• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinetika Reaksi Orde 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kinetika Reaksi Orde 2"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

JURNAL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM KESETIMBANGAN

KESETIMBANGAN KIMIA

KIMIA

KINETIKA REAKSI ORDE-2

KINETIKA REAKSI ORDE-2

disusun oleh disusun oleh

N

Naammaa  LLaannddee! ! AA""uunniinn##$$iiaass N

NIIMM  %%&&%%''%%(())((%%((**&& K

Keelloomm!!oo++  ** A

Assiiss$$eenn  DDeelllla a PPee,,mmaa$$a a K  K  

LABORATORIUM KIMIA ISIK  LABORATORIUM KIMIA ISIK 

JURUSAN KIMIA JURUSAN KIMIA

AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA.UAN ALAM AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA.UAN ALAM

UNI/ERSITAS JEMBER  UNI/ERSITAS JEMBER  JEMBER  JEMBER  2(%0 2(%0

(2)

BAB %1

BAB %1 PENDA.ULUANPENDA.ULUAN

%1%

%1% La$aLa$a, Be, Bela+ala+an#n# Kineti

Kinetika ka kimia menunjukkkimia menunjukkan an kecepkecepatan atan dan dan mekanmekanisme isme perubperubahan ahan konsenkonsentrasitrasi suatu reaktan terhadap waktu pada suhu tertentu. Ketergantungan laju pada konsentrasi suatu reaktan terhadap waktu pada suhu tertentu. Ketergantungan laju pada konsentrasi menghasilkan suatu orde reaksi.

menghasilkan suatu orde reaksi. Reaksi orde kedua Reaksi orde kedua ialah reaksi yang ialah reaksi yang lajunylajunya a bergbergantunantungg  pada

 pada konsentrasi konsentrasi salah salah satu satu reaktan reaktan yang yang dipangkatkan dipangkatkan dua dua atau atau pada pada konsentrasi konsentrasi duadua reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan satu. Percobaan ini memiliki tujuan reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan satu. Percobaan ini memiliki tujuan yai

yaitu tu menmenunjunjukaukan n bahbahwa wa reakreaksi si yanyang g terterjadi jadi adaladalah ah reakreaksi si ordorde e dua dua dan dan menmenententukaukann teta

tetapan pan ordorde e reareaksi ksi dendengan cara gan cara menmengujguji i camcampurpuran an larularutan tan etil asetat etil asetat dendengan gan NaONaOHH me

mengnggugunanakakan n alalat at kokondndukuktotomemeteter. r. ReReakaksi si anantartara a lalarurutatan n etietil l aseasetatat t dedengngan an NaNaOHOH merupakan proses saponifikasi.

merupakan proses saponifikasi. ap

apononifikifikasi asi mermerupaupakankan  proses  proses pembuatan pembuatan sabun sabun yang yang berlangsung berlangsung dengandengan

mereaksikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan garam karbonil !sejenis sabun"

mereaksikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan garam karbonil !sejenis sabun"

dan gliserol

dan gliserol !alko!alkohol". #lkahol". #lkali li yang biasanya digunakayang biasanya digunakan n adalah NaOH$ Naadalah NaOH$ Na%%&O&O'$'$ KOH danKOH dan

K %%&O&O''.. ReaReaksi ksi sapsaponionifikafikasi si menmenghaghasilksilkan an sabsabun un sebasebagai gai proproduk duk utautama ma dan dan gligliseriserinn

seba

sebagai gai proproduk duk samsampinping. g. ababun un mermerupaupakan kan gargaram am loglogam am alkalkali ali dendengan gan ranrantai tai asamasam monokarbosiklik yang panjang. (arutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun monokarbosiklik yang panjang. (arutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun  bergantung pada

 bergantung pada jenis jenis sabun sabun yang diinginkan. yang diinginkan. (arutan (arutan alkali alkali yang biasa yang biasa digunakan dalamdigunakan dalam  pembuatan sabun keras adalah Natrium Hidroksida$ dan alkali yang b

 pembuatan sabun keras adalah Natrium Hidroksida$ dan alkali yang biasa digunakan dalamiasa digunakan dalam sabun lunak adalah Kalium Hidroksida. abun berfungsi sebagai pengemulsi sabun lunak adalah Kalium Hidroksida. abun berfungsi sebagai pengemulsi kotoran-kotor

kotoran an berupberupa a minyminyak ak ataupataupun un )at pengotor lainnya. (emak )at pengotor lainnya. (emak minyminyak ak yang digunakyang digunakanan dapat berasal dari lemak hewan

dapat berasal dari lemak hewani maupun nabatii maupun nabati$ lilin$ ataupun miny$ lilin$ ataupun minyak ikan laut. ak ikan laut. abunabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan dan dari minyak.

dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan dan dari minyak.

%12

%12 TTuuuanuan Percob

Percobaan aan kinetikinetika ka reaksi orde-% reaksi orde-% ini memiliki ini memiliki tujuatujuan n yaitu menentuyaitu menentukan konstantakan konstanta laju reaksi orde dua dari reaksi saponifikasi etil asetat.

(3)

BAB 21 LANDASAN TEORI

21% Material Safety Data Sheet  3 MSDS 4 %.*.* #kuades

#kuades memiliki rumus molekul H%O. #kuades didapatkan melalui proses

 penyulingan sehingga tidak mengandung mineral. #kuades berfase cair$ tidak berwarna$ tidak berbau$ dan tidak berasa. bahan ini tergolong bahan yang stabil sehingga tidak  memerlukan penyimpanan khusus. #kuades tidak menyebabkan korosi pada mata$ kulit$ dan tidak berbahaya apabila terhirup maupun tertelan. #kuades termasuk bahan yang aman$ sehingga tindakan pertama yang perlu dilakukan apabila terjadi tumpahan kecil maupun besar yaitu$ dengan mengepel tumpahan dengan lap kering yang mudah menyerap !#nonim$ %+*,".

%.*.% til #setat !&H'&OO&%H"

til #setat memiliki fase cair$ berbau seperti cuka$ berasa pedas$ dan tidak   berwarna. til asetat mempunyai massa molar /+$+ gram0mol$ massa jenisnya adalah

*$+12 gram0cm'$ titik lebur */$/o & dan titik didih **3$*o &. til #setat berbahaya bila

tertelan dalam jumlah banyak dan menimbulkan rasa perih jika terkena kulit yang teriritasi. til #setat menimbulkan iritasi ringan jika terkena mata. Pertolongan yang harus dilakukan apabila terkena bahan ini yaitu dengan membilas mata dan kulit yang terkena garam dapur selama kurang lebih * menit. Penyimpanan seharusnya dilakukan di tempat yang sejuk$ kering$ dan tertutup !#nonim$ %+*,".

%.*.'. Natrium Hidroksida !NaOH"

 Natrium hidroksida memiliki rumus molekul NaOH. 4ahan ini berfase padat$  berwarna putih$ berbau$ titik didihnya *'335 &$ dan titik lelehnya '%,5 &. 4ahan ini mudah larut dalam air dingin$ reaktif dengan logam dan alkali. NaOH ini berbahaya apabila terkena mata$ kulit$ terhirup$ dan tertelan$ sehingga pertolongan pertama yang bisa dilakukan apabila tertelan$ yaitu jangan memaksakan memuntahkan secara sengaja dan segera minta pertolongan medis !#nonim$ %+*,".

%.*.1. Natrium Klorida !Na&l"

 Natrium klorida merupakan nama lain dari garam dapur. 4ahan ini memiliki bentuk  kristal padat$ berwarna putih$ dan tidak berbau. 4ahan ini memiliki berat molekul 3$1'

(4)

g0mol$ memiliki berat jenis %$*/ gram0cm'$ titik didihnya *1*'5 &$ dan titik leburnya

3+*5 &. 4ahan ini berbahaya apabila terkena mata$ kulit$ terhirup$ dan tertelan$ sehingga  pertolongan pertama yang bisa dilakukan apabila tertelan$ yaitu jangan memaksakan

memuntahkan secara sengaja dan segera minta pertolongan medis !#nonim$ %+*,".

2121 Landasan Teo,i

6ujuan utama dalam kinetika kimia adalah menurunkan persamaan yang dapat digunakan untuk memprediksi hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan. Persamaan yang ditetapkan secara percobaan ini disebut hukum laju atau persamaan laju.

aA

+

bB →

≫+

hH 

!*"

pesi a dan b merupakan koefisien dalam persamaan setara. (aju reaksi seperti ini dinyatakan sebagai7

laju reaksi8 k 9#:m94:n

!%"

uku 9#:$ 94: menyatakan molaritas reaktan. ksponen yang diperlukan$ m dan n biasanya  berupa angka bulat !positif"$ meskipun dalam beberapa kasus dapat berupa nol$ pecahan$ atau negatif. ksponen harus ditentukan secara percobaan dan biasanya tidak berkaitan dengan koefisien stoikiometrik. ;stilah orde dikaitkan dengan dengan eksponen dalam hukum laju dan digunakan dalam beberapa cara yaitu ebagai berikut7

*. #pabila m8*$ reaksi tersebut dikatakan sebagai reaksi orde pertama untuk #$ dan apabila n8%$ reaksi tersebut dikatakan sebagai reaksi orde pertama untuk 4.

%. Orde reaksi keseluruhan adalah jumlah semua eksponen$ yaitu m<n.

'. Konstatnta k menghubungkan laju reaksi dengan konsentrasi reaktan dan dinamakan sebagai konstanta laju.

 Nilai k bergantung pada reaksi spesifik$ keberadaan katalis$ dan suhu. emakin besar nilai k$ maka reaksinya juga semakin cepat. Orde reaksi menentukan bentuk umum hukum laju. 4erdasarkan hukum laju suatu reaksi$ dapat menghitung laju reaksi untuk konentrasi reaktan yang diketahui dan menurunkan persamaan yang menyatakan konsentrasi reaktan sebagai fungsi waktu !Pertuci$ dkk$ %+*+".

uatu reaksi yang hanya melibatkan satu reaktan$ hukum laju dapat ditentukan dengan mengukur laju awal reaksi sebagai fungsi konsentrasi reaktan$ contohnya apabila

(5)

laju menjadi dua kali lipat bila konsentrasi reaktan dilipatduakan$ maka reaksinya adalah orde pertama dalam reaktan tersebut. (aju yang menjadi empat kali lipat bila konsentrasi dilipatduakan $ maka reaksinya adalah orde kedua dalam reaktan tersebut. Reakksi yang melibatkan lebih dari satu reaktan$ maka dapat ditentukan hukum laju dengan mengukur  ketergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi masing-masing reaktan$ satu persatu. Konsentrasi dibuat sama kecuali satu reaktan dan dicatat laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi reaktan tersebut. etiap perubahan laju seharusnya disebabkan hanya oleh  perubahan pada )at tersebut. 4erdasarkan ketergantungan yang diamati$ maka dapat diketahui orde dalam reaktan tersebut. Prosedur yang sama juga berlaku untuk reaktan  berikutnya.

Reaksi orde kedua ialah reaksi yang lajunya bergantung pada konsentrasi salah satu reaktan yang dipangkatkan dua atau pada konsentrasi dua reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan satu. =enis yang paling sederhana melibatkan hanya satu molekul reaktan 7

 A → produk 

!'"

4erdasarkan hukum laju7

[

 A

]

∆ t  !1"

!&hang$ %++1".

Reaksi-reaksi orde kedua dapat ditentukan dengan hukum kalkulus$ yaitu sebagai berikut7  A → produk  !"  A

¿

¿

¿

0

¿

¿

¿

!/"

Hasil integrasinya adalah7

1

[

 A

]

=

kt 

+

1

[

 A

]

0 !,"

!Petrucci$ dkk$ %+*+".

6eori yang membahas mengenai daya hantar listrik larutan mengingatkan mengenai  penelitian yang dilakukan oleh >ante #rrhenius !*33'". Opini pada masa tersebut

(6)

menyatakan bahwa ion hanya terbentuk oleh arus listrik. #rrhenius membuat kesimpulan yang bertentangan dengan opini pada masa itu$ bahwa ion yang terdapat pada )at akan menjadi terdisosiasi ketika suatu padatan dilarutkan ke dalam air. (arutan merupakan hasil homogenasi dari suatu )at terlarut dalam pelarut. (arutan diklasifikasikan berdasarkan daya hantar listriknya sebagai larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. (arutan elektrolit meliputi )at-)at anorganik seperti asam kuat$ basa kuat$ dan garam. (arutan non elektrolit meliputi bahan-bahan organik seperti minya$ gula tebu$ dan etanol. ?at yang  berperilaku sebagai elektrolit dalam air$ misalnya natrium klorida$ mungkin tidak dapat menghantarkan arus listrik apabila dilarutkan dalam pelarut selain air misalnya dalam  pelarut heksana dan eter. 6eori #rrhenius mengenai disosiasi elektrolit$ apabila molekul-molekul elektrolit dilarutkan di dalam air maka akan berdisosiasi menjadi spesi-spesi yang  bermuatan$ yang sesungguhnya adalah ion-ion yang menghantarkan arus dalam elektrolit

yang bermigrasi. @isosiasi larutan merupakan proses yang re>ersibel dan derajat disosiasinya berbeda-beda berdasarkan derajat pengencerannya. @isosiasi elektrolit suatu senyawa dapat dinyatakan sebagai berikut7

 Na&l ⇋  Na<< &l

- Na%O ⇋ %Na< < O1

%-&a&l% ⇋ &a%< < %&l

-AgO1 ⇋ Ag%< < O1

%-!&hang$ %++1".

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas  penampang !#" dan jarak tertentu !d". @aya hantar listrik tersebut merupakan fungsi

konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur. Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negati>e yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan. Hambatan listrik dikon>ersikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan. Konduktometri @aya hantar  listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah  bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. @aya hantar listrik !B" merupakan kebalikan dari tahanan !R"$ sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-* . 4ila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda$ maka daya hantar  listrik !B" berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda !#" dan berbanding terbalik  dengan jarak kedua elektroda.

(7)

B 8 l0R 8 k !# 0 l"

!3"

pesi k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -* cm -* !Khopkar$ *22+".

aponifikasi adalah reaksi hidrolisis antara basa-basa alkali dengan asam lemak  yang akan dihasilkan gliserol dan garam yang disebut sebgai sabun. #sam lemak yang digunakan yaiut asam lemak tak jenuh$ karena memiliki paling sedikit satu ikatan ganda antara atom-atom carbon penyusunnya dan bersifat kurang stabil sehingga mudah bereaksi dengan unsur lain. 4asa alkali yang digunaka yaitu basa-basa yang menghasilka garam  basa lemah seprti NaOH$ KOH$ NH1OH$ K %&O' dan lainnya. abun dibuat dari proses

saponifikasi lemak hewan !tallow" dan dari minyak. Bugus induk lemak disebut fatty acid yang terdiri dari rantai hidrocarbon panjang !&*% sampai &*3" yang berikatan

membentuk gugus karboksil. #sam lemak rantai pendek jarang digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester  dengan alkali !NaOH atau KOH". Range atom & di atas mempengaruhi sifat-sifat sabun seperti kelarutan $ proses emulsi $ dan pembasahan. abun murni terdiri dari 2C sabun aktif dan sisanya adalah air$ gliserin$ garam dan kemurnian lainnya. emua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. (emak merupakan campuran ester yang dibuat daari alkohol dan asam karboksilat seperti asam stearat$ asam oleat$ dan asam palmitat. (emak padat mengandung ester dari gliserol dan asamm palmitat$ sedangkan minyak seperti minyak )aitun mengandung ester dari gliserol asam oleat !Dessenden$ *23%".

Percobaan dilakukan dengan cara membuat konsentrasi awal ion hidroksida diatur  sama dengan konsentrasi etil asetat. Karena kedua konsentrasi awal adalah sama dan rasio

mol OH- 7 &H'&OO&%H adalah * 7 *$ maka pada setiap waktu t$ konsentrasi etil asetat harusnya sama seperti ion hidroksida$ yaitu7

cA  8 cB !2" c 8 dt c d % # # k 

!*+"

Konsentrasi etil asetat !atau OH-" sisa pada beberapa waktu dapat ditentukan dengan integrasi7

(8)

% +  A o c t   A  A c dc k dt  c

= −

∫ 

!**" atau o # c * < t 8 c * k  !*%" !  y = mx + b " !*'" dimana$

c+ 8 konsentrasi awal etil asetat

c

A 8 konsentrasi etil asetat pada waktu t  .

=adi$ menurut persamaan !%.*'"$ plot

1 c

A   >ersus waktu seharusnya menghasilkan garis

lurus. Konstanta laju k  dapat ditentukan secara akurat dengan menghitung  slope  grafik  !6im Penyusun$ %+*,".

(9)

BAB )1 METODOLOGI PER5OBAAN

'.*. #lat dan 4ahan '.*.* #lat − Belas ukur % m( − Konduktometer  − 4otol semprot − 4atang pengaduk  − Pipet tetes − (abu ukur *++ m( − (abu ukur + m( − 4all pipet − 4eaker gelas *++ m( − 4eaker gelas *+ m( − Pipet >olume *+ m( − rlenmeyer  '.*.% 4ahan

− til asetat !&H'&OO&%H" − #kuades

−  NaOH −  Na&l

(10)

)12 S+ema Ke,a

'.%.% Reaksi aponifikasi

til #setat

−  dipipet sebanyak *+ m(

− diencerkan ke dalam labu ukur + m( − dipipet sebanyak *+ m( NaOH +$* A − diencerkan ke dalam labu ukur + Al

− dilakukan reaksi saponifikasi dengan cara mencampur etil asetat dengan

 NaOH yang telah dibuat sebelumnya

− diaduk menggunakan batang pengaduk 

− dicelupkan batang konduktometer dan dicatat data konduktansi yang muncul  pada layar komputer 

(11)

BAB 61 .ASIL DAN PEMBA.ASAN

61% .asil

1.*.* Eji Konduktifitas Reaksi aponifikasi ;

 No. t !s" (o!F0cm" (!F0cm" !(o-("0t !F0cm.s" k   *. *++ %123 %''% *$// +$+*/ %. %++ %%% *$'/ '. '++ %*%3 *$%' 1. 1++ %+* *$*% . ++ *232 *$+% /. /++ *2%3 +$2 ,. ,++ *33% +$33 3. 3++ *3'2 +$3% 2. 2++ *3+, +$,, *+. *+++ *,,' +$,% **. **++ *,11 +$/3 *% *%++ *,*1 +$/

(12)

 No. t !s" (o!F0cm" (!F0cm" !(o-("0t !F0cm.s" k   *. *++ %112 %''* *$*3 +$++21 %. %++ %%% *$*% '. '++ %*'1 *$+ 1. 1++ %+3 +$23 . ++ *222 +$2 /. /++ *2'2 +$3 ,. ,++ *332 +$3 3. 3++ *312 +$, 2. 2++ *3+ +$,* *+. *+++ *,/% +$/2 **. **++ *,'* +$/ *% *%++ *,+' +$/% 612 Pem7ahasan

Percobaan keempat membahas mengenai kinetika reasi orde dua. Kinetika reaksi merupakan ilmu kimia yang membahasa mengenai kecepatan reaksi terhadap waktu dan temperatur tertentu. Komponen yang berperan dalam penjelasan laju reaksi adalah reaktan. (aju reaksi dapat dinyatakan sebagai pengurangan konsentrasi reaktan terhadap waktu. (aju reaksi dapat diamati berdasarkan pengurangan reaktan karena bereaksi membentuk  suatu produk berdasarkan waktu tertentu. Ketergantungan laju pada konsentrasi menghasilkan suatu orde reaksi. Reaksi orde dua merupakan reaksi yang lajunya  bergantung pada konsentrasi salah satu reaktan yang dipangkatkan dua atau pada konsentrasi dua reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan satu. Persamaan konsentrasi reaktan dan laju reaksi dihubungkan dengan suatu konstanta yang disebut sebagai konstanta laju reaksi. Reaksi orde dua dalam percobaan ini dibuktikan dengan kelinearan grafik Brafik ( >s !(o-("0t.

Percobaan ini memiliki tujuan yaitu menunjukan bahwa reaksi yang terjadi merupakan reaksi orde dua dan menentukan tetapan laju reaksi. Penetapan konstanta laju reaksi dilakukan dengan cara mengukur kondukti>itas reaksi saponifikasi antara etil asetat dengan NaOH selama *%++ sekon dengan inter>al *++ sekon menggunakan

(13)

konduktometer. Pengukuran kondukti>itas reaksi saponifikasi etil asetat dengan NaOH dilakukan sebanyak % kali !duplo". Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui keakuratan  percobaan dengan cara membandingkan nilai konstanta laju pertama dan kedua pada reaksi

saponifikasi dengan jenis dan kuantitas reaktan yang sama yang dilakukan pada waktu yang sama pula. Penentuan tetapan laju reaksi dilakukan dengan cara membuat grafik ( >s

 Lo− L

t  . 4erdasarkan grafik$ maka didapatkan nilai  slope  sebagai

1

C 0k 

$ dengan

memasukkan nilai konsentrasi etil asetat awal yang telah diketahui sehingga didapatkan nilai k !konstanta laju reaksi".

Konduktometer yang akan digunakan untuk menguji reaksi saponifikasi antara  NaOH dan etil asetat dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi dilakukan menggunakan bahan yang diketahui nilai kondukti>itasnya berdasarkan literatur. Hal ini bertujuan agar alat menunjukkan kebenaran nilai yang sesungguhnya$ sehingga keakuratan nilai yang dihasilkan tidak menyimpang jauh dari ambang batas yang ditentukan. (arutan yang digunakan untuk kalibrasi konduktometer yaitu larutan Na&l *++ ppm dan Na&l ++ ppm. (arutan ini digunakan untuk kalibrasi sebab memiliki nilai kondukti>itas yang tidak  mudah mengalami perubahan pada suhu kamar. Nilai kondukti>itas Na&l menurut literatur  sebesar %*+ F0cm untuk larutan Na&l *++ ppm dan *+%+ F0cm untuk larutan Na&l ++  ppm.

Kegiatan pertama yaitu melakukan pengenceran NaOH +$* A dan etil asetat +$* A masing-masing menjadi konsentrasi +$+% A sebanyak + m(. Pengenceran untuk NaOH dan etil asetat masing-masing dilakukan sebanyak dua kali$ sehingga didapatkan empat reaktan yang akan direaksikan menjadi dua kali percobaan. 6ujuan pengenceran NaOH dan etil asetat adalah agar kedua larutan tersebut dapat berinteraksi dengan air sehingga mengalami ionisasi. (arutan NaOH akan terionisasi dalam air menjadi ion Na< dan &l-$

sedangkan larutan etil asetat akan terionisasi dalam air menjadi ion &H'&OO- dan ion

&%H<. ;on-ion ini dapat memberikan konstribusi terhadap respon positif ketika diuji

menggunakan konduktometer. ;on-ion ini juga dapat menunjukkan nilai daya hantar yang dimiliki oleh larutan. Konduktometer ini dapat digunakan dengan cara mencelupkan  bagian batang !konduktor" ke dalam larutan yang akan diuji daya hantarnya. Prinsip kerja dari konduktometer yaitu bagian konduktor akan menerima rangsang dari ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor. Hasil pengukuran akan diproses dan akan dihasilkan output berupa angka pada layar komputer. #ngka ini merupakan nilai dari daya hantar atau

(14)

kondukti>itasnya. Hambatan listrik yang dihasilkan dikon>ersikan menjadi hantaran listrik  larutan dalam satuan G0cm.

Kegiatan selanjutnya yaitu reaksi saponifikasi yang dilakukan dengan cara mencampurkan masing-masing NaOH +$+% A dan etil asetat +$+% A sebanyak + m(.

Kedua konsentrasi awal reaktan adalah sama dan rasio mol OH- 7 &H'&OO&%H  adalah * 7 *$ sehingga pada setiap waktu t$ konsentrasi etil asetat sama seperti ion hidroksida. aat  pencampuran dilakukan pengadukan menggunakan batang pengaduk. Hal ini bertujuan untuk mempercepat gerakan partikel masing-masing komponen NaOH dan etil asetat sehingga memacu terjadinya tumbukan dan reaksinya berjalan dengan lebih sempurna. #dapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut7

C H3 O CH 3 O !a" < NaOH!a" O C H3 O Na!a" < H3C OH !a"

aat setelah pengadukan segera diuji menggunakan konduktometer. Hal ini bertujuan agar  hasil uji yang didapatkan menunjukkan nilai yang akurat karena ion-ion masing-masing komopnen NaOH dan etil asetat akan berkurang seiring waktu akibat berekasi membentuk   produk$ sehingga nilai kondukti>itas semakin lama akan semakin menurun.

Hasil pengukuran kondukti>itas untuk reaksi saponifikasi ; selama *%++ sekon dengan inter>al *++ sekon yang dinyatakan sebagai ( secara berturut-turut yaitu %''% F0cm$ %%% F0cm$ %*%3 F0cm$ %+* F0cm$ *332 F0cm$ *2%3 F0cm$ *33% F0cm$ *3'2 F0cm$ *3+, F0cm$ *,,' F0cm$ *,11 F0cm$ *,*1 F0cm. Nilai (+ sebesar %123

F0cm. Nilai kondukti>itas semakin lama semakin menurun. Hal tersebut disebabkan  bahwa ion-ion reaktan yang sebelumnya melimpah akan berkurang karena membentuk   produk &H'&OONa dan etanol. Reaktan NaOH menyumbang peranan besar dalam uji

kondukti>itas$ hal ini disebabkan NaOH adalah elektrolit yang lebih kuat dibandingkan etil asetat dan akan terionisasi sempurna dalam air. ehingga ion-ion dari NaOH  berkontribusi besar dalam menunjukkan nilai kondukti>itas dalam reaksi saponifikasi. ;on

OH-dan Na<akan berkurang seiring bertambahnya waktu karena bereaksi dengan ion-ion

dari etil asetat membentuk produk$ sehingga nilai kondukti>itas yang ditunjukkkan semakin lama akan semakin menurun karena reaktan semakin berkurang.

(15)

0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 0 500 1000 1500 2000 2500 f(x) = 642 .42x + 1315.28 R² = 0.99

Kurva L vs (Lo-L)/t

Pr!o"aa# 1 L$#ar (Pr!o"aa# 1) (Lo-L1)/t L Bambar 1.* Brafik ( >s !(o-("0t

Brafik pada gambar 1.* menjelaskan bahwa ( >s !(o-("0t menghasilkan garis

linear. Nilai (+lebih besar daripada nilai (. Hal ini disebabkan semakin lama kondukti>itas

larutan semakin turun. elisih kondukti>itas awal !(o" dengan kondukti>itas pada waktu

tertentu !(" tidak menunjukkan perubahan yang signifikan$ sehingga besar atau kecilnya nilai !(o-("0t sangat ditentukan oleh penyebutnya dalam hal ini adalah waktu !t". emakin

lama waktunya maka penyebutnya semakin besar dan nilai !(o-("0t semakin kecil. Hal ini

menjelaskan bahwa dari inter>al watu *++ sekon sampai *%++ sekon nilai nilai !(o-("0t

semakin menurun. Konstanta laju reaksi !k" ditentukan berdasarkan grafik ( versus !(o

-("0t. Bradien dinyatakan sebagai 1

0k 

$ dengan memasukkan nilai konsentrasi etil asetat

awal yang telah diketahui maka didapatkan nilai k !Konstanta laju reaksi". Nilai k yang didapatkan berdasarkan grafik tersebut yaitu sebesar +$+*/.

 Hasil pengukuran kondukti>itas untuk reaksi saponifikasi ;; selama *%++ sekon dengan inter>al *++ sekon yang dinyatakan sebagai ( secara berturut-turut yaitu %''* F0cm$ %%% F0cm$ %*'1 F0cm$ %+3 F0cm$ *222 F0cm$ *2'2 F0cm$ *332 F0cm$ *312 F0cm$ *3+ F0cm$ *,/% F0cm$ *,'* F0cm dan *,+' F0cm. Nilai (+  sebesar 

%112 F0cm. Hal tersebut disebabkan bahwa ion-ion reaktan yang sebelumnya melimpah akan berkurang karema membentuk produk &H'&OONa dan etanol.

(16)

0.5 0 .6 0 .% 0 .8 0 .9 1 1.1 1 .2 1.3 0 500 1000 1500 2000 2500 f(x) = 106 %.1x + 1036.15 R² = 0.99

Kurva L vs (Lo-L)/t

Pr!o"aa# 2 L$#ar (Pr!o"aa# 2) (Lo-L1)/t L Bambar 1.% Brafik ( >s !(o-("0t

Brafik pada gambar 1.% menjelaskan bahwa ( >s !(o-("0t menghasilkan garis

linear. Nilai (+lebih besar daripada nilai (. Hal ini disebabkan semakin lama kondukti>itas

larutan semakin turun. elisih kondukti>itas awal !(o" dengan kondukti>itas pada waktu

tertentu !(" tidak menunjukkan perubahan yang signifikan$ sehingga besar atau kecilnya nilai !(o-("0t sangat ditentukan oleh penyebutnya dalam hal ini adalah waktu !t". emakin

lama waktunya maka penyebutnya semakin besar dan nilai !(o-("0t semakin kecil. Hal ini

menjelaskan bahwa dari inter>al watu *++ sekon sampai *%++ sekon nilai nilai !(o-("0t

semakin menurun. Konstanta laju reaksi !k" ditentukan berdasarkan grafik ( versus !(o

-("0t. Bradien dinyatakan sebagai 1

0k 

$ dengan memasukkan nilai konsentrasi etil asetat

awal yang telah diketahui maka didapatkan nilai k !Konstanta laju reaksi". Nilai k yang didapatkan berdasarkan grafik tersebut yaitu sebesar +$++21.

Persamaan garis linear dari persamaan  L

=

1

0k 

 (

 L o

 L

)

+

 L   diturunkan

 berdasarkan persamaan garis linear dari hukum laju orde % yaitu 1

=

kt 

+

1

C 0

. Eji laju

reaksi orde dua dilakukan dengan membuat grafik ( versus !(o-("0t. (aju reaksi yang

memiliki orde dua akan menunjukkan grafik dengan garis yang linear . 4erdasarkan grafik  yang dihasilkan pada masing-masing reaksi saponifikasi * dan %$ keduanya menghasilkan grafik ( >s !(o-("0t yang linear dengan R %  mendekati *. ehingga reaksi saponifikasi

(17)

 Nilai k !percobaan *" sebesar +$+*/ dan k !percobaan %" sebesar +$++21$ apabila dibandingkan memiliki selisih yang relatif besar yakni sebesar +$++/% atau hampir  mencapai ,+C dari k% !konstanta laju percobaan %". Denomena ini dapat dijelaskan dari  perbedaan nilai (+masing-masing percobaan$ dimana (+ percobaan * sebesar %123 F0cm

dan (+ percobaan % sebesar %112 F0cm. Nilai (+ percobaan * lebih besar nilai (+  dari

 percobaan %. Hal ini disebabkan$ saat setelah NaOH dan etil asetat dicampurkan dan diaduk tidak segera diuji kondukti>itasnya$ sehingga reaktan telah relatif banyak berkurang membentuk produk sebelum dilakukan uji kondukti>itas dan mengasilkan nilai (+  yang

(18)

BAB &1 PENUTUP

&1% Kesim!ulan

4erdasarkan grafik yang dihasilkan pada masing-masing reaksi saponifikasi * dan %$ konstanta laju reaksi !k" ditentukan berdasarkan grafik ( versus !(o-("0t. Bradien

dinyatakan sebagai 1

0k  $ dengan memasukkan nilai konsnentrasi etil asetat awal yang

telah diketahui maka didapatkan nilai k !Konstanta laju reaksi". Nilai konstanta laju reaksi orde-% reaksi saponifikasi etil asetat yang dihasilkan pada percobaan pertama !uji *" yaitu +$+*/$ sedangkan nilai k pada percobaan kedua sebesar +$++21.

&12 Sa,an

4erdasarkan percobaan yang telah dilakukan$ saran yang bisa diberikan yaitu sebaiknya praktikan memahami betul prosedur percobaan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan. Praktikan seharusnya lebih cepat dalam menguji kondukti>itas reaksi saponifikasi saat setelah dilakukan pencampuran dan pengadukan sehingga menghasilkan nilai kondukt>itas yang akurat dalam dua kali pengulangan.

(19)

Da8$a, Pus$a+a

#nonim. %+*,.  Material Safety Data Sheet of Aquades 9erial Online:. http700www.sciencelab.com0msds.phpImsdsid8 22%,1+% . 9diakses 1 #pril %+*,:. #nonim. %+*,.  Material Safety Data Sheet of Etil Acetic 9erial Online:.

http700www.sciencelab.com0msds.phpImsdsid8 22%,*/ . 9diakses '+ #pril %+*,:. #nonim. %+*,. Material Safety Data Sheet of Sodium Chloride 9erial Online:.

http700www.sciencelab.com0msds.phpImsdsid8 22%,2'. 9diakses 1 #pril %+*,:.

#nonim. %+*,.  Material Safety Data Sheet of Sodium idroxide 9erial Online:. http700www.sciencelab.com0msds.phpImsdsid8 22%1223 . 9diakses 1 #pril %+*,:. 4asset$ =.$ dkk. *221.  !uku A"ar #o$el %imia Analisis %uantitatif Anor$anik . =akarta7

Penerbit 4uku Kedokteran.

&hang$ Raymond. %++1.  %imia Dasar& %onsep'%onsep (nti )ilid * Edisi %eti$a. =akarta7 rlangga.

Dessenden$ R.= dan Dessenden$ =.. *23%.  %imia r$anik )ilid * Edisi %eti$a. =akarta7 rlangga.

Khopkar$ .A. *22+. %onsep'%onsep Dasar %imia Analitik . =akarta7 E; Press.

 ,etrucci- ./alp- dkk. *010. ,rinsip',rinsip Dasar & %imia Dasar )ilid 1 Edisi %edua.  )akarta& Erlan$$a.

(20)
(21)

LAMPIRAN %1 Pen#en9e,an a1 E$il Ase$a$ A*J * 8 A%J % +$* A J *+ m( 8 A% J + m( A% 8 +$+% A 71 NaO. A*J * 8 A%J % +$* A J *+ m( 8 A% J + m( A% 8 +$+% A

21 Ui Kondu+$i:i$as !en#ulan#an I

(o 8 %123 F • ( 8 %''%F t 8 *++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

2332

)

µS 100s

=

1,66µS

/

s • ( 8 %%%F t 8 %++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

2225

)

µS 200s

=

1,365µS

/

s • ( 8 %*%3F t 8 '++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

2128

)

µS 300s

=

1,233µS

/

s • ( 8 %+*F t 8 1++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

2051

)

µS 400s

=

1,12µS

/

s • ( 8 *232F t 8 ++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

1989

)

µS 500s

=

1,02µS

/

s • ( 8 *2%3F t 8 /++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

1928

)

µS 600s

=

0,95µS

/

s • ( 8 *33%F t 8 ,++ s

(22)

 Lo

 L t 

=

(

2498

1882

)

µS 700s

=

0,88µS

/

s • ( 8 *3'2F t 8 3++ s  Lo− L t  =

(

2498−1839

)

µS 800s =0,82µS/s • ( 8 *3+,F t 8 2++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

1807

)

µS 900s

=

0,77µS

/

s • ( 8 *,,' F t 8 *+++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

1773

)

µS 1000s

=

0,725µS

/

s • ( 8 *,11F t 8 **++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

1744

)

µS 1100s

=

0,685µS

/

s • ( 8 *,*1F t 8 *%++ s  Lo

 L t 

=

(

2498

1714

)

µS 1200s

=

0,65µS

/

s 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 0 500 1000 1500 2000 2500 f(x) = 642 .42x + 1315.28 R² = 0.99

Kurva L vs (Lo-L)/t

Pr!o"aa# 1 L$#ar (Pr!o"aa# 1) (Lo-L1)/t L

Aenentukan konstanta reaksi orde %

• y 8 /1%$1%J < *'*$' RL 8 +.23,2 &+8 +.*A • 1 C 0

=

m 1 C 0

=

642,42

(23)

1 C 0

(

642,42

)

=

k  1 0,1×

(

642,42

)

=

k  1 64,24

=

k , k 

=

0,0156

)1 Ui Kondu+$i:i$as Pen#ulan#an II

(o 8 %112 F • ( 8 %''*F t 8 *++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

2331

)

µS 100s

=

1,18µS

/

s • ( 8 %%% F t 8 %++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

2225

)

µS 200s

=

1,12µS

/

s • ( 8 %*'1 F t 8 '++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

2134

)

µS 300s

=

1,05 µS

/

s • ( 8 %+3 F t 8 1++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

2058

)

µS 400s

=

0,98µS

/

s • ( 8 *222 F t 8 ++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

1999

)

µS 500s

=

0,9µS

/

s • ( 8 *2'2 F t 8 /++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

1939

)

µS 600s

=

0,85µS

/

s • ( 8 *332 F t 8 ,++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

1889

)

µS 700s

=

0,8µS

/

s • ( 8 *312 F t 8 3++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

1849

)

µS 800s

=

0,75µS

/

s • ( 8 *3+ F t 8 2++ s

(24)

 Lo− L t  =

(

2449−1805

)

µS 900s =0,71µS/s • ( 8 *,/% F t 8 *+++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

1762

)

µS 1000s

=

0,69µS

/

s • ( 8 *,'* F t 8 **++ s  Lo

 L t 

=

(

2449

1731

)

µS 1100s

=

0,65µS

/

s • ( 8 *,+' F t 8 *%++ s  Lo− L t  =

(

2449−1703

)

µS 1200s =0,62µS/s 0 .5 0 .6 0 .% 0.8 0 .9 1 1.1 1 .2 1.3 0 500 1000 1500 2000 2500 f(x) = 106 %.1x + 1036.15 R² = 0.99

Kurva L vs (Lo-L)/t

Pr!o"aa# 2 L$#ar (Pr!o"aa# 2) (Lo-L1)/t L

Aenentukan konstanta reaksi orde %

• y 8 *+/,$*J < *+'/$% RL 8 +.22', &+8 +.*A • 1 C 0

=

m 1 C 0k 

=

1067,1 1 C 0

(

1067,1

)

=

k  1 0,1 x

(

1067,1

)

=

(25)

1

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah kesadaran membayar pajak, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan

Peta Indeks Kekeringan Thornthwaite Mather Bulan Juli Kabupaten Grobogan Dari gambar 1 diketahui bahwa luas wilayah yang termasuk ke dalam nilai indeks kekeringan

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 167 responden ibu hamil yang dirawat inap di RSUD Ambarawa, dapat diketahui yang memiliki umur dalam kategori berisiko sebagian

siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial atau kinestetik, prestasi belajar matematika siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe PDEODE

selaku pembimbing I yang senantiasa bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan ilmu, saran, pengalaman dan bimbingan dalam pelaksanaan kegiatan praktek kerja

Wonokoyo Jaya Corporation Feed Mill Division, yang telah memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.. Bapak Gatot, selaku Kepala Bagian

mengatakan rencana punya anak nanti setelah usia pernikahan 1 tahun Data Objektif : - Usia pernikahan 5 bulan - Usia Tn.Hariyono 22 tahun dan Ny.Sulis 19 tahun

Kempeskan katup yang bersimbol A (aspirate), Sedot cairan ke atas, dengan menekan bagian atas S (suction), Kemudian tekan katup E untuk mengeluarkan cairan