• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. A. Gambaran Umum Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kabupaten. Sleman. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau dapat disebut KDRT sudah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV. A. Gambaran Umum Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kabupaten. Sleman. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau dapat disebut KDRT sudah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

61

BAB IV

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH DALAM

MENGIMPLEMENTASIKAN PASAL 12 UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM

RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SLEMAN

A. Gambaran Umum Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kabupaten Sleman

Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau dapat disebut KDRT sudah merajarela dimana-mana, salah satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang cukup maju, Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri memilki beberapa wilayah kabupaten. Sleman merupakan satu dari berbagai Kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Sleman ini memiliki perkembangan yang sangat signifikan dibanding dengan kabupaten atau kota lain. Dikarenakan Kabupaten Sleman ini dijadikan sebagai tujuan sebuah wisata, pendidikan serta kota untuk aktifitas bisnis maupun usaha, alasan ini yang membuat Kabupaten Sleman dipadati penduduk dari kalangan wisatawan, pelajar hingga pengusaha.

Kabupaten Sleman memilki luas wilayah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau

sekitar 18% dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80 Km2 yang

dengan jarak terjauh dibagian Utara sampai Selatan 32 Km, dibagian Timur samapai Barat 35 Km, dan secara keseluruhan Kabupaten Sleman ini memilki

(2)

62

17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan yang terakhir 1.212 Dusun.79 Luasnya

Kabupaten Sleman membuat tingkat kepadatan penduduk yang semakin tinggi.

Tingkat penduduk yang padat itulah yang menyebabkan tingkat kekerasan dalam rumah tangga menjadi tinggi pula, jadi semakin meningkatnya penduduk semakin tinggi juga angka kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman sendiri juga memilki wilayah yang didalamnya terdapat perguruan tinggi yang besar seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, Universitas Pembangunan Nasional, dan lainnya. Perguruan-perguruan tinggi tersebut biasanya menyumbang mahasiswa-mahasiswa baru yang biasanya tinggal diluar Kabupaten Sleman dan biasanya berimigrasi ke Kabupaten Sleman.

Semakin banyaknya penduduk semakin banyak pula tingkat kejahatan dan kekerasan yang meningkat. Angka pernikahanpun terus meningkat, tetapi semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula pengangguran yang ada karena lahan pekerjaan yang kian menyempit akibat pertambahan penduduk, akhirnya pekerjaan semakin sulit dicari dan semakin banyak orang yang haus akan kekuasaan.

Kepadatan penduduk itulah yang menyebabkan tingkat kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Sleman kian meningkat. Kekerasan dalam rumah

79 Pemerintah Kabupaten Sleman, “Profil Kabupaten Sleman”, diakses melalui

(3)

63 tangga itu sendiri memiliki arti setiap perbuatan yang melukai dan membuat sengsara secara fisik maupun psikis dalam lingkup keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga ini biasanya dipicu dari berbagai faktor, faktor-faktor itu

adalah:80

a. Adanya masalah keuangan; b. Adanya rasa cemburu; c. Adanya masalah dari anak; d. Adanya masalah dari orang; e. Adanya masalah saudara; f. Adanya masalah sopan santun; g. Adanya masalah masa lalu; h. Adanya masalah salah paham; i. Adanya masalah tidak memasak; j. Adanya masalah mau menang sendiri.

Menurut data yang diambil dari Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sleman angka kekerasan dalam rumah tangga masih tinggi, berikut data kekerasan di Kabupaten Sleman:

80 Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

(4)

64

DATA KORBAN KEKERASAN

UPT P2TP2A KABUPATEN SLEMAN

51 57 87 78 57 92 29 41 54 62 72 72 2013 2014 2015 2016 2017 2018

JUMLAH KORBAN KEKERASAN

TAHUN 2013-2018

(5)

65

DATA KORBAN KEKERASAN

FPK2PA KABUPATEN SLEMAN

144 138 157 183 175 179 178 309 382 316 296 245 2013 2014 2015 2016 2017 2018

JUMLAH KORBAN KEKERASAN

TAHUN 2013-2018

(6)

66

DATA KORBAN KEKERASAN

(7)

67

Data diatas merupakan data yang diperoleh oleh peneliti saat berkunjung ke kantor UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sleman. Data yang pertama menunjukkan bahwa pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 mengalami kenaikan secara signifikan khususnya kekerasan terhadap anak. Lalu data yang kedua menunjukkan jumlah korban berdasarkan jenis kelamin, kategori, usia, dan bentuk kekerasan pada tahun 2018. Data yang ketiga menunjukkan jumlah korban kekerasan dilihat dari berbagai kecamatan yang ada didalam Kabupaten Sleman. Dan data

KDP KTI

KTI (Wife Abuse); 4723; 82%

KDP (Dating Violence); 1024;18%

INTIMATE PARTNER VIOLENCE

Diagram Kekerasan terhadap perempuan di Rifka Annisa tahun 1994 s/d Juli 2018

(8)

68 yang terakhir peneliti dapatkan dari LSM Rifka Annisa yang menunjukan untuk bagian KDP (Dating Violence) berada di angka 18% dengan jumlah 1024 orang yang mengalami kekerasan dalam pacaran, serta untuk bagian KTI (Wife Abuse) berada diangka 82% dengan jumlah 4723 orang yang mengalami kekerasan terhadap istri.

Dengan adanya data tersebut pemerintah daerah Kabupaten Sleman harus melakukan tanggung jawabnya agar kasus kekerasan dalam rumah tangga bisa sedikit demi sedikit berkurang. Serta mensejahterakan masyarakat adalah salah satu tujuan dari pemerintah. Maka dalam mengimplementasikan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga harus bersungguh-sungguh agar tercipatnya kesejahteraan masyarakat tersebut serta ketentraman dan kemanan pada masyarakat umum.

B. Implementasi Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kabupaten Sleman

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor meningkatnya

kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Sleman.81 Manusia

diciptakan berpasang-pasangan lalu terbentuklah sebuah keluarga. Adanya keluarga tidak jauh dengan perbedaan sifat dalam anggota keluarga tersebut. Maka apabila terjadinya perbedaan munculah konflik dalam

81 Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

(9)

69 keluarga, konflik dalam keluarga tersebut yang menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga.

Kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi pada suami,istri maupun anak tetapi biasanya terjadi pada istri dan anak. Dalam menanggulangi kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Sleman masyarakat maupun

pemerintah mempunyai peran masing-masing.82

Untuk menciptakan kesejahteraan dan keamanan di lingkungan masyaralat terkait permasalahan kekerasan dalam rumah tangga Pemerintah Kbupaten Sleman menerapkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga melalui instansi yang berwenang yaitu:

a. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sleman yang disingkat sebagai P3AP2KB,instansi ini memiliki wewenang atau kewajiban untuk memberi informasi, kebutuhan perlindungan dan penanggulangan tindak kekerasan.

b. Lembaga Swadaya Masyarakat Rifka Annisa yang disingkat sebagai LSM Rifka Annisa, instansi ini memiliki wewenang atau kewajiban untuk mengorrganisir perempuan secara khusus dan masyarakat secara umum untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan dan masyarakat yang adil gender melalui pemberdayaan perempuan korban kekerasan termasuk didalamnya anak-anak, lanjut usia dan difabel,

82 Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

(10)

70 serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat melalui pendidikan kritis dan penguatan jaringan.

Kedua instansi diatas diharapkan dapat mengatur dan menjalankan peraturan yang ada terkait dengan pemenuhan hak masyarakat dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, terutama oleh Dinas P3AP2KB yang memiliki kewenangan lebih. Kerjasama yang baik antara kedua instansi ini sangat diperlukan agar dapat mencegah serta menindak lanjuti kekerasan dalam rumah tangga yang ada, sebab kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Sleman ini sudah sangat kompleks dan terjadi setiap tahunnya.

Prosedur Penanganan kasus yang diberikan oleh LSM Rifka Annisa masyarakat bisa melakukan pelaporan ke LSM atau ke kader-kader yang

tersebar di setiap kecamatan dalam Kabupaten Sleman.83

Untuk menindaklanjuti permasalahan kekerasan dalam rumah tangga maka pemerintah melalui instansi berwenang mengatur terkait kekerasan dalam rumah tangga agar dapat terciptanya kesejahteraan dan keamanan. Adapun aturan yang mengatur bagaimana mekanisme penanganan dan pelaporan jika terjadi masalah atau kasus.

Mekanisme penanganan dan pelaporan kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Sleman:

1. Mekanisme penanganan korban dilakukan melalui pendampingan, baik pendampingan hukum maupun pendampingan psikologi terlebih

83 Hasil wawancara Triantono, Manajer Divisi Media Research and Training Center (MRTC)

(11)

71 dahulu sebelum dilakukan upaya pendampingan lebih lanjut maka dilakukan pencermatan dan analisis kebutuhan mendesak apa yang dibutuhkan oleh korban. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan pemeriksaan medis maupun kebutuhan yang bersifat pemulihan psikologis lebih lanjut. Kemudian dilakukan pendampingan secara psikologis yang bertujuan agar korban kembali berdaya dan sadar dari masa traumanya. Kondisi berdaya pada korban ditandai dengan jika korban sudah mampu berfikir dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang diambil pasca terjadinya kekerasan dalam rumah tangga keptusan tersebut bisa berupa keputusan untuk bercerai atau melaporkan pelaku kepihak yang berwajib yaitu polisi serta bisa

mempertahankan rumah tangganya.84

2. Mekanisme pelaporan bentuk permasalahan yang dapat ditangani dan pelayanan yang diberikan oleh instansi tersebut adalah:

a. Pengaduan kasus kekerasan b. Pendampingan bagi korban c. Konsultasi psikologi

d. Konsultasi agama atau kerohanian e. Konsultasi hukum

f. Rujukan pelayanan medis

g. Penyuluhan atau sosialisasi atau psikoedukasi h. Perlindungan rumah aman

84 Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

(12)

72

i. Konsultasi ekonomi keluarga.85

Berdasarkan wawancara dengan Dinas P3AP2KB saya dijelaskan bahwa untuk Tindakan Pemerintah mengenai pasal 12 UU PKDRT

1. Pasal 12 UU PKDRT ayat (1) yang berisikan Merumuskan Kebijakan Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga tersebut dirumuskan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang berupa adanya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan dan Peraturan

Bupati Kabupaten Sleman Layak Anak86

2. Pasal 12 UU PKDRT ayat (2) yang berisikan Menyelenggarakan komunikasi, informasi, edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga, Ibu Yayuk menjelaskan untuk bentuk komunikasi yang diberikan kepada masyarakat yaitu berupa sosialisasi tentang UU yang berlaku kepada masyarakat, sosialisasi tersebut biasanya diberikan dalam pertemuan Dasa Wisma atau perkumpulan PKK. Untuk informasi dijelaskan dalam UU yang berlaku dimasyarakat, dengan demikian masyarakat diharapkan tahu dan paham terhadap UU tersebut. Dan untuk edukasi dijelaskan bahwa pemerintah memiliki program yang bernama psikoedukasi. Psikoedukasi diberikan jika dalam satu wilayah terdapat masalah berupa kekerasan ataupun kasus yang lainnya. Dimana pemerintah membantu untuk menyelesaikan

85 Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Sleman pada Tanggal 11 Juli 2019

86 Hasil wawancara Triantono, Manajer Divisi Media Research and Training Center (MRTC)

(13)

73 kasus tersebut dan membantu memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang kasus tersebut sesuai dengan kasus yang telah terjadi di wilayah itu.

3. Pasal 12 UU PKDRT ayat (3) yang berisikan Menyelenggarakan Advokasi dan Sosialisasi Tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga pasal ini dijelaskan bahwa untuk advokasi dan sosialisasi pemerintah memberikan penyuluhan tentang UU dan bahaya kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat.

4. Pasal 12 UU PKDRT ayat (4) yang berisikan Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Sensitif Gender dan Isu Kekerasan dalam Rumah Tangga serta Menetapkan Standar dan Akreditasi Pelayanan yang Sensitif Gender pasal ini dijelaskan bahwa tujuan umum dari pemerintah yaitu memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender melalui pengembangan berbagai kegiatan pelayanan terpadu bagi peningkatan kulitas hidup perempuan dan anak. Adapun cara paling efektif dan strategis untuk menghapus KDRT adalah dengan menciptakan ruang yang setara adil gender

antara laki-laki dan perempuan.87

Adapun tanggapan yang diberikan masyarakat terhadap kekerasan dalam rumah tangga, dalam penelitian ini peneliti juga mendapatkan tanggapan dari masyarakat di wilayah Kabupaten Sleman dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden dalam bentuk google form.

87 Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

(14)

74 Tanggapan yang diberikan oleh responden bervariatif karena tanggapan ini merupakan atau memiliki sifat yang subjektif, dimana tergantung sudut pandangg mereka. Peneliti mendapatkan 30 responden dalam penelitian ini dan peneliti berharap dari 30 responden tersebut dapat mewakili masyarakat umum lain.

Ringkasan tanggapan dari responden menunjukan bahwa responden sudah cukup paham dan mengerti arti dari kekerasan dalam rumah tangga, serta responden juga mengetahui peran dari pemerintah serta aparat negara dalam menanggulangi kekerasan dalam rumah tangga itu sangat penting, namun 8 responden dari 30 responden menyatakan bahwa kekerasan dalam rumah tangga itu termasuk dalam masalah pribadi yang tidak seharusnya diketahui oleh orang lai. Sehingga dalam penelitian ini masih banyak masyarakat yang takut dan tidak mau melaporkan kekerasan dalam rumah tangga.

Dari berbagai tanggapan yang dikemukakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sleman maupun Lembaga Swadaya Masyarakat Rifka Annisa, lalu yang terakhir oleh 30 responden menunjukkan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam mengimplementasikan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, Undang-Undang tersebut telah dijalankan oleh pemerintah daerah sebagai mana mestinya, seperti adanya kebijakan tentang kekerasan dalam rumah tangga yaitu adanya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Dalam

(15)

75 Rumah Tangga dan Peraturan Bupati tentang Layak Anak. Lalu ada sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat untuk memberikan edukasi mengenai kekerasan dalam rumah tangga, pemerintah juga mempunyai program psikoedukasi dan pemerintah memilki kader-kader disetiap desa yang bertugas untuk advokasi kekerasan dalam rumah tangga.

Seiring dengan berjalannya tanggung jawab pemerintah daerah dalam mengimplementasikan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga sudah berjalan selaras dengan teori tanggung jawab negara karena munculnya tanggung jawab negara disebabkan oleh adanya pelanggaran yang dikategorikan sebagai tindakan yang salah secara internasional disini pelanggaran tersebut adalah kekerasan dalam rumah tangga. Pemerintah disini memiliki kewajiban untuk memikul tanggung jawab karena ada yang melanggar hukum dengan kata lain pemerintah harus bisa mengembalikan kondisi seperti semula sebelum terjadinya pelanggaran hukum itu sendiri.

Pemerintah daerah dalam menjalankan tanggung jawabnya sudah dapat dikatakan melakukan kewajibannya secara maksimal dan selalu berusaha melindungi hak-hak masyarakat yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga maupun masyarakat yang belum mengerti tentang kekerasan dalam rumah tangga maka dengan adanya pemerintah dapat mensosialisasikan pendidikan tentang kekerasan dalam rumah tangga.

(16)

76

C. Faktor-faktor yang Berperan dalam Mengimplementasikan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga di Kabupaten Sleman

Menurut Ibu Yayuk ada dua faktor yang beperan dalam

mengimplementasikan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yaitu:

a. Faktor pendukung dalam pengimplementasian UU PKDRT ialah:88

1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD);

2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai mengenai penyampaian materi yang diberikan itu

b. Faktor pernghambat dalam pengimplementasian UU PKDRT ialah kurangnya pengetahuan masyarakat atau kurangnya pemahaman masyarakat tentang Undang-Undang yang disosialisasikan, adapun alasan mereka ialah karena mereka menganggap keluarga itu merupakan hal yang pribadi jadi menurut mereka dengan melaporkan hal tersebut sama saja dengan mengumbar aib keluarga. Namun dengan begitu Dinas P3AP2KB tidak hentinya memberikan sosialisasi masyarakat melalui kader-kader dan satuan tugas perlindungan anak dan perempuan yang tersebar di seluruh kecamatan dan desa di Kabupaten Sleman dengan harapan mayarakat dapat mengerti dan

paham terhadap UU yang berlaku.89

88 Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Sleman pada Tanggal 11 Juli 2019

89Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

(17)

77 Hasil wawancara dengan LSM Rifka Annisa menjelaskan bahwa ada dua faktor yaitu:

a. Faktor pendukung dalam implementassi UU PKDRT yaitu terbentuknya komitmen atau kerja sama antara pemerintah dan lembaga yang terkait lalu kepudulian masyarakat tentang KDRT sudah mulai Nampak.

b. Faktor penghambatnya ialah belum adanya keberanian dari korban untuk melapor atau mengadu, serta aparat penegak hukum yang tidak responsif gender dan konstruksi budaya yang tidak mendukung terhadap pemulihan seorang korban kekerasan dalam

rumah tangga.90

Adanya beberapa faktor pendukung dan penghambat diatas yang dijelaskan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sleman dan Lembaga Swadaya Masyarakat Rifka Annisa maka terdapat upaya pecegahan dan penyelesaian masalah kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Sleman agar faktor penghambat dapat sedikit demi sedikit dihilangkan, berikut upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah serangkaian kegiatan kampanya,

90 Hasil wawancara Triantono, Manajer Divisi Media Research and Training Center (MRTC)

(18)

78 pemberdayaan masyarakat dan advokasi kebijakan terkaitdengan

pencegahan KDRT. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan:91

1. Pencegahan Primer

Yaitu tindakan pencegahan KDRT sebelum dan setelah seseorang berumah tangga sebelum terjadinya KDRT. Tindakan ini meliputi kerjasama untuk menyelenggarakan suskatin dan pendewasaan usia perkawinan dengan KUA serta Pemerintah Kabupaten. Selain iyu juga dibentuk beberapa komunitas baik komunitas ayah, ibu, remaja perempuan dan remaja laki-laki dalam rangka melakukan transpormasi terhadap nilai dan konstruksi budaya yang bias dan diskriminasi terhadap perempuan.

2. Pencegahan Sekunder

Yaitu tindakan yang dilakukan setalah terjadinya KDRT dengan harapan KDRT tidak terulang kembali diwaktu yang akan datang. Tindakan ini dilakukan seperti halnya konseling perubahan perilaku bagi pelaku KDRT, pemberdayaan dan pendampingan korban serta membentuk support group.

Dan upaya penyelesaian yang dapat dilakukan di Kabupaten Sleman adalah dengan mengoptimalkan layanan pendampingan bagi korban baik secara psikologi maupun secara hukum. Dalam konteks penanganan ini juga dilakukan advokasi untuk pembentukan pusat layanan terpadu penanganan korban perempuan dan anak di tingkat Kabupaten, Kecamatan

91 Hasil wawancara Triantono, Manajer Divisi Media Research and Training Center (MRTC)

(19)

79 dan Desa. Untuk mendukung peaksanaannya juga dilakukan pula advokasi kebijakan terkait dengan prosedur, penanganan dan penyusunan SOP penanganan yang responsive dan menitik beratkan pada kepentingan

terbaik bagi korban KDRT.92

92 Hasil Wawancara dengan Ibu Yayuk, Kepala UPT P2TP2A, Pusat Pelayanan Terpadu

Gambar

Diagram Kekerasan terhadap perempuan di Rifka Annisa tahun  1994 s/d Juli 2018

Referensi

Dokumen terkait

Hadi, dkk (2016 : 33) Guru memperkenalkan pengalaman sedemikian rupa untuk meningkatkan relevansi atau makna, menggunakan urutan pertanyaan selama atau setelah pengalaman untuk

Metode yang digunakan dalam melakukan konversi adalah dengan melihat konfigurasi pesawat yang beroperasi di bandara Djalaluddin Gorontalo mulai dari kapasitas penumpang

Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja dengan KEP/75/M.PAN/2004 dan work sampling , perlu dilakukan pengurangan satu orang pegawai pada jabatan Pengadministrasi Umum

Upacara kita pada pagi ini merupakan salah satu lagi langkah Kerajaan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei

Intisari--- Bengkel bubut adalah salah satu unit usaha jasa yang bergerak dalam bidang otomotif dan berkembang dengan baik. Sebagian besar pengusaha bengkel bubut masih

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “ Meningkatkan Kemampuan naturalis anak melalui pemanfaatan lingkungan alam sekitar “. B.

Berdasakan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden di instalasi rawat inap RSI Ibnu Sina Bukittinggi didapatkan hasil ada hubungan

1) Selain syarat utama yang disebut pada pasal 55 ayat (2) maka untuk memperoleh izin Pengadilan Agama, harus pula dipenuhi syarat-syarat yang ditentukan pada