• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah: Kelas: Monocotyledoneae. Familia: Poaceae.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah: Kelas: Monocotyledoneae. Familia: Poaceae."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Klasifikasi dan Morfologi Jagung

Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah: Kerajaan: Plantae Divisio: Angiospermae Kelas: Monocotyledoneae Ordo: Poales Familia: Poaceae Genus: Zea

Spesies: Zea mays L.

Gambar 1. Jagung (Zea mays, L)

Sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/jagung)

Jagung (Zea mays, L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung merupakan sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, selain itu jagung juga menjadi alternatif sumber pangan. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok, selain sebagai

(2)

5

sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung

bulir dan tepung tongkolnya). Jagung merupakan tanaman semusim (Annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi, meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.

Kataren (1986), menggolongkan tanaman jagung (Zea mays, L) termasuk dalam family rumput-rumputan (Graminae) dan menurut jenisnya dibagi dalam beberapa golongan: a) Dent Corn (Zea mays indenrata)

b) Flint Corn (Zea mays indurata) c) Sweet Corn (Zea mays saccharata) d) Pop Corn (Zea mays everta)

e) Waxy Corn (Zea mays tumicata)

f) Solf atau Foloue Corn (Zea mays anylaceal)

Jagung berasal dari daerah tropis, tapi karena banyak tipe jagung dengan variasi sifat-sifat yang dimilikinya dan sifat-sifat sifat-sifat adaptasi yang tinggi maka jagung dapat menyebar luas dan dapat hidup baik diberbagai tipe iklim.

Berdasarkan Morfologinya, Tanaman Jagung Trbagi atas:

Gambar 2. Bunga Jantan dan Bunga Betina Jagung

(3)

6 2.1.1 Akar

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m, meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Tanaman jagung mempunyai akar serabut dengan tiga jenis akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti 10-18 hari setelah berkecambah. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku diujung mesokotil, kemudian akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku, semuanya dibawah permukaan tanah. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam pengambilan air dan hara. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku diatas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air (WcWilliams et al, 1999).

Perkembangan akar jagung (kedalam dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkan perbedaan perkembangan (Plasticity) system perakaran dan jagung (Smith et al. 1995).

2.1.2 Batang

Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus

(4)

7

pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Batang jagung berwarna hijau sampai keunguan, berbentuk bulat dengan penampang melintang selebar 125 – 250 cm. Batang berbuku – buku yang dibatasi oleh ruas – ruas. Daun terdiri atas pelepah dan helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh spikulasi yang berguna untuk menghalangi masuknya air hujan atau embun ke dalam pelepah daun. Jumlah daun berkisar 10 – 20 helai pertanaman. Daun berada pada setiap ruas batang dengan kedudukan yang saling berlawanan. (Purwono dan Hartono, 2006)

2.1.3 Daun

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak, fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalam kelopak daun dan batang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut (Purwono dan Hartono, 2006).

2.1.4 Bunga

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (Monoecious). Bunga betina berwarna putih panjang dan biasa disebut rambut jagung. Bunga betina dapat menerima tepung sari disepanjang rambutnya. Tiap kuntum memiliki struktur khas bunga dari suku Poeceae yang disebut flore. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian pucuk tanaman berupa karangan bunga (Inflorescence), serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan

(5)

8

pelepah daun (ketiak daun). Bunga jantan cenderung siap untuk penyerbukan 2 – 5 hari lebih dini dari bunga betinanya (Protandri).

Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol (bunga betina). Pada jagung umumnya terjadi penyerbukan silang (Cross pollinated crop). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang penyerbukn yang serbuk sarinya dari tanaman sendiri (Purwono dan Hartono, 2006).

2.1.5 Biji

Panen jagung mulai dapat dilakukan jika biji sudah masak secara fisiologi yaitu pada waktu kandungan bahan kimia dalam biji telah mencapai jumlah optimal. Kadar air biji merupakan kriteria untuk saat panen yang tepat dimana biji jagung yang telah masak secara fisiologis jika kandungan air dalam biji sekitar 25-30 %. Selain dari kadar air juga dapat dilihat dari tanda-tanda luar tanaman yaitu menguningnya daun dan kelobot, biji berwarna kuning emas, mengkilat dan keras (untuk jagung kuning).

Umur tanaman kurang baik digunakan sebagai pedoman untuk menentukan umur panen, karena dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah curah hujan, suhu udara dan kesuburan tanah. Sekalipun demikian, umumnya saat panen dicapai pada usia 7-8 minggu setelah tanaman jagung berbunga (Sudjana, 1978).

Dalam penyimpanan, masalah kadar air sangat menentukan daya simpan selain faktor lainnya. Penyimpanan jagung dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk; berkulit, tongkol terkelupas, dan pipilan. Bahan disimpan dalam keadaan kering dengan kadar air maksimum 14% (Subandi, 1988)

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Varietas Hibrida Bisi Dua rata – rata memiliki 2 tongkol. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelebot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10 –

(6)

9

16 baris biji jagung yang terdiri dari 200 – 400 butir biji jagung. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut pericrap. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga (Purwono dan Hartono, 2006).

2.2.Syarat Tumbuh Jagung

Di Indonesia, jagung umumnya ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi, sebagian juga terdapat di daerah pegunungan pada ketinggian 1000-1800 meter diatas permukaan laut (Kataren, 1986). Jagung tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang khusus karena tanaman ini dapat tumbuh dihampir semua jenis tanah. Tanah yang subur, gembur dan kaya akan humus merupakan syarat pertumbuhan jagung yang baik, keasaman tanah (pH) yang baik untuk jagung adalah 5,5-7,0.

Suprapto (1986), mengemukakan faktor-faktor iklim yang penting untuk pertumbuhan jagung adalah jumlah dan distribusi sinar matahari, curah hujan temperatur, kelembaban dan angin. Daerah penanaman jagung harus mendapat sinar matahari yang cukup dan tidak terlindung dari pohon dan bangunan dengan suhu optimum 23-27 °C. Kelebihan, kekurangan atau kelembaban merupakan faktor penghambat. Distribusi air yang merata selama pertumbuhan penting untuk jagung, karena jagung memerlukan air untuk tumbuh, terutama saat menjelang berbunga dan saat tumbuhnya biji.

2.3.Deskripsi Jagung Varietas Bima 2

Jagung varietas Bima 2 adalah adalah salah satu varietas hibrida yang sangat unggul saat ini. Dengan potensi hasil produksi tanaman setiap hektarnya mencapai 8.5 ton hingga 11 ton. Saat ini, jagung varietas bima 2 cukup diunggulkan sebagai salah satu pilihan bagi petani dalam membudidayakan tanaman jagung.

(7)

10

Jagung Varietas Bima 2 mempunyai deskripsi sebagai berikut: Tanggal dilepas : 7 Februari 2007

Umur : masak fisiologi 100 hari

Batang : besar, tegak dan berwarna hijau Tinggi tanaman : 200 cm

Jumlah daun : 12 – 14 helai Bentuk malai : terbuka

Perakaran : sangat baik dan tahan rebah Tongkol : besar, panjang dan silindris

Biji : semi mutiara, kuning dan bobot 378 gram Jumlah baris/ tongkol : 12 – 14 baris

Hasil : 8.5 – 11 ton/ ha

Ketahanan : agak toleran terhadap penyakit bulai

Sumber: (Kementerian Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Serealia Makassar Tahun, 2010)

2.4. Deksripsi dan morfologi tanaman Jagung Hibrida Bisi-2

Jagung Hibrida Bisi 2 merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dengan 120 hari setelah tanam (HST). Paruh pertama siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif (Anonim, 2010).

Jagung Varietas Bisi 2 mempunyai deskripsi sebagai berikut: Tanggal dilepas : 1995

Asal : F1 dari silang tunggal antara FS 4 dengan FS 9. FS 4 dan FS 9 merupakan tropical inbred yang dikembangkan oleh Charoen Seed Co., Ltd. Thailand dan Dekalb Plant Genetic, USA

Umur : 50% keluar rambut: ± 56 hari

Panen : ± 103 hari

Batang : Tinggi dan tegap

Warna batang : Hijau Tinggi tanaman : ± 232 cm

Daun : Panjang, lebar dan terkulai Warna daun : Hijau cerah

Keragaman tanaman : Seragam

Perakaran : Baik

Kerebahan : Tahan

Tongkol : Sedang, silindris dan seragam Kedudukan tongkol : Ditengah-tengah batang Kelobot : Menutup tongkol dengan baik Tipe biji : Setengah mutiara (semi flint) Warna biji : Kuning oranye

Jumlah baris/ tongkol : 12 – 14 baris Bobot 1000 biji : ± 265 gram

(8)

11

Rata-rata hasil : 8.9 ton/ ha pipilan kering Potensi hasil : 13 ton/ha pipilan kering

Ketahanan : Toleran terhadap penyakit bulai dan karat daun

Keterangan : Baik ditanam didataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl.

Sumber: (Kementerian Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Serealia Makassar Tahun, 2010)

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi berkisar antara 1-3 meter. Tinggi tanaman bisa diukur dari permukaan tanah hingga teratas sebelum bunga jantan. Pada umumnya tanaman Jagung Hibrida Bisi 2 tidak memiliki kemampuan untuk membentuk anakan. Batang beruas-ruas, ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin (Purwono dan Hartono, 2006).

Gambar

Gambar 1. Jagung (Zea mays, L)
Gambar 2. Bunga Jantan dan Bunga  Betina Jagung

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan untuk perlakuan akuntansi produk cacat terhadap harga pokok produksi menunjukkan bahwa biaya kerugian produksi untuk produk cacat sebesar Rp 311.377.388 dan PT

Sedangkan hasil pencapaian kinerja seksi rawat inap untuk target tahun "#$  berdasarkan standar pelayanan minimal RS%D dr.Djasamen Saragih dari $"

Dengan latar yang demikian tidak heran jika identitas keberagamaan yang lahir sebagai hasil Islamisasi dan Kristenisasi di Surakarta pada masa Orde Baru adalah

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman

Learning planning conducted by teachers in preparing and improving the quality of Arabic learning through Syarqi program level 1 institute Markaz Arabiyah Pare course has

Rapat Pleno yaitu rapat Pimpinan Partai pada tingkat masing-masing yang dihadiri oleh Pimpinan Pusat, Majelis Syura, Mahkamah Partai, Badan Khusus Tingkat Nasional, Badan Otonom

• Orientasi Masa Depan domain pendidikan yang jelas akan mengarahkan siswa akselerasi (CIBI) SMA K “X” Bandung pada perilaku yang mendukung pencapaian rencana yang dibuat dalam

Pada kartu SIM, bukti digital potensial akan dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis bukti potensial yang dapat dikenali secara langsung, dan jenis bukti potensial yang dikenali