• Tidak ada hasil yang ditemukan

Basic Skill Counseling. Opening

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Basic Skill Counseling. Opening"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Basic Skill

Counseling

(2)

TAHAP I (AWAL) IDENTIFIKASI MASALAH

Isu sentral/utama didefinisikan klien atas bantuan konselor

Pengembangan alternatif masalah oleh Ko dan Kl

Keputusan untuk memilih definisi masalah yang terbaik sebagai hasil diskusi Ko-Kl

Apakah klien menerima definisi

masalah?

Ya, terus ke tahap berikut

Tidak kembali ke

(3)

Mari kita perhatikan dialog konseling

Tahap Awal di bawah ini:

Konselor : “Yeni, saya dengar tadi selentingan bahwa kamu ingin membicarakan

sesuatu mengenai pekerjaan.”

Klien : “Ya pak, pekerjaan saya banyak hambatan.” Konselor : “Banyak hambatan? Bagaimana itu?”

Klien : “Coba bapak piker, boss saya yang telah beranak empat mulai menggoda

saya sehingga membuat saya puyeng. Tadinya saya bekerja di bagian pemasaran. Saya senang di bagian itu karena sesuai dengan minat. Dan saya ingin betul-betul mengembangkan diri di situ. Tiba-tiba, saya dipindahkan menjadi sekretaris boss. Dan si Tuti dialihtugaskan kebagian lain. Kasihan teman itu. Saya tidak berminat menjadi sekretaris boss. Terutama karena sifat boss yang doyan cewek cantik. Namun saya perlu uang untuk biaya hidup keluarga karena ayah saya sudah meninggal dan saya adalah anak tertua di keluarga. Jadi saya amat bingung apakah saya harus bertahan disana atau pindah saja demi keamanan jiwa saya.”

(4)

Konselor : “Yeni, dari ungkapan perasaanmu tadi, saya melihat bahwa kamu sedang

mengalami konflik batin yang cukup berat dalam pekerjaan. Pertama, kamu ingin punya uang untuk membiayai keluarga. Akan tetapi disamping itu berdasarkan isu-isu selama ini, jabatan sekretaris boss adalah sumber pelecehan seksual oleh boss, sehingga rasanya kamu tidak tahan memegang jabatan barumu tersebut. Kedua, kamu sudah mulai ahli dengan pekerjaan pemasaran, dan dengan jabatan sekretaris tentu kamu akan mengulangi karirmu sejak awal lagi.”

Konselor : “Yeni, dari pembicaraan sekitar 20 menit, saya menangkap bahwa pertama,

anda sedang mengalami konflik karena jabatan baru (sekretaris) tidak sesuai dengan keinginan anda atas dasar jabatan lama (pemasaran) rasanya makin anda kuasai. Kedua, adanya kecemasan anda dengan kedudukan sebagai sekretaris boss, yaitu tentang kemungkinan terjadinya pelecehan seksual terhadap diri anda. Ketiga, anda berpikir bahawa kebutuhan biaya yang besar untuk adik-adik anda membuat anda terpaksa harus bekerja, namun menghadapi resiko dengan kemungkinan pelecehan.”

Klien “Ya pak, itulah yang saya rasakan sekarang, saya sedang bingung

(5)

Masalah

Yeni

adalah

konflik

karena jabatan baru tidak sesuai

dengan

keinginannya

dan

kekhawatiran

akan

mengalami

pelecehan seksual oleh bossnya.

Dengan sedikit informasi dari Yeni,

konselor harus mampu membuat

beberapa

kemungkinan

definisi

masalah. Jika Yeni dapat menerima

definisi-definisi masalah itu, maka

proses konseling dapat dilanjutkan ke

Tahap II, atau Tahap

Pertengahan-disebut juga Tahap Kerja (Work

(6)

Tahap III (Keputusan untuk Bertindak)

Konselor dan klien berusaha menyusun solusi untuk pemecahan masalah

Mengakhiri Sesi Menguji Solusi

(7)

Setiap tahapan konseling ada teknik2 tertentu. Berikut ini scr sistematis dikemukakan teknik2 konseling yg dpt digunakan pd setiap tahapan konseling.

TAHAP AWAL (DEFINISI MASALAH) TAHAP PERTENGAHAN (TAHAP KERJA) TAHAP AKHIR (ACTION) - Attending - Mendengarkan - Empati - Refleksi - Eksplorasi - Bertanya

- Menangkap pesan utama - Mendorong dan dorongan

minimal. - Menyimpulkan sementara - Memimpin - Memfokuskan - Konfrontasi - Menjernihkan - Memudahkan - Mengarahkan - Dorongan minimal - Diam - Mengambil Inisiatif - Memberi nasehat - Memberi Informasi - Menafsirkan - Menyimpulkan - Merencanakan - Menilai - Mengakhiri Konseling.

(8)

1. Attending

a. Memberikan kontak mata

b. Postur tubuh relaks

c. Menampilkan gesture yang alamiah

d. Pernyataan verbal tanpa ada interupsi,

pertanyaan, topik baru

(9)

Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien scr pribadi merp upaya yg dilakukan konselor dlm memberikan perhatian scr total kpd klien. Hal ini ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah.

Secara lebih detail, berikut ini dikemukakan sikap melayani (attending) yang baik, yakni:

1 Kepala Melakukan anggukan jika setuju. 2 Ekspresi

wajah

Tenang, ceria, senyum.

3 Posisi tubuh Agak condong ke arah klien, jarak konselor dengan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.

4 Tangan Variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan untuk menekankan ucapan.

5 Mendengar aktif

Aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam (menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada lawan bicara.

(10)

Adapun perilaku attending yang tidak baik ditampilkan melalui

sikap-sikap berikut:

1 Kepala Kaku.

2 Muka Kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat saat klien sedang bicara, mata melotot.

3 Posisi tubuh Tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling.

4 Bicara Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi kesempatan klien berpikir dan berbicara.

(11)

2. Empati (Empathy)

Klien : “Saya merasa sedih sekali karena setiap pria yang

menikahi saya selalu memutuskan untuk menceraikan saya”.

Konselor : “ehmm….saya dapat memahami perasaan Anda saat

ini….”

Melakukan empati primer dengan mengatakan:

“Saya dapat merasakan bagaimana perasaan saudara.” “Saya dapat memahami pikiran Anda.”

“Saya mengerti keinginan saudara.”

•Melakukan empati tingkat tinggi dengan mengatakan:

“Saya merasakan apa yang saudara rasakan, dan saya ikut terluka dengan pengalaman Anda itu.”

(12)

3. Refleksi (Reflection)

Secara lebih sederhana, refleksi dapat didefinisikan sebagai upaya konselor memperoleh informasi lebih mendalam tentang apa yang dirasakan oleh klien dengan cara memantulkan kembali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien.

a.Reflecting feelings (Merefleksikan Perasaan)

Klien : Saya begitu yakin akan menyelesaikan kuliah pada usia sekarang. Tetapi saya gagal menyelesaikannya. Saya merasa bodoh.

Konselor : Jadi,,,,,, kegagalan itu yang menyebabkan Anda merasa bodoh?

Klien : “Dosen itu sialan. Saya membencinya. Saya tidak akan pernah ikut kuliahnya. Saya tidak akan pernah mengerjakan tugas-tugasnya.”

(13)

b. Reflecting meanings

Apabila perasaan dan fakta dicampurkan dalam suatu respons yang akurat, hal inilah disebut sebagai refleksi makna. Misal:

Klien : Pak Dosen saya terus-menerus bertanya tentang kehidupan pribadi saya. Saya tidak ingin dia melakukan hal itu.

Konselor : Anda merasa jengkel karena dia tidak merespek privasi Anda.

c. Summative reflection (Refleksi Sumatif)

Terjadi suatu refleksi sumatif, bila diungkapkan kembali secara singkat tema dan perasaan utama yang diekspresikan pembicara selama durasi percakapan yang lebih lama dari pada yang terliput oleh bentuk refleksi lainnya.

Contoh:

“Tema yg selalu Anda ulangi adalah …”

“Marilah kita melakukan rekapitulasi dari apa yg sdh kita bicarakan sejauh ini …”

“Saya memikirkan apa yg Anda katakan. Saya melihat suatu pola dan saya ingin mengeceknya. Anda ...…”

(14)

4. Eksplorasi (Eksploration)

Adalah suatu keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien. Hal ini penting, karena kebanyakan klien menyimpan rahasia batin, menutup atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya dengan terus terang.

a. Eksplorasi Perasaan

“Bisakah Saudara menjelaskan bagaimana perasaan perasaan bingung yang Anda maksudkan?”

•“Saya kira, rasa sedih Anda begitu dalam pada peristiwa

tersebut. Dapatkah Anda kemukakan perasaan Anda lebih jauh?”

b. Eksplorasi Pengalaman

“Saya terkesan dengan pengalaman yang Anda lalui.

Namun saya ingin memahami lebih jauh tentang

pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap

pendidikan Anda.

(15)

Next ....

c. Eksplorasi Pikiran

•“Saya yakin Anda dpt

menjelaskan lebih jauh ttg apa

pendapat Anda tentang hadirnya

ibu tiri dalam rumah Anda

•“Saya kira, pendapat Anda

mengenai hal itu sangat baik

sekali, dptkah Anda

menguraikannya lebih lanjut.

•“Saya yakin saudara dapat

menjelaskan lebih jauh ide anda

tentang sekolah sambil bekerja.”

(16)

5. Menangkap Pesan Utama (Paraphrasing)

a. Dengarkan pesan utama itee

b. Ulangi pesan tersebut dengan bahasa iter Contoh:

Itee: “Saya sungguh tidak mengerti. Tadi dia bilang saya harus begini,

semenit kemudian saya disuruh begitu”

Iter: “Dia membuat anda bingung” Itee: “Ya betul, selain itu...”

Klien : “Biasanya dia selalu senang dengan saya, namun tiba-tiba dia memusuhi saya.”

Konselor : “Adakah yang akan anda katakan bahwa perilakunya tidak konsisten?”

Klien : “Itu suatu pekerjan yang baik. Akan tetapi saya tidak mengambilnya. Saya tidak tahu mengapa?”

(17)

6. Bertanya Untuk Membuka Percakapan (Open Question)

• “Bagaimana perasaan Ibu ketika melihat dia benar-benar kecanduan obat terlarang itu?”

• “Usaha apa yang telah ibu lakukan untuk mengatasi ketergantungan pada obat terlarang itu?”

• “Apakah saudara merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan sekarang?” • “Bagaimana perasaan Anda saat itu?”

• “Dapatkah Anda mengemukakan hal itu selanjutnya?”

• Boleh saya minta waktu barang lima menit sebelum Anda pergi meninggalkan ruangan ini?”

Sebaiknya gunakanlah kata-kata berikut untuk mengawali pertanyaan: apakah,

(18)

7. Bertanya Tertutup (Closed Questions)

Adapun tujuannya adalah: (1) untuk mengumpulkan informasi; (2) untuk menjernihkan atau memperjelas sesuatu; dan (3) menghentikan omongan klien yang melantur atau menyimpang jauh.

Konselor Apakah Anda sulit menerima kematian istri Anda?

Klien Ya.

Konselor Apakah Anda mencintainya?

Klien Ya pak.

Klien : “Saya berupaya meningkatkan prestasi belajar dengan mengikuti belajar

kelompok yang selama ini belum pernah saya lakukan.”

Konselor : “Biasanya Anda menempati peringkat keberapa?” Klien : “Empat”

Konselor : “Sekarang?” Klien : “Sebelas”

Klien (bicara melantur kemana-kemana)…

Konselor “Apakah Anda bisa berhenti bicara melantur seperti ini, dan kembali kepada persoalan semula?”

(19)

8. Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)

Upaya utama seorang konselor adalah agar kliennya selalu terlibat dalam pembicaraan dan membuka dirinya (self-disclosing) pada konselor. Dorongan ini diucapkan dengan kata-kata singkat seperti oh … ya … terus … dan … Tujuannya

adalah membuat klien semakin semangat untuk menyampaikan masalahnya dan mengarahkan pembicaraan agar mencapai sasaran dan tujuan konseling.

Klien : “Saya kehilangan segalanya. Orangtuaku…huhuhu”

Konselor : “terus…”

Klien : “Saya kehilangan pegangan … dan saya … berbuat” Konselor : “Ya”

Klien : “…nekad…” Konselor : “Lalu”

(20)

N0 VERBATIM BASIC SKILL/TEKNIK 1 Saya merasakan apa yang anda rasakan

2 Saya memahami apa yang kamu pikirkan. Namun saya menghargai tekadmu untuk melaksanakan dengan baik

3 Jadi disatu sisi anda mencintainya, akan tetapi disisi lain anda tak mau menikahinya 4 Kl: “ Saya amat bingung karena setiap hari

suami saya pulang dini hari dalam keadaan mabuk”

Ko: “ bingung?”

5 ‘’Anda kelihatan marah terhadap orang tua anda”

Coba kerjakan

Latihan Basic Skill Counseling

Empati Primer

Empati tingkat tinggi

Menangkap Pesan Utama Klien (parapharse)

Dorongan Minimal (minimal Encourage)

Refleksi Perasaan ( reflection of feeling )

(21)

N0 VERBATIM BASIC SKILL/TEKNIK

6 “Kelihatannya kamu begitu cemas, murung, dan

tidak begitu bersemangat ? apa demikian ?”

7 “Dapatkah Anda menjelaskan lebih jauh tentang

kecemasan atau masalah yang anda hadapi?”

8 “Saya memahami perasaanmu tertekan karena

merasa tidak berguna. Dapatkah anda menceritakan perasaan tak berguna itu ?

Refleksi perasaan, Bertanya terbuka Attending Eksplorasi perasaan, Bertanya terbuka Attending Empati primer, Refleksi pengalaman Bertanya terbuka Eksplorasi perasaan

(22)

N0 VERBATIM BASIC SKILL/TEKNIK 9 “kalau begitu kamu beranggapan sejauh ini

hancurnya prestasi belajar bukanlah kesalahanmu sendiri, akan tetapi kesalahan orang tuamu. Karena itu sikap memojokkan dari orang tua membuat kamu terhina, apa demikian ?”

10 Saudara selalu mengatakan bahwa tidak akan menyia-nyiakan kesempatan hidup di dunia yang hanya satu kali ini, akan tetapi saya melihat saudara belum juga bersedia untuk menjauhkan diri dari minuman beralkhohol itu, tentunya saudara sudah tahu akan akibatnya.

Paraprasing/pesan utama

Refleksi ide

(23)

Basic Skill

Counseling

Tahap II

Kerja

(24)

Apa yang kita lakukan

• Tugas fase ini adalah untuk memeriksa

kembali definisi masalah dan

mengembangkan suatu solusi-solusi alternatif.

• Proses ini terutama memasukkan pengujian

masalah sehingga menjadi fakta-fakta spesifik

tentang situasi feeling, thinking, dan

(25)

Pendektan apa yang akan kita gunakan?

• Konselor psikodinamika akan cenderung kurang

tertarik pada data-data tetapi akan meneliti data

tentang proses ketidaksadaran klien.

• Konselor trait and factor akan cenderung tertarik

pada pengungkapan sebanyak mungkin

data/fakta.

• Konselor humanistik menekankan pada kondisi

self yang realistik memahami kelemahan dan

potensi diri dalam situasi lingkungan saat ini,

percaya kualitas self yang mampu mengatasi.

(26)

Next....

• Pandangan berdasarkan satu teori adalah kurang

bijaksana, karena itu pendekatan ekletistik (meramu

semua unsur-unsur baik ditiap teori) adalah lebih

objektif mengingat amat beragamnya klien dan

problemnya (potensi dan masalah).

• Pendekatan eklektistik cenderung menghargai semua

pendekatan, namun memiliki bagian-bagian penting

dan sesuai dengan masalah klien yang dihadapi, karena

itu bisa jadi pendekatan humanistik digandengkan

(27)

TAHAP II (FASE KERJA)

Kerangka berpikir teoritis yang melandasi konselor dalam memahami masalah klien

Pendekatan Eklektik, Kualitas Pribadi Konselor, dan Kualitas Teknik Konselor

Konselor & Klien memeriksa definisi masalah & mengembangkan alternatif/cara-cara baru, potential answers, solutions, & mengembangkan isu-isu baru untuk

diskusi selanjutnya.

Berhasil Gagal

(28)

Setiap tahapan konseling ada teknik2 tertentu. Berikut ini scr sistematis dikemukakan teknik2 konseling yg dpt digunakan pd setiap tahapan konseling.

TAHAP AWAL (DEFINISI MASALAH) TAHAP PERTENGAHAN (TAHAP KERJA) TAHAP AKHIR (ACTION) - Attending - Mendengarkan - Empati - Refleksi - Eksplorasi - Bertanya

- Menangkap pesan utama - Mendorong dan dorongan

minimal. - Menyimpulkan sementara - Memimpin - Memfokuskan - Konfrontasi - Menjernihkan - Memudahkan - Mengarahkan - Dorongan minimal - Diam - Mengambil Inisiatif - Memberi nasehat - Memberi Informasi - Menafsirkan - Menyimpulkan - Merencanakan - Menilai - Mengakhiri Konseling.

(29)

Menyimpulkan Sementara (Summarizing)

Hasil percakapan antara konselor dan

klien hendaknya disimpulkan sementara

oleh

konselor

untuk

memberikan

gambaran kilas balik (feedback)

Konselor :

“Setelah kita berdiskusi beberapa waktu, alangkah baiknya jika kita simpulkan dahulu agar jelas hasil pembicaraannya yang telah kita

lalui. Dari materi pembicaraan yang kita diskusikan, kita sudah sampai kepada dua hal: Pertama, tekad Anda untuk bekerja sambil kuliah

makin jelas; Kedua, namun hambatan yang akan Anda hadapi, seperti yang Anda kemukakan tadi, ada beberapa yaitu: sikap orangtua yang menginginkan Anda segera menyelesaikan studi, dan waktu bekerja yang penuh sebagaimana dituntut oleh perusahaan yang akan Anda masuki. Benarkah demikian?

(30)

Interpretasi

Dalam interpretasi, seorang konselor harus

menggunakan teori-teori konseling dan

menyesuaikannya dengan permasalahan klien. Hal

ini, dilakukan untuk menghindari adanya

subjektivitas dalam hubungan konseling.

Adapun tujuan utama teknik ini adalah untuk

memberikan rujukan dan pandangan atas perilaku

klien agar klien mengerti dan berubah melalui

pemahaman dan hasil rujukan baru tersebut.

(31)

Next....

Klien : Saya pikir lebih baik saya mati saja. Tidak ada gunanya lagi saya hidup. Semua orang mengucilkan saya.”

Konselor : ”Hidup ini membutuhkan keberanian kita untuk menjalaninya. Kalau Anda berpikir Anda telah dikucilkan oleh semua orang, itu tidak benar. Anda sendirilah yang membuat Anda terkucil melalui pemikiran Anda yang seperti itu. Jika saja Anda berani menghadapi kenyataan bahwa Anda menyesal atas perbuatan Anda, dan Anda yakin Anda ingin berubah lebih baik, inilah saatnya Anda membuktikannya pada semua orang. Bukankah begitu?”

Klien : “Saya pikir dengan berhenti sekolah dan memusatkan perhatian

membantu orang tua berarti bakti saya terhadap keluarga karena adi-adik saya banyak yang amat membutuhkan biaya.”

Konselor : “Pendidikan tingkat SMA pada masa sekarang adalah mutlak bagi

semua warga negara. Terutama yang hidup di kota besar seperti Anda. Karena tantangan masa depan makin banyak, maka dibutuhkan manusia Indonesia yang berkualitas. Membantu orang tua memang harus. Namun mungkin disayangkan jika orang seperti Saudara yang tergolong pandai di sekolah akan meninggalkan SMA.”

(32)

Memimpin

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa

adakalanya klien terlalu berbelit – belit menyampaikan

permasalahannya bahkan melantur dari inti

permasalahannya.

Klien : “Saya memang tidak lagi menyukainya. Itu mungkin salah…tapi bagaimana bila saya bekerja di tempat yang jauh? Yah..walapun sebenarnya saya juga ingin menikah dalam waktu dekat.”

Konselor :

“Bagaimana bila kita membicarakannya satu persatu dahulu. Tadi Anda katakana bahwa Anda idak lagi mencintainya.

(33)

Konfrontasi

Konfrontasi adalah suatu teknik konseling yang menantang klien untuk melihat adanya dikrepansi atau inkonsistensi antara

perkataan dan bahasa badan (perbuatan), ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan, dan sebagainya.

Klien :

“sebenarnya dia tidak menyakiti saya (wajah murung, tangan digenggam,ekspresi sedih).”

Konselor :

“Anda mengatakan bahwa dia tidak menyakii Anda, tapi mengapa saya melihat wajah Anda begitu sedih ketika mengatakan itu?”

(34)

Menjernihkan (Clarifying)

Ketika klien menyampaikan permasalahannya dengan kurang jelas atau samar – samar bahkan dengan keraguan, maka tugas konselor adalah melakukan klarifikasi untuk memperjelas apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh klien.

Klien :

“Saya tidak mengerti siapa saya sebenarnya yang harus saya ikuti?Ayah atau ibu saya?”

Konselor : “Bisakah anda sampaikan kepada saya, siapakah di antara

mereka berdua yang selalu mengambil keputusan dalam keluaga Anda?”

(35)

Memudahkan (Facilitating)

Suatu keteampilan membuka komunikasi agar klien dengan

mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan,

pikiran dan pengalamannya secara bebas.

Klien

:

“Saya yakin Anda akan berbicara apa adanya, karena saya

akan mendengarkan dengan sebaik – baiknya”

(36)

Diam (Silent)

Dalam proses konseling adakalanya seorang konselor perlu untuk bersikap diam. Adapun alasan konselor melakukan hal ini dapat dikarenakan

konselor yang menunggu klien berfikir, bentuk protes karena klien bicara berbelit – belit atau menunjang perilaku attending dan empati sehingga klien bebas bicara.

Diam disini bukan berarti tidak ada komunikasi akan melainkan tetap ada yaitu melalui perilaku nonverbal. Yang paling ideal, diam itu paling tinggi 5-10 detik dan selebihnya dapat diganti dengan dorongan minimal. Klien : “saya tidak akan menemuinya lagi…dan saya

…”(berfikir).

Konselor : “…”(diam)

Klien : “Saya …saya harus bagaimana…saya tidak tahu…”

(37)

Mengambil Inisiatif (Initiative)

Konselor juga harus dapat mengambil inisiatif apabila klien

kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam, dan kurang

partisipatif.

Konselor mengucapkan kata – kata yang mengajak klien untuk

berinisiatif dalam menuntaskan diskusi. Selain itu, inisiatif

juga diperlukan apabila klien kehilangan arah

pembicaraannya.

Konselor

:

“Bukannya Anda sebelumnya mengatakan ingin segera menyelesaikan masalah Anda. Tetapi mengapa sekarang Anda lebih banyak diam…apa yang terjadi…?

(38)

Memberikan Informasi (Information)

Dalam hal ini informasi yang diminta klien, sama halnya dengan pemberian nasihat. Jika konselor tidak memiliki informasi sebaiknya dengan jujur katakan bahwa konselor tidak mengetahui hal itu. Akan tetapi jika konselor mengetahui informasi, sebaiknya upayakan agar klien tetap mengusahakannya.

Konselor : “Sebelumnya saya mohon maaf, kalau Anda menanyakan tentang cara pengobatan diabetes, saya sama sekali tidak mengetahui obatnya. Bagaimana bila Anda menanyakan langsung kepada dokter Anda.”

(39)

Latihan konseling

• Buat kelompok

• Setiap kelompok terdiri dari 4 orang

• 2 orang bertugas konselor dan klien

• 2 orang lagi menjadi observer

(40)

TUGAS Membuat dialog konselor dan klien yang

menyatakan teknik konseling dibawah ini:

1. Attending (percakapan)

2. Empati

3. Refleksi pikiran

4. Refleksi perasaan

5. Eksplorasi pikiran

6. Eksplorasi perasaan

7. Bertanya

8. Eksplorasi pengalaman

9. Menangkap pesan utama

10. Menyimpulkan sementara

11. Memimpin

12. Konfrontasi

13. Menjernihkan

(41)

Format tugas

Nama

:

NIM :

Kelas

:

NO

Teknik

Percakapan

1

Empati

Klien

: ………

Konselor :……….

Klien

:……….

Konselor :……….

2

Dst…14

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat memberikan layanan prima memang perlu sarana yang mendukung salah satu diantaranya adalah dengan menerapkan teknologi informas di perpustakaan. Namun demikian

Sarana pembuangan air limbah masih relatif terbatas dan tidak memadai Sebagian besar warga kota membuang limbah kakus atau yang juga dikenal sebagai black water ke

Masyarakat Indonesia sangat mengikuti tren suatu produk di pasar saat ini, maka dari itu penulis berusaha menciptakan usaha warnet yang berbeda dari warnet yang lainnya yang sudah

Dengan kehandalan yang tinggi yang ditandai dengan ketepatan waktu perjalanan akan menyebabkan peningkatan dalam kapasitas baik dari sisi pelayanan kepada penumpang maupun

Adapun aspek citra yang ditimbulkan dalam game Call of Duty 4 : Modern Warfare tersusun dengan sangat tepat melalui perpaduan tampilan visual dan narasi yang kuat..

Payne dalam Satyawati (2009: 218) menyebutkan bahwa proses penaikan valensi ditandai dengan penambahan argumen baru pada struktur inti klausa, seperti

Meskipun pemupukan NPK nyata mempengaruhi bobot kering polong dibanding kontrol, namun penambahan pupuk hayati pada dosis N yang lebih rendah (1/4–1/2 N), meningkatkan hasil

masing-masing bagian merupakan salah satu usaha perusahaan dalam mengendalikan biaya, karena apabila ada biaya yang berlebihan maka kepala produksi atau kepala