• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOUNO TRANSPERSONAL REGRESSION THERAPY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BOUNO TRANSPERSONAL REGRESSION THERAPY"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BOUNO

TRANSPERSONAL

REGRESSION

(2)

DAFTAR ISI

Halaman judul ………... i

Daftar isi .………..……….………… ii

A Pengantar …………..…..……… 1

B Rancangan kegiatan BTRT ………..…………..…………... 1

C Rincian kegiatan tiap sesi BTRT ..….………..……… 3

1. Sesi 1: Regresi ………...………..…...……….. 3

(3)

MODUL BOUNO TRANSPERSONAL REGRESSION THERAPY

A. PENGANTAR

Modul Bouno Transpersonal Regression Therapy berisi panduan atau manual BTRT yang dikembangkan peneliti. Kata Bouno berasal dari gabungan nama peneliti utama yaitu Bo dan Uni. BTRT merupakan terapi yang didasarkan pada konsep psikosintensi dalam transpersonal dan terapi regresi. Terapi dalam psikosintesis tidak hanya berfokus pada psikopatologi yang dialami, tetapi juga mengeksplorasi dan menemukan potensi yang luar biasa dalam diri individu yang tertekan bersama pengalaman negatifnya. BTRT merupakan terapi yang menekankan pada proses eksplorasi pengalaman masa lalu dengan menggunakan teknik regresi dan guided imagery sebagai teknik utama dalam proses terapi.

Modul ini terdiri dari dua sesi terapi, yaitu regresi dan meaning of life. Pada sesi regresi berfokus untuk mengeksplorasi pengalaman masa lalu, mencari akar permasalahan, merekonstruksi, dan mengintegrasikan seluruh bagian kepribadian menjadi satu kesatuan yang utuh. Pada sesi meaning of life berfokus untuk menemukan pemaknaan mendalam tentang peristiwa dalam kehidupan yang berkaitan dengan gangguan yang dialami.

B. AGENDA KEGIATAN

Sesi Kegiatan Tujuan Waktu

Sesi 1: Regresi

Persiapan Membangun hubungan

terapeutik dan building trust.

15 Menit Psikoedukasi

tentang BTRT

Klien memahami konsep dasar dari BTRT yang mencakup asumsi dasar, tujuan, dan gambaran tiap sesi.

5 Menit

Pemasangan

biofeedback

Mengetahui dinamika psikofisiologis selama proses terapi

2 Menit

Pretest Partispan dipaparkan oleh objek fobia dengan menggunakan imagery

5 menit

Asesmen Memperoleh informasi tentang riwayat perjalanan kasus, emosi yang dominan, onset, gejala, pola berulang, strategi coping

(4)

dan tujuan yang diharapkan dari proses terapi

Latihan imagery Mengajarkan dan melatih klien melakukan imagery sederhana

5 menit Relaksasi Partispan berada pada kondisi

rileks untuk mengakses alam bawah sadar

10 menit

Disosiative Dialog

• Klien mampu mengidentifikasi dan mencari peristiwa negatif

yang menyababkan

munculnya gangguan.

• Klien mampu melepaskan tegangan emosi yang melekat pada peristiwa masa lalu dan menumbuhkan perasaan berdaya dalam menghadapi permasalahan.

20 menit

Penutup Klien mampu mengevaluasi, merefleksikan pengalaman dan perasaan selama proses terapi

10 menit

Sesi 2:

Meaning of life

Persiapan Membangun hubungan

terapeutik, mereview perkembangan partisipan, dan evaluasi tugas rumah.

15 Menit

Psikoedukasi Menjelaskan terkait proses terapi yang akan dilakukan dan penayangan video

10 menit

Pemasangan

biofeedback

Mengetahui dinamika psikofisiologis selama proses terapi

2 Menit

Relaksasi Partispan berada pada kondisi rileks untuk mengakses alam bawah sadar

15 menit

Eksplorasi Menemukan pola berulang yang terjadi dalam kehidupan

20 menit Meaning of life Menemukan makna dalam

peristiwa kehidupan dan tujuan hidup sesungguhnya

10 menit

Posttest Partispan dipaparkan oleh objek fobia dengan menggunakan imagery

5 menit

Penutup Klien mampu mengevaluasi, merefleksikan pengalaman dan perasaan selama proses terapi

(5)

A. Tujuan

1. Mengidentifikasi peristiwa negatif di masa lalu yang menyebabkan gangguan pada kehidupan individu saat ini.

2. Melepaskan tegangan emosi yang melekat pada peristiwa masa lalu dan menumbuhkan perasaan berdaya dalam menghadapi permasalahan.

B. Indikator keberhasilan

1. Klien mampu mengidentifikasi dan menyadari peristiwa negatif di masa lalu yang menyebabkan gangguan pada kehidupan individu saat ini.

2. Klien mampu melepaskan tegangan emosi yang melekat pada peristiwa masa lalu dan menumbuhkan perasaan berdaya dalam menghadapi permasalahan.

C. Kegiatan

1. Terapis melakukan building rapport dengan partisipan

2. Terapis memberikan psikoedukasi terkait BTRT terkait konsep dasar, tujuan, manfaat, dan proses terapi secara umum.

3. Observer memasangkan GSR dan oximeter kepada klien 4. Terapis meminta klien untuk membayangkan objek fobia 5. Observer melepaskan GSR dan oxymeter

6. Terapis melakukan asesmen terkait kondisi yang dialami klien, tema berulang, serta hal yang diharapkan dari proses terapi

7. Terapis mengajarkan dan melatih klien melakukan imagery 8. Klien melakukan relaksasi dalam dengan panduan terapis

9. Terapis memandu klien untuk melakukan dialog organ dan mengeksplorasi pengalaman masa lalu yang menyebabkan munculnya gangguan

10. Terapis memandu klien menemukan kekuatan dalam dirinya 11. Terapis dan klien mendiskusikan proses yang dialami

SESI 1:

REGRESI

(6)

D. Ruangan, alat, dan bahan

1. Ruangan yang nyaman dan standart 2. Informed consent

3. Instumen pengukuran (WHOQOL-Bref, Skala tingkat keparahan fobia, lembar observasi, lembar evalusi, self-report galvanic skin response, dan

oximeter)

4. Alat perekaman video dan audio 5. Alat tulis (pulpen dan pensil) 6. Workbook

E. Durasi: 120 menit F. Prosedur

1. Terapis melakukan building rapport kepada klien

Tujuan utama building rapport adalah membangun hubungan teurapeutik, kepercayaan klien, dan perasaan nyaman dari klien. Pada sesi ini dimulai dengan terapis juga memperkenalkan diri dan memperkanalkan observer, serta menjelaskan tugas observer. Terapis kemudian dapat mengajukan beberapa pertanyaan santai untuk mencairkan suasanya. Pertanyaan yang dapat ditanyakan, yaitu:

a. Bagaimana kabar anda hari ini?

b. Bagaimana aktivitas dan kondisi anda selama beberapa hari terakhir? Note:

Terapis dapat berimprovisasi dan menyanakan pertanyaan lain untuk mencairkan suasana dan membangun kepercayaan klien. Terapis perlu memastikan jika klien telah merasa nyaman dan siap untuk berproses.

2. Terapis memberikan psikoedukasi terkait terapi BTRT terkait konsep dasar, tujuan, manfaat, dan proses terapi secara umum.

“Hari ini kita akan melakukan serangkaian proses terapi yang disebut Bouno transpersonal regression therapy. Bouno transpersonal regression therapy merupakan terapi yang befokus untuk

(7)

mengeksplorasi pengalaman masa lalu untuk mencari peristiwa yang menyebabkan munculnya permasalahan saat ini, yaitu fobia. Untuk bisa mengeksplorasi pengalaman masa lalu, anda perlu dalam kondisi yang sangat relaks. Selain proses eksplorasi, kita juga akan mencoba untuk mencari makna dari peristiwa dan kekuatan positif yang anda miliki dalam diri anda. Proses terapi akan berlangsung selama dua sesi dan durasi untuk setiap sesinya kurang lebih 90-100 menit”

“Pada saat ini, kita akan mulai dengan melakukan serangkaian latihan ringan yang melibatkan proses dialog dan imagery. Imagery hampir mirip dengan proses visualisasi atau membayangkan. Selanjutnya kita akan melakukan relaksasi, dan setelah anda berada dalam kondisi rileks anda akan dipandu untuk kembali ke pengalaman lalu secara perlahan-lahan untuk mencari penyebab munculnya fobia dan dilakukan proses dialog. Selain itu juga akan dilakukan beberapa skenario baru untuk membantu anda mengubah perasaan negatif.”

“pada prosesnya kita akan dipertemukan kembali pada pengalaman-pengalaman yang mungkin menyakitkan atau bahkan sudah tidak ingin kita lihat sehingga sangat dibutuhkan kesiapan dan kemauan yang kuat dari anda. Apabila dianalogikan sebagai sebuah luka yang terbuka, apabila kita ingin sembuh maka harus diobati… Prosesnya harus diberikan alcohol atau betadin kemudian diperban… Pada saat diberikan alkohon pasti rasanya perih dan sakit… Tapi dengan begitu prosesnya akan lebih cepat sembuh dibandingkan saat luka dibiarkan begitu saja.

“Keberhasilan terapi ini sangat bergantung pada kemauan dan kesiapan yang anda miliki dalam mengikuti proses terapi. Selain itu juga diperlukan keterbukaan dan kepercayaan kepada terapis”

(8)

Note:

Pastikan klien memahami penjelasan terapis dan siap untuk mengikuti seluruh proses terapi.

3. Observer memasangkan GSR dan Oxymeter

“Observer akan memasangkan beberapa alat untuk mengukur

kondisi psikofiologis anda. (terapi menjelaskan sembari observer memasang alat)

“Alat pertama adalah galvanic skin response atau biasa disebut GSR. GSR berfungsi untuk mengetahui impedansi tubuh atau ketahanan tubuh. Alat kedua adalah oximeter yang berfungsi untuk mengetahui denyut nadi per menitnya dan jumlah kadar oksigen dalam darah. Selain itu juga terdapat kamare dan mikrofon untuk merekam seluruh proses terapi. Anda tidak perlu khawatir karena alat perekam ini digunakan semata-mata hanya untuk keperluan penelitian. Alat-alat yang digunakan juga bersifat aman dan tidak akan melukai anda

4. Terapis meminta klien untuk membayangkan objek fobia Terlampir

5. Klien menceritakan kondisi atau permasalahan yang dialaminya, tema berulang, serta hal yang diharapkan dari proses terapi

“Sebelum memulai proses terapi, saya akan menanyakan beberapa

hal terkait kondisi fobia yang anda alami. Informasi ini akan membantu saya mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan. Selain itu, informasi ini juga dibutuhkan untuk membantu dalam proses terapi.”

“Anda mengatakan memiliki ketakutan terhadap ….(objek fobia). Boleh diceritakan secara singkat…?’

“Jika di skalakan dari 1 -10 dimana 1 berarti sangat tidak takut dan 10 berarti sangat takut, ketakutan anda berada di angka berapa?” “Kapan terakhir kali reaksi ketakutan anda muncul?”

(9)

“Apa yang anda rasakan?”

“Di tubuh bagian mana anda merasakannya?”

“Apa yang anda inginkan dari psikoterapi ini?”

“Fokus pada rasa ……(emosi yang berkaitan dengan fobia) kemudian perlahan-lahan mundur 1 tahun tahun terakhir… Apakah ada peristiwa yang membuat anda merasa…… (emosi yang muncul)… 5 tahun terakhir….

10 tahun terakhir…. SMA….

SMP… SD

Lebih kecil lagi….

Eksplorasi setiap tahapan perkembangan. Fokus pada peristiwa yang terjadi, emosi yang dirasakan, orang yang terlibat.. mungkin harapan klien.. hingga akar permasalahan klien.

Note:

Apabila klien menyebutkan beberapa emosi, fokuskan pada satu emosi atau satu tema saja yang paling kuat atau dominan.

Terapis dapat meminta klien untuk menutup mata jika klien kesulitan untuk menemukan peristiwa. Terapis perlu mencatat poin-poin penting dari cerita klien khususnya peristiwa yang signifikan, respon yang muncul, ataupun kata yang sering berulang.

6. Terapis memandu klien untuk melakukan latihan imagery sederhana Latihan imagery dilakukan untuk mengecek kemampuan imagery partisipan.

“Sebelum kita memulai proses terapi, kita akan mencoba untuk

melakukan latihan sederhana. Apakah anda suka membayangkan sesuatu?”

(10)

“Mari kita coba… silahkan tutup mata anda. Coba bayangkan bunga mawar… bisa lihat bunga mawarnya? Bunga mawarnya warna apa? Kuncup atau mekar? Bisa mencium aromanya? Bunga mawarnya cantik yah..”

“Bunga mawarnya coba ditiup biar bisa berubah jadi warna putih… Hufff (suara tiupan)… lagi… huft (suara tiupan)… sudah berubah belum?

Note:

Patikan partisipan mampu mengubah warna bunga atau menggantinya sesuai keinginannya.

Jika klien tidak bisa mengganti warna bunga, cek modalitas lainnya menggunakan auditori dengan kata kunci dengarkan dan rasakan

7. Klien melakukan relaksasi dalam dengan panduan terapis

Sebelum memulai relaksasi dalam tanyakan kembali kesiapan partisipan.

“Bagaimana apakah anda sudah siap? “baik.. kita akan jalan-jalan sama seperti tadi.. tetapi nanti akan dimulai dengan rileksasi dulu.. nyaman.. trus berbicara dengan jantung sebagai pusat.. dan mulai berjalan-jalan seperti tadi.”

“Dalam sebuah perjalanan.. Pusatnya berada di jantung. Jika jantung berhenti, meskipun fungsi yang lainnya baik akan berhenti atau mati. Jika fungsi jantung tetap jalan, meskipun fungsi lain berhenti akan tetap jalan. Jadi semua bermula dari jantung”

Panduan relaksasi

“silahkan tutup mata anda… Tarik nafas panjang dan dalam.. lalu hemburkan perlahan-lahan.. huff (suara hembusan nafas).. Bernafas lagi… hembuskan… huff(suara hembusan nafas)… fokus pada nafas anda. Pada setiap hembusan nafas, biarkan diri anda menjadi

(11)

semakin rileks… semakin nyaman.. dan seluruh otot otot menjadi sangat rileks..

“Beri kesempatan pada diri sendiri… sejenak untuk berada di sini… sebentar saja… perlahan-lahan sadari keberadaan anda di ruangan ini…”

“Tarik nafas dalam… lepaskan perlahan-lahan… huft (suara hembusan nafas)… Kalau anda mengantuk tidak apa-apa.. tapi anda tidak akan masuk tidur dalam sesi terapi ini…”

“Tarik nafas dalam… hembuskan perlahan-lahan… huft (suara hembusan nafas)… good. Perlahan-lahan sadari betul kehadiran anda di ruangan ini… dengarkan suara nafas anda… suara ac… suara langkah kaki dari luar ruangan bila ada… mungkin suara yang lebih jauh lagi… suara mobil mungkin… semakin jauh… ke masjid kampus… bundaran UGM…”

“perlahan-lahan kembali lagi… ke bundaran UGM.. masjid kampus… lantai 1… lantai 2… masuk ke ruangan ini.. dengar lagi dengan jelas suara terapis… suara ac…”

“Pelan-pelan rasakan terpaan udara luar ke kulit wajah… leher… tangan.. dada.. perut… paha… kaki… terasa sangat rileks dan semakin nyaman...good”

Rasakan perasaan rileks dan nyaman menyebar ke seluruh tubuh… ke mata… wajah… mulut... rahang... dan turun ke leher.. rasakan perasaan rileks dan nyaman semakin kuat… anda merasa tenang… damai...

“Lepaskan kejadian dalam 1 hari ini… lepas.. dan merasa semakin ringan.. sangat nyaman… good. Lepaskan kejadian dalam 1 minggu terakhir… lepas perlahan-lahan… bertambah ringan… sangat

(12)

ringan… lepas lagi pelan-pelan… 1 bulan terakhir.. terasa ringan saja… beri kesempatan pada diri sendiri untuk semakin ringan.. semakin ringan… 6 bulan terakhir… good.. semakin ringan.. semakin nyaman.. lepaskan lagi dalam 1 tahun terakhir…”

“Kepala terasa lebih ringan.. leher rileks.. pundah terasa lebih kendor.. kemudian turun ke tangan bagian atas, kemudian tangan bagian bawah.. izinkan tubuh semakin rileks… otot-otot terasa kendur.. good

Lepaskan 2 tahun terakhir.. semakin lama semakin cepat… semakin ringan… semakin rileks… 5 tahun terakhir.. dua kali lebih ringan… tiga kali lebih rileks.. trus.. lepaskan… 10 tahun terakhir… semakin nyaman… semakin rileks… 15 tahun terakhir… 20 tahun terakhir… ya lepas… 25 tahun terakhir.. trus lepas (disesuaikan dengan usia partisipan)… good.. sangat ringan.. sangat nyaman…

Tarik nafas panjang dan dalam… hembuskan perlahan-lahan dan rasakan perasaan rileks, tenang, dan damai menyebar hingga seluruh tubuh… semua tubuh anda kini telah benar benar rileks. Nafas terasa ringan dan semakin melambat…

“baik.. mata tetap tertutup selama proses terapi… nanti anda tetap bisa berbicara..”

8. Terapis memandu klien untuk melakukan disosiative dialog

“Pelan-pelan fokus pada jantung… anda boleh memegang jantung dengan tangan kanan anda.. oke.. cek.. bisa dirasakan?... cek warnanya… denyutnya bila ada… ok… warnanya apa dek? Tampak seperti apa? Berdenyut?”

(13)

Terapis memandu klien berdialog dengan jantung.

“Fokus pada jantung dan katakana pada jantung..

Sudah lama yah kita gak berbicara.. Halo jantung… aku sedang terapi nih… menggunakan pendekatan transpersonal… kamu baik-baik yah..

Bagaimana responnya? Katakan pada jantung…

Terima kasih yah jantung… walaupun aku sering lupa… tapi kamu selalu menjagaku… melindungiku… terima kasih jantung… jantung aku ingin meminta bantuan.. mau tidak?

Jantung bilang apa?

Jantung aku ingin melakukan perjalanan kembali ke masa lalu ke masa perkembanganku… bantu aku yah jantung… biar lancar… dan tampak sangat jelas…

Jantung mau dek?

Terima kasih yah jantung.. Oke lepaskan perlahan-lahan…

Terapis memandu klien melakukan regresi

Pada tahap ini terapis akan memulai dengan peristiwa terakhir klien terpapar oleh stimulus fobianya kemudian mundur perlahan-lahan sesuai dengan peristiwa pada saat proses asesmen. Pada proses regresi terapis sebaiknya mereview secara singkat cerita partisipan saat proses asesmen.

“Terakhir kamu merasa takut saat bertemu …… (objek fobia) kejadiannya kapan?

Mundur… ada (peristiwa)… mundur lagi… ada (peristiwa).. dst

Apabila telah sampai pada persitiwa awal yang diceritakan dalam proses sadar, terapis perlu memita klien untuk mencoba mundur lagi untuk mengecek apakah ada peristiwa lain yang menjadi core permasalahan.

(14)

Pada saat klien telah sampai pada peristiwa awal/core

“Mundur dan bayangkan pada usia…… tahun” “Kira-kira sekarang lagi ngapain ini?

Dipanggil dengan siapa di umur … ini?

(Terapis memandu klien mengeksplorasi peristiwa yang terjadi, tokoh yang terlibat, dan perasaan yang dirasaan partisipan)

Buatlah sebuah skenario untuk membantu klien melakukan disidentifikasi.

“Saya punya teman Namanya… (nama klien)… dia pria/wanita yang baik, kuat, penyanyang (sebutkan kelebihan klien). Kak (nama klien) akan menemani adik (nama kecil klien) sampai adik besar. Saya kenalkan mau?”

“Depan adik ada kak (nama klien). Lihat kak (nama klien) tidak? Bilang ke kak (nama klien) apa yang dirasakan dek”

Setelah si adek mengungkapkan perasaannya kepada si kakak, terapis menemui dan berbicara dengan si kakak. Terapis meminta si kakak menenangkan dan menemani si adek.

“Boleh saya bicara dengan kak (nama klien)?” “Tarik nafas… hembuska 3x..”

“Yang saya sentuh ini kakak (nama klien)

“Kak (nama klien) dengar yang dikatakan adek kecil itu?

Si kakak berbicara dengan si adek untuk menemani dan menenangkan si adek

“halo saya (nama klien).. saya akan selalu disini menemani, menjaga, dan melindungi adik sampai adik besar. Kakak tidak akan pernah meninggalkan adik…Nanti kakak akan membantu adik melewati setiap kesulitan, ketakutan, atau bahaya yang adik alami. Kakak sayang sama adik.”

(15)

Terapis Berbicara dengan si adek untuk mengecek perasaan dan kondisi si adik

“dik disitu masi ada kak (nama klien)? Apa yang diarasakan sekarang? Apa yang ingin adik katakan ke kakak (nama klien)? Bilang ke kakak terima kasih yah kak…”

Jika klien sudah merasa lebih nyaman, terapis dapat melanjutkan untuk berjalan ke tahap perkembangan selanjutnya. Namun jika klien masih merasa kurang nyaman teruskan proses dialog antara si kakak dan si adik atau bahkan dengan figur lain yang signifikan.

Terapis memandu klien pada peristiwa-peristiwa signifikan dalam masa perkembangan partisipan.

“Jalan-jalan lagi yuk.. jalan-jalan… sama kakak (nama klien).. dimana

kakak (nama klien) sekarang?” “Apa yang dirasakan sekarang?”

Pada tahap ini terapis memandu klien untuk merekonstruksi peristiwa-peristiwa signifikan dalam kehidupan klien dengan membuat skenario tertentu. Pada setiap peristiwa fokus pada perasaan partisipan sampai klien merasa senang atau muncul emosi positif.

Pandu si adik mengungkapkan perasaan terima kasih kepada si kakak

“kakak (nama klien)… terima kasih yah kak selalu menemaniku, mejagaku, dan menyayangiku”

Ambil nafas…hembuskan perlahan-lahan dan merasa rileks… Bawa perasaan senang, bahagia, berani, dan semua perasaan positif bersama anda… Tarik nafas dalam… hembuskan.. rileks.. semakin nyaman.. rasa tenang semakin kuat.. senang… nyaman…

(16)

Pandu si kakak untuk mengungkapkan perasaan dan memberi kekuatan kepada si adek.

“Adik… (nama kecil klien) jangan sedih dan takut lagi yah.. aku bersamamu… melindungimu… mulai sekarang teruslah bersamaku.. menemaniku disetiap hembusan nafasku… Sekarang peluk adiknya”

“Tarik nafas dalam.. dan hebuskan perlahan-lahan..”

“pelan-pelan menyatu dan masukkan menjadi satu di dalam jantung” “peluk dia… tarik nafas… dan hembuskan..”

“Jika dia sudah menyatu dengan anda… katakan..

berjalanlah bersamaku… aku sayang banget sama kamu… kamu salah… kamu bener… kamu berprestasi.. gak berprestasi… kamu baik… kamu buruk… gak ada bedanya untukku… aku tidak akan meninggalkanmu sendirian…”

“Tarik nafas dalam… dan hembuskan pelan-pelan…” “Apa yang dirasakan sekarang?”

Terapis memandu klien menemui jantung dan berterima kasih

“pelan-pelan temui jantung… dan menyapanya…”

“Halo jantung… terima kasih yah… kamu telah membantu aku berjalan dalam proses perkembanganku dengan lancar… Makasih yah jantung…”

Takut nafas… dan hebuskan… (3x)

Terapis memandu klien untuk menemukan dan menumbuhkan kekuatan dalam diri

“Di dalam tubuh.. mungkin di dada atau bagian tubuh lainnya… terdapat satu titik yang Namanya kekuatan atau strength.. dimana psosisinya di bagian tubuhmu?”

“Baik fokus pada strength ini… dalam hitungan 1 sampai 10… setiap kali hitungan strength bertambah 2x lipat dan cepat menyebar ke seluruh bagian tubuh sampai penuh dan lebih besar dari tubuh sendiri..”

(17)

1… Tarik nafas.. dan hembuskan.. 2… naik lagi semakin kuat

3… naik lagi

4… semakin naik…

5… menyebar ke kepala, leher, bahu…

6… semakin luas ke tangan dada dan punggung 7… paha, tungkai

8… memenuhi seluruh tubuh dari ujung kaki ke seluruh tubuh

9… semakin penuh… dan menyatu dengan kedamaian… sangat ringannn.. semenerimamu apa adanya…

10… anda merasakan kekuatan memenuhi tubuh anda dan semakin besar… good…

“diamlah sejenak dan rasakan kekuatan di seluruh bagian tubuh anda” (jeda 30 detik)

“perlahan-lahan jika anda mulai merasa nyaman.. anda boleh keluar dengan sangat nyaman dengan seluruh modalitas yang anda temukan dan terinternalisasi.. Modalitas akan tetap tinggal dan semakin baik dan semakin positif.. dan jika anda sudah siap.. anda bisa mulai dengan menggerakkan jari kaki… jari tangan… leher kepala.. dan membuka mata anda…

9. Diskusi

Sesi diskusi bertujuan untuk untuk mengetahui pengalaman klien selama proses regresi. Adapun pertanyaan yang dapat ditanyakan, yaitu:

• Ceritakan pengalaman anda selama proses terapi berlangsung • Apa yang dirasakan oleh partisipan selama proses

Note:

Terapis dapat mengajukan pertanyaan lain yang diaggap relevan dan penting.

(18)

10. Terapis memberikan tugas rumah

• Terapis memberikan klien tugas untuk menuliskan apapun yang berkaitan dengan permasalahan atau pengalaman dari proses terapi yang dilakukan.

• Terapis meminta klien untuk mencoba berhadapan dengan situasi fobianya.

11. Penutup

Terapis menutup sesi terapi dengan mengapresiasi keberanian dan perncapaian klien, serta mengucapkan terima kasih.

(19)

A. Tujuan

1. Menemukan pola berulang, makna dalam setiap peristiwa kehidupan, dan potensi yang dimiliki

2. Menemukan makna mendalam tentang peristiwa dalam kehidupan yang berkaitan dengan gangguan yang dialami.

B. Indikator Keberhasilan

1. Klien mampu menemukan pola berulang, memaknai setiap peristiwa dalam hidupnya, dan menemukan potensi yang dimiliki

2. Klien mampu menemukan makna mendalam tentang peristiwa dalam kehidupan yang berkaitan dengan gangguan yang dialami.

C. Kegiatan

1. Mereview perkembangan dari proses sesi sebelumnya dan tugas rumah yang diberikan.

2. Terapis menjelaskan secara detail terkait sesi yang akan dilakukan 3. Terapis memutarkan video The stages of developmental

4. Observer memasangkan GSR dan oximeter kepada klien 5. Klien melakukan relaksasi dalam dengan panduan terapis

6. Klien dipandu untuk melihat peristiwa masa lalu untuk melihat pola berulang, memaknai, dan menemukan potensi yang dimiliki

7. Klien dipandu untuk menemukan makna dan tujuan hidup. 8. Terapis dan klien mendiskusikan proses yang terjadi

9. Terapis meminta klien untuk membayangkan objek fobianya

10. Terapis dan klien bersama sama mengevaluasi seluruh proses terapi yang telah dilaksanakan

11. Terapis mengakhiri sesi terapi

SESI 2

(20)

D. Ruangan, alat, dan bahan

1. Ruangan yang nyaman dan standart

2. Instumen pengukuran (WHOQOL-Bref, Skala tingkat keparahan fobia, lembar observasi, lembar self-report, lembar evaluasi, galvanic skin

response, dan oximeter)

3. Alat perekaman video dan audio 4. Video developmental stages 5. Alat tulis (pulpen dan pensil)

6. Pemutar Video (Laptop dan Speaker) 7. Workbook

E. Durasi: 100 menit F. Prosedur

1. Terapis menanyakan kabar klien, perkembangan yang dialami, dan tugas yang diberikan

2. Terapis menjelaskan secara singkat proses yang akan dilakukan

“Hari ini kita akan mencoba untuk melihat kembali proses perjalanan hidup untuk menemukan sebuah pelajaran penting dalam kehidupan. Pada prosesnya kita akan melakukan eksplorasi ke masa lalu, tetapi tidak seperti proses kemarin. Eksplorasi dilakukan secara cepat dan anda hanya mengamati saja setiap rangkaian gambar yang muncul untuk melihat dan memaknai setiap proses kehidupannya. Pada tahap akhir saya akan membantu anda mencari makna dari peristiwa yang terjadi, menemukan tujuan hidup tertinggi, dan memunculkan kekuatan positif yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan.”

“Keberhasilan terapi sangat bergantung pada kemauan dan kesiapan yang anda miliki dalam mengikuti proses terapi”

Note:

Pastikan klien memahami penjelasan terapis dan siap untuk mengikuti seluruh proses terapi.

(21)

Terapis perlu menekankan kembali tentang pentingnya kesiapan dan kemauan klien.

3. Terapis memutarkan video The stages of developmental Terapis menjelaskan saat pemutaran video

“kita berawal dari air mani dan ovum yang bersatu dan menjadi sebuah janin… Ibu mengandung dan mejagamu selama dalam perut… kemudian kamu lahir… Pada saat kecil kamu mungkin sering menangis tetapi orang tua selalu mejagamu… awal belajar berjalan… kemudian masuk ke dalam masa kanak-kanak.. saat pertama kali sekolah.. mungkin di antar oleh orang tua atau nenek… semakin besar hingga memasuki masa remaja… Kamu mungkin memiliki pacar… berkonflik dengan teman… orang tua mungkin… kemudian kamu menyelesaikan kuliah dan masuk ke masa dewasa… menikah dengan orang yang kamu cintai dan kasihi… kemudian memiliki anak.. menjadi tua dan menjaga cucumu… Dan sampai pada tahap tertinggi yaitu kematian… dan kita akan kembali pada sang pencipta..

4. Observer memasangkan GSR dan oximeter

“sama seperti sesi sebelumnya, kita akan menggunakan alat

pengukuran psikofisiologis. Alat terdiri dari GSR dan oximeter”

(observer memasang alat).

5. Klien melakukan relaksasi dalam dengan panduan terapis Terapis memandu klien melakukan relaksasi.

“silahkan tutup mata anda… Tarik nafas panjang dan dalam.. lalu hemburkan perlahan-lahan.. fokus pada nafas anda. Pada setiap hembusan nafas, biarkan diri anda menjadi semakin rileks… semakin nyaman.. dan seluruh otot otot menjadi sangat rileks..

Sekarang fokus pada kepala.. biarkan seluruh ketegangan pergi dan menghilang.. anda merasa sangat rileks dan sangat nyaman…

(22)

Rasakan perasaan rileks dan nyaman menyebar ke seluruh tubuh… ke mata… wajah… mulut... rahang... dan turun ke leher.. rasakan perasaan rileks dan nyaman semakin kuat… anda merasa tenang… damai...

Dengan cepat perasaan rileks menyebar ke leher dan otot bahu… kemudian turun ke tangan bagian atas, kemudian tangan bagian bawah.. izinkan tubuh semakin rileks… otot-otot terasa kendur..

Perasaan rileks dan nyaman turun ke pergelangan tangan.. telapak tangan.. jari-jari tangan.. biarkan otot terasa semakin kendur..

Tarik nafas panjang dan dalam… hembuskan perlahan-lahan dan rasakan perasaan rileks, tenang, dan damai menyebar hingga ke badan, paha, betis, kaki, dan jari-jari kaki… semua tubuh anda kini telah benar benar rileks. Nafas terasa ringan dan semakin melambat.

Tarik nafas panjang dan dalam.. sadari setiap tarikan dan hembusan nafas anda… dengarkan suaranya… dan seluruh suara yang anda dengarkan akan membuat anda semakin nyaman dan semakin rileks…

Perlahan lepaskan kejadian yang terjadi hari ini… beri kesematan dan waktu sebentar saja… di ruangan ini.. terasa nyaman dan tenang.. hadir di ruangan ini, buhan hanya tubuh saja tetapi dengan seluruh hati dan pikiran… Tarik nafas.. dan hembuskan.. Izinkan tubuh menjadi semakin rileks

Bayangkan anda akan menuruni sebuah tangga yang memiliki 10 anak tangga menuju lantai dasar. Seriap langkan akan membuat anda merasa semakin nyaman…semakin rileks.. dan semakin dalam…

10.. anda mulai melangkahkan kaki ke bawah… rileks.. nyaman 9… anda melangkah lagi… terasa sangat ringan… dan sangat damai..

(23)

8… setiap perasaan tenang dan nyaman menyebar pada setiap langkah..

7… masuk lebih dalam lagi… sangat rileks…

6... setiap langkah kaki membuat anda semakin tenang… sangat tenang…

5… anda benar-benar menikmati perasaan rileks dan sangat nyaman..

4… masuk lebih dalam lagi..

3… nikamati perasaan rilek dan nyaman.. anda kini benar-benar merasa seperti mengantuk

2… sebarkan perasaan nyaman dan rileks ke seluruh tubuh… 1… kini anda berada di dasar tangga..

Note:

Terapi perlu memastikan jika posisi duduk klien telah nyaman. Ritme dan intonasi suara terapi sebaikanya pelan dan lembut.

6. Terapis memandu klien untuk melakukan regresi

“Pelan-pelan fokus pada jantung… anda boleh memegang jantung dengan tangan kanan anda.. oke.. cek.. bisa dirasakan?... cek warnanya… denyutnya bila ada… ok… warnanya apa dek? Tampak seperti apa? Berdenyut?”

“Fokus pada jantung dan katakan pada jantung..

Halo jantung… kita bertemu lagi yah.. aku sedang terapi nih… menggunakan pendekatan transpersonal… kamu baik-baik yah.. Bagaimana responnya?

Katakan pada jantung…

Terima kasih yah jantung… walaupun aku sering lupa… tapi kamu selalu menjagaku… melindungiku… terima kasih jantung… jantung aku ingin meminta bantuan.. mau tidak?

(24)

Jantung aku ingin melakukan perjalanan kembali ke masa lalu ke masa perkembanganku… bantu aku yah jantung… biar lancar… dan tampak sangat jelas…

Jantung mau dek?

Terima kasih yah jantung.. Oke lepaskan perlahan-lahan…

7. Terapis memandu klien untuk mengeksplorasi pengalaman masa lalu untuk menemukan pola berulang.

“Sebentar lagi anda akan diajak mundur melihat kembali masa-masa perkembangan dari dewasa hingga masa kecil… Beri keberanian dalam hati, tubuh, dan pikiran, untuk bekerja dengan rasa …..(satu emosi yang telah di proses dan sangat dominan terkait fobia) dan berjalan dan melihat setiap masa perkembangan anda.. Setiap perisitiwa yang terjadi dalam hidup kita… memiliki makna dan maksud agar kita bisa belajar dan lebih baik.

“Tarik nafas dalam… dan hembuskan perlahan-lahan…”

Perlahan kita mundur ke masa dua hari yang lalu.. Fokus pada rasa (emosi terkait fobia)… rasakan kembali peristiwa yang terjadi… (jeda 10 detik)… Mundur lagi ke peristiwa satu minggu yang lalu. Amati dan rasakan peristiwa yang terjadi… lihat orang-orang di sekitar anda… Rasakan setiap rasa yang muncul… (jeda 10 detik)…Mundur ke satu bulan yang lalu, dua bulan yang lalu. Pengalaman apa yang masih terlintas jelas dalam pikiran anda. Rasakan setiap peristiwa yang terjadi… orang-orang di sekitar anda… emosi yang anda rasakan... (jeda 10 detik)… Jika anda telah merasakan kembali emosi-emosi itu, silahkan mundur selangkah dan lepaskan emosi (emosi terkait fobia) dan emosi negatif yang masih tertinggal…Tarik nafas yang dalam… dan hembuhkan bersama emosi negatif yang masih tertinggal… Lepaskan setiap beban yang melekat dan Izinkan tubuh mejadi lebih ringan…

(25)

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan…

Mundur perlahan ke masa awal-awal perkuliahan, lihatlah sejenak. Fokus pada emosi (emosi terkait fobia)… Mungkin ada pengalaman yang berkesan… rasakan dan amati peristiwa yang terjadi…(jeda 5 detik)… Jika anda telah merasakan kembali emosi-emosi itu, silahkan mundur selangkah dan lepaskan emosi (emosi terkait fobia) dan emosi negatif yang masih tertinggal… Tarik nafas yang dalam… dan hembuhkan bersama emosi negatif yang masih tertinggal… Lepaskan setiap beban yang melekat dan Izinkan tubuh mejadi lebih ringan… Tanyakan pada diri anda pelajaran positif apa yang ingin diberikan dari peristiwa… Peristiwa itu mengajarkan anda mejadi seperti sosok seperti apa… (jeda 10 detik)… Jika anda telah mendapatkan jawaban letakkan tangan kanan di dada anda kemudian turunkan…

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan…

Mundur lagi lebih jauh, pada saat SMA. Mungkin ada pengalaman yang signifikan terjadi dalam hidup anda… Bersama teman-teman (jeda 5 detik)… keluarga (jeda 5 detik)… pasangan mungkin (jeda 5 detik)… lihat dan amati peristiwa yang terjadi… Jika anda telah merasakan kembali emosi-emosi itu, silahkan mundur selangkah dan lepaskan setiap emosi (emosi terkait fobia) dan emosi negatif yang masih tertinggal… Tarik nafas yang dalam… dan hembuhkan bersama emosi negatif yang masih tertinggal… tanyakan pada diri anda.. Mengapa peristiwa itu terjadi? Hal positif apa yang ingin diajarkan kepadaku? (jeda 10 detik) Jika anda telah mendapatkan jawaban letakkan tangan kanan di dada anda kemudian turunkan…

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan…

Mundur ke SMP… Pengalaman yang mempengaruhi kehidupanmu yang membuat kamu merasa (emosi terkait fobia)… Jika anda telah merasakan kembali emosi-emosi itu, silahkan mundur selangkah dan lepaskan emosi (emosi terkait fobia)… dan emosi negatif yang masih tertinggal… Tarik nafas yang dalam… dan hembuhkan… Tanyakan

(26)

pada diri anda pelajaran positif apa yang inigin diberikan dari peristiwa… Peristiwa itu mengajarkan anda mejadi seperti apa… Jika anda telah mendapatkan jawaban letakkan tangan kanan di dada anda kemudian turunkan…

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan…

Mundur ke SD… Mungkin ada pengalaman yang signifikan terjadi dalam hidup anda… Bersama teman-teman (jeda 5 detik)… keluarga (jeda 5 detik)… lihat dan amati peristiwa yang terjadi… Jika anda telah merasakan kembali emosi-emosi itu, silahkan mundur selangkah dan lepaskan emosi (emosi terkait fobia) dan emosi negatif yang masih tertinggal… Tarik nafas yang dalam… dan hembuhkan(3x)… tanyakan pada diri anda.. Mengapa peristiwa itu terjadi? Hal positif Apa yang ingin diajarkan kepadaku? (jeda 10 detik) Jika anda telah mendapatkan jawaban letakkan tangan kanan di dada anda kemudian turunkan…

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan…

Mundur ke taman kanak-kanak… Bermain bersama teman-teman… rasakan setiap emosi yang anda rasakan… Pengalaman yang tidak menyenangkan yang membuat anda merasa (emosi terkait fobia)…. Jika anda telah merasakan kembali emosi-emosi itu, silahkan mundur selangkah dan lepaskan emosi (emosi terkait fobia) dan emosi negatif yang masih tertinggal sambil menarik dan menghembuskan nafas… tanyakan pada diri anda.. Mengapa peristiwa itu terjadi? Apa yang ingin diajarkan kepadaku? (jeda 10 detik) Jika anda telah mendapatkan jawaban letakkan tangan kanan di dada anda kemudian turunkan…

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan…

Mundur ke masa balita… Saat anda ditimang oleh orang tua… anda menghabiskan banyak waktu bermain bersama orang-orang yang anda cintai… Amati setiap peristiwa yang terjadi… Rasakan setiap emosi (emosi terkait fobia) yang muncul… (jeda 10 detik).. Beri

(27)

keberanian dan dan kesempatan dalam diri untuk sejenak melihat (jeda 10 detik)… Jika anda telah merasakan kembali emosi-emosi itu,

silahkan mundur selangkah dan lepaskan setiap emosi sedih, cemas, takut, dan emosi negatif yang masih tertinggal… tanyakan pada diri anda.. Mengapa peristiwa itu terjadi? Hal positif apa yang ingin diajarkan kepadaku? (jeda 10 detik) Jika anda telah mendapatkan jawaban letakkan tangan kanan di dada anda kemudian turunkan…

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan (3x)…

“anda telah melakukan perjalanan yang panjang. Semua peristiwa signifikan dalam hidup anda sudah anda amati secara seksama. Anda mengetahui bahwa setiap peristiwa terjadi bukan tanpa alasan. Anda mengalaminya karna hanya anda yang kuat untuk melalui semuanya. Setiap peristiwa juga hadir untuk membantu anda belajar dan menjadi semakin kuat dari sebelumnya. Mari sejenak melihat sisi positif dari setiap peristiwa (jeda 10 detik) dan mencari keinginan terbesar dalam hidup anda”

Secara perlahan silahkan maju dari masa taman kanak-kanak… SD….kelas 1.. kelas 2.. kelas 3.. kelas 4.. kelas 5.. kelas 6.. Kemudian SMP….kelas 1.. kelas 2.. kelas 3.. SMA… kelas 1.. kelas 2.. kelas 3.. Kuliah… dua hari yang lalu… dan masa sekarang... (setiap perpindahan fase jeda 10 detik). “Tarik nafas dalam dan hembuskan perlahan-lahan” (lakukan sebanyak 3x)

Beri jeda 30 detik

“Anda telah melewati berbagai peristiwa dan kondisi.. setiap peristiwa baik menyenangkan dan tidak menyenangkan mengajarkan kamu tentang berbagai hal positif dan mengajarkan kamu menjadi lebih baik dari hari ke hari… Mari sejenak bertanya ke dalam diri untuk menemukan jawaban dari setiap perisitiwa…

(28)

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan-lahan…

“Tanyakan pada diri anda apa makna atau pelajaran dari seluruh peristiwa yang telah anda alami? Hal positif apa yang ingin diajarkan kepada anda? (beri jeda 15 detik)… Dengarkan saja jawaban apapun yang muncul dari dalam diri anda. Apa jawabannya?”

Tarik nafas… dan hembuskan perlahan-lahan…

“Tanyakan pada diri anda, Apa yang anda inginkan dari hidup anda? (beri jeda 15 detik)… Dengarkan saja jawaban apapun yang muncul dari dalam diri anda. Apa jawabannya?”

Jika klien belum menemukan jawabannya ajak klien menarik dan menghembuskan nafas.. dan kemudian menanyakan kembali..

“diamlah sejenak dan rasakan (emosi positi) di seluruh bagian tubuh anda” (jeda 30 detik)

Terapis memandu klien menemui jantung dan berterima kasih

“pelan-pelan temui jantung… dan menyapanya…”

“Halo jantung… terima kasih yah… kamu telah membantu aku berjalan dalam proses perkembanganku dengan lancar… Makasih yah jantung…”

Takut nafas… dan hebuskan… (3x)

Terapis memandu klien kembali ke kondisi sadar

“saat ini kita akan meninggalkan alam bawah sadar dan kembali dengan membawa seluruh memori dan insights yang telah anda dapatkan. “

saya akan menghitung 10 sampai 1. Pada hitungan 1 anda akan bangun, rileks, dan merasa sangat fresh seperti anda bangun di pagi hari setelah tidur semalaman.

10… anda mulai tersadar

9… anda mulai menggerakkan kaki kiri 8… anda dapat menggerakkan kaki kanan

(29)

7… gerakkan tangan kiri 6… tangan kanan

5… pergelangan tangan 4… gerakkan bahu anda 3… kesadaran semakin naik

2… pada hitungan berikutnya buka mata anda

1… buka manta anda dan anda sadar sepenuhnya dan berada di ruangan ini.

8. Diskusi

Sesi diskusi bertujuan untuk untuk mengetahui pengalaman klien selama proses regresi. Adapun pertanyaan yang dapat ditanyakan, yaitu:

• Ceritakan pengalaman anda selama proses terapi berlangsung

• Apa yang anda pelajari dari proses terapi yang sekiranya dapat membantu anda?

• Apakah anda menemukan jadwaban dari setiap pertanyaan yang anda ajukan?

Note:

Terapis dapat mengajukan pertanyaan lain yang diaggap relevan dan penting.

9. Terapis meminta klien untuk membayangkan objek fobianya Terlampir

10. Terapis dan klien bersama sama mengevaluasi seluruh proses terapi yang telah dilaksanakan

Terapis menanyakan kesan klien terhadap proses terapi dan menceritakan perubahan yang dirasakan setelah mengikuti proses terapi.

11. Penutup

Terapis menutup sesi terapi dengan mengapresiasi keberanian dan perncapaian klien, serta mengucapkan terima kas

Referensi

Dokumen terkait

11 Jumlah makrofag peritoneal pada kelompok P1, P2 dan P3 yaitu kelompok mencit yang diiinduksi vaksin BCG dan diberi perlakuan pemberian ekstrak etanol daun mimba dengan

The AT89C2051 provides the following standard features: 2K bytes of Flash, 128 bytes of RAM, 15 I/O lines, two 16-bit timer/counters, a five vector two-level interrupt architecture,

Maka, dengan ini kami umumkan peserta lelang yang menjadi pemenang untuk Pengadaan Jasa Kebersihan pada BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu, adalah sebagai berikut :..

Diberitahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi dokumen penawaran dan verifikasi dokumen kualifikasi oleh Kelompok Kerja 2 Unit Layanan Pengadaan Kantor Pusat Direktorat

Pada petak kanan atas dengan latar belakang warna putih terdapat gambar.. Bukit Barisan berpuncak dan dua buah puncak di tengah

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk variabel keahlian dewan komisaris sebesar 0,005 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi

bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu

Kita melihat hal itu dalam kenyataan bahwa Yesus, Sang Anak, sudah diutus oleh Bapa tetapi bahkan sejak ayat dua Ia sudah mengatakan, “Sama seperti Engkau