• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU BATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU BATA"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN SEPATU BATA

(Studi Pada Konsumen Sepatu Bata Semarang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Dian Nuswantoro

Disusun oleh: CIKO ANDRIATI

B11.2012.02635

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG 2016

(2)

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Ciko Andriati

NIM : B11.2012.02635

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : S1 Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bata (Studi Pada Konsumen Sepatu Bata Semarang)

Dosen Pembimbing : DR.YOHAN WISMANTORO,SE,MM

Semarang, 7 Oktober 2016 Dosen Pembimbing

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ciko Andriati

NIM : B11.2012.02635

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Progdi : Manajemen S1

Judul Skripsi :“Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bata” ( Studi Pada Konsumen Sepatu Bata Semarang)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan apabila dikemudian hari ditemukan bukti plagiat, manipulasi dan atau pemalsuan data maupun bentuk kecurangan lainnya, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro.

Semarang,7 Oktober 2016

(4)

iv

PENGESAHAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ciko Andriati

NIM : B11.2012.02635

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Progdi : Manajemen S1

Judul Skripsi : “Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian sepatu Bata” (Studi pada konsumen sepatu bata Semarang)

Dosen Pembimbing : DR. Yohan Wismantoro, SE.MM

Semarang, 7 Oktober 2016

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dosen Pembimbing

(5)

v

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ciko Andriati

NIM : B11.2012.02635

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Progdi : Manajemen S1

Judul Skripsi :“Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bata (Studi Pada Konsumen Sepatu Bata Semarang)

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 7 Oktober 2016

Tim Penguji:

1. DR. YOHAN WISMANTORO, SE.MM ( )

2. DR. IR EKO WALUYO, MM ( )

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri

(Ibu Kartini)

Bunga yang tidak akan layu sepanjang jaman adalah kebajikan (William Cowper)

Kebanggaan yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh

(Confusius)

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain), dan berharaplah kepada Tuhanmu

(Q.S Al Insyiroh: 6-8)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Allah SWT

2. Papa, Mama, Nenek serta Adiku yang selalu mendoakanku dan memberi

semangat.

3. Arif Rahmat Hakim yang tidak berhenti memberikan support.

4. Dosen Pembimbing Bp DR. Yohan Wismantoro, SE, MM yang selalu

membimbing dengan ikhlas menunjukkan jalan yang benar.

5. Sahabatku Nurma, Fiya, Olik Rizky, Rimael, Lugyana, Aprilia Devy, Elvy

Intan, Eva Novie, Nur Jannah, dan Danik serta teman – teman untuk

(7)

vii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas produk, kualitas layanan dan citra merek terhadap keputusan pembelian Sepatu Bata di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang membeli Sepatu Bata di Semarang, menggunakan 100 responden. Regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis data.

Hasil analisis ini adalah: 1) variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Sepatu Bata. 2) variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Sepatu Bata. 3) variabel kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Sepatu Bata. 4) variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Sepatu Bata.

Kata Kunci : Harga, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Citra Merek dan Keputusan Pembelian

(8)

viii

ABSTRACT

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of price, product quality, service quality and brand image on purchasing decisions of Bata Shoe in Semarang. Population in this study is all people who buy Bata Shoe in Semarang, using 100 respondents. Multiple linear regression was used to analyze the data.

The results of the analysis are: 1) variable of price has positive and significant effect on purchasing decisions of Bata Shoe. 2) variable product quality and significant positive effect on purchasing decisions of Bata Shoe. 3) variable of service quality has positive and significant effect on purchasing decisions Bata Shoe. 4) variable of brand image has positive and significant effect on purchasing decisions of Bata Shoe

Keywords: Price, Product Quality, Quality Service, Brand Image and Purchasing Decision

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU BATA (Studi Pada Konsumen Sepatu Bata Semarang)” .

Skripsi ini penulis susun, guna dalam memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Peran serta berbagai pihak turut menentukan terselesaikannya penulisan skripsi ini, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Ir.Edi Noersasongko, M.Kom., selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Bapak Dr.Agus Prayitno selaku Dekan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Bapak Dr.Yohan Wismantoro, SE,MM selaku Dosen Pembimbing Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Bapak Dr.Herry Subagyo, MM dan (...) selaku Dosen Penguji.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 6. Orang tua, Bp. Rukani dan Ibu Suciati tercinta atas perhatian dan kasih sayang,

motivasi, sungguh berarti bagi saya hingga akhirnya skrispi ini terselesaikan. 7. Arif Rahmad Hakim yang telah menyemangati dan selalu menemani sampai

detik ini, terimakasih atas kesabaran, waktu, dan support yang telah diberikan selama ini.

(10)

x

8. Sahabatku Nurma, Fiya,Olik Rizky, Rimael, Lugyana, Aprilia Devy, Elvy Intan, Eva Novie, Nur Jannah, dan Danik atas kebersamaan dan keceriaan serta bantuan dan motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua teman – teman angkatan 2012 Manajemen Udinus Semarang yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Semarang, 7 Oktober2016 Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Skripsi ... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ... iii

Halaman Pengesahan Skripsi ... iv

Halaman Kelulusan Ujian Skripsi ... v

Moto dan Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xviii

BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Tujuan Penelitian ... 8 1.4 Manfaat Penelitian ... 8 1.5 Sistematika Penelitian ... 9 BAB II ... 10 TINJAUAN PUSTAKA ... 10 2.1 Landasan Teori ... 10 2.1.1 Pemasaran ... 10 2.1.2 Konsep Pemasaran ... 11

(12)

xii

2.1.3 Bauran Pemasaran ... 12

2.1.3.1 Unsur Bauran Pemasaran ... 12

2.1.4 Perilaku Konsumen ... 13

2.1.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 13

2.1.4.2 Model Perilaku Konsumen ... 15

2.1.5 Keputusan Pembelian ... 16 2.1.6 Harga ... 19 2.1.7 Kualitas Produk ... 21 2.1.8 Kualitas Pelayanan ... 22 2.1.9 Citra Merek ... 25 2.2 Penelitian Terdahulu ... 27 2.3 Kerangka Pemikiran ... 29 2.3.1 Kerangka Konseptual ... 29 2.4 Hipotesis Penelitian ... 31 BAB III ... 32

3.1 Variabel Penelitian Dan Devinisi Penelitian ... 32

3.1.1 Variabel Penelitian ... 32

3.1.2 Devinisi Penelitian ... 32

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 34

3.2.1 Populasi ... 34

3.2.2 Sampel Penelitian... 34

3.2.2.1 Teknik Pengambilan Sampel ... 35

3.3 Jenis Dan Sumber Data ... 35

(13)

xiii 3.3.1.1 Data Kualitatif ... 35 3.3.1.2 Data Kuantitatif ... 35 3.3.2 Sumber Data... 36 3.3.2.1 Data Primer ... 36 3.3.2.2 Data Sekunder ... 36

3.4 Metode Pengumpulan Data... 36

3.5 Metode Analisis Data ... 37

3.5.1 Analisis Data Kualitatif... 37

3.5.2 Analisis Data Kuantitatif... 38

3.5.2.1 Uji Validitas ... 38

3.5.2.2 Uji Reliabilitas... 39

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.5.3.1 Uji Normalitas Data ... 39

3.5.3.2 Uji Multikolinieritas ... 40

3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 40

3.5.4 Analisis Data ... 41

3.5.4.1 Regresi Linier Berganda ... 41

3.5.4.2 Pengujian Hipotesis ... 41

3.5.4.3 Uji Hipotesa Secara Simultan (Uji F) ... 42

3.5.4.4 Uji Hipotesa Secara Persial (Uji T) ... 42

3.5.4.5 Koefisien Determinasi ... 43

BAB IV ... 44

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN . ... 44

(14)

xiv

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44

4.1.1.1 Profil Singkat Sepatu Bata . ... 44

4.2 Gambaran Umum Responden . ... 45

4.2.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

4.2.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ... 45

4.2.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46

4.2.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Penghasilan ... 46

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 47

4.3.1 Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X1) ... 47

4.3.2 Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X2) ... 48

4.3.3 Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan (X3) ... 49

4.3.4 Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Merek (X4) ... 50

4.3.5 Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 51

4.4 Analisis Data Dan Pembahasan ... 53

4.4.1 Uji Validitas ... 53

4.4.2 Uji Reliabilitas ... 55

4.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 56

4.4.3.1 Uji Normalitas Data ... 56

4.4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 57

(15)

xv

4.4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

4.4.5 Uji Hipotesis ... 60

4.4.5.1 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ... 60

4.4.5.2 Uji Parsial (Uji T) ... 61

4.4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 63

4.5 Pembahasan ... 64

4.5.1 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian ... 64

4.5.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 65

4.5.3 PengaruhKualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian ... 65

4.5.4 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 66

BAB V ... 68

KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

Daftar Pustaka ... 71

Kuesioner ... 73

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Top Brand Indek Kategori Perlengkapan Pribadi Tahun 2014 ... 4

Tabel 2.3 Dua Pendekatan Dalam Konsep Kualitas ... 24

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Devinisi Operasional Variabel ... 33

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendapatan ... 47

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga (X1) ... 48

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X2) ... 49

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan (X3) ... 50

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Citra Merek (X4) ... 51

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 52

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Harga ... 53

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk ... 54

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan ... 54

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek ... 54

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 55

Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas ... 55

(17)

xvii

Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinieritas ... 57

Tabel 4.19 Hasil Uji Glejser ... 59

Tabel 4.20 Hasil Regresi Linier Berganda ... 59

Tabel 4.21 Hasil Uji F ... 61

Tabel 4.22 Hasil Uji T ... 61

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen ... 15

Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian ... 18

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual ... 31

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dan kemajuan perekonomian di Indonesia yang semakin meningkat,mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan juga berpengaruh pada pola perilaku persaingan dalam menjalankan sebuah bisnis. Hal ini yang menyebabkan dunia bisnis saat ini mengalami perubahan yang semakin pesat.Ditunjang dengan peralatan yang canggih dan dengan kemampuan untuk menerima tekhnologi dengan cepat membuat produksi barang dan jasameningkat baikdalam jumlah, kualitas, maupun jenisnya (Anggoro Dwi Kurniawan, et. al,2012).

Konsumen menginginkan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera, dan daya beli mereka. Salah satu produk yang selalu mengikuti selera konsumen yaitu sepatu. Bagi konsumen khususnya wanita, sepatu merupakan suatu produk yang dapat menambah kepercayaan diri dan juga dapat meningkatkan derajat sesorang. Arti sepatu adalah suatu jenis alas kaki yang terdiri dari sol, kap, tali, dan lidah. Sepatu dikelompokkan sesuai jenis dan kegunaanya.Pengelompokan sepatu dilakukan berdasarkan fungsinya ataupun tipenya, seperti sepatu resmi (pesta), sepatu santai (kasual), sepatu olahraga, sepatu dansa, maupun sepatu kerja. Kegunaan dari sepatu ini adalah sebagai alas kaki dan untuk melindungi kaki agar tidak kotor dan tidak tergores oleh benda dari luar yang membahayakan kaki.Kebutuhan konsumen yang semakin komplek mendorong suatu perusahaan untuk terus berinovasi, seiring berjalannya waktu sepatu terus mengalami perubahan

(20)

dan terus menyempurnakan bentuknya. Hal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi para pemakainnya.

Menurut Kotler (2009), perusahaan dalam memenangkan persaingan harus menampilkan produk terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Bagi konsumen khususnya wanitasepatu tidak hanya sebagai kebutuhan yang hanya cukup dilengkapi saja, melainkan juga dapat dijadikan sebagai barang koleksi dari gaya hidup mereka. Sepatu merupakan barang konsumsi yang dapat bertahan lama serta merupakan barang toko dimana karakteristiknya selalu dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, merek dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian.Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai atau mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses mendahului dan mengikuti tindakan ini (J.Supranto dan Nanda L, 2007)

Konsumen melakukan keputusan pembelian pada produk bukan hanya karena nilai fungsi awalnya, tetapi juga karena nilai sosialnya. Keputusan pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu yang berbeda-beda, dengan adanya perilaku konsumen yang bebas untuk memilih produk baik yang dibutuhkan ataupun yang diinginkan. Pasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk kepada konsumen untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian, mengetahui persepsi konsumen dalam menilai sesuatu yang berpengaruh dalam keputusan pembelian sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen ( Geodnadhi,2011).

Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, contohnya adalah faktor harga, kualitas produk, kualitas

(21)

pelayanan, dan citra merek. Maka dari itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui perilaku konsumen yang selalu berkembang dengan cara memahami perilaku konsumen tersebut, karena hal ini akan menentukan pengambilan keputusan pembelian (Sudar,2011). Pentingnya memahami perilaku konsumen pada akhirnya telah menjadi perhatian berbagai macam perusahaan khususnya perusahaan sepatu Bata.

Schiffman dan Kanuk (2008) mengemukakan bahwa perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Gaya hidup yang modern mengakibatkan permintaan pasar terhadap produk fashion dan life styleterus mengalami peningkatan dan perubahan. Maka dari itu kualitas produk menjadi salah satu prioritas Bata untuk selalu berusaha merancang dan mengaplikasikan produk fashion dan life style yang sesuai selera, kebutuhan dan keinginan pasar.

Di Indonesia pengoprasian penjualan sepatu Bata dijalankan oleh PT. Sepatu Bata, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, dan saat ini berada di dua tempat yaitu Kalibata dan Medan. Keduanya menghasilkan 7 juta pasang alas kaki setahun yang terdiri dari 400 model sepatu, sepatu sandal, dan sandal baik yang dibuat dari kulit, karet, dan plastik. Sebelum tahun 1978, status Bata di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Bata menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Status para penyalur tersebut diubah dan pada 1 Januari 1978, yaitu saat izin bata “dipindahkan” kepada mereka dan PT Sepatu Bata telah menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDM). Segmentasi

(22)

produk Bata mencakup semua kalangan dan usia.Di Indonesia sendiri banyak pesaing-pesaing Bata dalam persaingan industri sepatu, bata mampu bersaing pada merek-merek lainnya pada pangsa pasar sepatu. (www.bata.co.id)

Tabel berikut ini menunjukkan bahwa Sepatu Bata dapat bersaing dengan merek-merek sepatu lain yang ada di Indonesia ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1.1

Top Brand Indek Kategori Perlengkapan Pribadi Sepatu Casual

Merek TBI TOP

Bata 25.3% TOP Nike 17.9% TOP Converse 17.3% TOP Kasogi 5.8% Adidas 4.9% Puma 4.2% All Star 3.3% Sumber : www.topbrand-award.com, 2014 Sepatu Casual

Merek TBI TOP

Bata 27.1% TOP

Nike 18.1% TOP

Converse/All Star 17.0% TOP

Adidas 5.4%

Kasogi 5.3%

(23)

Sumber : www.topbrand-award.com ,2015 Sepatu Sandal

Merek TBI TOP

Bata 16.8% TOP Carvil 12.9% TOP Crocs 9.8% Eiger 5.7% Kickers 4.8% Fladeo 4.6% Homiped 4.6% Sumber : www.topbrand-award.com ,2015

Dilihat dari tabel Top Brand diatas pada tahun 2015 Bata mengalami kenaikan yang cukup besar dibandingkan pada tahun 2014 dengan selisih 1.8% untuk kategori sepatu casual.Sedangkan untuk kategori sepatu sandal bata mendapatkan prosentase 16.8% dan tetap berada pada peringkat pertama, Dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Nike, Converse, Kasogi, Adidas dan Dallas, Bata menempati peringkat teratas dalam kategori perlengkapan pribadi sepatu casual dan sepatu sandal.Hal tersebut menunjukan bahwa selama dua tahun berturut-turut Bata selalu berada pada posisi teratas Top Brand Award. Hal tersebut membuktikan bahwa Sepatu Bata masih banyak diminati oleh konsumen walaupun banyak pesaingnya.

Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2011), menyatakan bahwa, “Purchase decision is the buyer’s decision about which brand to purchase” yang artinya bahwa Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan

(24)

dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. Keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi terhadap harga, kualitas produk, kualitas pelayanan, dan citra merek (jackson R.S Weenas 2013).

Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga memiliki perananan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk, sehingga harga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk.Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010), harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa harga menjadi peranan yang sangat penting dalam pemasaran dan menjadi suatu nilai yang melekat dan tidak terpisahkan pada suatu barang dan nilai tersebut dinyatakan dengan alat tukar.

Kualitas Produk mempunyai arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun bagi usahaannya. Menurut Tjiptono (2012), kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Oleh karena itu faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan terhadap konsumen adalah kepuasan dan tingkat pembelian kembali konsumen tersebut. Tujuan pembentukan umum kualitas produk itu sendiri adalah untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang terbaik menurut konsumen. Setiap perusahaan yang menginginkan

(25)

dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka akan berusaha membuat produk yang berkualitas, yang ditampilkan baik melalui ciri-ciri luar (design) produk maupun inti (core) produk itu sendiri (Jackson R.S Weenas, 2013).

Selain Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan itu sendiri. Jackson R.S Weenas (2013) mengemukakan kualitas pelayanan menjadi faktor yang penting oleh produsen menarik daya beli dan minat beli konsumen, karena konsumen akan merasa tertarik dengan produk tersebut walaupun produk yang ditawarkan belum dibeli. Sikap sopan dan mampu menjawab setiap pertanyaan konsumen akan membuat konsumen lebih mudah mengenali produk.

Citra Merek merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Merek memegang peranan yang penting dalam pemasaran. Menurut Kotler (2008), citra merek adalah sejumlah keyakinan tentang merek. Sepatu Bata memiliki merek yang kuat sehingga mampu memberikan hasil yang besar, juga mampu memberikan nilai yang lebih untuk sebuah produk baru. Pengembangan citra merek dalam keputusan pembelian sangatlah penting dan citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif (Pratiwi, 2010). Citra merek berdasarkan memori konsumen tentang suatu produk, sebagai akibat apa yang dirasakan oleh seseorang terhadap merek tersebut. Perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu merek akan membentuk citra tersebut dan akan tersimpan dalam memori konsumen.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek dimana berdasarkan memori konsumen tentang suatu

(26)

produk, sebagai akibat dari apa yang dirasakan oleh konsumen terhadap merek tersebut.

Pada umumnya konsumen bertindak rasional dalam mempertimbangkan segala jenis informasi yang tersedia dan mempertimbangkan segala sesuatu yang munkin bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan sebuah perilaku tertentu. Dari latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini mengambil judul

“PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU BATA”. (studi pada konsumen sepatu bata Semarang).

1.2 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah variabel Harga dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu Bata?

2. Apakah variabel Kualitas Produk dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu Bata?

3. Apakah variabel Kualitas Pelayanan dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu Bata?

4. Apakah variabel Citra Merek dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu Bata?

(27)

1.3 Tujuan Penelitian

Suatu penelitian dilakukan tentu memiliki beberapa tujuan. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian konsumen Bata?

2. Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian konsumen Bata?

3. Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen Bata?

4. Untuk menganalisi pengaruhCitra Merek terhadap keputusan pembelian konsumen Bata?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta memberikan kesempatan baik untuk menerapkan teori-teori yang didapat pada saat perkuliahaan.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan untuk memperluas pengembangan ilmu pengetahuan, terutama pada bidang ilmu Manajemen Pemasaran.

(28)

1.5 Sistematika Penelitian Bab 1: Pendahuluan

Didalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Didalam bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka yang terdiri dari definisi pemasaran, konsep pemasaran, bauran pemasaran, perilaku konsumen, harga, kualitas produk, kualitas pelayanan, citra merek, keputusan pembelian, penelitian terdahulu, kerangka konseptual penelitian, dan pengajuan hipotesis penelitian.

BAB 3 : Metodologi Penelitian

Didalam bab ini akan diuraikan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisi data

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori

Berikut adalah beberapa telaah pustaka yang digunakan dalam penelitian ini 2.1.1 Pemasaran

Pemasaran merupakan sebuah faktor yang penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan keputusan konsumen. Menurut William J. Stanton dalam buku Basu Swastha (2008) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Proses pemasaran dimulai sebelum barang-barang diproduksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usaha tersebut berjalan lancar.

Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, dan menentukan harga produk ysang sesuai. Pemasaran akan efektif jika perusahaan dapat memberikan nilai yang menjanjikan dan memuaskan konsumen. Secara sosial, pemasaran merupakan proses sosial yang melibatkan individu maupun kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk dan jasa dengan pihak lain. Pada saat ini perusahaan-perusahaan yang dapat bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat karena memiliki satu kesamaan yaitu fokus pada konsumen dan sangat berkomitmen pada pemasaran.Ali

(30)

Hasan (2009) menyatakan bahwa pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham) sedangkan menurut American Marketing Association (AMA) 2009, pemarasaran adalah sutau fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk meciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubunga pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Kedua definisi tersebut memperlihatkan bahwa konsep pemasaran bukan hanya sekedar untuk menjual dan mempromosikan produk atau jasa, tetapi konsep pemasaran merupakan proses yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan individu maupun kelompok melalui pertukaran. Kunci utama untuk mencapai sasaran tersebut adalah dengan mengenali kebutuhan, keinginan, dari pasar sasaran, dan memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan yang dilakukan pesaing.

2.1.2 Konsep pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan dengan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu :

1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen atau pasar.

2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan. 3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan

(31)

Menurut Swastha (2008) Mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memang mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan maka kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Tujuan utama konsep pemasaran adalah untuk melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak.Sedangkan untuk memahami suatu konsep penjualan suatu perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat dan benar, karena konsep pemasaran menghendaki manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu menentukan bagaimana caranya untuk memuaskan konsumen tersebut. Menurut Hasan (2013) strategi pemasaran yang baik harus dibangun atas dasar pemahaman bisnis yang kuat, dikombinasikan dengan pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan, pesaing, dan skills, dan core bisnis termasuk dengan para pemasok dan distributor.

2.1.3 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler & Amstrong (2008), marketing mix adalah kumpulan alat pemasaran secara taktis dan taktik terkendali yang dipadukan perusahan untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap pasar sasaran. Bauran pemasaran produk barang mencakup unsur 4P (product, price, place, and promotion).

2.1.3.1 Unsur Bauran Pemasaran

(32)

a. Product (produk), keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai pada konsumen.

b. Price (harga), penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian niali pada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Dalam penentuan harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.

c. Place (lokasi), dalam jasa lokasi merupakan gabungan antara keputusan atas saluran distribusi. Dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategi.

d. Promotion (promosi),keberhasilan dalam promosi jasa tergantung pada kemapuan mengidentifikasi audiens target sesuai segmen pasar, kemampuan menentukan tujuan promosi, kemampuan mengembangkan pesan yang disampaikan, kemampuan memilih bauran komunikasi.

2.1.4 Perilaku Konsumen

Menurut Sciffman dan Kanuk (2008), perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Perilaku konsumen mengacu pada perilaku pembelian konsumen tahap akhir individu dan rumah tangga yang membeli dan menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2011). 2.1.4.1 Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Menurut Kotler (2009), perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, dan pribadi. Pemasaran dituntut untuk dapat memahami secara penuh teori dan realitas perilaku konsumen agar dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen.

(33)

1. Faktor Budaya (Culture) a. Budaya

Budaya merupakan determinasi dasar keinginan dan perilaku individu. Anak-anak yang sedang mengalami pertumbuhan mendapatkan pencapaian dan keberhasilan, aktifitas, kepraktisan, dan efisiensi, proses kenyamanan materi, individualisme, kebebasan, kenyamanan eksternal dan jiwa muda.

b. Sub-Budaya

Budaya mempunyai beberapa sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Sub-budaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. c. Kelas Sosial

Spesifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam masyarakat, tersusun secara hierarki dan memiliki anggota yang berbagai nilai, minat, dan juga perilaku yang sama.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok Referensi

Semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap suatu sikap maupun perilaku yang sama.

b. Keluarga

Merupakan organisasi pembelian konsumen yang sangat penting dalam masyarakat dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama yang sangat berpengaruh. Contohnya keterlibatan suami-istri dalam proses pembelian.

(34)

c. Peran dan Status

Semua oranng berpartisipasi dalam banyak kelompok (kelompok, klub, organisasi). Kelompok sering menjadi sumber informasi yang penting dan dapat membantu mendefinisikan norma perilaku.

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Konsumsi terbentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah usia, serta jenis kelamin seseoranf dalma rumah tangga. Setiap individu mengalami “perubahan” dan “perjalanan” dalam sepanjang hidupnya. Para pemasar juga harus memberikan perhatian yang besar kepada peristiwa-peristiwa penting dalam hidup atau masa peralihan karena peristiwa tersebut akan menciptakan kebutuhan baru.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Para pemasar harus mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka.

c. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan sekumpulan sikap psikologis manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan.

d. Gaya Hidup dan Nilai

Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatan. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungan sekitar.

(35)

2.1.4.2 Model Perilaku Konsumen

Pemasar harus mampu memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen, antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir.

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen

2.1.5 Keputusan pembelian

Dalam menjalankan suatu bisnis, pelaku usaha harus mengetahui bagaimana perilaku konsumen tersebut terbentuk, karena dengan mengetahui hal ini maka pelaku usaha dapat mengetahui karakter dan keinginan konsumen. Suharso (2010), mengatakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk serta mengkonsumsinya.

(36)

Proses pengambilan keputusan merupakan perilaku yang harus dilakukan untuk dapat mencapai sasaran untuk memecahkan suatu masalah yang diarahkan pada proses sasaran. Proses pengambilan keputusan yang spesifik menurut Kotler dan Amstrong (2008), terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Dari tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai beriikut:

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang tergerak oleh stimulasi akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi empat kelompok:

a. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan)

b. Sumber komersial (periklanan, petugas penjualan, pameran, situs Web)

c. Sumber umum ( media massa, organisasi konsumen)

d. Sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk)

Sumber-sumber informasi tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda sesuai jenis produk dan ciri-ciri pembeli. Mengenai sumber informasi yang dipergunakan oleh konsumen, pemasar perlu mengidentifikasi

(37)

sumber-sumber tersebut dengan cermat dan menilai pentingnya masing-masing sumber informasi.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi tentang banyak hal, selanjutnya konsumen harus melakukan penelitian tentang beberapa alternatif yang menentukan langkah selanjutnya. Perubahan ini tidak dapat terpisahkan dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki konsumen (waktu, uang, dan informasi).

4. Keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen akan membentuk preferensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan. Keputusan pembelian banyak dipengaruhi oleh pendirian orang lain dan faktor-faktor situasional.

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah pembelian produk, pelanggan akan mengalami sutu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu, yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika pelanggan merasa puas, ia akan menunjukan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi.

Winardin (2010), menyatakan keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari proses evaluasi. Sedangkan Peter dan Olson (2009), menyatakan keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Daryanto (2011), tahap keputusan pembelian mempunyai 5 model sebagai berikut:

(38)

Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Amstrong (2008), definisi keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang mereka sukai, tetapi dua faktor bisa berbeda antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Menurut Philip Kotler (2008), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.

1. Faktor Budaya

Budaya, sub budaya, dan kelas sosial penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian, dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli. 4. Proses Psikologis Pencarian Informasi Pengenalan Kebutuhan Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku pasca pembelian

(39)

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasaran adalah untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

2.1.6 Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Menurut Kotler (2008), harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk.Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Namun, keputusan mengenai harga tidak mudah dilakukan. Di satu sisi, harga yang terlalu mahal dapat meningkatkan laba jangka pendek, tetapi disisi lain akan sulit dijangkau konsumen. Sedangkan bila harga terlampau murah, pangsa pasar dapat melonjak dan akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan tersebut. Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang optimal. Tujuan perusahaan melalui penetapan harga menurut Basu Swasta (2009) tedapat empat tujuan yaitu:

1. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih.

(40)

3. Mempertahankan atau memperbaiki market share. 4. Memaksimalkan laba.

Keempat tujuan dari perusahaan tersebut dapat dicapai melalui strategi penetapan harga. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi penetapan harga menurut Sastradipoera (2009). Faktor -faktor tersebut adalah:

1. Faktor biaya

Metode untuk menetapkan harga produk yang berkaitan dengan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dapat diartikan sebagai biaya yang konstan untuk setiap jumlah produksi, tetapi bervariasi ketika dihitung dalam suatu produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang bervariasi jika dihitung dari keseluruhan produksi.

2. Faktor hukum

Ketika seseorang merencanakan dan menetapkan harga harus memperhatikan undang-undang dan peraturan yang berlaku pada suatu Negara. Pada keadaan perekonomian tertentu pemerintah dapat melakukan penetapan harga maksimum. Harga maksimum dibuat jika barang tersebut tergolong langka sekaligus untuk melindungi konsumen atas harga yang terlalu tinggi.

3. Faktor persaingan

Ketika menetapkan harga, perusahaan perlu membuat suatu pertimbangan khusus terhadap derajat persaingan yang terjadi dipasar barang dan jasa yang dipasarkannya.

(41)

Permintaan yang efektif selalu menuntut pertimbangan terhadap pola permintaan yang cermat dan berhati-hati. Pada saat barang-barang langka akan dipasarkan, seperti pada saat terjadi perang, permintaan akan melebihi penawaran. Ketika terjadi perang, maka hal tersebut akan mempengaruhi kondisi makro suatu Negara.

5. Faktor pertanggung jawaban

Pertanggung jawaban social adalah suatu hal yang pelu diperhatikan oleh seorang marketingdalam menentukan harga suatu barang yang akan dijualnya dipasar. Faktor pertanggung jawaban menjadi hal yang terakhir diperhatikan oleh seorang marketing dalam melayani banyaknya masyarakat, selain konsumen yang menjadi target tersebut yang meliputi lembaga pemerintah, lembaga keagamaan, lembaga swadaya, pemasok, dll.

Dalam hal menentapkan harga yang efektif, sangat penting bagi seorang produsen untuk memahami kebutuhan masyarakat diluar konsumen tersebut. Semua kepentingan tersebut sangat perlu diperhatikan sehingga akan memperoleh titik keseimbangan yang optimum.

2.1.7 Kualitas Produk

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Fandy Tjiptono,2009). Sedangkan Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi, dan perbaikan serta atribut lainnya. Jika suatu produk sudah menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang terbaik. Menurut Fandy

(42)

Tjiptono (2008), dimensi kualitas produk relevan dengan pelanggan dapat dikelompokan dalam delapan dimensi, yaitu:

1. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti yang dibeli. Seperti halnya kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan dalam penggunaan.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Keandalan (Realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. Seperti halnya pengawasan kualitas dan desain, operasional, dan standar karakteristik.

5. Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.

6. Estetika (Esthetica) yaitu daya tarik suatu produk terhadap panca indra. Seperti halnya keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi.

7. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk 8. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan,

(43)

Kualitas mempunyai peranan yang penting baik dari sudut konsumen yang bebas memilih tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai memperhatikan pengendalian mutu untuk mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran. Peningkatan kualitas produk sangat diperlukan dengan demikian produk perusahaan semakin lama akan semakin tinggi kualitasnya. Jika hal tersebut dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut tetap dapat memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen.

2.1.8 Kualitas Pelayanan

Perusahaan yang ingin memenangkan persaingan dalam dunia bisnis akan memberikan perhatian penuh terhadap kualitasnya. Perhatian yang penuh terhadap kualitasnya akan berdampak positif pada bisnis melalui dua cara, yaitu dampat pada biaya produksi dan dampak pada pendapatan (Gaspersz,2009). Dampak pada biaya produksi terjadi dalam proses pembuatan produk yang mempunyai conformance yang tinggi terhadap standar sehingga jauh dari tingkat kerusakan. Dampak dari pendapatan terjadi dalam peningkatan penjualan atas produk yang berkualitas. Tjiptono (2009), menyatakan service qualitymerupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Tjiptono dan Chandra (2009), menyatakan keunggulan layanan dapat dibentuk melalui pengintegrasian empat pillar service excellence yang saling berkaitan erat, yaitu: kecepatan, ketepatan, kenyamanan pelayanan, dan juga keramahan. Salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan suatu bisnis yaitu kualitas pelayanan yang terbaik. Maka dari itu suatu perusahaan dituntut untuk memaksimalkan kualitas pelayanan agar dapat menciptakan kepuasan bagi pelanggannya. Dalam kualitas layanan yang dikembangkan oleh Parasuraman,

(44)

Zeithaml dan Berry yang dikutip dalam Utami (2010) terdapat lima atribut dan dimensi yang menjadi dasar dalam pengembangan telaah terhadap kualitas layanan, antara lain:

1. Bukti fisik (Tangibles)

Menampilkan fasilitas fisik perlengkapan seperti halnya kebersihan, kerapihan, penampilan karyawan, kenyamanan ruangan, bangunan gerai, dan tempat parkir.

2. Daya tahan (Responsiveness)

Kecekatan karyawan dalam memberikan pelayanan dan membantu pelanggan secara cepat dan tanggap. Seperti halnya kecekatan karyawan dalam melayani pelanggan, menangani bertransaksi, dan juga penanganan keluhan pelanggan. 3. Keandalan (Reliability)

Merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan sesuai dengan yang dijanjikan segera, akurat, dan memuaskan. Dalam hal ini terdapat dua aspek dalam dimensi, yaitu kemampuan bagi perusahaan untuk memberikan pelayanan secara optimal, dan seberapa jauh suatu perusahaan mampu untuk memberikan pelayanan secara akurat atau tidak ada error.

4. Empati (Emphaty)

Perhatian yang diberikan kepada perusahaan secara individual, dalam hal ini perusahaan berkewajiban untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi emphaty tersebut meliputi komunikasi dan pemahaman kepada pelanggan.

(45)

Merupakan kualitas keramahtamahan bagi seorang karyawan, kesopanan dan perhatian dalam memberikan pelayanan terhadap konsumen serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para karyawan, dan keterampilan dalam memberikan informasi untuk konsumen.

Kualitas layanan mencerminkan perbandingan antara tingkat layanan yang disampaikan perusahaan dibandingkan ekspektasi pelanggan. Kualitas layanan diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian dalam mengimbangi atau melampaui harapan pelanggan (Tjiptono, 2008). Jika perusahaan melakukan hal yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memberikan kualitas layanan yang terbaik (Utami,2010).Terdapat dua pendekatan dalam konsep kualitas (Utami,2010) yaitu: pendekatan kualitas secara objektif dan pendekatan kualitas secra subjektif.

Tabel 2.3

Dua pendekatan dalam konsep kualitas No. Kualitas Objektif Kualitas Subjektif

1. Pandangan kualitas internal Pandangan eksternal kualitas

2 Pendekatan produksi atau pasokan Pendekatan pemasaran atau permintaan 3. Mengadaptasi spesifikasi yang belum

mapan

Penilaian yang sebenarn ya dari pelanggan terhadap kualitas

4. Transaksi layanan yang bebas dari kesalahan, menurunkan biaya dan menghindari penyimpangan dari standar

Kemampuan perusahaan untuk menentukan keinginan dan harapan konsumen

5. Sesuai untuk aktifitas yang distandarkan

Aktifitas kontrak yang tinggi dengan pelanggan.

(46)

2.1.9 Citra Merek

Merek merupakan hasil pandnagan atau persepsi konsumen terhadap suatu brand image tertentu, yang didasarkan pada pertimbangan konsumen terhadap suatu merek tertentu. Kotler dan Amstrong (2008) berpendapat bahwa merek merupakan nama, tanda, simbol, istilah, desain atau kombinasi yang ditunjukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk. Menurut Kotler (2007) Terdapat enam tingkatan arti dari merek tersebut, yaitu:

1. Atribut, merek pertama kali akan meningkatkan orang pada atribut produk tertentu.

2. Maanfat, pelaggan tidak hanya membeli atribut tetapi pelanggan akan mencari manfaat dari produk tersebut, oleh karena itu atribut dapat diartikan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

3. Budaya, suatu merek akan mewaliki suatu kebudayaan tertentu.

4. Pemakai, suatu merek akan menyarankan jenis pelanggan yang akan membeli produk gersebut.

5. Kepribadian, suatu merek dapat memproyeksi terhadap suatu kepribadian tertentu.

Merek berpengaruh penting dalam penjualan sebuah produk, karena konsumen pada umumnya lebih menyukai merek yang terkenal walaupun harga yang ditawarkan oleh produk tersebut lebih mahal.Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), terdapat faktor -faktor pembentuk dari citra merek tersebut, yaitu:

(47)

1. Kualitas dan mutu

Menyangkut kualitas dari produk yang ditaarkan oleh perusahaan tersebut dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau dihandalkan

Berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3. Pelayanan

Produsen bertugas untuk melayani para konsumennya. 4. Resiko

Besar kecilnya akibat untung atau rugi yang akan dialami oleh konsumen tersebut.

5. Manfaat atau kegunaan

Berkaitan dengan fungsi suatu produk yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen tersebut.

6. Citra

Citra yang dimiliki oleh merek tersebut dapat berupa kesepakatan, pandangan, ataupun informasi yang terkait dengan suatu merek dari produk tersebut.

7. Harga

Dalam hal ini akan berkaitan dengan tinggi rendahnya dan banyak sedikitnya uang yang akan dikeluarkan oleh konsumen dalam mempengaruhi suatu produk.

Dari konsep-konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan pemahaman konsumen terhadap suatu merek scara keseluruhan dan

(48)

kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tertentu. Brand imageyang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek tersebut, dan hal ini akan memperkuat merek itu sendiri. Tjiptono (2009), berpendapat bahwa Brand image adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Dan Shimp (2010), mengemukakan bahwa citra merek adalah sejenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Akbar (2012), Kurniawan, et al (2012), Weenas (2013), Ratnasari, et al (2014), Ulus (2013), Supriadi (2013), Sari, et el (2013).Dapat disimpulkan pada Tabel 2.4 sebagai berikut:

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian,

Tahun, Judul

Variabel/Alat Analisis

Hasil 1 Adam Akbar (2012)

Analisi Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Notebook Toshiba  Variabel Terikat: Keputusan Pembelian  Variabel Bebas:Citra Merek Harga Kualitas Produk  Alat Analisis: Analisi Regresi Linier Berganda

 Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

 Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

 Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

2 Anggoro Dwi Kurniawan dan Sri Rahayu Tri Astuti (2012) Pengaruh Produk, Promosi, Harga, dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Kedai Amarta Semarang)  Variabel Terikat: Keputusan Pembelian  Variabel Bebas: Produk Promosi Harga Tempat

 Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

(49)

 Alat Analisis: Analisis Regresi Linier Berganda

 Tempat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

3 Jackson R.S. Weenas (2013) Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta

 Variabel Terikat: Keputusan Pembelian  Variabel Bebas: Kualitas Produk Harga Promosi Kualitas Pelayanan  Alat Analisis: Analisis Regresi Linier Berganda  Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Kualitas pelayanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

4 Maria Dewi Ratnasari, Agus Hermani D Seno, Sari Listyorini (2014) Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Blackberry (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fisip Universitas Diponegoro Semarang)  Variabel Terikat: Keputusan Pembelian  Variabel Bebas: Citra merek Kualitas Produk  Alat Analisis: Analisis Regresi Linier Berganda

 Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

5 Algrina Agnes Ulus (2013) Bauran Pemasaran Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Pada PT.Astra Internasional Manado  Variabel Terikat: Keputusan Pembelian  Variabel Bebas: Produk Harga Lokasi Promosi  Alat Analisis: Analisis Regresi Linier Berganda

 Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

 Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

6. Victor Supriadi (2013) Kualitas Produk, Merek, dan Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Percetakan Mitra

 Variabel Terikat: Keputusan Pembelian  Variabel Bebas: Kualitas Produk  Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

 Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

(50)

Card Di Manado Merek Harga

 Alat Analisis: Analisis Regresi Linier Berganda

 Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

7 Rindang Lista Sari, Silvya L Mandey, Agus Supandi Soegoto, (2014) Citra Merek, Harga, Dan Promosi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Perhiasan Emas Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Manado Utara  Variabel terikat: Keputusan Pembelian  Variabel Bebas: Citra Merek Harga Promosi  Alat Analisis: Analisis Regresi Linier Berganda

 Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

 Harga berpengaruh postif terhadap keputusan pembelian

 Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

2.3 Kerangka Pemikiran 2.3.1 Kerangka Konseptual

Untuk mempermudah suatu penelitian maka perlu suatu kerangka pikir penelitian yang menggambarkan suatu hubungan dari variabel independen dalam hal ini harga, kualitas produk, kualitas pelayanan, dan citra merek terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

1. Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian

Harga dapat menciptakan suatu persepsi nilai konsumen terhadap suatu barang. Kesan konsumen terhadap harga baik murah, mahal, ataupun standar akan mempengaruhi aktifitas pembelian suatu produk. Hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh Akbar (2012), Kurniawan, et al. (2012), Weenas (2013), Ulus (2013), Supriyadi (2013) yang membuktikan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

(51)

2. Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila mengingikan produk yang dihasilkan dapat bersaing dipasar. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Weenas (2013), Ratnasari, et al. (2014), Supriyadi (2013) yang membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

H2: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

3. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Keputusan Pembelian

Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat tetap bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Pola konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas. Dari uraian diatas sesuai dengan hasil penelitian oleh Weenas (2013) yang membuktikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

H3: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

4. Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Pembelian

Citra merek meliputi kepercayaan dan pengetahuan akan atribut merek dan konsekuensi dari penggunaan merek tersebut, dan situasi penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang diasosiasikan dengan merek tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian oleh Akbar (2012), Ratnasari,

(52)

et al (2014), Sari, et al (2014) yang membuktikan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhaap keputusan pembelian.

H4: Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Harga (X1) Kualitas Produk (X2) Kualitas Pelayanan (X3) Citra Merek (X4) Keputusan Pembelian (Y)

(53)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalahpenelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat nyata:

H1: Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

H2: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian

H3: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono,2010)

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel menurut Sugiyono (2010) sebagai berikut:

a. Variabel Independent

Variabel Independent atau sering disebut sebagai variabel bebas. Yaitu variabel yang merupakan penyebab atau yang mempengaruhi variabel dependent (terikat). Dalam penelitian ini variabel independent adalah Harga (X1), Kualitas Produk (X2), Kualitas Pelayanan (X3), dan Citra Merek (X4). b. Variabel Dependent

Variabel terikat atau dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependent merupakan Keputusan Pembelian (Y).

3.1.2 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Sugiyono (2010), merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam

(55)

hal ini variabel penelitian harus diukur menurut skala ukuran yang lazim digunakan. Penelitian ini menggunakan skala linkert 1-5 yaitu:

1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat setuju

Maka dari itu, untuk memberikan gambar yang jelas tentang variabel penelitian maka dijelaskan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Opersional Indikator Keputusan Pembelian (Y) Keputusan yang telah

dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi pembelian Sepatu Bata. (Ulus, 2013) 1. Keputusan untuk membeli 2. Mengenali kebutuhan 3. Perilaku pasca pembelian (Ulus, 2013) Harga (X1) Harga merupakan

pernyataan nilai dari produk sepatu Bata.

(Akbar, 2012)

1. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 2. Harga produk

kompetitif dengan produk merek lain 3. Harga mempengaruhi

daya beli konsumen (Akbar, 2012) Kualitas Produk (X2) Para peminat beli

pelanggan potensial menginginkan agar produk Sepatu Bata harus dibuat berkualitas, terutama dalam memenuhi harapan

konsumen agar merasa puas. (Jeckson R.S Weenas, 2013) 1. Presepsi terhadap kualitas 2. Kinerja produk 3. Design produk (Jeckson R.S Weenas, 2013)

(56)

Kualitas Pelayanan (X3) Kualitas pelayanan adalah

keseluruhan kesan yang diterima pelanggan Sepatu Bata yang menyangkut inferioritas maupun superioritas organisasi. (Parasuraman,2008) 1. Karyawan dapat menanggapi permintaan pembeli 2. Karyawan melayani dengan sepenuh hati 3. Karyawan menunjukan

perhatian yang cukup besar dalam memberikan pelayanan

4. Pelayan merespon pelanggan dengan cepat. (Parasurama, et.al.1998) Citra Merek (X4) Citra merek merupakan

sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek Sepatu Bata.

(Ratnasari, et al. 2014)

1. Merek produk merupakan merek terkenal

2. Merek produk mudah diingat

3. Merek produk

mempunyai citra yang baik

(Ratnasari, et al. 2014)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang pernah melakukan pembelianproduk Sepatu Bata di Semarang.

3.2.2 Sampel penelitian

Sampel menurut Sunyoto (2012) adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Penghitungan sampel menggunakan rumus sebagaimana yang tertera sebagai berikut (Rao Purba dalam Nancy,2005):

(57)

n =

Keterangan

: N = Jumlah sampel

Z = Tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 95% = 1,96

Moe = Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini di tetapkan sebesar 10%

Dengan demikian maka dapat dilihat ukuran sampel minimal yang harus dicapai dalam penelitian ini sebesar:

=

=

96,04 = 100

Dari rumus diatas, sampel yang dapat diambil dari populasi yang besar sebanyak 96,04 orang, apabila dibulatkan maka banyaknya sampel adalah sebesar 100 responden.

3.2.2.1 Teknik Pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam hal ini menggunakan Purposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2010). Dimana peneliti akan mengambil sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 responden dengan kriteria sebagai berikut:

1. Usia minimal 17 tahun

2. Konsumen yang menggunakan produk Sepatu Bata 3. Berdomisili di Semarang

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Gambar

Tabel  berikut  ini  menunjukkan  bahwa  Sepatu  Bata  dapat  bersaing  dengan  merek-merek  sepatu  lain  yang  ada  di  Indonesia  ditunjukkan  dalam  tabel  sebagai  berikut :
Tabel 2.4  Penelitian Terdahulu  No.  Nama Penelitian,
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Harga (X1) Kualitas Produk (X2) Kualitas Pelayanan (X3) Citra Merek (X4)  Keputusan  Pembelian (Y)
TABEL 4.19  HASIL UJI GLEJSER

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada kondisi penelitian dengan media hidrogen peroksida (dalam kemasan) dengan jumlah oksigen yang di luar batas toleransi, maka hidrogen peroksida akan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk, citra merek, dan pelayanan purna jual mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian

Dari kesimpulan 3 variabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel citra merek, kualitas produk dan kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan dan positif

Mereka menuntut kepada negara untuk memberikan penjelasan resmi mengapa mereka bisa menjadi korban kejahatan politik; menuntut pemulihan nama baik lewat pengakuan

45 Untuk capaian kinerja secara kumulatif dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Dincipkataru (Tahun 2018),

ekspresi ini berarti bahwa user harus memilih menu line, click posisi awal garis pada di manapun, kemudian posisi garis berikut dapat terdiri dari beberapa titik dengan

Member Pejabat Eksekutif Kepala Divisi Fraud & Operational Risk Management Entitas Utama/ Executive Officer Head of Fraud & Operational Risk Division. of the

Nama-nama lain yang turut berperanan di dalam perkembangan ilmu botani ini termasuklah seperti Abu Nadr Ibn Shumayl, Abu Zayd al-Ansari dan Ibn Sikkit Abu Said