yang mengajukan perubahan. Prosedur dasar untuk mengalokasikan total biaya barang yang tersedia untuk dijual ke persediaan akhir dan harga pokok penjualan telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Pada beberapa kasus kasus, prosedur alokasi biaya aini menghasilkan biaya persediaan yang melebihi harga pasar sekarang dari persediaan. Bagian berikut membahas bagaimana menentukan kapan persediaan seharusnya diturukan untuk mencerminkan penurunan harga pasar. Bagian ini diakhiri dengan pembahasan tentang penilaian persediaan katika persediaan diperoleh dalam transaksi non pasar(misalnya:barang dagang yang rusak)dan nilainya harus diterapkan.

Mana yang Lebih Rendah antara Biaya dan Harga Pasar(Lower of Cost or Market)

Salah satu konsep tradisional akuntansi adalah konservatisme,terkadang diikhtisarkan sebagai “dalam kondisi keragu-raguan,akui semua kerugiaan yang belum direalisasi,tetapi jangan akui semua keuntungan yang belum direalisasi.”Saat diaplikasikan pada penialain aset,konservatisme menghasilkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya dan harga pasar(lower of cost or market-LCM) ,yang berarti bahwa aset dicatat pada nilai yang lebih rendah antara biaya atau harga pasarnya. LCM memiliki pengaruh terhadap pengakuan atas penurunan yang belum direalisasi dalam aset, tetapi tidak atas peningkatan yang belum direalisasi.

Dalam menerapkan aturan yang lebih rendah antara biaya dan harga pasar. Harga persediaan akhir, yang ditentukan dengan metode alokasi biaya yang sesuai,dibandingkandengan harga pasar di akhir periode.Bila harga pasar lebih kecil daripada biaya, sesuai ayat jurnal penyesuaian dibuat untuk mencatat kerugiaan dan menyatakan kembali persediaan akhir pada nilai yang lebih rendah.

(25)

25

Menetapkan nilai persediaan:

Kasus persediaan yang dikembalikan

Dalam beberapa kasus, batas tertinggi dan terendah yang telah didiskusikan memberikan pedoman dalam menetapkan yang tepat pada saat harga persediaan sulit ditentukan. Sebagai ilustrasi, perhatikan data berikut mengenai persediaan rusak yang dikembalikan ke Inigo Company oleh konsumen yang tidak puas.

 Jumlah persediaan rusak yang dikembalikan: 1000

 Harga jual unit normal: 35

 Biaya unit normal:$3

 Presentasi laba kotor normal:($5-$3)/$5= 40%

 Harga jual sebagai barang rusak dari unit yang dikembalikan karena rusak:$2

 Untuk memudahkan, asumsikan bahwa tidak ada beban tambahan yang berhubungan dengan penjualan sisa unit yang pernah dikembalikan karena rusak.

Dalam kasus ini, jelas tidak benar untuk mencatat persediaan yang rusak pada nilai biaya historis sebesar $3 per unit karena persediaan tersebut hanya dapat dijual dengan harga sebesar $2 per unit. Tidak ada nilai biaya penggantian yang dapat digunakan untuk menentukan penurunan yang tepat berdasarkan masa yang lebih rendah antara biaya dan harga pasar, karena tidak ada pemasok yang akan menawarkan harga atas keseluruhan kelompok unit yang rusak. Maka penilaian persediaan yang berada di antara batas tertinggi dan terendah:

Batas tertinggi: $2 harga jual-$0 biaya penjualan = $2 nilai realisasi bersih Batas terendah: $2 nilai realisasi bersih-$0,80 laba kotor nominal ($2 x 40%)

Jika persediaan diturunkan nilainya ke batas tertinggi sebesar $2, maka kerugian akibat penurunan nilai adalah sebesar $1.000 [($3-$2)x1.000 unit]. Jika nilai persediaan diturunkan ke batas terendah maka kerugian karena penurunan nilai persediaan adalah sebesar $1.800 [($3-$1,20)x1.000 unit]. Kerugian dari penurunan nilai persediaan dan laba atas penjualan sebagai barang rusak berikutnya dari unit yang rusak dapat dirangkum sebagai berikut:

(26)

26

Diturunkan ke Batas Diturunkan ke batas Tertinggi Terendah

Kerugian dari penurunan nilai $(1.000) $(1.800) Penjualan atas unit yang rusak $2.000 $2.000

Harga Pokok Penjualan 2.000 1.200 Laba kotor atas penjualan barang rusak 0 800 Total kerugiaan atas unit yang rusak $(1.000) $(1.000)

Dengan tidak adanya nilai biaya penggantian yang dapat diandalkan, apakah sebaliknya persediaan yang dikembalikan dicatat pada batas tertinggi, batas terendah atau di antara kedua nilai tersebut? Apakah ada perbedaan di antara semua itu? Anda dapat berpendapat bahwa tidak ada perbedaan karena total kerugian atas unit yang rusak adalah sebesar $1.000 dalam semua kasus. Secara singkat, tidak adanya ukuran yang dapat diandalkan atas nilai masuk (biaya historis atau biaya penggantian) berarti bahwa nilai persediaan harus ditetapkan berdasarkan nilai keluar (nilai realisasi bersih dan laba penjualan normal). Keputusan atas nilai persediaan mana yang dipilih dalam rentang antara batas terendah sampai tertinggi dapat menjadi tugas yang menarik dalam tawar-menawar di perusahaan karena para manajer berusaha untuk menetapkan nilai persediaan yang akan memaksimalkan laba yang dilaporkan oleh departemen mereka dan mengalihkan kerugiaan ke departemen lain.

Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)

Teknik estimasi persediaan digunakan untuk menghasilkan nilai persediaan ketika perhitungan fisik persediaan tidak dapat dilakukan, serta untuk menyediakan pengecekan independen atas validitas nilai persediaan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Teknik estimasi persediaan yang paling sederhana adalah metode laba kotor. Metode laba kotor didasarkan pada observasi bahwa hubungan antara penjualan dan harga pokok penjualan biasanya relatif stabil. Persentasi laba kotor [(Penjualan – Harga pokok penjualan)/Penjualan] diterapkan pada penjualan guna mengestimasikan harga pokok penjualan. Estimasi harga pokok penjualan ini dikurangkan dari harga pokok barang yang tersedia untuk dijual guna memperoleh estimasi atas saldo persediaan.

(27)

27

Agar dapat bermanfaat, persentase laba kotor yang digunakan harus merupakan ukuran yang dapat dipercaya berdasarkan pengalaman saat ini. Dalam mengembangkan angka yang dapat dipercaya, maka angka terdahulu dijadikan referensi, dan disesuaikan dengan perubahan kondisi saat ini. Sebagai contoh, persentase laba kotor historis akan disesuaikan jika strategi penetapan harga berubah (misalnya karena peningkatan persaingan), jika bauran penjualan berubah, atau metode penilaian persediaan digunakan (misalnya berubahan dari FIFO ke LIFO)

Untuk mengilustrasikan penerapan metode laba kotor, perhatikan informasi Rugen Company berikut:

Persediaan awal, 1 Januari $25.0000 Penjualan, 1 Januari - 31Januari 50.000 Pembelian, 1 Januari – 31 Januari 40.000 Persentase laba kotor historis:

Tahun lalu 40% Dua tahun lalu 37% Tiga tahun lalu 42%

Rugen ingin mempersiapkan laporan keuangan per tanggal 31 Januari dan ingin menggunakan estimasi persediaan akhir daripada melakukan perhitungan fisik atas persediaan. Persentase laba kotor tahun lalu sebesar 40% dianggap sebagai estimasi yang baik atas persentase laba kotor saat ini. Estimasi persediaan merupakan proses dengan dua tahap: suatu asumsi mengenai persentase laba kotor digunakan untuk menentukan estimasi atas laba kotor, yang kemudian memungkinkan perhitungan estimasi atas harga pokok penjualan. Angka tersebut kemudian digunakan untuk mengestimasikan persediaan akhir. Penjualan (aktual) $50.000 100% Harga pokok penjualan (estimasi) 30.000 60% Laba kotor (estimasi) 20.000 40% Persediaan awal (aktual) $25.000 + Pembelian 40.000 = harga pokok barang yang tersedia untuk dijual (aktual) $65.000 - Persediaan akhir (estimasi) 35.000 = Harga Pokok penjualan (estimasi) $30.000

(28)

28

Estimasi atas persediaan akhir ini dapat digunakan dalam laporan keuangan tanggal 31 Januari atau dapat dibandingkan dengan pencatatan persediaan perpetual apabila ada, atau dapat digunakan sebagai dasar pembayaran asuransi jika persediaan pada tanggal 31 Januari rusak karena suatu kecelakaan. proses dua tahap ini diilustrasikan sebagai berikut:

Metode Laba kotor

Penjualan harga pokok barang yg tersedia utk dijual

Asumsikan bahwa Rugen melakukan perhitungan fisik pada tanggal 31 Januari yang mengindentifikasi bahwa persediaan pada tanggal tersebut adalah $32.000, dibandingkan dengan estimasi $35.000 yang dihitung di atas. Apakah ini perbedaan yang masuk akal, atau adalah alasan untuk melakukan pemeriksaaan lebih jauh? Suatu cara untuk menentukannya adalah dengan melihat berapa tentang estimasi persediaan akhir yang mungkin terjadi dengan mempertimbangkan perbedaan dalam persentase laba kotor historis.

Rentang estimasi untuk persediaan tanggal 31 Januari adalah antara $33.500 sampai $36.000. Nilai $32.000 yang diperoleh dari perhitungan fisik berada di luar kisaran ini. Penjelasan yang mungkin diberikan adalah:

 Persentase laba kotor tahun ini berada diluar kisaran historis yang telah diamati, memperlihatkan adanya perubahan signifikan dalam strategi penetapan harga atau bauran penjualan.

 Telah terjadi kehilangan

 Penjualan dilaporkan lebih rendah. IRS terkadang menggunakn metode laba kotor untuk mendeteksi penjualan yang dilaporkan lebih rendah untuk menghindari pajak.

Estimasi Harga Pokok Penjualan Estimasi Laba kotor Estimasi Laba kotor Estimasi persediaan Akhir

(29)

29

Persentase Laba Kotor

40% 37% 42% Penjualan (aktual) $50.000 $50.000 $50.000 Harga pokok penjualan (estimasi) 30.000 31.500 29.000 Laba Kotor (estimasi) $20.000 $18.500 $21.000 Persediaan awal (aktual) $25.000 $25.000 $25.000

+ Pembelian (aktual) 40.000 40.000 40.000 = hrg pokok barang yg tersedia utk dijual (aktual) $65.000 $65.000 $65.000

- Persediaan akhir (estimasi) 35.000 33.500 36.000 = Harga Pokok penjualan (estimasi) $30.000 $31.500 $29.000

Terkadang bagian tersulit dalam menerapkan metode laba kotor adalah menguraikan bahasa mengenai hubungan antara penjualan dan harga pokok penjualan. Dalam contoh yang baru saja diberikan, hubungan penjualan/ harga pokok penjualan dirangkum dengan mengatakan bahwa persentase laba kotor adalah 40%. Hubungan yang sama dapat digambarkan sedikitnya dengan dua cara lainnnya:

1. Penjualan dibuat dengan markup sebesar 40% dari harga jual

2. Penjualan dibuat dengan markup sebesar 66 2/3% dari biaya perolehan. (laba kotor/biaya perolehan= 66 2/3%).

Dampak dari Kesalahan Pencatatan Persediaan

Persediaan awal yang dicatat terlalu tinggi akan menyebabkan barang yang tersedia untuk dijual dan harga pokok penjualan dinyatakan terlalu tinggi. Sehingga laba kotor dan laba bersih dicatat terlalu rendah.

Karena persediaan akhir di satu periode menjadi persediaan awal periode berikutnya, maka kesalahan pada persediaan yang tidak terdeteksi akan memengaruhi dua periode akuntansi. Kesalahan 1, persediaan akhir yang dicatat terlalu tinggi mengurangi harga pokok penjualan dan menaikkan laba bersih di tahun terjadinya kesalahan. Pengurangan yang saling menyeimbangkan terjadi pada laba bersih tahun berikutnya karena persediaan awal tercatat terlalu tinggi.

(30)

30

Kesalahan 2, persediaan akhir yang dicatat terlalu rendah, adalah lawan kesalahan 1 dan menghasilkan pengurangan laba bersih pada tahun berjalan. Seperti halnya kesalahan 1, kesalahan yang saling menyeimbangkan terjadi di tahun berikutnya.

Kesalahan 3, menunda pencatatan pembelian atau persediaan akhir dan pembelian yang dicatat terlalu rendah, biasanya terjadi pada saat perusahaan tidak memperhitungkan barang dalam perjalanan di akhir periode sebagai bagian dari pembelian atau persediaan. Kesalahan ini tidak memiliki pengaruh pada laporan laba rugi, tetapi mengakibatkan persediaan dan utang dicatat lebih rendah pada tahun terjadinya kesalahan.

Jurnal koreksi diperlukan tergantung kapan kesalahan tersebut ditemukan, yaitu sebagai berikut (asumsikan kesalahan perhitungan fisik atas persediaan telah menyebabkan persediaan akhir yang dicatat terlalu tinggi sebesar $ 1.000)

Kesalahan ditemukan pada tahun berjalan : Harga Pokok Penjualan 1.000

Persediaan 1.000

Kesalahan ditemukan pada tahun berikutnya :

Laba Ditahan 1.000

Persediaan 1.000

Menggunakan Informasi Persediaan untuk Analisis Keuangan

Saldo persediaan yang terdapat di laporan keuangan sering digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan persediaannya. Posisi persediaan dan ketepatan ukurannya dapat dievaluasi dengan cara menghitung perputaran persediaan (inventory turnover).

Perhatikan Informasi Keuangan yang berkaitan dengan persediaan untuk Deere & Co berikut ini

(31)

31 Deere & Co. Kelas Utama Persediaan

(dalam jutaan dolar)

2004 2003 Bahan baku dan perlengkapan $ 589 $ 496 Barang dalam proses 408 388 Mesin dan suku cadang yang telah selesai 2.004 1.432 Total nilai FIFO $ 3.001 $ 2.316 Penyesuaian ke nilai LIFO 1.002 950 Persediaan $ 1.999 $ 1.366 Biaya Penjualan $13.567,5

Tingkat perputaran persediaan:

Harga Pokok Penjualan = $ 13.567,5 = 8,06 kali Persediaan Rata-rata* $ 1.682,5

Perhitungan :

*

2004: ($1.999+$1.366)/2 = $ 1.682,5

Perputaran persediaan sebesar 8,06 kali berarti bahwa jika Deere & Co. menggunakan seluruh persediaannya, dan kemudian segera menggantinya kembali, proses ini akan berulang 8,06 kali selama tahun berjalan. Makin tinggi angka perputaran persediaan, berarti makin cepat perusahaan menggunakan persediaannya

Apabila Deere & Co. menggunakan FIFO, bukan LIFO, perputaran persediaan tahun 2004 akan menjadi 5,08 (bukan 8,06 seperti bila menggunakan LIFO) dengan perhitungan sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan FIFO = $ 13.567,5 + ($950 - $1.002) = $ 13.515,5 Persediaan Rata-rata FIFO = ($ 3.001+ $ 2.316)/2 = $ 2.658,5

Jadi tingkat perputaran persediaan : Harga Pokok Penjualan FIFO = $ 13.515,5 = 5,08 kali

Persediaan Rata-rata FIFO $ 2.658,5

Deere & Co. diilustrasikan sebagai berikut, menggunakan nilai awal LIFO yang dilaporkan: Perputaran persediaan tahun ini 8,06 kali

(32)

32

Jumlah hari penjualan dalam persediaan sebanyak 45,3 hari memiliki arti bahwa secara rata-rata, Deere & Co. memiliki persediaan yang cukup untuk terus beroperasi selama 45,3 hari hanya dengan menggunakan persediaan yang dimilikinya.

Manajemen harus membentuk suatu kebijakan persediaan yang menghindari bahaya dari terlalu rendahnya persediaan, yang dapat mengganggu penjualan dan bahaya dari kelebihan persediaan, yang menyangkut tingginya modal investasi dan risiko kerusakan, using, dan penurunan harga.

Metode Persediaan Ritel ( retail inventory method)

Dipergunakan secara luas oleh perusahaan-perusahaan ritel untuk mendapatkan estimasi posisi persediaan yang dapat diandalkan setiap saat. Metode ini sama halnya dengan metode laba kotor, memungkinkan diestimasikannya suatu jumlah persediaan tanpa membutuhkan waktu dan biaya seperti dalam memperhitungkan fisik persediaan atau melakukan catatan persediaan perpetual yang terinci. Metode persediaan ritel lebih fleksibel daripada metode laba kotor karena metode ini memungkinkan estimasi didasarkan pada asumsi-asumsi FIFO, LIFO, atau biaya rata-rata, dan ia bahkan memungkinkan diestimasikannya pula mana yang lebih rendah antara biaya dan harga pasar. Metode persediaan ritel juga menawarkan keunggulan bahwa ketika pada saatnya nanti perhitungan fisik persediaan benar-benar dilaksanakan untuk tujuan laporan keuangan , persediaan dapat diambil pada harga eceran dan kemudian diubah menjadi biaya tanpa harus direferensiasikan pada setiap biaya dan faktur, sehingga akan dapat menghemat waktu dan biaya.

Ketika menggunakan metode persediaan ritel, catatan barang-barang yang dibeli akan disimpan dengan dua jumlah – biaya dan harga eceran. Komputer telah memungkinkan dibuatnya catatan-catatan biaya untuk ribuan barang yang biasanya terdapat didalam suatu persediaan ritel. Persentase biaya ini, kemudian dapat dikalikan dengan persediaan akhir pada harga harga eceran. Jumlah yang dapat dengan mudah dihitung dengan mengurangkan penjualan selama periode dari total jumlah yang tersedia untuk dijual pada harga eceran.

(33)

33

Metode Persediaan Ritel : Mana yang lebih rendah antara biaya dengan harga pasar

Sering kali ,harga-harga eceran berubah setwlah mereka ditentukan untuk pertama kali.

Berikut istilah-istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan tersebut: •Harga eceran awal (original retail ) –harga jual awal, termasuk kenaikan awal diatas biaya yang disebut sebagai markup awal.

•Markup-kenaikan yang meningkatkan harga jual diatas harga eceran awal •Markdown-penurunan yang mengurangi harga jual dibawah harga eceran awal.

Untuk menggambarkan penggunaan istilah –istilah di atas ,diasumsikan suatu barang dagangan dengan biaya $4 per unit ditentukan akan dijual dengan harga $6, yang mencerminkan harga eceran awalnya.Jika harga eceran ,kemudian dinaikkan menjadi $7,50,ini artinya ada markup harga eceran sebesar $1,50. Jika barang yang pada awalnya ditentukan akan dijual seharga $6 dikurangi harga jualnya menjadi $5, maka ini artinya ada markdown sebesar $1. Perubahan harga eceran dapat terjadi karena perubahan dalam strategi penetuan harga atau perubahan dalam nilai persediaan. Kedua penyebab perubahan harga eceran ini menjadi dasar dari dua metode yang berbeda dalam menerapkan metode persediaan ritel.

Kelompok(Pool) LIFO, LIFO Nilai Dolar, dan LIFO Ritel Nilai Dolar

Dengan jumlah persediaan yang besar dan seragam, penerapan prosedur LIFO untuk barang-barang tertentu dapat sangat berat untuk dilaksanakan. Selain itu, jika lapisan LIFO didefinisikan berdasarkan produk-produk yang spesifik, likuidasi LIFO akan sering terjadi seiring dengan menurunnya permintaan akan masing-masing produk individual. Untuk menyederhanakan penerapan LIFO ini telah dikembangkan dua pendekatan: kelompok(Pool) LIFO dan LIFO Nilai Dolar. Metode persediaan ritel juga dapat dikombinasikan dengan metode persediaan LIFO Nilai Dolar yang menggunakan harga eceran untuk mengestimasi nilai persediaan akhir LIFO.

Kelompok(Pool) LIFO

Sebagai salah satu cara untuk menyerdahanakan proses penilaian dan memperluas kemungkinan penerapannya kelebih banyak unsur, IRS telah mengembangkan teknik

(34)

34

menentukan kelompok-kelompok persediaan LIFO untuk barang-barang yang identik. pada akhir periode, jumlah barang-barang di dalam kelompok akan di tentukan, dan setiap barang akan diberikan biayanya. Unit-unit yang sama dengan jumlah awal di dalam kelompok akan di berikan biaya unit awal. Jika jumlah unit didalam persediaan akhir melebihi jumlah unit-unit awal, unit-unit-unit-unit tambahan dipandang sebagai suatu lapisan tambahan didalam kelompok. Sebagai ilustrasi pembentukan kelompok LIFO, berikut data yang di gunakan untuk Elohar Company, sebuah perusahaan penjual dasi:

Persediaan awal:

Dasi lebar 1.000 unit @$10= $10.000 Dasi sempit 1.500 unit @$ 8= 12.000

2.500 unit $22.000

Pembelian:

16 januari lebar 800 unit @ $ 13= $10.400

sempit 1000 unit@$11= 11.000

19 desember lebar 1500 unit@$15= 22.500

sempit 2000 unit@$16= 32.000

5.300 unit $75.900

penjualan:

31 desember lebar 1.700 unit

sempit 3.200 unit

persediaan akhir:

Lebar 1.600 unit

sempit 1.300 unit

Jika kedua jenis dasi itu di hitung secara terpisah, perhitungan persediaan akhir LIFO dan harga pokok penjualn adalah sebagai berikut:

Persediaaan akhir LIFO:

Dasi lebar Dasi sempit

1000 unit @$10=$10.000 1.300 unit@$8=$10.400

600 unit@$12= 7.800

1.600 unit $17.800

(35)

35 Harga pokok penjualan LIFO:

Dasi lebar Dasi sempit

persediaan awal……….. $10.000 $12.000

+pembelian……… 10.400 11.000 22.500 32.000 = biaya barang tersedia……….. $42. 900 $55.000 - persediaan akhir……….. 17.800 10.400 =Harga pokok penjualan……….. $25.100 $44.600 Total harga pokok penjualan:$25.100+$44.600=$69.700

Dari pada memperhitungkan dasi lebar dan dasi sempit secara terpisah, kedua jenis itu dapat digabungkan kedalam satu kelompok LIFO. Hal ini akan menyederhanakan akuntansi (seperti yang di ilustrasikan di bawah ini) dan juga masuk akal secara konseptual karena kedua jenis dasi dapat membentuk satu kelompok bisnis.

Menghitung harga pokok penjualan LIFO dengan dua jenis dasi yang akan menyusun satu kelompok LIFO hanya membutuhkan sedikit data. Berikut akan diberikan tiga unsur yang dibutuhkan:

● total persediaan awal: 2.500 unit dengan biaya total$ 22.000

● jumlah unit dalam lapisan LIFO yang baru: 400 unit(persediaan akhir 2.900-awal 2.500) ● biaya rata-rata perunit dasi yang dibeli sepanjang tahun:$14,32($75.900/5.300 unit)

Persediaan akhir LIFO dengan menggunakan kelompok LIFO akan dihitung dengan cara sebagai berikut:

Saldo awal……… 2.500 unit=$22.000 lapisan LIFO baru……… 400 unit@$14,32 = 5.728

27.728

Maka harga pokok penjualan LIFO menjadi:

Kelompok Lifo Persediaan awal $22.000 + Pembelian 75.900 = Biaya barang tersedia $97.900 - Persediaan akhir 27.728 = Harga Pokok Penjualan $70.172

(36)

36

Ingat bahwa tujuan membentuk kelompok LIFO adalah untuk menyederhanakan penghitungan LIFO yang terkait dengan produk dalam jumlah besar. Penyederhanaan ini akan menghasilkan suatu estimasi atas berapa harga pokok penjualan jika LIFO diterapkan secara ketat. Dalam contoh ini, estimasi harga pokok penjualan LIFO($70.172) akan berbeda dengan total dari masing-masing penghitungan LIFO($69.700) karena asumsi penyederhanaan dalam penggunaan biaya rata-rata pembelian untuk menilai lapisan LIFO yang baru.

Pengelompokan LIFO pada awalnya dikembangkan sebagai bagian dari regulasi IRS, namun dengan cepat diterapkan juga sebagai suatu perlakuan yang dapat diterima dalam pelaporan keuangan. Meskipun perusahaan tidak harus menggunakan kelompok yang sama untuk tujuan perpajakan dan pelaporan keuangan, kebanyakan perusahaan melakukan hal tersebut, bahkan ketika peraturan IRS mengharuskan jumlah kelompok yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk tujuan akuntansi.

Karena perusahaan dapat memilih untuk memiliki banyak kelompok LIFO, atau secara ekstrim, hanya satu kelompok saja, faktor-faktor apakah yang akan menentukan pilihan jumlah kelompok yang optimal? Dengan memusatkan perhatian pada pengaruh pajaknya, menurut kebijakan konvensional dapat dikatakan bahwa sedikit kelompok, semakin baik dengan satu kelompok merupakan pilihan yang terbaik. Ini karena menyatukan seluruh persediaan menjadi satu kedalam satu kelompok LIFO akan memungkinkan penurunan persediaan dari satu produk akan tertutupi oleh kenaikan produk yang lain, menjadikan likuidasi LIFO memiliki kemungkinan kecil akan mengakibatkan kenaikan pajak penghasilan secara drastic. Kebijakan konvensional tersebut menenkankan penghidaran likuidasi LIFO, namun mengabaikan tujuan utama dari LIFO, yaitu penangguhan pajak penghasilan dalam kondisi normal. Menentukan jumlah kelompok yang akan memberikan penangguhan pajak maksimal dalam kondisi normal( yaitu di saat tingkat persediaan stabil atau meningkat) meminta adanya analisis yang cermat dan sebagian tergantung pada apakah kategori-kategori persediaan yang berbeda memiliki tingkat perbedaan harga yang berlainan.

LIFO NILAI DOLAR

Bahkan pengelompokkan barang-barang yang identik secara substansial kedalam kelompok-kelompok kuantitas tidak memberikan semua keuntungan yang di harapkan dari penggunaan LIFO. Sebagai contoh, kemajuan teknologi dan perkembangan pemasaran

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pandangan-pandangan di atas yang menyiratkan bahwa perilaku agresif bukan sesuatu yang dengan sendirinya ada di dalam diri manusia,tetapi

Pressing : Pressing adalah suatu cara yang dilakukan oleh pemain atau sebuah tim untuk menekan penguasaan bola dari lawan.. Dalam artian tidak memberikan celah sedikitpun bagi

Catatan: Tahapan penambahan modal (baik modal dasar atau modal ditempatkan): RUPS yang menyetujui peningkatan modal tersebut – hasil RUPS dituangkan kedalam Akta

Peneliti menemukan ada usia 2 tahun dan 10 tahun yang menderita Batu Saluran Kemih di RS Martha Friska.Berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik untuk melakukan

Kuat lentur balok beton bertulangan bambu Petung vertikal takikan tidak sejajar tipe U dengan lebar takikan 20 mm sebesar 32,904 MPa atau sebesar 49,72% dari kuat

Secara umum terlihat bahwa dalam konteks pencapaian swasembada daging sapi, dari beberapa cara untuk mencapai swasembada, yaitu 1) menggeser kurva penawaran ke kanan

Otonomi Daerah Otonomi Daerah Landa san Huku m Tujuan Prinsip Landasan Ideal/Landasa n Idiil Landasan Ideal/Landasa n Idiil Landasan Konstituonal Landasan Konstituonal Landasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) harga beli, biaya penunjang, biaya tenaga kerja dan pendapatan berpengaruh nyata terhadap kenaikan harga daging sapi, (2)