SIFAT-SIFAT FISIS
MINYAK BUMI
Titik Didih Rerata Fraksi
Minyak Bumi
•
Banyak sifat- sifat fisis senyawa hidrokarbon
murni yang dapat di korelasikan dengan berat
jenis (specific grafity) dan titik didih normal.
•
Berat jenis fraksi minyak bumi dengan mudah
dapat
di
tentukan
dalam
laboratorium,
sedangkan titik didih rerata yang segera dapat di
peroleh dari data distilasi ASTM adalah titik didih
rerata volumetris, TDRV (volumetric average
• Watson dan Nelson menunjukan bahwa banyak sifat-sifat fisis fraksi minyak bumi yang tidak dapat di kolerasikan dengan titik didih rerata volumetris, tetapi hanya dapat di kolerasikan dengan titik didih rerata fraksi minyak bumi yang lain, seperti titik didih rerata molal, TDRM (molal average boiling point, MABP), titik didih rerata kubis, TDRK (cubic average boiling point, CABP), titik didih rerata berat, TDRB (weight average boiling point, WARP) dan titik didih rerata tengahan, TDRT (mean average boiling point, MeABP).
•
Karena titik didih rerata molal, rerata berat
dan rerata kubis sukar untuk ditentukan dalam
laboratorium, maka Watson dan Nelson
mencari cara untuk memperoleh hubungan
antara titik didih–titik didih rerata tersebut
dengan titik didih rerata volumetris.
Faktor Karakterisasi
•
Berdasarkan
pengamatan-pengamatan
frak-sionisasi minyak-minyak mentah,
Watson,
Nalson dan Murphy mendapatkan bahwa berat
jenis setiap fraksi kira-kira sebanding dengan akar
pangkat tiga titik didihnya dalam skala absolut
pada tekanan 1 atmosfir.
•
Faktor perbandingan tersebut yang merupkan
indeks tingkat keparafinan bahan minyak disebut
factor karakterisasi U.O.P. atau factor Watson
yang di beri simbol K. Sehingga dapat dituliskan
bahwa:
•
Dimana S adalah berat jenis pada 60/60
0F dan
T
Badalah titik didih rerata tengahan TDRT.
•
T
Bmula-mula oleh Watson didefinisikan
sebagai titik didih rerata molal TDRM, namun
dalam perkembangnya T
Bini kemudian
berubah menjadi titik didih rerata kubis TDRK,
dan akhirnya menjadi titik didih rerata
tengahan TDRT.
• Untuk senyawa hidrokarbon murni, terlihat adanya perbedaan harga K yang menyolok antara senyawa hidrokarbon paraffin, naften dan aromat.
• Apabila K1,K2,K3 dan seterusnya adalah factor karakterisasi senyawa hidrokarbon 1,2,3 dan seterusnya, maka factor karakterisasi campuran senyawa hidrokarbon dapat di hitung dengan persamaan berikut:
K= K1W1 + K2W2+ K3W3+….
• Dimana W1, W2, W3 dst adalah fraksi berat senyawa hidrokarbon 1,2,3 dst, ternyata bahwa faktor karakterisasi mempuyai peranan yang sangat penting untuk fraksi minyak bumi langsung (straight run fractions) karena faktor tersebut dapat di korelasikan dengan sifat fisis dan sifat termal fraksi .
•
untuk fraksi minyak bumi yang mengandung
hidrokarbon olefin, diolefin dan aromat yaitu
yang berasal dari proses rengkahan ataupun
proses sintesis yang lain, faktor karakterisasi
Watson tidak dapat di korelasikan secara baik
dengan sifat-sifat fisis dan termal fraksi.
Panas Jenis
• Panas jenis adalah panas yang di perlukan untuk menaikan suhu satu satuan berat bahan sebesar satu derajat. Satuan panas jenis yang biasa di pergunakan adalah kalori/(gram) (0C) dalam system cgs dan BTU/(Ib) (0 F) dalam system
inggris. Harga numerik panas jenis adalah dalam kedua system satuan di atas untuk sesuatu bahan.
• Panas jenis pada tekanan tetap harganya lebih tinggi dari pada panas jenis pada volum tetap.
• Panas jenis minyak bumi dan fraksi-fraksinya mempunyai korelasi dengan suhu, grafitas API dan faktor karakterisasi K menurut persamaan sebagai berikut:
• Persamaan di atas menunjukan bahwa untuk fraksi minyak bumi yang mempunyai harga K dan API gravity tertentu, panas jenis merupakan fungsi linier dari suhu.Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 10
• Menurut Watson dan Fallon, panas jenis uap minyak bumi mempunyai korelasi dngan suhu dan faktor karakterisasi K menurut persamaan sebagai berikut:
Cp = (0,045K-0,233) + (0,44+ 0,017K) 10-3 t – (0, 153) 10-6t 2
• Sehingga uap minyak bumi yang mempunyai faktor karakterisasi tertentu , panas jenisnya merupakan fungsi kuadrat dari suhunya
• Panas jenis rerata uap minyak bumi dapat di tentukan dengan di tentukan dengan rumus pendekatan sebagai berikut:
Cp rerata = 1/6 (cp1 + 4 cpt rerata+cp2) Dimana :
cp1= panas jenis uap minyak pada t1 Cp2= panas jenis uap minyak pada t2
Panas Laten Penguapan
• Panas laten penguapan ialah panas yang diperluakan untuk menguapkan satu satuan berat cairan pada titik didih atmosferis.
• Dalam satuan inggris satuan panas laten penguapan
adalah Btu/lb dan dalam sistem satuan cgs adalah kalori/g.
• Panas laten penguapan molar pada tekanan atmosferis untuk cairan-cairan non-polar seperti cairan hidrokarbon dapat dperkirangan dengan persamaan Kistiakowsky.
Mr = Tb [7,58 + 4,57 log Tb]
Mr = panas laten penguapan, Btu/lbmol Tb = titik didih normal, R
Panas Laten Penguapan
• Menurut Wason persamaan di atas memberikan harga panas laten penguapan molar yang rendah untuk fraksi minyak bumi berat. Untuk menentukan panas laten penguapan fraksi minyak bumi pada tekanan yang lain dari tekanan atmosferis, watson mengajukan persamaan empiris :
• L = panas laten penguapan absolut T
16 Panas penguapan fraksi minyak bumi pada tekanan atmosferis (nelson, 1958)
Titik kritis
•
Suhu kritis adalah suhu tertinggi dimana gas
masih dapat dicairkan dengan menggunakan
tekanan.
•
Tekanan minimum yang diperlukan untuk
mencairkan gas pada suhu kritis disebut tekanan
kritis. Volum pada suhu kritis tersebut disebut
volum kritis.
•
Pada titik kritis, yaitu pada suhu dan tekanan
kritis tidak dapat dibedakan lagi antara fasa gas
dan fasa cair. Tidak terjadi perubahan volume
apabila cairan diuapkan pada titik kritis, dan tidak
diperlukan panas untuk penguapannya.
Titik kritis
•
Untuk fraksi minyak bumi yang merupakan
campuran dari banyak komponen, digunakan
konsep titik kritis semu (pseudo critical point)
•
Menurut H,B Kay titik kritis semu didefinisikan
sebagai suhu dan tekanan kritis rerata molar
komponen-komponen suatu campuran. Titik kritis
dapat digunakan untuk menentukan suhu dan
tekanan tereduksi suatu campuran yaitu
perbandingan suhu dan tekanan sebenarnya
terhadap suhu dan tekanan kritisnya.
Koefisien Ekspansi
• Koefisien ekspansi adalah fraksi pertambahan volume apabila satu satuan volume bahan
dipanaskan sebesar satu derajat. • Koefisien ekspansi :
Daerah grafitas API Koefisien ekspansi 0 - 14,9 15 - 4,9 35 – 50,9 51 – 63,9 64 – 78,9 79 – 88,9 89 – 93,9 94 – 100 0,00035 0,00040 0,00050 0,00060 0,00070 0,00080 0.00085 0.00090
Vikositas
• Uji ditilasi bukanlah merupakan uji rutin untuk fraksi
minyak berat di dalam laboratorium
• Untuk fraksi minyak berat seperti minyak bakar, residu
dan minyak pelumas uji rutin dalam lab adalah viskositas. Sehingga minyak untuk berat, harga faktor karakterisasi seringkali diperoleh dari korelasi antara faktor karakterisasi dengan viskositas
• Viskositas kritis kritis uap minyak dapat ditentuan
dengan persamaan
• μc : viskositas kritis, M : berat molekul; Tc suhu kritis
Panas pembakaran
• Panas pembakaran bahan bakar minyak adalah panas
keseluruhan yang diperoleh dari pembakaran sejumlah tertentu bahan bakar minyak yang mempunyai suhu 60oF pada waktu pembakaran mulai terjadi, dan hasil pembakaran didinginkan ke suhu 60o F.
• Apabila pada pemakaran hasil pembakaran
pembakaran uap air yang ada senuanya mengembun, maka panas pembakaran disebut panas pembakaran kotor (gross heating value) karena di dalamnya termasuk juga panas yang timbul karena pengembunan air.
Panas pembakaran
•
Apabila uap air tidak mengembun, maka panas
pembakarannya disebut panas pembakaran
bersih (net heating value)
•
Panas pembakaran akan naik dengan naiknya
gravitas API atau naiknya kandungan hidrogen
•
Hubungan panas pembakaran kotor dengan
gravitas spesisfiknya diperkirakan dengan dengan
persamaan:
Panas pembakaran
• Untuk mendapatkan panas pembakaran bersih dari
panas pembakaran kotor, dapat digunakan hubungan berikut:
Panas pembakaran bersih, Btu/lb = panas pembakaran kotor (Btu/lb) – 94% hidrogen
• Penentuan kandungan hidrogen dalam fraksi minyak
bumi bukan merupakan pekerjaan rutin dalam lab.
• Namun demikian korelasi empirik berikut ini dapat
digunakan untuk memperkirakan kandungan hidrogen dalam fraksi minyak bumi,
DENSITAS
•
Densitas didefinisikan sebagai massa yang
terdapat dalam satu satuan volum
•
Densitas sring dinyatakan dengan gravitas API,
gravitas spesifik atau berat jenis
•
Densitas minyak adalah densitas minyak relatif
terhadap densitas air pada kondisi tertentu
•
Hubungan antara berat jenis pada 60
oF/60
oF
dengan gravitas API adalah
•
Hubungan antara densitas lb/gallon pada suhu
60
oF dengan gravitas API
TEKANAN UAP
• Tekanan uap adalah tekanan di mana fase uap zat
berada pada kesetimbangan dengan fasa cair zat tersebut pada suhu tertentu
• Istilah tekanan uap pada umumnya dikenakan kepada
zat murni, namun kadang-kadang digunakan untuk cairan.
• Tekanan uap Reid (Reid vapor Pressure) adalah tekanan
mutlak yang diberikan oleh suatu campuran dalam
lb/in2, ditentukan pada suhu 100oF dan pada rasio uap
terhadap cairan 4:1
• Tekanan uap reid digunakan untuk menentukan