• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Integrasi Teknologi Dengan Menggunakan Technology Integration Matrix (TIM) Pada Matapelajaran IPA (Studi kasus SMP Negeri 2 Salatiga)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Integrasi Teknologi Dengan Menggunakan Technology Integration Matrix (TIM) Pada Matapelajaran IPA (Studi kasus SMP Negeri 2 Salatiga)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Integrasi Teknologi Dengan Menggunakan Technology

Integration Matrix (TIM) Pada Matapelajaran IPA

(Studi kasus SMP Negeri 2 Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:

Umbu Yandrian M Djawa NIM: 702012093

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1. Pendahuluan

Pada era teknologi informasi sekarang ini, didalam dunia pendidikan Indonesia telah memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Dimana telah banyak ditemukan lembaga pendidikan yang mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi yang berlomba-lomba memanfaatkan teknologi dalam rangka meningkatkan kinerja belajar mengajar yang dilakukan[1]. Memanfaatkan teknologi dengan cara mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran akan membantu guru maupun siswa dalam mencapai pembelajaran dengan penggunaan teknologi. Pengintegrasian teknologi bertujuan untuk membangun “knowledge-based society habits” seperti kemampuan mencari, mengolah/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain[2]. Integrasi teknologi juga mengembangkan ketrampilan menggunakan TIK (ICT

literacy) serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran[2].

Mengintegrasikan teknologi akan memberikan peluang kepada guru untuk memperkenalkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi kepada murid-murid.

Mengintegrasikan teknologi terdapat faktor penting yang mempengaruhi yaitu ketersediaan fasilitas atau sarana pendukung teknologi, kemampuan dalam mengintegrasikan teknologi serta karakteristik lingkungan belajar[3]. Pada matapelajaran IPA telah dimanfaatkan berbagai teknologi seperti penggunaan media animasi, menggunakan internet untuk mencari materi pelajaran akan tetapi sejauh mana pemanfaatan teknologi dengan cara mengintegrasikan teknologi belum dilakukan penelitian yang sistematis. Seharusnya perangkat teknologi dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di ruang kelas dengan cara mengintegrasikan ke dalam kurikulum yang ada[4]. Untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi perlu mempertimbangkan karakteristik lingkungan belajar dan level pengintegrasian teknologi yang dapat dilakukan menggunakan Technology Integration Matrix (TIM)[5]. Pada Technology

Integration Matrix telah menggabungkan lima karaktersitik lingkungan belajar

yang saling berkaitan dengan integrasi teknologi.

Penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Negeri 2 Salatiga pada matapelajaran IPA yang dimana fasilitas teknologi telah tersedia dan memadai sehingga memungkinkan terjadinya pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran di kelas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pada sejauh mana integrasi teknologi telah dilakukan dalam pembelajaran IPA dilihat dari karakteristik lingkungan belajar. Manfaat dari penelitian ini dapat membantu guru dalam menggunakan teknologi dengan cara mengintegrasikan teknologi dalam mengajar dan meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, dapat mempermudah siswa dalam proses belajar dengan menggunakan teknologi. Bagi sekolah sebagai acuan atau tolak ukur dalam mengembangkan pemanfaatan teknologi dengan cara mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran di sekolah.

(8)

2. Tinjauan Pustaka

Integrasi teknologi adalah penggunaan teknologi atau perangkat untuk mendukung pembelajaran dan mengajar. Dimana dalam mengintegrasikan teknologi menggunakan berbagai sumber teknologi seperti komputer, aplikasi perangkat lunak, internet dan lain-lain dalam pembelajaran di kelas serta mengelolah sekolah. Guru maupun siswa harus terampil dalam mengintegrasikan teknologi dengan menggunakan metode pengajaran, komunikasi dan penilaian[6]. Gorder dalam penelitian terdahulu menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran secara teratur akan memungkinkan pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran di kelas[7].

Mengintegrasikan teknologi pada pembelajaran terdapat faktor pendukung diantaranya fasilitas teknologi telah tersedia di sekolah, akses internet untuk guru maupun siswa, kemampuan dan ketrampilan dalam menggunakan teknologi. Akan tetapi terdapat kendala atau hambatan dalam mengintegrasikan teknologi diantaranya kurangnya ketersediaan teknologi, akses teknologi belum merata, belum siapnya guru dan staf pengajar untuk memanfaatkan teknologi, kurangnya kompetensi dalam mengintegrasikan teknologi[8]. Pittan dalam penelitian terdahulu menunjukkan bahwa membutuhkan waktu yang panjang dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran[9].

Instrumen pengukuran level integrasi teknologi telah dilakukan oleh Meigs dalam penelitiannya yang telah dikembangkan oleh Florida Center For Instructional Technology (FCIT) di University of south Florida. Dimana untuk mengukur tingkatan pengintegrasian teknologi serta tingkatan karakteristik lingkungan belajar dapat dilakukan dengan menggunakan Technology

Integration Matrix (TIM). TIM akan membantu menganalisa kemampuan

dalam menggunakan teknologi dengan cara mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran di kelas[5]. Technology Integration Matrix telah menggabungkan lima karakteristik dari lingkungan belajar yaitu Active,

Collaborative, Constructive, Authentic, Goal-Directed serta berkaitan dengan

lima tingkatan integrasi teknologi yaitu Entry, Adoption, Adaptation, Infusion,

Transformation. Pada tingkatan karakteristik lingkungan belajar terdapat

tingkatan Active dimana siswa secara aktif menggunakan teknologi dalam pembelajaran untuk menghasilkan dan mencapai tujuan pembelajaran, pada tingkatan Collaborative dimana siswa mulai berkolaborasi dengan siswa lain dalam menggunakan teknologi, pada tingkatan Constructive dimana siswa menggunakan teknologi untuk mencari pengetahuan dalam proses belajar, pada tingkatan Authentic dimana siswa menggunakan teknologi untuk menyelasaikan masalah yang berguna bagi siswa, pada tingkatan

Goal-Directed dimana siswa menggunakan teknologi untuk penelitian, menetapkan

tujuan pembelajaran, rencana pembelajaran, memantau kemajuan dan mengevaluasi pembelajaran[5].

Pada tingkatan integrasi teknologi terdapat tingkatan Entry dimana guru menggunakan teknologi untuk memberikan materi kurikulum kepada siswa, pada tingkatan Adoption dimana guru mengarahkan siswa untuk

(9)

menggunakan teknologi, pada tingkatan Adaptation dimana guru mendorong siswa memilih teknologi untuk menyelesaikan tugas, pada tingkatan Infusion dimana guru menyediakan teknologi di setiap pelajaran agar siswa dapat menggunakan untuk menyelesaikan tugas, pada tingkatan Transformation dimana guru menciptakan lingkungan belajar yang dimana siswa dapat memilih teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan tugas.

Tabel 1. Technology Integration Matrix untuk siswa[5].

Technoloy Integratin Matrix

Tingkatan Integrasi Teknologi

Entry Adoption Adaptation Infusion Transformatio n T ing ka ta n K a ra kte ristik ling ku ng a n Active Siswa menggunaka n teknologi untuk latihan dan praktek . Siswa memanfaatk an teknologi contohnya menggunaka n pengolah angka untuk membuat laporan. Siswa memodifikasi teknologi untuk mengembangk an tugas-tugas belajar. Siswa memilih teknologi dan menyelesaik an tugas dengan cara mereka sendiri. sepanjang hari. siswa secara aktif memilih dan mengejar kan tugas yang diberikan. Collaborati ve Siswa bekerja sendiri menggunaka n teknologi. Siswa memanfaatk an dan berkolaboras i dengan cara konvensional . Siswa memilih dan memodifikasi teknologi untuk memfasilitasi dan kolaborasi. Siswa memilih teknologi untuk memfasilatas i dan berkolaboras i dalam pembelajara n. sepanjang hari. Siswa berkolaborasi dengan orang lain terlepas dari zona waktu atau jarak. Constructiv e Teknologi yang digunakan untuk menyampaik an informasi kepada siswa. Siswa menggunaka n teknologi untuk membangun pengetahuan baru. Siswa memilih dan memodifikasi teknologi untuk membagun pengetahuan. Siswa memanfaatk an teknologi untuk membuat koneksi dan membangun pemahaman sepanjang hari. Siswa menggunakan teknologi untuk membangun dan mempublikasik an pengetahuan baru. Authentic Siswa menggunaka n teknologi untuk menyelesaika n pembelajaran yang ditugaskan. Siswa memiliki kesempatan untuk menerapkan teknologi didasarkan dengan masalah yang ada. Siswa menggunakan dan memodifikasi teknologi untuk memecahkan masalah yang ada. Siswa memilih teknologi tepat guna untuk menyelesaik an tugas. Siswa berpartisipasi di luar sekolah dalam pemecahan masalah dengan menggunakan teknologi.

(10)

Goal-Directed Siswa menerima arah, bimbingan dan umpan balik dari teknologi. Siswa berkesempat an menggunaka n teknologi untuk rencana pembelajara n. Siswa memilih dan memodifikasi teknologi untuk memfasilitasi penetapan tujuan pembelajaran. Siswa menggunaka n teknologi untuk menetapkan tujuan pembelajara n Siswa terlibat dalam kegiatan metakognitif yang tercapai di dukungan oleh teknologi. 3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Negeri 2 Salatiga pada matapelajaran IPA. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa dan guru matapelajaran IPA sedangkan metode yang digunakan menggunakan metode kuantitatif[10]. Teknik pengambilan sampel menggunakan Sampling

Purposive yang dimana peneliti dapat memilih sampel dengan melakukan

pertimbangan tertentu yaitu pada guru matapelajaran IPA serta siswa sebanyak 80 yang terdiri dari siswa kelas 7 dan kelas 8.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan wawancara yaitu kepada guru untuk menganalisis pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran di kelas yang dapat disajikan dalam bentuk wawancara terstruktur kemudian data yang terkumpul dengan baik selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan sesuai dengan data yang ada. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup yang telah tersedia kemudian diberikan kepada responden secara langsung sebanyak 70 siswa untuk menganalisis penggunaan teknologi teknologi di kelas. Disajikan dalam bentuk Skala

Linkert dimana variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator

variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan dengan menentukan kriteria (intrepetasi untuk skor 5 Sangat Setuju, skor 4 untuk Setuju, skor 3 untuk Cukup Setuju, skor 2 untuk Tidak Setuju, skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju).

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang mana data yang ada digambarkan dengan besaran statistik yaitu mencari nilai rata-rata dan standar deviasi (SD), dari setiap indikator disajikan dalam tabel berdasarkan tiap karakteristik lingkungan belajar. Dalam penyajian data, hasil langsung diikuti dengan pembahasan disertai dengan deskripsi untuk membuatnya lebih mudah dipahami.

(11)

4. Hasil Dan Pembahasan

Tingkatan pemanfaatan teknologi dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan karakteristik lingkungan belajar

Tabel 2. Karakteristik Lingkungan Belajar Active.

No Indikator Rata-Rata SD 1 Active-Entry 4 0,45 2 Active-Adoption 4,09 0,61 3 Active-Adaptation 3,87 0,72 4 Active-Infusion 2,84 0,83 5 Active-Transformation 3,96 0,75

Hasil analisis dari tingkatan karakteristik lingkungan belajar Active dimana siswa secara aktif menggunakan teknologi dalam pembelajaran untuk menghasilkan dan mencapai tujuan pembelajaran. Diperoleh rata-rata tertinggi berada di angka 4,09 yaitu pada Active-Adoption indikator menyatakan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan menggunakan aplikasi

Microsoft word dalam membuat makalah atau laporan. Sedangkan untuk

rata-rata terendah berada di angka 2,84 yaitu pada Active-Infusion indikator siswa memilih teknologi yang tepat dalam mengerjakan tugas seperti siswa di kelas menggunakan komputer setiap hari di sekolah untuk mengumpulkan materi dari berbagai sumber di internet dan menyusunnya dalam laporan. Jadi pada tingkatan karakteristik lingkungan belajar Active telah menunjukkan bahwa siswa di kelas menggunakan aplikasi Microsoft word dalam membuat makalah atau laporan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru sehingga pengintegrasian teknologi maksimal berada pada level Adoption.

Tabel 3. Karakteristik Lingkungan Belajar Collaborative.

No Indikator Rata-Rata SD 6 Collaborative-Entry 3,93 0,62 7 Collaborative-Adoption 3 0,88 8 Collaborative-Adaptation 3,43 1,02 9 Collaborative-Infusion 3,51 0,96 10 Collaborative-Transformation 3,11 0,99

Hasil analisis dari tingkatan karakteristik lingkungan belajar

Collaborative dimana siswa menggunakan teknologi untuk berkolaborasi

dengan siswa lain. Maka diperoleh skor rata-rata tertinggi yang berada di angka 3,93 yaitu pada Collaborative-Entry indikator menyatakan siswa terutama bekerja sendiri ketika menggunakan teknologi seperti siswa di kelas menggunakan sendiri komputer atau internet dalam mencari tugas di internet dan menyusunnya ke dalam laporan. Sedangkan untuk skor rata-rata terendah berada di angka 3 yaitu pada Collaborative-Adoption indikator menyatakan siswa di kelas menggunakan E-mail untuk berkomunikasi dengan siswa lain serta bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru di sekolah dan di luar sekolah. Jadi untuk tingkatan karakteristik lingkungan belajar

(12)

Collaborative telah menunjukkan bahwa siswa menggunakan sendiri

komputer atau internet dalam mencari tugas di internet dan menyusunnya ke dalam laporan sehingga pengintegrasian teknologi maksimal berada pada level

Entry.

Tabel 4. Karakteristik Lingkungan Belajar Constructive.

No Indikator Rata-Rata SD 11 Constructive-Entry 3,87 0,82 12 Constructive-Adoption 4,09 0,78 13 Constructive-Adaptation 3,53 0,91 14 Constructive-Infusion 3,19 0,89 15 Constructive-Transformation 3,73 0,76

Hasil analisis dari tingkatan karakteristik lingkungan belajar

Constructive yang dimana siswa menggunakan teknologi untuk memcari

pengetahuan dalam belajar. Diperoleh skor rata-rata tertinggi sebesar 4,09 yaitu pada Constructive-Adoption indikator menyatakan siswa telah memanfaatkan teknologi dalam membangun atau mencari pengetahuan seperti siswa di kelas menggunakan laptop atau headphone untuk mencari materi pelajaran serta pengetahuan baru di internet. Sedangkan untuk skor rata-rata terendah sebesar 3,19 yaitu pada Constructive-Infusion indikator menyatakan setiap hari di sekolah siswa memanfaatkan teknologi dalam membangun pengetahuan seperti siswa di kelas menggunakan komputer dalam matapelajaran pada setiap hari di sekolah. Jadi untuk tingkatan karakteristik lingkungan belajar Constructive pengintegrasian teknologi maksimal pada level Adoption dimana siswa di kelas menggunakan laptop atau headphone untuk mencari materi pelajaran dan pengetahuan baru di internet.

Tabel 5. Karakteristik Lingkungan Belajar Authentic.

No Indikator Rata-Rata SD 16 Authentic-Entry 3,87 0,98 17 Authentic-Adoption 3,24 0,88 18 Authentic-Adaptation 3,11 0,97 19 Authentic-Infusion 2,96 0,84 20 Authentic-Transformation 3,29 0,64

Hasil analisis tingkatan karakteristik lingkungan belajar Authentic yang dimana siswa menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah dunia nyata yang bermakna bagi siswa. Diperoleh skor rata-rata tertinggi sebesar 3,87 yaitu pada Authentic-Entry indikator menyatakan siswa menggunakan teknologi untuk menyelesaikan kegiatan yang ditugaskan yang tidak berkaitan dengan masalah dunia nyata seperti siswa di kelas menggunakan teknologi untuk latihan dan praktek menghafal rumus serta mengetik di Microsoft word. Sedangkan skor rata-rata tererdah sebesar 2,96 yaitu pada Authentic-Infusion indikator menyatakan siswa memilih teknologi untuk menyelesaikan masalah dengan melakukan penelitian menggunakan Microsoft excel untuk

(13)

menghitung rumus sel. Jadi untuk tingkatan karakteristik lingkungan belajar

Authentic telah menunjukkan bahwa siswa menggunakan teknologi untuk

latihan dan praktek menghafal rumus serta mengetik di Microsft word sehingga pengintegrasian teknologi maksimal berada pada level Entry.

Tabel 6. Karakteristik Lingkungan Belajar Goal-Directed.

No Indikator Rata-Rata SD 21 Goal Directed-Entry 3,43 0,71 22 Goal Directed-Adoption 3,21 0,72 23 Goal Drected-Adaptation 3,37 0,73 24 Goal Directed-Infusion 2,71 0,74 25 Goal Directed-Transformation 3,01 0,77

Hasil analisis tingkatan karakteristik lingkungan belajar Goal-Directed yang dimana siswa menggunakan teknologi untuk menetapkan tujuan, rencana pembelajaran dan mengevaluasi hasil pelajaran. Diperoleh skor rata-rata tertinggi sebesar 3,43 yaitu pada Goal Directed-Entry indikator menyatakan siswa di kelas menggunakan teknologi utnuk praktek dimana telah menguasai aplikasi Microsoft word dalam membuat laporan. Sedangkan skor rata-rata terendah sebesar 2,71 yaitu pada Goal Directed-Infusion indikator menyatakan siswa di kelas menggunakan laptop pada setiap pelajaran untuk menyelesaikan tugas di sekolah serta dapat menulis blog di internet. Jadi untuk tingkatan karakteristik lingkungan belajar Goal-Directed telah menunjukkan bahwa siswa telah menguasai aplikasi Microsoft word dalam membuat laporan sehingga pengintegrasian teknologi maksimal berada pada level Entry.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru matapelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa guru telah memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran seperti menggunakan laptop dan Headphone android untuk menyampaikan materi kepada siswa. Dimana guru lebih mengarahkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja dengan siswa lain dalam menyelesaikan tugas seperti mendownload materi di internet serta memberikan peluang bagi siswa untuk menggunakan teknologi dalam membangun pengetahuan mereka dengan mencari materi yang ada di internet dan diperpustakaan sehingga penggunaan teknologi yang dilakukan siswa terbatas pada pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Hambatan yang dialami guru dalam mengintegrasikan teknologi adalah guru membutuhkan waktu yang lama untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran serta kemampuan dan pengetahuan guru dalam menggunakan teknologi masih kurang sehingga guru hanya mengarahkankan saja kepada siswa untuk menggunakan teknologi.

(14)

5. Diskusi

Pengintegrasian teknologi dapat dilihat dari lima karakteristik lingkungan belajar. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian untuk karakteristik lingkungan belajar Active berada pada tingkatan Adoption yang dimana guru telah mengarahkan siswa untuk menggunakan teknologi yang telah tersedia di sekolah sehingga siswa dapat menggunakan Microsoft word untuk membuat laporan. Sedangkan untuk karakteristik lingkungan belajar

Collaborative berada pada tingkatan Entry dimana guru hanya memberikan

tugas sehingga siswa menggunakan komputer untuk mengerjakan tugas tanpa bantuan dari siswa lain. Sedangkan untuk karakteristik lingkungan belajar

Constructive berada pada tingkatan Adoption dimana guru hanya

mengarahkan siswa untuk menggunakan internet sehingga siswa dapat mendownload materi. Pada tingkatan karakteristik lingkungan belajar

Authentic berada pada tingkatan Entry dimana guru hanya menyampaikan

materi menggunakan laptop sehingga siswa dapat mengetik dan menyimpannya di komputer. Sedangkan untuk karakteristik lingkungan belajar Goal-Directed berada pada tingkatan Entry dimana guru menyampaikan materi sehingga siswa dapat menguasai Microsoft excel dalam menghitung rumus.

Pada karakteristik lingkungan belajar Active akan direkomendasikan guru harus mengarahkan siswa untuk menggunakan teknologi sehingga siswa dapat menggunakan teknologi di luar sekolah dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan untuk karakteristik lingkungan belajar Collaborative akan direkomendasikan guru harus memperkenalkan kepada siswa tentang email dan media sosial sehingga siswa dapat menggunakan email untuk membuat koneksi dengan siswa di luar sekolah. Sedangkan untuk karakteristik lingkungan belajar Constructive akan direkomendasikan guru dapat menyediakan teknologi yang ada di sekolah pada setiap pelajaran sehingga siswa menggunakan teknologi untuk mencari materi pelajaran di internet. Karakteristik lingkungan belajar Authentic akan direkomendasikan guru dapat memilih teknologi untuk siswa sehingga siswa dapat menggunakan teknologi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Karakteristik lingkungan belajar Goal Directed akan direkomendasikan guru dapat menciptakan lingkungan belajar seperti membuat media pembelajaran berbasis animasi sehingga siswa dapat memilih teknologi yang mereka ketahui dalam menyelesaikan tugas.

Berdasarkan data pengintegrasian teknologi dari karakteristik lingkungan belajar maka dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian teknologi tertinggi berada pada level Adoption yang terdapat pada tingkatan karakteristik lingkungan belajar Active dan Constructive. Sedangkan untuk pengintegrasian teknologi terendah berada pada level Entry yang terdapat pada karakteristik lingkungan belajar Collaborative, Authentic, Goal Directed. Pengintegrasian teknologi baru berada pada level Adoption disebabkan karena guru membutuhkan waktu yang lama dalam mengintegrasikan teknologi serta pengetahuan dan kemampuan guru tentang teknologi masih kurang sehingga guru hanya mengarahkan kepada siswa untuk menggunakan teknologi yang

(15)

telah tersedia di sekolah. Maka dari itu untuk meningkatkan pengintegrasian teknologi ke level lebih tinggi akan direkomendasikan bahwa guru harus membimbing siswa untuk membuat keputusan tentang kapan dan bagaimana menggunakan teknologi. Guru juga harus memberikan peluang kepada siswa untuk memilih teknologi yang tepat sehingga siswa dapat memilih dan mendesain teknologi dalam pembelajaran untuk menyelesaikan tugas. Guru juga harus menciptakan lingkungan belajar dimana dapat memfasilitasi siswa untuk belajar dengan menggunakan teknologi yang lebih bervariasi.

6. Daftar Pustaka

[1]. Masrudin.(2015). Analisis Tingkat Kematangan Penggunaan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Institusi Pendidikan Menengah. IMFORMA Politeknik Indonusa Surakarta, 1(2), 2442-7942.

[2]. UNESCO.(2011). UNESCO ICT Competency Framework for Teachers. Diakses tanggal 22 Maret 2017 dari http://unesdoc.unesco.org/images/0021/002134/213475e.pdf. [3]. Sabri.(2009). Integrasi teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran: solusi atau utopia. Diakses tanggal 23 Maret 2017

dari

http://www.academia.edu/9944769/INTEGRASI_TEKNOLOGI_I NFORMASI_DAN_KOMUNIKASI_DALAM_PEMBELAJARA N_SOLUSI_ATAU_UTOPIA

[4]. Fitriyadi H.(2013). Integrasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan: Potensi Manfaat, Masyarakat Nernasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi Dan Pengembangan Profesional.Jurnal Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan, 21(3),283-284.

[5]. Meigs, R. P.(2010). The Develooment And Pilot Of The

Technology Integration Matrix Questionnaire. Diakses tanggal 4

April 2017 dari

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:sFknVyli xl0J:https://www.bakeru.edu/images/pdf/SOE/EdD_Theses/Meigs _Russell.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id.

[6]. Harris, C. J.(2016). The effective integration of technology into schools curriculum.Technology education and Engineering, 13(2), 27-37. Diakses tanggal 5 April 2017 dari https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=XK1CDQAAQB AJ&oi=fnd&pg=PA27&dq=The+effective+integration+of+technol ogy+into+schools+curriculum.+Technology+education+and+Engi neering&ots=7yvZ71l2rg&sig=TO7pVU8Mw7m8pAOZBEo7Sfrl 3Uk&redir_esc=y#v=onepage&q=The%20effective%20integration %20of%20technology%20into%20schools%20curriculum.%20Tec hnology%20education%20and%20Engineering&f=false.

[7]. Gorder, L.M.(2008). A Study of Teacher Perceptions of Instructional Technology Integration in the Classroom. The Delta

(16)

Pi Epsilon Journal, 50(2),63-76. Diakses tanggal 5 April 2017 dari

http://search.proquest.com/openview/dc392a162e57745a09070b36 1784e5b8/1?pq-origsite=gscholar&cbl=34490.

[8]. Yaumi, M.(2011). Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Jurnal Lentera Pendidikan, 14(1),88-102. http://www.academia.edu/12359799/INTEGRASI_TEKNOLOGI_ INFORMASI_DAN_KOMUNIKASI_DALAM_PEMBELAJARA N.

[9]. Pittan, T & Gaines, T.(2015). Technology Integration in third, Fourth and Fifth Grade Classrooms in a Florida School District.

Education Tech Reseach Dev, 63, 539-554.

Doi:10.1007/s11423-051-9391-8.

[10]. Sugiyono.(2012). Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif dan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga ingin melihat bagaimana fungsi komunikasi organisasi yang dijalankan oleh divisi comdev JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, apa hambatan dari

Berdasarkan data yang diperoleh tentang hasil belajar akhir pada konsep ekosistem, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

iayag iy ang aing alagayan « Bati niny ng sin a , alam ninyo ang aking mga pinagdusahan, maniwala kayo sa akin å hindi kayo kabilang sa karamihan na ang akala sa

Dengan melihat pada Uji-t pada model penelitian 1 (Lihat tabel 3), persediaan ( inventory ) berpengaruh negatif terhadap utang usaha, Temuan yang sama juga

Dilakukan untuk mengetahui jalan yang digunakan oleh pengguna device Garmin untuk menuju suatu lokasi POI. Pengujian rute dengan melakukan perjalanan ke beberapa

Fx S!nmrja, Undrng.Undrtrg l'lak HrltArdT EhYriB lderl, Trng!.pi i. dan MNukan rrds RUU Hok'Hak Abs-lm.h , Makalah Uil

Adanya ternak yang digembalakan di areal perkebunan kakao akan dihasilkan pupuk organik berasal dari kotoran ternak dan dapat digunakan langsung di areal perkebunan sehingga