• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.1 Pengertian Anak

Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21(dua puluh satu) dan belum pernah kawin. Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa yang dipersiapkan untuk dapat menggantikan para pendahulunya. Oleh sebab itu, agar setiap anak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara rohani, jasmani, maupun sosial.

Didalam UU RI No. 23 Tahun 2002 pasal 1 Tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang ada di dalam kandungan. Sedangkan menurut UU Kesejahteraan Anak di dalam pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa anak adalah seseorang yang berusia 21 tahun atau anak yang belum menikah.

Anak adalah manusia yang masih kecil, dan bukan pula orang yang disebut dewasa. Didalam kehidupannya anak patut memiliki kesejahteraan yaitu suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan kehidupan secara wajar, baik secara jasmani maupun secara rohani dan sosial. Anak merupakan harapan bangsa dan orang tua akan selalu berusaha agar anak mereka menjadi apa yang diinginkan dengan memberikan seluruhnya yang ada pada orang tua, yang akan diberikan kepada anaknya.

(2)

A.2 Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial dalam arti sempit, adalah bantuan yang diberikan pada orang-orang miskin, pada orang-orang-orang-orang terlantar, yang terkena bencana alam, serta bantuan-bantuan lainnya yang ditujukan untuk membantu orang-orang kurang mampu secara ekonomi. Pelayanan sosial terdiri dari dua kata pelayanan dan sosial. Pelayanan berarti pemberian bantuan atau pertolongan bagi anak-anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna susila dan sebagainya.

Kemudian Alfred J. Khan (Sumarnugroho, 1987:72) mengemukakan pendapatnya tentang pelayanan sosial sebagai program-program yang dilakukan tanpa mempertimbangkan kriteria pasar umtuk menjamin suatu tingkatan dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan akan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan, untuk meningkatkan kehidupan bermasyarakat, serta kemampuan menjangkau dan menggunakan pelayanan serta lembaga-lembaga yang telah ada, dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran.

A.3 Konsep Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata

sejahtera, berawalan kata ke dan berakhiran kata an. Sejahtera berarti aman sentosa,

makmur, atau selamat, artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Istilah ‘sosial’ berasal dari kata bahasa latin ; socius yang berarti kawan atau teman. Manusia lahir dengan apa adanya, kemudian memulai hidup saling berkawan dan saling membina kesetiakawanan. Menurut Dr. J. A. Ponsioen, dikutip T. Sumarnogroho (1982), istilah sosial mempunyai arti yang berbeda :

(3)

1. Sosial diartikan sebagai suatu indikasi daripada kehidupan bersama mahluk manusia, umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak, dan dalam hubungan antar manusia

2. Istilah sosial pada abad ke 19 mempunyai konotasi yang berbeda, lebih sentimental dan karena itu menjadi agak kabur seperti beberapa istilah yang agak serupa yang dikaitkan dengan persoalan kemiskinan dan ketelantaran orang (misalnya; pekerjaan sosial, pelayanan sosial, aksi sosial). Meskipun demikian dari konotasi ini kemudian berkembang dalam segala arah yang bersangkut paut dengan pembaharuan masyarakat yang bertujuan menanggulangi kemiskinan dan keterlantaran.

Kesejahteraan sosial dewasa ini lebih ditujukan guna mencapai produktivitas yang maksimum, setiap masyarakat perlu mengembangkan cara-cara meningkatkan kemampuan, melindungi mayarakat dari gangguan-gangguan dan masalah-masalah yang dapat mengurangi dan merusak kemampuan yangs telah dimilki. Melihat konsepsi kesejahteraan sosial, perlu didapat pemahaman. Oleh karena itu, beberapa definisi atau pengertian tentang kesejahteraan sosial dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit-penyakit sosial tertentu saja. Dan ini merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal-balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui tehnik-tehnik dan metode-metode dengan maksud supaya memungkinkan individu-individu, kelompok-kelompok, maupun komunitas memenuhi kebutuhan dan memecahkan

(4)

masalah dan penyesuaian diri mereka terhadap pola-pola masyarakat, serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial 2. Arthur Dunham mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang

usaha manusia, dimana didalamnya terdapat berbagai macam badan dan usaha sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberikan perhatian utama terhadap individu, kelompok, komunitas dan kesatuan-kesatuan pendukung yang lebih luas.

3. Walter Friedlander “ Social welfare is the organize system of social

servicesand institutions, designed to aid individuals and group to attain satisfying standartds of life and health”. (kesejahteraan sosial merupakan

suatu sistem yang terorganisasi dari intitusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai stabdar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan).

4. Menurut UU No.6 Tahun 1974 kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusialaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.

Kesejahteraan sosial mencakup berbagai tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Dimana berbagai usaha dilakukan dan dikembangkan agar dapat meningkatkan taraf hidup manusia, baik di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi ataupun kehidupan spiritual.

(5)

Yang termasuk kesejahteraan sosial adalah peraturan perundangan, program, tunjangan, dan pelayanan yang menjamin dan memperkuat untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjamin kesetentraman dalam masyarakat. (Elizabet Wickended)

Pengertian yang dikembangkan oleh Pre-confrence Working Committee For the . International Confrence of social Welfare Kesejahteraan sosial sebagai suatu gerakan yang global

“Social Welfare is all the organized social arrangement which have as their direct ang primary objective the well being of people in social context. It includes the range of polices and sevices with various espects of people live-their income. Security, health, housing, education, recreation, cultural, ect.

(Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang teroganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya termasuk unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dan lain sebagainya).

Sehingga beberapa definisi diatas dapat ditarik pokok pikiran bahwa kesejahteraan sosial itu adalah suatu kondisi atau keadaan yang sejahtera fisik, sosial, maupun mentalnya yang bertujuan untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya dengan cara meningkatkan meningkatkan kemampuan individu, untuk memecahkan masalahnya dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut.

(6)

A.4 Tujuan dan Fungsi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial sebagai sistem mempunyai tujuan dan fungsi-fungsi, (Nurdin, 1989:32), tujuannya adalah :

a. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok; sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi sosial yang baik dengan lingkungannya.

b. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik, apakah itu kepada masyarakat di lingkungannya, misalnya menggali sumber-sumber daya, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan

Leonard Scneiderman, berdasarkan rumusan atau pendapat PBB dan beberapa ahli bidang kesejahteraan sosial secara terperinci menguraikan tujuan-tujuan sistem kesejahteraan sosial.

a. System maintenance (sistem pemeliharaan)

Tujuan kesejahteraan sosial mencakup pemeliharaan dan menjaga kesinambungan atau kelangsungan keberadaan serta nilai-nilai sosial b. System control

Tujuannya adalah mengadakan kontrol secara efektif terhadap perilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan kegiatan :

1) Intensifikasi fungsi-fungsi pemeliharaan, berupa kompensasi, resosialisasi, dan penyadaran terhadap kelompok-kelompok penduduk yang berperilaku menyimpang agar supaya dapat mengembangkan pengawasan diri

2) Menggunakan prosedur-prosedur hukum dan peraturan-peraturan untuk meningkatkan pengawasan eksternal dari

(7)

perilaku yang menyimpang; misalnya kerusakan dan kemunduran mental, kelalaian, dan kekejaman orang tua, pencegahan tindakan bunuh diri, kriminal.

c. System change (sistem perubahan)

Tujuan ini adalah mengadakan perubahan ke arah perkembangan suatu sistem yang lebih efektif bagi anggota masyarakat. Dalam hal ini sistem kesejahteraan sosial merupakan suatu alat untuk menghilangkan hambatan-hambatan terhadap terwujudnya :

1) Partisipasi dalam pengambilan keputusan secara penuh dan lebih adil

2) Distribusi sumber-smber yang lebih adil dan merata

3) Penggunaan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam struktur sistem secara lebih banyak dan lebih adil

Memperhatikan ketiga tujuan di atas, pelaksanaannya dapat dilihat pada program-program kesejahteraan sosial, misalnya program-program pengembangan masyarakat, ketenagakerjaan, kesehatan, kesejahteraan keluarga, kesejahteraan anak yang semuanya bertujuan untuk mencapai sasaran pemeliharaan, kontrol, dan perubahan.

Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial adalah mengorganisasi dari adanya disorganisasi. Pengertian reorganisasi mempunyai ukuran yang luas dan mendalam sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang mencakup pemulihan serta pemberian peranan-peranan baru

Pada dasarnya fungsi-fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi tekanan-tekanan yang diakibatkan perubahan-perubahan sosial ekonomi, menghindarkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial

(8)

yang negatif terhadap pembanguan serta menciptakan kondisi-kondisi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1) Fungsi Penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial melaksanakan fungsi penyembuhan bila di dalamnya tercakup sekumpulan kegiatan yang ditujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi, ketidakmampuan fisik, emosional dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi secara normal kembali di dalam masyarakat.

2) Fungsi Pencegahan (Preventive)

Kesejahteraan sosial yang bersifat pencegahan ditujukan untuk memperkuat keluarga, kelompok-kelompok dan kesatuan-kesatuan masyarakat agar jangan sampai timbul masalah-masalah sosial yang baru. Di samping itu juga diuahakan pencegahan tingkah laku peroangan yang abnormal.

3) Fungsi pengembangan (Development)

Kegiatan kesejahteraan sosial yang bersifat pengembangan tujuan-tujuan dan orientasinya untuk memberikan sumbangan langsung bagi proses pembangunan. Dalam hal ini kesejahteraan sosial bertindak sebagai suatu unsur pelaksana perubahan (Change agent), yaitu membantu peningkatan proses perubahan sosial berencana. Perubahan ini dapat mempengaruhi struktur dan fungsi-fungsi keluarga serta masyarakat, sehingga perlu disiapkan untuk memperoleh dan melaksanakan peranan-peranan serta tanggung jawab yang baru.

4) Fungsi penunjang (Suppotive)

Kegiatan kesejahteraan sosial yang bersifat penembangan tujuan-tujuan dan orientasinya untuk memberikan sumbangan langsung bagi proses

(9)

pembangunan. Dalam hal ini kesejahteraan sosil bertindak sebagai suatu unsur pelaksana perubahan (change agent), yaitu membantu peningkatan proses perubahan sosial berencana.

B. Usaha Kesejahteraan Sosial

Usaha kesejahteraan sosial mengacu pada program, pelayanan dan berbagai kegiatan yang secara konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu; keluarga; kelompok; ataupun komunitas. Berdasarkan hal di atas dapat dirasakan bahwa kesejahteraan sosial tidaklah bermakna bila tidak diterapkan dalam bentuk usaha kesejahteraan sosial yang nyata menyangkut kesejahteraan masyarakat.

Dari terminologi tersebut terlihat bahwa usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang konkret (nyata) baik ia bersifat langsung (direct service) ataupun tidak langsung (indirect service), sehingga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar ditujukan untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi warga masyarakat, dan bukan sekedar program, pelayanan ataupun kegiatan yang lebih dititik beratkan pada upaya menghidupi organisasinya sendiri ataupun menjadikan sebagai “panggung” untuk sekedar mengekspresikan penampilan diri person dalam suatu lembaga.

Menurut Thelma Lee Mendoza, ada tiga tujuan utama yang terkait dengan kesejahteraan sosial (yang pada umumnya berhubungan dengan upaya memperoleh sumber dana yang sangat tebatas.), yaitu :

1. Tujuan yang bersifat Kemanusiaan dan Keadilan Sosial (Humanitorian and Social Justice Goals). Berdasarkan tujuan ini, usaha kesejahteraan sosial banyak diarahkan pada upaya pengidentifikasian kelompok yang paling tidak

(10)

mendapat perhatian; kelompok yang paling mempunyai ketergantungan; kelompok yang paling ditelantarkan; ataupun kelompok yang tidak mampu untuk menolong dirinya sendiri, dan menjadikan mereka kelompok sasaran dalam kaitan dengan upaya menjembatani sumber daya yang langka.

2. Tujuan yang terkait dengan Pengendalian Sosial (Social Control Goal). Tujuan ini berdasarkan pemahaman bahwa kelompok yang tidak diuntungkan; kekurangan; ataupun tidak terpenuhinya kebutuhannya dapat melakukan “serangan” (baik secara individu maupun kelompok) terhadap masyarakat (terutama yang sudah mapan).

3. Tujuan yang terkait dengan Pembangunan Ekonomi (Economic Development Goal). Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada program-program yang dirancang untuk meningkatkan produksi barang dan pelayanan yang dapat diberikan, ataupun berbagai sumber daya yang lain yang dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan ekonomi (Rukminto Adi, Isbandi, 1994:6-9)

Usaha Kesejahteraan Sosial yang baik dan bermanfaat mengandung ciri-ciri khas : (a). Relevan: pelayanan atau bantuan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan

warga masyarakat yang menjadi sasaran/penyandang masalah.

(b). Konsisten: dilaksanakan secara terus menerus sampai terpecahkan masalah yang dialami oleh sasaran.

(c). Aksesibel: pelayanan atau bantuan yang disediakan dapat dijangkau dan digunakan oleh sasaran.

(d).Partisipasif: ketertiban semua terkait, termasuk sasaran, dalam pelaksanaan pelayanan atau bantuan (http://www.jakarta.go.id)

(11)

C. Kesejahteraan Anak

Anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar, baik secara jasmani, rohani, maupun sosial. Sementara usaha kesejahteraan anak adalah kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak terutama terpenuhinya kebutuhan anak-anak. (UU Kesejahteraan Anak No. 6 Tahun 1974)

Dalam hal ini anak yang perlu mendapatkan perhatian adalah anak yang tidak mempunyai orang tua dan ibu kandung dan anak yang tidak mampu karena suatu sebab tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik secara rohani, jasmani, sosial dengan wajar. Dalam pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial dapat dilakukan melalui 5 bidang praktek pekerjaan sosial (Sumarnogroho, 1987: 78) yaitu :

1. Usaha kesejahteraan anak

2. Usaha bimbingan kesejahteraan keluarga 3. Usaha kesejahteraan lanjut usia

4. Usaha Kesejahteraan para cacat 5. usaha kesejahteraan umum

Berdasarkan Undang-undang nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan pokok kesejahteraan sosial bahwa, setiap warga Negara berhak atas taraf sosial yang sebaik-baiknya, maka kesejahteraan anak merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena masih banyak anak-anak yang tidak dapat menikmati masa kanak-kanaknya yang menyenangkan karena kondisi yang dihadapinya dan keadaan orang tuanya. Usaha kesejahteraan anak sebagai pembinaan pertumbuhan dan perkembangan secara wajar bagi anak yang akan menentukan keutuhan pribadi anak dalam menyonsong masa depannya untuk manusia dewasa yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri secara wajar adalah :

(12)

a) Bantuan sosial untuk anak-anak terlantar baik melalui panti maupun luar panti

b) Rehabilitasi dan pendidikan anak cacat (cacat fisik, indera maupun mental)

c) Perawatan anak-anak yang mengalami gangguan emosional d) Sistem usaha keluarga (foster home care)

e) Adopsi anak perwalian f) Bimbingan anak

g) Perkumpulan dan kegiatan untuk mengisi waktu senggang termasuk rekreasi serta bermain (play group)

D. Anak Binaan

Anak binaan yaitu anak yang diberi biaya pendidikan oleh seseorang dan bantuan untuk memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani, dan sosialnya. Anak binaan yang dimaksud disini yaitu anak yang telah mencapai umur 8 tahun tetapi belum mencapai 18 tahun dan belum pernah kawin yang berdasarkan keputusan pengadilan diserahkan pada Negara yang dididik dan ditempatkan pada panti asuhan Elida (Dirjen Hukum & Perundang-undangan, 1995 : Bab I)

Yang menjadi pola pembinaan yaitu : 1. Macam pembinaan

a. Pembinaan penyuluhan hokum b. Pembinaan penyuluhan rohani c. Pembinaan penyuluhan jasmani d. Pembinaan bimbingan bakat

(13)

2. Tujuan dan kejelasan pola pembinaan 3. manfaat pola pembinaan

4. pelaksanaannya

5. sumber-sumber yang digunakan.

E. Panti Asuhan

Panti asuhan atau kesataun kerja yang merupakan prasarana dan sarana yang memberikan pelayanan sosial berdasarkan profesi pekerjaan sosial dan lembaga kesejahteraan sosial yang bergerak dalam bidang kesejahteraan anak, terutama bimbingan sosial dan pelayanan untuk anak-anak. Panti asuhan juga merupakan tempat merawat serta mendidik anak-anak terlantar dan kurang mampu dalam pendidikannya, sehingga mereka itu diharapkan dapat menolong dirinya sendiri serta berfungsi dalam masyarakat. Sebagai panti sosial, menurut M. Fadil Nurdin panti asuhan merupakan perwujudan fungsi-fungsi kesejahteraan sosial yang melahirkan bentuk-bentuk pelayanan sosial yang bervariasi. Penanganan kesejahteraan anak-anak terlantar dari sistem panti ini adalah pelayanan yang dilakukan dalam panti asuahan dimana panti asuhan berfungsi sebagai lembaga subsitusi keluarga yaitu keluarga pengganti untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak terlantar yang dikenal dengan anak-anak binaan.

Usaha-usaha kesejahteraan yang diberikan pada panti asuhan berupa peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, peningkatan pendidikan dan keterampilan anak binaan, pemenuhan kebutuhan rohani, sosial, dan kesehatan, keterampilan sehingga anak-anak binaan tersebut diharapklan dapat mengembangkan pribadi, potensi, kemampuan dan minatnya secara optimal, sehingga panti asuhan sebagai lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan pengganti fungsi keluarga harus benar-benar memperhatikan fisik, mental,

(14)

dan sosial mereka agar pertumbuhan daan perkembangnnya dapat sesuai dengan tingkat usianya.

Fungsi panti asuhan : 1. Fungsi perlindungan

fungsi panti asuhan disini adalah untuk menghindarkan anak dari keterlantaran, perlakuan kekejaman atau semena-mena dari orang tua atau Walinya.

2. Fungsi pendidikan

Panti asuhan berfungsi untuk membimbing, mengembangkan kepribadian anak binaan secara wajar melalui berbagai keahlian tehnik dan penggunaan fasilitas-fasilitas sosial demi tercapainya pertumbuhan dan perkembangan fisik, rohani dan sosial anak binaan.

3. Fungsi pengembangan

Untuk mengembangkan kemampuan atau potensi anak binaan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang baik, sehingga kelak anak tesebut dapat menjadi anggota masyarakat yang hidup layak dan penuh tanggung jawab terhadap dirinya, keluarga maupun masyarakat.

4. Fungsi pencegahan

Menghindarkan anak binaan dari pola tingkah laku sosial anak binaan yang bersifat buruk atau negatif.

5. Fungsi perawatan

Merawat anak-anak binaan dengan kasih sayang sebagaimana orang tua. Pelayanan panti asuhan disini merupakan wujud dari fungsi lembaga kesejahteraan sosial dalam menangani masalah kesejahteraan anak, khususnya anak-anak yang tidak mampu ekonominya dan anak-anak yang terlantar.

(15)

Sebagai lembaga sosial panti asuhan mempunyai tugas pokok seperti yang dijelaskan pasal 4 ayat 1 Keputusan Menteri Sosil RI. No HUK 3.3.8/239 Tahun 1974 yakni :

1. Mempersiapkan mereka yang dilayani sedemikian rupa, sehingga menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawab dan berdaya guna, baik dalam kedudukan sebagai anggota masyarakat.

2. Mengembangkan potensi yang terdapat pada mereka yang dilayani secara berencana dan terarah, sehingga mereka dapat menjalankan fungsi sosial mereka.

3. Menghindari terdapatnya jurang pemisah dalam hubungan pergaulan antara mereka yang dilayani dengan mayarakat sekeliling dengan cara menciptakan/mengadakan modus-modus yang bersegi pendekatan pribadi/sosial yang efektif dan efisien.

4. Menciptakan suasana hubungan yang serasi, baik antar mereka yang dilayani. Maupun dengan para pengasuhnya sehingga tercipta suasana kekeluargaan. 5. Mengusahakan penyaluran dan penempatan terhadap warga panti sosial

keberbagai lapangan kerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.

6. Memberikan motivasi kepada lingkungan masyarakat, untuk dapat lebih meningkatkan usaha-usaha praktis kesejahteraan sosial keluarga dan masyarakat, berdasrkan kemampuan yanga ada.

(16)

Dijelaskan pula dengan peraturan panti asuhan yaitu pada pasal 3 dalam Keputusan Menteri Sosial RI. 3.3.8/239 Tahun 1974.

1. Panti sosial berfungsi sebagai sarana dan prasarana pembinaan kegiatan sosial berdaya guna, efektif dan efisien serta bermanfaat bagi yang bersangkutan maupun masyarakat pada umumnya.

2. Panti sosial juga merupakan kegiatan kesejahteraan sosial bagi masyarakat yang memerlukan

(17)

F. Kerangka Pemikiran

Di Indonesia semakin banyak terjadi masalah sosial yang mengakibatkan bertambahnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, dimana salah satunya adalah anak-anak menjadi terlantar. Anak terlantar atau tidak mampu adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat dipenuhi dengan wajar. Yang termasuk anak terlantar adalah anak yatim, piatu, lainnya seperti keluarga yang tidak mampu yang mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan baik jasmanai, rohani, dan sosial.

Dalam usaha memelihara anak terlantar maka salah satunya dengan melalui panti asuhan, karena panti asuhan merupakan lembaga sosial yang berfungsi sebagai pengganti fungsi keluarga. Oleh karena itu panti asuhan Elida mengasuh dan membina anak-anak terlantar tersebut, sehingga anak-anak terlantar tersebut tidak lagi merasa kekurangan akan kebutuhannya baik jasmani maupun rohani.

Di dalam panti asuhan Elida. Anak-anak terlantar mendapat pelayanan sosial yang bertujuan untuk membina dan meningkatkan kehidupan anak-anak terlantar. Adapun usaha-usaha kesejahteraan yang dilakukan oleh panti asuhan Elida terhadap anak-anak binaan Elida yang meliputi: peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, peningkatan pendidikan keterampilan anak binaan, pemenuhan kebutuhan rohani, sosial, dan kesehatan.

(18)

G. Bagan Kerangka Pemikiraan

Anak-anak Terlantar

Panti Asuhan Elida

Usaha-usaha Kesejahteraan yang dilakukan berupa :

1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok

2. Peningkatan pendidikan dan keterampilan anak binaan 3. pemenuhan kebutuhan rohani,

sosial, dan kesehatan

kesejahteraan Yang dicapai : 1. Kebutuhan sandang pangan

terpenuhi

2. memperoleh pendidikan 3. kebutuhan fisik dan phisikis

terpenuhi

4. sosialisasi dengan lingkungan 5. keterampilan

(19)

H. Definisi Konsep dan Definisi Operasional H.1 Definisi konsep

Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk mengambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian (Singarimbun, 1989 : 33). Konsep penelitian diperlukan untuk menghindari salah pengertian tentang arti konsep yang digunakan dalam penelitian.

Batasan-batasan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kesejahteraan anak binaan yaitu, suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara jasmani, rohani, dan sosial, termasuk pendidikan, kesehatan, dan semua kebutuhan anak binaan. anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak terlantar dan kurang mampu.

2. Anak binaan yaitu, anak yang mempunyai masalah sosial yaitu anak-anak terlantar dan anak yatim piatu.

3. Pelayanan sosial yaitu, bantuan yang diberikan pada orang-orang miskin, pada orang-orang terlantar, yang terkena bencana alam serta bantuan-bantuan lainnya yang ditujukan untuk membantu orang-orang kurang mampu secara ekonomi.

4. Panti asuhan yaitu, lembaga sosial yang memberikan pelayanan sebagai tempat merawat serta mendidik anak-anak terlantar dan kurang mampu dalam pendidikannya, sehingga mereka dapat menolong dirinya sendiri. Dalam hal ini panti asuhan yang dimaksud adalah panti asuhan Elida.

(20)

H.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur variabel (Singarimbun, 1989 :46). Adapun variabel yang akan diteliti antara lain Kesejahteraan, diukur dengan:

1. Terperhatikan kebutuhan sandang pangan. 2. Keterampilan.

3. Terperhatikan kebutuhan fisik dan phisikis. 4. Memperoleh pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik mahasiswa aktivis organisasi untuk setiap mata kuliah pada setiap semester ada yang

Pembebanan alokasi biaya yang sulit teridentifikasi kaitannya dengan pelayanan kesehatan dilakukan dengan membagi biaya tersebut dengan jumlah

Buku ilmiah populer Etnobotani Tumbuhan Leucosyke capitellata di Kawasan Hutan Bukit Tamiang Kabupaten Tanah Laut mempunyai nilai 92,71% dengan kriteria sangat valid yang

a. Perasaan takut dalam kehidupan sehari-hari untuk menempatkan diri secara realistis. Cara menempatkan diri ini berbeda bagi setiap individu. Ada yang menghadapi

Karena adanya pembakuan dan urutan organisasi stasiun kerja pada operasi aliran lini ini, maka pengubahan suatu produk atau volume akan memerlukan biaya yang

Oleh sebab itu, dengan adanya teknologi yang mampu mende- teksi resiko dehidrasi saat olahraga pada ling- kungan dengan suhu dan kelembaban udara yang tinggi maka

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang turut ambil bagian dalam pembangunan bangsa sehingga, setiap lapisan masyarakat berhak menerima pendidikan yang

akan dianalisis dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan (kata, frasa, kalimat naratif, maupun dialog), yang berkaitan dengan tubuh dan penubuhan yang digambarkan