• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

A

lhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga Pemerintah Kabupaten Sambas dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Sambas Tahun 2013 sesuai dengan waktu yang telah dietatpkan. Penyusunan LAKIP ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan LAKIP Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 48 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Provinsi Kalimantan Barat.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Sambas Tahun 2013 ini merupakan salah satu bentuk laporan kinerja dalam pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dalam pengelolaan sumber daya pada instansi pemerintah selaku unsur penyelenggara negara dalam pelayanan kepada masyarakat dalam kurun waktu selama 1 (satu) tahun anggaran. Laporan ini tentunya masih terdapat kekurangan, untuk itu diharapkan kepada berbagai pihak untuk memberikan saran perbaikan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga LAKIP Kabupaten Sambas Tahun 2013 dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk dijadikan bahan acuan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

(3)

ii

Selain itu dapat pula dijadikan bahan evaluasi yang objektif bagi pimpinan dalam rangka mengambil kebijakan untuk melaksanakan pembangunan demi “Terwujudnya Sambas yang Mandiri, Berprestasi, Madani serta Sejahtera melalui Bela Terpikat Terigas”

Sambas, 3 Maret 2014

(4)

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan kewenangan atau mandat yang diterima. LAKIP melaporkan capaian kinerja (performance results) sesuai dengan rencana kinerja (performance plan) yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sambas Tahun 2012—2016 yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011.

Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2012—2016 Pemerintah Kabupaten Sambas memiliki 11 (sebelas) sasaran strategis sebagai upaya untuk mencapai agenda pembangunan sebagai penjabaran dari visi yaitu:

“TERWUJUDNYA SAMBAS YANG MANDIRI, BERPRESTASI, MADANI, SERTA

SEJAHTERA, MELALUI BELA TERPIKAT TERIGAS”

Dari 11 sasaran strategis tersebut diambil 8 (delapan) sasaran yang merupakan core business untuk mengukur pencapaian kinerja. Sasaran strategis yang berjumlah 8 (delapan) buah dengan 58 (lima puluh delapan) indikator kinerja tersebut pada tahun 2013 dicapai sebanyak 7 (tujuh) sasaran dengan 57 indikator atau 87,50% telah mencapai kategori Sangat Baik, sedangkan 1 buah sasaran dengan 1 buah indikator kinerja atau 12,50% mencapai kategori Berhasil, sehingga jika dilihat rata-rata capaian kinerja secara umum dapat dikatakan Pemerintah Kabupaten Sambas tahun 2013 telah berhasil mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam rangka mencapai visi dan misinya.

Beberapa faktor yang dapat menghambat dalam pencapaian target kinerja sehingga tidak optimal capaiannya antara lain yaitu karena faktor alam misalnya letak geografis yang sulit dijangkau, kualitas sumber daya manusia yang masih terbatas misalnya dalam menggunakan peralatan modern dalam pertanian, maupun terbatasnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan.

(5)

iv

Untuk itu beberapa langkah strategis yang akan ditempuh yaitu dengan melakukan Optimalisasi SDM yang ada, pembinaan secara bertahap dan monitoring kegiatan di lapangan, pembinaan terhadap peternak lebih diintensifkan dan kontinu, peningkatan sarana dan prasarana baik dari dana APBD maupun APBN, pemasukan bibit unggul ternak, peningkatan pelayanan bayi dan anak termasuk perbaikan gizi, peningkatan pelayanan kehamilan dan penanganan anemi semasa hamil, itegrasi lintas sektor untuk optimalisasi usia perkawinan, dan penguatan sistem rujukan.

(6)

v

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Sambas ... B. Maksud dan Tujuan LAKIP 2013...

1 13

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis Pemerintah Kabupaten Sambas... B. Penetapan Kinerja Tahun 2013 ...

15 28

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Indikator Kinerja ... B. Evaluasi Dan Analisis Pencapaian Kinerja ……… C. Akuntabilitas Keuangan ………... 32 34 85 BAB IV PENUTUP A. Tinjauan Umum ………. B. Strategi Pemecahan Masalah………

93 94

(7)

Bab I Pendahuluan 1

A. Gambaran Umum Kabupaten Sambas 1. Kedudukan

emerintah Kabupaten Sambas dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1959, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820), yang berkedudukan di Singkawang. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 10 tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Bengkayang dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang, maka kedudukan Pemerintah Kabupaten Sambas pindah dari Singkawang ke Sambas. Dengan demikian Kabupaten Sambas sebagaimana dimaksudkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 di atas telah dimekarkan menjadi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang.

Kabupaten Sambas terletak di bagian paling Utara Provinsi Kalimantan Barat yaitu berada di posisi 00 33’ – 200 8’ Lintang Utara dan 1080 39’ – 1100 04’ Bujur Timur, beriklim tropis dengan suhu dan kelembaban udara berkisar 26,01°C–32,84°C. Curah hujan berkisar 1.779 mm - 6.048 mm pertahun dengan rata-rata hari hujan perbulan berkisar 6,17 hari – 16,33 hari. Dengan tebitnya Undang-undang Nomor 10 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkayang, maka setelah pemekaran wilayah Kabupaten Sambas memiliki luas wilayah 6.395,70 Km2 atau 4,36% dari luas Provinsi Kalimantan Barat, yang terdiri dari 19 kecamatan yaitu Selakau, Pemangkat, Jawai, Tebas, Sambas, Sejangkung, Teluk Keramat, Paloh, Sajingan Besar, Galing, Subah, Tekarang, Semparuk, Sebawi, Sajad, Jawai Selatan, Tangaran, Selakau Timur, dan Salatiga dengan letak administratif dan batas-batas wilayah sebagai berikut:

(8)

Bab I Pendahuluan 2 - Sebelah Utara berbatasan dengan Malaysia Timur (Serawak) dan laut

Natuna.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Sarawak dan Kabupaten Bengkayang. - Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna.

Geomorfologi Kabupaten Sambas berkisar antara 0 – 100 meter di atas permukaan laut, dengan luas daerah tergenang 317.221 Ha atau 49,60% dan 322.349 Ha atau 50,40% daerah tidak tergenang yang terdiri dari porous 116.559 Ha dan tidak porous 205.790 Ha. Bila dilihat dari jenis tanah, OGH (Organosol) seluas 136.230 Ha atau 21,30%, Aluvial 230.630 Ha atau 36,06%, Podsol 6,97%, Latosol seluas 70.790 Ha, dan PMK (Podsolid Merah Kuning).

2. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

Bupati Sambas dr. Hj. Juliarti Djuhardi Alwi, MPH. dan Wakil Bupati Sambas Dr. Pabali Musa, M.Ag diberikan amanah untuk memimpin Pemerintah Kabupaten Sambas mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat agar tercapai visi yang diinginkan.

Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Sambas telah disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yaitu terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, 13 Dinas, 12 Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja serta 19 Kecamatan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sambas.

Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sekretariat Daerah Kabupaten Sambas

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan

(9)

Bab I Pendahuluan 3 bertanggung jawab kepada bupati. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.

Sementara itu untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah mencakup : (1) Penyusunan kebijakan pemerintah daerah, (2) Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, (3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, (4) Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah, (5) Pelaksanaan tugas lain yang d berikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam menjalankan tugasnya, Sekretaris Daerah dibantu oleh 3 (tiga) orang asisten, yaitu Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, dan Asisten III Bidang Administrasi Umum dan Aparatur. Masing-masing asisten membawahi 4 Bagian dan 12 Sub Bagian, sehingga dengan demikian Sekretariat Daerah meliputi 12 bagian dan 36 sub bagian.

b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Sambas

Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD Kabupaten Sambas, yang dipimpin oleh sekretaris yang bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Sekretariat DPRD bertugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan daerah.

c. Dinas-Dinas Daerah

Dinas-dinas Daerah Kabupaten Sambas sebanyak 13 dinas yang terdiri dari:

1. Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan;

(10)

Bab I Pendahuluan 4 3. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Pengairan, Energi dan Sumber Daya

Mineral;

4. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan; 5. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 7. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;

8. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata;

9. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan;

10. Dinas Pertanian dan Peternakan; 11. Dinas Kelautan dan Perikanan; 12. Dinas Kehutanan dan Perkebunan; 13. Dinas Pendapatan Daerah.

Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

Dinas merupakan perangkat daerah yang diserahi wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan otonomi daerah dalam rangka desentralisasi.

Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, dinas daerah mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai lingkup tugasnya, pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidangnya, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

d. Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sambas sebanyak 12 lembaga yaitu: 1. Inspektorat Kabupaten;

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3. Badan Kepegawaian Daerah;

(11)

Bab I Pendahuluan 5 4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

5. Badan Lingkungan Hidup;

6. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu; 7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa;

8. Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

9. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; 10. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;

11. Rumah Sakit Umum Daerah Sambas; 12. Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat;

Lembaga Teknis Daerah tersebut merupakan unsur penunjang pemerintahan kabupaten yang berbentuk badan dan kantor yang dipimpin oleh seorang kepala badan dan kepala kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Selain itu, khusus untuk Inspektorat Kabupaten dipimpin oleh seorang inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari sekretaris daerah.

Lembaga teknis daerah bertugas melaksanakan tugas tertentu yang sifatnya tidak tercakup oleh sekretariat daerah dan dinas daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, lembaga teknis daerah mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah; pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dalam lingkup tugasnya; melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh bupati sesuai bidang tugasnya.

Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sambas terdiri dari RSUD Sambas dan RSUD Pemangkat. RSUD dipimpin oleh seorang direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. RSUD menyelenggarakan fungsi yaitu perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan, pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pelayanan kesehatan, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(12)

Bab I Pendahuluan 6

e. Satuan Polisi Pamong Praja

Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

Satuan Polisi Pamong Praja bertugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan bupati dan atau ketentuan daerah lainnya. Sedangkan fungsinya yaitu penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan ketentuan daerah lainnya, pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban di daerah, pelaksanaan kebijakan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan ketentuan daerah lainnya, pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan ketentuan daerah lainnya dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya, pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati peraturan daerah, peraturan bupati dan ketentuan daerah lainnya, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

f. Kecamatan-Kecamatan

Pemerintah Kabupaten Sambas mempunyai 19 Kecamatan. Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh seorang camat yang mempunyai kedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

Para camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarkat, mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, mengkoordinasikan penerpan dan penegakan peraturan perundang-undangan, mengkoordinasikan pemeliharaan sarana dan fasilitas pelayanan umum, mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan

(13)

Bab I Pendahuluan 7 pembangunan di tingkat kecamatan, membina penyelenggaraan kegiatan pemerintahanan dan pembangunan di tingkat kecamatan, membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan, dan melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan. Selain itu, para camat juga melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan oleh bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

3. Tinjauan Ekonomi

Pembangunan bidang ekonomi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sambas pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan yang salah satunya diukur dalam indikator kenaikan PDRB atau kenaikan pendapatan regional per kapita. Bila pendapatan riil per kapita masyarakat meningkat maka akan terdapat peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Untuk meningkatkan pendapatan ini, dibutuhkan perencanaan ekonomi yang baik dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada untuk suatu tujuan peningkatan ekonomi. Perencanaan ini akan berjalan dan terlaksana dengan baik apabila didukung oleh data yang akurat dan dapat dipercaya (reliable).

Tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tergantung dari sumber daya alam dan sumber daya manusianya serta ditunjang oleh faktor-faktor eksternal seperti kebijaksanaan- kebijaksanaan pemerintah daerah yang tepat dan terarah. Dengan demikian, kinerja antara pemerintah daerah dengan pengusaha setempat menjadi agenda penting dalam penetapan perencanaan pembangunan. Data tingkat perkembangan perekonomian ini diambil beradasarkan buku “Sambas dalam Angka 2013” dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Sambas yang dirilis pada tahun 2014.

a. Pertumbuhan Ekonomi Regional

PDRB Kabupaten Sambas atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 11,61% dari 6.700,63 miliar rupiah pada tahun 2011 menjadi 7.478,64

(14)

Bab I Pendahuluan 8 milliar rupiah pada tahun 2012. Hal ini disebabkan meningkatnya nilai tambah hampir di semua sektor kecuali sektor pertanian, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor jasa-jasa. Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011 mencapai 3.101,96 milliar rupiah kemudian meningkat menjadi 3.284,45 milliar rupiah pada tahun 2012 atau naik sekitar 5,88 persen.

Untuk lebih meningkatka laju pertumbuhan ekonomi dan sekaligus mewujudkan pemerataan pendapatan, perlu adanya peningkatan mutu sumber daya manusianya yang diikuti pengendalian jumlah penduduk serta peningkatan infrastruktur. Keterpaduan antara program pemerintah dengan peran swasta dan masyarakat perlu diperhatikan guna menyelaraskan langkah dalam menggali sektor-sektor potensial yang sekaligus memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

b. Struktur Perekonomian

Pada tahun 2011, kontribusi pertanian sebesar 41,22 persen terhadap keseluruhan perekonomian yang di tunjukkan pada PDRB harga berlaku tahun tersebut. Kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,89 persen, sektor industri sebesar 10,77 persen dan sektor lainnya 18,12 persen.

Tabel: 1

STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SAMBAS

NO SEKTOR TAHUN

2011

TAHUN 2012

1 Pertanian 41,22% 39,77%

2 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 29,89% 30,37%

3 Industri 10,77% 11,27%

Lainnya 18,12% 18,59%

Untuk pada tahun 2012, struktur perekonomian Kabupaten Sambas masih didomonasi oleh sektor pertanian. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 39,77 persen terhadap keseluruhan perekonomian yang ditunjukkan pada PDRB harga berlaku tahun tersebut. Kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 30,37 persen, sektor industri sebesar

(15)

Bab I Pendahuluan 9 11,27 persen dan sektor lainnya 18,59 persen. Pola struktur ini masih tetap sama dibanding tahun sebelumnya meskipun peranan setiap sektor menunjukkan angka yang semakin berimbang.

c. PDRB Perkapita

Secara umum pendapatan setiap penduduk Kabupaten Sambas dicerminkan oleh pendapatan regional per kapita. Besarnya pendapatan regional per kapita dalam hal ini PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meningkat dari 13.370.543,10 rupiah pada tahun 2011 menjadi 14.904.788,19 rupiah pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik tersebut di bawah ini:

Sumber: Sambas dalam Angka 2013, 2013

Perkembangan pendapatan regional dan angka per kapita atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 Kabupaten Sambas sebagaimana tersebut dalam tabel di bawah ini:

Grafik: 1

PDRB PER KAPITA KABUPATEN SAMBAS

(16)

Bab I Pendahuluan 10

Tabel: 2

PERKEMBANGAN PENDAPATAN REGIONAL DAN ANGKA PERKAPITA ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000

2008 – 2012

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 *) 2012 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

ATAS DASAR HARGA BERLAKU

1. PDRB AD Harga Pasar ( Jutaan Rp.) 4.673.550,55 5.251.569,27 5.904.095,23 6.700.634,31 7.478.641,43 2. Penyusutan ( Jutaan Rp.) 441.650,53 496.273,30 557.937,00 633.209,94 706.731,61 3. PDRN AD Harga Pasar ( Jutaan Rp.) 4.231.900,02 4.755.295,98 5.346.158,23 6.067.424,36 6.771.909,81 4. Pajak Tak Langsung ( Jutaan Rp.) 79.581,22 89.423,72 100.534,93 114.098,40 127.346,31 5. PDRN ADB Faktor Produksi ( Jutaan Rp.) 4.152.318,80 4.665.872,25 5.245.623,30 5.953.325,96 6.644.563,50 6. Penduduk Pertengahan Tahun ( Jiwa ) 491.288 493.824 496.120 501.149 501.761 7. PDRB Perkapita ( Rupiah ) 9.512.853,04 10.634.495,84 11.900.538,64 13.370.543,10 14.904.788,19 8. Pendapatan Regional Perkapita ( Rupiah ) 8.451.903,57 9.448.451,78 10.573.295,37 11.879.353,17 13.242.486,97

ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

1. PDRB AD Harga Pasar ( Jutaan Rp.) 2.628.632,19 2.771.435,43 2.931.776,59 3.101.957,38 3.284.446,93 2. Penyusutan ( Jutaan Rp.) 248.405,74 261.900,65 277.052,89 293.134,97 310.380,23 3. PDRN AD Harga Pasar ( Jutaan Rp.) 2.380.226,45 2.509.534,78 2.654.723,71 2.808.822,41 2.974.066,69 4. Pajak Tak Langsung ( Jutaan Rp.) 44.760,35 47.192,00 49.922,29 52.820,13 55.927,56 5. PDRN ADB Faktor Produksi ( Jutaan Rp.) 2.335.466,10 2.462.342,78 2.604.801,41 2.756.002,27 2.918.139,13 6. Penduduk Pertengahan Tahun ( Jiwa ) 491.288 493.824 496.120 501.149 501.761 7. PDRB Perkapita ( Rupiah ) 5.350.491,34 5.612.192,66 5.909.410,21 6.189.690,84 6.545.839,40 8. Pendapatan Regional Perkapita ( Rupiah ) 4.753.761,74 4.986.276,04 5.250.345,51 5.499.367,00 5.815.795,03

Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

d. Perbandingan PDRB Regional

PDRB Kabupaten Sambas atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 sebesar 6.648,64 milliar rupiah dan atas dasar harga konstan 2000 sebesar 3.284,45 milliar rupiah. Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di Kalimantan Barat, PDRB Kabupaten Sambas relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lain kecuali Kabupaten Kuburaya, Kabupaten Ketapang dan Kota Pontianak, hal ini dpat dilihat pada grafik 2 di bawah ini:

(17)

Bab I Pendahuluan 11 Sumber: Sambas dalam Angka 2013, 2013

Potensi dominan di Kabupaten Sambas adalah di sektor pertanian terutama tanaman bahan makanan. Hal ini tercermin dari luas panen padi seluas 81.460 hektar dengan produksi sebesar 265.818 ton pada tahun 2012. Angka ini terbesar dibandingkan dengan semua kabupaten/kota di Kalimantan Barat.

Kegiatan Penanaman Modal (investasi) adalah kegiatan yang berperan sentral dalam perekonomian, karena PMDN maupun PMA dapat mempengaruhi produksi nasional maupun regional serta diharapkan terjadi penambahan lapangan pekerjaan dalam rangka mengatasi masalah pengangguran. Rencana Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sampai akhir tahun 2012 di Kabupaten Sambas tercatat sebanyak 12 proyek dengan nilai investasi sebesar 1.880,95 milyar rupiah. Sedangkan Rencana Proyek Penanaman Modal Luar Negeri (PMA) tercatat sebanyak 5 proyek dengan nilai investasi sebesar 116,18 juta.

Grafik 2

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT 2012

(18)

Bab I Pendahuluan 12

e. IPM Kabupaten Sambas

Selain di bidang ekonomi, pembangunan di Kabupaten Sambas juga telah menunjukkan keberhasilan di bidang sosial yang ditunjukkan dengan keberhasilan dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan angka agregat yang dapat diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh (shortfall) suatu wilayah untuk mencapai nilai maksimum.

Tabel: 3

IPM Kabupaten Sambas dan Komponennya Tahun 2008—2012

Komponen 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Harapan Hidup (Tahun) 60,70 60,91 61,27 61,48 61,69

Angka Melek Huruf (%) 89,50 90,00 90,55 91,55 91,57

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 5,90 5,94 5,94 6,20 6,21

Pengeluaran Riel Per Kapita Yang disesuaikan

(ribuan rupiah) 614,92 621,09 623,02 627,35 630,69

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 63,73 64,46 64,93 65,80 66,19 Sumber: Sambas dalam Angka 2013, 2013

Sambas Dalam Angka 2013 yang dipublikasikan tahun 2013 memperlihatkan data BPS tahun 2012, bahwa Angka IPM Kabupaten Sambas pada tahun 2011 dengan nilai 65,80 meningkat menjadi 66,19 pada tahun 2012. Naiknya angka ini tidak terlepas dari peningkatan komponen penghitungan IPM di, yaitu Angka Harapan Hidup yang naik dari 61,48 tahun pada tahun 2007 menjadi 61,69 tahun pada tahun 2012, Angka Melek Huruf yang naik menjadi 91,57% dari 91,55 % dan Rata-rata Lama Sekolah meningkat dari 6,20 menjadi 60,21 serta Pengeluaran Riel Per Kapita yang disesuaikan naik menjadi Rp 630.690,00 dari sebelumnya Rp 627.350,00.

(19)

Bab I Pendahuluan 13

B. Maksud dan Tujuan LAKIP 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun untuk melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang kami susun memiliki dua fungsi utama. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Kabupaten Sambas untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Presiden, DPRD dan masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Sambas sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah.

Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP

Gambar: 1

Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP

Manajemen Kinerja

Akuntabilitas Kinerja

(20)

Bab I Pendahuluan 14 Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 mencakup hal-hal berikut ini:

1. Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan

LAKIP 2013 sebagai sarana pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Sambas atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2013. Esensi capaian kinerja yang berhasil dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama tahun 2013.

2. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan

LAKIP 2013 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja manajemen oleh Pemerintah Kabupaten Sambas bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Pemerintah Kabupaten Sambas dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Sambas dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.

(21)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 15

erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diamanahkan bahwa setiap pemerintah daerah menyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD merupakan penjabaran visi dan misi serta program kepala daerah yang berpedoman kepada RPJP Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional.

Berkaitan dengan hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten Sambas telah menyusun RPJMD Tahun 2012—2016, yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah 5 (lima) tahunan yang memuat visi, misi, arah kebijakan dan strategis, analisis lingkungan strategis, kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan matriks indikasi rencana program prioritas mulai tahun 2012 hingga 2016 yang bersumber dari dana APBD Kabupaten, Provinsi dan APBN.

RPJMD yang disusun tersebut berfungsi sebagai pedoman dalam penyusunan rencana strategis SKPD dan rencana kerja SKPD serta rencana kerja pemerintah daerah. Selain itu sebagai tolak ukur dalam menilai pencapaian hasil pembangunan dan kinerja organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas.

Perencanaan strategis pembangunan Pemerintah Kabupaten Sambas meliputi beberapa hal yaitu mulai dari visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dijelaskan sebagai berikut:

(22)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 16

1. Visi

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sambas maka dirumuskan visi pembangunan yaitu “Terwujudnya

Sambas yang Mandiri, Berprestasi, Madani serta Sejahtera melalui Bela Terpikat Terigas”.

Visi tersebut di atas merupakan kelanjutan dari visi bupati periode sebelumnya dengan menambahkan kata menjadi “Bersama Lanjutkan Terpikat Terigas”, yang kemudian disingkat dengan “Bela Terpikat Terigas”. Makna dari motto “Bela Terpikat Terigas” adalah:

a) “Bela” (bersama lanjutkan) mengandung arti bahwa dengan semangat kebersamaan dan bekerja sama seluruh komponen masyarakat Sambas berkomitmen untuk melanjutkan dan meningkatkan apa yang telah digagas, dirancang, dan dirintis oleh Bupati-Wakil Bupati Sambas periode 2006--2011; b) “Terpikat Terigas” mengandung arti bahwa seluruh komponen masyarakat

Sambas akan bahu membahu berpartisipasi aktif dalam seluruh aspek dan tujuan pembangunan, yaitu:

 Tingkatkan Ekonomi Rakyat, untuk membangun kemandirian;  Religius, untuk membangun kepribadian;

 Pendidikan, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia;  Ilmu pengetahuan, untuk membangun peradaban besar dan utama;  Kesehatan masyarakat, untuk meningkatkan kualitas lahiriyahnya;

Semua itu akan diwujudkan melalui suatu pemerintahan daerah yang tertib dan terukur pada aspek:

 Ekonomi kerakyatan yang sinergis dengan investasi;  Religius;

 Ilmu pengetahuan dan teknologi;  Good Governance;

 Amanah dan berakhlaqul-karimah, serta  Social control and social participation.

(23)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 17 Sedangkan makna yang terkandung dalam visi itu sendiri yaitu:

a. Sambas yang Mandiri yaitu suatu kondisi dimana perekonomian masyarakat berkembang dengan baik, kreatif, dan inovatif yang ditandai dengan meningkatnya investasi dan kapasitas ekonomi masyarakat baik karena faktor intensifikasi maupun ekstensifikasi, serta membaiknya infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan;

b. Sambas yang Berprestasi yaitu suatu kondisi dimana kualitas sosial, moral, dan intelektual masyarakat berkembang dengan baik menuju pencapaian unggul terutama pada bidang pendidikan, kesehatan, kepribadian, dan kebudayaan; c. Sambas yang Madani yaitu suatu kondisi dimana kehidupan masyarakat

berlangsung dengan harmonis, taat dan tertib hukum, sadar politik, demokratis, dan dinamis serta selaras dengan prinsip-prinsip good governance;

d. Sambas yang Sejahtera yaitu suatu kondisi dimana hak-hak dasar dan sekunder masyarakat terpenuhi dengan didukung oleh suasana kehidupan yang agamis, aman, dan damai.

2. Misi

Misi Pemerintah Kabupaten Sambas dalam mencapai visi tersebut adalah: a. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar dengan memperhatikan aspek

pemerataan dan keadilan pembangunan serta mengutamakan faktor pengungkit perekonomian rakyat;

b. Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan investasi yang sinergis melalui kemitraan dan pemberdayaan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat yang didukung oleh pelayanan prima;

c. Meningkatkan kemampuan budi, daya, dan karsa insani menuju pembangunan manusia seutuhnya;

d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan;

e. Meningkatkan kapasitas dan kualitas aparatur dan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance;

(24)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 18 f. Meningkatkan kesadaran hukum/Penegakan hukum (law enforcement) yang adil

dan bertanggung jawab;

g. Memantapkan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat guna memacu akselerasi pembangunan daerah;

h. Meningkatkan pembinaan mental spritual guna mengokohkan jati diri masyarakat yang berkepribadian luhur, berbudaya, dan berwawasan kebangsaan.

3. Tujuan:

Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2012—2016 adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar. b. Meningkatkan kegiatan ekonomi dan investasi

c. Meningkatkan kemampuan pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan hidup.

d. Meningkatkan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat e. Meningkatkan derajat pendidikan.

f. Meningkatkan kepribadian dan kebudayaan masyarakat.

g. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan. h. Meningkatkan kemampuan tata kelola pemerintahan.

i. Penegakan supremasi hukum.

j. Memantapkan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. k. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.

4. Sasaran

Adapun sasaran pembangunan daerah Kabupaten Sambas Tahun 2012-2016 adalah:

a. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur dasar. b. Berkembangnya perekonomian daerah.

c. Terciptanya pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. d. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,

e. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat.

(25)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 19 g. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

h. Meningkatnya kemampuan melakukan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan.

i. Meningkatnya kesadaran hukum.

j. Terciptanya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. k. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama.

Untuk mencapai visi dan misi yang telah disampaikan di atas, maka strategi dan kebijakan pembangunan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

Visi 1: Terwujudnya Sambas yang Mandiri, yang akan diwujudkan melalui 2 (dua)

misi, yaitu:

1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan investasi yang sinergis melalui pemberdayaan dan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat yang didukung oleh pelayanan prima;

2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar dengan memperhatikan aspek pemerataan dan keadilan pembangunan serta mengutamakan faktor pengungkit perekonomian rakyat.

Kedua misi tersebut dijabarkan dalam strategi dan arah kebijakan sebagai berikut:

Strategi 1:

Percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendorong peningkatan perekonomian rakyat berbasis komoditas lokal khususnya pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan dengan arah kebijakan:

1. Pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan infrastruktur untuk mendukung terwujudnya kegiatan perekomian yang efisien.

2. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan.

3. Penguatan sistem jaringan sumber daya air baik bagi kebutuhan masyarakat maupun keperluan pengairan.

4. Peningkatan ketersediaan dukungan sistem informasi. Setiap unit kerja harus didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang handal. Sistem ini harus mampu mengakomodasi data-base, termasuk keuangan, dan fasilitas internet yang memadai.

(26)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 20 5. Perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam secara

optimal dan berkelanjutan.

6. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana transportasi di ibukota kabupaten dan kecamatan sebagai pusat pemerintahan.

Strategi 2:

Peningkatan daya dukung wilayah dengan membangun dan mengoptimalkan sarana dan prasarana daerah untuk mengembangkan kawasan perbatasan serta wilayah strategis dan cepat tumbuh lainnya, sekaligus untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar kawasan dengan arah kebijakan:

1. Keterpaduan pembangunan infrastruktur antar wilayah dan antar sektor.

2. Pemerataan pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan transportasi darat.

3. Peningkatan akses sarana dan prasarana transportasi untuk daerah yang terisolir dan sentra produksi .

4. Penyempurnaan layanan publik yang cepat, murah, dan mudah diakses.

5. Pemantapan kawasan strategis agribisnis sebagai sentra komoditas pertanian dan pusat pertumbuhan kawasan.

6. Perluasan jaringan pemasaran, informasi, dan layanan promosi pasar bagi produk-produk unggulan daerah.

7. Perluasan jaringan irigasi, jalan pertanian, dan akses pada pembiayaan pertanian, serta meningkatkan kapasitas petani terhadap peningkatan produksi dan mutu hasil pertanian.

8. Pembangunan kawasan perbatasan melalui pengembangan kawasan Paloh-Sajingan diawali dukungan pembangunan infrastruktur untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat perbatasan.

Strategi 3:

Peningkatan perekonomian masyarakat dan iklim investasi daerah yang berorientasi pasar, berwawasan lingkungan, serta berkeadilan melalui peningkatan produktivitas pertanian dan pengembangan sentra-sentra komoditas unggulan sektor pertanian,

(27)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 21 perkebunan, perikanan, dan kelautan serta pemberdayaan UKM dan koperasi untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, dengan arah kebijakan:

1. Membangun kemitraan strategis antara koperasi, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UKMK) dengan usaha besar.

2. Implementasi sistem pelayanan satu atap, dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip layanan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

3. Pemberdayaan kelembagaan petani dan nelayan.

4. Mengembangkan industri hilir berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, dan kelautan.

5. Menurunkan tingkat degradasi lingkungan melalui: pendekatan keterpaduan dalam pengelolaan lahan, perencanaan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan, penurunan tingkat kerusakan lingkungan, peningkatan perlindungan dan konservasi daerah aliran sungai, dan peningkatan kualitas pengelolaan sampah.

6. Diseminasi contoh sukses kewirausahaan. Unit kerja relevan harus terus menerus mengidentifikasi best practise yang terkait dengan kewirausahaan. Informasi ini kemudian dikaji dengan baik sehingga diperoleh pola kewirausahaan yang paling layak untuk direplikasi dan dikembangkan oleh UKMK di Kabupaten Sambas.

7. Optimalisasi kegiatan-kegiatan penyebaran informasi tentang kewirausahaan. Kegiatan penyebaran informasi kewirausahaan akan diwadahi oleh warung informasi yang tersedia sampai pada tingkat kecamatan.

8. Optimalisasi pelaksanaan training-training singkat maupun lokakarya yang mampu membangkitkan potensi diri untuk mandiri.

Strategi 4:

Peningkatan dan pemanfaatan teknologi tepat guna dan diversifikasi kegiatan ekonomi perdesaan berdasarkan kearifan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di perdesaan, dengan arah kebijakan:

(28)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 22 1. Pengembangan unit khusus yang berfungsi untuk melakukan identifikasi dan

koleksi teknologi tepat guna yang relevan.

2. Sosialisasi teknologi tepat guna. Setiap teknologi tepat guna yang dieksplorasi harus dapat diinformasikan kepada masyarakat terkait, sampai pada tingkat desa-desa sentra produksi.

3. Meningkatkan kerjasama dalam pengembangan teknologi tepat guna. 4. Mengembangkan industri kecil menengah yang berbasis komodi unggulan. 5. Promosi dan pemasaran produk-produk komoditi unggulan perdesaan. Unit kerja

terkait harus memfasilitasi pelaku usaha tani sampai pada tingkat pedesaan sehingga promosi komoditi unggulan pertanian, perkebunan, perikanan kelautan, dan peternakan dapat dilakukan secara efektif.

6. Mengembangkan produk-produk unggulan berbasis kekhasan desa. Inovasi-inovasi terutama yang terkait dengan produk unggulan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, dan peternakan yang tumbuh di desa harus dipacu, diidentifikasi dan didisseminasi ke wilayah lain.

7. Penguatan kelembagaan desa. Kelembagaan yang harus diperkuat diantaranya adalah lembaga keuangan mikro, lembaga usaha ekonomi produktif (LUEP) dan lembaga-lembaga lainnya yang relevan dalam peningkatan perekonomian desa. 8. Meningkatkan kualitas infrastruktur pedesaan. Infrastruktur penunjang aktivitas

perekonomian desa harus dibangun sehingga memudahkan akses baik ke sentra-sentra produksi maupun sebaliknya ke sentra-sentra usaha dan pasar.

Visi 2: Terwujudnya Sambas yang Berprestasi, yang akan diwujudkan melalui 1

(satu) misi, yaitu:

Meningkatkan kemampuan budi, daya, dan karsa insani menuju pembangunan manusia seutuhnya.

Visi tersebut dijabarkan dalam strategi dan arah kebijakan sebagai berikut:

Strategi 5:

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olahraga dengan

(29)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 23 1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang bermutu melalui pengembangan fasilitas dan sarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, dan kesejahteraan guru.

2. Meningkatkan ketersediaan sumber-sumber belajar, termasuk sumber belajar yang bersifat on-line, sejalan dengan peningkatan kapasitas TIK, sampai pada tingkat desa.

3. Meningkatkan kualitas manajemen internal institusi pengelola pendidikan.

4. Menyempurnakan kualitas proses belajar mengajar pada setiap institusi pendidikan.

5. Memperkaya kurikulum. Seluruh institusi pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi diharuskan untuk memasukan unsur kewirausahaan sebagai bagian dari kurikulumnya. Pemberian tugas-tugas yang mampu memicu kreativitas, inovasi, kepemimpinan, kemampuan bekerja dalam kelompok, dan cara hidup sehat harus mendapatkan tempat selama proses belajar berlangsung.

6. Memperbaiki akses belajar dan mendorong institusi pendidikan pada semua tingkat untuk mengidentifikasi calon-calon murid, siswa maupun mahasiswa yang memiliki potensi akademik yang memadai tetapi berasal dari keluarga tidak mampu.

7. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. 8. Mengidentifikasi dan meningkatan kapasitas bidan desa terpencil. 9. Mengintensifkan penyuluhan pola hidup sehat.

10. Melakukan eksplorasi model-model pelayanan yang efektif pada setiap pos pelayanan kesehatan dengan mengembangkan UKBM.

11. Mengevaluasi dan mengawasi sistem pelayanan kesehatan.

12. Pembinaan dan peningkatan kualitas generasi muda dalam bidang olahraga, kebudayaan, pariwisata dan kesenian.

13. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dan KB.

14. Pembinaan dan pengembangan potensi pariwisata daerah

Visi 3: Terwujudnya Sambas yang Madani, yang akan diwujudkan melalui 3 (tiga)

(30)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 24 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan pembangunan.

2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas aparatur dan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance.

3. Menegakkan kesadaran hukum/Penegakan hukum (law enforcement) yang adil dan bertanggung jawab.

Ketiga misi tersebut dijabarkan dalam strategi dan arah kebijakan sebagai berikut:

Strategi 6:

Peningkatan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, dengan arah kebijakan:

1. Penyempurnaan sistem dan manajemen kepegawaian. Sistem ini harus mampu menjamin bahwa pegawai pemerintah daerah adalah mereka yang memiliki kapasitas, kompetensi, dan komitmen yang memadai sehingga mampu mengemban tugas-tugas kepemerintahan secara efektif, efisien, dan akuntabel. 2. Penyempurnaan sistem promosi. Sistem promosi karir dan insentif akan dikaji

dan dibangun secara sistematis dan transparan sehingga memotivasi staf untuk melakukan peningkatan kualitas diri (disiplin, kreatif, dan inovatif) secara berkelanjutan.

3. Pembinaan dan pengembangan aparatur. Seluruh unit kerja harus menyusun rencana kebutuhan dan pengembangan staf yang diarahkan untuk menjaga konsistensi kualitas kinerja unit kerja terkait dengan tuntutan stakeholders.

4. Peningkatan wawasan kebangsaan. Kabupaten Sambas akan mendorong dan memfasilitasi stafnya untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan (termasuk in-house training), studi banding, maupun studi lanjut secara selektif pada institusi-institusi berkualitas. Pemahaman aparatur berkaitan dengan ketahanan nasional juga perlu ditingkatkan, hal ini terkait dengan isu nasional akhir-akhir ini yang dapat mengarah pada disintegrasi bangsa.

5. Penyempurnaan dan peningkatan kualitas sistem pengawasan yang efektif dan efisien.

(31)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 25 6. Penyempurnaan dan peningkatan kualitas sistem evaluasi kinerja aparatur, dengan memasukkan tingkat kreativitas dan inovasi aparatur sebagai parameter evaluasi.

7. Penyempurnaan dan peningkatan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) melalui pelayanan elektronik KTP (e-KTP).

8. Restrukturisasi organisasi pemerintahan dilakukan dengan mempertimbangkan terciptanya koordinasi yang efektif antar elemen organisasi. Restrukturisasi ini antara lain dapat berupa pemecahan atau penggabungan unit kerja, dan pengurangan atau penambahan posisi-posisi struktural dan efektivitas pelayanan publik serta pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Strategi 7:

Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah untuk mendorong terwujudnya pelaksanaan pembangunan yang lebih efisien dan efektif, dengan arah kebijakan: 1. Peningkatan kualitas perencanaan. Setiap unit kerja harus secara terus menerus

melakukan evaluasi diri untuk memotret kinerjanya dan mengenali posisi relatifnya terhadap visi, misi, dan program prioritas yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Sambas. Hasil evaluasi ini selanjutnya dijadikan landasan untuk perencanaan ke depan.

2. Pengembangan kapasitas manajemen pemerintah daerah dan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan prinsip-prinsip good and clean Governance. 3. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan. Dengan dukungan perencanaan,

pengelolaan keuangan daerah benar-benar sejalan dengan perencanaan yang ditujukan untuk penyelesaian masalah. Pengelolaan keuangan daerah harus dikaitkan dengan indikator-indikator capaian.

4. Penertiban administrasi penatakelolaan keuangan daerah antara lain dengan membangun sistem keuangan on-line yang dapat dihubungkan ke seluruh unit kerja dalam lingkup kabupaten secara terbatas. Dengan sistem ini, unit pengedali keuangan dapat secara terus menerus melakukan evaluasi dan analisis terhadap kinerja keuangan.

(32)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 26 5. Peningkatan kualitas koordinasi antar unit kerja. Koordinasi antar unit kerja harus terus ditingkatkan sehingga tumpang tindih perencanaan dan anggaran dapat diminimalkan.

6. Peningkatan kerjasama untuk meningkatkan efisiensi belanja daerah. Kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah harus dijajaki dan dikembangkan dengan tetap mengacu kepada visi, misi dan program prioritas RPJMD Kabupaten Sambas.

7. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi belanja daerah.

Strategi 8:

Peningkatan kualitas partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi serta dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan, dengan arah

kebijakan:

1. Memantapkan kelembagaan demokrasi menuju perbaikan proses politik dan peningkatan kualitas demokrasi.

2. Memantapkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan mediator yang kredibel dan adil dalam menjaga dan memelihara, keamanan, perdamaian, dan hubungan yang harmonis antara pemerintah, kelembagaan masyarakat, dan masyarakat.

3. Menciptakan hubungan yang terkontrol dan seimbang antara pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat.

4. Mengembangkan diklat aparatur berbasis kompetensi untuk memantapkan kualitas penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah.

5. Memperluas akses informasi masyarakat terhadap pengelolaan keuangan daerah.

6. Meningkatkan pengawasan publik untuk menjamin akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Strategi 9:

Peningkatan kesadaran hukum masyarakat yang berlandaskan keadilan dan berorientasi pada peningkatan sosial ekonomi, dengan arah kebijakan:

(33)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 27 1. Melakukan evaluasi terhadap produk hukum daerah untuk mengetahui Peraturan

Daerah yang sudah tidak relevan dan yang masih dibutuhkan.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk taat hukum dan menghormati HAM.

Visi 4: Terwujudnya Sambas yang Sejahtera, yang akan diwujudkan melalui 2 (dua)

misi, yaitu:

1. Memantapkan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat guna memacu akselerasi pembangunan daerah.

2. Meningkatkan pembinaan mental spritual guna mengokohkan jatidiri masyarakat yang berkepribadian luhur, berbudaya, dan berwawasan kebangsaan.

Kedua misi tersebut dijabarkan dalam strategi dan kebijakan sebagai berikut:

Strategi 10:

Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi, dengan arah kebijakan:

1. Penegakan hukum (law enforcement) untuk mewujudkan kepastian hukum agar terwujud kehidupan masyarakat yang aman, damai, dan tertib.

2. Menciptakan kehidupan masyarakat yang harmoni baik antar kelompok, etnis, agama, desa dan kecamatan melalui proses pembangunan yang transparan, adil, dan partisipatif.

Strategi 11:

Peningkatan kualitas pemahaman dan implementasi nilai-nilai agama dan budaya untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan, dengan

arah kebijakan:

1. Meningkatkan kualitas pembinaan generasi muda, seni budaya dan kegiatan keagamaan.

2. Meningkatkan pemahaman keagamaan dan pendidikan karakter masyarakat melalui proses pendidikan formal dan informal.

3. Peningkatan kualitas pengelolaan institusi pendidikan keagamaan. Disain dan format pendidikan keagamaan harus dieksplorasi secara terus menerus sehingga didapatkan format yang disamping membangun pemahaman agama

(34)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 28 secara normatif juga benar-benar mampu menginspirasi kreativitas dan inovasi dan menumbuhkan semangat toleransi dan menghargai kemajemukan.

4. Optimalisasi dialog keagamaan diantara aparatur pemerintahan. Dialog keagamaan ini harus menjadi kegiatan terjadwal yang wajib diikuti oleh seluruh aparatur. Kebijakan ini diarahkan untuk membangkitkan semangat mengimplementasikan tata-cara kehidupan yang sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran agamanya.

5. Mengintensifkan dialog keagamaan pada masyarakat untuk mempromosikan terbentuknya SDM yang kreatif dan inovatif berlandaskan ajaran-ajaran agama. 6. Penciptaan citra aparatur pemerintah daerah yang dapat menjadi panutan dalam

tata kehidupan sehari-hari.

7. Melestarikan dan mengembangkan budaya daerah serta penguatan

kelembagaan adat dan budaya. Pemerintah daerah harus merevitalisasi fungsi lembaga adat dan budaya sehingga keberadaannya dapat menjamin konsistensi cita-cita “Sambas sebagai serambi Makkah Kalimantan Barat”.

Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen kesepakatan kinerja antara atasan dengan bawahan dalam rangka mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. Penetapan kinerja Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 yaitu sebagai berikut:

Tabel: 4

PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) TARGET

1. Membaiknya ketersediaan infrastruktur dasar.

1. Proporsi Panjang Jalan

Kabupaten dalam kondisi baik

38,90%

2. Jumlah Jembatan Kabupaten

dalam kondisi baik

66,00%

3. Rumah Tangga pengguna Air

Bersih

(35)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 29

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) TARGET

4. Rumah Tangga Bersanitasi 38,20%

5. Jumlah Rambu Pendahuluan

Penunjuk Jalan (RPPJ) 211 unit 6. Persentase Penanganan Sampah 93,00% 2. Berkembangnya Perekonomian Daerah

7. Penguatan Cadangan Pangan 50%

8. Pola Pangan Harapan (PPH) 75,30

9. Produksi Padi 280.000 ton

10. Produksi Jeruk 92.858 ton

11. Produksi Daging Sapi 540 ton

12. Konsumsi daging per kapita per tahun

6,2 kg

13. Produksi Perikanan Laut 34.353,11

ton

14. Produksi Ikan Budidaya 4.852,1 ton

15. Produksi perikanan perairan umum

563,28 ton

16. Luas Tanaman Karet 55.778 Ha

17. Luas Tanaman Kelapa Dalam 23.462 Ha

18. Luas Tanaman Sawit 54.276 Ha

19. Jumlah Produksi Karet 17.050 ton

20. Jumlah Produksi Kelapa Dalam 14.200 ton

21. Jumlah Produksi Sawit 33.600 ton

22. Pertumbuhan Industri Formal 2,22%

23. Pertumbuhan Industri Non 3,31%

Formal

24. Persentase Koperasi Aktif 73,65%

25. Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/ PMA)

37 Investor 26. Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja

78,50%

27. Penanganan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial

15 Kasus 28. Persentase Penduduk diatas

Garis Kemiskinan

(36)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 30

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) TARGET PDRB Perkapita : 29. - Harga Berlaku 12,48 Jt 30. - Harga Konstan 2000 6,54 Jt Pertumbuhan Ekonomi : 31. - Pertumbuhan Ekonomi 6,13% 32. - PDRB Harga Berlaku 8.653,28 M 33. - PDRB ADHK 2000 3.445,79 M 3. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, Olah Raga serta pemberdayaan perempuan, KB dan anak

34. Jumlah Kasus Kematian Bayi (Berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu

115 Kasus

35. Jumlah Kasus Kematian Ibu

Melahirkan

13 Kasus

36. Persentase Balita Gizi Buruk 3%

4. Meningkatkan Derajat Pendidikan Masyarakat

37. Angka Melek Huruf (umur 15-59 tahun)

98,43%

38. Angka rata - rata lama sekolah 6,54%

39. Angka Partisipasi Sekolah

Pendidikan Dasar SD

92,76%

40. Angka Partisipasi Sekolah

Pendidikan Dasar SMP

68,40% 41. Angka Partisipasi Sekolah

Pendidikan Menengah 63,39% 42. 43.

Angka Putus Sekolah (APS) SD/Mi

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/ MTs

0,24% 1,08%

44. Angka Putus Sekolah (APS)

SMA/ SMK/ MA

1,12% 45. Angka Melanjutkan (AM) dari

SD/ MI ke SMP/ MTs

96,27% 46. Angka Melanjutkan (AM) dari

SMP/ MTs ke SMA/ SMK/ MA

70,97%

47. Jumlah Guru yang memenuhi

kualifikasi S1/D-IV

(37)

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 31

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) TARGET

5. Meningkatkan

kemampuan melakukan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pemerintahan

48. Persentase pejabat struktural yang telah mengikuti diklat kepemimpinan

62,71%

49. Struktur Jabatan dan

Eselonering yang terisi

85,94%

50. Rata - Rata Lama Proses

Perizinan

10 Hari

51. Jumlah Izin 2.020 Izin

52. Jumlah penduduk yang

memiliki Kartu Keluarga

177.793 KK

53. Jumlah penduduk yang

memiliki KTP-EL

322.995 KTP

54. Jumlah penduduk yang

memiliki Akta Catatan Sipil

267.304 Buah 6. Meningkatkan

kesadaran hukum

55. Frekuensi sosialisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah yang berlaku

75% 7. Menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat 56. Tingkat penyelesaian pelanggaran hukum 75% 8. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama

57. Peningkatan Jumlah dan Kualitas Penyuluh dan Bimbingan Keagamaan 557 Orang 58. Pembinaan dan pengembangan lembaga-lembaga keagamaan 28 Lembaga

(38)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 32 nstrumen laporan akuntabilitas kinerja yaitu uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisa akuntabilitas, termasuk di dalamnya menguraikan secara

sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Selain itu dilaporkan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi ataupun tugas-tugas lainnya.

Hasil pengukuran capaian indikator kinerja disimpulkan dengan menggunakan skala pengukuran sebagai berikut :

Tabel: 5

PENGUKURAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA

INTERVAL KATEGORI

X

>

86 Sangat Berhasil

71 ≤ X ≤ 85 Berhasil

56 ≤ X < 70 Cukup Berhasil

X < 55 Tidak Berhasil

Berdasarkan hasil pengukuran, maka tingkat pencapaian indikator kinerja yang dijabarkan dalam Sasaran pembangunan Pemerintah Kabupaten Sambas tahun 2013 adalah sebagai berikut :

(39)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 33

Tabel:6

Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2013 No SASARAN STRATEGIS JUMLAH INDIKATOR KINERJA UTAMA RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR KATEGORI CAPAIAN

1 Membaiknya ketersediaan infrastruktur

dasar 6 buah

116,88 Sangat Berhasil 2 Berkembangnya perekonomian daerah. 27 buah 92,60 Sangat

Berhasil 3 Meningkatkan Derajat Kesehatan

Masyarakat, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, Olah Raga serta

pemberdayaan perempuan, KB dan anak

3 buah 99,46 Sangat Berhasil

4 Meningkatnya derajat pendidikan

masyarakat.

11 buah 93,65 Sangat Berhasil 5 Meningkatkan kemampuan melakukan

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan

7 buah 91,32 Sangat Berhasil

6 Meningkatan kesadaran hukum. 1 buah 84,68 Berhasil

7 Menciptakan stabilitas keamanan dan

ketertiban masyarakat. 1 buah 100

Sangat Berhasil 8 Meningkatkan kualitas kehidupan

beragama

2 buah 125,64 Sangat Berhasil

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilihat rata-rata tingkat capaian kinerja sasaran pembangunan di Kabupaten Sambas dengan 8 Sasaran dan 58 indikator kinerja, maka sebanyak 7 buah sasaran dengan 57 indikator atau 87,50% telah mencapai kategori Sangat Baik, sedangkan 1 buah sasaran dengan 1 buah indikator kinerja atau 12,50% mencapai kategori Berhasil, sehingga jika dilihat rata-rata capaian kinerja secara umum dapat dikatakan Pemerintah Kabupaten Sambas tahun 2013 telah berhasil mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam rangka mencapai visi dan misinya.

(40)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 34 Laporan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sambas merupakan pertanggungjawaban Kepala Daerah atas pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan sesuai kewenangan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sambas.

Untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja sasaran, maka perlu dilakukan evaluasi dan analisis terhadap pencapaian maupun hambatan yang ditemui dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Evaluasi terhadap pencapaian setiap sasaran dapat diuraikan sebagai berikut:

Misi I : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Dasar dengan

Memperhatikan Aspek Pemerataan dan Keadilan Pembangunan

Serta Mengutamakan Faktor Pengungkit Perekonomian Rakyat

Sasaran 1: Membaiknya Ketersediaan Infrastruktur Dasar.

Pencapaian target indikator kinerja utama sasaran 1 yaitu Membaiknya Ketersediaan Infrastruktur Dasar dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel: 7

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN 1

No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

1 2 3 4 5

1 Proporsi Panjang Jalan Kabupaten dalam kondisi baik

38,90% 39,75% 102,19 2 Jumlah Jembatan Kabupaten dalam kondisi

baik

66,00% 66,36% 100,55 3

Rumah Tangga pengguna Air Bersih 28,60% 60,80% 212,66 4 Rumah Tangga Bersanitasi 38,20% 57,01% 149,24

5 Jumlah Rambu Pendahuluan Penunjuk Jalan

(RPPJ)

211 unit 237 Unit 112,32 6 Persentase Penanganan Sampah 93,00% 22,62% 24,32

(41)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 35 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa capaian indikator kinerja sasaran 1 sebagian besar telah mencapai target atau bahkan melampaui target, tetapi terdapat satu indikator yang belum mencapai target yaitu persentase penanganan sampah.

Proporsi Panjang Jalan Kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2013 ditarget sebesar 38,90% dan dapat direalisasikan sebesar 39,75% sehingga dengan demikian capaian kinerja ini telah melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 102,19%. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 realisasi capaian kinerja sebesar 103,33%, maka capaian kinerja ini 102,19 % turun sebesar 1,14%

Program kegiatan pada indikator ini diarahkan untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang peningkatan sarana/fasilitas dan prasarana perhubungan termasuk penyelenggaraan sistem transportasi terpadu dalam menunjang kelancaran arus barang, jasa, dan orang dengan prioritas pada prasarana angkutan darat (terminal bus dan oplet), angkutan laut, sungai dan penyeberangan (steiger); serta menginventarisir dan mengkaji daerah/kawasan yang memperlihatkan kondisi kepadatan lalu lintas barang, jasa dan orang dan memerlukan dukungan sarana dan prasarana perhubungan darat, angkutan laut, sungai dan penyeberangan.

Disamping itu, sasaran ini juga diarahkan untuk melanjutkan upaya rehabilitasi/pemeliharaan dan peningkatan serta pembangunan jalan dan jembatan baru di perkotaan dan pedesaan. Pada tahun 2013 panjang jalan kabupaten sepanjang 696.633 km. Ditinjau dari jenis permukaannya, jalan kabupaten terdiri dari jalan aspal sepanjang 321,579 km, jalan kerikil sepanjang 40,271 km, jalan batu sepanjang 49,367 dan jalan tanah sepanjang 285,416 km. Sedangkan jika ditinjau dari kondisinya, maka jalan kabupaten yang berkondisi baik sepanjang 276,918 km, kondisi sedang sepanjang 88,348 km, kondisi rusak ringan sepanjang 115,780 km dan kondisi rusak berat sepanjang 215,587. Disamping itu perlunya pembangunan jembatan untuk memperlancar hubungan antar kecamatan di Kabupaten Sambas. Ketersediaan Infrastruktur sarana dan prasarana wilayah serta pertambangan umum sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan pengembangan ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Kegiatan pembangunan fisik dan prasarana adalah merupakan investasi pemerintah di sektor publik. Sampai dengan akhir tahun 2013, panjang jalan Kabupaten di Kabupaten Sambas adalah 696,633 Km. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 :

(42)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 36 Tabel: 8

JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, Pengairan, ESDM, 2014

Dari tabel tersebut di atas , dapat dilihat Panjang Jalan Kabupaten di Kabupaten Sambas sepanjang ± 696,633 Km terdiri dari :

a. Jalan Permukaan Aspal sepanjang 321,579 Km ( 39,75 %), dengan kondisi permukaan baik 203,477 Km (63,27 %), Sedang 29,504 Km (9,17%), Rusak Ringan 14,682 Km (4,57 %), Dan Rusak Berat 73,916 Km (22,99%).

b. Jalan Permukaan Batu sepanjang 49,367 Km (7,09 %), dengan Kondisi permukaan baik 31,00 Km (62,79 %) , Sedang 9,872 Km (20 %),Rusak Ringan 1,131 Km (2,29 %), dan Rusak Berat 7,365 Km (14,92 %)

c. Jalan Permukaan Kerikil sepanjang 40,271 Km (5,78 %), Dengan kondisi permukaan baik 33,171 Km (82,37 %), Sedang 0,222 Km (0,55 %), Rusak Ringan - , dan Rusak Berat 6,878 Km (17,08 %)

d. Jalan Permukaan Tanah sepanjang 285,416 Km ( 40,97 %), dengan kondisi permukaan baik 9,270 Km (3,25 %), Sedang 48,750 Km (17,08 %), rusak ringan 99,968 Km (35,03 %), dan rusak berat 127,428 Km (44,65 %).

ASPAL TELFORD

BAIK RUSAK RUSAK RUSAK JLH BAIK RUSAK RUSAK RUSAK JLH

SEDANG RINGAN BERAT SEDANG RINGAN BERAT

35.648 14.383 13.206 24.272 87.509 68.638 66.284 28.456 21.099 184.478 40,74 16,44 15,09 27,74 12,11 37,21 35,93 15,43 11,44 25,54

BATU KONG CTB / RABAT BETON

BAIK RUSAK RUSAK RUSAK JLH BAIK RUSAK RUSAK RUSAK JLH

SEDANG RINGAN BERAT SEDANG RINGAN BERAT

21.207 11.775 8.249 3.674 44.905 43.292 31.645 33.259 35.624 143.820 47,23 26,22 18,37 8,18 6,22 30,10 22,00 23,13 24,77 19,91 TANAH

BAIK RUSAK RUSAK RUSAK JLH SEDANG RINGAN BERAT

86.360 86.831 40.102 48.320 261.614 33,01 33,19 15,33 18,47 36,22

Gambar

grafik berikut ini:
Tabel : 27  KelompokPenyuluhdanBimbinganKeagamaanTerdataTahun 2013  No.  Kecamatan  Penyuluh Agama  Islam   Guru TPQ  Guru Ngaji Kampung  Guru Ag

Referensi

Dokumen terkait

Text Mining merupakan penemuan pengetahuan di database dalam bentuk tekstual (knowledge discovery in textual database atau disingkat dengan KDT)[65][17], bisa disebut juga

Tabel IV.14 Hasil Analisis Regresi Pengaruh Pengaruh Kepuasan terhadap Partisipasi, Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural pada Komitmen Afektif dan Komitmen Normatif ....

Berdasarkan pada arti pentingnya inventarisasi dan legalisasi aset/barang milik daerah bagi kebijakan pengelolaan aset/barang milik selanjutnya, maka perlu dilakukan

Melalui analisis proses eksplorasi yang dilakukan, perusahaan menentukan pilihan strategi pengembangan basis data berbasis objek dengan aplikasi sistem informasi geologi untuk

Penelitian-penelitian mengenai pewarnaan dinamis cukup banyak dilakukan oleh peneliti, beberapa diantaranya adalah Lai dan Montgomery (2002) dalam artikelnya yang berjudul

Dengan rate of discount yang lebih kecil berarti kita akan memperoleh nilai sekarang dari arus kas bersih yang lebih besar, sehingga jika nilai ini dikurangi dengan pengeluaran

Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam keseluruhan penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan

1) Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi dalam hirarki kebutuhan manusia menurut maslow. 2) Menurut teori pada saat manusia sudah memenuhi