PEDOMAN ORIENTASI CPNS
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN R.I
i
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Menyongsong reformasi birokrasi, diperlukan pembenahan-pembenahan dari berbagai sektor termasuk aparatur kesehatan yang mempunyai peran sebagai perencana, penggerak, dan pelaksana dalam pembangunan kesehatan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan aparatur kesehatan yang berkualitas dan mampu melaksanakan tugasnya, sehingga perlu dipersiapkan mulai dari rekruitmen, penempatan sampai dengan pengembangan dan jenjang karirnya.
Oleh karena itu penyaringan pertama untuk mendapatkan aparatur kesehatan yang berkualitas dan tersebar di seluruh Indonesia telah dilakukan melalui rekruitmen yang ketat dan menghasilkan CPNS terpilih di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Selanjutnya menjadi tanggung jawab instansi untuk membekali dan menciptakan CPNS terpilih ini agar mengetahui Kementerian Kesehatan secara utuh dan masing-masing siap untuk melaksanakan tugas yang akan diembannya. Sehubungan dengan hal tersebut program orientasi menjadi hal yang sangat penting dan dalam
ii dalam pencapaian tujuan.
Dengan demikian Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini disusun untuk dijadikan acuan dalam penyelenggaraan Orientasi CPNS agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan.
Terimakasih.
Jakarta, November 2013
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
TTD
dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes NIP. 195810171984031004
iii Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, maka Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pedoman Orientasi CPNS ini menjelaskan tata laksana orientasi CPNS dengan formasi umum yang dalam pelaksanaannya ada 2 (dua) jenis kegiatan yaitu pembekalan pengetahuan yang disebut dengan Orientasi Organisasi dan Praktik Kerja. Agar ada kesamaan dalam pelaksanaannya, maka Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini dilengkapi dengan modul:
1. Kedudukan dan struktur organisasi 2. Visi, misi, tugas dan fungsi organisasi 3. Tujuan, nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi 4. Strategi dan kebijakan bidang tugas instansi 5. Indikator kinerja organisasi
6. Standar Operating Procedures (SOP) 7. Penulisan Kertas Kerja
Dalam penyusunan pedoman dan modul Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini melibatkan Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan seluruh jajaran eselon I dan II di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Sehubungan dengan
iv tingginya atas jerih payah dan kesungguhannya dalam menyelesaikan Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini.
Terimakasih.
Jakarta, November 2013 Kepala Pusdiklat Aparatur Badan PPSDM Kesehatan
TTD
Suhardjono, SE, MM NIP 195608271979111001
v
Halaman
Sambutan ……...i
Kata pengantar ...iii
Daftar Isi ...v Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan... 3 C. Sasaran ... 4 D. Manfaat ... 4 E. Ruang Lingkup ... 5
Bab II. Orientasi CPNS A. Penyelenggara dan Peserta ... 7
B. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan ... 9
C. Prosedur ... 10
Bab III. Orientasi Organisasi A. Tujuan... 15
B. Filosofi ... 16
C. Struktur Program dan Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) ... 17
vi
E. Media ... 36
F. Diagram Proses Pembelajaran ... 36
G. Model Pembelajaran ... 40
H. Tempat ... 41
I. Peserta ... 41
J. Narasumber ... 42
K. Penyelenggaraan Orientasi Organisasi ... 43
L. Evaluasi Orientasi Organisasi ... 45
Bab IV. Praktik Kerja A. Tujuan Praktik Kerja ... 48
B. Hasil dan Indikator Hasil Belajar ... 48
C. Materi Pokok ... 49
D. Metode... 51
E. Media ... 51
F. Sarana dan Prasarana ... 51
G. Pembimbing Praktik Kerja ... 52
H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja ... 53
I. Penyelenggaraan Praktik Kerja ... 54
J. Evaluasi Praktik Kerja ... 57
Bab V. Evaluasi, Surat Keterangan dan Pelaporan A. Evaluasi ... 59
vii C. Pelaporan ... 70
Bab VI. Penutup
Penutup ... 72
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur. Oleh karena itu agar aparatur dapat melaksanakan upaya tersebut tentunya perlu dipersiapkan sedini mungkin mulai dari rekruitmen, penempatan sampai dengan jenjang kariernya. Lolos dari proses rekruitmen para pelamar ditetapkan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diperkuat dengan diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Penempatan. Berdasarkan PP Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, menyatakan bahwa ada kewajiban bagi CPNS untuk mengikuti diklat prajabatan sebelum yang bersangkutan menjadi PNS. Diklat prajabatan ini sifatnya umum, belum mengerucut pada pelaksanaan tugas secara substansi.
2 Hal ini sangat mendukung sekali karena ketika CPNS memulai melaksanakan tugas sesuai dengan SK penempatan, banyak yang merasa belum siap, termasuk penerapan etika dalam melaksanakan tugas. Disamping itu organisasi yang menerima CPNS juga tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Ketidak jelasan ini sangat mempengaruhi ketidakpuasan CPNS, karena saat pertama tugas, biasanya yang bersangkutan melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Atau sebaliknya, instansi yang menerima CPNS
menduga para CPNS sudah langsung mampu
melaksanakan tugasnya dengan benar, sehingga banyak tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh CPNS tersebut. Sementara instansi tidak melakukan bimbingan atas tugas yang diberikannya. Kejadian ini tidak menutup kemungkinan membuat para CPNS diawal pelaksanaan tugas merasa kurang nyaman.
Untuk membantu agar para CPNS siap dan produktif dalam melaksanakan tugas yang diembannya, serta agar upaya reformasi birokrasi berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan maka pada tahun 2013 Kementerian Kesehatan mengatur kebijakan tentang orientasi CPNS melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 56 tahun
3 2013 tentang Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Orientasi CPNS merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seluruh CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan. Orientasi CPNS dilakukan dalam dua (2) tahap yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara berurutan. Pertama pembekalan pengetahuan yang kegiatannya disebut dengan kegiatan orientasi organisasi, dan yang ke dua merupakan implementasi dari kegiatan orientasi organisasi disebut dengan kegiatan praktik kerja.
Apabila CPNS mendapat panggilan Diklat Prajabatan sebelum menyelesaikan orientasi maka CPNS wajib melanjutkan orientasi setelah Diklat Prajabatan selesai sampai dengan dinyatakan lulus orientasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adanya acuan tatacara pelaksanaan orientasi CPNS dengan formasi pelamar umum.
2. Tujuan Khusus
a. Adanya kejelasan tatacara pelaksanaan pembekalan orientasi organisasi,
b. Adanya kejelasan tatacara pelaksanaan praktik kerja yang merupakan implementasi dari pembekalan orientasi organisasi.
4
C. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah instansi penyelenggara orientasi CPNS.
D. Manfaat
Manfaat pedoman orientasi CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan bagi:
1. Unit Penyelenggara
a. Adanya kesamaan proses dan target dalam pelaksanaan orientasi CPNS yang terdiri dari orientasi organisasi maupun praktik kerja CPNS b. Adanya kejelasan mekanisme dan evaluasi
pelaksanaan orientasi CPNS.
2. Pusdiklat Aparatur
Sebagai acuan dalam melaksanakan pengendalian kegiatan orientasi CPNS.
3. Biro Kepegawaian
Sebagai acuan untuk melakukan monitoring dan evaluasi CPNS yang mengikuti orientasi CPNS sebagai penilaian untuk persiapan Diklat Prajabatan.
5
E. Ruang Lingkup
Pedoman Orientasi CPNS ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan orientasi organisasi dan praktik kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan rincian sebagai berikut:
1. Bab I
Bab I menjelaskan tentang latar belakang perlunya disusun Pedoman Orientasi CPNS, tujuan, sasaran pedoman, manfaat pedoman dan ruang lingkup pedoman.
2. Bab II
Bab II menjelaskan tentang Orientasi CPNS yang terdiri dari penyelenggara dan peserta orientasi CPNS, waktu dan tempat penyelenggaraan, prosedur pelaksanaan orientasi CPNS.
3. Bab III
Bab III menjelaskan tentang Orientasi Organisasi yang didalamnya menerangkan tujuan dari orientasi organisasi, filosofi, struktur program dan Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP), metode, media, diagram proses pembelajaran, model pembelajaran, tempat, peserta, narasumber, penyelenggaraan Orientasi Organisasi, dan evaluasi orientasi organisasi.
6 4. Bab IV
Bab IV menjelaskan paktik kerja yang diadalamnya menerangkan tujuan praktik kerja, hasil dan indikator hasil belajar, materi pokok yang harus disampaikan dan dilakukan, metode, media, sarana dan prasarana, pembimbing praktik kerja, waktu dan tempat penyelenggaraan praktik kerja, penyelenggaraan praktik kerja dan evaluasi praktik kerja.
5. Bab V
Bab V menjelaskan tentang evaluasi yang meliputi sikap dan perilaku serta evaluasi orientasi organisasi dan praktik kerja. Bab ini juga menjelaskan tentang surat keterangan baik untuk CPNS yang telah lulus maupun yang tidak lulus.
6. Bab VI
7
ORIENTASI CPNS
Orientasi CPNS dilakukan melalui orientasi organisasi yang dilanjutkan dengan praktik kerja. Ketentuan orientasi CPNS secara umum adalah sebagai berikut:
A. Penyelenggara dan Peserta.
1. Penyelenggara.
Penyelenggara Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan adalah Pusdiklat Aparatur bekerjasama dengan Biro Kepegawaian, yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh instansi dimana CPNS ditempatkan.
Agar orientasi CPNS dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, maka Unit Utama/ Unit Kerja yang mendapatkan CPNS, perlu menetapkan Tim Pengelola Orientasi CPNS. Anggota Tim berasal dari bagian/ sub bagian yang menangani kepegawaian, dan yang berasal dari bagian/ sub bagian dimana CPNS akan ditempatkan, juga dapat melibatkan instansi terkait. Tim Pengelola Orientasi CPNS ini mengelola pelaksanaan orientasi organisasi maupun praktik kerja.
Saat orientasi organisasi, tim dapat berperan sebagai
narasumber yang memberikan
8 pengetahuan terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan mulai dari eselon I sampai dengan instansi CPNS bertugas, terutama dalam lingkup kerja CPNS tersebut. Apabila dimungkinkan tim dapat mengundang narasumber yang betul-betul kompeten untuk menyampaikan materi yang tercantum dalam Bab III Orientasi Organisasi.
Saat praktik kerja, tim pengelola orientasi dapat menjadi pembimbing/ instruktur. Apabila tim tidak mempunyai kompetensi dalam melakukan pembimbingan praktik kerja, maka dapat menunjuk pegawai/ SDM yang ada unit utama atau unit kerja tersebut/ institusi lain untuk dijadikan pembimbing. Hal ini dilakukan agar proses praktik kerja dapat membekali CPNS dalam memiliki kompetensi sesuai dengan tugas yang akan diembannya.
2. Peserta
Berhubung orientasi CPNS dilaksanakan melalui orientasi organisasi dan praktik kerja maka kriterianya adalah sebagai berikut:
a. Peserta orientasi organisasi adalah CPNS Kementerian Kesehatan yang berasal dari pelamar umum,
9 b. Peserta praktik kerja adalah peserta yang telah melaksanakan orientasi organisasi sesuai dengan ketentuan.
Selama melaksanaan Orientasi (Orientasi Organisasi dan Praktek Kerja), CPNS berpakaian dengan ketentuan:
a. Pada Hari Senin, Rabu, dan Kamis:
1) Bagi pria wajib mengenakan kemeja putih polos lengan panjang/pendek, celana hitam panjang (bukan bahan jeans).
2) Bagi wanita wajib mengenakan kemeja putih polos lengan panjang/pendek, celana/rok panjang (min. dibawah lutut) warna hitam polos (bukan bahan jeans).
b. Pada Hari Selasa dan Jumat, bagi pria dan wanita wajib mengenakan pakaian batik.
Rincian peserta orientasi organisasi tercantum dalam Bab III dan praktik kerja pada Bab IV.
B. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan
1. Waktu
Orientasi CPNS dilakukan 2 tahap, dengan rincian waktu sebagai berikut:
10 a. Orientasi organisasi dilakukan terstruktur dengan jumlah 33 jam pelajaran (JPL) @ 45 menit. Dalam 1 hari proses pembelajaran dilakukan selama 6 – 7 jpl, sehingga jumlah hari pembekalan secara keseluruhan selama 5 hari kerja.
b. Praktik kerja dilakukan antara 3 – 7 minggu disesuaikan dengan kompetensi yang telah dimiliki CPNS dalam melaksanakan tugas yang akan diembannya.
Apabila dalam waktu yang telah ditentukan ternyata yang bersangkutan belum memenuhi ketentuan orientasi organisasi atau praktik kerja maka kegiatan dapat diperpanjang khusus untuk kompetensi yang masih belum dimiliki oleh CPNS tersebut.
2. Tempat Penyelenggaraan Orientasi CPNS
Penyelenggaraan Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan bertempat di Unit Utama/ Unit Kerja dimana CPNS ditempatkan. Penjelasan lebih rinci untuk tempat orientasi organisasi dijelaskan pada Bab III dan untuk tempat praktik dijelaskan pada Bab IV.
C. Prosedur:
Prosedur pelaksanaan orientasi CPNS adalah sebagai berikut:
11 1. Biro Kepegawaian menyerahkan SK CPNS kepada masing-masing unit utama (sekretariat) di lingkungan Kementerian Kesehatan.
2. Biro Kepagawaian menetapkan tempat pelaksanaan Orientasi CPNS.
3. Sekretaris dari masing-masing unit utama mengundang satuan kerja yang mendapatkan CPNS untuk mendistribusikan SK CPNS dan menyepakati pelaksanaan orientasi CPNS.
4. Pusdiklat Aparatur telah menyusun pedoman tentang Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Pedoman tersebut sebagai panduan bagi pembimbing dan narasumber dalam menyelenggara-kan orientasi CPNS. Bagi eselon I yang mempunyai UPT Vertikal di daerah, penyampaian pedoman menjadi tanggungjawab eselon II masing-masing.
5. Unit Utama/ Unit Kerja baik di kantor pusat maupun unit pelaksana teknis vertikal di daerah, membuat SK Tim Pengelola Orientasi CPNS yang terdiri dari unsur-unsur kepegawaian dan bagian/sub bagian/seksi yang mendapatkan CPNS sesuai dengan penempatan dan tim pengelola dapat melibatkan instansi terkait.
6. Tim Pengelola Orientasi CPNS membuat/ menyusun dan menyepakati:
12 a. Jadwal orientasi organisasi dan praktik kerja.
b. Narasumber yang akan memberikan materi saat orientasi organisasi
c. Pembimbing praktik kerja yang akan memfasilitasi CPNS dalam melaksanakan praktik.
d. Sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk orientasi organisasi maupun untuk praktik kerja e. Pembagian kelompok CPNS untuk praktik kerja.
Karena kegiatan praktik kerja bertujuan agar CPNS kompeten dalam melaksanakan tugasnya, maka perbandingan antara CPNS dengan pembimbing idealnya 1 orang Narasumber : 5 orang CPNS. Untuk mempermudah pelaksanaan praktik kerja, maka anggota kelompok hendaknya disesuaikan dengan formasi jabatan yang tercantum didalam SK penempatan masing-masing CPNS.
7. Kepala Unit Utama/ Unit Kerja baik di kantor pusat maupun unit pelaksana teknis vertikal di daerah, menunjuk narasumber/ pembimbing/ instruktur yang bertugas untuk membekali CPNS mengenai materi organisasi berdasarkan masukkan dari Tim Pengelola Orientasi CPNS.
8. Tim Pengelola Orientasi CPNS dapat membuat surat tugas untuk narasumber dan pembimbing, yang ditandatangani oleh pimpinan yang berwenang. Hal ini
13 dilakukan apabila kompetensi tim pengelola tidak sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
9. Tim Pengelola Orientasi CPNS melaksanakan Orientasi Organisasi mulai dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tata cara pelaksanaan orientasi organisasi dijelaskan pada Bab III Orientasi Organisasi
10. Tim Pengelola Orientasi CPNS melaksanakan Praktik Kerja bagi CPNS yang telah memenuhi syarat saat mengikuti orientasi organisasi.
Tata cara pelaksanaan praktik kerja dijelaskan pada Bab IV Praktik Kerja.
11. Pusdiklat Aparatur melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan orientasi CPNS.
12. Biro Kepegawaian melakukan monitoring dan evaluasi terhadap CPNS yang mengikuti orientasi.
13. Tim Pengelola Orientasi CPNS memberikan hasil penilaian dan rekomendasi atas pelaksanaan praktik kerja yang dilakukan oleh masing-masing CPNS sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kelulusan.
14. Kepala Unit Kerja atau Unit Utama melakukan verifikasi terhadap hasil Penilaian dan rekomendasi dari Tim Pengelola Orientasi CPNS.
14 15. Kepala Unit Kerja atau Unit Utama menerbitkan Surat Keterangan Orientasi CPNS seperti yang tercantum dalam “Bab V Evaluasi, Surat Keterangan Dan Pelaporan” yang dilengkapi dengan formulir 8 dengan tembusan kepada Kepala Pusdiklat Aparatur, Kepala Biro Kepegawaian dan Unit Utama.
16. Kepala Unit Kerja yang menyatakan tidak lulus terhadap CPNS yang telah melakukan Praktik Kerja diwajibkan memperpanjang pelaksanaan praktik kerja yang difokuskan pada kompetensi yang belum dimiliki oleh CPNS. Kegiatan ini dilakukan sampai CPNS yang bersangkutan dinyatakan lulus.
17. Kepala Pusdiklat Aparatur mengesahkan rekapitulasi hasil kelulusan dan ketidaklulusan, kemudian disampaikan kepada Biro Kepegawaian.
18. Biro Kepegawaian membuat laporan hasil pelaksanaan Orientasi CPNS yang merupakan gabungan hasil pelaksanaan Orientasi Organisasi dengan hasil pelaksanaan praktik kerja.
19. Unit Kerja menyampaikan laporan hasil pelaksanaan orientasi kepada Unit Utama ditembuskan kepada Biro Kepegawaian dan Pusdiklat Aparatur.
15
ORIENTASI ORGANISASI
Berhubung dalam pelaksanaan orientasi organisasi kegiatan
penyampaian materinya terstruktur, maka untuk
mempermudah pelaksanaannya, dijelaskan sebagai berikut:
A. Tujuan
Tujuan orientasi organisasi bagi CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti orientasi organisasi, peserta mampu mempresentasikan lingkup organisasi Kementerian Kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti orientasi organisasi, peserta mampu: a. Menjelaskan kedudukan dan struktur organisasi
Kementerian Kesehatan;
b. Menjelaskan visi, misi, tugas, dan fungsi organisasi Kementerian Kesehatan;
c. Menjelaskan tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi Kementerian Kesehatan;
16 d. Menjelaskan strategi dan kebijakan bidang tugas
instansi;
e. Menjelaskan indikator kinerja organisasi;
f. Menjelaskan Standar Operating Procedures (SOP) untuk pelaksanaan tugas;
g. Menjelaskan sarana dan prasarana organisasi; h. Membuat kertas kerja.
B. Filosofi
Filosofi orientasi organisasi bagi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Orientasi ini diarahkan untuk membentuk CPNS agar mampu melaksanakan tugas yang akan diembannya. 2. Proses pembelajaran pada orientasi organisasi ini
dilaksanakan dengan prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi) yang merupakan kegiatan interaktif dan diikuti oleh setiap peserta yang difasilitasi oleh pelatih/pembimbing.
3. Orientasi organisasi ini dilaksanakan berdasarkan azas manfaat artinya setelah menyelesaikan diklat, peserta dituntut untuk mengetahui peran, tugas dan fungsinya dalam organisasi tempat kerja.
4. Peserta yang telah mengikuti proses orientasi organisasi secara lengkap dan sesuai dengan ketentuan, maka
17 yang bersangkutan dapat melanjutkan kegiatan pada kegiatan praktik kerja.
C. Struktur Program dan Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP).
Untuk mempermudah proses pembekalan pengetahuan tentang Kementerian Kesehatan terhadap CPNS maka materi-materi yang perlu disampaikan dan lamanya penyampaian materi, tertulis dalam struktur program.
Sedangkan untuk panduan Narasumber dalam
menyampaikan materi dijelaskan dalam Garis-garis program pembelajaran (GBPP) masing-masing materi dan agar tim pengelola orientasi CPNS mengetahui alur proses kegiatan yang perlu dilakukan, maka dijelaskan dalam diagram proses pembelajaran.
18
1. Struktur Program.
NO MATERI WAKTU JML
T P PL A MATERI DASAR:
Kebijakan publik dan kebijakan pembangunan kesehatan
2 0 0 2
B. MATERI INTI:
1. Kedudukan dan struktur organisasi 3 0 0 3 2. Visi, misi, tugas dan fungsi organisasi 3 0 0 3 3. Tujuan, nilai-nilai/prinsip-prinsip
organisasi
3 0 0 3
4. Strategi dan kebijakan bidang tugas instansi
3 0 0 3 5. Indikator kinerja organisasi 3 0 0 3 6. Standar Operating Procedures (SOP) 3 0 0 2 7. Sarana dan prasarana organisasi 3 0 0 3 8. Penulisan Kertas Kerja 2 5 0 7 C. MATERI PENUNJANG:
Membangun komitmen belajar/Building Learning Commitmen (BLC)
0 3 0 3
JUMLAH 25 8 0 33
Keterangan:
T: Teori; P: Penugasan; PL: Praktek Lapangan. 1 Jpl @ 45 menit.
19
2. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Nomor : MD. 01
Materi : Kebijakan Publik dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Waktu : 2 jpl (T= 2)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tentang (TPU) kebijakan publik dan kebijakan pembangunan kesehatan.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang kebijakan publik. 2. Menjelaskan tentang kebijakan pembangunan kesehatan. 1. Kebijakan publik a. Pengertian kebijakan. b. Jenis-jenis kebijakan. c. Kriteria kebijakan yang
baik. 2. Kebijakan pembangunan kesehatan. a. RPJPN 2004-2025 b. RPJP Bidang Kesehatan 2004-2025. Ceramah tanya jawab Slide Komputer LCD Permenpan Perka BKN Permenkes. RPJPN, RPJP Kesehatan
20
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu Referensi c. RPJMN 2010-2014. d. Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014. e. Sistem Kesehatan Nasional 2012.
f. Rencana Aksi Eselon I terkait
21
Nomor : Materi Inti. 1
Materi : Kedudukan dan struktur organisasi Waktu : 3 jpl (T= 3)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tentang (TPU) kedudukan dan struktur organisasi.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang kedudukan organisasi 1.Kedudukan Kementerian Kesehatan: - Peran Kementerian Kesehatan Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 2. Menjelaskan struktur organisasi Kementerian Kesehatan 2.Struktur organisasi Kementerian Kesehatan 3. Menjelaskan kedudukan organisasi dan struktur organisasi dimana CPNS ditugaskan
3.Kedudukan organisasi dan struktur organisasi dimana CPNS ditugaskan
22
Nomor : MI. 2
Materi : Visi, Misi, Tugas, dan fungsi organisasi. Waktu : 3 jpl (T= 3)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tentang (TPU) visi, misi, tugas dan fungsi organisasi.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang
visi dan misi Kementerian Kesehatan
1. Visi dan misi Kementerian Kesehatan Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 2. Menjelaskan tentang
visi dan misi di
masing-masing eselon I dan II di
Kementerian Kesehatan
2. Misi di masing-masing eselon I dan II di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
23
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
3. Menjelaskan tentang tugas dan fungsi di masing-masing eselon I, II, III dan IV di lingkungan Kementerian Kesehatan
d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
3. Tugas dan fungsi eselon I, II, III dan IV di:
a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
24
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
25
Nomor : Materi Inti. 3
Materi : Tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip oganisasi Waktu : 3 jpl (T= 3)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tujuan dan nilai- (TPU) nilai/prinsip-prinsip oganisasi
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip Kementerian Kesehatan
2. Menjelaskan tentang tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip eselon I dan II di
Kementerian Kesehatan
1.Tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip Kementerian Kesehatan
2.Tujuan dan
nilai-nilai/prinsip-prinsip eselon I dan II di:
a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Curah pendapat Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Renstra Reaksi Renprog
26
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Lingkungan
d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
27
Nomor : Materi Inti. 4
Materi : Strategi dan Kebijakan bidang tugas instansi Waktu : 3 jpl (T= 3)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami strategi dan (TPU) kebijakan tugas instansi
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang Strategi dan Kebijakan Kementerian Kesehatan
1. Strategi dan Kebijakan Kementerian Kesehatan Curah pendapat Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Renstra Reaksi Renprog 2. Menjelaskan tentang
Strategi dan Kebijakan eselon I dan II di
Kementerian Kesehatan
2. Strategi dan Kebijakan eselon I dan II di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
28
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
29
Nomor : Materi Inti. 5
Materi : Indikator kinerja organisasi Waktu : 3 jpl (T= 3)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Indikator Kinerja (TPU) organisasi.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan indikator
kinerja Kementerian Kesehatan
2. Menjelaskan indikator kinerja:
1. Indikator kinerja organisasi
2. Indikator kinerja di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD - UU pokok-pokok kepegawaian - PP 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai - PP 46 tahun 2011 tentang penilain prestasi kerja
30
d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
31
Nomor : Materi Inti. 6
Materi : Standar Operasional Prosedur (SOP) Waktu : 3 jpl (T= 3)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan SOP 1. SOP:
a. Pengertian SOP
b. Tujuan dan Manfaat SOP c. Tahapan membuat SOP d. Jenis dan ruang lingkup SOP
Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD 2. Menjelaskan Standar Operating Procedures yang digunakan di eselon I dan II di Kementerian Kesehatan .
2.Standar Operating Procedures yang digunakan di:
a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
32
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak e. Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan h. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
33
Nomor : Materi Inti. 7
Materi : Sarana dan Prasarana Organisasi Waktu : 3 jpl (T= 3)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan sarana dan (TPU) prasarana dimana CPNS ditempatkan.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub
Pokok Bahasan Metode
Media dan Alat
Bantu Referensi Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan sarana dan prasarana pendukung yang digunakan oleh eselon 1.
1. Sarana dan prasarana pendukung yang
digunakan oleh eselon 1
Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 2. Menjelaskan sarana dan
prasarana pendukung yang digunakan di tempat CPNS ditugaskan
2. Sarana dan prasarana pendukung yang digunakan di tempat CPNS ditugaskan
34
Nomor : Materi Inti. 8
Materi : Penulisan Kertas Kerja Waktu : 7 jpl (T= 2, P = 5)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menulis kertas kerja
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan macam-macam penulisan kertas kerja 1. Macam-macam penulisan kertas kerja Ceramah tanya jawab Penugasan Slide Komputer LCD 2. Membuat kertas kerja
2. Teknik penulisan kertas kerja
35
Nomor : Materi Penunjang. 1 (Khusus untuk pembekalan dengan klasikal) Materi : Membangun Komitmen Belajar/Building Learning Commitment (BLC) Waktu : 3 jpl (P= 3)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membangun komitmen (TPU) belajar dalam menciptakan situasi kondusif dalam proses pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Mengenal peserta,
panitia dan fasilitator 2. Merumuskan harapan
pembelajaran.
3. Merumuskan norma, nilai dan kontrol kolektif untuk disepakati bersama.
4. Merumuskan komitmen belajar untuk disepakati bersama.
1. Perkenalan peserta, panitia dan fasilitator 2. Harapan
pembelajaran.
3. Norma, nilai dan kontrol kolektif untuk disepakati bersama. 4. Komitmen belajar untuk disepakati bersama. Permainan Diskusi kelompok Slide Komputer LCD Alat permainan
36
D. Metode
Metode yang digunakan dalam orientasi organisasi adalah: 1. Ceramah tanya jawab
2. Tugas baca 3. Curah pendapat 4. Penulisan kertas kerja 5. Presentasi
E. Media
Media yang digunakan dalam orientasi organisasi adalah: 1. Slide
2. Komputer/ laptop 3. LCD
4. Panduan penugasan.
F. Diagram Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pembekalan dimasing-masing instansi digambarkan pada diagram sebagai berikut:
37
Diagram Proses Pembelajaran
Pembukaan n
Membangun komitmen belajar
Pembukaan n n WAWASAN: Kebijakan publik dan kebijakan pembangunan kesehatan Metode : Ceramah Tanya Jawab
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN:
1. Tugas, fungsi, visi, misi dan
kewenangan organisasi
2. Kedudukan dan struktur organisasi 3. Kebijakan bidang tugas instansi 4. Sarana dan prasarana organisasi 5. Standar kinerja/ standar pelayanan
umum 6. SOP
7. Budaya kerja/nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi
8. Penulisan kertas kerja Metode :
Ceramah Tanya Jawab, Tugas Baca, Resume setiap akhir materi
Penulisan Kertas Kerja
Hasil Orientasi Organisasi Memenuhi persyaratan/belum Pembukaan n Praktek Kerja n Pembukaan n n Tidak Ya
38 Proses pembelajaran yang digambarkan dalam diagram proses pembelajaran diatas adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan
Proses pembukaan orientasi organisasi kegiatannya adalah:
1) Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang perlunya orientasi organisasi
2) Pengarahan dari ketua tim tentang proses yang akan dijalani CPNS selama mengikuti kegiatan orientasi organisasi.
b. Membangun Komitmen Belajar
Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses orientasi organisasi. Kegiatannya antara lain:
1) Penjelasan oleh Narasumber tentang tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan dalam membangun komitmen belajar.
2) Perkenalan antara peserta dan para Narasumber serta tim orientasi organisasi, juga perkenalan antara sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
39
3) Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen norma, harapan masing- masing peserta selama pelatihan.
4) Kesepakatan antara para Narasumber, penyelenggara orientasi organisasi dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas dan lain sebagainya.
c. Pengisian pengetahuan/Wawasan
Setelah materi Membangun Komitmen Belajar selesai, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi dasar yaitu: Kebijakan Publik dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan.
d. Pengetahuan dan Keterampilan
Penyampaian pengetahuan dan keterampilan ini bermaksud agar CPNS memiliki kemampuan dalam mempresentasikan kedudukan dan struktur organisasi, tugas, fungsi, visi dan misi organisasi, strategi dan kebijakan organisasi, sarana dan prasarana, Standar Prosedur Operasional (SOP) dan tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip instansinya melalui pembelajaran mengenai organisasi melalui orientasi. Pembelajaran disajikan secara komunikatif yang meliputi ceramah tanya jawab, diskusi dan demonstrasi.
40 e. Penulisan Kertas Kerja
Setelah CPNS mengetahui tentang Kementerian Kesehatan dan tugas serta fungsi yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas, kemudian yang bersangkutan membuat kertas kerja. Kertas kerja ini sebagai acuan dalam pelaksanaan praktik kerja. f. Hasil orientasi organisasi
Akhir kegiatan orientasi organisasi diharapkan semua peserta mampu menghasilkan lembar kerja tentang organisasinya dan mampu mempresentasikan kedudukan dan struktur organisasi, tugas, fungsi, visi dan misi organisasi, strategi dan kebijakan organisasi, sarana dan prasarana, Standar Prosedur Operasional (SOP) dan tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip dimana yang bersangkutan ditempat tugaskan.
g. Praktik Kerja
Hasil penulisan kertas kerja, akan diimplementasikan saat pelaksanaan praktik kerja. Panduan praktik kerja dijelaskan pada Bab IV.
G. Model Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dilakukan 2 model yaitu: 1. Apabila jumlah CPNS yang ditempatkan kurang dari 5
orang, maka model pembelajaran yang digunakan non klasikal maksudnya proses pembelajaran dapat
41 dilakukan melalui pembimbingan/fasilitasi di tempat tugas masing-masing CPNS.
2. Apabila jumlah CPNS yang ditempatkan paling sedikit 5 orang, maka model pembelajaran yang digunakan klasikal maksudnya proses pembelajaran dapat dilakukan bersamaan di ruangan tertentu.
H. Tempat
Tempat orientasi organisasi adalah di Unit Utama/ Unit Kerja CPNS bertugas dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Apabila CPNS yang ditempatkan kurang dari 5 orang,
maka orientasi organisasi dilakukan di tempat CPNS ditugaskan.
2. Apabila jumlah CPNS yang ditempatkan 5 – 30 orang, maka orientasi organisasi dapat dilakukan disuatu tempat khusus, misalkan aula/ruang pertemuan atau tempat lain yang sesuai untuk proses penyampaian materi. Tempat yang telah ditentukan hendaknya dilengkapi dengan peralatan untuk mendukung penyampaian materi.
I. Peserta
1. Jumlah peserta dalam 1 angkatan antara 5 – 30 orang CPNS.
42 2. Peserta yang telah memenuhi syarat dalam melaksanakan orientasi organisasi, dapat mengikuti praktik kerja.
J. Narasumber
Ada beberapa persyaratan yang perlu dimiliki oleh Narasumber dalam pelaksanaan orientasi organisasi: 1. Kriteria Narasumber dalam orientasi organisasi ini
adalah:
a. Narasumber dapat berasal dari internal atau eksternal unit kerja yang ditunjuk oleh Kepala Unit kerja
b. Berbadan sehat (jasmani dan rohani); c. Berkelakuan baik dan tidak diskriminatif;
d. Pangkat/golongan minimal sama dengan peserta; dan e. Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.
2. Kompetensi Narasumber
a. Menguasai tugas dan fungsi instansi Kementerian Kesehatan termasuk instansi dimana CPNS ditempatkan;
b. Memahami Pedoman Orientasi CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan yang telah disusun oleh Pusdiklat Aparatur.
43 d. Apabila dimungkinkan disarankan agar Narasumber/ pembimbing materi tertentu berasal dari instansi yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
K. Penyelenggaraan Orientasi Organisasi.
Penyelenggaraan orientasi organisasi dilakukan mulai dari persiapan dan pelaksanaan sedangkan evaluasi digabung dengan hasil evaluasi praktik kerja yang dijelaskan pada Bab V.
1. Persiapan Orientasi Organisasi
Persiapan pembekalan pengetahuan dalam orientasi organisasi dilakukan dalam 2 kegiatan yaitu persiapan administrasi dan persiapan teknis, dengan rincian sebagai berikut:
a. Persiapan Administrasi
1) Membuat draft surat tugas untuk Narasumber yang berasal dari instansi, tetapi apabila mengundang Narasumber dari luar maka membuat draft surat permohonan mengajar. 2) Apabila pelaksanaan orientasi organisasi
dilakukan dalam satu tempat khusus maka administrasi membuat draft surat permohonan untuk membuka acara orientasi untuk pimpinan
44
organisasi masing-masing dengan
mencantumkan waktu dan tempat pembukaan. 3) Membuat surat tugas untuk peserta orientasi. 4) Mengirimkan dan memonitor surat undangan
Narasumber
5) Membuat daftar absen
6) Merekapitulasi biodata peserta 7) Menggandakan makalah
8) Menyiapkan tempat untuk orientasi organisasi apabila proses orientasi dialokasikan ditempat tertentu.
9) Menyiapkan alat tulis yang diperlukan selama pelatihan.
b. Persiapan Teknis
1) Mengadakan rapat persiapan diantaranya menyepakati pembagian tugas tim orientasi CPNS.
2) Membuat jadwal kegiatan orientasi organisasi. 3) Mempelajari struktur program dan Garis-Garis
Besar Program Pembelajaran (GBPP) per materi. 4) Menentukan Narasumber
5) Meninjau tempat yang akan dijadikan lokasi untuk proses kegiatan. Apabila dilaksanakan di lokasi tertentu.
45 6) Menyiapkan bahan pembekalan pengetahuan
dalam rangka orientasi organisasi.
7) Mempersiapkan instrumen untuk evaluasi peserta seperti formulir terlampir.
2. Proses Pembekalan Materi a. Melakukan registrasi peserta
b. Menyiapkan absensi untuk peserta yang dilakukan setiap hari
c. Menyiapkan absensi untuk Narasumber d. Menyiapkan tanda peserta (name tag)
e. Membagikan bahan untuk proses pembelajaran f. Mengecek fungsi AVA serta alat bantu pelatihan yang
akan digunakan agar sesuai dengan metode pembelajaran.
g. Melaksanakan pembukaan, apabila kegiatan dilaksanakan di tempat tertentu.
h. Menyampaikan materi-materi yang sudah ditentukan. i. Memonitoring dan melakukan evaluasi terhadap
aktivitas peserta selama mengikuti orientasi organisasi.
L. Evaluasi Orientasi Organisasi.
Evaluasi orientasi organisasi dilakukan terhadap peserta, nara sumber dan penyelenggara pelatihan, sedangkan
46 bobot hasil evaluasi CPNS, merupakan gabungan antara evaluasi orientasi organisasi dan praktik kerja yang dijelaskan pada Bab V
1. Evaluasi Peserta
Evaluasi yang dijelaskan pada Bab V merupakan gabungan antara evaluasi orientasi organisasi dengan praktik kerja. Khusus untuk orientasi organisasi difokuskan pada kemampuan peserta dalam membuat dan mempresentasikan kertas kerja dihadapan pejabat-pejabat atau staf seniornya. Sistematika kertas kerja sepeti tercantum dalam lampiran 1.
Saat membuat kertas kerja orientasi organisasi cukup membuat Bab II point A, Bab III point A, dan Bab IV point A.
2. Evaluasi Terhadap Narasumber/pembimbing
Evaluasi terhadap Narasumber/pembimbing dilakukan oleh peserta pada setiap akhir penyampaian materi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kepuasan peserta terhadap kemampuan
Narasumber/pembimbing dalam menyampaikan
pengetahuan dan atau ketrampilan saat menyampaikan materi. Form evaluasi terlampir.
47
3. Evaluasi Penyelenggaraan
Evaluasi penyelenggaraan dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan administrasi dan akademis yang dilakukan oleh Tim Orientasi CPNS selama proses orientasi organisasi.
48
PRAKTIK KERJA
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan praktik kerja adalah:
A. Tujuan Praktik Kerja
Untuk meningkatkan kompetensi CPNS agar memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas jabatan yang diembannya.
B. Hasil dan indikator hasil belajar
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti kegiatan praktik kerja peserta mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan yang diembannya, mengevaluasi hasil pelaksanaan tugasnya dan memberikan saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas jabatan di instansinya.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti praktik kerja CPNS dapat:
a. Menjelaskan konsep dan tahapan praktik kerja yang telah dilaksanakan;
49 b. Menjelaskan uraian tugas/standar kompetensi sesuai
dengan jabatan yang diembannya;
c. Menjelaskan peraturan perundangan yang terkait tugas jabatannya;
d. Mengelola pelaksanaan tugas jabatan pada unit organisasinya;
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugasnya;
f. Memberikan saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas kepada atasan;
g. Mempresentasikan praktik kerja sesuai tugas jabatannya.
C. Materi Pokok
Materi pokok dalam praktik kerja adalah sebagai berikut: 1. Konsep dan tahapan praktik kerja;
2. Uraian tugas/standar kompetensi jabatan;
3. Peraturan perundang-undangan yang terkait tugas jabatannya;
4. Praktek Kerja sesuai tugas jabatan; 5. Evaluasi hasil pelaksanaan tugasnya; 6. Saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas; 7. Penulisan Kertas Kerja.
8. Materi lain yang khusus sesuai dengan kompetensi jabatan yang dibutuhkan.
50 Khusus untuk materi 1-4 yaitu materi:
1. Konsep dan tahapan praktik kerja;
2. Uraian tugas/standar kompetensi jabatan;
3. Peraturan perundangan yang terkait tugas jabatannya; 4. Praktek Kerja sesuai tugas jabatan;
disesuaikan dengan unit kerja dimana CPNS ditempatkan.
Materi-materi yang disampaikan dalam praktik kerja merupakan pendalaman dari hasil diklat orientasi organisasi. Oleh karena itu materi-materi dalam praktik kerja, fokus pada tugas masing CPNS di masing-masing instansi. Materi-materi tersebut, mungkin dalam bentuk buku pedoman, aturan-aturan, Standar Prosedur Operasional-Standar Prosedur Operasional (SOP-SOP)/ SOP atau acuan-acuan lain yang digunakan oleh masing-masing instansi dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan demikian peserta praktik kerja akan memahami dan langsung melaksanakan tugas pokok dan fungsi dari organisasi, tugas pokok dan fungsi unit kerja serta melaksanakan tugas sesuai dengan yang seharusnya.
Siap atau tidaknya CPNS dalam melaksanakan tugas, tergantung dari pembimbing saat melaksanakan praktik kerja.
51
D. Metode
Metode pembelajaran yang dipergunakan minimal adalah: 1. Ceramah; 2. Tanya jawab; 3. Diskusi; 4. Praktek; 5. Laporan praktik; 6. Presentasi
Metode dapat dikembangkan disesuaikan dengan tugas dimana masing-masing CPNS ditempatkan.
E. Media
Media pembelajaran yang dipergunakan minimal adalah: 1. Modul;
2. Naskah; 3. Slide.
Selebihnya media yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan.
F. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan tugas masing-masing CPNS dalam
52
G. Pembimbing praktik kerja.
Persyaratan sebagai pembimbing praktik kerja adalah: 1. Pembimbing yang bertugas untuk memfasilitasi dan
membekali CPNS ditetapkan dengan surat tugas/ tercantum dalam SK Orientasi CPNS yang ditetapkan oleh kepala unit kerja,
2. Agar CPNS kompeten dalam melaksanakan tugasnya maka penunjukan pembimbing disesuaikan dengan formasi jabatan yang dibuka oleh Biro Kepegawaian 3. Perbandingan antara pembimbing dengan peserta
adalah 1 : 5 artinya 1 orang pembimbing memfasilitasi 5 (lima) orang CPNS.
4. Pembimbing mempunyai kewajiban mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada peserta, yang terdiri dari:
a. Konsep dan tahapan praktik kerja;
b. Uraian tugas/standar kompetensi jabatan;
c. Peraturan perundangan yang terkait tugas jabatannya;
d. Praktek Kerja sesuai tugas jabatan; e. Evaluasi hasil pelaksanaan tugasnya; f. Saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas; g. Penulisan Kertas Kerja.
53 5. Kriteria pembimbing praktik kerja adalah sebagai berikut:
a. Berbadan sehat, baik jasmani maupun rohani; b. Berkelakuan baik dan tidak diskriminatif;
c. Telah memahami pedoman orientasi CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan terutama tentang praktik kerja;
d. Menguasai tugas dan fungsi masing-masing unit kerja di instansi Kementerian Kesehatan;
e. Kompeten dalam pelaksanaan tugasnya;
f. Pangkat dan golongan, minimal sama dengan CPNS; dan memiliki masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.
H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja
1. Waktu
a. Praktik kerja dilaksanakan langsung setelah CPNS selesai melaksanakan orientasi organisasi.
b. Lama pelaksanaan praktik kerja minimal 3 (tiga) minggu dan maksimal disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing unit kerja.
2. Tempat praktik kerja
Tempat praktik kerja harus sesuai dengan kompetensi yang perlu dimiliki CPNS untuk melaksanakan tugas. Tempat praktik kerja ditetapkan oleh Unit Utama/ Unit Kerja dimana CPNS ditempatkan, dengan ketentuan bahwa praktik kerja dapat dilakukan di:
54 a. Unit kerja dimana CPNS ditempatkan, atau
b. Unit kerja yang ditunjuk, yang merupakan pembina dalam bidang pekerjaan tersebut.
Contoh:
1) Apabila CPNS didalam Surat Keputusan (SK) CPNS mengisi formasi jabatan sebagai pustakawan, dan yang bersangkutan ditempatkan di instansi yang tidak memiliki pustakawan, maka yang bersangkutan melaksanakan praktik kerja di unit kerja yang ditunjuk dan merupakan pembina dalam bidang pekerjaan tersebut atau di instansi yang memiliki pustakawan yang kompeten sebagai pembimbing
2) Apabila CPNS didalam Surat Keputusan (SK) CPNS mengisi formasi jabatan dokter umum dan ditempatkan di unit kerja yang menangani manajerial, maka tempat praktik kerja dilakukan di unit kerja tersebut.
I. Penyelenggaraan Praktik Kerja
Penyelenggaraan praktik kerja dilakukan mulai dari persiapan, dan pelaksanaan sedangkan evaluasi digabung dengan hasil evaluasi orientasi organisasi yang dijelaskan pada Bab V.
55 1. Persiapan Praktik Kerja
Persiapan praktik kerja dilakukan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
a. Mengkaji ulang hasil kesepakatan tentang:
1) Jadwal Praktik Kerja di masing-masing Unit Kerja. 2) Pembimbing praktik kerja yang diperkuat dengan
surat tugas/SK yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja.
3) Sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk praktik kerja
4) Pembagian kelompok CPNS apabila jumlah CPNS lebih dari 5 orang dan disesuaikan dengan formasi jabatan yang tercantum didalam SK masing-masing CPNS.
b. Mengembangkan hasil kajian ulang apabila diperlukan, misal ada perubahan jadwal, pembimbing, sarana dan prasarana serta pembagian kelompok CPNS.
c. Pembimbing yang sudah ditunjuk melakukan tugas sebagai berikut:
1) Menentukan jadwal pembimbingan setiap sesi dan materi praktik kerja
2) Menentukan tahapan kerja yang akan dilakukan CPNS
56 3) Mempersiapkan SOP terkait dengan pelaksanaan
tugas jabatan CPNS di satuan kerjanya
4) Membuat ceklist untuk mengukur pelaksanaan tugas Praktik Kerja CPNS.
5) Membimbing CPNS sesuai dengan mekanisme praktik kerja
6) Menjadi role model dalam pelaksanaan tugasnya bagi CPNS bimbingannya.
7) Mengevaluasi CPNS
d. Menggandakan formulir evaluasi peserta praktik kerja e. Menugaskan CPNS untuk melaksanakan praktik kerja
2. Pelaksanaan Praktik Kerja
Langkah-langkah pelaksanaan praktik kerja sebagai berikut :
a. Melakukan review materi-materi yang disampaikan saat orientasi organisasi secara lisan dengan maksud untuk mengetahui kedalaman pemahaman terutama yang berhubungan dengan tugas yang diemban oleh masing-masing CPNS.
b. Menginformasikan profil unit kerja 1) Struktur Organisasi
2) Tugas dan fungsi 3) Visi dan misi
57 5) Sarana
6) Prasarana
7) Hasil kerja (produk)
c. Menyampaikan SOP yang akan digunakan dimasing-masing unit kerja dimana CPNS ditempatkan.
d. Mempraktikkan penggunaan prasarana sesuai dengan tugas dan fungsi CPNS yang bersangkutan e. Mempraktikkan tata cara kerja sesuai dengan SOP/
ketentuan-ketentuan/ standar-standar lainnya yang digunakan untuk melaksanakan tugas dimana CPNS ditempatkan.
f. Menyusun Kertas Kerja berupa laporan kegiatan selama CPNS melakukan praktik kerja
g. Melaksanakan seminar kertas kerja.
J. Evaluasi Praktik Kerja
Evaluasi praktik kerja dilakukan dengan menggunakan cheklist atau alat ukur untuk mengetahui kompetensi CPNS dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu alat ukur untuk evaluasi praktik kerja disesuaikan dengan pengukuran kinerja yang ada di masing-masing instansi. Khusus evaluasi peserta dijelaskan pada Bab V yang merupakan gabungan antara orientasi organisasi dengan praktik kerja.
58 Pembimbing praktik kerja saat membuat laporan praktik kerja meneruskan laporan kertas kerja, yaitu hanya melengkapi Bab II point B, Bab III point B dan Bab IV point B serta Bab V Penutup. Apabila semua telah diisi judulnya diganti menjadi Laporan Orientasi CPNS. (lihat lampiran Sistematika Penulisan Laporan)
59
EVALUASI, SURAT KETERANGAN
DAN PELAPORAN
Setelah CPNS mengikuti orientasi organisasi dan praktik kerja, kemudian hasil evaluasi dari setiap kegiatan dilakukan penggabungan dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Evaluasi
Aspek-aspek yang dinilai memiliki bobot sebagai berikut 1. Sikap Perilaku (40 %);
2. Orientasi Organisasi dan Praktik Kerja (60 %).
Unsur-unsur yang dinilai adalah sebagai berikut: 1. Aspek Sikap Perilaku.
Bobot (%) dan Unsur yang dinilai dari aspek perilaku adalah sebagai berikut:
a. Integritas (10 %); b. Etika (10%); c. Kedisiplinan (10%); d. Kerjasama (5%); e. Prakarsa (5%).
BAB V
60 Indikator yang dinilai dari masing-masing unsur aspek sikap dan perilaku adalah:
a. Integritas
Integritas adalah ketaatan dan kemampuan bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai agama, sosial, budaya, dan kelompok.
Indikator integritas adalah:
1) Kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugas Orientasi CPNS;
2) Ketegasan dalam menyampaikan ide dan gagasan;
3) Konsistensi dalam melaksanakan tugas-tugas Orientasi CPNS;
4) Kepatuhan pada nilai-nilai agama dan moral selama mengikuti Orientasi CPNS.
Pengamatan dan penilaian integritas
menggunakan Formulir 1.
b. Etika
Etika adalah kemampuan berperilaku, bertutur kata, bertindak sesuai dengan nilai-nilai sosial, budaya, kelompok dan etika PNS.
61 Indikator etika adalah:
1) Kesopanan dalam berperilaku sehari-hari selama mengikuti Orientasi CPNS;
2) Kesantunan dalam bertutur kata;
3) Toleransi terhadap keragaman agama, suku, bahasa dan ras;
4) Empati dalam pergaulan selama mengikuti Orientasi CPNS.
Pengamatan dan penilaian etika menggunakan Formulir 2.
c. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap ketentuan dalam penyelenggaraan Orientasi CPNS.
Indikator kedisiplinan adalah:
1) Kerapihan dan kesopanan berpakaian selama mengikuti Orientasi CPNS;
2) Ketepatan hadir dalam mengikuti setiap kegiatan Orientasi CPNS;
3) Kesungguhan dalam mengikuti setiap kegiatan Orientasi CPNS;
62
Pengamatan dan penilaian kedisiplinan
menggunakan Formulir 3.
d. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan berkoordinasi dan bersinergi dengan pembimbing, penyelenggara dan sesama peserta dalam menyelesaikan tugas secara bersama, serta mampu mempertemukan berbagai gagasan.
Indikator kerjasama adalah:
1) Berkoordinasi dengan pembimbing, penyelenggara dan sesama peserta untuk penyelesaian tugas-tugas Orientasi CPNS;
2) Bersinergi dengan pembimbing, penyelenggara dan sesama peserta untuk penyelesaian tugas-tugas Orientasi CPNS;
3) Tidak mendikte atau mendominasi kelompok; 4) Mau menerima pendapat orang lain.
Pengamatan dan penilaian kerjasama menggunakan Formulir 4.
63 e. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan mengajukan gagasan atau inovasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan yang lebih luas.
Indikator prakarsa adalah:
1) Membantu terciptanya iklim Orientasi CPNS yang kondusif bagi lahirnya ide-ide pembaharuan; 2) Mampu membuat saran pembaharuan;
3) Aktif mengajukan pertanyaan yang menggugah pemikiran;
4) Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi dan lingkungan.
Pengamatan dan penilaian prakarsa menggunakan Formulir 5.
Peserta yang telah mengikuti proses orientasi organisasi secara lengkap dan sesuai dengan ketentuan, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan pada praktik kerja
2. Orientasi Organisasi dan Praktik Kerja
Bobot (%) dan Unsur yang dinilai adalah sebagai berikut: a. Tugas dan fungsi organisasi (5%);
b. Tugas dan fungsi unit kerja (5%); c. Pelaksanaan tugas (50%).
64 Indikator yang dinilai dari masing-masing unsur adalah: a. Tugas dan Fungsi Organisasi
Tugas dan Fungsi Organisasi adalah kemampuan peserta dalam menjelaskan tugas pokok dan fungsi organisasinya.
Indikator Tugas dan Fungsi Organisasi adalah dapat mengetahui:
1) Kedudukan dan struktur organisasinya;
2) Tugas, fungsi, visi, misi dan kewenangan organisasinya;
3) Tujuan, nilai-nilai/ prinsip-prinsip organisasinya. 4) Strategi dan Kebijakan organisasi;
5) Indikator kinerja/ Standar Pelayanan Umum organisasi;
6) Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelaksanaan tugasnya;
7) Sarana dan prasarana serta manfaatnya dalam pelaksanaan tugas;
b. Tugas dan Fungsi Unit Kerja
Tugas dan Fungsi Unit Kerja adalah kemampuan peserta dalam menjelaskan tugas pokok dan fungsi Unit Kerjanya.
65 Indikator Tugas dan Fungsi Unit kerja adalah dapat menjelaskan:
1) Tugas dan fungsi unit kerjanya; Kedudukan dan struktur organisasi unit kerjanya; dan bidang tugas unit kerjanya;
2) Sarana dan prasarana serta manfaatnya dalam pelaksanaan tugas;
3) Indikator Kinerja/Standar Pelayanan Umum dan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelaksanaan tugasnya;
4) Tujuan, nilai-nilai/ prinsip-prinsip organisasinya.
c. Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan Tugas adalah kemampuan peserta dalam menjelaskan tugas-tugas sesuai jabatannya.
Indikator pelaksanaan tugas adalah dapat menjelaskan:
1) Konsep dan tahapan praktik kerja yang dilaksanakan;
2) Uraian tugas/standar kompetensi sesuai dengan jabatan yang diembannya;
3) Peraturan perundangan yang terkait tugas jabatannya;
66 4) Pelaksanaan tugas jabatan pada unit organisasinya; dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan tugasnya;
Pengamatan dan penilaian Unsur Kemampuan Bidang Tugas menggunakan Formulir 6.
d. Cara Penilaian
1) Nilai terendah adalah 0 (nol) sedangkan nilai tertinggi adalah 100 (seratus);
2) Nilai (antara nol dan 100) dikalikan dengan bobot masing-masing .
3) Nilai aspek sikap dan perilaku merupakan jumlah dari masing-masing nilai dikalikan dengan bobot masing-masing;
4) Nilai aspek kemampuan bidang tugas merupakan jumlah dari masing-masing nilai dikalikan dengan bobot masing-masing;
5) Jumlah nilai sikap dan perilaku ditambah nilai kemampuan bidang tugas adalah nilai akhir yang diperoleh peserta yang telah direkap, dengan menggunakan Formulir 7
6) Penilaian terhadap peserta dilakukan oleh Tim
yang dibentuk oleh Pejabat Pembina
67 e. Kualifikasi kelulusan Orientasi CPNS ditetapkan
dengan gradasi penilaian sebagai berikut : 1) Sangat Memuaskan (Skor : 92,5 – 100); 2) Memuaskan (Skor : 85,0 - 92,4);
3) Baik Sekali (Skor : 77,5 – 84,9); 4) Baik (Skor : 70,0 – 77,4);
5) Tidak Lulus (Skor : Dibawah 70,0).
Apabila nilai yang didapat kurang dari 70, maka CPNS dinyatakan tidak lulus dan wajib memperpanjang kegiatan Orientasi CPNS untuk memperbaiki unsur yang memiliki nilai kurang dari 70 sampai dengan CPNS yang bersangkutan dinyatakan lulus.
B. Surat Keterangan
Bagi CPNS yang telah selesai dan memenuhi syarat dalam mengikuti orientasi organisasi dan praktik kerja akan mendapatkan Surat Keterangan Lulus atau Tidak Lulus yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja masing – masing dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Kepala Biro Kepegawaian dan Kepala Unit Utama.
68 Apabila CPNS yang mengikuti orientasi organisasi dan praktik kerja belum memenuhi persyaratan, maka yang bersangkutan harus melakukan ulang kegiatan tersebut dengan fokus pada materi yang belum memenuhi syarat.
69 Contoh surat keterangan:
KOP SURAT
SURAT KETERANGAN
ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)
Nomor : ………
Dengan ini kami menetapkan bahwa :
- Nama :
- NIP :
- Pangkat/ Golongan :
- Jabatan :
- Unit Kerja/ Instansi :
Telah mengiktui ORIENTASI CPNS pada:
- Waktu pelaksanaan : ...
- Tempat pelaksanaan : ...
Dengan hasil: LULUS/ TIDAK LULUS dan kualifikasi ... Surat keterangan ini untuk dipergunakan sebagai mana mestinya. ..., ... 20.... Panitia Pengelola Orientasi CPNS, Kepala Unit Kerja,
(...) NIP. ...
Tembusan Yth:
a. Kepala Pusdiklat Aparatur BPPSDMK. b. Kepala Biro Kepegawaian Setjen.
70
C. Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan Orientasi CPNS dilakukan secara berjenjang :
1. Tim Pengelola Orientasi membuat catatan perilaku masing-masing CPNS selama mengikuti orientasi organisasi.
2. Pembimbing praktik kerja membuat catatan perilaku masing-masing CPNS selama mengikuti praktik kerja. 3. Tim Pengelola Orientasi CPNS membuat laporan
pelaksanaan orientasi CPNS yang terdiri dari orientasi organisasi dan praktik kerja.
4. Unit Kerja menetapkan laporan hasil Orientasi CPNS 5. Unit Utama menerima laporan hasil Orientasi CPNS dari
Unit Kerja.
6. Unit Utama menyampaikan laporan hasil Orientasi CPNS kepada Badan PPSDM Kesehatan melalui Pusdiklat Aparatur dan Sekretaris Jenderal melalui Biro Kepegawaian.
7. Biro Kepegawaian membuat laporan akhir seluruh pelaksanaan Orientasi CPNS dan disampaikan kepada seluruh unit utama.
71 Sistematika Laporan Orientasi CPNS:
Kata Pengantar Daftar Isi Bab I. Pendahuluan A. Latar belakang B. Tujuan C. Sasaran
D. Tempat dan waktu
Bab II. Penyelenggaraan Orientasi CPNS A. Persiapan
1. Persiapan teknis 2. Persiapan administrasi B. Pelaksanaan
1. Peserta, nara sumber dan pembimbing: a. Peserta
b. Nara sumber orientasi organisasi c. Pembimbing praktik kerja 2. Proses pembelajaran
a. Orientasi organisasi b. Praktik kerja C. Evaluasi
1. Evaluasi orientasi organisasi a. Evaluasi kertas kerja b. Evaluasi presentasi
c. Evaluasi Nara Sumber/pembimbing 2. Evaluasi Praktik kerja
a. Evaluasi praktik kerja b. Evaluasi pembimbing
3. Evaluasi penyelenggaraan orientasi CPNS D. Biaya (apabila ada)
Bab III. Kesimpulan dan Saran Bab IV. Penutup
Lampiran:
1) SK Tim Pengelola Orientasi CPNS 2) Kerangka Acuan Orientasi CPNS 3) Daftar hadir peserta
4) Biodata/ profil peserta orientasi CPNS 5) Jadwal kegiatan orientasi CPNS 6) Format 1 s/d 8 yang sudah diisi
7) Surat keterangan telah mengikuti orientasi untuk masing-masing CPNS