Global
Corruption
Barometer
2013
Tentang GCB
• Mengukur efektivitas
pemberantasan korupsi dan mengidentifikasi
sektor-sektor yang rawan di setiap negara.
• Basis GCB adalah
pengalaman masyarakat umum, sementara CPI dan BPI pendapat ahli dan pebisnis.
• Telah dilakukan delapan kali sejak 2003.
Metodologi
• Multistage random
sampling dengan populasi rumah tangga (household). • Jumlah responden 114
ribu di 107 negara, (1.000 responden untuk
Indonesia).
• Data diambil dari responden di 5 kota besar
(Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar, Bandung) pada September 2012-Maret 2013. NEGARA PERUSAHAAN SURVEI LOKAL UKURAN SAMPEL METODE SURVEI CAKUPAN Kamboja Indochina Research 1000 Face to face Nasional Indonesia Deka 1000 Face to face Nasional
Malaysia TNS 1000 CATI Nasional Filipina PSRC 1000
Face to
face Nasional Thailand InfoSearch co. Ltd 1000 CATI Nasional Vietnam Research 1000
Face to
Kondisi Korupsi di Tingkat Global
• Sebagian besar negara yang disurvei, 78% mengalami peningkatan korupsi.
• Di Asia Tenggara hanya Kamboja dan Filipina yang mengalami
penurunan tingkat korupsi.
Kondisi Suap di Tingkat Global
• 1 dari 4 responden membayar suap untuk mendapatkan pelayanan publik.
• 4 dari sepuluh
masyarakat di Indonesia membayar suap untuk mendapatkan pelayanan publik.
Lembaga Paling Korup di Tingkat Global
Tidak korup sama sekali
Sangat korup
Partai Politik, Polisi, Pejabat Publik, Parlemen, dan Peradilan dinilai paling korup
Bagaimana kondisi korupsi dibanding sebelumnya?
•
Masyarakat
menilai korupsi di
negara-negara Asia
Tenggara
meningkat atau
sama saja.
•
Peningkatan
korupsi di
Indonesia paling
tinggi.
50% 38% 14% 18% 9% 8% 23% 25% 31% 47% 27% 25% 29% 25% 32% 39% 55% 66% 72% 48% 20% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Cambodia Philippines Malaysia Vietnam Thailand Indonesia SEASeberapa serius problem korupsi?
• Korupsi sektor publik dinilai sebagai masalah sangat serius di Indonesia.
• (Skala 1-5: 1 berarti masalah sama sekali, 5 berarti sangat serius.)
Bukan masalah sama sekali Masalah sangat serius
4.1 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 - 4.7 Indonesia - 4.1 Thailand - 3.8 Cambodia, Malaysia - 3.7 Vietnam - 4.4 Philippines
Pentingkah kolusi untuk memperoleh pelayanan publik?
• Sebagian besar responden menilai faktor kedekatan (personal contact) sangat penting untuk mengakses pelayanan publik. 19% 11% 11% 9% 8% 10% 11% 36% 31% 24% 19% 19% 24% 46% 59% 65% 72% 73% 74% 65% 16% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Malaysia Vietnam Thailand Philippines Cambodia Indonesia SEABagaimana pengaruh bisnis besar terhadap
pemerintah?
• Pemerintahan di Indonesia sebagian dikendalikan oleh kepentingan pebisnis besar, meskipun negara-negara lain di Asia Tenggara lebih parah. 31% 45% 20% 17% 7% 12% 22% 39% 22% 46% 47% 35% 36% 30% 32% 34% 36% 58% 62% 42% 27% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Cambodia Indonesia Malaysia Vietnam Thailand Philippines SEAPolisi, Parlemen dan Peradilan masih lembaga paling
korup di Indonesia
2,4 2,7 2,8 3,1 3,2 3,3 3,4 4,0 4,3 4,4 4,5 4,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 Media Religious bodies NGOs Military Education system Medical and health services Business/private sector Public officials/civil servants Political parties Judiciary Parliament/legislature PoliceScale 1-5, where 1 means not at all corrupt, 5 means extremely corrupt Indonesia 2.2 2.5 2.5 2.8 2.9 2.9 3.1 3.3 3.4 3.5 3.6 3.9 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 Religious bodies NGOs Media Military Medical Education Business Parliament Judiciary Public officials Political Parties Police Asia Tenggara
Sektor Paling Korup
GCB 2009 2010/2011 2012/2013
Peringkat 1 Parlemen Parlemen Polisi dan Parlemen Peringkat 2 Peradilan Partai Politik
dan Polisi
Peradilan
Lembaga paling korup di negara-negara
Asia Tenggara
•
Polisi, Parlemen
dan pengadilan
adalah 3 besar
lembaga paling
korup
negara-negara Asia
Tenggara
COUNTRY INSTITUTION SEA Police Cambodia JudiciaryIndonesia Parliament/Legislature, Police Malaysia Police
Philippines Police
Thailand Political parties, Police Vietnam Police
36% responden di Indonesia membayar suap untuk
mengakses 8 jenis layanan publik dasar.
26% 57% 36% 30% 18% 12% 3% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% SEA Cambaodi ndonIaesi nVieatm andTlhai npepsiilPhi Maaysial
Peradilan, Kepolisian, dan Pelayanan Perizinan paling rawan
suap
NEGARA PENDIDI-KAN PERADILAN MEDIS DAN KESEHA-TAN POLISI CATATAN SIPIL DAN PERIZINAN LISTRIK, AIR DAN TELEPON PA-JAK DAN BEA CUKA I LAYANAN PERTANA-HAN SEA 14% 29% 13% 43% 21% 7% 6% 23% Cambodia 30% 65% 38% 65% 62% 28% 18% 57% Indonesia 21% 66% 12% 75% 37% 4% 6% 32% Malaysia 3% 8% 1% 12% 2% 2% 0% 0% Phillipines 6% 10% 4% 19% 14% 5% 7% 11% Thailand 9% 14% 2% 37% 4% 2% 3% 19% Vietnam 15% 14% 22% 48% 9% 0% 5% 21%Suap paling banyak dilakukan sebagai uang
pelicin urusan
NEGARA SEBAGAI HADIAH ATAU BENTUK TERIMA KASIH UNTUK MENDAPAT KAN LAYANAN YANG LEBIH MURAH UNTUK MEMPERCE PAT LAYANAN MERUPA KAN SATU-SATUNYA CARA UNTUK MEMPE ROLEH LAYANAN SEA 20% 10% 55% 15% Cambodia 51% 6% 28% 15% Indonesia 13% 6% 71% 11% Malaysia 3% 19% 55% 23% Philippines 19% 6% 67% 8% Thailand 10% 16% 67% 8% Vietnam 24% 9% 41% 26%8 Jenis Layanan Publik Rawan Suap:
•Pendidikan •Peradilan
•Medis dan kesehatan •Polisi
•Catatan sipil dan Perizinan
•Listrik, air dan telepon
•Pajak
Pemberantasan korupsi dinilai belum efektif
57% 31% 41% 24% 25% 16% 32% 28% 44% 31% 39% 32% 32% 15% 25% 28% 37% 43% 65% 36% 19% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Cambodia Malaysia Philippines Vietnam Thailand Indonesia SEAMasyakat optimis dapat berperan dalam pemberantasan
korupsi
87% 81% 80% 75% 71% 60% 76% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Malaysia Cambodia Indonesia Philippines Thailand Vietnam SEATingkat keterlibatan masyarakat di Indonesia di bawah
rata-rata di setiap aspek berikut ini
NEGARA
MENANDATANG ANI PETISI YANG MEMINTA PEMERINTAH MENINGKATKAN UPAYA PEMBERANTASA N KORUPSI IKUT SERTA DALAM AKSI DAMAI MELAWAN KORUPSI BERGABUNG DENGAN ORGANISASI YANG BEKERJA UNTUK MENGURANGI TINGKAT KORUPSI MEMBAYAR LEBIH UNTUK MEMBELI BARANG DARI PERUSAHAAN YANG BERSIH ATAU BEBAS KORUPSI MENYEBAR LUASKAN INFORMASI TENTANG MASALAH KORUPSI MELALUI MEDIA SOSIAL SEA 69% 54% 56% 58% 50% Cambodia 83% 88% 86% 86% 59% Indonesia 54% 41% 35% 32% 32% Malaysia 67% 45% 49% 43% 48% Philippines 69% 52% 58% 59% 57% Thailand 79% 65% 60% 79% 68% Vietnam 60% 34% 46% 48% 34%
Masyarakat di Indonesia masih enggan melaporkan kejadian
korupsi dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara
38% 49% 67% 69% 77% 79% 63% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Vietnam Indonesia Philippines Thailand Cambodia Malaysia SEA
Keterlibatan Publik dalam Pemberantasan Korupsi
• Di Asia
Tenggara, hotline
lembaga anti korupsi paling diminati untuk melaporkan tindak korupsi.
• Di Indonesia, melapor lansung ke lembaga publik paling dipilih untuk melaporkan tindak pidana korupsi. NEGARA LANGSUNG MELAPOR KE LEMBAGA TERKAIT MELAPOR KE LEMBAGA ANTIKORUPSI ATAU HOTLINE ANTIKORUPSI MELAPOR KE NGO YANG INDEPENDEN MELAPOR KE MEDIA MELAPOR KE LAINNYA SEA 33% 37% 7% 20% 3% Cambodi a 28% 42% 15% 16% 0% Indonesi a 46% 28% 6% 12% 8% Malaysia 40% 52% 4% 3% 2% Philippin es 21% 21% 6% 52% 0% Thailand 28% 39% 6% 23% 4% Vietnam 36% 40% 6% 15% 3%
Mengapa warga tidak melapor?
• Mayoritas saksi tindak pidana korupsi takut melapor tindak korupsi karena khawatir dengan konsekuensinya.
• Indonesia membutuhkan perlindungan saksi dan korban yang lebih kuat.
NEGARA SAYA TIDAK TAHU MELAPOR KEMANA SAYA TAKUT KONSEKUENSIN YA TIDAK AKAN MERUBAH APAPAUN LAINNYA SEA 17% 50% 31% 1% Cambodia 17% 77% 3% 3% Indonesia 27% 43% 30% 1% Malaysia 12% 72% 16% 0% Philippines 17% 39% 44% 0% Thailand 10% 42% 43% 5% Vietnam 21% 28% 51% 0%
Rekomendasi
• Presiden harus memberikan dukungan dan kepemimpinan politik yang kuat untuk memastikan strategi nasional
(STRANAS) pemberantasan korupsi terlaksana secara efektif dan melibatkan publik dalam proses mencapai hasil-hasilnya. • Pemerintah Indonesia juga perlu memastikan Indonesia
memberi teladan (best practices) dalam upaya pemberantasan korupsi, khususnya karena Indonesia akan menjadi Chairman Open Government Partnership (OGP) pada Oktober 2013.
•
Presiden dan Pimpinan POLRI perlu memperkuat upaya
reformasi birokrasi di tubuh POLRI.
•
Kementerian, lembaga negara dan pemerintah di pusat
dan daerah membangun sistem integritas dengan
memperkuat perlindungan anti-korupsi dan dan saluran
yang efektif bagi warga untuk melakukan pengaduan dan
pelaporan korupsi.
• KPK telah menjadi rujukan lembaga anti-korupsi di seluruh dunia dalam penegakan hukum terhadap korupsi sehingga perlu terus didukung dan diperkuat kewenangan, kapasitas dan sumberdaya keuangannya.
• Menjelang pemilu 2014, anggota parlemen dan calon wakil rakyat perlu memberi contoh dengan mempublikasikan asset diri dan keluarganya.
• Hasil survey ini memberikan rekomendasi agar masyarakat lebih selektif dalam memlilih wakil rakyat yang memiliki integritas yang tinggi.
• Kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakat adalah pilar penting yg menopang tegaknya negara hukum dan demokrasi. Oleh karena itu, membangun sistem peradilan pidana yang terpadu, bersih akuntabel menjadi agenda
penting pembangunan sistem penegakan hukum di Indonesia. Reformasi disemua lini sektor peradilan ini sangat mendesak dilakukan, mulai dari rekrutmen personel, sistem pengawasan internal, sistem transparansi informasi publik dan sistem