• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan dikantor Dinas Pendapatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan dikantor Dinas Pendapatan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Watu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolahan Keuangan dan Asset daerah Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data awal sampai pada tahap penyelesaian yang dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2013

3.2 Desain penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni menganalisis adanya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Penelitian asosiatif adalah suatu pernyataan tentang adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, (Sugiyono, 2011: 89)

Desain penelitian pada dasarnya menggambarkan adanya prosedur-prosedur yang mungkin dapat, menguji hipotesis penelitian agar bisa mencapai kesimpulan mengenai hubungan dan pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini. Adapun desain penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

(2)

Gambar 2: Desain Penelitian

X : PAD (X1), Dana Perimbangan (X2), Belanja Modal (X3) Y : Kinerja Keuangan

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel bebas atau dependent variabel (X). PAD, Dana Perimbangan dan Belanja Modal dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur hasil dari penggunaan anggaran atau realisasi anggaran pemerintah. Untuk itu realisasi anggaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Tanjung (2008) adalah bagian dari unsur yang mencagkup Pendapatan (PAD, Dana Perimbangan) dan belanja (Belanja Modal).

Variabel terikat atau dependen variabel (Y). Kinerja Keuangan merupakan suatu pola tindakan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diukur dengan berdasarkan rasio yang dikemukakan oleh Halim (2007: 232) dalam Pratidina (2011) mengukur kinerja keuangan dengan

X 1

X2

X3

(3)

menggunakan rasio kemandirian. Peneliti menetapkan variabel penelitian seperti tabel 7 berikut:

Tabel 7. Definisi Operasional Variabel X (PAD, Dana Perimbangan dan Belanja Modal) dan Pengukuran Variabel Y (Kinerja keuangan Pemerintah)

No Variabel Definisi Pengukuran Ukuran Skala

1.

Realiasi PAD (X1)

No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa kelompok PAD dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan yaitu pajak daerah, retribusi, hasil pengelolahan kekayaan daerah dan lain-lain PAD yang sah

PAD= pajak daaerah + Retribusi + Hasil pengelolahan kekayaan

daerah + lain-lain PAD yang sah

Rp Rasio

Realisai Dana Perimbangan

(X2)

Dalam Undang – Undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah disebutkan bahwa: “Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi, terdiri dari dana bagi hasil, DAK, DAU

Transfer pemerintah pusat / Dana Perimbangan= Dana bagi hasi + dana alokasi khusus + dana alokasi umum

Rp Rasio

Realisasi Belanja Modal

(X3)

Anggaran modal yang menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabotan dan sebagainya (Mardiasmo, 2002)

Belanja modal= Tanah + Peralatan & mesin + Gedung + jalan,irigasi + belanja aset lainya

Rp Rasio

2. Kinerja Keuangan (Y)

Kinerja keuangan pemerintah daerah adalah tingkat capaian dari suatu hasil kerja di bidang keuangan daerah. Semakin besar tingkat persentasi kemandirian maka semakin kecil tingkat

ketergantungan.(Halim, 2007) dan semakin besar tingkat persentasi untuk pembangunan akan menunjang PAD.

Pendapatan asli daerah x 100%

(4)

3.4 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kab. Bone Bolango

Sampel pada penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran bulanan Pemerintah Kab. Bone Bolango dari tahun 2010 hingga 2012. Berikut ini adalah pertimbangan atas pemilihan sampel tersebut:

a. Kemudahan dalam memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian.

b. Pemilihan Bulanan tersebut lebih relevan dengan situasi untuk dilakukannya penelitian, sehingga hasil penelitian yang didapat lebih banyak dan akurat.

c. Laporan Realiasi Anggaran pada periode tahun menjadi bulanan tersebut telah diaudit.

d. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan realisasi bulanan yaitu 36 sampel, diambil dari 3 tahun trakhir pada laporan realisasi anggaran, 1 tahun anggaran 12 bulan X 3 tahun = 36 sampel.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini menggunakan data dokumentasi yang bersumber dari kantor DPPKAD Kab. Bone Bolango berupa laporan Realisasi anggaran Tahunan/bulanan yang akan mencatat, mengelolah dan di analisis seberapa jauh efektifitas dan efisiensi penggunan anggaran pemerintah Kab. Bonebolango. Serta data berupa masalah

(5)

yang terjadi berhubungan dengan laporan realisasi anggaran di media internet News, Kompas.com, Antara Gorontalo.

3.6 Jenis Dan Sumber data 3.6.1 Jenis data

Menurut kuncoro (2003: 127) dalam kairupan (2011) data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Laporan Realisasi anggaran Tahun 2010-2012 dengan periode pengamatan berbentuk bulanan. Karena data yang diperoleh dari berbagai sumber berbentuk tahunan maka untuk memperoleh data bulanan dilakukan dengan cara interpolasi data tahunan menjadi bulanan.

3.6.2 Sumber Data

Adapun data yang menjadi sumber data dalam penelitian ini data sekunder. Data sekunder berupa laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Kab. Bone bolango periode 2010–2012 yang diperoleh dari instansi pemerintah yaitu Dinas Pendapatan Pengelolahan Keuangan dan Asset Daerah.

3.7 Metode dan Teknik Analisis Data

Model dan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Regresi berganda metode estimasi utama didalam

(6)

Ekonometrika. Menurut Agus (2005: 7), regresi dalam pengertian moderen adalah studi bagaimana variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih dari variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang diketahui.

Analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan independen berkaitan erat dengan hubungan yang bersifat statistika, bukan hubungan yang pasti. Di dalam statistika hubungan yang tidak pasti ini disebut hubungan yang acak (random atau stokastik). Suatu model regresi berganda dengan hanya tiga variabel independen dari suatu populasi dimana terdapat variabel dependen dapat dinyatakan sebagai berikut:

Y

= β

0

+ β

1

x

1

+ β

2

x

2

+ β

3

x

3

+ ɛ

Keterangan:

Y = Kinerja Keuangan

X1 = Variabel bebas 1 ( PAD)

X2 = Variabel bebas 2 (Dana Perimbangan)

X3 = Variabel bebas 3 (Belanja Modal)

β1,α1 = koefisisen refresi dari X1

(7)

β3,α3 = koefisisen refresi dari X3

Berdasarkan analisis regresi linier berganda maka akan diperoleh koefisien regresi linier dari masing-masing variabel. Untuk menguji setiap koefisisen dengan, pengujian koefisien determinasi R2, regresi secara individual (t-test) dan secara (F-test)

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi klasik. Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolinieritas dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari:

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah model Regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistika menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji normalitas data. Penelitian ini mnggunakan analisis grafik normalitas probability plot yang membandigkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Data dapat dikatakan

(8)

normal jika data atau titik-titik terbesar disekitar garis diagonal dan penyebaranya mengikuti garis diagonal. Pada perinsipnya normal dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengkuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal. Maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghosali, 2006)

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghosali, 2006). Uji multikolinearitas ini digunakan karena pada analisis regresi terdapat asumsi yang mengisyaratkan bahwa variabel independen harus terbebas dari multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Cara terbaik untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau tidak yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Infation Faktor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen manakah yang dijelaskan oleh independen lainya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel

(9)

independen menjadi dependen (terikat) dan regresi terhadap variabel independen lainya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen lainya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2006)

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi bertganda linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada priode t dengan kesalahan pengganggu pada priode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutran sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan, menjadi tidak layak untuk dipakai (Santoso, 2000).

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengajian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut hetetoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji ini dapat diukur dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara acak di atas dan dibawah

(10)

angka 0 pada sumbu Y, maka diidentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisita (Ghozali, 2006)

3.7.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis penelitian ini di uji dengan menggunakan analisis regresi berganda.

1. Uji Parisal (Uji t)

Uji persial (uji t), bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara persial terhadap variabel dependen. Secara persial hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis sebagai berikut:

 Uji t untuk variabel PAD

H0 : β1 = 0, berarti PAD tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial

terhadap Kinerja Keuangan

H0 : β1 ≠ 0, berarti PAD memiliki pengaruh signifikan secara parsial

terhadap kinerja keuangan

 Uji t untuk variabel dana perimbangan

H0 : β2 = 0, berarti dana perimbangan tidak memiliki pengaruh signifikan

secara parsial terhadap Kinerja keuangan

H0 : β2 ≠ 0, berarti dana perimbangan memiliki pengaruh signifikan secara

(11)

 Uji t untuk variabel belanja modal

H0 : β3 = 0, berarti belanja modal tidak memiliki pengaruh signifikan secara

parsial terhadap kinerja keuangan

H0 : β3 ≠ 0, berarti belanja modal memiliki pengaruh signifikan secara

parsial terhadap kinerja keuangan

a. Untuk menetukan tingkat signifikan yaitu 5 %

b. Jika thitung> ttabel atau thitung< ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 (PAD), X2

(dana perimbangan), dan X3 (belanja modal) terhadapdan Y1 kinerja

keuangan

c. Jika thitung< ttabel atau thitung> ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak,

artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 (PAD),

X2 (dana perimbangan), dan X3 (belanja modal) terhadap kinerja

keuangan

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui bahwa variabel bebas yaitu PAD, dana perimbangan dan belanja modal secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan. Langkah-langkah pengujianya adalah sebagai berikut:

a) H0 : β1 =β2 = β3 = 0, berarti PAD, dana perimbangan dan belanja

modal secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja keuangan

(12)

b) H0 : β1=β2=β3 ≠ 0, berarti PAD,dana perimbangan dan belanja modal

secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja keuangan

Setelah didapat nilai F test melalui rumus di atas untuk menginterprestasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk menetukan tingkat signifikan yaitu 5 %

b. Jika Fhitung < Ftabel H0 diterima H1 ditolak dan jika Fhitung > Ftabel maka

H0 ditolak dan H1 diterima

c. Berdasarkan nilai signifikan dasar pengambilan keputusan adalah jika sig > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak dan jika jika sig < 0,05 H0

ditolak dan H1 diterima 3. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien determinasi ini digunakan karena dapat menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel –variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Gambar

Gambar 2: Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil pengujian pada gambar 4.4 menunjukkan setiap bit 1 dengan polaritas yang berlawanan dan bit 0 yang tidak lebih dari 3 dengan level tegangan 0 atau berada tepat pada

Mengingat pembelanjaan modal merupakan jenis pengeluaran perusahaan yang membutuhkan banyak dana, maka dalam menentukan seberapa besar tingkat pembelanjaan modal yang

 Salah satu cara yang lazim digunakan untuk memeriksa potensi item- item hierarki untuk membangkitkan kecemasan adalah dengan mengatakan bahwa nol (0) adalah

Sehubungan dengan tingginya minat pegawai di lingkungan Ditjen Perbendaharaan untuk mengikuti pendidikan atas inisiatif sendiri (AIS) di luar pendidikan yang diselenggarakan oleh

Hasil penelitian menunjukkan Untuk dapat berkompetensi dalam berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi Pemberlakuan

Skripsi dengan judul “Analisis Representasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Datar” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah skripsi ini tidak

Dengan persamaan tersebut dapat diinterprestasikan bahwa apabila variabel sikap rasa ingin tahu dan kreativitas produk IPL dengan menggunakan instrumen yang

Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi melalui lembar pengamatan aktivitas belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran yang sudah baik (skor rata-rata