• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Guntur 3, UPTD DIKPORA Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Saya memilih sekolah ini karena di sekolah ini dekat dengan tempat tinggal saya. Studi pendahuluan dari hasil pendataan di SD Negeri Guntur 3 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, yang saya laksanakan dengan teknik observasi dan wawancara ditemukan beberapa data sebagai berikut: (1) administrasi kelas yang ada: perangkat kurikulum tahun 2011 (silabus, RPP), buku daftar nilai, buku absen, buku penerimaan dan pengembalian rapor, buku keuangan kelas, jadwal pelajaran, daftar kelompok regu kerja; (2) pembelajaran mengacu pada buku paket dan LKS, metode pembelajaran yang dipakai dominan ceramah, tidak menggunakan alat peraga, tidak membuat RPP, silabus maupun jurnal pembelajaran. Dari data yang diperoleh jelaslah bahwa pembelajaran tidak berkualitas.

4.1.1 Kegiatan Supervisi

Progarm supevisi di SD Negeri Guntur 3 sudah disusun tiap tahunnya oleh kepala sekolah. Akan tetapi pada pelaksanaan supervisi biasanya tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Hal ini terjadi karena adanya kegiatan kepala sekolah yang sarat dengan tugas-tugas yang bersifat isidentil dan bersifat urgen. Sebagai bukti tentang pelaksanaan supervisi pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016

(2)

supervisi kunjungan kelas belum dilaksanakan, kepala sekolah baru melaksanakan supervisi perangkat pembelajaran. ketidak-terlaksananya supervisi kunjungan kelas inilah yang merupakan salah satu pertimbangan bagi peneliti untuk melaksanakan supervisi kujungak kelas disamping alasan-alasan lain yang sudah tersebut dalam latar belakang. Pelasanaan supervisi kunjungan kelas ini difokuskan untuk peningkatan kualitas pembelajaran guru di SD Negeri Guntur 3.

4.1.2 Kinerja Guru

Kinerja guru SD Negeri Guntur 3 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, dalam pembelajaran berdasarkan dokumen yang ada terlihat masih kurang. Hal ini terlihat dari dukumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan silabus yang dimiliki guru ternyata bukan buatan guru sendiri dan itu buatan tahun yang sudah lampau.

Disamping itu rendahnya kinerja guru dalam pembelajaran teerlihat juga pada dokumen-dokumen seperti: hasil Penilaian Kinerja Berkelanjutan, hasil Penilaian Kinerja Guru, hasil Sasaran Kerja Pegawai, presensi guru dan buku pembinaan pegawai. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara kepada kepala sekolah dan kepada guru.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah menyatakan: 1) Guru dalam mengajar tidak menggunakan RPP; 2) RPP yang ada bukan buatan guru; 3) metode yang digunakan banyaklah ceramah

(3)

dan pemberian tugas mengerjakan soal (individu); 4) Dalam pembelajaran jarang sekali menggunakan alat peraga maupun media; 5) Sumber belajar tepaku pada LKS dan buku paket; 6) Tidak pernah ada praktikum; 7) Pembelajaran selain olah raga tidak pernah di luar kelas; 8) Pembelajaran masih berpusat pada guru; 9) Penilaian hanya hasil kerjaan LKS dan evaluasi; 10) Hasil penilaian tidak di analisis; 11) Tidak pernah diadakan perbaikan maupun pengayaan (data sesuai instrumen wawancara kepala sekolah pra penelitian terlampir). Data dari kepala sekolah ini kemudian kami cek dengan data yang peneliti peroleh dari guru, ternyata tidak ada perbedaan data yang spesifik, sebagaian besar data sudah benar.

Sedangkan hasil wawancara kepada ketiga guru yang akan dilaksanakan kunjungan kelas adalah sebagai berikut: 1) Ketiga guru menyatakan dalam mengajar tidak menggunakan RPP; 2) Ketiga guru menyatakan RPP yang ada bukan buatan guru; 3) Ketiga guru menyatakan metode ceramah dan pemberian tugas yang sering digunakan; 4) Dua guru menyatakan jarang sekali mengunakan alat peraga maupun media pembelajaran, satu guru (kelas 2B) menyatakan kadang-kadang; 5) ketiga guru menyatakan sumber belajar menggunakan buku paket dan LKS; 6) Dua guru menyatakan tidak pernah mengadakan Praktik/prcobaan, satu guru (kelas 5) menyatakan sesekali; 7) Dua guru menyatakan tidak pernah melaksanakan pembelajaran diluar kelas, satu guru (kelas 2B) mengatakan pernah melaksanakan; 8)

(4)

Ketiga guru menyatakan pembelajaran masih berpusat pada guru; 9) Ketiga guru menyatakan penilaian hanya hasil evaluasi dan pengerjaan LKS dan tak pernah di analisis, sehingga tidak pernah melaksanakan perbaikan maupun pengayaan (data dari instrumen wawancara 3 guru pra penelitian terlampir)

Dari hasil wawancara sebelum tindakan pada penielitian baik kepada kepala sekolah maupun guru dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kualitasnya sangat rendah karena guru tidak membuat dan menggunakan RPP, pembelajaran berpusat peda guru, sumber belajar berpaku pada buku paket, media dan alat peraga tidak pernah digunakan, metode yang digunakan tidak bervariasi, penilaian tidak variatif dan tidak pernah dianalisis hasil evaluasi, dan tidak pernah ada perbaikan maupun pengayaan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Tempat penelitian ini di SD Negeri Guntur 3, UPTD Dikpora Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Waktu penelitian dari bulan Januari 2016 sampai dengan April 2016. Dari waktu yang ada, untuk pelaksanaan tindakan dari tindakan pertama sampai tindakan ketiga adalah sebagai berikut: tindakan pertama berlangsung dari 1 Maret 2016 sampai 12 maret 2016; tindakan kedua berlangsung dari 14 maret 2016 sampai 26 Maret 2016; dan tindakan ketiga berlangsung dari 28 maret 2016 sampai 9 April 2016.

(5)

4.2.1 Perencanaan

Kegiatan perencanaan secara berturut-turut diawali dengan mengumpulkan data awal sebagai dasar penentuan permasalahan yang akan diteliti; menyusun proposal penelitian; menyusun instrumen penelitian; mengajukan ijin penelitian; dan dilanjutkan dengan menyusun program supervisi kunjungan kelas. Data awal berupa hasil Penilaian Kinerja Berkelanjutan, hasil Penilaian Kinerja Guru, hasil Sasaran Kerja Pegawai, presensi guru dan buku pembinaan pegawai. Kemudian dilanjutkan dengan membuat proposal penelitian. Sedangkan Instrumen-instrumen penelitian dibuat untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian yang digunakan untuk pembanding dengan data awal sebelum penelitian yang akan dilaksanakan. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, kami melaksanakan supervisi kunjungan kelas yang didalamnya terdapat tiga tahap kegiatan pokok yaitu tahap persiapan, tahap pengamatan (mengamati guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran), refleksi dantindak lanjut.

4.2.2.1 Tindakan I

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini diawali dengan menentukan sasaran supervisi kunjungan kelas yang sudah ditentukan yaitu Guru kelas 2B, guru kelas 4 dan guru kelas 5, dimana ketiga guru tersebut adalah guru-guru muda di SD Negeri Guntur 3. Kemudian membuat

(6)

jadwal kunjungan dan mengadakan sosialisasi tentang supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakaan dalam bulan Maret sampai dengan April 2016. Dalam kegiatan sosialisasi hal-hal yang disampaikan yaitu teknik pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, tujuan diselenggarakannya supervisi kunjungan kelas, dan harapan pencapaian hasil dari supervisi kunjungan kelas. Pelaksanaan sosialisasi pada hari Sabtu, 27 Maret 2016 dismpaikan kepada seluruh personal SD Negeri Guntur 3. Untuk tindakan pertama jadwal pelaksanaan kunjungan di kelas tidak disampaikan harinya, hanya guru yang ditunjuk dimohon siap. Hal ini diharapkan agar pada waktu pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, kondisi kelas dalam pembelajaran mendekati seperti pada hari-hari biasa dalam pelaksanaan pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan dalam Kunjungan

Pada tahap dilaksanakan kunjungan di kelas dimana peneliti sebagai pengamat, kepala sekolah sebagai supervisor dan dua guru yang ditunjuk juga sebagai pengamat pembelajaran. Supervisor menjelaskan pada siswa tentang maksud dan tujuan keberadaannya di ruang kelas. Supervisor dan dua guru pengamat mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir dalam satu kali pertemuan pelajaran.

Dalam pengamatan, instrumen yang digunakan adalah instrumen IPKG (versi Permen PAN & RB nomor 16 tahun 2009 yang sudah direvisi dan dilengkapi sesuai dengan data yang diinginkan peneliti) yang

(7)

didalamnya mencatat data dari RPP dan pelaksanaan pembelajaran. Selain itu juga menggunakan alat bantu berupa kamera, yang digunakan untuk mengambil gambar situasi pelaksanaan pembelajaran. Foto-foto tersebut berguna sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dari instrumen dan merupakan bukti dari pelaksanaan kunjungan kelas.

Pelaksanaan kunjungan kelas pada tindakan pertama ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 Pebruari 2016 di kelas 5 mata pelajaran PKn. Pada hari Selasa tanggal 1 Maret 2016 di kelas 4 mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dan pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2016 di kelas 2 tema Kesehatan.

Kondisi di ketiga kelas pada umumnya berjalan lancar, siswa pada mulanya agak terasa canggung tetapi tidak lama keadaan siswa sudah tidak merasa terganggu. Berbeda dengan keadaan guru, pada umumnya kondisi guru kelihatan canggung dalam melaksanakan pembelajaran selama kunjungan kelas berlangsung. Sebagai catatan pada tindakan pertama ini guru belum menyiapkan rencana pembelajaran. c. Tahap Refleksi

Tahap refleksi pada tindakan I dilaksanakan setiap setelah pelaksanaan kunjungan kelas setelah jam KBM selesai, hal ini dimaksutkan agar tidak mengganggu guru dalam melaksanakan tugasnya pada hari tersebut. Untuk tahap refleksi pada tindakan I ini guru hanya diberi instrumen evaluasi guru atas pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(8)

Untuk kegiatan mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan hari Sabtu tanggal 5 Maret 2016. Evaluasi pada tindakan I ini dilaksanakan terpisah dengan hari kunjungan kelas dimaksutkan agar dua guru yang belum dikunjungi dapat melaksanakan pembelajaran waktu kunjungan kelas mendekati kondisi seperti pada hari-hari biasa berlangsungnya pembelajaran. Hasil evaliasi diri guru, hasil pengamatan dua guru pengamat dan kepala sekolah menyatakan banyak kekurangan dalam pembelajaran. kekurangan tersebut antara lain belum siapnya dalam penyusunan rencana pembelajaran dan pada pembelajaran diantaranya penerapan strategi maupun metode pembelajaran, pemanfaatan sumber atau media belajar, penggunaan alat peraga, keterlibatan siswa dalam pembelajaran penggunaan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian serta kegiatan penutup.

Disamping evaluasi data hasil evaluasi diri guru dan hasil pengamatan dua guru pengamat serta hasil pengamatan dari supervisor, pada tahap ini juga dilaksanakan bedah instrumen pengamatan pembelajaran. Hal ini dilaksanakan dengan maksut agar guru mempunyai persepsi yang sama dalam menyikapi setiap butir kegiatan dari setiap instrumen pengamatan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan pada tindakan kedua guru dapat memperbaiki baik rencana pembelajarannya maupun pelaksanaan pembelajaranya.

(9)

4.2.2.2 Tindakan II

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini sekarang jadwal kunjungan untuk masing-masing kelas sudah diinformasikan pada guru-guru sehingga guru-guru bisa mempersiapkan diri dalam menerima kunjungan kelas. Disamping itu juga mempersiapan intrumen pengamatan dan evaluasi guru yang disupervisi.

b. Tahap Pengamatan

Pengamatan pada tindakan ke-2 ini dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah disampaikan pada guru yang akan menerima kunjungan. Supervisor bersama peneliti dan dua guru yang tidak mendapat giliran kunjungan menempatkan diri ditempat yang tidak mengganggu jalannya pembelajaran dan melaksanakan pengamatan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga kegiatan pembelajaran berakhir dalam satu pertemuan.

Pada tindakan kedua ini kunjungan dilaksanakan tiga kali dalam tiga kelas seperti pada tindakan pertama. Yaitu hari Senin 14 Maret 2016 di kelas 4 dengan mata pelajaran Matematika (geometri), hari Selasa 15 Maret 2016 di kelas 2B tema Kesehatan, dan hari Rabu 16 Maret 2016 di kelas 5 mata pelajaran IPS (Keragaman suku dan Budaya Indonesia)

Dalam kunjungan di tindakan ke dua ini pembelajaran kelihatan natural. Guru sudah kelihatan biasa dan tidak tampak canggung lagi. Peserta didik juga sudah mulai terbiasa dan kelihatan natural.

(10)

Hanya sedikit saja guru masih kelihatan kurang rileks dalam mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. c. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini ada perbedaan pada refliksi tindakan pertama. Pada tindakan kedua, refleksi dilaksanakan mulai dari evaluasi diri guru baru secara bersama-sama mengevaluasi pembelajaran dengan melihat kelebihan untuk dipertahankan bila perlu ditingkatkan. Dan kelemahan untuk dicari solusi pemecahan bersama-sama. Waktu pelaksanaanya setelah jam KBM selesai pada hari itu.

Setelah refleksi pada masing-masing guru setelah menerima kunjungan juga dilaksanakan refleksi secara umum pada hari Sabtu 19 Maret 2016. Pada kunjungan tindakan kedua ini masih ada beberapa catatan yaitu perlu meningkatkan keaktifan peserta didik, penggunaan media dan alat peraga serta instrumen penilaian.

Dari beberapa kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dibicarakan bersama dan tindak lanjutnya agar guru menyempurnakan pembelajaran pada kunjungan berikutnya. Kunjungan berikutnya guru diberi kesempatan seminggu untuk mempersiapkannya dan sesuai jadwal akan dilaksanakan mulai 28 Maret sampai selesai.

(11)

4.2.2.3 Tindakan III

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatannya sama dengan persiapan tahap kedua yaitu mempersiapan intrumen pengamatan untuk supervisor dan dua guru yang tidak menerima kunjungan. Dan menyiapkan instrumen evaluasi guru bagi yang disupervisi.

b. Tahap Pengamatan

Pada tindakan ketiga ini kegiatan pengamatan sama dengan kegiatan pada tindakan sebelumnya. Kami yang masuk ruangan dalam kunjungan, instrumen pengamatan, kegiatan pengamatan, jumlah kelas yang mendapat kunjungan semua sama dan waktunya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Jadwal tindakan untuk pada tindakan ketiga dimulai tanggal 28 Maret 2016 sampai 9 April 2016. Kunjungan dilaksanakan hari Senin 28 Maret 2016 di kelas 2B dengan tema Lingkungan didalamnya terdapat mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Selasa 29 Maret 2016 di kelas 5 mata pelajaran Matematika dengan bahasan mengenal bangun ruang kubus dan balok. Rabu 30 Maret di kelas 4 dengan mata pelajaran IPA dalam bahasan Alat Indra Manusia (Lidah/indra pengecap).

Pada kunjungan ketiga ini pembelajaran berjalan dengan normal baik guru maupun peserta didik sudah terbiasa dengan pelaksanaan kunjungan jadi situasi sudah natural. Pembelajaran pada kunjungan kali ini

(12)

sangat aktif, aktivitas anak sangat menonjol dan sangat semangat. Hal ini terjadi karena guru sudah menggunakan media dan alat peraga yang sangat menarik, metode pembelajaran yang dikombinasikan dengan model pembelajaran yang menarik. Seperti dikelas 2B dengan menggunakan kalender cerita, di kelas 4 kesimpulan dikemas dalam bentuk lagu, dikelas 5 dengan kegiatan diskusi dengan model “dua tamu dua tunggu.”

c. Tahap Refleksi

Refleksi dilaksanakan seperti biasa yaitu dihari kunjungan setelah jam KBM selesai. Hasil refleksi diri guru dan hasil pengamatan kedua guru serta hasil pengamatan supervisor dievaluasi. Untuk refleksi pada kegiatan ketiga ini ditambah dengan pengisian angket oleh guru terhadap pelaksanaan kunjungan kelas. Hasil refleksi menyatakan pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan disarankan untuk dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan lagi.

4.2.3 Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari penilaian dukumen pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil evaluasi diri guru serta hasil pengamatan pembelajaran dari dua guru yang tidak mendapatkan kunjungan serta hasil pengamatan pembelajaran dari supervisor. Data juga diperoleh dari angket yang diisi oleh guru yang mendapatkan kunjungan. Dilengkapi juga data dari

(13)

hasil wawancara dengan kepala sekolah yang juga sebagai supervisor.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah menyatakan: 1) Guru dalam mengajar tidak menggunakan RPP; 2) RPP yang ada bukan buatan guru; 3) metode yang digunakan banyaklah ceramah dan pemberian tugas mengerjakan soal (individu); 4) Dalam pembelajaran jarang sekali menggunakan alat peraga maupun media; 5) Sumber belajar tepaku pada LKS dan buku paket; 6) Tidak pernah ada praktikum; 7) Pembelajaran selain olah raga tidak pernah di luar kelas; 8) Pembelajaran masih berpusat pada guru; 9) Penilaian hanya hasil kerjaan LKS dan evaluasi; 10) Hasil penilaian tidak di analisis; 11) Tidak pernah diadakan perbaikan maupun pengayaan (data sesuai instrumen wawancara kepala sekolah pra penelitian terlampir). Data dari kepala sekolah ini kemudian kami cek dengan data yang peneliti peroleh dari guru, ternyata tidak ada perbedaan data yang spesifik, sebagaian besar data sudah benar.

Sedangkan hasil wawancara kepada ketiga guru yang akan dilaksanakan kunjungan kelas adalah sebagai berikut: 1) Ketiga guru menyatakan dalam mengajar tidak menggunakan RPP; 2) Ketiga guru menyatakan RPP yang ada bukan buatan guru; 3) Ketiga guru menyatakan metode ceramah dan pemberian tugas yang sering digunakan; 4) Dua guru menyatakan jarang sekali mengunakan alat peraga maupun media pembelajaran, satu guru (kelas 2B)

(14)

menyatakan kadang-kadang; 5) ketiga guru menyatakan sumber belajar menggunakan buku paket dan LKS; 6) Dua guru menyatakan tidak pernah mengadakan Praktik/prcobaan, satu guru (kelas 5) menyatakan sesekali; 7) Dua guru menyatakan tidak pernah melaksanakan pembelajaran diluar kelas, satu guru (kelas 2B) mengatakan pernah melaksanakan; 8) Ketiga guru menyatakan pembelajaran masih berpusat pada guru; 9) Ketiga guru menyatakan penilaian hanya hasil evaluasi dan pengerjaan LKS dan tak pernah di analisis, sehingga tidak pernah melaksanakan perbaikan maupun pengayaan (data dari instrumen wawancara 3 guru pra penelitian terlampir)

Dari hasil wawancara sebelum tindakan pada penielitian baik kepada kepala sekolah maupun guru sudah sesuai/sama. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kualitasnya sangat rendah karena guru tidak membuat dan menggunakan RPP, pembelajaran berpusat peda guru, sumber belajar berpaku pada buku paket, media dan alat peraga tidak pernah digunakan, metode yang digunakan tidak bervariasi, penilaian tidak variatif dan tidak pernah dianalisis hasil evaluasi, dan tidak pernah ada perbaikan maupun pengayaan.

Pengumpulan data pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan pengamatan. Sedang lembar pengamatan yang dipakai adalah instrumen pengamatan proses kegiatan pembelajaran dalam kunjungan kelas dan instrumen evaluasi guru.

(15)

Instrumen ini untuk mengukur kealitas pembelajaran guru yang terfokus pada RPP dan pembelajaran guru.

Tabel 3 Hasil Pengamatan Dekumen RPP

N

o Subyek

Tndakan I Tindakan II Tindakan III N Ktg N Ktg N Ktg

1 Guru kelas 2B - - 80,0 B 81,5 B

2 Guru kelas 4 - - 78,5 B 84,2 B

3 Guru kelas 5 - - 79,0 B 83,0 B

rerata - - 79,1 B 82,9 B

Pada pengamatan RPP terkait pula dengan silabus dan promes yang tercantum dalam lembar pengamatan poin 1. Pada tindakan pertama ketiga guru belum menyiapkan RPP, setelah ditanya ketiganya telah memiliki RPP tetapi hanya sebagai dokumen saja dan bukan karya guru sendiri. Pada tindakan kedua RPP yang dibuat guru semua mendapat nilai dalam kategori baik. Dan hal ini ada peningkatan lagi di tindakan ketiga walaupun masih dalam kategori baik (lembar pengamatan terlampir)

Tabel 4 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran

N

o Subyek

Tndakan I Tindakan II Tindakan III N Ktg N Ktg N Ktg 1 Guru kelas 2B 65,7 C 81,2 B 81,2 B 2 Guru kelas 4 60,7 C 81,0 B 86,0 BS 3 Guru kelas 5 66,2 C 81,2 B 81,7 B

Rerata 64,2 C 81,1 B 82,9 B Dalam pengamatan proses pembelajaran tindakan pertama ketiga guru mendapat nilai dalam kategori cukup, hal ini terjadi karena guru belum mengetahui dan memahami indikator-indikator yang

(16)

ada dalam instrumen pengamatan pembelajaran. hal ini disengajakan tidak diberitau karena peneliti ingin mengetahui keadaan pembelajaran yang biasa dilaksanakan dalam keseharian.

Pada tindakan kedua sebelumnya diadakan bedah instrumen lembar pengamatan proses pembelajaran yang dapat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada tindakan kedua. Dan hasilnya dalam tindakan kedua ini ketiga guru mendapat nilai dalam kategori baik, hal ini menunjukkan ada peningkatan yang sangat signifikan. Hasil dari tindakan kedua ini menyatakan bahwa tujuan penelitian sudah tercapai. Tetapi kerena antusias guru dan kepala sekolah, tindakan tetap dilanjutkan pada tahap ketiga.

Pada tindakan ketiga masih terjadi peningkatan perolehan skor. Dua guru mendapat nilai dalam kategori baik dan satu guru yaitu guru kelas 4 mendapat nilai 86 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Dari tindakan kedua dan ketiga menunjukan bahwa supervisi akademik kunjungan kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru (lembar pengamatan terlampir).

Setelah dilaksanakan siklus ketiga guru diberi angket respon guru pasca supervisi kunjungan kelas. Hasil angket respon tersebut adalah sebagai berikut:

(17)

Tabel 5 Rekap hasil respon guru

Pasca supervisi kunjungan kelas

No Pernyataan Respon Ya Tdk

1 Apakah pelaksanaan supervisi kunjungan kelas mengganggu pembelajaran yang anda laksanakan?

3 2 Apakah anda merasa tertekan selama pelaksanaan supervisi kunjungan kelas? 3 3

Apakah anda merasa ada kekurangan/kelemahan dalam pembelajaran

yang baru dilaksanakan? 3 4 Apakah anda merasa ada kelebihan dalam pembelajaran yang baru dilaksanakan? 3 5 Apakah anda termotivasi untuk melakukan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya? 3 6 Dengan adanya supervisi kenjungan kelas apakah anda termotivasi untuk meningkatkan

kinerja guru?

3 7 Apakah anda merasakan manfaat supervisi kunjungan kelas? 3 Dari data pada tabel 4.6 dapat didiskripsikan bahwa dari ketiga guru menyatakan sebagai berikut, bahwa kunjungan kelas tidak mengganggu proses pembelajaran. Selama kunjungan kelas guru tidak merasa tertekan. Guru mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pembelajarannya. Guru merasakan manfaat positif dari kunjungan kelas sehingga termotivasi untuk meningkatkan pembelajaran dikemudian hari dan termotivasi untuk selalu meningkatkan kinerja.

4.2.4 Keabsahan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari penilaian dukumen pembelajaran dan rencana pelaksanaan

(18)

pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil evaluasi diri guru serta hasil pengamatan pembelajaran dari dua guru yang tidak mendapatkan kunjungan serta hasil pengamatan pembelajaran dari supervisor. Data juga diperoleh dari angket yang diisi oleh guru yang mendapatkan kunjungan. Dilengkapi juga data dari hasil wawancara dengan kepala sekolah yang juga sebagai supervisor.

Data kondisi awal tentang kualitas pembelajaran guru diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah, pengamatan langsung oleh peneliti, dan peda waktu yang berbeda dilaksanakan wawancara dari ketiga guru yang akan disupervisi kunjungan kelas. Data data tersebut digabung dan dikroscek baru dimuat dalam penelitian ini

Data pra penelitian dari wawancara dengan kepala sekolah kemudian kami cek dengan data yang peneliti peroleh dari guru, ternyata tidak ada perbedaan data yang spesifik, sebagaian besar data sudah benar sehingga data hasil wawancara pra penelitian sudah absah. Dari hasil wawancara sebelum tindakan pada penelitian baik kepada kepala sekolah maupun guru sudah sesuai/sama. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kualitasnya sangat rendah karena guru tidak membuat dan menggunakan RPP, pembelajaran berpusat peda guru, sumber belajar berpaku pada buku paket, media dan alat peraga tidak pernah digunakan, metode yang digunakan tidak

(19)

bervariasi, penilaian tidak variatif dan tidak pernah dianalisis hasil evaluasi, dan tidak pernah ada perbaikan maupun pengayaan.

Pengumpulan data pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan pengamatan. Sedang lembar pengamatan yang dipakai adalah instrumen pengamatan proses kegiatan pembelajaran dalam kunjungan kelas dan instrumen evaluasi guru. Instrumen ini untuk mengukur kealitas pembelajaran guru yang terfokus pada RPP dan pembelajaran guru. Data diperoleh dari supervisor, guru yang dikunjungi dan dua guru yang tidak sedang dikunjungi. Data ini digabung dan rerata untuk menentukan kualitas pembelajaran guru.

Data pasca supervisi kunjungan kelas dilaksanakan siklus ketiga guru diberi angket respon guru pasca supervisi kunjungan kelas. Dari data ketiga guru dikumpulkan dan dikroscek daru ditarik kesimpulan. Setelah disimpulkan baru dimuat dalam laporan hasil penelitian.

4.3 Hasil Analisis

4.3.1 Hasil Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan penelitian ini peneliti membuat kisi-kisi penelitian yang berfungsi sebagai arahan langkah-langkah atau tahapan penelitian yang harus dilaksanakan selama penelitian. Sedangkan yang berhubungan dengan waktu penelitian sudah dibuat jadwal penelitian sehingga hal-hal yang akan dilaksanakan dalam penelitian sudah terjadwal.

(20)

Disamping itu juga telah tersusun program kunjungan kelas yang merupakan arahan dalam melaksanakan kunjungan. Peneliti juga telah menyusun beberapa instrimen seperti, lembar pengamatan proses pembelajaran, lembar evaluasi diri guru, instrumen wawancara kepala sekolah pra-penelitian, selama penelitian dan pasca penelitian, instrumen wawancara guru sebelum penelitian, dan angket guru pasca kunjungan kelas. Instrumen-instrumen ini berguna dalam pengumpulan data dalam penelitian.

Semua perangkat yang sudah tersusun di perencanaan sangat membatu dalam penelitian. Sehingga jelaslah bahwa keberhasilan suatu kegiatan akan bergantung pada baik tidaknya perangkat perencanaan yang dibuat.

4.3.2 Hasil Tindakan a. Tindakan I

Hasil tindakan diperoleh dari dua kegiatan pokok yaitu hasil pengamatan dokumen berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan hasil pengamatan proses pembelajaran. Subyek kunjungan kelas tiga guru yaitu guru kelas 2B, kelas 4 dan kelas 5. Nilai dikumpulkan dari hasil evaluasi diri guru yang mendapat kunjungan, dua guru yang tidak mendapat kunjungan dan dari supervisor dijumlah dan di rata-rata. Nilai berupa skor kuantitatif yang kemudian dikonversi dalam bentuk skor kualitatif.

(21)

Tabel 6 Kategori Skor Penilaian No Skor Kategori 1 ≤ 54 Kurang 2 55 – 70 Cukup 3 71 – 85 Baik 4 86 – 100 Baik sekali

Sedangkan hasil kunjungan kelas yang berupa hasil prngamatan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan proses pembelajaran adalah sebagai berikut,

Tabel 7 Hasil Supervisi Kunjungan Kelas Tindakan I NO SUB YEK RPP KBM SKOR ED SV G1 G2 N ED SV G1 G2 N 1 G. K2 - 68 64 66 65 65,7 2 G. K4 - 61 63 60 59 60,7 3 G. K5 - 67 68 65 65 66,2 RERATA RPP RERATA KBM 64,2

Dari tabel data di atas terbaca hasil yang dicapai pada rencana pelaksanaan pembelajaran adalah guru belum mengajar dengan menggunakan RPP, setelah ditanya apakah guru mempunyai RPP atau tidak, ternyata dijelaskan bahwa guru memiliki RPP tetapi bukan karnya guru dan disimpan sebagai dokumen saja. Sedangkan skor perolehan untuk proses pembelajaran dari ketiga guru memperoleh skor dalam kategori cukup.

(22)

b. Tindakan II

Sama dengan tindakan pertama, tindakan kedua mengamati RPP dan proses pembelajaran dalam kunjungan kelas di kelas 2B, kelas 4 dan kelas 5. Sedangkan hasil dari kunjungan tindakan kedua adalah sebagai berikut,

Tabel 8 Hasil Supervisi Kunjungan Kelas Tindakan II NO SUB YEK RPP KBM SKOR ED SV G1 G2 N ED SV G1 G2 N 1 G. K2 83 77 77 83 80,0 80 82 81 82 81,2 80,1 2 G. K4 83 77 77 77 78,5 80 81 82 81 81,0 79,7 3 G. K5 75 75 83 83 79,0 79 84 82 80 81,2 80,1 RERATA RPP 79,1 RERATA KBM 81,1 80,3

Dari data tabel 4.3 ketiga guru telah membuat RPP dan memperoleh sekor dengan kategori baik. Dan untuk sekor pelaksanaan pembelajaran, ketiga guru juga mendapat nilai dengan kategori baik. Pada tindakan kedua ini ternyata kenaikan capaian skor sangat signifikan. Antusias guru yang mendapat kunjungan sangat tinggi sehingga pada tindakan kedua sudah mendapat nilai dalam kategori baik. Sebenarnya berdasarkan hasil tindakan kedua penelitian ini sudah cukup karena nilai pembelajaran sudah mencapai kriteria baik. Akan tetapai karena permintaan kepala sekolah dan antusias guru, maka penelitian ini dilanjutkan ke tindakan ketiga.

(23)

c. Tindakan III

Sama dengan tindakan kedua, tindakan ketiga mengamati RPP dan proses pembelajaran dalam kunjungan kelas di kelas 2B, kelas 4 dan kelas 5. Sedangkan hasil dari kunjungan tindakan kedua adalah sebagai berikut,

Tabel 9 Hasil Supervisi Kunjungan Kelas Tindakan III NO SUB YEK RPP KBM SKOR ED SV G1 G2 N ED SV G1 G2 N 1 G. K2 77 83 83 83 81,5 80 84 81 81 81,2 81,4 2 G. K4 88 83 83 83 84,2 84 86 87 87 86,0 85,1 3 G. K5 83 83 83 83 83,0 81 82 82 82 81,7 82,3 RERATA RPP 82,9 RERATA KBM 82,9 82,9

Dari data tabel 9 ketiga guru dalam membuat RPP sudah mendapat nilai dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 82,9. Dalam pelaksanaan pembelajaran kategori nilai baik, dengan rata-rata nilai 82,9 bahkan guru kelas 4 hasil nilai pembelajarannya mencapai nilai 86 yang termasuk dalam kategori sangat baik.

Tabel 10 Hasil Pengamatan Dekumen RPP

N

o Subyek

Tndakan I Tindakan II Tindakan III N Ktg N Ktg N Ktg

1 Guru kelas 2B - - 80,0 B 81,5 B

2 Guru kelas 4 - - 78,5 B 84,2 B

3 Guru kelas 5 - - 79,0 B 83,0 B

rerata - - 79,1 B 82,9 B

Pada pengamatan RPP terkait pula dengan silabus dan promes yang tercantum dalam lembar pengamatan poin 1. Pada tindakan pertama ketiga guru

(24)

belum menyiapkan RPP, setelah ditanya ketiganya telah memiliki RPP tetapi hanya sebagai dokumen saja dan bukan karya guru sendiri. Pada tindakan kedua RPP yang dibuat guru semua mendapat nilai dalam kategori baik. Dan hal ini ada peningkatan lagi di tindakan ketiga walaupun masih dalam kategori baik.

Tabel 11 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran

N

o Subyek

Tndakan I Tindakan II Tindakan III N Ktg N Ktg N Ktg 1 Guru kelas 2B 65,7 C 81,2 B 81,2 B 2 Guru kelas 4 60,7 C 81,0 B 86,0 BS 3 Guru kelas 5 66,2 C 81,2 B 81,7 B

Rerata 64,2 C 81,1 B 82,9 B Dalam pengamatan proses pembelajaran tindakan pertama ketiga guru mendapat nilai dalam kategori cukup, hal ini terjadi karena guru belum mengetahui dan memahami indikator-indikator yang ada dalam instrumen pengamatan pembelajaran. hal ini disengajakan tidak diberitau karena peneliti ingin mengetahui keadaan pembelajaran yang biasa dilaksanakan dalam keseharian.

Pada tindakan kedua sebelumnya diadakan bedah instrumen lembar pengamatan proses pembelajaran yang dapat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada tindakan kedua. Dan hasilnya dalam tindakan kedua ini ketiga guru mendapat nilai dalam kategori baik, hal ini menunjukkan ada peningkatan yang sangat signifikan. Hasil dari tindakan kedua ini menyatakan bahwa tujuan penelitian sudah

(25)

tercapai. Tetapi kerena antusias guru dan kepala sekolah, tindakan tetap dilanjutkan pada tahap ketiga.

Pada tindakan ketiga masih terjadi peningkatan perolehan skor. Dua guru mendapat nilai dalam kategori baik dan satu guru yaitu guru kelas 4 mendapat nilai 86 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Dari tindakan kedua dan ketiga menunjukan bahwa supervisi akademik kunjungan kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru.

Setelah dilaksanakan siklus ketiga guru diberi angket respon guru pasca supervisi kunjungan kelas. Hasil angket respon tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 12 Rekap hasil respon guru

pasca supervisi kunjungan kelas

No Pernyataan Respon Ya Tdk

1 Apakah pelaksanaan supervisi kunjungan kelas mengganggu pembelajaran yang anda

laksanakan? 3

2 Apakah anda merasa tertekan selama pelaksanaan supervisi kunjungan kelas? 3 3 Apakah anda merasa ada kekurangan/kelemahan dalam pembelajaran

yang baru dilaksanakan?

3 4 Apakah anda merasa ada kelebihan dalam pembelajaran yang baru dilaksanakan? 3 5 Apakah anda termotivasi untuk melakukan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya? 3 6 Dengan adanya supervisi kenjungan kelas apakah anda termotivasi untuk meningkatkan

kinerja guru?

3 7 Apakah anda merasakan manfaat supervisi kunjungan kelas? 3

(26)

Dari data pada tabel 4.6 dapat didiskripsikan bahwa dari ketiga guru menyatakan sebagai berikut, bahwa kunjungan kelas tidak mengganggu proses pembelajaran. Selama kunjungan kelas guru tidak merasa tertekan. Guru mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pembelajarannya. Guru merasakan manfaat positif dari kunjungan kelas sehingga termotivasi untuk meningkatkan pembelajaran dikemudian hari dan termotivasi untuk selalu meningkatkan kinerja.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah “Penerapan supervisi akademik kunjungan kelas diyakiniakan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di Sekolah Dasar Negeri Guntur 3 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.” Hasil analisis data dari ketiga tindakan kepada tiga guru adalah sebagai berikut:

1. Ketiga guru yang mendapat supervisi kunjungan kelas memperoleh nilai kategori baik dalam aspek rencana persiapan pembelajaran (RPP) 2. Dua guru dalam proses pembelajaran mendapat

nilai kategori baik dan seorang guru mendapat nilai kategori sangat baik.

Dengan demikian penelitian ini dapat membuktikan bahwa “penerapan supervisi akademik kunjungan kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SD Negeri Guntur 3 kecamatan Guntur kabupaten Demak.”

(27)

4.5 Pembahasan

Supervisi akademik kunjungan kelas adalah serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengambangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara mengunjungi kelas secara langsung untuk mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Jadi jelaslah bahwa kegiatan supervisi akademik tujuannya membantu guru dalam pengajaran, bukan menilai guru. Hal ini harus ditegaskan, sehingga guru tidak ada rasa takut setiap ada kata supervisi. Pelaksanaan supervisi akademik dengan kunjungan kelas akan memperjelas bagi supervisor untuk mendapat data tentang pembelajaran yang dilaksanakan guru. Sebab supervisor melihat secara langsung proses pembelajaran yang diksanakan oleh guru.

Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai langkah langkah dalam penelitian tindakan. Sedangkan langkah-langkahnya adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan (pembelajaran dan pengamatan) dan tahap refleksi (evaluasi diri dan pembahasan pelaksanaan pembelajaran dalam rangka perbaikan).

Supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan dalam tiga tahap tindakan ini, menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Peningkatan itu terjadi baik pada rencana pembelajarannya maupun pelaksanaan pembelajaran yang ada di SD Negeri Guntur 3.

(28)

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Syaiful Sagal (2010:88) bahwa,

Supervisi pengajaran dalam pandangan moderen adalah usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu supervisi sebagai bantuan bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar untuk membantu peserta didik agar lebih baik dalam belajar.

Dan sesuai dengan pendapat Glikman (Pupuh Fathurrohman, 2011:30) menyatakan bahwa supervisi pengajaran adalah “serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran.” Dalam penelitian terdahulu yang telah saya paparkan di halaman depan, juga menyatakan bahwa supervisi kunjungan kelas berpengaruh dalam meningkatkan pembelajaran guru.

Dalam penelitian ini juga berhasil membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun penelitian ini juga ada perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan itu terletak pada refleksi dimana pada saat refleksi ada kegiatan evaluasi diri guru. Jadi dalam pembahasan perbaikan pembelajaran kelemahan dan kelebihan guru secara sadar sudah diungkapkan guru sendiri. Sehingga usaha perbaikan akan lebih mudah ditemukan.

Disamping perbedaan tersebut ada perbedaan lain yaitu peneliti ikut juga dalam kunjungan mengamati pembelajaran, dan terlibat terus dalam pembicaraan perbaikan pembelajaran pada tahap refleksi. Jadi

(29)

peneliti bukan pasif sebagai peneliti saja, tetapi juga terlibat langsung dalam proses kunjungan kelas. Disamping itu guru yang tidak mendapat kunjungan ikut bergabung dalam kegiatan kunjungan sampai kegiatan refleksi dan pembahasan perbaikan pembelajaran. sehingga guru yang disupervisi dalam menentukan perbaikan mendapat sumbangan pendapat dari beberapa pihak yaitu supervisor (kepala sekolah), teman guru, dan peneliti, semua dengan semangat kekeluargaan berfikir dalam usaha perbaikan kualitas pembelajaran. sehingga perbaikan akan tersa ringan karena banyak pemikiran dari beberapa pihak.

Supervisi kunjungan kelas dengan evaluasi diri peda refleksi dan keterlibatan rekan guru dalam kunjungan akan merubah pandangan guru tentang supervisi. Maka di masa yang akan datang supervisi akan menjadi kegiatan yang ditunggu guru, bahkan akan menjadi permintaan guru dalam usaha perbaikan kualitas pembelajaran. Sehingga hasil penelitian ini perlu dipublikasikan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah, supaya dapat diterapkan pelaksanaannya dalam kegiatan supervisi kunjungan kelas.

Supervisi yang terprogram serta tahapan-tahapan pelaksanaannya dilaksanakan dengan prosedur yang benar seperti dalam penelitian ini, maka terbukti sepervisi akademik kunjungan kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru. Hal ini terlihat dari peningkatan kualitas rencana pelaksanaan

(30)

pembelajaran maupun peningkatan kualitan pengelolaan proses pembelajaran. bukan hanya itu saja bahkan guru temotivasi untuk terus meningkatkan kinerjanya. Hal ini terekam dalam angket pasca kunjungan kelas.

Dengan demikian penelitian ini memiliki beberapa kelebihannya yaitu pelaksanaan supervisi kunjungan kelas disertai dengan refleksi diri guru, akan memebantu guru untuk memahami kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran. Sehingga dalam pembahasan perbaikan pembelajaran guru dengan mudah mengikuti menemukan langkah perbaikannya.

Kelebihan yang lain yaitu, hasil penilaian pembelajaran bukan hanya dari supervisor saja. Guru yang tidak sedang disupervisi juga mengamati dan memberikan penilaian pembelajaran. hasil penilaian ini untuk pembanding dengan penilaian dari supervisor, sehingga keabsahan hasil penilaian semakin berkualitas.

Kelebihan penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru, kepela sekolah maupun penilik sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Bagi guru, dengan adanya evaluasi diri yang instrumen IPKG mengacu pada Permen PAN & RB nomor 16 tahun 2009, guru akan mengetahui secara langsung bagaimana kualitas pembelajaran yang baik. Kualitas pembelajaran yang baik sudah terangkum dalam instrumen evaluasi diri guru (terlampir).

(31)

Bagi kepala sekolah pengalaman pelaksanaan supervisi akademik kunjungan kelas ini dapat digunakan sebagai pelaksanaan suvervisi pada waktu yang akan datang. Kepala sekolah dapat memanfaatkan program supervisi dan instrumen supervisi dalam penelitian ini sebagai acuan dalam melaksanakan supervisi kenjungan kelas pada waktu mendatang.

Dengan adanya program supervisi dan instrumen supervisi dalam penelitian ini, telah berhasil meningkatkan pembelajaran guru. Penilik sekolah dapat memanfaatkan contoh program supervisi dan instrumen supervisi ini sebagai bahan pembinaan kepala sekolah dalam melaksanakan kunjungan kelas untuk peningkatan kualitas pembelajaran guru.

Supervisi kunjungan kelas diharapkandapat dimanfaatkan bagi guru sebagai informasi peningkatan kualitas pembelajaran. Sebab salah satu faktor utama yang menjamin mutu sekolah adalah bila sekolah tersebut memiliki guru-guru yang pembelajarannya berkualitas baik. Darui hasil penelitian ini bahwa peningkatan pembelajaran guru dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik kunjungan kelas, yang akhirnya akan berimplikasi padan peningkatan prestasi akademik siswa. Yang kesemuanya ini akan bermuara pada peningkatan mutu sekolah.

(32)

Gambar

Tabel 3   Hasil Pengamatan Dekumen RPP  N
Tabel 5   Rekap hasil respon guru
Tabel 6  Kategori Skor Penilaian  No Skor  Kategori  1  ≤ 54  Kurang  2  55 – 70  Cukup    3  71 – 85  Baik   4  86 – 100  Baik sekali
Tabel 8   Hasil Supervisi Kunjungan Kelas  Tindakan II  NO  SUB  YEK  RPP KBM SKOR  ED SV G1 G2  N  ED  SV  G1  G2  N  1 G
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.3, No.1, hal 75-86, Maret 2015 http://jurnal.fkip.uns.ac.id demikian dapat disimpulkan bahwa pada

Secara umum, pengujian sistem yang telah dibuat akan mengamati pada tiga hal, yaitu kinerja perangkat lunak ladder, kinerja perangkat keras sensor level air, serta

Dengan demikian hipotesis H4 ditolak, yang menyatakan bahwa Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja (secara bersama) tidak memoderasi pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap

Pengujian sobek dilakukan dengan cara menarik spesimen sampai sobek untuk mengetahui tegangan, regangan, dan modulus elastisitas menggunakan mesin Universal Testing

1) Letakkan preparat yang sudah kamu buat pada mikroskop, aturlah cahaya pada mikroskop agar dapat melihat objek dengan jelas. Mula-mula gunakan perbesaran lemah

intermediet terhadap Nalidixic Axid, 42,8% Resisten terhadap Chloramphenicol, 57,2% resisten terhadap Nalidixic Axid, 85,7% resisten terhadap Oxytetracicline dan

Pembelajaran Tematik mampu membantu siswa dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) dari beberapa mata pelajaran yang memiliki tema yang sama serta dapat.. mengaitkan materi

Seleksi in vitro dalam Media Mengandung PEG Untuk mengevaluasi pengaruh PEG terhadap pembentukan ES jagung, ES jagung dari kelima genotipe jagung yang diuji yang berumur satu