• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN DI PUSKESMAS GEDANGSARI II GUNUNGKIDUL TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN DI PUSKESMAS GEDANGSARI II GUNUNGKIDUL TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN DI PUSKESMAS

GEDANGSARI II GUNUNGKIDUL TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

DisusunOleh:

AIBAH

NPM: 1112182

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor Kontrasepsi Suntik Progestin Di Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul Tahun 2014”.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Prodi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3. Tyasning Yuni Astuti. A, SST., M.Kes selaku pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah memberikan masukan, saran, meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan

4. Ika Fitria Ayuningtyas, S.SiT., M.Kes selaku dosen penguji usulan penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dorongan dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua, Amin.

Yogyakarta, Juni 2015

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii PERNYATAAN ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

INTISARI ... viii ABSTRACT ... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teori ... 9

B.Kerangka Teori ... 25

C.Kerangka Konsep ... 25

D.Pertanyaan Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 27

D.Variabel Penelitian ... 29

E. Definisi Operasional ... 29

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 30

G.Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 32

H.Etika Penelitian... 34

I. Jalannya Penelitian... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 37 B. Pembahasan ... 41 C. Keterbatasan ... 43 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 45 B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Definisi Operasional………. Distribusi Frekuensi Berat Badan Sebelum Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin……… Distribusi Frekuensi Berat Badan Setelah Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin Selama Satu Tahun……….. Distribusi Kenaikan Berat Badan Akseptor Kontrasepsi Suntik Progestin Selama Satu Tahun………

30 38 39 40

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Surat izin studi pendahuluan Ka. BAPPEDA Gunungkidul Lampiran 3 Surat Tembusan dari KPMPT Gunungkidul

Lampiran 4 Surat izin studi pendahuluan Ka. Kesatuan Bangsa Gunungkidul Lampiran 5 Surat izin studi pendahuluan UPT Puskesmas Gedangsari II Lampiran 6 Surat balasan dari Puskesmas

Lampiran 7 Informed Consent

Lampiran 8 Format pengumpulan data

Lampiran 9 Surat izin penelitian Ka. BAPPEDA Gunungkidul Lampiran 10 Surat Tembusan dari KPMPT Gunungkidul

Lampiran 11 Surat izin penelitian Ka. Kesatuan Bangsa Gunungkidul Lampiran 12 Surat izin penelitian UPT Puskesmas Gedangsari II Lampiran 13 Hasil analisis data penelitian

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN DI PUSKESMAS

GEDANGSARI II GUNUNGKIDUL TAHUN 2014

Aibah1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini2

INTISARI

Latar Belakang: Kontrasepsi suntik merupakan kontrasepsi yang banyak dipilih

oleh akseptor di Indonesia termasuk di Yogyakarta. Jumlahnya mencapai 201.481 akseptor (36,54%) dengan akseptor terbanyak terdapat di Gunungkidul yaitu 53.760 akseptor (49,29%) dan Puskesmas Gedangsari II merupakan puskesmas terbanyak akseptor kontrasepsi suntik dengan jumlah 1721 akseptor (77,0%). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2015 di Puskesmas Gedangsari II, efek samping kenaikan berat badan menjadi masalah yang sering dialami oleh akseptor.

Tujuan: Mengetahui gambaran kenaikan berat badan pada akseptor kontrasepsi

suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul tahun 2014.

Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional rancangan

deskriptif. Dilaksanakan di Puskesmas Gedangsari II pada tanggal 13-15 Mei 2015. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 53 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis data dengan menggunakan analisis univariat.

Hasil: Mayoritas berat badan sebelum mengunakan kontrasepsi suntik Progestin

yaitu 50-60 kg sebanyak 30 akseptor (56,6%) dengan rata-rata 55,7 kg. Mayoritas berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin yaitu 50-60 kg sebanyak 28 akseptor (52,8%) dengan rata-rata 57,8 kg dan mayoritas kenaikan berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun yaitu <2,3 kg sebanyak 33 akseptor (62,3%) dengan rata-rata 2,07 kg.

Kesimpulan: Rata-rata kenaikan berat badan setelah menggunakan kontrasepsi

suntik Progestin selama satu tahun yaitu 2,07 kg atau kurang dari prediksi peneliti sebelumnya

Kata kunci: Kenaikan Berat badan, suntik Progestin.

1

Mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

THE DESCRIPTION OF BODY WEIGHT GAIN ON PROGESTIN INJECTION CONTRACEPTIVE ACCEPTORS IN GEDANGSARI II

COMMUNITY HEALTH CENTER GUNUNGKIDUL 2014

Aibah1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini2

ABSTRACT

Background : Injection contraceptive is mostly used by acceptors in Indonesia

including Yogyakarta. The number has reached 201.481 acceptors (36,54 %) among which the biggest number of users is located in Gunungkidul as many as 53.760 acceptors (49,29 %) and Gedangsari II Health Community Center served the most injection contraceptive acceptors as many as 1.721 acceptors (77,0 %). Preliminary study that was conducted in January 2015 in Gedangsari II Community Health Center suggested that the side effect of body weight gain was the typical problem commonly faced by acceptors.

Objective : To find out the description of body weight gain on Progestin injection

contraceptive acceptors in Gedangsari II Community Health Center Gunungkidul 2014.

Method : This study was a descriptive design observational and conducted in

Gedangsari II Community Health Center during 13–15 May 2015. Samples were classified through purposive sampling technique as many as 53 samples who met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed by applying multi variable analysis.

Result : The majority of body weight prior to any use of Progestin injection

contraceptive ranged between 50-60 kg on 30 acceptors (56,6 %) with 55,7 kg at average. The majority of body weight in the post use of Progestin injection contraceptive ranged between 50-60 kg on 28 acceptors (52,8 %) with 57,8 kg at average and the majority of body weight gain during the use of Progestin injection contraceptive for a year was < 2,3 kg on 33 acceptors (62,3 %) with 2,07 kg at average.

Conclusion : The average body weight gain in the post use of progestin injection

contraceptive for one year was 2,07 kg or less heavy than the previous study’s

estimation.

Keywords : Body weight gain, Progestin injection.

1

Student of (D-3) Midwifery Study Program of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab 1

A. Latar Belakang

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang dasar utama bagi wanita. Pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu di dalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena dengan Mutu Pelayanan Keluarga Berencana berlkualitas akan meningkatkan tingkat kesejahteraan, kesehatan bayi dan anak serta kesehatan reproduksi(Prawirohardjo, 2006).

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang tidak luput dari masalah kependudukan. Masalah-masalah pokok dibidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi (1,49 % per tahun), penyebaran penduduk yang tidak merata, struktur umur muda, dan kualitas penduduk yang harus ditingkatkan (Prawirohardjo, 2006).

Dari gambaran tersebut, pemerintah mengambil suatu langkah antisipasi untuk menekan tingginya laju petumbuhan penduduk dengan membentuk sebuah badan yang secara spesifik dan khusus bertanggung jawab terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), memiliki suatu program yang disebut dengan Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Perencanaan jumlah

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran(Irianto, 2014).

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, baik bersifat sementara maupun permanen (Prawirohardjo, 2006). Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi: IUD, suntik, pil, implan, kondom, dan tubektomi (Irianto, 2014). Salah satu jenis kontrasepsi adalah kontrasepsi hormonal jenis suntik yang semakin hari semakin banyak di pakai karena alasan praktis yaitu sederhana dan tidak perlu takut lupa. Kontrasepsi hormonal jenis suntik salah satunya adalah kontrasepsi suntik progestin yaitu metode kontrasepsi yang diberikan secara intramuscular setiap tiga bulan sekali berisi Progesteron saja (Irianto, 2014). Kontrasepsi suntik Progestin terdiri dari dua jenis yaitu Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (didaerah bokong) dan Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular (Saifuddin, 2006).

Suntik Progestin banyak dipilih karena merupakan alternatif yang sangat baik bagi wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif. Selain itu karena kemudahan, kepraktisan dan murah. Namun jenis kontrasepsi suntik progestin ini dapat menimbulkan berbagai efek samping, yaitu gangguan haid, kembalinya kesuburan lebih lambat dan kenaikan berat badan (Saifuddin, 2006).

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan para akseptor KB suntik. Keluhan yang dialami yaitu berat badan bertambah, menurut hasil penelitian Depo Provera dari Depkes RI kenaikan berat badan rata-rata setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg setiap tahun. Kenaikan berat badan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti “kelebihan makanan, kekurangan aktivitas fisik dan kemudahan hidup, faktor psikologis dan genetik, pola konsumsi makan, fisiologis, kebudayaan, lingkungan, dan hormon”. Penyebab kenaikan berat badan kemungkinan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak dibawah kulit bertambah. Selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik. Akibatnya pemakaian suntik dapat menyebabkan berat badan bertambah(Irianto, 2014).

Menurut BKKBN (2014) dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, kontrasepsi suntik merupakan salah satu kontrasepsi yang banyak dipilih oleh akseptor di Indonesia, yaitu menduduki peringkat pertama sebanyak 46,87% dari tujuh macam jenis kontrasepsi, kedua alat kontrasepsi pil sebanyak 24,54%, ketiga IUD sebanyak 11,41%, keempat alat kontrasepsi implan sebanyak 9,75%, kelima alat kontrasepsi MOW sebanyak 3,52%, keenam alat kontrasepsi kondom sebanyak 3,22% dan terakhir alat kontrasepsi MOP sebanyak 0,69%.

Hasil survei BKKBN Provinsi DIY tahun 2014 sampai dengan bulan November, menunjukan kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama pada pasangan usia subur (PUS) di DIY yaitu sebanyak 201.481 (45,78%), Pil sebanyak 50.439 (11,46%), IUD sebanyak 105.595 (24,00%), Implant sebanyak

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

29.572 (6,72%), Kondom sebanyak 28.871 (6,56%), MOW sebanyak 20.849 (4,74%), dan MOP sebanyak 3,252 (0,74 %). Di DIY jumlah pengguna KB suntik tertinggi terdapat di Gunung Kidul dengan persentase 49,29%, Bantul sebanyak 48,19%, Sleman sebanyak 46,11%, Kulon Progo sebanyak 42,19%, dan Kota Yogyakarta sebanyak 31,50%. Menurut BKKBN DIY, 2014 jumlah askeptor KB aktif di Gunung Kidul sampai dengan bulan November sebanyak 109.064 akseptor dengan metode kontrasepsi paling banyak digunakan adalah kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 53.760 (49,29%), IUD 20,473 (18.77%), Pil 16.666 (15.28%), Implant 10.068 (9,23%), MOW 4.402 (4,04%), Kondom 3.181 (2,92%), dan MOP 514 (0,47%). Akseptor KB aktif kontrasepsi suntik di Kabupaten Gunung Kidul terbanyak terdapat di Puskemas Gedangsari II sebanyak 1.721 akseptor atau (77,0%) dan terendah terdapat di Puskesmas Nglipar sebanyak 576 akseptor atau (34,4%)(Dinkes DIY, 2014).

Berdasarkan data yang diambil di Puskesmas Gedangsari II tahun 2014 Jumlah akseptor KB aktif kontrasepsi suntik Progestin sebanyak 1457 akseptor dari jumlah PUS sebanyak 2904 orang. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28 Januari 2015 di Puskesmas Gedangsari II, efek samping kenaikan berat badan menjadi masalah yang sering dialami oleh akseptor. Hasil wawancara yang dilakukan pada 13 akseptor didapatkan 85 % mengalami kenaikan berat badan.

Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Gambaran Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor Kontrasepsi Suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul”.

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran kenaikan Berat Badan Pada Akseptor Kontrasepsi Suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul tahun 2014 ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran kenaikan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari tahun 2014

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui rata-rata berat badan sebelum menggunakan kontrasepsi suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari II

b. Diketahui rata-rata berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun di Puskemas Gedangsari II

c. Diketahui rata-rata kenaikan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun di Puskesmas Gedangsari II

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana ilmu pengetahuan bagi peneliti mengenai gambaran kenaikan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik Progestin.

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Gedangsari II

Dapat menjadi bahan masukan bagi program kerja bidan/tenaga kesehatan untuk meningkatkan konseling yang berkaitan dengan alat kontrasepsi khususnya suntik Progestin.

b. Bagi Akseptor KB di Puskesmas Gedangsari II

Sebagai wacana mengenai kontrasepsi suntik Progestin khususnya tentang gambaran kenaikan berat badan.

c. Bagi peneliti Selanjutnya

Sebagai masukan bagi peneliti selajutnya dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Gambaran Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor Kontrasepsi Suntik Progestin pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu tetapi aspek yang diteliti tidak sama antara peneliti terdahulu dengan sekarang diantaranya:

1. Annisa, F.U (2012), dengan judul “Gambaran Peningkatan Berat Badan pada Akseptor Kontrasepsi Progestin di Kecamatan Paliyan Gunungkidul tahun 2011-2012”. Metode penelitian tersebut menggunakan metode survei, dengan pendekatan cross sectional dan dianalisis secara deskriptif, dengan jumlah populasi 225 orang dan jumlah subyek penelitian sebanyak 216. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat. Adapun hasil yang diperoleh adalah

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

rata-rata kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik DMPA pada suntikkan pertama adalah 0,18 kg sedangkan pada suntikkan ke-4 sebesar 1,33 kg.

Persamaan pada penelitian ini adalah penggunaan variabel yang sama yaitu berat badan, Penelitian dilakukan didaerah Guningkidul, menggunakan metode survei serta menggunakan analisis data yang sama yaitu analisis univariat. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini yaitu lokasi penelitian, tahun penelitian, serta jumlah populasi dan sampel.

2. Khoriyah, Makrifatun (2013), dengan judul “Perbedaan Berat Badan Ibu Akseptor KB Suntik DMPA sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di BPS Muryati Sleman”. Penelitian tersebut menggunakan metode pendekatan komparasi dan dianalisis secara deskriptif. Dengan jumlah populasi sebanyak 105 orang serta jumlah sampel sebanyak 60 orang, dan cara yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunkan teknik purposive sampling, dengan analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat. Adapun hasil yang diperoleh yaitu Hasil berubah kenaikan berat badannya yaitu > 2,3 Kg dalam tahun pertama.

Persamaan pada penelitian ini adalah penggunaan variabel yang sama yaitu berat badan, menggunakan metode penelitian yang sama yaitu metode survei, serta menggunakan analisi data yang sama yaitu analisis univariat. Sedangkan perbedaanya yaitu pada lokasi, waktu, serta metode pendekatan yang berbeda.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

3. Hastutik (2013) dengan judul “Hubungan Lama Penggunaan KB Suntik DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di RB Ngudi Saras Karanganyar”. Metode penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan metode pendekatan cross sectional dan analisis data menggunakan analisis korelasi product moment. Cara yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 22 responden. Adapun hasil yang diperoleh terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan .

Persamaan pada penelitian ini adalah penggunaan topik yang sama yaitu berat badan, serta menggunakan metode sampling yang sama. Sedangkan perbedaanya adalah lokasi, waktu, metode pendekatan, analisis data serta jumlah sampel.

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gedangsari II yang terletak di Kabupaten Gunungkidul dan memiliki empat perbatasan yaitu, sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Nglipar dan Ngawen Kabupaten Gunungkidul, sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman, sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Gantiwarno dan Bayat Kabupaten Klaten Jawa Tengah, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Nglipar dan Patuk. Wilayah Puskesmas Gedangsari II dibagi menjadi 4 desa dan 29 dusun, diantaranya Desa Tegalrejo dengan jumlah penduduk 7318, Desa Sampang dengan jumlah penduduk sebanyak 2875, Desa Serut dengan jumlah penduduk sebanyak 5088, dan Desa Watugajah sebanyak 3933. Puskesmas Gedangsari II merupakan puskesmas unit rawat jalan dengan beberapa pelayanan, diantaranya yaitu Poli umum, Poli gigi, dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/ Keluarga Berencana (KB). Pada pelayanan Keluarga Berencana melayani konseling dan berbagai cara dan alat kontrasepsi termasuk suntik Progestin.

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

Jumlah akseptor kontrasepsi suntik tahun 2014 di Puskesmas Gedangsari sebanyak 1457 akseptor, dengan rincian masing-masing yaitu Desa Tegalrejo sebanyak 599 akseptor, Desa Watugajah sebanyak 342 akseptor, Desa Serut sebanyak 305 akseptor dan Sampang sebanyak 211 akseptor.

2. Gambaran Berat Badan Responden Penelitian

a. Berat Badan Responden Sebelum Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin.

Hasil penelitian menunjukkan berat badan responden sebelum menggunakan kontrasepsi suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berat Badan Sebelum Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin Selama Satu Tahun

No. Berat Badan (kg) Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 2 3 40-50 50-60 >60 8 30 15 15,1 56,6 28,3 Jumlah 53 100

Data Sekunder tahun 2014

Tabel di atas menunjukan mayoritas berat badan sebelum menggunakan kontrasepsi suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari II adalah 50-60 kg, yaitu sebanyak 30 akseptor (56,6%).

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

b. Berat Badan Responden Setelah Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin Selama Satu Tahun

Hasil penelitian menunjukkan berat badan responden setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Setelah Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin Selama Satu Tahun

No. Berat Badan (kg) Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 2 3 40-50 50-60 >60 6 28 19 11,3 52,8 35,8 Jumlah 53 100

Data Sekunder tahun 2014

Tabel di atas menunjukan mayoritas berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun di Puskesmas Gedangsari II adalah 50-60 kg, yaitu sebanyak 28 akseptor (52,8%).

c. Kenaikan Berat Badan Responden Kontrasepsi Suntik Progestin

Hasil penelitian menunjukkan kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Progestin di Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul adalah sebagai berikut:

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Kenaikan Berat Badan Setelah Menggunakan Kontraspsi Suntik Progestin Selama Satu Tahun Di Puskesmas Gedangsari II

No. Rata-rata kenaikan berat badan (Kg) Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 2 3 <2,3 2,3-2,9 >2,9 33 10 10 62,3 18,9 18,9 Jumlah 53 100

Data Sekunder tahun 2014

Tabel di atas menunjukan mayoritas rata-rata kenaikan berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun di Puskesmas Gedangsari II adalah < 2,3 kg, yaitu sebanyak 33 akseptor (62,3%).

Tabel 4.4 Kenaikan Berat Badan Akseptor Kontrasepsi Suntik Progestin Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul

Berat Badan Mean Rata-rata selisih BB

Sebelum Sesudah

55,7

57,8 2,07

Data Sekunder tahun 2014

Tabel di atas menunjukan rata-rata berat badan sebelum menggunakan kontrasepsi suntik progestin adalah 55,7 kg dan rata-rata setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun di Puskesmas Gedangsari II adalah 57,8 kg, dengan demikian rata-rata selisih berat badan pada akseptor kontrasepsi progestin selama satu tahun adalah 2,07 kg.

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

B. Pembahasan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Gedangsari II menunjukkan terdapat kenaikan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun dengan rata-rata 2,07 kg. Hasil tersebut berbeda dengan peneitian yang dilakukan oleh Varney (2007) menyatakan bahwa peningkatan berat badan lebih dari 2,3 kg dalam tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap pada tahun berikutnya hingga mencapai 7,5 kg pada tahun keenam. Pernyataan Varney dikuatkan juga oleh penelitian Depo provera dari Depkes RI yang menyatakan bahwa umumnya rata-rata kenaikan berat badan untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg (Irianto, 2014). Serta senada dengan dua peneliti sebelumnya, yaitu Makrifatun (2013) yang menyatakan terdapat kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik DMPA yaitu > 2,3 kg.

Hasil penelitian ini jika dilihat dari kategori menurut Irianto (2014) didapatkan rata-rata berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik Progestin < 2,3 kg sebanyak 33 akseptor (62,3%), namun ada juga akseptor kontrasepsi suntik Progestin dengan rata-rata berat badan > 2,3 kg dengan rincian masing-masing berat badan 2,3-2,9 kg sebanyak 10 akseptor (18,9%), dan berat badan > 2,9 sebanyak 10 akseptor (18,9%). Hal ini pun sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastutik (2013) tentang hubungan antara lama penggunaan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan. Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh Irianto

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

(2014) bahwa hormon progesteron yang ada pada kontrasepsi suntik Progestin dapat menyebabkan kenaikan berat badan dikarenakan hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak dibawah kulit bertambah. Hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian kontrasepsi suntik dapat menyebabkan pertambahan berat badan. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan faktor lain seperti hereditas karena bila kedua orang tua menderita obesitas maka 70-80% anak mempunyai kecenderungan menjadi gemuk.

Berat badan yang cenderung terus bertambah ini membuat akseptor rentan mengalami obesitas/kegemukan. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh dan merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan dapat memperpendek harapan hidup (Almatsier, 2010).

Kenaikan berat badan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal (usia, hereditas, bangsa atau suku, psikologis dan hormon) maupun eksternal (makanan dan aktivitas fisik) (Misnadiarly, 2007). Dalam hal ini sulit untuk menentukan faktor yang lebih menonjol, karena hasil penelitian ini kurang dari prediksi peneliti sebelumnya dengan hasil rata-rata kenaikan berat badan < 2,3 kg dan berbeda dengan penelitian terdahulu yang diperoleh hasil rata-rata kenaikan berat badan > 2,3 kg. Walaupun demikian, masih terdapat penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang menguatkan penelitian ini yaitu penelitian Anisa (2012) di Gunungkidul dengan judul gambaran peningkatan

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik progestin di Kecamatan Paliyan Gunungkidul tahun 2011-2012, diperoleh kesimpulan rata-rata peningkatan berat badan yang terjadi pada 216 subjek penelitian dalam 12 bulan pemakaian kontrasepsi mencapai 2,02 kg, dengan rata-rata suntikan pertama yaitu 0,69 kg, suntikan kedua 0,53 kg, suntikan ketiga 0,34 kg, dan suntikan keempat 0,49 kg.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rata-rata berat badan sebelum menggunakan kontrasepsi suntik Progestin yaitu 55,7 kg, rata-rata berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun yaitu 57,8 kg, dan rata-rata kenaikan berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun yaitu 2,07 kg. Sehingga, dalam penelitian ini terdapat kenaikan berat badan < 2,3 kg atau kurang dari prediksi penelitian sebelumnya.

C. Keterbatasan

Pelaksanaan penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna dan memiliki keterbatasan serta kelemahan, diantaranya:

1. Penelitian tidak dilakukan dengan melihat semua faktor yang mempengaruhi, sehingga dimungkinkan masih ada faktor lain seperti aktivitas fisik, faktor psikologi, usia, faktor genetik dan makanan yang mempengaruhi kenaikan berat badan. Sehingga kenaikan berat badan yang terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik Progestin bukan hanya karena pengaruh alat kontrasepsi yang digunakan.

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

2. Peneliti tidak melakukan observasi langsung terhadap cara penimbangan, meskipun timbangan yang digunakan adalah timbangan yang sama sehingga ada kemungkinan bias cara menimbang dan bias penimbang.

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata berat badan sebelum menggunakan kontrasepsi suntik Progestin yaitu 55,7 kg.

2. Rata-rata berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik Progestin selama satu tahun yaitu 57,8 kg.

3. Pada akseptor kontrasepsi suntik Progestin dengan lama penggunaan selama satu tahun menagalami kenaikan berat badan dengan rata-rata 2,07 kg.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Gedangsari II

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan membantu bidan dalam memberikan konseling baik kepada calon akseptor maupun akseptor kontrasepsi suntik Progestin yang berkaitan tentang alat kontrasepsi terutama mengenai efek samping kontrasepsi suntik Progestin yaitu dapat meningkatkan berat badan dan berat badan cenderung meningkat seiring dengan lama pemakaian kontrasepsi suntik tersebut

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

2. Bagi Akseptor KB di Puskesmas Gedangsari II

Diharapkan dengan adanya wacana mengenai gambaran kenaikan berat badan pada askeptor kontrasepsi suntik Progestin lebih mempertimbangkan kembali dalam memilih alat kontrasepsi untuk meminimalisir terjadinya kenaikan berat badan.

3. Bagi Peneliti selajutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut dengan memperbaiki dan menambahkan kekurangan dalam penelitian ini, serta melihat faktor utama penyebab terjadinya kenaikan berat badan

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Jakarta Arisman, M.B. (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Annisa, F. U. (2012). Penelitian: Gambaran Peningkatan Berat Badan pada Akseptor Kontrasepsi Progestin di Kecamatan Paliyan Gunungkidul Tahun 2010-2012. Politeknik Kesehatan Yogyakarta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta

BKKBN, DIY. (2014). Laporan Akhir Tahun Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: BKKBN Provinsi DIY

BKKBN. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI

Dinas Kesehatan Provinsi DIY. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2014. Yogyakarta: Dinkes Provinsi DIY

Everet, Suzanne. (2007). Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta: EGC

Handayani, S. (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Hastutik. (2013). Hubungan Lama Penggunaan KB Suntik Dengan Peningkatan Berat Badan di RB Ngudi Saras Karanganyar: Journal Kesehatan 9(1) 67-68

Hidayat, A. A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Irianto, K. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung: Alfabeta

Khoriyah, M. (2013). Penelitian: Peningkatan Berat Badan Ibu Akseptor Kontrasepsi DMPA sebelum dan sesudah menggunakan KB Suntik di BPS Muryati Sleman. Yogyakarta: STIKES A.Yani Yogyakarta

Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor-Faktor Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Prawirohardjo, S. (2006). Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Saifuddin, A.B. (2006). Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, A.B. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sulistyawati, Ari. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika

Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Puskesmas Gedangsari II. (2015). Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2015: Data Tahun 2014

UTMB. (2008). Kontrasepsi Suntikan Menyebabkan Peningkatan Berat Badan. Diunduh tanggal 10 Februari 2015

Varney, H, Jon M.K., Carolyn A.G. (2007). Buku ajar Asuhan Kebidanan Edisi Volume 1. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan metode analisis rasio keuangan harus dinilai pencapaiannya dengan menunjukkan hasil akhir dengan nilai tambah agar memenuhi harapan pemegang saham yang dinilai

Table 2 shows the compressive strength of geopolymer mortar at 7-day of age manufactured using LUSI mud calcined at three different temperatures, i.e.. The one manufactured

pemeriksaan fisik yang akan dilakukan dan meminta hasil pemeriksaan fisik yang akan dilakukan dan meminta hasil pemeriksaan fisik yang akan dilakukan dan meminta

A 28-year-old woman, G2P1 26 weeks gestation, comes to your clinic to do her antenatal care and brings laboratory screening results.. From complete blood count find

membingungkan  tersebut  maka  timbul  beberapa  pertanyaan  baru,  antara  lain,  kapan  REDD  mulai  bisa  dilakukan  karena  menanam  bukan  hal  asing 

data yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis merupakan. data empirik yang memenuhi hakikat naturalistik (Monika

Penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran plagiarisme skripsi berdasarkan pada Pasal 24 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menyebutkan bahwa pencipta

• Hukum Perundang-Undangan yang dapat dijadikan sumber hukum formil Hukum Tata Negara adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk oleh Organ/Lembaga Negara yang berwenang