• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan akan diawali dan diakhiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan akan diawali dan diakhiri"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN PARKIR

Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan akan diawali dan diakhiri di tempat parkir, oleh karena itu ruang parkir akan tersebar ditempat asal perjalanan seperti garasi mobil, dihalaman dan ditujuan perjalanan seperti dipelataran parkir, gedung parkir ataupun ditepi jalan.

Parkir adalah tempat yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung kwndaraan dan kebutuhannya. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian yang bersifat tidak sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu.Tujuan fasilitas parkir adalah memberikan tempat istirahat kendaraan (Dirjen Perhubungan Darat,1998).

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang menginginkan kendaraannya mudah untuk dicapai.Oleh karena itu fasilitas perparkiran merupakan kebutuhan yang penting dari satu pergerakan lalu lintas di kawasan perkotaan.

Kebijakan perparkiran harus dilakukan secara konsisten,sehingga seluruh aspek dari kebijaksanaan tersebut diarahkan pada tujuan yang sama.

(2)

2.2 STANDAR KEBUTUHAN PARKIR

Kebutuhan area parkir berbeda antara yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan peruntukannya. Pada umumnya ada dua jenis peruntukan kebutuhan parkir, antara lain :

1. Kegiatan parkir tetap

Untuk kegiatan parkir jenis ini biasanya terdapat pada pusat perdagangan, perkantoran swasta atau pemerintahan, pasar swalayan, sekolah, tempat rekreasi, hotel dan rumah sakit.

2. Kegiatan parkir yang bersifat sementara

Biasanya kegiatan parkir yang hanya bersifat sementara terdapat pada bioskop, tempat pertunjukkan, tempat pertandingan olahraga dan tempat ibadah.

Standar kebutuhan luas area kegiatan parkir berbeda antara yang satu dengan yang lain, tergantung kepada beberapa hal antara lin pelayanan, tarif yang diberlakukan, ketersediaan ruang parkir, tingkat pemilikan kendaraan bermotor, tingkat pendapatan masyarakat. Kegiatan dan standar-standar kebutuhan parkir adalah sebagai berikut :

1. Pusat perdagangan

Parkir di pusat perdagangan dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu pekerja yang bekerja di pusat perdagangan tersebut dan pengunjung. Pekerja biasanya parkir untuk jangka panjang dan pengunjung umumnya jangka pendek. Karena tekanan penyediaan

(3)

ruang parkir adalah untuk pengunjung, maka kriteria yang digunakan sebagai acuan penyediaan ruang parkir adalah luas area kawasan perdagangan.

Tabel 2.1 Kebutuhan SRP di Pusat Perdagangan Luas Area Total

(100 m2)

10 20 50 100 500 1000 1500 2000

Kebutuhan (SRP)

59 67 88 125 415 777 1140 1500

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 2. Pusat Perkantoran

Parkir di pusat perkantoran mempunyai ciri parkir jangka panjang, oleh karena itu penentuan ruang parkir di pengaruhi oleh jumlah karyawan yang bekerja di kawasan perkantoran tersebut.

Tabel 2.2 Kebutuhan SRP di Pusat Perkantoran

Jumlah Karyawan 1000 1500 2000 2500 3000 4000 Kebutuhan (SRP) Administrasi 235 237 239 240 242 246 Pelayanan Umum 288 290 291 293 295 298

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

3. Pasar Swalayan

Parkir di pusat perdagangan dikelompokan dalam dua kelompok, yaitu pekerja yang bekerja di pusat perdagangan tersebut dan pengunjung. Pekerja yang biasanya parkir untuk jangka panjang dan pengunjung

(4)

umumnya jangka pendek. Karena tekanan penyediaan ruang parkir adalah untuk pengunjung, maka kriteria yang digunakan sebagai acuan penyediaan ruang parkir adalah luas area kawasan perdagangan.

Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di Pasar Swalayan Luas Area Total

(100 m2)

50 75 100 150 200 300 400 2000

Kebutuhan (SRP)

225 250 270 310 440 520 600 1050

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 4. Pasar

Pasar mempunyai karateristik yang hampir sama dengan pusat perdagangan ataupun pasar swalayan, walaupun kalangan yang mengunjungi pasar lebih banyak dari golongan menengah kebawah.

Tabel 2.4 Kebutuhan SRP di Pasar Luas Area Total

(100 m2)

40 50 75 100 200 300 400 500 1000

Kebutuhan (SRP)

160 185 240 300 520 750 970 1200 2300

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 5. Sekolah/ Perguruan Tinggi

Parkir di sekolah/ Perguruan tinggi dikelompokkan menjadi dua yaitu pekerja/dosen/guru yang bekerja di sekolah atau perguruan tinggi tersebut dan mahasiswa. Pekerja/dosen/guru umumnya parkir untuk jangka panjang sedangkan siswa/mahasiswa parkir untuk jangka

(5)

panjang bagi mereka yang memakai kendaraan sendiri. Jumlah kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah siswa/mahasiswa.

Tabel 2.5 Kebutuhan SPR di Sekolah/Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa (100 orang) 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Kebutuhan (SPR) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 6. Tempat Rekreasi.

Kebutuhan parkir di tempat rekreasi di pengaruhi oleh daya tarik tempat tersebut. Biasanya pada hari-hari libur, kebutuhan parkir meningkat dari hari kerja. Perhitungan kebutuhan didasarkan pada luas area tempat rekreasi.

Tabel 2.6 Kebutuhan SRP di tempat Rekriasi Luas Area Total

(100 orang)

50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400

Kebutuhan (SRP)

103 109 115 122 146 196 295 494 892

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 7. Hotel dan Tempat Penginapan

Kebutuhan ruang parkir di hotel dan penginapan bergantung kepada tarif sewa kamar yang diberlakukan dan jumlah kamar serta kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, pesta kawin yang diadakan di hotel tersebut.

(6)

Tabel 2.7 Kebutuhan SRP di Hotel/ Tempat Penginapan Jml Kamar (buah) 100 150 200 250 350 400 550 550 600 Tarif Standar ($) 100-150 154 155 156 158 161 162 165 165 167 150-200 300 450 476 477 480 481 484 485 487 150-200 300 450 600 798 799 800 803 804 805 200-250 300 450 600 1050 1050 1119 1122 1124 1425 Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

8. Rumah Sakit

Seperti halnya hotel, kebutuhan ruang parkir di rumah sakit tergantung kepada tarif rumah sakit yang diberlakukan dan jumlah kamar.

Tabel 2.8 Kebutuhan SRP di Rumah Sakit Jumlah Tempat Tidur (buah) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000 Kebutuhan ( SRP ) 97 100 104 111 118 132 146 160 230

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat ( 1998 )

9. Bioskop / Tempat Pertunjukan

Ruang parkir di bioskop / gedung pertunjukan sifatnya sementara dengan durasi antara 1,5 sampai 2 jam saja dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kapasitas pintu keluar yang besar. Besarnya kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah temmpat duduk.

(7)

Tabel 2.9 Kebutuhan SRP di Bioskop / Tempat Pertunjukan Jumlah Tempat Duduk ( buah) 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 Kebutuhan ( SRP ) 198 202 206 210 214 218 222 227 230

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat ( 1998 ) 10. Gelanggang Olah Raga

Ruang Parkir di gelanggang olah raga sifatnya sementara dengan durasi antara 1,5 sampai 2 jam saja dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kapisitas pintu keluar yang besar. Besarnya kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah tempat duduk.

Tabel 2.10 Kebutuha SRP di Gelanggang Olahraga Jumlah Tempat Duduk (buah ) 40 50 60 70 80 90 100 150 Kebutuhan ( SRP ) 235 290 340 390 440 490 540 790

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat ( 1998 )

2.3 JENIS PARKIR

2.3.1 Parkir Pada Badan Jalan (on street parking)

Jenis parkir pada badan jalan akan menurunkan kapasitas jalan, karena mengambil sebagian dari badan jalan yang digunakan sebagai prasarana untuk berparkir dan sangat merugikan bagi

(8)

W M L A D Garis Kereb J Kendaraan Masuk

pengguna jalan. Dengan demikian kemacetan dan penyempitan lebar badan jalan sangatlah sering terjadi, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan lokasi parkir pada badan jalan, antara lain :

1. sepanjang 25 m sebelum dan sesudah persimpangan 2. Sepanjang 6 m sebelum dan sesudah bangunan gedung

3. Sepanjang 6 m sebelum dan sesudah kran pemadam kebakaran 4. Sepanjang 6 m sebelum dan sesudah tempat penyebrangan 5. Sepanjnag 25 m sebelum dan sesudah tikungan tajam 6. Sepanjang 50 m sebelum dan sesudah jembatan

7. Sepanjang 100 m sebelum dan sesudah perlintasan sebidang

Gambar 2.1 Desain ruang parkir pada badan jalan Sumber : Direktorat BSLLAK, (1998) Keterangan:

A. Lebar efektif parker (m) D. Ruang parkr efektif (m) M. Ruang manuver (m) W. Lebar jalan total (m) L. Lebar jalan efektif (m)

(9)

A D = 900

E B C

9 m

J. Lebar pengurangan ruang manuver (m) Pola Pikir Menyudut :

Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang parkir manuver berlaku untuk jalan kolektor dan jalan berdasarkan besar sudut sebagai berikut :

Gambar 2.2 Ukuran lebar ruang parkir tergak lurus 900 Sumber : B SLLAK, ( 1998 )

Tabel 2.11 Pola Parkir 900

Gol Kend A (m) B (m) C (m) D (m) E (m) Gol I Golo II Gol III 2.3 2.5 3.0 2.3 2.5 3.0 -5.4 5.4 5.4 11.2 11.2 11.2

Sumber : Direktorat B SLLAK (1998)

Tabel 2.12 Pola Parkir 300 Gol Kend A (m) B (m) C (m) D (m) E (m) Gol I Gol II Gol III 2.3 2.5 3.0 4.6 5.0 6.0 3.45 4.30 5.35 4.70 4.85 5.0 7.6 7.75 7.9

(10)

Tabel 2.13 Pola Parkir 450 Gol Kend A (m) B (m) C (m) D (m) E (m) Gol I Gol II Gol III 2.3 2.5 3.0 4.6 3.7 4.5 2.5 2.6 3.2 5.6 5.65 5.75 9.3 9.35 9.45

Sumber : Direktorat B SLLAK ( 1998 )

Tabel 2.14 Pola Parkir 600 Gol Kend A (m) B (m) C (m) D (m) E (m) Gol I Gol II Gol III 2.3 2.5 3.0 2.9 3.0 3.7 1.45 1.5 1.85 5.95 5.95 6.0 10.55 10.55 10.6

Sumber : Direktorat B SLLAK ( 1998 )

Keterangan :

A = Lebar ruang parkir (m) B = Lebar kaki ruang parkir (m) C = Selisih panjang ruang parkir (m) D = Ruang parkir efektif (m)

(11)

2.3.2 Parkir Di Luar Badan Jalan ( Off Street Parking )

Jenis parkir pada area di di luar badan jalan merupakan jenis parkir yang efektif dan tidak mengganggu pengguna jalan, misalnya jenis parkir pelataran (permukaan tanah), parkir bawah tanah (basement) dan parkir gedung. Jenis parkir pada luar badan jalan tersebut memerlukanpertimbangan ekonomi maupun operasional. Dalam rangka mengantisipasi dan untuk menghindarkan timbulnya tempat-tempat parkir liar di jalan, dalam setiap pembangunan gedung, baik berupa gedung milik pemerintah mauun gedung milik swasta, khususnya gedung bertingkat, maka di wajibkan untuk mentediakan ruang parkir yang memadai sesuai dengan standar yang telah di tentukan berdasarkan luas lantai parkiryang tersedia. Ukuran yang baik dan kemudahan sirkulasi adalah lebih penting dari pada mencoba untuk memaksa menyelipkan sedikit tambahan ruang parkir kedalamnya. Ukuran dan topografi daerah sering di jadikan acuan rancangan terbaik untuk menjadi tempat parkir, berikut desain perancangan parkir :

A. Ukuran Ruang Parkir, Ukuran Celukan dan Lebar Gang Parkir

Prinsipnya adalah sama dengan parkir pada badan jalan akan tetapi penggunaan ruang parkir tersebut menggunakan system pola parkir menyudut berfungsi untuk efesiensi lahan.

B. Sistem Sirkulasi, Lebar Jalan Landai, Kelandaian dan Radius Belokan Bebas Atas.

(12)

Ruang sirkulasi tidak boleh di pergunakan untuk parkir dan harus di perkecil. Kecepatan dan kapasitas dapat di perkirakan dari pertimbangan – pertimbangan praktis. Kapasitas rencana harus tergantung pada arus yang di hasilkan dari volume parkir dan lamanya parkir.

C. Pengaturan Masuk dan Keluar, Karcis dan Pembayaran Pintu masuk dan pintu keluar harus di tempatkan sejauh mungkin dari persimpanan – persimpanan jalan, dan harus memiliki jarak pandang yang memadai. Pada pintu masuk dan keluar membutuhkan desain yang hati – hati untuk kapasitas dan geometric.

Khususnya jika suatu jumlah parkir kendaraan cepat menjadi penuh dan kosong. Jalan masuk ke tempat parkir biasanya termasuk penyerahan transaksi pembayaran dan pengambilan karcis parkir yang menggunakan senggang waktu antrian. Gardu karcis yang telah di desain dengan demikian rupa untuk menghindari antrian kendaraan yang panjang pada jalan umum. Panjang antrian dapat di ramalkan dan panjang antrian di luar pintu masuk harus di sediakan untuk mempertemukan kapasitas arus yang yang perlukan. Prinsip desain pada pintu masuk dan keluar ialah harus mengikut serta perhitungan jumlah kendaraan, sehingga tidak ada kendaraan lain di perbolehkan masuk apabila ruang parkir sudah penuh.

(13)

D. Akses Pejalan Kaki E. Penerangan

Penerangan yang cukup memadai adalah sangat di butuhkan baik untuk pengemudi kendaraan maupun untuk alasan keamanan.

F. Rambu dan Marka

Rambu dan marka jalan sangat di perlukan untuk mengetahui: - Arah sirkulasi kendaraan

- Arah jalan keluar kendaraan

2.3.3 Lokasi Parkir

A. Prarkir Pelataran

Sudut parkir paling ekonomis menurut buku picnataro tahun 1973 adalah sudut 900dengan petak ruang parkir berukuran 2.6 m x 5.5 m atau 8.5 ft x 18 ft untuk ukuran parkir ini di perlukan minimal ruang manuver ( perputaran maju dan mundur ) kendaraan satu arah 3.7 m ( 12 ft ) dan untuk manuver 2 arah di perlukan ruang manuver 7.3 m ( 24 ft ).

Parkir pelataran biasanya dapat menampung 350 s/d 500 kendaraan / ha. Tata letak harus sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat di parkir satu gerakan tanpa pengemudi kendaraan kehabisan tempat manuver kendaraan. Menerut buku F.D Hobbs edisi 1995 pengguna area parkir yang efesien dan dapat di capai dengan cara mobil berjalan mundur

(14)

ketempat parkir dengan sudut kemiringan 900 dengan aturan lebar gang sepanjang 6 m yang memungkinkan arus lalu lintas dua arah dan ukuran tempat parkir 5.5 m x 2.5 m, maka luas yang di butuhkan untuk sebuah mobil adalah 21,25 m. Ukuran tersebut sudah termasuk setengah dari luas gang jalan yang masuk berdekatan dengan tempat parkir tersebut. Untuk gerakan sederhana kendaraan berjalan kemuka menuju tempat parkir, efesien maksimum di peroleh dengan menggunakan sudut parkir 900.

Gambar 2.3 Denah Parkir Peralatan Sudut 90o

Sumber : Picnataro, buku edisi tahun 1973

Kebutuhan dasar sirkulasi lalu lintas berupa jalan menuju keseluruhan tempat parkir harus sependek mungkin dan gerakan lalu lintas harus tersebar cukup merata untuk mencegah kemacetan,

K E N D K E N D D : 18 F1 W : 24 F1 D : 18 F1 L : 60 F1

(15)

terutama sekali pada saat sibuk. Ruang parkir mungkin harus di korbankan untuk mempertinggi efensiensi operational.

Gambar 2.4 Sirkulasi lalu lintas parkir yang baik Sumber : FD. Hobbis, tahun 1993

B. Parkir Bawah Tanah (Basement)

Parkir garasi bawah tanah hampir sama dengan parkir garasi bertingkat akan tetapi jenis parkir bawah tanah terletak dibawah tanah dan biasanya dibawah gedung bertingkat yang terdapat di kota besar yang jual lahan tanahnya cukup tinggi. Keuntungan parkir bawah tanah adalah efesiensi ruang akan tetapi biaya pembuatan parkir bawah tanah sangatlah mahal. Keluar

(16)

2.4. UKURAN SATUAN RUANG PARKIR

Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan, termasuk ruang bebas dan lebar bukaan pintu. Dapat pula dikatakan bahwa SRP merupakan ukuran kebutuan ruang untuk parkir suatu kendaraan dengan nyaman dan aman dengan besaran ruang yang seefisien mungkin. (Munawar, 2006).

Tabel 2.15 memperhatikan penentuan SRP berdasarkan tiga jenis kendaraan dan untuk penumpang dibagi lagi menjadi tiga golongan.

Tabel 2.15 Penentuan Ruang Parkir

No Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m2) 1

2 3 4 5

Mobil penumpang golongan I Mobil penumpang golongan II Mobil penumpang golongan III

Bus/Truk Sepeda Motor 2.30 x 500 2.50 x 5.00 3.00 x 5.00 3.40 x 12.50 0.75 x 2.00 Sumber : Departemen Perhubungan, 1998

(17)

Keterangan :

B = Lebar kendaraan

L = Panjang kendaraan

O = lebar bukaan pintu

A1/a2 = jarak bebas depan/belakang

Gambar 2.5 Satuan Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang

2.5 WAKTU PARKIR

Menurut Baeward J.E, pemarkiran kendaraan dapat digolongkan berdasarkan lamanya waktu parkir, sebagai berikut :

1. Parkir waktu singkat (short parking) yaitu lamanya kendaraan menggunakan ruang parkir selama 5 menit s/d 2 jam.

2. Parkir waktu sedang (middle parking) yaitu lamanya kendaraan menggunakan ruang parkir selama 2 jam s/d 4 jam.

3. Parkir waktu lama (long parking) yaitu lamanya kendaraan menggunakan ruang parkir selama lebih dari 4 jam.

2.6 TATA LETAK PARKIR/ BENTUK POLA PARKIR

Kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam mendesain tempat parkir adalah sebagai berikut :

Gol I B=1,70 O=0,55 R=0,05 Gol II B=1,70 O=0,75 R=0,05 Gol III

(18)

- Rencana Umum Tata Ruang Kota dan Daerah

- Keselamatan dan kelancaran arah lalu lintas kendaraan - Kelestarian lingkungan

- Kemudahan bagi pengguna jasa - Tersedianya tataguna lahan

- Letak antara jalan dan akses utama dan daerah yang dilayani.

1. Parkir paralel/sejajar, mengurangi lebar efektif badan jalan sepanjang 2.5 meter (8ft).

N = L/22 (2.1)

Gambar 2.6 Pola parkir parallel 22

Kendaraan Kendaraan Kendaraan

22 22 8 18 18 C U R B

(19)

2. Parkir dengan sudut kemiringan 30o mengurangi lebar efektif badan jalan sepanjang 5 meter (16ft).

N = L-2,8/17 (2.2)

Gambar 2.7 Pola parkir sudut 300

3. Parkir dengan sudut kemiringan 450 mengurangi lebar efektif badan jalan sepanjang 5.7 meter (18.7ft).

Gambar 2.8 Pola parkir sudut 450 L 17 C U R B 17 17 16.4 18 8.5 L 17 C U R B 17 17 16.4 8.5 8.5

(20)

4. Parkir dengan sudut kemiringan 600 mengurangi lebar efektif badan jalan sepanjang 6 meter 919.8ft).

Gambar 2.9 Pola parkir sudut 600

5. Parkir dengan sudut kemiringan 900 mengurangi lebar efektif badan jalan sepanjang 5.5 meter (18 ft).

Gambar 2.10 Pola parkir sudut 900 L 9.8 C U R B 9.8 19.8 18 8.5 9.8 9.8 37 37 C U R B 43 K E N D K E N D K E N D K E N D 18

(21)

2.7 TEORI PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG PARKIR

Banyaknya kendaraan yang dapat ditampung dalam lokasi persatuan panjang jalan tergantung dari cara pengemudi memarkir kendaraan. Mnurut BP. Parkir DKI, untuk menentukan daya tamping parkir kendaraan dengan pola parkir sejajar dan menyudut menggunakan rumus sebagai berikut :

Sejajar dengan jalan, rumus : N=L6.7 1. Membuat sudut dengan jalan

- Sudut 30 derajat, rumus : N= L-0.9/5.2 - Sudut 45 derajat, rumus ; N= L-20/3.7 - Sudut 60 derajat, rumus : N= L-20/3.7 - Sudut 90 derajat, rumus : N= L/2.5

Gambar 2.11 Desain parkir parallel

Contoh perhitungan N = jumlah kendaraan parkir L = Panjang jalan dalam meter 100 meter untuk parkir sudut 300 diketahui N =100/5.2 = 20

6.7 M 6.7 M 6.7 M

KEND KEND KEND 5.5

(22)

kendaraan, maka didapat untuk parkir satu sisi jalan =20 kendaraan/ 100m dan untuk parkir 2 sisi jalan = 40 kendaraan/100m.

Tabel 2.16 Bagian jalan yang dipakai untuk posisi parkir Lebar tempat parkir (m) Sudut kemiringan parkir Lebar jalan yang terpakai (m) Lebar jalan minimum (m) Lebar jalan yang digunakan (m) 2.6 300 5.2 8.00 5.2 2.6 450 5.7 9.00 3.7 2.6 600 6.0 11.5 3.0 2.6 900 5.5 13.1 2.6 Parallel 2.6 5.50 6.7

Sumber : Pb Parkir DKI Jakarta.

Tabel 2.17 Lebar Jalur Gang Satuan Ruang Parkir

SRP 300 Satu Arah 300 Dua Arah 450 Satu Arah 450 Dua Arah 600 Satu Arah 600 Dua Arah 900 Satu Arah 900 Dua Arah Mobil penumpang 2.5 x 5.0 6.0* 3.0* 3.0* 6.0* 5.1* 6.0* 6.0* 8.0* 8.0** Mobil Penumpang 2.5 x 5.0 6.5* 3.5* 3.5* 6.5* 5.1* 6.5* 6.5* 8.0* 8.0** Sepeda motor penumpang 2.5 x 5.0 6.0* 3.0* 3.0* 6.0* 4.6* 6.0* 6.0* 1.6* 1.6** Bus truck 2.5 x 5.0 6.5* 3.5* 3.5* 6.5* 4.6* 6.5* 6.5* 9.0** Keterangan : * = Lokasi parker tanpa fasilitas pejalan kaki

** = Lokasi parker dengan fasilitas pejalan kaki Sumber : BSSLLAK, 1998

(23)

2.8 SISTEM PARKIR

Ada beberapa jenis system parkir diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Park and work

Park and work adalah system parkir dimana pelaku perjalanan memarkirkan kendaraannya disuatu lahan parkir dan selanjutnya berjalan kaki untuk mencapai tujuannya, mengingat jarak tempuh dengan berjalan kaki relative pendek seperti pusat pertokoan dan perkantoran.

2. Kiss and ride

Sistem kiss and ride dipakai untuk mengantar dan menjemput menuju dan datang pada suatu tempat kegiatan. Menaikan dan menurunkan penumpang dipagi hari tidak banyak menimbulkan masalah yang berarti, namun masalah besar baru ada pada siang hari, sore hari menjelang malam hari pada saat menunggu kedatangan. Maka system parkir tersebut akan mengganggu lalu lintas disekitarnya yang pada akhirnya mengakibatkan kemacetan.

3. Park and ride

Sistem park and ride dapat diartikan dengan pengendara yang akan memarkirkan kendaraannya karena parkir pada waktu periode tertentu atau dalam periode waktu yang lama dikarenakan pengendara memiliki tempat tinggal yang jauh diluar kota kemudian melanjutkan perjalanannya dengan angkutan umum baik kereta api maupun bis menuju tujuannya.

(24)

2.9 SURVEY INVENTARISASI PERPARKIRAN 2.9.1 Survey Data Sediaan (Supply)

Inventarisasi ruang parkir dapat digunakan untuk menentukan fasilitas ruang parkir yang tersedia dan dibutuhkan sebagai dasar untuk melaksanakan survey kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan dan merencanakan ruang parkir yang dibutuhkan. Inventarisasi ini merinci jenis parkir (on street parking atau off street parking), persediaan parkir yang ada dan pelayanan pengoperasian parkir serta pembatasan parkir.

2.9.2 Survey Permintaan Kebutuhan Parkir (Demand)

Hal utama dalam pengukuran krakteristik parkir yang digunakan dalam survey :

a. Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang diparkir disuatu tempat pada waktu tertentu. Jumlah kendaraan parker dari waktu ke waktu cenderung berbeda, karena adanya kendaraan yang datang dan pergi setiap waktunya.

b. Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang masuk area parkir pada periode tertentu biasanya 1 (satu) hari dalam hitungan menit atau jam.

c. Kapasitas parkir adalah jumlah keseluruhan kendaraan yang menggunakan fasilitas parkir, biasanya dihitung dalam kendaraan yang parkir periode waktu tertentu.

(25)

d. Indeks parkir adalah pengganti parkir/ tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dengan membagi volume parkir untuk suatu periode waktu dengan luas parkir atau jumlah ruang parkir.

Indeks Parkir = Akumulasi Jumlah Kendaraan x 100 % Kapasitas ruang Parkir Total

e. Durasi parkir adalah dimana lamanya waktu parkir kendaraan dalam suatu lokasi dihitung dalam hitungan menit/jam dan lamanya parkir dapat dilihat dari perhitungan antara waktu masuk kendaraan dan waktu keluar kendaraan.

Durasi Parkir rata-rata =∑ ( Durasi Parkir x Jumlah kendaraan) Jumlah Total Kendaraan

f. Angka pergantian parkir / Parking turn Over (PTO) adalah tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dengan membagi volume parkir terhadap luas ruang parkir untuk periode tertentu.

PTO = Volume Parkir________ Jumlah total kapasitas parkir

Survey kebutuhan parkir umumnya untuk mengumpulkan data yang ada sehingga ukuran kebutuhan parkir yang diinginkan dapat sesuai dengan penyediaan ruang parkir. Hal-hal yang penting

(26)

dalam permintaan ruang parkir adalah kenyataan bahwa akumulasi yang ditunjukan dengan cara perhitungan dipakai untuk kerangka pengendalian parkir, survey parkir lebih rinci perlu dilakukan dalam waktu yang lebih panjang yaitu dalam periode beberapa hari.

2.9.3 Survey Parkir Patroli a. Tujuan

 Untuk menentukan karakteristik parkir sepanjang hari dan terutama pada saat puncak penggunaan ruang parkir  Untuk menentukan besarnya kepadatan parkir (baik waktu

maupun daerah) dan bagaimana kepadatan ini dapat disebarkan pada masa yang akan datang.

 Untuk merencanakan sistem pengendalian parkir yang selektif di jalan dalam rangka mengefisienkan penggunaan ruang jalan terhadap persaingan antara arus lalu lintas dan kendaraan yang parkir.

 Untuk membedakan antara pemarkir jangka pendek dan panjang dengan tujuan untuk menyediakan fasilitas parkir untuk segala tujuan.

 Untuk memeriksa sistem pengamatan dan penindakan terhadap sistem pengendalian parkir yang digunakan.  Untuk mengumpulkan data sebagai dasar dalam

(27)

parkir di masa akan datang dan tempat parkir yang digunakan serta untuk merencanakan suatu kebijaksanaan perpakiran yang sifatnya menyeluruh.

 Untuk menentukan masalah khusus yang terjadi pada saat memuat dan membongkar barang

 Untuk menentukan kejadian yang khusus dari cara memarkirkan kendaraan yang berbahaya.

b. Metode

 Membagi daerah zone-zone dan daerah parkir kedalam daerah patroli sedemikian rupa sehingga dapat dijalankan oleh satu orang pelaksana survey dalam waktu kurang dari 15 menit, 30 menit atau frekuensi patroli yang dibutuhkan.  Surveyor berjalan di daerah patrol tersebut dengan

mencatat informasi rinci mengenai kendaraan yang parkir yang biasanya mencakup nomor pelat kendaraan, jenis kendaraan pada setiap periode waktu 15 menit.

 Survey ini biasa dilakukan selama satu hari dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam atau lebih lama lagi untuk tempat-tempat dimana kegiatan berakhir sesudah jam 7.

c. Analisa Data

Data berikut ini dapat dihitung : akumulasi, volume, angka pergantian parkir, durasi parkir, indeks parkir.

d. Keuntungan

(28)

 Memberikan data yang luas dengan usaha minimum e. Kerugian

Tidak mensurvey maksud dari parkir atau tempat asal dantujuan kendaraan yang sebenarnya.

2.9.4 Survey Parkir Kordon a. Tujuan

 Untuk mengukur akumulasi kendaraan pada daerah studi, terutama pada puncak akumulasi, agar dapat menentukan prestasi dari tempat parkir tersedia yang sedang digunakan pada saat itu.

 Untuk menentukan akumulasi kendaraan selama jam sibuk ketika arus lalu lintas juga tertinggi

 Untuk mengukur total kapasitas ruang per jam yang dibutuhkan dalam satu hari.

b. Metode

 Gambar garis kordon yang melingkari daerah studi

 Mulailah periode survey dengan menghitung seluruh kendaraan yang diparkir dalam daerah studi

 Secara serentak mulailah menghitung semua kendaraan yang masuk dan keluar daerah studi pada semua jalan. Periode waktu 5 - 30 menit adalah yang umum digunakan tergantung dari persoalan perparkiran.

(29)

c. Analisa Data

Untuk mengetahui jumlah kendaraan yang parkir di daerah studi tambahkan jumlah kendaraan yang memasuki daerah studi tersebut melalui seluruh jalan yang ada pada masing-masing periode waktu dengan jumlah total dari kendaraan yang meninggalkan daerah itu pada saat yang bersamaan.

d. Keuntungan

 Sederhana untuk di laksanakan membutuhkan sedikit staf yang terlatih

 Memberikan suatu ukuran yang sederhana terhadap persoalan parkir

e. Kerugian

 Tidak ada informasi mengenai lokasi parkir, lamanya parkir, tujuan dan lain-lain

 Metode ini tidak membedakan antara kendaraan yang bergerak dan yang di parkir di dalam daerah studi.

2.10 PERAMALAN PERMINTAAN PARKIR (Demand Parkir)

Permintaan parkir cenderung meningkat dari tahun ke tahun, untuk itu perlu di ketahui factor – factor yang dapat mempengaruhi permintaan akan parkir, berikut ini akan di kemukakan beberapa faktor :

Pergerakan kendaraan yang mendatangi kawasan terminal 2 (Internasional) bandara Soekarno Hatta memiliki beberapa keperluan di antaranya adalah

(30)

 Pengunjung yang hendak berangkat atau tiba melalui terminal 2  Pegawai dan karyawan

 Kendaraan umum yang mencari penumpang ( taksi, damri ), mobil penjemput. Dari beberapa hal tersebut di atas aktifitas yang paling mempengaruhi demand parkir adalah pengunjung yang datng untuk melakukan aktifitas, mengantar atau menjemput penumpang dari terminal 2.3

Untuk meramalkan demand parkir pada terminal 2 bandara Soekarno Hatta ada bebrapa cara yang di lakukan di antaranya adalah :

2.10.1 Analisa korelasi

Analisa korelasi yaitu korelasi R ( meningkat atau menurunnya jumlah kebutuhan parkir kendaraan yang di jelaskan oleh hubungan linier ) yang di gunakan untuk mengukur derajat hubungan antara variabel yang dapat di tentukan dari model regresi linier berganda.

Peramalan demand parkir dapat di lakukan dengan suatu persamaan regresi linier berganda di mana hubungan antara jumlah parkir kendaraan dan jumlah penumpang dari persamaan regresi tersebut dapat di ketahui jumlah parkir kendaran untuk yang akan datang.

R2= b1∑X1Y+b2∑X2Y ∑Y12 Y = a + b1X1+ b2X2

(31)

Dimana :

Y = Jumlah kendaran parkir X1= Jumlah kendaraan masuk X2= jumlah kendaraan keluar A, b1,b2= koefisien-koefisien regresi

2.10.2 Analisa Studi Banding ( Comparison Method )

Metode ini sering di gunakan khususnya dalam pengembangan suatu tata guna lahan. Metode ini dalam memprediksi hanya melakukan perbandingan dari tata guna lahan yang akan di bangun dengan tata guna lahan yang sudah ada di daerah penelitian, dengan menggunakan rumus pertumbuhan maka dapat di ramalkan kebutuhan parkir yang akan datang.

P1= P0( 1 + 1 )n Di mana :

P1 = Jumlah pergerakan kendaraan pada tahun target P0 = Jumlah kendaraan pada tahun dasar

1 = Jumlah pertumbuhan lalu lintas

Gambar

Tabel 2.2 Kebutuhan SRP di Pusat Perkantoran
Tabel 2.4 Kebutuhan SRP di Pasar Luas Area Total
Tabel 2.6 Kebutuhan SRP di tempat Rekriasi Luas Area Total
Tabel 2.7 Kebutuhan SRP di Hotel/ Tempat Penginapan Jml Kamar (buah ) 100 150 200 250 350 400 550 550 600 Tarif Standar ($) 100-150 154 155 156 158 161 162 165 165 167150-200300450476477480481484485487 150-200 300 450 600 798 799 800 803 804 805 200-250 30
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: (1) desain pembelajaran sistem kontrol elektropneumatik berbasis programmable logic controller mendapatkan nilai

Kefir mempunyai kandungan asam organik (asam laktat dan asam asetat), selain kefir yang baik untuk perawatan kulit wajah dengan kandungan asam laktat, terdapat

- Kota Medan merupakan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak di sebabkan karena jumlah populasi penduduk bertambah dan kebutuhan akan pendudukpun

berkelanjutan yang dimiliki suatu or- ganisasi lain, karena keunggulan ter- sebut merupakan sumber daya yang su- lit untuk ditiru dan menjadi ciri khas dari

Lambang yang banyak digunakan dalam komunikasi dakwah ialah bahasa karena hanya bahasalah yang dapat mengungkap pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang kongkret

Pen eng gam ambi bila lan n da dan n pe peng ngol olah ahan an spesimen spesimen (GLP ) (GLP ) •• Peralatan Peralatan •• Wadah Wadah •• Pengawet Pengawet •• Waktu Waktu

Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi implementasi program pendidikan guru MIPA Biologi Unggulan (PGMIPAU Biologi) terkait tingkat keterlaksanaan program, kendala yang

Dalam 12 bulan terakhir apakah timbul mengi, sesak, nafas berbunyi ngik-ngik, atau mencicit/berbunyi menciut/bengek pada anda saat atau setelah olahraga atau aktivitas