• Tidak ada hasil yang ditemukan

Print Sabun Dan Deterjen PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Print Sabun Dan Deterjen PENDAHULUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Soap and Detergen

Soap and Detergen

Detergen dengan sabun berbeda dalam pemakaiannya.Sabun berasal dari komposisi Detergen dengan sabun berbeda dalam pemakaiannya.Sabun berasal dari komposisi yang tidak larutdengan ion Kalsium dan ion Magnesium. Komposisi yang tidak larut yang tidak larutdengan ion Kalsium dan ion Magnesium. Komposisi yang tidak larut mengendap keluar dan mengurangi adanya busa dan perbersihan. Deterjen dapat bereaksi mengendap keluar dan mengurangi adanya busa dan perbersihan. Deterjen dapat bereaksi dengan air keras (10n),tetapi hasil produknya tidak larut atau sisa koloid didispersi di dengan air keras (10n),tetapi hasil produknya tidak larut atau sisa koloid didispersi di dalam air.

dalam air.

Deterjen dibagi dalam 4 kelompok utama : anion, kation, non-ion, dan atmosperik. Deterjen dibagi dalam 4 kelompok utama : anion, kation, non-ion, dan atmosperik. Kelompok yang palling besar adalah

Kelompok yang palling besar adalah anion, biasanya digunakan pada garam anion, biasanya digunakan pada garam sodium.sodium. Det

Deterjerjen en dapdapat at difdiformormulaulasiksikan an untuntuk uk memmemproprodukduksi si dendengan gan karkaraktakterieristik stik yanyangg mem

mempunpunyai yai ranrange ge dardari i pempemberbersihasihan n makmaksimsimum, um, ataatau u uniunit t daedaei i pempemberbersih sih yanyang g dapdapatat hancu

hancur r oleh bakterioleh bakteri. . DeterjeDeterjen dan n dan sabun mempusabun mempunyai gaya air nyai gaya air (hidro(hidrofolikfolik) ) pada salah satupada salah satu molekul dan hidrofobik pada molekul yang lain.

molekul dan hidrofobik pada molekul yang lain.

Selama 1960-an dan 1970-an, komposisi deterjen mengalami perubahan yang cepat Selama 1960-an dan 1970-an, komposisi deterjen mengalami perubahan yang cepat karena kondisi lingkungan.

karena kondisi lingkungan. Pembuatan Deterjen Sintetik  Pembuatan Deterjen Sintetik 

Alkilbenzen + Oleum → Alkilbenzen Sulfonate Alkilbenzen + Oleum → Alkilbenzen Sulfonate

Tallow fatty alkohol + Oleum → Fatty alkohol sulfonate Tallow fatty alkohol + Oleum → Fatty alkohol sulfonate Sulfonte + Sulfat + NaOH → Garam Sodium

Sulfonte + Sulfat + NaOH → Garam Sodium Garam Natrium + penyusun yang lain → Deterjen Garam Natrium + penyusun yang lain → Deterjen Pembuatan Sabun

Pembuatan Sabun

Tallow + Hydrolysis (pemecahan lemak) → Tallow fatty acid Tallow + Hydrolysis (pemecahan lemak) → Tallow fatty acid Tallow fatty acid + NaOH → Garam Sodium dari fatty acid Tallow fatty acid + NaOH → Garam Sodium dari fatty acid Garam dari fatty acid + penyusun yang lain → Sabun

Garam dari fatty acid + penyusun yang lain → Sabun

Material Koloid Material Koloid

Proses pemisahan terdiri dari : Proses pemisahan terdiri dari : 1.

1. PembaPembahasan hasan kotorkotoran dan dan pan permukermukaan baan bahan ahan di cudi cuci deci dengan ngan sabunsabun/deterj/deterjen.en. 2.

2. MeMembmbuauang ng kokototoraran dan dari pri permermukukaanaan.. 3.

3. MeMerarawat wat kokototoraran di n di akakhihir (sr (sususpepensnsi)i).. Klasifikasi

Klasifikasi

Hidrofobik parsial adalah hidrokarbon yang terdiri dari 8 – 18 atom karbon di Hidrofobik parsial adalah hidrokarbon yang terdiri dari 8 – 18 atom karbon di rantai lurus. Cincin benzen boleh diganti dengan beberapa rantai atom karbon.

rantai lurus. Cincin benzen boleh diganti dengan beberapa rantai atom karbon. Contoh:

(2)

Biodegradability

Kenyataannya, polusi air,produk kimia yang dikembangkan dan teknik kimia mempunyai hubungan dengan dikembangkannya untuk digunakan dalam pembangunan rumah dan industri deterjen. Parameter baru ini ditambahkan ke produk. Beberapa surfactant, seperti tetrapropylene derivasi alkilbenzen sulfonasi yang meninggalkan residu. Sedangkanyang lainnya siap dikomposisikan oleh mikroorganisme dan meniggalkan tempat yang direaksikan tanpa residu.

Rantai Lurus AlkilBenzen

Beberapa komponen deterjen lembut :

Rantai Lurus Alkohol Alkohol Sulfat

Rantai Lurus Benzen Alkil

-olefin

SulfatAlkana

Reaksi dengan benzen Rantai Lurus benzen alkil

n-parafin Cracking -olefin R L benzen alkil

Sulfat Alkana Alkana Sulfat

n-alkana dipisahkan dari kerosen dengan adsorpsi menggunakan molekular sieves.

Metode umum pemisahan yang lainnya dari bahan parafin dari cabang dan satu cycle direaksikan dengan urea. Urea akan bereaksi dengan cabang hidrokarbon lurus sampai 7 atom karbon untuk mendapatkan penambahan kristal yang akan dipisahkan dengan filtrasi.

Produk tambahan dikomposisi dengan pemanasan air antara 80 – 90 C. Pemisahan n-parafin dikonversikan ke alkil benzen. Olefin disiapkan dengan dehidrogenasi oleh

(3)

 parafin dengan polimerisasietilene ke -olefin menggunakan katalis aluminium trietil bisa  juga dengan cracking parafin.

Pembuatan Fatty Acid dan Fatty Alkohol

Kedua bahan dikomsumsikan dalam pembuatan sabun dan deterjen. Fatty acid bersifat saturated dan unsaturated.

Reaksi Pertumbuhan Rantai

100 – 130 C

Al + Al

1- 15 Mpa

Proses lanjutan dari Pembuatan Fatty Acid dan Sabun

(4)

Reaksi Pergantian • Dekomposisi Termal (CH2CH2) bCH3 (CH2CH2) b Al ─ (CH2CH2 )cCH3         → C  diatas120' Al ─ H + CH2 = CH(CH2)c─ CH3 (CH2CH2)dCH3 (CH2CH2 )dCH3

• Regenerasi Kelompok Etil

(CH2CH2 ) b (CH2CH2 ) bCH3

Al ─ H+ CH2= CH2     → Al ─ CH2CH3

(CH2CH2)dCH3 (CH2CH2 )dCH3

Reaksi pembentukan dan pergantian terjadi secara simultan, tetapi dekomposisi termal sangat lambat daripada reaksi regenerasi dan dengan demikian diabaikan untuk  reaksi keseluruhan, Reaksi ini terjadi berulang kali sepanjang etilen tidak bereaksi. Hal ini  berlangsung dalam sebuah pelarut hidrokarbon seperti heptana / benzene. Dalam solven ini, aluminium trialkil pgpyroporic yang lebih kecil dari 40%. Itu terjadi ± 140 menit untuk  membangun atau membnetuk sampai rantai C12 yang panjang ketika sedang bereaksi 5 mol

etil dari masing-masing 1/3 mol aluminium triethyl. Aluminium trialkil dioksidasi dengan aluminium trialkiloxide yang dimasukkan dengan asam sulfat untuk member alkil/fatty alcohol.

(5)

Reaksi oksidasi (CH2CH2) bCH3 Al ─ (CH2CH2 )cCH3 + 3/2 O2       → kPa 690 Al ─ O (CH2CH2 )cCH3 CH3 (CH2CH2)dCH3

∆H eksotermis, membebaskan 2,5 MJ/kg alkil yang dioksidasi. Konversinya pada 320C

sekitar 2 jam.

Hidrolisis OR 

Al ─ OR’ + 3/2 H2SO4     → ½ Al2(SO4)3 + ROH + R’OH + R” OH

OR”

 Komposisi Dasar dari tiga tipe dari Dry Phosphate Detergents

Komposisi Light Duty High

Sudsers

Heavy Duty Controoled Sudsers

Heavy Duty High Sudsers Surfactant Builders 25 -40 8– 20 20 – 35 SodaAsh 0 0– 20 0 –5 Additives Water 1 – 5 2 – 10 8 – 10

Linear Alkylbenzene Sulfonation 1. Reaksi Utama

R + H2SO4 SO3     → R SO3H + H2SO4

Alkilbenzene oleum alkylbenzene sulfat as. Sulfat

(6)

R SO3H + H2SO4SO3     → R (SO3H)2 + H2SO4

Alkilbenzene sulfonate oleum disulfonate as. Sulfat

R SO3H + R’     → R ─ SO2 ─ R’ + H2O

Alkilbenzene alkilbenzene sulfone 1% air 

sulfonate

Fatty Alcohol Sulfonation 1. Reaksi Utama R - CH2OH + SO3H2O ↔ R’OSO3H + H2O ∆H = -325 samapai -350 kJ/kg 2. Reaksi Kedua R - CH2OH + R’ - CH2 - OSO3H → R - CH2- O - CH2 - R’ + H2SO4 R’ - CH2 - CH2OH - SO3 → R’ – CH = CH3 H2SO4 R - CH2OH - SO3 → RCHO + H2O + SO2

R - CH2OH - 2SO3 → RCOOH + H2O + 2SO2

Sabun

Perbandingan garam dalam sabun yang berupa potassium dan kalium memiliki asam fatty yang bervariasi yaitu stearic, palmitic, lauric, dan asam myristic.

Aliran Material

Tallow adalah prinsip fatty material dalam pembuatan sabun. Jumlah bahan baku untuk memproduksi ulang sekitar 3-4 dari total minyak dan lemak yang digunakan. Sabun  berisi campuran gliserida yang terdiri dari lemak padat dari cattle uap rendering. Lemak 

(7)

 padat dikontakkan dengan uap. Tallow biasanya dicampur minyak kelapa dalam ketel sabun atau hydrolizer untuk meningkatkan kelarutan sabun.

Greasses (sekitar 25%) adalah aliran material terpenting kedua, terdiri dari hogs dan smaller dari gliserida asam fatty. Proses yang digunakan continue dalam proses countercurrent. Pembuatan sabun yang menggunakan banyak chemical, khususnya soda caustic, garam, soda ash, dan potassium caustic, sodium silica, sodium bikarbonat, dan trisodium phospat. Chemical organic ditambahkan ke sabun atau disebut juga dengan  builders.

Proses Hidrolisa dengan Memisahkan Gliserin untuk Menetralisir Asam Lemak  dengan NaOH

(C17H35COO)3C3H5+ 3H20 3C17H35COOH + C3H5(OH)3

Gliseril stearat Asam stearat Gliserin

C17H35COOH + NaOH C17H35COONa + H20

Asam stearat Natrium stearat

Kebanyakan lemak dan minyal komersial tidak hanya terdiri dari gliserida dan  beberapa asam lemak, tetapi dalam campuran. Bagaimanapun, beberapa dari asam lemak 

dengan kemurnian 90% atau lebih, tersedia dari proses khusus.

Selanjutnya, akan terjadi proses oksidasi yang dikontrol ke bawah tower  terhidrolisasi dengan ketinggian 20 m dan diameter 60 cm. Tower  terbuat dari Stainless Steel Tipe 316 . Selanjutnya akan dikontakkan dengan demind water  dan kemudian diinjeksikan dengan sistem tekanan tinggi, lalu masuk ke decanter , setelah itu beberapa  proses masuk ke settling tank .

Tabel 29.6 Beberapa Solubilitas Sabun Murni

Stearat Oleate Palmitate Laurate

Sodium 0.1o 18.1 0.8o 2.75

Pottasium - 25.0 - 70.0o

Calcium 0.0041 0.04 0.003 0.0041

Magnesium 0.004 0.024 0.008 0.007

Aluminum i i d 

Kebanyakan bahan dari tabel tersebut digunakan untuk memproduksi asam lemak  termasuk kelapa sawit dan minyak kacang tanah. Asam lemak molten dimasukkan ke

(8)

dalam pan, chiller , dan kemudian diberi tekanan. Untuk memisahkan asam lemak dengan  panjang rantai yang berbeda dilakukan distilasi.

Pada bagian atas terdiri dari moisture, udara, dan asam lemak titik didih rendah dan kondensatnya masuk ke refluks. Kondensat liquid masuk ke  final flash tower  dan akan menghasilkan fraksi asam lemak. Dari bagian bawah kembali ke  stripping tower , dan setelah menjadi zat kimia yang baru, fraksi-fraksi tersebut dapat dimasukkan ke dalam  soap reactor dalam keadaan eksotermik.

Prinsip kerja :

1. Transportasi minyak dan lemak. 2. Transportasi NaOH.

3. Blending katalis, zink oksida dengan pemanasan pada blend tank .

4. Memasukkan katalis dan lemak cair ke dalam hidrolyzer bagian bawah. 5. Pemisahan aqueous phase.

6. Gliserin air dievaporasi dan dimurnikan.

7. Asam lemak pada bagian atas hydrolyzer dikeringkan. 8. Di dalam vakum yang tinggi, asam lemak didistilasi.

9. Sabun dibentuk dengan proses netralisasi lanjutan dengan 50% NaOH dengan kecepatan tinggi.

10. Proses akhirnya adalah dalam tekanan 3.5 kPa dan sabun dipanaskan sampai 200oC.

Keuntungan pembuatan sabun dengan menggunakan proses ketel adalah : 1. Warna sabun dari lemak tanpa adanya pretreatment khusus.

2. Gliserin dapat direcovery. 3. Fleksibel dalam pengontrolan.

Tipe Sabun

Kelas utama sabun adalah sabun toilet dan sabun industri. Perbedaan sabun ini terdapat pada 1/lebih prosedur pembuatannya. Sabun toilet biasanya dibuat dari campuran tebu dan minyak kelapa dengan rasio 80 : 20 atau 90 : 10 dan sabun  superfatted memiliki rasio 50 : 50 atau 60 : 40 ditambah 7 – 10% asam lemak bebas.

Dalam prakteknya semua produk sabun mengandung 10 – 30% air. Jika sabun tidak  mengandung air, maka akan terlalu keras untuk diuraikan dengan mudah. Hampir semua sabun mengandung parfum. Sabun dibuat dari bahan-bahan terpilih dan biasanya hanya mengandung 10 – 15% kelembaban.

(9)

Jenis Kristal pada Sabun Batang

Properti fisik sabun batang tergantung dari fase kristal sabun dan kondisi fase tersebut. Adapun 3/lebih fase yang terdapat pada sabun sodium, tergantung lemak yang digunakan, kelembaban dan komposisi elektrolit dalam sabun dan kondisi proses. Sabun toilet dikerjakan secara mekanik membentuk fase omega dan sedikit bagiannya menjadi fase beta. Sabun cair terdiri dari kristal yang dibentuk dalam  freezer  dan kristal yang terbentuk dari lelehan setelah meninggalkan freezer . Kondisi proses yang optimum adalah  pengkristalan matrix, dengan penambahan kekuatan menjadi bentuk sabun batang.

Gliserin

Gliserin adalah cairan tanpa warna dan jernih memiliki rasa manis dan tidak   berbau. Scheele  pertama kali menemukan gliserin pada 1779 dengan memanaskan

campuran minyak  olive dan litharge. Sejak 1948 gliserol telah diproduksi dari bahan  petrokimia melalui proses sintesis.

Pembuatan Gliserin

Gliserin dapat dihasilkan dari salah satu metode yang berbeda, dimana untuk  dibutuhkan hal-hal penting sebagai berikut :

1. Reaksi penyabunan dari gliserida(minyak dan lemak) untuk memproduksi sabun. 2. Mereaksikan kembali gliserin dari suatu hidrolisis atau  splitting , dari lemak dan

minyak untuk memproduksi asam lemak.

3. Proses klorinasi dan reaksi hidrolisis propylene dan reaksi lainnya dari hidrokarbon  petrokimia.

 Breakdown secara Alami dan Prosedur Sintesis Gliserin

Gliserin dari Sweet Water  dari Hydrolizer  Gliserin dari Petroleum

Evaporasi (multiple effect ) konsentrasi Purifikasi propilen

Purifikasi dengan settling  Klorinasi menjadi alkil klorida

Distilasi uap vakum Purifikasi dan destilasi

Kondensasi parsial Klorinasi dengan HOCl

 Decoloration (bleaching) Hidrolisis menjadi gliserin

Filtrasi atau purifikasi ion-exchange Destilasi

Aliran air  countercurrent  untuk  fatty acid  dan ekstraksi gliserol dari fase lemak. Sweet water  dari kolom hydrolizer  mempunyai kandungan 12% gliserol. Evaporasi dari

(10)

 sweet water  dari kolom hydrolizer  tersebut sangat mudah dioperasikan dengan evaporasi  proses ketel. Hidolisis gliserol pada kandungannya tidak terdapat garam dan konsentrasi semakin meningkat dari 12% ke 75% dan akhirnya mencapai 80% gliserol. Biasanya tidak  ditambahkan panas pada proses evaporasi. Gliserin destilasi dikondensasi pada tiga langkah pada penurunan temperatur. Langkah pertama gliserin murni, biasanya 99% gliserol. Kualitas rendah gliserin terjadi pada langkah kedua dan kondenser ketiga. Pemurnian akhir gliserin oleh carbon bleaching , diikuti oleh filtrasi atau ion-exchange.

Gambar

Tabel 29.6 Beberapa Solubilitas Sabun Murni

Referensi

Dokumen terkait

Pada wilayah ini berdasarkan peta ZAE cocok dikembangkan untuk perkebunan (kelapa) sedangkan berdasarkan kelas kesesuaian lahannya pertanian tanaman pangan

Indeks keanekaragaman jenis dan indeks dominasi juvenil ikan di padang lamun Gugusan Pulau Pari relatif rendah, dimana tidak terlihat adanya pola hubungan erat antara habitat

Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dan Discovery Learning,

Pada gambar terakhir dari model 3D ini tergolong dalam sistem kristal trigonal, Peraga ini memiliki tiga sumbu horizontal yang sama panjang dan membentuk sudut

Perawat professional tentu saja memahami kode etik atau aturan yang harus dilakukan, sehingga dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mampu berpikir kritis

Praktek sekarang ini, Cover Note notaris ini dibuat sebagai pegangan Bank, bahwa benar-benar telah dilakukan penandatanganan semua akta (proses secara notarial)

Penelitian ini merupakan dasar yang dapat digunakan sebagai informasi bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya bagi kelompok remaja, bahwa

Perlakuan 4 buku menghasilkan pertambahan panjang batang yang lebih cepat dan perlakuan 5 buku menghasilkan panjang cabang primer yang lebih panjang dari pada