• Tidak ada hasil yang ditemukan

Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba Berbasis SDGs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba Berbasis SDGs"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Collaborative Governance

dalam Program PPM

Minerba Berbasis SDGs

(2)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan yang dengan tanpa hak melakukan

pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentauk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(3)

Collaborative Governance

dalam Program PPM

Minerba Berbasis SDGs

(4)

Collaborative Governance

dalam

Program PPM Minerba Berbasis

SDGs

Diterbitkan pertama kali oleh CV Amerta Media

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang All Rights Reserved Hak penerbitan pada Penerbit Amerta Media

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari Penerbit

Anggota IKAPI

Cetakan Pertama : Januari 2021 15 cm x 23 cm

ISBN: 978-623-6555-87-3

Penulis :

1. Bambang Ari Satria 2. Rudiansyah Editor : Ratna Dhahita Desain Cover : Adji Azizurrachman Tata Letak : Ladifa Nanda Diterbitkan Oleh : CV. Amerta Media NIB. 0220002381476

Jl. Raya Sidakangen, RT 001 RW 003, Kel, Kebanggan, Kec. Sumbang, Banyumas 53183, Jawa Tengah.

Telp. 081-356-3333-24

Email: mediaamerta@gmail.com Website: www.penerbitbuku.id Whatsapp : 081-356-3333-24

(5)

Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba Berbasis SDGs||v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam tetap tercurah untuk baginda kita Nabi Muhammad SAW. Buku yang hadir di tengah pembaca ini merupakan suatu karya bersama sebagai hasil penelitian terkait dengan Collaborative Governance dalam Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sektor Mineral Batubara Berbasis SDGs, dengan studi kasus di Desa Mapur Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi model dalam tata kelola program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sektor tambang.

Penulis banyak berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kehadiran buku ini, khususnya PT Timah, TBK yang telah memberikan funding dari dana research untuk penelitian ini. Amerta Media yang telah berkenan menerbitkan buku sederhana ini, pemerintah Desa Mapur yang telah memberikan izin untuk melakukan research ini.

Sebagai penutup, penulis sampaikan selamat membaca buku referensi ini. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat dan bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat luas, pengambil kebijakan, peneliti, dosen, NGOs, dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam program PPM Minerba. Besar harapan akan masukan dan sarannya terhadap isi dari buku ini.

Sungailiat, 01 Januari 2021 Ttd.

(6)

vi||Bambang Ari Satria dan Rudiansyah

KATA PENGANTAR

uku Saudara Bambang Ari Satria ini merupakan kajian yang cukup menarik dalam hal paradigma, isu, dan pendekatan, berikut uraiannya.

Paradigma pembangunan berkelanjutan merupakan paradigma baru yang muncul pada tahun 1990-an. Paradigma ini diprakarsai oleh beberapa organisasi dunia antara lain WCED (1987), IUCN (1991), World Bank (1992), UNDP (1993). Munculnya paradigma ini didasari oleh permasalahan pembangunan yang cenderung mengabaikan aspek economy, social,

environment sebagai aspek penting kebutuhan hidup manusia.

Paradigma pembangunan berkelanjutan mengkritik pembangunan ekonomi yang menyisakan berbagai persoalan kerusakan lingkungan hidup, kesenjangan ekonomi, kemiskinan, peningkatan populasi yang tidak terkendali, pengangguran, kriminalitas, kekerasan sosial, perubahan iklim dan pemanasan global.

Beberapa organisasi pemerintah, perusahaan dan organisasi nirlaba telah mengadopsi paradigma tersebut sebagai panduan dalam kegiatan dan kebijakannya. Definisi pembangunan berkelanjutan telah menjadi subjek perdebatan dan konsensus tentang maknanya oleh beberapa lembaga dan pakar. Definisi pembangunan berkelanjutan menekankan aspek pemenuhan generasi saat ini dan mendatang, keberlanjutan sumber daya alam, mempromosikan kesejahteraan masyarakat dan ekosistem, pertumbuhan ekonomi disertai peningkatan tenagakerja, ekologi dan sosial.

Salah satu aktivitas yang mengintegrasikan pendekatan pembangunan berkelanjutan kedalam keputusan-keputusan strategis adalah industri ekstraksi primer. Manajemen yang tepat dalam pengelolaan sumber daya alam yang tak terbaharukan menjadi salah satu isu utama dalam perdebatan tentang pembangunan berkelanjutan. Alasannya antara lain sifat terbatasnya ketersediaan sumber daya alam akan menimbulkan

(7)

Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba Berbasis SDGs||vii

masalah-masalah akses masyarakat terhadap sumber daya alam, dampak lingkungan, dampak sosial pada masyarakat lokal terkait dengan aktivitas pertambangan.

Pengelolaan pertambangan tidak bisa dilakukan dengan stakeholders yang parsialistik tetapi harus holistik. Dalam konseptual, pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan kolaboratif. Pendekatan ini diharapkan mampu menyikapi berbagai persoalan sektor pertambangan yang dianggap tidak sustainable bagi kepentingan sosial dan ekonomi jangka panjang. Pelibatan berbagai pemangku kepentingan menjadi ciri mendasar dalam pendekatan

collaborative governance.

Buku yang berjudul “Collaborative Governance Dalam Program PPM Minerba Berbasis SDGs” merupakan kajian yang disusun berdasarkan hasil penelitian di lapangan. Walaupun sifatnya kasuistik tetapi dapat menjadi model implementatif untuk diterapkan dalam berbagai lokus dengan varian temuannya. Sesuai dengan pendekatannya, kajian ini mengusungkan kajian pengelolaan pertambangan dengan melibatkan berbagai pihak yang meliputi perwakilan dari lembaga, Filantropi dan Pelaku Usaha, Organisasi Kemasyarakatan dan Media, Akademisi dan Pakar serta Pemerintah Daerah.

Semoga buku ini dapat menjadi acuan penerapan SDGs di sektor pertambangan dan sektor lainnya Indonesia khususnya daerah yang memiliki basis sektoral pertambangan sebagai mesin pertumbuhan ekonominya. Buku ini juga dapat menginspirasi dalam upaya untuk meningkatkan kesejahterakan rakyat jangka panjang, dan sekaligus memberikan sumbangan terhadap komitmen untuk mendukung pembangunan global.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bambang Ari Satria sebagai salah satu akademisi dan Rudiansyah sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pahlawan 12 yang telah menyusun buku ini. Karya ini tentu akan menjadi sumbangsih pemikian yang sangat berarti tidak saja bagi pelaku tetapi juga bagi pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Semoga karya ini segera disusul

(8)

viii||Bambang Ari Satria dan Rudiansyah

dengan karya-karya lain untuk kemanfaatan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kepentingan praksis.

Sungailiat, 13 Januari 2021 Ttd.

Ketua STISIPOL Pahlawan 12

(9)

Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba Berbasis SDGs||ix

KATA SAMBUTAN

endorong peningkatan kapasitas masyarakat sekitar tambang, baik secara individual maupun kolektif agar tingkat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, mandiri dan berkelanjutan merupakan tujuan dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, sebagaimana merujuk pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 1824 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Bentuk komitmen pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat diwujudkan melalui berbagai program dan selalu memperhatikan tiga aspek yang saling berhubungan yaitu; aspek ekonomi, lingkungan dan sosial serta menempatkan fokus yang kuat menghormati hak asasi manusia terhadap orang, komunitas, budaya dan pentingnya kepercayaan serta keharmonisan masyarakat adat dan lokal setempat dengan melibatkan para stakeholders. Kesinambungan kegiatan perusahaan yang berkelanjutan dengan prinsip kemitraan multi pihak mengikuti standar etika bisnis dan perilaku sosial tertinggi berkontribusi terhadap kualitas hidup masyarakat menjadi semakin terstruktur dan terprogram serta relevan dengan Sustainable

Development Goals (SDGs) dan/atau tujuan pembangunan

berkelanjutan. Meski demikian, akses dan pemahaman mengenai Pelaksanaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat serta bentuk publikasi ilmiah belum banyak diketahui, sedikitnya ulasan dan referensi mengenai topik ini mungkin menjadi salah satu penyebabnya.

Oleh karenanya, apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim penulis yang akhirnya membuat buku sebagai hasil penelitian terkait dengan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Buku “Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba Berbasis SDGs” ini seperti mata air dari sedikitnya referensi mengenai Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat disektor tambang.

(10)

x||Bambang Ari Satria dan Rudiansyah

Hadirnya buku ini semoga memberi nilai tambah dan menjadi referensi dalam tata kelola dan pengembangan program PPM pada sektor tambang di Bangka Belitung khususnya serta bermanfaat bagi masyarakat luas dan stakeholder terkait. Selamat kepada Sdr. Bambang Ari Satria dan Rudiansyah atas hadirnya buku ini. Teruslah berkarya dan berperestasi untuk seluruh insan di bumi serumpun sebalai.

Pangkalpinang, 12 Januari 2021 Ttd.

(11)

Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba Berbasis SDGs||xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i TENTANG BUKU ... iv KATA PENGANTAR ... v KATA SAMBUTAN ... ix DAFTAR ISI ... xi Bab 1 Pengantar ... 1 Bab 2 Paradigma dan Analisis Kebijakan Administrasi Publik ... 9

Bab 3 Alasan Collaborative Governance dan Model-Modelnya ... 15

Bab 4 Upaya Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) ... 23

Bab 5 Pelaksanaan Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba ... 31

Bab 6 Faktor Pendukung dan Penghambat Collaborative Governance dalam Program PPM Minerba ... 37

Bab 7 Prioritas Program PPM ... 47

Bab 8 Pentingnya Komitmen dalam Pelaksanaan Program PPM ... 53

Bab 9 Pentingnya Kemitraan Multi Pihak ... 55

Bab 10 Pengelolaan Keuangan Bagi Perkembangan Berkelanjutan ... 59

(12)

xii||Bambang Ari Satria dan Rudiansyah Bab 11

Prinsip-Prinsip Kemitraan Multi Pihak (KMP) ... 61 Bab 12

Kontribusi Pertambangan Terhadap Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan... 63 Bab 13

Penutup ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 67 PROFIL PENULIS ... 70

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis konten, dengan prosedurnya ialah (1) peneliti mengumpulkan semua lirik lagu pada album “Moments” karya

Kondensor dan saluran air pendingin yang terbuat dari logam akan mudah menjadi korosi karena kontak secara terus menerus dengan air laut.. Pada dasarnya ada dua jenis korosi

Pertama, mengungkap dan menjelaskan sistem ajaran yang dikembangkan tarekat Qadiriyah Wan Naqsabandiyah dalam membentuk pemahaman Makna Hidup pada masyarakat di

Dari hasil penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor mempengaruhi dalam kegiatan Pendataan Keluarga Sejahtera yang sangat berpengaruh terhadap peroses pelaksanaan

Barang siapa setelah dilakukan suatu kejahatan dandengan maksud untuk menutupinya, atau untuk menghalang- halangi atau mempersukar penyidikan atau penuntutannya,

Prosedur yang kelimabelas adalah paraphrase (paraphrase). Dalam prosedur ini, kata Bsu yang tersirat diterjemahkan menjadi tersurat. Misalnya contoh yang diambil dari

Bagi Dispenda, perlu diadakannya pembinaan SDM (Sumber Daya Manusia terkait dalam membina pegawai untuk dapat lebih berkoordinasi dengan baik antar bidangnya, Dalam

Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran Berdasarkan beberapa pengertian