98
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Ruang Luar
5.1.1. Konsep Estetika dan Citra Bangunan
Perencanaan konsep estetika dan citra bangunan dikaitkan dengan unsur motor atau bagian - bagian motor yang menghiasi fasad bangunan serta penggunaan konsep transparansi agar kegiatan di dalam bangunan dapat terlihat dari luar dan proses pengerjaan modifikasi yang dapat dilihat sebagai nilai positif dari bangunan ini.
Gambar 5.1 : Sketsa Estetika dan Citra Bangunan Sumber : Penulis, 2014
5.1.2. Konsep Massa dan Zonasi Bangunan
Massa bangunan tropis pada umumnya berorientasi terhadap garis edar matahari agar mendapatkan penerangan alami tanpa menimbulkan masalah dari efek matahari.
99
Gambar 5.2 : Massa dan Orientasi Bangunan Terhadap Garis Edar Matahari Sumber : Analisis Penulis, 2014
Gambar 5.3 : Konsep Penyusunan Massa dan Zonasi Sumber : Analisis Penulis, 2014
Penempatan massa bangunan disesuaikan dengan analisis yang telah dilakukan berupa area muka bangunan atau bangunan sebelah utara mengalami penonjolan bentuk dan harmonisasi ketinggian massa di atur berdasarkan bangunan di sekitarnya. Massa bangunan memiliki bentuk L dengan muka bangunan menghadap ke utara, dimana sisi utara merupakan jalan utama. Bangunan terdiri atas 3 massa yang saling menyatu, diperkirakan luasan bangunan 50-60% dari luasan site dengan pertimbangan untuk memaksimalkan area hijau / vegetasi.
100 5.1.3. Konsep Sirkulasi dan Parkir
Gambar 5.4 : Kosep Sirkulasi dan Parkir Sumber : Analisis Penulis, 2014
Sirkulasi ruang luar dibedakan menjadi dua macam yaitu sirkulasi konsumen/pengunjung dan sirkulasi staff, karyawan. Sirkulasi konsumen dalam pencapaian langsung yang mana pencapaian secara tegak lurus dimana arah dan tujuan visualnya jelas dan langsung menuju kearah bangunan.
Gambar 5.5 : Sirkulasi Konsumen ( Pencapaian Langsung) Sumber : Analisis Penulis
Sedangkan sirkulasi staff, karyawan, dan loading dock dalam pencapaian ke bangunan menggunakan pencapaian tersamar yaitu meningkatkan efek prespektif pada fasad dan bentuk bangunan dengan mengubah arah jalur satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang pencapaian. Hal ini dilakukan agara tidak mengganggu sirkulasi dari konsumen/pengunjung.
101
Gambar 5.6 : Sirkulasi Staff, Karyawan, dan Loading Dock ( Pencapaian Tersamar) Sumber : Analisis Penulis, 2014
Sirkulasi masuk bagi pengunjung dan staff berada disisi utara bangunan dengan pertimbangan dekat dengan kepadatan dan jalur utama yang memudahkan pengunjung untuk memasuki bangunan. Sedangkan bagi karyawan diletakkan disisi barat bangunan dengan pertimbangan kepadatan yang rendah agar menjamin keselamatan pekerja yang keluar masuk dan memudahkan pekerja untuk istirahat karena disisi barat bangunan terdapat warung makan.
5.1.4. Konsep Lanskap dan Vegetasi
Secara konseptual, perencanaan lanskap dan vegetasi dapat dimanfaatkan sebagai : 1. Mengurangi beban kebisingan yang masuk pada tapak.
2. Memberikan tambahan penghawaan alami. 3. Sebagai pembayang sinar matahari.
Pada arsitektur tropis penghijauan / vegetasi pada area bangunan akan manurunkan suhu panas sampai 30%, dan memberikan kesejukan dan keteduhan bagi bangunan. Selain itu juga dapat berfungsi untuk mengurangi polusi udara dan polusi suara.
102
Gambar 5.7 : Tata Hijau Ruang Luar Sumber : Analisis Penulis, 2014
Penataan vegetasi diletakkan pada bagian timur dan utara bangunan dengan pertimbangan vegetasi sisi timur sebagai buffer keluar site dikarenakan sisi timur bedekatan dengan perpustakaan internasional, sedangkan sisi utara sebagai buffer kedalam site karena tingkat kebisingan di utara site tinggi.
5.2. Konsep dalam Bangunan
5.2.1. Konsep Zonasi Ruang Dalam
Penyusunan ruang didasarkan pada kebutuhan pengunjung dan karyawan dalam penggunaan setiap harinya. Penyusunan ruang bangunan ini didasarkan pada fungsi ruang, dimana bagian sisi utara bangunan merupakan bangunan publik, kemudian diikuti semi publik dan private.
103
Gambar 5.8 : Konsep Zonasi Ruang Dalam
Sumber : Analisis Penulis, 2014
5.2.2. Konsep Ruang Dalam
Konsep ruang dalam meliputi zonasi dari ruang-ruang dalam bangunan, suasana yang diharapkan, skala dan proporsi, material dan tekstur, warna, serta sistem penghawaan.
Tabel 5.1 : Spesifikasi ruang dan Area Bangunan Pusat Modifikasi
Nama Area/Ruang
Aspek Arsitektural
Zonasi Suasana Skala & Proporsi
Material & Tekstur
Warna Penghawaan
Produksi
Minimalis Semi Private Aktif, ramai, bising Besaran ruang luas dan bebas hambatan Lantai keramik kasar, dinding beton, kayu dan
partisi
Warna Monokrom
Alami
Airbrush Private Aktif, bising, informal Besaran ruang luas dan bebas hambatan Lantai keramik kasar, dinding beton, kayu dan
partisi
Warna Monokrom
Alami
Modif Private Aktif, bising, informal Besaran ruang luas dan bebas Lantai keramik kasar, dinding beton, kayu dan
Warna Monokrom
104 hambatan partisi
Ekstrim Private Aktif, bising, informal Besaran ruang luas dan bebas hambatan Lantai keramik kasar, dinding beton, kayu dan
partisi Warna Monokrom Alami Konsep Bike & masal
Private Aktif, bising, informal Besaran ruang luas dan bebas hambatan Lantai keramik kasar, dinding beton, kayu dan
partisi
Warna Monokrom
Alami
Pendukung
Showroom Publik Aktif, ramai Besaran ruang luas dan bebas hambatan Lantai keramik halus, dinding beton, plafon gipsum Warna cerah menarik perhatian Buatan Konsep desain
Semi publik Aktif, kondunsif Skala kecil untuk berkonsultasi Lantai kerami, karpet, dinding beton, kayu, kaca,
plafon gypsum Warna sejuk Buatan Ruang tunggu Publik Informal, ramai Skala sedang untuk berinteraksi Lantai kerami, karpet, dinding beton, kayu, kaca,
plafon gypsum Warna sejuk Buatan Reseption & kasir Publik Informal, teratur Skala kecil di ruang besar Lantai keramik halus, dinding beton, plafon gipsum Warna cerah menarik Buatan
Office Private Formal,
kondunsif
Skala sedang Lantai keramik halus, dinding beton, plafon gipsum Warna sejuk Buatan Gudang motor & bahan baku
Private Tertutup Skala besar Lantai keramik kasar, dinding beton, kayu dan
partisi
Monokrom Alami
105 5.2.3. Konsep Pengolahan Ruang
5.2.3.1. Konsep Pengaturan Ruang Modifikasi / produksi
Pengaturan ruang modifikasi dicerminkan pada pengaturan letak alat-alat dan motor yang disesuaikan dengan ruang gerak montir. Berikut ini adalah pengaturan letak motor dan alat-alat perbengkelan pada setiap kelas modifikasi.
Tabel 5.2 : Pengaturan Ruang
Ruang Penyusunan Alasan
Modifikasi kelas minimalis - Susunan motor
berderet agar koordinasi antar montir lancar - peletakan alat-alat
pendukung berada di dekat motor agar memudahkan dalam bekerja
Modifikasi kelas airbrush - peletakan lemari
sebagai dinding partisi untuk penyimpanan body/part yang dilepas dari motor
- letak furniture
menguntungkan dalam melakukan gosok body, cat dan oven
106
Modifikasi kelas modif - peletakan motor di
bagian tengah ruang memudahkan dalam modeling/modifikasi - peletakan lemari
alat-alat disekeliling ruangan memudahkan dalam jangkauan montir dan mobilisasi
Modifikasi kelas ekstrim - memudahkan dalam
pembuatan/perakitan rangka
Modifikasi konsep desain dan masal
- memudahkan dalam pembuatan/perakitan rangka
107 5.2.3.2. Konsep Pengaturan Ruang Office
Pengaturan ruang kantor dicerminkan pada pengaturan letak dan jenis meja/furniture yang disesuaikan dengan ruang gerak. Berikut ini adalah beberapa pengaturan letak furniture pada ruang kantor.
Tabel 5.3 : Penyusunan Ruang
Penyusunan Alasan
- pemberian sekat/dinding membuat tingkat konsentrasi dalam bekerja tinggi
- memerlukan ruang/space yang cukup luas
- keprivasian terjaga
- konsentrasi dalam bekerja tinggi
- komunikasi/koordinasi dalam bekerja terjalin lancar dan mudah
- komunikasi antar staff terjalin dengan baik
- tingkat konsentrasi dalam bekerja rendah
- keprivasian staff kurang
Sumber : Analisis Penulis, 2014
5.2.3.3. Konsep Pengaturan Ruang Promosi/Showroom
Pengaturan ruang showroom berpengaruh dalam pemasaran dan promosi. Apabila pengaturan ruang menarik dan disesuaikan dengan ruang gerak pengunjung akan berdampak positif bagi showroom. Berikut ini pengaturan letak pada showroom.
108 Tabel 5.4 : Penyusunan Ruang
Penyusunan Alasan
- Ruang gerak pengunjung terpantau - memudahkan dalam melihat dan memilih
part/aksesoris modifikasi minimalis bagi pengunjung
Sumber : Analisis Penulis, 2014
5.3. Konsep Struktur
Konsep struktur merupakan hal yang paling mempengaruhi bentukan rancangan dari bangunan ini, struktur bangunan terdiri atas Sub Structure, Middle Structure, dan Upper Structure.
a. Sub Structure
Jenis tanah yang terdapat pada site merupakan tanah regosol yang memiliki ciri yaitu butiran kasar, belum menampakkan adanya perlapisan horisontal, warna bervariasi dari merah kuning; coklat kemerahan; dan coklat kekuningan. Daya dukung tanah regosol 2 kg/cm2, dengan potensi kembang kerut tanah 0,027. Dengan kondisi tanah seperti itu, sub structure atay struktur pondasi yang cocok digunakan adalah pondasi Bored Pile.
b. Middle Structure
Middle Structure atau struktur pada badan bangunan menggunakan sistem rigid frame atau portal kaku karena efisien untuk membentuk ruang fungsional.
c. Upper Structure
Struktur atap dirancang menggunakan sistem rangka (trusses) sebagai pembentuk dan penopang atap.
109 5.4. Konsep Utilitas
5.4.1. Sistem Pengkondisian Udara
a. Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami dengan sistem cross ventilation dan penambahan turbin ventilation yang digunakan pada area produksi dan service. Dalam sistem cross ventilation memiliki dua macam bukaan, yaitu :
Inlet, merupakan bukaan yang menghadap ke arah datangnya angin sehingga menangkap udara masuk ke ruangan.
Outlet, merupakan bukaan lain di dalam ruangan yang berfungsi mengeluarkan udara.
Gambar 5.9 : Inlet dan Outlet
Sumber : Analisis Penulis, 2014
Perletakan atau posisi bukaan inlet dan outlet dalam sistem cross ventilation dapat dibedakan menjadi dua jenis :
- Posisi diagonal (cross), diletakkan dengan posisi ini apabila angin datang secara tegak lurus ke arah bukaan.
110
Gambar 5.10 : Posisi Diagonal Sumber : Analisis Penulis, 2014
- Posisi berhadapan langsung, bukaan inlet dan outlet di letakkan pada posisi ini manakala angin datang bersudut atau tidak tegak lurus ke arah bukaan inlet.
Gambar 5.11 : Posisi Berhadapan Langsung Sumber : Analisis Penulis, 2014
Namun adakalanya perletakan bukaan ini tidak dapat disusun seperti teknik diatas, karena bidang yang mengarah keluar tidak saling berhadapan. Pada kondisi semacam ini, sistem cross ventilation tetap dapat digunakan dengan menambahkan sirip-sirip vertikal ditepi bukaan sebagai pengarah udara masuk atau keluar ruangan.
Gambar 5.12 : Sirip Vertikal Pada Cross Ventilation Sumber : Analisis Penulis,2014
111
Alternatif lain perletakan outlet adalah pada atap, posisi ini lebih efektif untuk mengeluarkan udara panas yang banyak berkumpul di bagian atas ruangan.
Gambar 5.13 : Outlet Pada Atap Sumber : Analisis Penulis,2014
Gambar 5.14 : Turbin Ventilation Sumber : google.com b. Sistem Penghawaan Buatan
Sistem penghawaan buatan digunakan pada area showroom dan kantor. Sistem yang digunakan adalah AC Central, pengkondisian udara biasa digunakan suhu 22-27Oc, kelembaban 40-60%, aliran udara 2,5-3,7m/s.
112
Gambar 5.15 : Skema Kerja AC Central Sumber : Materi Kuliah Utilitas, 2012
5.4.2. Sistem Pencahayaan
Sistem Pencahayaan alami
Dalam Bangunan Pusat Modifikasi Kendaraan Roda Dua ini sistem pencahayaan alami yang digunakan adalah :
1. Bangunan dengan bentuk yang ramping dengan permainan geometri menyerupai huruf L. Hal tersebut membuat cahaya dapat masuk melalui dua sisi bangunan.
2. Memajukan fasade bangunan agar terdapat bidang baru untuk masuknya cahaya alami.
3. Menggunakan Skylight 4. Menggunakan light pipe Sistem Pencahayaan Buatan
Secara umum terdapat empat teknik pencahayaan buatan pada ruangan :
1. ambient lighting, yaitu pencahayaan umum yang menyebar ke seluruh ruangan. 2. wall washer, yaitu pencahayaan untuk menyinari bagian dinding tertentu. 3. task lighting, yaitu pencahayaan untuk menerangi aktivitas tertentu. 4. accent lighting, yaitu pencahayaan untuk menonjolkan detail.
Tabel 5.5 : Sistem Pencahayaan Buatan
No Nama Ruang Teknik Pencahayaan Buatan 1 Modifikasi Minimalis ambient lighting, task lighting
113 2 Modifikasi Airbrush ambient lighting, task lighting
3 Modifikasi Modif ambient lighting, task lighting
4 Modifikasi Ekstrim ambient lighting, task lighting
5 Modifikasi Konsep Bike & masal ambient lighting, task lighting
6 Showroom ambient lighting
7 Konsep desain ambient lighting
8 Ruang tunggu ambient lighting
9 Reseption & kasir ambient lighting
10 Office ambient lighting
11 Gudang motor & bahan baku ambient lighting
Sumber : Analisis Penulis, 2014
5.4.3. Sistem Elektrikal
Sumber arus listrik pada bangunan berasal dari dua sumber, yaitu : sumber utama adalah PLN, dan genset sebagai sumber cadangan. Khusus untuk panel alarm menggunakan cadangan tenaga berupa UPS.
Gambar 5.16 : Skema Sistem Elektrikal
114 5.4.4. Sistem Sanitasi
a. Air Bersih
Sumber air bersih pada bangunan ini ada dua yaitu PDAM dan sumur bor. PDAM untuk kegiatan konsumsi dan MCK, sedangkan sumur bor untuk kegiatan produksi dan pengaman kebakaran.
Gambar 5.17 : Skema Distribusi Air Bersih PDAM
Sumber : Analisis Penulis, 2014
Gambar 5.18 : Skema Distribusi Air Bersih Sumur Bor
Sumber : Analisis Penulis, 2014
b. Air Kotor
Gambar 5.19 : Skema Pembuangan Air Kotor
115 5.4.5. Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal menggunakan tangga dan elevator barang, elevator barang digunakan untuk mengangkut bahan baku produksi.
5.4.6. Sistem Fire Protection
Bangunan industri modifikasi kendaraan roda dua menggunakan 3 sistem dalam pencegahan kebakaran.
Sistem Pencegahan Aktif
Sprinkler 5-6 m (25 m2 area), jarak 9m Fire Hydrant box tiap radius 40 m Sistem fire extinguisher tiap 20-25 m
Sistem pilar hidrant untuk luar bangunan (jarak max 75 m) dapat menjangkau 200 m
Sistem pengisyarat, untuk peringatan bahaya kebakaran Sistem Pencegahan Pasif
Menggunakan material tahan api Tangga darurat
Koridor darurat Lampu emergency Pengolahan Ruang Luar
Lebar ruas jalan disekeliling bangunan industri ini lebih dari 6 m, sehingga memungkinkan menjadi ruang evakuasi sementara dan dapat dilintasi oleh mobil pemadam kebakaran.
116
Gambar 5.20 : Alur Mobil Pemadam Kebakaran dan Evakuasi Sumber : Analisis Penulis, 2014
5.4.7. Sistem Keamanan
Berdasarkan tujuan dan fungsi pengamanan terhadap tindakan kejahatan, sistem keamanan dibedakan menjadi dua, yaitu menggunakan tenaga manusia atau security (bagian area produksi dan luar bangunan), dan CCTV (area showroom, office, dan gudang).
5.4.8. Sistem Pengolahan Limbah
Gambar 5.21 : Skema Pengangkutan Limbah Padat
Sumber : Analisis Penulis, 2014
Pusat modifikasi ini menghasilkan limbah padat yang berupa potongan pipa besi ataupun lempengan besi, sisa cat, gipsum, fiber, dll. Penanganan limbah pada bangunan ini hanya dilakukan dengan cara pemangkutan dan diolah di tempat dimana limbah-limbah tersebut dapat di proses.