• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-Desa) MENTUDA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-Desa) MENTUDA TAHUN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-Desa) MENTUDA

TAHUN 2016-2021

Rosmayanti, Nazaki, Imam Yudhi Prastya

Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji

E-mail : rosmayanti230995@gmail.com ABSTRAK

Perencanaan pembangunan merupakan kegiatan yang harus dilakukan mulai dari level bawah hingga level atas, baik bagi masyarakat terbuka maupun masyarakat tertutup dalam pemerintahan daerah Penyusunan RPJM-Desa harus mengacu pada RPJM kabupaten atau kota. RPJM-Desa memuat visi dan misi Kepala Desa, rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, dan arah kebijakan pembangunan desa. RPJM-Desa disusun dengan mempertimbangkan kondisi obyektif desa dan prioritas Panduan Penyusunan RPJM-Desa. Kepala Desa yang terpilih disyaratkan menetapkan RPJM Desa dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan Kepala Desa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga pada tahun 2016-2021. Guna mencapai hasil penelitian di atas penulis menggunakan teknik pengumpulan data dan berupa penelitian lapangan dengan dengan melakukan wawancara dan pengamatan kepada aparat Desa Mentuda,dan data yang terkumpul kemudian di olah dan di analisis secara kualitatif.Dari hasil penelitian diperoleh hasil penelitian yaitu: dalam tahap perumusan masalah tahap yang dilakukan ialah pembentukan tim penyusunan RPJM-Desa (tim sebelas) telah dirumuskan dengan cukup baik dari merencanakan,mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan.proses agenda kebijakan berdasarkan dokumen yang peneliti temukan dalam penelitian disimpulkan bahwa formulasi penyusunan dokumen sudah cukup baik karena telah sesuai dengan pedoman yang digunakan,tahap pemilihan alternatif terbaik,kesepkatan akhir didapatkan dari musyawarah,penetapan kebijakan juga sangat relavan sesuai dengan tujuan mensjahterakan masyarakat.

Kata Kunci : Formulasi kebijakan Rencana pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa)

(2)

ABSTRACT

Development planning is an ctivity that must e done from the lower level up to the upper level for the open society in the regional goverment of preparing RPJM-Desa village contains the vision and mission of the village head of the village goernance management plan the implimentation of community empowerment and direction and priority guidelines for the preparation of the village’s chosen village rpjmdes.the choen village head is required to set the RPJM-Desa within a peroid of no more than 3 months from the date of the head of the village. This research aimst to find out the formultion of RPJM-Desa Mentuda kecamatan lingga kabupaten lingga district in the year 2016-2021 in order to achieve the results of the above reserch writer using techniques of collection and in the form the results obtained research result that the formulation of the stage problem is the formation of the formulation of rpjmdes formulation team has been formulated quite well from planning to organize and coordinate processs activites based on documents that researchers.in the study concluded that the formulation of the preperation of documents is good enough becuse according to the gudelines used election stage obtained from the deleberation of the determination of the deleberation of the determination of the policy is also ery relevant in accordance with the goal of community welfere.

Keyword: Formulation policy village mid-term development plan (RPJM-Desa)

PENDAHULUAN

Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur maka dibutuhkan perencanaan yang sistematis dan dapat diterima dengan baik pada kalangan masyarakat.

Pembuatan kebijakan publik itu adalah suatu proses yang sangat kompleks dan dinamis yang terdiri dari berbagai unsur yang satu sama lain konstribusinya berbeda-beda terhadap pembuatan kebijakan publik. Pembuatan kebijakan publik memutuskan pedoman-pedoman umum untuk melakukan tindakan yang diarahkan pada masa depan, terutama bagi lembaga-lembaga pemerintah. Pedoman-pedoman umum tersebut dimaksudkan untuk mencapai kepentingan umum (public interest) dengan cara yang sebaik mungkin.

(3)

TahapanPenyusunan RPJM Desa Permendagri No. 114/2014 Pasal 7 Ayat 3 mengatur tahapan penyusunan RPJM Desa yaitu:

1. Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa.

2. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten/kota. 3. Pengkajian keadaan desa.

4. Penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa. 5. Panduan Penyusunan RPJM Desa

6. Penyusunan rancangan RPJM-Desa.

7. Penyusunan rencana pembangunan desa melalui musrenbang desa)

Penetapan RPJM Desa. Secara rinci tahapan dan keluaran serta pelaku dalam penyusunan RPJM Desa

Untuk itu peneliti ingin menganalisis kebijakan perencanaan RPJM-Desa di Mentuda dan bagaiman model dalam penyusunan RPJM-Desa dan bagaimana peran masyarakat Desa Mentuda dalam pembentukan RPJM-Desa tersebut, peneliti memandang perlunya penelitian ini dilakukan karena pemerintahan desa ialah pemerintahan yang berhubungan langsung dengan lapisan masyarakat dan tentu saja dampak langsung bagi masyarakat tersebut baik dari segi ekonomi, sosial budaya dan politik. Peran masyarakat yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan, monitoring hingga perkembangannya tersebut agar perencanaan pembangunan dapat berjalan dengan demokratisasi, transparansi, akuntabel (Undang-Undang No. 8 Tahun 2008). Pendekatan yang dimulai dengan keikutsertaan masyarakat sebagai pelaku utama (stakeholders) dalam proses perencanaan

(4)

pembangunan partisipatif dikarenakan masyarakat diyakini paling mengetahui dan memahami segala kebutuhan, pola pikir, sistem nilai, perilaku, dan adat istiadat serta kebiasaan di lingkungannya selain itu peran masyarakat pada era demokrasi ini juga sangat menarik untuk diteliti dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan pembangunan ditingkat desa tersebut dengan demikian peneliti menetapkan lokasi penelitian ialah pada pemerintahan desa Mentuda yang terdapat di Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau.

BAHAN DAN METODE

A. Definisi Formulasi Kebijakan

Formulasi kebijakan sebagai bagian dalam proses kebijakan publik merupakan tahap yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam mencapai tujuan-tujuannya sebagian besar bersumber pada ketidaksempurnaan pengolahan tahap formulasi (Wibawa; 1994, 2).

Formulasi kebijakan kedalam tahap perumusan masalah kebijakan, penyusunan agenda pemerintah, perumusan usulan kebijakan, pengesahan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan penilaian kebijakan.

B. Pengertian RPJM-Desa

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (enam) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, yaitu akan arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum,

(5)

kegiatan pembangunan di tingkat desa. Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP) sebagai penjabaran dari RPJM-Desa berlaku dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. RPJM-Desa dan RKP Desa merupakan dasar dalam pembangunan desa dengan tujuan melakukan upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa (Pristiyanto D, 2015).

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) adalah merupakan dokumen perencanaan pemerintahan desa untuk periode 6 (enam) tahun.

Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) meliputi :

1. Persiapan

Kegiatan persiapan meliputi : a. Menyusun jadwal dan agenda

b. Mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat mengenai agenda musrenbang desa

c. Membuka pendaftaran/mengundang calon peserta d. Menyiapkan peralatan, bahan materi dan notulen 2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan meliputi : a. Pendaftaran peserta

(6)

c. Pemaparan Kepala Desa atas hasil evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun sebelumnya

d. Pemaparan Kepala Desa atas prioritas program kegiatan untuk 5 (lima) tahun berikutnya;

e. Penjelasan Kepala Desa mengenai informasi perkiraan jumlah Pembiayaan Kegiatan Pembangunan 6 (enam) tahunan di desa

f. Penjelasan koordinator musrenbang, yaitu : Ketua LKMD/LPM atau sebutan lain mengenai tata cara pelaksanaan musyawarah

g. Pemaparan masalah utama yang dihadapi masyarakat desa oleh beberapa perwakilan dari masyarakat, antara lain Ketua Kelompok Tani, Komite Sekolah, Kepala Dusun, dan lain-lain

h. Pemisahan kegiatan berdasarkan kegiatan yang akan diselesaikan sendiri di tingkat desa dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang akan dibahas dalam Musrenbang tahunan Kecamatan i. Perumusan para peserta mengenai prioritas untuk menyeleksi usulan kegiatan

sebagai cara mengatasi masalah oleh peserta

j. Penempatan prioritas kegiatan pembangunan yang akan datang sesuai dengan potensi serta permasalahan desa

k. Penetapan daftar nama 3-5 orang (masyarakat yang komposisinya ada perwakilan perempuan) delegasi dari peserta Musrenbang Desa untuk menghadiri Musrenbang Kecamatan.

(7)

Pelembagaan dilakukan melalui pemasyarakatan hasil musyawarah perencanaan pembangunan di desa. Kegiatan pelembagaan dilakukan melalui forum/pertemuan warga (formal/informal), papan pengumuman, surat edaran dan lain-lain.

Kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) dilakukan berdasarkan :

1. Masukan

Masukan dilakukan melalui penggalian masalah dan potensi melalui alat kaji sketsa desa, kalender musim dan bagan kelembagaan.

2. Proses

Proses dilakukan melalui pengelompokan masalah, penentuan peringkat masalah, pengkajian tindakan pemecahan masalah, dan penentuan peringkat tindakan.

3. Hasil

Hasil penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa diperoleh melalui : a. Rencana program swadaya masyarakat dan pihak ketiga

b. Rencana kegiatan APBN (tugas pembantuan), APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes, rencana paduan swadaya dan tugas pembantuan, dan RPJM-Desa

c. Pemeringkatan usulan pembangunan berdasarkan RPJM-Desa, indikator program pembangunan di desa, RKP Desa, DU-RKP Desa, Berita Acara Musrenbang Desa (RPJM-Desa/RKP Desa), dan rekapitulasi rencana program pembangunan desa. 4. Dampak

(8)

Dampak dari kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa adalah:

a. Peraturan Desa;

b. Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan di Desa (DU-RKP Desa); c. Keputusan Kepala Desa tentang RKP Desa.

HASIL

Dalam perumusan kebijakan publik yang sebaik mungkin memang cukup rumit, karena selain berbicara masalah kepentingan umum juga berbicara tentang masa depan, baik untuk pemerintah maupun masyarakat.

Sebagaimana diungkapkan oleh Dror dalam Wahab (2008:55) makna pembuatan kebijakan publik dengan mengatakan bahwa pembuatan kebijakan publik itu adalah suatu proses yang sangat kompleks dan dinamis yang terdiri dari berbagai unsur yang satu sama lain konstribusinya berbeda-beda terhadap pembuatan kebijakan publik. Pembuatan kebijakan publik memutuskan pedoman-pedoman umum untuk melakukan tindakan yang diarahkan pada masa depan, terutama bagi lembaga-lembaga pemerintah. Pedoman-pedoman umum tersebut dimaksudkan untuk mencapai kepentingan umum (public interest) dengan cara yang sebaik mungkin. Oleh karena itu diperlukan suatu perumusan kebijakan yang sangat relevan dengan tujuan mengsejahterakan masyarakat guna memperoleh suatu kebijakan publik yang evektif dan efisien.

(9)

Proses penyusunan dokumen perencanaan harus dilakukan secara hirarkis, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dikaitkan dengan otonomi daerah sebenarnya merupakan peluang baik bagi daerah untuk menunjukan kinerjanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya, termasuk upaya menuju pewujudan good local governance yang mapan.

Ruang partisipasi bagi masyarakat yang diberikan seluas-luasnya oleh pemerintahan Desa dalam perencanaan rencana pembangunan jangka menengah desa dapat berupa kehadiran masyarakat pada saat menyusun RPJM-Desa Mentuda dengan mengidikasikan bahwa partisipasi masyarakat dalam kelompok merupakan partisipasi politik terbuka sehingga masyarakat dapat berperan secara aktif dalam penyusunan RPJM-Desa tersebut. Partisipasi politik masyarakat Desa Mentuda bersifat secara langsung setiap masyarakat diundang untuk menghadiri musrenbangdes rapat desa yang diadakan di Balai Desa Bijak Bertuah dalam penyusunan RPJM-Desa.

Partisipasi masyarakat yang secara intens dilakukan proses penyusunan RPJM-Desa dengan cara menyampaikan gagasan dan usulan yang perlu di bangun dan

dikembangkan dari desa mentuda, kemudian hasil kesepakatan diambil secara bersama dengan menentukan skala prioritas. Partispasi masyarakat akan memberikan dampak positif bagi kebersinambungan pembangunan desa Mentuda, rencana pembangunan desa yang dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintahan desa,

(10)

BPD dan masyarakat berimplikasi positif atas terwujudnya pembangunan yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan desa Mentuda.

PEMBAHASAN

A. Proses Perumusan Masalah

Didalam proses perumusan masalah terdapat tahap-tahap penyusunan rencana pembangunan jangka menengah sesuai dengan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Pasal 7 ayat (3) yang masuk dalam tahap ini ialah:

a. Pembentukan Tim Penyusun,

Sebagaimana yang telah dilakukan rapat yang diadakan pada tanggal 11 januari 2016 di balai bijak dengan agenda rapat sebagai berikut:

Adapun agenda dari rapat yang diadakan pada tanggal 11 januari 2016 ialah sebagai berikut:

1. Sosialisasi tentang RPJM-Desa 2. Pembetukan Tim Penyusun

3. Penyusunan Jadwal Musyawarah Penyusun

B. Proses Agenda Kebijakan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Mentuda

Didalam proses agenda kebijakan penyusunan rencana pembangunan jangka menengah desa terdapat tahap-tahap penyusunan rencana pembangunan jangka

(11)

menengah desa sesuai dengan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Pasal 7 ayat (3) adapun tahapan yang masuk ialah:

a. Penyelarasan Arah Kebijakan Perencanaan Pembangunan

C. Tahap Pemilihan Alternatif Terbaik

Setelah masalah-masalah telah masuk kedalam daftar masalah, masalah tersebut dicari alternatif penyelesaian yang akan dipilih dari berbagai masalah yang ada. Dalam pemilihan masalah terbaik tersebut tidak dipungkiri akan banyak kepentingan-kepentingan yang turut menentukan pemilihan potensi itu. Namun perumus kebijakan seyogyanya dapat memilih potensi masalah terbaik yang akan dimasukkan dalam perencanaan pembangunan dengan cara penentuan peringkat masalah desa mentuda yang telah ditemukan.

Didalam proses Tahap pemilihan alternative terbaik terdapat tahap-tahap penyusunan rencana pembangunan jangka menengah desa sesuai dengan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Pasal 7 ayat (3) adapun tahapan yang masuk ialah:

1. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa a. Laporan Hasil Pengkajian Keadaan Desa

Laporan hasil pengkajian keadaan desa menjadi bahan masukan dalam musyawarah desa dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan desa. Tim melaporkan kepada kepala desa hasil pengkajian keadaan desa. Kemudian kepala

(12)

desa menyampaikan laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam rangka penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa. Pada tahapan ini dilakukan Penjaringan masalah melalui lokakarya pihak yang terlibat ialah Tim penyusunan RPJM-Desa.

Berdasarkan hasil studi dokumen dan wawancara disimpulkan bahwa formulasi penyusunan laporan pengkajian desa sebenarnya telah berjalan dan berproses, dengan baik.

b. Rumusan Arah Kebijakan Pembangunan Desa yang Merupakan Penjabaran dari Visi dan Misi Kepala Desa

Visi dan misi kepala desa merupakan dasar bagi perumusan tujuan desa dan juga strategi dalam perencanaan, sehingga kedua unsur tersebut merupakan dasar dan titik tolak penyusunan rencana. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa visi desa merupakan wawasan yang menjadi sumber arahan kemana desa akan dibawa di masa yang akan datang. Dengan kata lain visi adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan.

D. Tahap Pemilihan Alternatif Terbaik

1. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa a. Laporan Hasil Pengkajian Keadaan Desa

b. Rumusan Arah Kebijakan Pembangunan Desa yang Merupakan Penjabaran dari Visi dan Misi Kepala Desa

c. Membuat Rencana Perioritas Kegiatan 2. Penyusunan Rancangan RPJM-Desa

(13)

3. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembangdes)

E. Tahap Penetapan Kebijakan

Menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM) Mentuda Periode tahun 2016 – 2021, pihak yang terlibat adalah kepala desa serta BPD.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan tentang analisa formulasi kebijakan rencana pembangunan jangka menengah desa mentuda sebagai berikut:

1. Perumusan masalah

Dalam tahap perumusan masalah tahap yang dilakukan ialah pembentukan tim penyusunan RPJM-Desa (tim sebelas) telah dirumuskan dengan cukup baik dari merencanakan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan.

2. Proses Agenda Kebijakan

Berdasarkan dokumen-dokumen yang peneliti temukan dalam penelitian disimpulkan bahwa formulasi penyusunan dokumen penggalian untuk tahap proses agenda kebijakan sudah cukup baik karena sudah sesuai dengan pedoman yang digunakan.

(14)

Berdasaran yang peneliti temukan dalam penelitian ini dalam proses pemilihan alternatif terbaik kesepakatan akhir didapatkan dari musyawarah rancangan pembangunan desa atau musrenbag disepakati oleh seluruh peserta musyawarah yang kemudian ditanda tangani oleh Kepala Desa dan Ketua BPD dan sudah berjalan sangat baik dan berjalan sebagaimana semestinya.

4. Tahap Penetapan Kebijakan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, peneliti dapat melihat proses dalam tahap penetapan kebijakan sudah cukup baik karena sangat membuka lebar ruang partisipasi bagi masyarakat selain itu proses penetapan kebijakan juga sangat relevan sesuai dengan tujuan mensejahterakan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Adhymulyadi, 2014. Model-model Formlulasi Kebijakan Publik. Firmasyah. 2007. Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

HAW. Widjaja (2003). Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Utuh. Jakarta: PT Raja Gerafindo Persada.

Islamy, M.Irfan, 1991, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Jakarta, Sinar Grafika, Indonesia.

Mulyadi, Deddy, 2016. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Alfabeta, Bandung.

(15)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Pristiyanto, Djuni., 2015. Panduan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa. Jakarta Selatan: Yayayan Penabalu.

Marta, dkk.2011. Jurnal Formulasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Tahun 2011-2015, Universitas Negeri Riau.

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Muhi, H. Ali, 2011, Perencanaan Pembangunan Desa, Alqaprint, Jatinangor, Jawa Barat. Soekanto, Soerjono. , 2006. Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tri Anjar Wulansari, 2015. Peran Masyarakat Desa Landungan Malang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPPJM-Des) Tahun 2013-2019, Malang : Jurnal Universitas Tribhuwana Tungga dewi.

Wibawa, Samodra.1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Winarno, F.G. 1989. Enzim Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 155

halaman.

Wahab, S. Abdul, 2012. Analisi Kebijakan Dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Wibawa, Samudra, 1994. Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta : Raja Grafindo Persada Winarno, Budi (1989) Teori Kebijakan Publik, Yogyakarta PAU UGM (Universitas

(16)

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang No. 6 Tahun 2004 tentang Desa. Lembaran Negara RI Tahun 2004, No. 6. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disebut RPJM- Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM Desa) adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut dengan RPJM Desa adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disingkat RPJM-Desa, adalah dokumen perencalaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan

Diagnosis banding reaksi anafilaksis yang dicirikan dengan pasien yang nampak mau pingsan, berkeringat, dan ditemukan hipotensi walaupun tidak serendah anafilaksis, dan umumnya

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas terbaik

Simpulan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi menurut pandangan Prinsip kesantunan berbahasa yang dikemukakan oleh

Paguyuban Kawasan Tertib Berbasis Masyarakat, atau nama lainnya merupakan media pertemuan tokoh masyarakat di lingkungan kawasan tertentu atau pedukuhan yang