Kelompok 4
Kelompok 4
Agustin Wulandari R.G
Agustin Wulandari R.G
M. T
M. Taufik
aufik Kurniawan
Kurniawan
Ongky Alexander
Ongky Alexander
Rio Andika
Rio Andika
INDUSTRI SABUN
INDUSTRI SABUN
DAN DETERJEN
DAN DETERJEN
PENGERTIAN
PENGERTIAN
SABUN
SABUN
Sabun mempunyai beberapa definisi tergantung seberapa
Sabun mempunyai beberapa definisi tergantung seberapa
besar yang diinginkan. Secara teknik, sabun adalah hasil
besar yang diinginkan. Secara teknik, sabun adalah hasil
reaksi kimia antara fatty acid dan alkali. Fatty acid adalah
reaksi kimia antara fatty acid dan alkali. Fatty acid adalah
lemak yang diperoleh dari lemak hewani atau nabati. Sabun
lemak yang diperoleh dari lemak hewani atau nabati. Sabun
adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal.
MACAM-MACAM
SABUN
1.Laundry Soap
2. Toilet soap
3. Textile soap
SIFAT-SIFAT SABUN
a. Sabun adalah garam alkali dari asam
lemak suku tinggi sehingga akan
dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu
larutan sabun dalam air bersifat basa.
b. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka
akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak
akan terjadi pada air sadah.
c. Sabun mempunyai sifat membersihkan.
d. tidak akan menghasilkan busa jika
dilarutkan dalam air sadah (air yang
mengandung logam-logam tertentu atau
Prinsip Utama Kerja
Sabun
Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara molekul
kotoran,
sabun, dan air. Kotoran yang menempel pada tangan manusia
umumnya berupa lemak.
Untuk mempermudah penjelasan, mari kita tinjau minyak
goreng sebagai contoh.
Minyak goreng mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh.
Asam lemak jenuh yang ada pada minyak goreng umumnya
terdiri dari asam miristat , asam palmitat, asam laurat , dan asam
kaprat . Asam lemak tidak jenuh dalam minyak goreng adalah
asam oleat, asam
linoleat , dan asam linolena. Asam lemak tidak lain adalah asam
alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih
Bahan Baku
Pembuatan Sabun
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan
baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan
sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa).
Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk
menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna
maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum
dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium
klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan
pewarna. Dalam pembuatan sabun ada formula yang bisa
mengatur seberapa banyak pemakaian minyak dan seberapa
banyak pemakaian larutan alkali, formula tersebut dikenal
dengan sebutan soap calculator .
Proses Pembuatan Sabun
PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR
1. Texapon + sodium sulfat diaduk rata sampai
memutih
2. Masukkan air sedikit demi sedikit sampai 50%
nya
3. Masukkan camperlan aduk rata
4. Sisa (20-30)% air dimasukkan sedikit demi
sedikit
5. Sodium sulfat dimasukkan sedikit demi sedikit
hingga terlihat mengental
6. Pewarna secukupnya aduk rata
7. Parfum secukupnya
REAKSI
PENYABUNAN
Reaksi penyabunan (saponifikasi)
dengan menggunakan alkali adalah
adalah reaksi trigliserida dengan alkali
(NaOH atau KOH) yang menghasilkan
Prinsip Proses
Pembuatan Sabun
Pada prinsipnya proses produksi sabun (reaksi saponifikasi)
adalah sama, hal yang membedakan adalah komposisi bahan
baku terutamanya yaitu minyak dan lemak serta zat-zat aditif
lainnya. Proses pembuatan sabun dikenal dengan istilah
proses saponifikasi yang merupakan reaksi pemutusan rantai
triglesireda melalui reaksi dengan caustic soda (NaOH). Reaksi
yang terjadi adalah eksotermis sehingga suhu harus tetap
dikontrol.
Proses Penghilangan
Kotoran
- Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan
menurunkan tegangan permukaan sehingga kain
menjadi bersih dan meresap lebih cepat kepermukaan
kain.
- Molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan
ekornya dan mengikat molekul kotoran. Proses ini
disebut emulsifikasi karena antara molekul kotoran
dan molekul sabun membentuk suatu emulsi.
- Sedangkan bagian kepala molekul sabun didalam air
pada saat pembilasan menarik molekul kotoran keluar
dari kain sehingga kain menjadi bersih.
Kegunaan Sabun
Kebersihan merupakan salah satu faktor penting bagi
kesehatan masyarakat. Untuk menjaga kebersihan
badan, pakaian, tempat tinggal serta tempat umum
dibutuhkan produk pembersih atau sabun cuci yang
dapat diandalkan. Ibu rumah tangga, rumah sakit,
sarana umum lain hingga hotel berbintang lima pasti
menjadikan produk yang satu ini sebagai bagian
kehidupan sehari-hari untuk mencuci pakaian
maupun peralatan rumah tangga.
Sabun juga dapat melarutkan minyak dalam air.
Gaya tarik antara dua molekul polar ( gaya tarik
dipol-dipol) menyebabkan larutan polar larut dalam
larutan polar.
Pengertian Deterjen
Deterjen merupakan pembersih sintetis yang
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Deterjen merupakan sediaan pembersih yang
terdiri dari zat aktif permukaan (surfaktan),
bahan pengisi, pemutih, pewangi (bahan
pembantu), bahan penimbul busa, dan optical
brightener (bahan tambahan yang membuat
pakaian lebih cemerlang).
Bahan-Bahan Kandungan
di dalam Diterjen
Surfaktan
Surfaktan (surface active agent ) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat
melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu: a. Anionik :
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines Builder
a. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP) b. Asetat :
c. Silikat : Zeolit
d. Sitrat : Asam Sitrat Filler
Produk Deterjen
1. Personal cleaning
product
2. Laundry
3. Dishwashing
product
4. Household cleaner
1. Deterjen tersebut ramah
lingkungan.
2. Tidak panas di tangan.
3. Tidak banyak berbusa.
4. Deterjen yang bekerja untuk
kita, bukan kita yang kerja
untuk deterjen
5. Berat jenis lebih berat
daripada air.
Tips Memilih
Deterjen
Ditergen tidak dapat diuraikan oleh organisme lain
kecuali oleh ganggang hijau dan yang tidak sempat
diuraikan ini akan menimbulkan pencemaran air.
Senyawa-senyawa organik seperti pestisida (DDT,
dikhloro difenol trikhlor metana), juga merupakan
bahan pencemar air . Sisa-sisa penggunaan
pestisida yang berlebihan akan terbawa aliran air
pertanian dan akan masuk ke dalam rantai
makanan dan masuk dalam jaringan tubuh makhluk
yang memakan makanan itu.
Tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Sifat-Sifat
Deterjen
Proses
Pembuatan
Deterjen
Caostik soda, air dingin, bahan pewarna dicampur dan diaduk-aduk sampai merata.
Campurkan STTP dan air dingin, campuran ini terpisah dari campuran pertama tadi. Pengadukan agak lama karena STTP sulit larut.
Campuran ketiga sadalah Soda Ash dan air diaduk s ampai larut kemudian bubuhkan CMC sambil terus diaduk-aduk hingga menjadi seperti bubur agar-agar.
Campuran pertama dan kedua dicampurkan dan terus diaduk-aduk hingga merata, setelah merata masukkan campuran ketiga dan aduk terus.
Tuangkan ABS pada campuran tersebut lalu diaduk, pengadukkan harus tekun,teliti, dan sempurna. Oleh reaksi kimia cairan tersebut berubah menjadi cream.
Setelah cream menjadi dingin, bubuhkan parfum sambil diaduk agar wanginya merata ke seluruh cream yang di buat.
Kegunaan
Produk Deterjen
1. DETERGENT Detergent Powder / Liquid laundry (dengan alkaline builder ) dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pencucian pada Laundry
2. EMULSIFIER Cairan Kimia yang sangat efektif memisahkan lemak jenuh pada cucian
3. Alkalite Meningkatkan daya cuci deterjen, sangat cocok untuk pemakain noda noda membandel.
4. Sour Efektif menghilangkan noda karat pada pakaian, campur dengan deterjen (acid detergent, PH<3)
5. Detergent Oxy Bleach Dapat berfungsi sebagai deterjen pemutih yang ramah lingkungan, sangat powerfull mengangkat noda noda berat (det erjen terbaik di kelasnya) sama, dapat juga digunakan pada pakaian berwarna.
6. Fabric Softener Fungsi Utama adalah melembutkan pakaian sehingga pakaian lebih mudah disetrika dan terasa lembut di kulit (bukan pewangi) walau ada kadar
pewanginya, tetapi anda tidak dapat mengharapkan wangi melekat dan tahan lama dari fabric softener, karena penggunaanya bukan pada tahap finishing(akhir) masih
melewati tahap pembilasan dan pengeringan (drying)
7. OXY Booster(Pembersih Noda Darah dan Disinfectant) Sangat cocok untuk proses spotting noda darah lama maupun baru.
Penemuan Sabun
dan Deterjen
1950-an
Pencuci piring otomatis bubuk
Sabun pencuci baju cair, pencuci piring tangan dan produk pembersih serba guna
Deterjen dengan pemutih oksigen
1960an Pracuci kotoran dan penghilang noda Bubuk pencuci baju dengan enzim
Prarendam dengan enzim 1970an
Sabun cuci tangan cair
Pelembut kain (ditambah lembaran dan putaran cuci)
Produk multifungsi (contoh, deterjen dengan tambahan pelembut kain)
1980an
Deterjen untuk pencucian dengan air dingin Pencuci piring otomatis cair
Pencuci baju konsentrat bubuk 1990an
Deterjen bubuk dan cair ultra (superkonsentrat) Pelembut kain ultra
Pencuci piring otomatis gel