• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

18 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada peternakan ayam broiler Bagus Farm yang terletak di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dan peternakan ayam broiler Ikhtiar Farm yang terletak di Desa Cikoneng Talang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Tata Letak dan Perkandangan Ayam Broiler di Peternakan Bagus Farm

Peternakan ayam broiler Bagus Farm berada di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Kapasitas kandang peternakan ayam broiler tersebut berjumlah 3.500 ekor. Lokasi kandang berada di daerah dataran hamparan luas yang dikeliling oleh lahan pertanian. Denah lokasi kandang peternakan ayam broiler Bagus Farm ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Denah Lokasi Kandang Peternakan Ayam Broiler Bagus Farm di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Berdasarkan Gambar 1, lahan pertanian berada di sebelah Barat dan Utara kandang ayam broiler. Lahan pertanian tersebut di dominasi oleh tanaman padi dan umbi-umbian. Pemukiman penduduk berada pada jarak 200 m dari lokasi kandang tepat berada di sebelah Timur dan Selatan kandang. Jarak tersebut sudah baik untuk menghindari kebisingan, penyebaran penyakit dan penyebaran emisi bagi penduduk. Menurut Schulz et al. (2005) jarak antara kandang ayam broiler dengan batas pemukiman berkisar antara130-330 m dengan jarak minimal 50-100 m.

(2)

19 Tanaman jambu biji (Psidium guajava) berada di sebelah timur kandang yang berjarak 2 m dari kandang dengan luas sekitar 450 m2 dan tingginya mencapai 2 m (Gambar 2).

Gambar 2. Tanaman Jambu yang Ditanam di Sekitar Peternakan Ayam Broiler Milik

Bagus Farm di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor (Tampak dari Sebelah Timur).

Tingginya tanaman jambu biji ini dapat digunakan sebagai wind break (pemecah angin) yang masuk ke dalam kandang. Selain itu, tanaman ini juga dapat berfungsi sebagai penyerap polutan udara yang berasal dari dalam kandang peternakan ayam broiler. Menurut Patra (2002), tanaman dapat mengurangi masalah polusi melalui penyerapan polutan gas dan penyerapan partikel. Selain itu, tanaman dapat digunakan untuk mengalihkan arah angin. Posisi kandang ayam broiler milik Bagus Farm yang berada di Desa Semplak Barat membujur dari arah utara ke selatan.

Gambar 3. Posisi Kandang Ayam Broiler Milik Bagus Farm di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor yang Membujur dari Utara ke Selatan.

(3)

20 Posisi kandang ayam broiler milik Bagus Farm yang membujur dari Utara ke Selatan belum memenuhi persyaratan posisi kandang yang baik. Menurut Leeson dan Summers (2000), posisi kandang yang membujur dari timur ke barat dapat menurunkan pengaruh dari sinar matahari langsung ke dalam kandang. Posisi kandang tersebut dapat mengurangi suhu udara di dalam kandang. Posisi kandang ayam broiler milik Bagus Farm yang membujur dari arah utara ke selatan dapat mengakibatkan masuknya sinar matahari secara langsung ke dalam kandang sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu udara di dalam kandang. Peningkatan suhu udara ini dapat mengakibatkan cekaman panas bagi ayam broiler yang berpengaruh negatif terhadap produktivitas ayam broiler.

Gambar 4. Kondisi Kolong Kandang Panggung Ayam Broiler Milik Bagus Farm di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Bentuk kandang ayam broiler yang digunakan oleh Bagus Farm adalah kombinasi antara kandang panggung dan kandang postal (Gambar 4). Hal tersebut dilakukan karena kondisi kandang tidak memungkinkan untuk dijadikan kandang panggung karena di sebelah timur kandang terdapat dataran yang tingginya hampir sama dengan alas kandang (Gambar 4). Dataran di sebelah timur kandang tersebut akan menahan angin yang berasal dari barat sehingga akan membawa naik udara dari bawah kandang. Udara yang naik dari bawah kandang tersebut akan membawa gas-gas yang berasal dari kotoran ayam broiler yang dapat mengganggu kesehatan ayam broiler. Oleh karena itu, sistem alas kandang di peternakan ayam broiler milik Bagus Farm menggunakan sistem postal dengan menggunakan karung sebagai alas kandang dan bahan litter sekam di atas kandang panggung untuk menutup celah pada alas kandang agar udara yang membawa gas-gas tersebut tidak mengenai ayam broiler

(4)

21 secara langsung. Peternakan Bagus Farm berada di dataran rendah dengan ketinggian 170 m dpl dengan sistem kandang kombinasi (postal dan panggung) tidak cocok digunakan. Menurut Kartasudjana (2001), kandang dengan sistem panggung sangat cocok digunakan pada dataran rendah karena memiliki sirkulasi udara yang baik.

Gambar 5. Kondisi Atap Kandang Ayam Broiler Milik Bagus Farm di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Sistem atap kandang ayam broiler milik Bagus Farm adalah tipe atap A (atap dengan sudut lancip) dengan bahan atap yang terdiri dari rumbia dan asbes (Gambar 5). Penggunaan bahan atap kombinasi asbes dan rumbia dilakukan karena terkendala dana ketika proses awal dalam pembuatan kandang ayam broiler. Prabakaran (2003) menyatakan bahwa bahan asbes yang digunakan sebagai atap kandang akan berdampak sangat panas pada siang hari dan dingin pada malam hari. Oleh karena itu, atap berbahan asbes sangat cocok digunakan pada daerah beriklim dingin. Penggunaan bahan asbes dirasa kurang ekonomis karena harganya yang cukup mahal. Atap dari asbes tahan lama tetapi mahal. Selama musim panas, kandang dengan atap asbes akan tetap panas.

Tata Letak dan Perkandangan Ayam Broiler di Peternakan Ihktiar Farm Peternakan ayam broiler Ikhtiar Farm berada di Desa Cikoneng Talang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Jumlah ayam yang dipelihara di kandang tersebut sebanyak 3.500 ekor. Lokasi kandang peternakan ayam broiler tersebut berada di lereng Gunung Salak yang berbukit-bukit yang dikelilingi oleh lahan pertanian dan kolam ikan. Denah lokasi kandang peternakan ayam broiler yang terletak di Desa Cikoneng Talang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor ditunjukkan pada Gambar 6.

(5)

22 Gambar 6. Denah Lokasi Kandang Peternakan Ayam Broiler Ikhtiar Farm di Desa

Cikoneng Talang.

Lokasi kandang ayam broiler ini dikelilingi oleh lahan pertanian dengan sistem terasering. Lahan pertanian yang di dominasi oleh pepaya dan umbi-umbian berada di sebelah Barat, Selatan, dan Timur kandang yang berjarak antara 2 hingga 6 m. Kolam ikan berada tepat di sebelah Barat dan Utara kandang ayam broiler. Sebelah Timur dan Timur Laut berbatasan dengan sawah dan pemukiman penduduk yang berjarak kurang lebih 200 m. Lokasi kandang ayam broiler tersebut sudah baik karena berada cukup jauh dari pemukiman penduduk sehingga dapat mengurangi timbulnya bau dan penyakit bagi penduduk sekitar. Pada lokasi ini juga terdapat tempat penggilingan padi yang berada di sebelah Timur Laut kandang ayam broiler.

Posisi kandang ayam broiler milik Ikhtiar Farm membujur dari Utara ke Selatan (Gambar 7). Posisi kandang peternakan ayam broiler milik Ikhtiar Farm yang membujur dari Utara ke Selatan dinilai kurang baik. Posisi tersebut akan mengakibatkan peningkatan suhu udara di dalam kandang ayam broiler yang dapat membawa dampak negatif bagi ayam broiler berupa cekaman panas.

Gambar 7. Posisi Kandang Ayam Broiler Milik Bagus Farm di Desa Semplak Barat,

Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor yang Membujur dari Utara ke Selatan.

(6)

23 Bangunan kandang ayam broiler tersebut menggunakan bahan bambu sebagai bahan utamanya. Kandang ayam broiler milik Ikhtiar Farm adalah sistem kandang panggung (Gambar 8).

Gambar 8. Sistem Kandang Panggung Ayam Broiler Milik Ikhtiar Farm di Desa

Cikoneng Talang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Kandang dengan sistem panggung memiliki keunggulan dalam sirkulasi udara yang dapat masuk dari samping dan bawah kandang. Namun, kandang ini pun berisiko bagi ayam broiler terutama terhadap cedera kaki yang dikarenakan adanya celah-celah kecil pada bagian alas kandang. Menurut Kartasudjana (2001), kandang dengan sistem panggung memiliki beberapa keuntungan diantaranya keadaan lantai (alas kandang) akan selalu bersih karena kotoran langsung jatuh ke alas penampungan kotoran di bawah. Selain itu, sirkulasi udara lebih baik karena bagian alas kandang dapat di lewati angin.

Atap kandang ayam broiler milik Ikhtiar Farm sepenuhnya menggunakan rumbia (Gambar 9). Atap berbahan rumbia pada dasarnya tidak dapat bertahan lama, mudah terbakar dan sering bocor. Bahan atap dengan rumbia sangat mudah rusak terutama oleh terpaan angin dan seringkali menjadi tempat tinggal hewan lain seperti tikus dan burung. Atap rumbia tergolong tidak menyerap panas dan menghantarkan panas. Atap dari rumbia lebih murah, membuat lingkungan menjadi lebih dingin selama musim panas tetapi tidak tahan lama (Prabakaran, 2003).

(7)

24 Gambar 9. Atap Kandang Ayam Broiler Berbahan Rumbia Milik Ikhtiar Farm di

Desa Cikoneng Talang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Kandungan Nutrien Pakan Ayam Broiler

Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menajemen pemeliharaan ayam broiler. Pakan dengan kualitas baik yang sesuai standar kebutuhan ayam broiler dapat menghasilkan produktivitas yang optimal. Kandungan nutrien pakan yang diberikan pada ayam broiler di peternakan Bagus Farm dan Ikhtiar Farm ditunjukkan pada Tabel 5.

Kandungan nutrien pakan di peternakan ayam broiler Bagus Farm dan Ikhtiar Farm secara keseluruhan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (BSN, 2011). Kandungan energi metabolisme dalam pakan di peternakan Bagus Farm dan Ikhtiar Farm masing-masing adalah 3.057,93 kkal/kg dan 2.990,34 kkal/kg. Kandungan energi metabolisme ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pernyataan Bell dan Weaver (2002), yaitu 3.166 kkal/kg dan NRC (1994), yaitu 3.200 kkal/kg. Menurut Bell dan Weaver (2002), pakan dengan energi metabolisme yang lebih rendah akan menyebabkan ayam broiler mengkonsumsi pakan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energinya. Namun, besarnya energi metabolisme yang diperlukan ayam broiler berbeda-beda tergantung dengan suhu udara lingkungan selama pemeliharaan. Berdasarkan data performa ayam broiler di dua lokasi peternakan (Tabel 6) menunjukkan bahwa konsumsi pakan di peternakan Ikhtiar Farm lebih sedikit (7.850 kg) jika dibandingkan dengan konsumsi pakan ayam di peternakan Bagus Farm (8.050 kg). Hal tersebut terjadi karena umur panen ayam di peternakan Bagus Farm lebih lama bila dibandingkan umur panen ayam di peternakan Ikhtiar Farm.

(8)

25 Tabel 5. Kandungan Nutrien Pakan yang Diberikan Pada Ayam Broiler di

Peternakan Bagus Farm dan Ikhtiar Farm Kabupaten Bogor

Komponen Peternakan Ayam Broiler Standar (BSN, 2011) Bagus Farm Ikhtiar Farm

Air (%) 11 11 Maks. 13

Abu (%) 4,9 5,3 Maks. 8

Protein Kasar (%) 21,1 22,7 Min. 15

Lemak Kasar (%) 6,6 6,8 Min. 3

Serat Kasar (%) 3,2 2,5 Maks. 6

Ca (%) 0,89 0,96 0,9 - 1,2 Energi Bruto (kkal/kg) 4.217,84 4.124,61 4.0002 Energi Metabolis (kkal/kg)1 3.057,93 2.990,34 3.2002/3.1663 Nitrogen Bebas (%) 0,37 0,89

Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) Bekasi (2010). 1 Hasil Perhitungan (EM = 0,725 x Energi Bruto) (NRC 1994), 2 NRC (1994),

3 Bell dan Weaver (2002) Performa Ayam Broiler

Performa ayam broiler merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan keberhasilan selama pemeliharaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi performa ayam broiler diantaranya adalah manejemen pemeliharaan, bibit, pakan, dan kondisi lingkungan. Data performa ayam broiler di peternakan ayam broiler Bagus Farm di Desa Semplak Barat dan Ikhtiar Farm di Desa Cikoneng Talang Kabupaten Bogor ditunjukkan pada Tabel 6.

Kapasitas kandang ayam broiler pada dua lokasi penelitian adalah 3.500 ekor. Mortalitas merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam usaha peternakan ayam broiler. Tingkat mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kebersihan lingkungan, sanitasi, peralatan, kandang, serta suhu udara lingkungan (North, 2000). Mortalitas ayam broiler yang dipelihara di peternakan Bagus Farm lebih tinggi (700 ekor; 20%) dibandingkan dengan peternakan Ikhtiar Farm (60 ekor; 1,7%). Salah satu penyebab tingginya mortalitas ayam broiler di peternakan Bagus Farm ialah tingginya suhu udara pada siang hari yang mencapai 36,3oC (Lampiran 4) yang menyebabkan cekaman panas. Cekaman panas merupakan

(9)

26 salah satu penyebab penurunan produksi di daerah tropis. Menurut Bell dan Weaver (2002) suhu udara nyaman bagi pertumbuhan ayam broiler adalah 18-23 oC.

Tabel 6. Performa Ayam Broiler di Peternakan Bagus Farm dan Ikhtiar Farm di Kabupaten Bogor

Keterangan : 1Bagus Farm (2010); 2Ikhtiar Farm (2010) ; 3Cobb Vantress (2008); * Kematian sebagian besar terjadi pada saat ayam berumur 29 hari hingga panen.

Rataan berat panen ayam broiler di peternakan Bagus Farm lebih tinggi (1,67 kg/ekor) bila dibandingkan dengan rataan berat panen ayam broiler di peternakan Ikhtiar Farm (1,51 kg/ekor). Hal tersebut dikarenakan jumlah konsumsi pakan ayam di peternakan ayam broiler di Bagus Farm lebih besar (8.050 kg) bila dibandingkan dengan konsumsi pakan ayam peternakan ayam broiler di Ikhtiar Farm (7.850 kg). Perbedaan jumlah konsumsi pakan di kedua lokasi peternakan tersebut salah satunya terjadi karena faktor suhu udara. Menurut Suarjaya dan Nuriyarsa (1995), konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya suhu udara pada suatu lingkungan. Semakin tinggi suhu udara lingkungan maka jumlah pakan yang dikonsumsi akan berkurang. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah suhu udara lingkungan maka jumlah pakan yang dikonsumsi akan bertambah. Tingginya konsumsi pakan di peternakan Bagus Farm (8.050 kg) juga terjadi karena lamanya umur panen. Umur panen ayam di peternakan Bagus Farm lebih lama (32-33 hari) bila dibandingkan dengan umur panen ayam di peternakan Ikhtiar Farm (31-32 hari) sehingga masa pemberian pakan menjadi bertambah yang menyebabkan jumlah konsumsi pakan juga bertambah.

Jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ayam broiler secara langsung akan mempengaruhi jumlah kotoran yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah pakan yang dikonsumsi maka akan semakin banyak pula kotoran yang dihasilkan dengan bertambahnya umur ayam broiler. Kartadisastra (1997) menyatakan bahwa berat badan berbanding lurus dengan konsumsi pakan, makin tinggi berat badan makin

Komponen

Satuan Peternakan Ayam Broiler Standar

3

Bagus Farm1 Ikhtiar Farm2

Jumlah Populasi Ekor 3.500 3.500 -

Mortalitas % 20* 1,7 -

Umur Panen Hari 32-33 31-32 32

Rataan Berat Panen kg/ekor 1,67 1,51 1,75

Konsumsi Pakan Kg 8.050 7.850 9.443

(10)

27 tinggi tingkat konsumsi. Menurut Rasyaf (1994), setiap minggu ayam mengkonsumsi pakan lebih banyak dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Pertambahan berat badan ayam menyebabkan kebutuhan akan pakan dan minum bertambah. Begitu pula dengan produksi kotoran menjadi semakin banyak.

Konversi pakan (Feed Convertion Ratio/FCR) merupakan satuan untuk menghitung efisiensi pakan pada budidaya ayam broiler yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertumbuhan berat badan sampai ayam dijual. Konversi pakan ayam di peternakan Ihktiar Farm lebih baik (1,54) bila dibandingkan dengan konversi pakan di peternakan Bagus Farm (1,76). Tingginya nilai konversi pakan di peternakan Bagus Farm menunjukkan kurangnya efisiensi pakan. Makin kecil angka konversi pakan menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan (Sidadolog, 2001). Perbedaan konversi pakan yang terjadi di dua lokasi peternakan salah satunya disebabkan oleh tingkat mortalitas. Mortalitas yang tinggi akan menyebabkan nilai konversi pakan akan lebih tinggi dari standar.

Kandungan Nutrien Manur Ayam Broiler

Manur ayam broiler terdiri atas kotoran dari usus besar dan urin dari ginjal, tersusun atas sisa pakan yang tidak dapat dicerna, sisa sekresi pencernaan, bakteri yang mati maupun yang hidup, garam-garam organik, sel-sel epitel yang telah rusak dan asam urat (North dan Bell, 1990). Kandungan manur ayam broiler di peternakan di Bagus Farm dan Ikhtiar Farm ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kandungan Nutrien Manur Ayam Broiler di Peternakan Bagus Farm dan Ikhtiar Farm

Komponen1 Peternakan Ayam Broiler Bagus Farm Ikhtiar Farm

Kadar Air (%) 12,06 11,86

Abu (%) 11,3 12,6

Protein Kasar (%) 33,72 30,88

Lemak Kasar (%) 5,2 3,04

Serat Kasar (%) 17,33 11,87

Gross Energi (kkal/kg) 3718,31 3359,11

Nitrogen Bebas (%) 0,89 0,53

Jumlah Manur (kg)b 2.817,5 2.747,5

Keterangan : Hasil analisis Laboratorium Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) Bekasi

1Berdasarkan % BK; 2Jumlah Manur = Jumlah Konsumsi Pakan X 35% (Bell dan

(11)

28 Kadar protein kasar dalam manur di peternakan Bagus Farm lebih tinggi (33,72%) jika dibandingkan dengan kadar protein kasar dalam manur di peternakan Ikhtiar Farm (30,88%). Tingginya kadar protein kasar dalam manur di peternakan Bagus Farm dipengaruhi oleh penggunaan litter sebagai alas kandang yang bercampur dengan kotoran. Litter berfungsi membantu penyerapan air yang ada pada kotoran yang basah. Jika kualitas dan kuantitas litter kurang baik maka akan menyebabkan manur basah. Kondisi litter yang basah dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba diantaranya mikroba perombak protein. Kondisi ini tentu saja akan mendukung perombakan protein oleh mikroba. Tingginya kadar protein kasar pada manur ayam broiler di peternakan Bagus Farm diduga dapat mengakibatkan semakin banyak jumlah protein yang dapat dirombak oleh mikroba yang salah satunya menjadi gas H2S. Muller (1980) menyatakan bahwa manur ayam

broiler biasanya mengandung protein kasar 30% dengan kisaran antara 18%-40%, dari jumlah tersebut 37%-45% merupakan protein murni, 255% asam urat, 8%-15% ammonia, 3%-10% urea dan nitrogen lainnya. Kandungan nitrogen bebas pada manur ayam broiler di peternakan Bagus Farm dan Ikhtiar Farm masing-masing adalah 0,89% dan 0,53%. Malone (1992) menyatakan bahwa total N pada kotoran ayam broiler yaitu 0,89%-5,80% dengan kandungan rata-rata 2,94%.

Perkiraan jumlah manur ayam broiler selama pemeliharaan di peternakan Bagus Farm lebih tinggi (2.817,5 kg) bila dibandingkan dengan jumlah manur di peternakan Ikhtiar Farm (2.747,5 kg). Hal ini dikarenakan karena periode pemeliharaan ayam broiler yang di peternakan Bagus Farm lebih lama dibandingkan dengan periode pemeliharaan ayam broiler di peternakan Ikhtiar Farm. Jumlah nutrien akan dirubah oleh mikroba menjadi gas-gas beracun. Kandungan nitrogen pada manur yang terdapat di peternakan Bagus Farm lebih tinggi (0,89%) bila dibandingkan dengan kandungan nitrogen pada manur di peternakan Ikhtiar Farm (0,53%). Hal tersebut memungkinkan terjadinya perombakkan nitrogen yang lebih besar oleh mikroba di peternakan Bagus Farm yang menghasilkan gas NO2.

Menurut NRC (2003), kotoran ayam diyakini dapat menyebabkan emisi NO secara langsung. Nitrogen monoksida (NO) dapat mengalami oksidasi menjadi NO2

(Pohan, 2002). Sehingga secara tidak langsung kotoran ayam broiler dapat

(12)

29 peternakan unggas umumnya berasal dari pakan dan kotoran (Casey et al., 2006). Sehingga banyaknya jumlah pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi jumlah kotoran yang dihasilkan dan secara langsung akan mempengaruhi jumlah emisi yang dihasilkan dari suatu peternakan.

Lingkungan Mikroklimat

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam pemeliharaan ayam broiler. Lingkungan yang baik sangat diperlukan bagi ayam broiler untuk memperoleh performa yang optimal. Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi performa ayam broiler diantaranya adalah ketinggian lokasi, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin. Ketinggian Lokasi

Peternakan Bagus Farm terletak pada daerah dataran rendah dengan ketinggian 170 m dpl sedangkan peternakan Ikhtiar Farm terletak pada daerah dataran sedang dengan ketinggian 520 m dpl. Menurut Widodo (2010) lokasi peternakan pada ketinggian 600 m dpl paling cocok untuk pertumbuhan ayam broiler karena dapat memberikan rasa nyaman.

Ketinggian lokasi kandang di peternakan Bagus Farm yang tidak sesuai dengan ketinggian ideal peternakan ayam broiler dapat menyebabkan ayam broiler mengalami cekaman panas karena suhu udara yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi performa ayam broiler. Menurut Lakitan (1994), setiap kenaikan ketinggian 100 m suhu udara akan berkurang antara 0,5-0,6 oC. Sehingga pada dataran rendah suhu udara akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan pada suhu udara di dataran sedang.

Ketinggian lokasi kandang ayam broiler di peternakan Ikhtiar Farm (520 m dpl) dapat memberikan performa yang lebih baik bagi ayam broiler (Tabel 6). Hal ini disebabkan karena kisaran suhu dalam kandang di Ikhtiar Farm lebih rendah (25,9-27,8 oC) dibandingkan dengan kisaran suhu dalam kandang di Bagus Farm (26,7-28,2 oC). Hasil penelitian Suarjaya dan Nuriyasa (1995) juga menunjukkan bahwa performa ayam yang dipelihara di dataran sedang (300 m dpl) lebih baik dari pada ayam yang dipelihara di dataran rendah (50 m dpl). Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai konversi pakan yang dipelihara pada ketinggian 50 m dpl lebih

(13)

30 tinggi bila dibandingkan dengan nilai konversi pakan ayam yang diperlihara pada ketinggian 300 m dpl.

Suhu Udara

Rataan suhu udara harian selama penelitian berlangsung di peternakan ayam broiler Bagus Farm dan Ikhtiar Farm ditunjukkan pada Gambar 10.

Gambar 10. Grafik Rataan Suhu Udara di Dalam dan di Luar Kandang Ayam Broiler selama 1 Minggu : (a) Bagus Farm, dan (b) Ikhtiar Farm.

Suhu udara berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas, kenyamanan dan proses fisiologis dalam tubuh ternak. Suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Kisaran suhu udara di dalam dan di luar kandang peternakan ayam broiler Bagus Farm masing-masing adalah 26,8-28,2 oC dan 27,7-29,6 oC. Kisaran suhu udara di dalam dan di luar kandang peternakan ayam broiler Ikhtiar Farm adalah 25,6-27,0 oC dan 25,9-27,9 oC. Kisaran suhu udara di dalam kandang peternakan ayam broiler Bagus Farm dan peternakan ayam broiler Ikhtiar Farm lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara optimal yang diperlukan oleh ayam broiler. Menurut Baziz et al. (1996), suhu udara lingkungan termonetral untuk ayam adalah 21-23 oC. Pada suhu udara termonetral inilah ayam broiler akan berproduksi optimal. Pemeliharaan ayam broiler pada suhu udara lingkungan di atas 21 oC mengakibatkan ayam mengalami cekaman panas.

(14)

31 Tingginya kisaran suhu udara di peternakan ayam broiler Bagus Farm (Gambar 10) terjadi karena penggunaan atap kandang berbahan asbes yang dapat menyerap dan memantulkan panas ke dalam kandang ayam broiler. Selain itu, tingginya suhu udara di peternakan ayam broiler Bagus Farm disebabkan lokasi kandang yang berada di daerah dataran rendah yang memiliki suhu udara lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu udara di dataran sedang.

Suhu udara di peternakan ayam broiler Bagus Farm yang tinggi akan mengakibatkan cekaman panas terhadap ayam broiler. Cekaman panas dapat mengakibatkan ayam mudah terserang penyakit, kematian meningkat, dan pertumbuhan menurun. Hal tersebut ditunjukkan oleh mortalitas yang lebih tinggi di peternakan Bagus Farm (20%) bila dibandingkan dengan mortalitas di peternakan Ikhtiar Farm (1,7%). Cekaman panas juga dapat menyebabkan penurunan jumlah konsumsi pakan yang mengakibatkan performa ayam menurun. Nova (2008) menyatakan bahwa penurunan konsumsi pakan akan menurunkan berat ayam broiler sehingga performa ayam broiler yang dicapai kurang optimal.

Kelembaban Udara

Kelembaban udara yang baik diperlukan dalam memelihara ayam broiler. Kelembaban udara rataan harian selama penelitian berlangsung di peternakan ayam broiler Bagus Farm dan Ikhtiar Farm ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik Rataan Kelembaban Udara di Dalam dan di Luar Kandang Ayam Broiler selama 1 Minggu : (a) Bagus Farm, dan (b) Ikhtiar Farm.

(15)

32 Kisaran kelembaban udara di dalam dan di luar kandang di peternakan ayam broiler Bagus Farm masing-masing adalah 81%-92% dan 77%-87%. Kisaran kelembaban udara di dalam dan di luar kandang di peternakan ayam broiler Ikhtiar Farm masing-masing adalah 70%–85% dan 67%-84%. Borges et al. (2004) menyatakan bahwa kelembaban udara optimum untuk pertumbuhan ayam broiler berkisar antara 50%-70%. Menurut BPS (1992), ayam broiler akan terkena stress apabila kelembaban udaranya terlalu tinggi yaitu diatas 70%.

Kisaran kelembaban udara kandang di peternakan ayam broiler Bagus Farm lebih tinggi bila dibandingkan dengan kisaran kelembaban udara di peternakan ayam broiler Ikhtiar Farm (Gambar 11). Tingginya kisaran kelembaban udara di peternakan ayam broiler Bagus Farm terjadi karena pengaruh suhu udara yang tinggi akibat penggunaan atap berbahan asbes dan lokasi kandang yang berada di dataran rendah. Menurut Borges et al. (2004), tingkat kelembaban udara bervariasi menurut suhu udara. Semakin hangat suhu udara, semakin banyak uap air yang dapat ditampung. Semakin rendah suhu udara, semakin sedikit jumlah uap air yang dapat ditampung. Tingginya kelembaban udara di peternakan ayam broiler di Bagus Farm akan menyebabkan stres yang dapat menurunkan konsumsi pakan yang berpengaruh terhadap menurunnya performa ayam broiler (Tabel 6).

Kecepatan dan Arah Angin

Kecepatan dan arah angin yang baik diperlukan dalam memelihara ayam broiler. Kecepatan dan arah angin harian selama penelitian berlangsung di peternakan ayam broiler Bagus Farm dan Ikhtiar Farm ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8. Kecepatan dan Arah Angin Harian di Peternakan Ayam Broiler Bagus Farm

dan Ikhtiar Farm selama 1 Minggu.

Hari ke- Kecepatan Angin (m/s) Arah Angin Dominan Bagus Farm Ikhtiar Farm Bagus Farm Ikhtiar Farm

22 0,9 0,6 Selatan Utara

23 1,0 1,2 Selatan Utara

24 1,3 0,4 Tenggara Selatan

25 1,3 0,9 Utara Utara

26 0,8 3,3 Selatan Utara

27 1,5 0,9 Timur Laut Selatan

(16)

33 Kecepatan angin di sekitar kandang ayam broiler di peternakan Bagus Farm dan Ikhtiar Farm masing-masing berkisar 0,8-1,5 m/detik. dan 0,4-3,3 m/detik. Menurut DEFRA (2005), kecepatan angin di daerah beriklim tropis untuk ayam broiler minimal 1,0 m/s dengan kisaran 1,0-1,5 m/s.

Arah angin dominan di peternakan Bagus Farm mengarah dari Utara ke Selatan dan Timur Laut. Lokasi peternakan Bagus Farm yang berada di dataran rendah dengan hamparan luas membuat angin bergerak hampir ke semua arah sehingga tidak dapat menentukan secara pasti arah datang dan tujuan angin. Arah angin dominan yang mengarah dari Utara akan langsung masuk melewati kandang karena di sebelah Utara kandang ayam broiler di peternakan Bagus Farm tidak adanya kanopi yang dapat digunakan sebagai wind break.

Arah angin dominan di peternakan Ikhtiar Farm menuju arah Utara yaitu menuju ke arah lahan pertanian. Hal ini dikarenakan posisi kandang yang berada di antara pegunungan dan lembah. Sebelah Utara kandang merupakan daerah pegunungan dan sebelah Selatan merupakan daerah lembah. Hal itu menyebabkan kandang dilalui oleh angin lokal yaitu angin lembah menuju pegunungan. Lakitan (1994) menyatakan bahwa siang hari yang cerah, bagian puncak gunung akan menerima lebih banyak radiasi matahari sehingga suhu udara menjadi lebih tinggi dan angin akan berhembus dari lembah ke arah puncak gunung.

Kadar H2S, NO2, dan Debu di Peternakan Ayam Broiler

Kadar H2S

Hasil pengukuran konsentrasi H2S pada dua lokasi peternakan ayam broiler

ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Kadar H2S di Peternakan Ayam Broiler Bagus dan Ikhtiar Farm

Peternakan Satuan Baku Mutu* D U K Bagus Farm (B) ppm 0,02 0,0068 0,0014 0,0122

Ikhtiar Farm (I) ppm 0,02 0,0067 < 0,001 0,0013

Keterangan : *KLH (1996), D = Titik di luar kandang setelah angin melewati kandang, U = Titik di luar kandang sebelum angin melewati kandang, K = Titik di dalam kandang

Hasil pada Tabel 9 menunjukkan bahwa kadar H2S di dua lokasi peternakan

(17)

34 MENLH No. KEP-50/MENLH/11/1996. Hal ini menunjukkan bahwa kadar H2S

yang dihasilkan dari peternakan ayam broiler Bagus Farm dan Ikhtiar Farm berada pada batasan aman dalam waktu 1 jam. Casey et al. (2006) menyatakan bahwa kadar H2S pada konsentrasi sekitar 30 ppb (0,03 ppm) dapat dideteksi oleh lebih dari 80%

masyarakat. The U. S. OSHA (2005) telah menetapkan bahwa 10 ppm merupakan batas untuk paparan gas H2S di luar ruangan pada waktu pengukuran 8 jam untuk

melindungi kesehatan para pekerja. Wheeler et al. (2008) menyatakan bahwa batas H2S yang ditetapkan adalah sebesar 45 kg/hari (0,000045 ppm/hari) dari suatu usaha

peternakan. Apabila kadar H2S melebihi standar baku mutu, gas tersebut toksik bagi

manusia dan hewan serta dapat meningkatkan kerentanan penyakit dan juga dapat mengganggu efisiensi aktivitas para pekerja yang berada di sekitar peternakan karena bau yg ditimbulkan (Martin et al., 2004).

Kadar H2S di peternakan Bagus Farm adalah 0,0014–0,0122 ppm. Kadar H2S

terendah di peternakan Bagus Farm diperoleh pada titik UB sebesar 0,0014 ppm dan

kadar H2S tertinggi diperoleh pada titik KB sebesar 0,0122 ppm. Kadar H2S di

peternakan Ikhtiar Farm adalah <0,001–0,0067 ppm. Kadar H2S terendah di

peternakan Ikhtiar Farm diperoleh pada titik UI sebesar <0,001 dan kadar H2S

tertinggi diperoleh pada titik DI sebesar 0,0067 ppm. Rata-rata kadar H2S di

peternakan Bagus Farm pada titik KB adalah 3,486 x 10-6 ppm/ekor sedangkan

rata-rata kadar H2S di peternakan Ikhtiar Farm pada titik KI adalah 3,714 x 10-7

ppm/ekor..

Kadar H2S tertinggi di peternakan Bagus Farm pada titik KB (di dalam

kandang) diantaranya diduga disebabkan oleh manur ayam broiler yang mengandung protein yang lebih tinggi (33,72%) dibandingkan dengan kadar protein manur di peternakan Ikhtiar Farm (30,88%) (Tabel 7). Kehadiran mikroba dapat mengurai protein menjadi asam amino. Asam amino yang mengandung sulfur seperti sistein dan metionin akan dipecah menjadi komponen sederhana oleh mikroba sehingga sulfur terlepas sebagai gas H2S. Mikroba yang dapat menghasilkan gas H2S biasanya

mikroba yang berasal dari genus Desulfovibrio. Proses pemecahan bahan organik yang mengandung sulfur disebut putrefaction (Darwis dan Said, 1988).

Tingginya kadar H2S di peternakan Bagus Farm juga disebabkan oleh kondisi

(18)

35 (kadar air 12,6%). Alas kandang yang basah secara tidak langsung akan meningkatan kelembaban udara sehingga akan mempermudah mikroba untuk memproduksi gas H2S. Hal tersebut ditambah dengan kondisi kelembaban udara harian pada saat

pengukuran sebesar 90% yang mengakibatkan kondisi di dalam kandang lembab. Menurut Ryak (1992), kelembaban udara memegang peranan dalam proses metabolisme mikroba yang secara tidak langsung berpengaruh pada suplai oksigen. Apabila kelembaban udara lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba aerobik akan menurun dan akan terjadi fermentasi manur oleh mikroba anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.

Suhu udara di dalam kandang di peternakan Bagus Farm pada saat pengukuran sebesar 32,4 oC. Suhu udara yang tinggi di dalam kandang tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pemakaian atap kandang berbahan asbes. Suhu udara yang tinggi tersebut dapat membantu pembentukkan emisi gas di udara termasuk gas H2S.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Soedomo (2001) yang menyatakan bahwa peningkatan suhu udara dapat membantu perubahan suatu pencemar. Kecepatan angin juga memegang peranan dalam jarak dari pengangkutan dan penyebaran pencemar. Kecepatan angin mempengaruhi distribusi pencemar. Konsentrasi pencemar akan berkurang jika angin berkecepatan tinggi dan membagikan kecepatan tersebut secara mendatar atau vertikal (Sastrawijaya, 1991).

Kadar H2S tertinggi di peternakan Ikhtiar Farm diperoleh pada titik DI (di luar

kandang) yaitu sebesar 0,0067 ppm (Tabel 9). Kondisi ini karena pengaruh dari kecepatan angin yang datang menuju titik DI berasal dari dalam kandang yang

merupakan sumber emisi. Angin ini secara langsung akan membawa gas-gas yang dihasilkan dari dalam kandang peternakan ayam broiler menuju titik DI (di luar

kandang). Pencemaran udara dapat dihamburkan atau dihindari oleh adanya angin dan besar pencemar tersebut di endapkan di tempat lain (Tjasyono, 2004).

Tingginya kadar H2S di titik DI juga dipengaruhi juga oleh kelembaban

udara. Rataan kelembaban udara harian pada saat pengukuran gas H2S sebesar 80%.

Kelembaban udara lebih atau sama dengan 80% di suatu daerah meningkatkan kadar emisi gas (Soedomo, 2001). Kecepatan angin yang rendah tidak mampu mengurangi hawa panas yang ada. Selain itu, kecepatan angin mempengaruhi evaporasi (Ansari, 2008).

(19)

36 Kadar H2S di peternakan Ikhtiar Farm pada titik UI (<0,001 ppm) lebih

rendah dibandingkan dengan KI dan DI. Titik UI merupakan titik awal masuknya

angin dari luar kandang peternakan ayam broiler. Rendahnya kadar H2S pada titik

tersebut memberikan pengaruh yang baik ketika angin dari titik UI masuk melewati

kandang. Kadar H2S pada titik UI yang menunjukkan nilai kisaran (<0,001 ppm)

karena alat yang digunakan dalam penelitian tidak mampu mendeteksi kadar di bawah 0,001 ppm.

Secara keseluruhan, kadar H2S pada peternakan ayam broiler di peternakan

Bagus Farm memiliki kadar H2S lebih tinggi dibandingkan dengan kadar H2S di

peternakan Ikhtiar Farm. Hal tersebut diantaranya dikarenakan faktor suhu udara dan kelembaban udara kandang yang tinggi. Rataan suhu udara harian yang tinggi di peternakan Bagus Farm mencapai 29,6 oC disebabkan karena penggunaan asbes sebagai bahan atap kandang. Penggunaan bahan asbes memungkinkan dapat menyerap panas dari sinar matahari langsung yang kemudian dapat meningkatkan suhu udara di dalam kandang. Menurut Luthfianto (2009), tingkat penyerapan panas pada bahan atap asbes mencapai 70%. Tingginya tingkat penyerapan panas pada bahan atap asbes menyebabkan peningkatan suhu udara di dalam kandang. Selain itu, ketinggian lokasi di di peternakan Bagus Farm sebesar 170 m dpl (dataran rendah) dapat menyebabkan tingginya suhu udara lingkungan di sekitar lokasi kandang. Kenaikan tempat dari permukaan laut selalu diikuti dengan penurunan suhu udara rata-rata harian (Rasyaf, 1994). Semakin rendah suatu dataran maka semakin tinggi suhu udara lingkungan.

Kelembaban udara dapat mempengaruhi aktivitas mikroba dalam memproduksi gas H2S. Menurut Ryak (1992), kelembaban udara memegang peranan

dalam proses metabolisme mikroba yang secara tidak langsung berpengaruh pada suplai oksigen. Apabila kelembaban udara lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap. Tingginya rataan kelembaban udara harian yang mencapai 92%di peternakan Bagus Farm diantaranya dikarenakan kondisi manur yang basah.

(20)

37 Kadar NO2

Hasil pengukuran terhadap kadar NO2 pada lokasi penelitian ditunjukkan

pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Pengukuran NO2 di Peternakan Ayam Broiler

Lokasi Satuan Baku Mutu* D U K

Bagus Farm (B) µg/m3 400 (1 jam) 6,0420 10,129 6,73 Ikhtiar Farm (I) µg/m3 400 (1 jam) 4,6290 3,968 3,949

Keterangan : *PP (1999), D = Titik di dalam kandang setelah angin melewati kandang, U = Titik di dalam kandang sebelum angin melewati kandang, K = Titik di dalam kandang

Gas NO2 yang dibentuk melalui proses mikrobiologi dari nitrifikasi dan

denitrifikasi. Gas ini dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan terutama gangguan pernafasan akut. Gas ini juga dapat menyebabkan keracunan apabila konsentrasinya melebihi batas ambang normalnya (Casey et al., 2006). Kadar NO2 di

dua lokasi peternakan ayam broiler pada titik D, U, dan K berada di bawah standar baku mutu Keputusan MENLH No. KEP-50/MENLH/11/1996. Hal ini menunjukkan bahwa kadar NO2 yang dihasilkan dari peternakan ayam broiler di peternakan Bagus

Farm dan Ikhtiar Farm berada pada batasan aman dalam waktu 1 jam. Kriteria pencemar berdasarkan Standar Kualitas Udara Ambient US EPA untuk NO2 adalah

0,053 ppm (100 μg/m3) (US EPA, 2004).

Kadar NO2 di peternakan Bagus Farm adalah 6,042–10,129 µg/m3. Kadar

NO2 terendah di peternakan Bagus Farm diperoleh pada titik DB sebesar 6,042 µg/m3

dan kadar NO2 tertinggi diperoleh pada titik UB sebesar 10,129 µg/m3. Kadar NO2 di

peternakan Ikhtiar Farm adalah 3,949–4,629 µg/m3. Kadar NO2 terendah di

peternakan Ikhtiar Farm diperoleh pada titik KI sebesar 3,949 µg/m3 dan kadar NO2

tertinggi diperoleh pada titik DI sebesar 4,629 µg/m3. Rata-rata kadar NO2 di

peternakan Bagus Farm pada titik KB adalah 1,923 x 10-3 µg/m3/ekor sedangkan

rata-rata kadar NO2 di peternakan Ikhtiar Farm pada titik KI adalah 1,128 x 10-3

µg/m3/ekor..

Kadar NO2 tertinggi di peternakan Bagus Farm pada titik UB sebesar 10,129

µg/m3 disebabkan karena pengaruh suhu udara pada saat pengukuran yaitu 35,1 oC. Suhu udara yang tinggi tersebut dapat membantu pembentukkan suatu emisi di udara

(21)

38 termasuk gas NO2. Tingginya kadar senyawa NOx disebabkan karena tingginya

kadar oksigen ditambah dengan tingginya suhu udara (Robert, 1993).

Tingginya kadar NO2 di peternakan Bagus Farm pada titik UB disebabkan

karena terdapatnya area persawahan yang banyak mengandung unsur nitrogen akibat penggunaan pupuk kandang. Unsur nitrogen tersebut kemudian akan bereaksi dengan oksigen membentuk NO2. Tingginya kadar NO2 pada titik UB akan membawa

pengaruh yang kurang baik bagi ayam broiler karena kadar NO2 yang tinggi pada

titik tersebut nantinya akan dibawa oleh angin menuju kandang.

Kadar NO2 tertinggi di peternakan Ikhtiar Farm diperoleh pada titik DI

sebesar 4,629 µg/m3 disebabkan oleh kecepatan angin. Angin yang datang dengan kecepatan (0,9 m/s) menuju titik DI berasal dari dalam kandang yang merupakan

sumber emisi. Angin ini secara langsung akan membawa gas NO2 yang dihasilkan

dari dalam kandang peternakan ayam broiler menuju titik DI. Angin memiliki

peranan dalam penyebaran emisi seperti distribusi pencemar sehingga konsentrasi pencemar akan berkurang (Sastrawijaya, 1991).

Kadar NO2 secara keseluruhan pada dua lokasi penelitian menunjukkan

bahwa kandang di peternakan Bagus Farm memiliki kadar NO2 lebih tinggi

dibandingkan dengan kandang di peternakan Ikhtiar Farm. Hal tersebut diantaranya dikarenakan faktor suhu udara tinggi yang dapat menguapkan gas NO2 dari dalam

tanah maupun alas kandang (litter) ke udara. Tingginya suhu udara kandang di peternakan Bagus Farm yang mencapai 28,20 oC disebabkan karena penggunaan asbes sebagai bahan atap kandang. Bahan asbes dapat menyerap panas dari sinar matahari yang kemudian dapat meningkatkan suhu udara di dalam kandang. Menurut Depdiknas (2001), atap dari asbes mempunyai daya pantul dan penghantar panas yang baik.

Tingginya kadar nitrogen pada manur ayam broiler di peternakan Bagus Farm (0,89%) bila dibandingkan dengan manur ayam broiler di peternakan Ikhtiar Farm (0,53%) diduga dapat memberikan kontribusi terhadap pembentukkan gas NO2 oleh mikroba yang lebih tinggi pada peternakan Bagus Farm (10,129 µg/m3)

dibandingkan dengan peternakan Ikhtiar Farm (4,6290 µg/m3). Selain itu, ketinggian lokasi di peternakan Bagus Farm yang berada di dataran rendah dapat menyebabkan tingginya suhu udara lingkungan sekitar lokasi kandang. Menurut

(22)

39 Soedomo (2007), semakin rendah suatu dataran maka semakin tinggi suhu udara lingkungan.

Kadar Debu

Hasil pengukuran terhadap kadar debu pada lokasi penelitian ditunjukkan pada Tabel 11. Kadar debu di dua lokasi peternakan ayam broiler pada titik D, U, dan K berada di bawah standar baku mutu PP RI No.41 Tahun 1999. Hal ini menunjukkan bahwa kadar debu yang dihasilkan dari peternakan ayam broiler di peternakan Bagus Farm dan Ikhtiar Farm berada pada batasan aman selama 24 jam. Menurut Leeson dan Summers (2000), rataan kadar debu pada peternakan unggas dewasa sekitar 2-5 mg/m3 (2.000-5.000 µg/m3), dimana pada kadar tersebut berkontribusi pada masalah pernafasan pada peternakan dan sekitarnya.

Tabel 11. Hasil Pengukuran Debu di Peternakan Ayam Broiler

Lokasi Satuan Baku Mutu* D U K

Bagus Farm (B) µg/m3 230 (24 jam) 13,6160 19,146 31,533 Ikhtiar Farm (I) µg/m3 230 (24 jam) 11,6830 16,529 28,377

Keterangan : *RI (1999), D = Titik di dalam kandang setelah angin melewati kandang, U = Titik di dalam kandang sebelum angin melewati kandang, K = Titik di dalam kandang

Debu dalam peternakan unggas pada umumnya meliputi partikel tanah, sisa pakan, rambut dan bulu, kotoran kering, bakteri, dan jamur. Kandungan debu di peternakan unggas umumnya berasal dari pakan sedangkan kandungan partikel tanah tersebut menentukan konsentrasi debu (Casey et al., 2006).

Kadar debu di peternakan Bagus Farm adalah 13,616–31,533 µg/m3. Kadar debu terendah di peternakan Bagus Farm diperoleh pada titik DB sebesar 13,616

µg/m3 dan kadar debu tertinggi diperoleh pada titik KB sebesar 31,533 µg/m3. Kadar

debu pada peternakan ayam broiler di peternakan Ikhtiar Farm adalah 11,683–28,377 µg/m3. Kadar debu terendah di peternakan Ikhtiar Farm diperoleh pada titik DB

sebesar 11,683 µg/m3 dan kadar debu tertinggi diperoleh pada titik KB sebesar

28,377 µg/m3. Rata-rata kadar debu di peternakan Bagus Farm pada titik KB adalah

9,009 x 10-3 µg/m3/ekor sedangkan rata-rata kadar debu di peternakan Ikhtiar Farm pada titik KB adalah 8,108 x 10-3 µg/m3/ekor..

Tingginya kadar debu di peternakan Bagus Farm pada titik KB disebabkan

(23)

40 pengunaan bahan asbes sebagai atap kandang. Selain itu, tingginya kadar debu di peternakan Bagus Farm disebabkan pada saat pengukuran lingkungan sekitar kandang seperti lahan pertanian berada pada kondisi kering atau tandus. Lahan tandus tersebut di sekitar kandang diyakini dapat mempengaruhi kadar debu ketika pengukuran.

Kadar debu pada titik DB menunjukkan nilai yang rendah dibandingkan titik

lainnya. Hal ini terjadi karena angin pada saat pengambilan kualitas udara menyebarkan debu ke berbagai arah sehingga debu tidak menuju satu titik. Selain itu, pada lokasi tersebut terdapat tanaman jambu yang memiliki tinggi sekitar 2 meter yang diduga dapat menyerap partikel debu sehingga kadar debu pada titik DB

memiliki konsentrasi yang rendah. Menurut Taihuttu (2001), tanaman berperan sebagai penampung bahan pencemar yang ada di udara karena tanaman dapat mengendapkan bahan pencemar.

Kadar debu tertinggi di peternakan Ikhtiar Farm pada titik KB terjadi

dikarenakan pada saat terakhir pengambilan kualitas udara terhadap debu, terjadi aktivitas pemindahan tanah oleh warga secara tiba-tiba (Lampiran 3). Walaupun aktivitas pemindahan tanah pada saat itu tidak terlalu banyak, namun hal tersebut diduga mempengaruhi jumlah kadar debu di udara. Selain itu, posisi aktivitas tersebut sejajar dengan tempat pengambilan kualitas udara dan arah anginnya menuju tempat pengambilan kualitas sehingga mempengaruhi pengukuran kualitas udara.

Secara keseluruhan, kandang di peternakan Bagus Farm menghasilkan kadar debu lebih tinggi dibandingkan dengan kandang di peternakan Ikhtiar Farm (Tabel 4). Hal tersebut diantaranya dikarenakan penggunaan asbes sebagai bahan atap kandang. Penggunaan asbes sebagai bahan atap kandang dapat meningkatkan kadar debu. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Wardhana (2001) yaitu, asbes merupakan sumber debu. Debu asbes berupa partikel-partikel asbes yang berterbangan di udara.

Kadar debu yang lebih tinggi di peternakan Bagus Farm juga disebabkan oleh banyaknya debu yang berasal dari sisa akumulasi pakan dimana hal tersebut dikarenakan jumlah pakan yang dikonsumsi ayam di peternakan Bagus Farm lebih banyak (8.050 kg) dibandingkan dengan konsumsi pakan ayam di peternakan Ikhtiar Farm (7.850 kg). Hal tersebut didukung oleh pernyataan Secru (2002) yaitu,

(24)

41 besarnya jumlah pakan yang masuk akan meningkatkan akumulasi sisa pakan dimana pakan merupakan salah satu sumber debu dalam suatu peternakan.

Rataan kelembaban udara yang lebih rendah (67%-84%) di peternakan Ikhtiar Farm dibandingkan dengan rataan kelembaban udara di peternakan Bagus Farm (77%-87%) dapat menyebabkan jumlah debu berkurang. Menurut Leeson dan Summers (2000), produksi debu akan lebih tinggi pada kelembaban udara yang rendah. Kelembaban udara relatif 40%, produksi gas per ekor ayam mendekati 100 mg/hari sedangkan ketika kelembaban udaranya 70%, produksi debu menurun separuhnya, yaitu 50 mg/hari.

Gambar

Gambar  1.  Denah  Lokasi  Kandang  Peternakan  Ayam  Broiler  Bagus  Farm  di  Desa  Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor
Gambar 3. Posisi Kandang Ayam Broiler Milik Bagus Farm di Desa Semplak Barat,  Kecamatan  Kemang,  Kabupaten  Bogor  yang  Membujur  dari  Utara  ke  Selatan
Gambar 4. Kondisi Kolong Kandang Panggung  Ayam  Broiler Milik Bagus Farm di  Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor
Gambar 5. Kondisi Atap Kandang Ayam Broiler Milik Bagus Farm di Desa Semplak  Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor
+5

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan suatu tugas atau soal dengan diaktifkan dan dibimbing oleh dosenlguru yang bersangkutan. Latihan terbimbing bertujuan supaya mahalsiswa dapat melatih diri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian tepung kulit nanas ( ananas comosus (l)merr .) dalam pakan terhadap kadar protein dan lemak daging

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, atas limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan dengan judul “Prosedur Akuntansi Pemberian

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Taman Kanak-Kanak Penerima Program Penyediaan

Sejak awal penyelenggaraan pada tahun 2004, SNATI diorientasikan sebagai forum nasional untuk diseminasi ilmu dan pengetahuan di bidang komputer dan teknologi informasi.. Dari tahun

Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa media demonstrasi kimia yang dimodifikasi dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa terutama pada topik: reaksi pada

Pekerjaan Persiapan pada Pekerjaan Pembangunan Dan Perluasan Masjid Shiraathal Mustaqim (Tahap III) sebagai lanjutan pekerjaan harus dimanfaatkan secara efektif

Komunitas Scooterist Hijrah muncul karena adanya rasa kepedulian terhadap teman-teman yang berlatar belakang ingin sama-sama belajar tentang agama dan menjadi