BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. LATAR LATAR BELAKANGBELAKANG
Tenaga kerja merupakan faktor yang penting bagi pembangunan nasional Tenaga kerja merupakan faktor yang penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Tanpa adanya tenaga kerja maka pembangunan nasional tidak Indonesia. Tanpa adanya tenaga kerja maka pembangunan nasional tidak mungkin akan dapat terlaksana. Masalah utama dalam bidang ketenagakerjaan, mungkin akan dapat terlaksana. Masalah utama dalam bidang ketenagakerjaan, adalah adanya kesenjangan posisi antara pengusaha dan pekerja. Kedudukan adalah adanya kesenjangan posisi antara pengusaha dan pekerja. Kedudukan pengusaha sebagai yang mempekerjakan buruh rawan menimbulkan konflik pengusaha sebagai yang mempekerjakan buruh rawan menimbulkan konflik antara pengusaha dan pekerja.
antara pengusaha dan pekerja.
Adanya jurang terjal antara posisi pengusaha dan buruh ini menimbulkan Adanya jurang terjal antara posisi pengusaha dan buruh ini menimbulkan berbagai ekses terutama bagi para pekerja. Posisi salah satu pihak yang lebih berbagai ekses terutama bagi para pekerja. Posisi salah satu pihak yang lebih tinggi membuat pihak yang lebih lemah termarjinalkan. Banyak para pekerja tinggi membuat pihak yang lebih lemah termarjinalkan. Banyak para pekerja yang terdiskriminasi atas ulah oknum pengusaha nakal yang mencari yang terdiskriminasi atas ulah oknum pengusaha nakal yang mencari keuntungan. Akibatnya banyak hak-hak dasar para pekerja yang tidak diberikan keuntungan. Akibatnya banyak hak-hak dasar para pekerja yang tidak diberikan walau pekerja sudah melakukan kewajibannya.
walau pekerja sudah melakukan kewajibannya.
Kaum pekerja sebenarnya mempunyai hak-hak yang dapat Kaum pekerja sebenarnya mempunyai hak-hak yang dapat diperjuangkan. Pekerja berhak atas upah yang layak bagi kehidupannya, selain diperjuangkan. Pekerja berhak atas upah yang layak bagi kehidupannya, selain itu
itu para buruh para buruh dapat menuntut para dapat menuntut para pengusaha atas pengusaha atas jaminan-jajaminan-jaminan sosial bagiminan sosial bagi dirinya. Namun yang terjadi, Para pengusaha malah tidak memberikan dirinya. Namun yang terjadi, Para pengusaha malah tidak memberikan jaminan- jaminan
jaminan kehidupkehidupan an bagi bagi pekerjanypekerjanya a tersebut tersebut karena karena mereka mereka mengangmenganggapgap pemberian jaminan bagi kaum buruh hanya akan mengurangi keuntungan pemberian jaminan bagi kaum buruh hanya akan mengurangi keuntungan mereka.
mereka.
Hal itu diperkuat dengan keengganan para buruh untuk menuntut haknya Hal itu diperkuat dengan keengganan para buruh untuk menuntut haknya tersebut, hanya karena tidak ingin kehilangan pekerjaan. Martabat pekerja tersebut, hanya karena tidak ingin kehilangan pekerjaan. Martabat pekerja adalah tentang hak
adalah tentang hak – – yaitu hak-hak sebagai pekerja/hak asasi manusia. Hak-hakyaitu hak-hak sebagai pekerja/hak asasi manusia. Hak-hak inilah yang sering diselewengkan oleh tindakan semena-mena pengusaha.
inilah yang sering diselewengkan oleh tindakan semena-mena pengusaha.
Untuk mencegah terjadinya tindakan sewenang-wenang oleh pihak Untuk mencegah terjadinya tindakan sewenang-wenang oleh pihak pengusaha yang mempekerjakan buruh, maka telah ada suatu payung hukum pengusaha yang mempekerjakan buruh, maka telah ada suatu payung hukum yang berisi berbagai peraturan untuk melindungi hak-hak para pekerja, salah yang berisi berbagai peraturan untuk melindungi hak-hak para pekerja, salah
satunya adalah Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, satunya adalah Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, dan masih banyak peraturan lain yang mengatur tentang ketenagakerjaan dan dan masih banyak peraturan lain yang mengatur tentang ketenagakerjaan dan hubungan industrial.
hubungan industrial.
Hubungan kerja melalui kontrak, baik kontrak langsung maupun melalui Hubungan kerja melalui kontrak, baik kontrak langsung maupun melalui pihak ketiga yang dikenal sebagai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) pihak ketiga yang dikenal sebagai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) adalah hubungan kerja yang sudah lama ada di lingkungan ketenagakerjaan di adalah hubungan kerja yang sudah lama ada di lingkungan ketenagakerjaan di Indonesia. Pada dasarnya hubungan kerja, yaitu hubungan antara pekerja dan Indonesia. Pada dasarnya hubungan kerja, yaitu hubungan antara pekerja dan pengusaha terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dengan pengusaha. pengusaha terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dengan pengusaha.
Di mana pekerja menyatakan kesanggupannya untuk menerima upah dan Di mana pekerja menyatakan kesanggupannya untuk menerima upah dan pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah
membayar upah11.. Di dalam Pasal 50 UU No. 13/2003 tentang KetenagakerjaanDi dalam Pasal 50 UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara dijelaskan bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja.
pengusaha dengan pekerja. PKWT
PKWT „aturan main‟ nya sudah lama diatur secara legal,„aturan main‟ nya sudah lama diatur secara legal, melalui Undang-melalui Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Keputusan Menteri Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 100/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 100/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
Karena PKWT merupakan hubungan kerja yang berpotensi konflik dalam Karena PKWT merupakan hubungan kerja yang berpotensi konflik dalam bidang
bidang ketenagakerjaan, maka perlu ketenagakerjaan, maka perlu diketahui dengan jelas diketahui dengan jelas batasan dan batasan dan rambu- rambu-rambu yang ditetapkan oleh perundang-undangan yang berlaku. Memahami rambu yang ditetapkan oleh perundang-undangan yang berlaku. Memahami peraturan-peraturan perundang-undangan dan mengetahui akibat hukum peraturan-peraturan perundang-undangan dan mengetahui akibat hukum bilamana terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan, adalah mutlak perlu bilamana terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan, adalah mutlak perlu untuk pekerja yang sehari-hari-nya menangani atau bertanggung jawab atas untuk pekerja yang sehari-hari-nya menangani atau bertanggung jawab atas pelaksanaan
pelaksanaan PKWT , PKWT , agar konflik hubungan agar konflik hubungan industrial dapat dihindari.industrial dapat dihindari.
Dalam makalah ini penulis akan menelaah praktek PKWT yang ada di Dalam makalah ini penulis akan menelaah praktek PKWT yang ada di masyarakat. Penulis akan menganalisis secara yuridis PKWT PT. Suksesindo, masyarakat. Penulis akan menganalisis secara yuridis PKWT PT. Suksesindo, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa pekerja bagi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa pekerja bagi perusahaan lain. PT Suksesindo mengadakan perjanjian kerja untuk waktu perusahaan lain. PT Suksesindo mengadakan perjanjian kerja untuk waktu tertentu dengan saudari Swastika Ariestarini yang akan dipekerjakan pada PT tertentu dengan saudari Swastika Ariestarini yang akan dipekerjakan pada PT .AJBS, swalayan bahan bangunan di Jawa Timur.
.AJBS, swalayan bahan bangunan di Jawa Timur.
1 1
Imam Soepomo,1999.
B.
B. RUMUSAN RUMUSAN MASALAHMASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa hal yang dapat di Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa hal yang dapat di tarik sebagai rumusan masalah, antara lain:
tarik sebagai rumusan masalah, antara lain:
1. Bagaimana analisis terhadap isi Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) 1. Bagaimana analisis terhadap isi Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
PT.Suksesindo? PT.Suksesindo?
2. Bagaimana ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam PKWT 2. Bagaimana ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam PKWT
PT.Suksesindo? PT.Suksesindo? 3.
3. Bagaimana ketentuan Bagaimana ketentuan Jamsostek dan Jamsostek dan asuransi dalam asuransi dalam PKWT PT.Suksesindo?PKWT PT.Suksesindo?
C.
C. TUJUAN TUJUAN PENELITIANPENELITIAN
1.
1. Mengetahui aMengetahui analisis ternalisis terhadap isi hadap isi Perjanjian KerjPerjanjian Kerja Waktu Tea Waktu Tertentu rtentu (PKWT)(PKWT) PT.Suksesindo.
PT.Suksesindo. 2.
2. Mengetahui Mengetahui ketentuan ketentuan Pemutusan Pemutusan Hubungan KeHubungan Kerja (PHrja (PHK) dalam K) dalam PKWTPKWT PT.Suksesindo.
PT.Suksesindo.
3. Mengetahui ketentuan Jamsostek dan asuransi dalam PKWT PT.Suksesindo. 3. Mengetahui ketentuan Jamsostek dan asuransi dalam PKWT PT.Suksesindo.
BAB II BAB II
TINJAUAN NORMATIF TENTANG PERJANJIAN KERJA DAN PERJANJIAN KERJA TINJAUAN NORMATIF TENTANG PERJANJIAN KERJA DAN PERJANJIAN KERJA
WAKTU TERTENTU (PKWT) WAKTU TERTENTU (PKWT)
A.
A. PENGERTIAN PENGERTIAN PERJANJIAN PERJANJIAN KERJAKERJA
Perjanjian kerja diatur dalam Bab IX Undang-Undang Nomor 13 Tahun Perjanjian kerja diatur dalam Bab IX Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal 1 angka 14 UU Ketenagakerjaan 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal 1 angka 14 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerjaan/buruh disebutkan bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerjaan/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja,hak, dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja,hak, dan kewajiban para pihak. Kemudian dalam pasal 1 nomor 15 UU dan kewajiban para pihak. Kemudian dalam pasal 1 nomor 15 UU Ketenagakerjaan disebutkan
Ketenagakerjaan disebutkan bahwa bahwa hubungan hubungan kerja kerja adalah adalah hubungan hubungan antaraantara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan,upah dan perintah. Dapat disebutkan bahwa perjanjin kerja unsur pekerjaan,upah dan perintah. Dapat disebutkan bahwa perjanjin kerja harus memenuhi 3 (tiga) unsur , yaitu sebagai berikut:
harus memenuhi 3 (tiga) unsur , yaitu sebagai berikut: 1.
1. Ada orang Ada orang di bawah di bawah pimpinan orang pimpinan orang lain.lain. 2.
2. Penunaian Penunaian kerjakerja 3.
3. Adanya Adanya upah.upah.22
Sebagai
Sebagai suatu suatu Undang-undang Undang-undang yang yang tujuannya tujuannya antara antara lain lain untukuntuk memberikan
memberikan perlindungan perlindungan kepada kepada pekerja pekerja dalam dalam mewujudkan mewujudkan kesejahteraankesejahteraan dan, meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga, Undang-undang No. 13 dan, meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga, Undang-undang No. 13 tahun 2003 memberikan panduan mengenai perjanjian kerja. Menurut tahun 2003 memberikan panduan mengenai perjanjian kerja. Menurut Undang-undang ini
undang ini perjanjian kerja perjanjian kerja dapat dibuat dapat dibuat secara tertulis secara tertulis maupun lisan. maupun lisan. ApabilaApabila perjanjian
perjanjian kerja dibuat secara kerja dibuat secara tertulis, maka harus tertulis, maka harus memuat sebagai memuat sebagai berikut:berikut:
1.
1. nama, alamat nama, alamat perusahaan, dan perusahaan, dan jenis jenis usaha;usaha; 2.
2. nama, jenis nama, jenis kelamin, umur, kelamin, umur, dan dan alamat pekerja/buruh;alamat pekerja/buruh; 3.
3. jabatan jabatan atau atau jenis jenis pekerjaan;pekerjaan;
2 2
F.X Djumialdji, 2005
4.
4. tempat tempat pekerjaan;pekerjaan; 5.
5. besarnya upah besarnya upah dan dan cara cara pembayarannya;pembayarannya;
6. syarat -syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan 6. syarat -syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh; pekerja/buruh; 7.
7. mulai dan mulai dan jangka waktu jangka waktu berlakunya perjanjian berlakunya perjanjian kerja;kerja; 8.
8. tempat dan tempat dan tanggal perjanjian tanggal perjanjian kerja dibuat; kerja dibuat; dandan 9.
9. tanda tangan tanda tangan para para pihak dalam pihak dalam perjanjian kerja.perjanjian kerja.
Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud diatas pada Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud diatas pada angka
angka 5 5 dan dan 6, 6, tidak tidak boleh boleh bertentangan dengan bertentangan dengan peraturan peraturan perusahaan,perusahaan, perjanjian kerja bersama, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. perjanjian kerja bersama, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diatur bahwa suatu Apabila dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diatur bahwa suatu perjanjian dinyatakan sah apabila memenuhi empat syarat, maka dalam hukum perjanjian dinyatakan sah apabila memenuhi empat syarat, maka dalam hukum ketenagakerjaan secara khusus diatur dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 ketenagakerjaan secara khusus diatur dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 bahwa kesahan
bahwa kesahan suatu perjanjian suatu perjanjian kerja kerja harus memenuhi harus memenuhi adanya 4 adanya 4 persyaratanpersyaratan sebagai berikut:
sebagai berikut:
1.
1. Kesepakatan Kesepakatan kedua kedua belah belah pihak;pihak; 2.
2. Kemampuan Kemampuan atau atau kecakapan kecakapan melakukan melakukan perbuatan perbuatan hukum;hukum; 3.
3. Adanya Adanya pekerjaan pekerjaan yang yang diperjanjikandiperjanjikan;; 4.
4. Pekerjaan Pekerjaan yang yang diperjanjikan tidak diperjanjikan tidak bertentangan dengan bertentangan dengan ketertiban ketertiban umum,umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Suatu
Suatu perjanjian perjanjian kerja kerja tentu tentu saja saja dapat dapat meliputi meliputi berbagai berbagai jenis jenis pekerjaan,pekerjaan, sepanjang pekerjaan
sepanjang pekerjaan tersebut memang tersebut memang diperlukan oleh diperlukan oleh pemberi kerja. Sedangkanpemberi kerja. Sedangkan ditinjau dari
ditinjau dari jangka waktu jangka waktu perjanjian kerja, perjanjian kerja, pemberi kerja pemberi kerja dapat dapat saja saja membuatmembuat perjanjian kerja u
perjanjian kerja untuk suatu ntuk suatu jangka waktu jangka waktu yang yang ditetapkan lebih awal ditetapkan lebih awal atau tidak.atau tidak. Semua ketentuan yang mengatur hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan Semua ketentuan yang mengatur hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan diatur berdasarkan isi
diatur berdasarkan isi Perjanjian Kerja.Perjanjian Kerja. Isi perjanjian itu bisa saja mengabaikanIsi perjanjian itu bisa saja mengabaikan ketentuan-ketentuan yang ada dalam UU Ketenagakerjaan sepanjang perusahaan ketentuan-ketentuan yang ada dalam UU Ketenagakerjaan sepanjang perusahaan dan karyawan menyepakatinya.
Namun demikian, dalam rangka memberi kepastian hukum kepada Namun demikian, dalam rangka memberi kepastian hukum kepada pekerja dan pemberi kerja, perjanjian kerja yang dikaitkan dengan jangka pekerja dan pemberi kerja, perjanjian kerja yang dikaitkan dengan jangka waktunya dibagi menjadi 2 (dua) jenis perjanjian kerja.
waktunya dibagi menjadi 2 (dua) jenis perjanjian kerja.
Kedua
Kedua jenis jenis perjanjian perjanjian kerja kerja yang yang diperbolehkan oleh diperbolehkan oleh Undang-undangUndang-undang tersebut terdiri atas:
tersebut terdiri atas:
1.
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu (PKWT) yaitu pPerjanjian kerja untuk waktu tertentu (PKWT) yaitu perjanjian kerja antaraerjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.
waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu. 2.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu (PKPerjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu (PKWTT) yaitu perjanjian kerjaWTT) yaitu perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja tetap.
tetap.
B.
B. PERJANJIAN PERJANJIAN KERJA KERJA WAKTU WAKTU TERTENTU TERTENTU (PKWT)(PKWT)
1.
1. Pengertian Perjanjian Pengertian Perjanjian Kerja Kerja Waktu Tertentu Waktu Tertentu (PKWT)(PKWT)
Pengertian perjanjian kerja waktu tertentu dan perjanjian kerja waktu tidak Pengertian perjanjian kerja waktu tertentu dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu tersebut dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tertentu tersebut dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 100/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu No. 100/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu disebutkan sebagai berikut:
disebutkan sebagai berikut:
“Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya disebut PKWT adalah “Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya disebut PKWT adalah
perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja
hubungan kerja dalam waktu dalam waktu tertentu atau tertentu atau untuk pekerja untuk pekerja tertentu. tertentu. PerjanjianPerjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu yang selanjutnya disebut PKWTT adalah Kerja Waktu Tidak Tertentu yang selanjutnya disebut PKWTT adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja yang bersifat tetap.” hubungan kerja yang bersifat tetap.”
PKWT memiliki dasar batasan bahwa jangka waktu perjanjian kerja sudah PKWT memiliki dasar batasan bahwa jangka waktu perjanjian kerja sudah
ditetapkan dari awal, dibatasi oleh suatu dasar khusus. Dalam ditetapkan dari awal, dibatasi oleh suatu dasar khusus. Dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 disebutkan bahwa PKWT didasarkan atas jangka undang No. 13 tahun 2003 disebutkan bahwa PKWT didasarkan atas jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu
waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu33.. Jika
Jika dibandingkan dengan dibandingkan dengan PKWTT, maka PKWTT, maka PKWT PKWT memiliki keterbatasan,memiliki keterbatasan, hal
hal ini ini karena karena PKWT PKWT tersebut tidak tersebut tidak bersifat bersifat berkelanjutan, sehingga berkelanjutan, sehingga jangkajangka waktu perlindungan kepada pekerja terbatas pada waktu tertentu tersebut. waktu perlindungan kepada pekerja terbatas pada waktu tertentu tersebut. Salah satu upaya agar PKWT tidak diterapkan kepada setiap jenis pekerjaan, Salah satu upaya agar PKWT tidak diterapkan kepada setiap jenis pekerjaan, Undang-undang memberikan perlindungan dengan pembatasan agar PKWT Undang-undang memberikan perlindungan dengan pembatasan agar PKWT diterapkan pada situasi khusus. Hal ini berarti bahwa diluar diterapkan pada situasi khusus. Hal ini berarti bahwa diluar situasi-situasi tersebut, PKWT tidak diperbolehkan. Adapun batasan situasi-situasi tersebut, situasi tersebut, PKWT tidak diperbolehkan. Adapun batasan situasi tersebut, dinyataka dalam
dinyataka dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Undang-Undang Ketenagakerjaan sebagai sebagai berikut:berikut: a.
a. pekerjaan yang pekerjaan yang sekali selesai sekali selesai atau yang atau yang sementara sifatnya;sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun; terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau pekerjaan yan berhubungan c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau pekerjaan yan berhubungan
dengan produk
dengan produk baru, kegiatan baru, kegiatan baru, atau baru, atau produk tambahan produk tambahan yang yang masihmasih dalam percobaan atau penjajakan.
dalam percobaan atau penjajakan. d.
d. perjanjian perjanjian kerja kerja untuk untuk waktu waktu tertentu tertentu tidak tidak dapat dapat diadakan diadakan untukuntuk pekerjaan yang bersifat tetap.
pekerjaan yang bersifat tetap.
2.
2. Isi Isi Perjanjian Kerja Perjanjian Kerja Waktu TertentuWaktu Tertentu
Bentuk perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) berbeda dengan Bentuk perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) berbeda dengan perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu. Bagi PKWT harus dibuat secara perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu. Bagi PKWT harus dibuat secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan tulisan latin serta harus tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan tulisan latin serta harus memuat sekurang-kurangnya:
memuat sekurang-kurangnya:
a.
a. Nama,alamat perusahaan Nama,alamat perusahaan dan dan jenis jenis usaha;usaha; b.
b. Nama, Nama, jenis jenis kelamin,umur,dan alamat kelamin,umur,dan alamat pekerja/buruh;pekerja/buruh; c.
c. Jabatan/jenis Jabatan/jenis pekerjaan;pekerjaan;
3 3
Syarief Bachsir
Syarief Bachsir ,Perjanjian K ,Perjanjian Kerja Menurut Uerja Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun ndang-Undang No. 13 Tahun 2003,2003,Newsletter KAP, EdisiNewsletter KAP, Edisi XII/Desember/2009,hal.3
d.
d. Tempat Tempat pekerjaan;pekerjaan; e.
e. Besarnya upah Besarnya upah dan dan cara cara pembayarannya;pembayarannya; f.
f. Syarat-syarat kerja Syarat-syarat kerja yang yang memuat hak memuat hak dan dan kewajiban pengusahakewajiban pengusaha dan pekerja/buruh;
dan pekerja/buruh; g.
g. Mulai dan Mulai dan jangka waktu jangka waktu berlakunya perjanjian berlakunya perjanjian kerja.kerja. h.
h. Tempat dan Tempat dan tanggal tanggal perjanjian kerja perjanjian kerja dibuat;dibuat; i.
i. Tanda Tanda tangan tangan para para pihak pihak dalam dalam perjanjian perjanjian kerja.kerja.
Perjanjian kerja dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap 3 (tiga) yang Perjanjian kerja dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap 3 (tiga) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta pekerja/buruh dan pengusaha mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta pekerja/buruh dan pengusaha masing-masing mendapat 1 (satu) perjanjian kerja. 1 (satu) eksemplar perjanjian masing-masing mendapat 1 (satu) perjanjian kerja. 1 (satu) eksemplar perjanjian kerja waktu tertentu dicatatkan oleh pengusaha kepada instansi yang kerja waktu tertentu dicatatkan oleh pengusaha kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota setempat bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota setempat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penandatangan.
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penandatangan.44
3. Jenis Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) 3. Jenis Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
a.
a. Perjanjian Kerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Waktu Tertentu Berdasarkan Waktu Berdasarkan Waktu TertentuTertentu
Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 dapat diadakan untuk paling 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun . Untuk memperpanjang (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun . Untuk memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu, pengusaha paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu, pengusaha paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu yang berlaku belum berakhir, telah perjanjian kerja waktu tertentu yang berlaku belum berakhir, telah memberitahukan secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan.
memberitahukan secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang diperpanjang telah berakhir dapat Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang diperpanjang telah berakhir dapat ditiadakan pembaharuan. Pembaharuan perjanjian kerja untuk waktu tertentu ditiadakan pembaharuan. Pembaharuan perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh hanya dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh hari) berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama sekali, paling lama 2 hari) berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama sekali, paling lama 2 (dua) tahun.
(dua) tahun.
4 4
F.X Djumialdji
b.
b. Perjanjian Kerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Waktu Tertentu Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan Pekerjaan TertentuTertentu
1) PKWT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau 1) PKWT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya yang penyelesaiannya paling sementara sifatnya yang penyelesaiannya paling lama 3 (tiga) tahun.
lama 3 (tiga) tahun. 2)
2) Dalam hal pekerjann tertentu Dalam hal pekerjann tertentu yang dikerjakan dalamyang dikerjakan dalam PKWT dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang PKWT dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang diperjanjikan,maka PKWT tersebut putus demi hukum diperjanjikan,maka PKWT tersebut putus demi hukum pada saat selesainya pekerjaan.
pada saat selesainya pekerjaan. 3)
3) Dalam Dalam PKWT yang PKWT yang didasarkan didasarkan atas selesaatas selesainyainya pekerjaan tertentu harus dicantumkan batasan suatu pekerjaan tertentu harus dicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan selesai.
pekerjaan dinyatakan selesai.
4) Dalam hal PKWT dibuat berdasarkan selesainya 4) Dalam hal PKWT dibuat berdasarkan selesainya pekerjaan tertentu namun karena kondisi tertentu pekerjaan tertentu namun karena kondisi tertentu pekerjaan tersebut belum dapat diselesaikan, dapat pekerjaan tersebut belum dapat diselesaikan, dapat dilakukan pembaharuan PKWT.
dilakukan pembaharuan PKWT. 5)
5) Pembaharuan sebagaimana Pembaharuan sebagaimana dimaksud dalam dimaksud dalam ayat (5)ayat (5) dilakukan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 dilakukan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja. (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja. 6)
6) Selama tenggang waktu Selama tenggang waktu 30 (tiga 30 (tiga puluh) hari, tidak puluh) hari, tidak adaada hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha. hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha. 7)
7) Para pihak Para pihak dapat mengatur dapat mengatur lain dari ketentuan di lain dari ketentuan di atasatas yang dituangkan dalam perjanjian.
yang dituangkan dalam perjanjian.
c.
c. PKWT PKWT untuk untuk pekerjaan pekerjaan yang yang bersifat musiman.bersifat musiman.
1) Pekerjaan yang bersifat musiman adalah pekerjaan yang 1) Pekerjaan yang bersifat musiman adalah pekerjaan yang
pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca. pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca.
a)
a) PKWT PKWT hanya dhanya dapat diapat dilakukan lakukan untuk untuk satu satu jenisjenis pekerjaan pada musim tertentu.
pekerjaan pada musim tertentu. b)
2) Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi 2) Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target tertentu dapat dilakukan dengan PKWT pesanan atau target tertentu dapat dilakukan dengan PKWT sebagai pekerjaan musiman.
sebagai pekerjaan musiman. a)
a) PKWT PKWT yang dilakuyang dilakukan hanya kan hanya diberlakukan diberlakukan untukuntuk pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan. pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan. b)
b) PKWT PKWT tidak dapat tidak dapat dilakukan pembaharuan.dilakukan pembaharuan.
d.
d. PKWT untuk PKWT untuk pekerjaan yang pekerjaan yang berhubungan dengan berhubungan dengan produk baru.produk baru.
1) PKWT dapat dilakukan dengan pekerja/buruh untuk melakukan 1) PKWT dapat dilakukan dengan pekerja/buruh untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
penjajakan. 2)
2) PKWT hanya PKWT hanya dapat dilakukan dapat dilakukan untuk jangka untuk jangka waktu paling waktu paling lama 2lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali paling lama 1 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali paling lama 1 (satu) tahun.
(satu) tahun. 3)
3) PKWT PKWT tidak dapat tidak dapat dilakukan pembaharuan.dilakukan pembaharuan. 4)
4) PKWT PKWT hanya bolhanya boleh dibeeh diberlakukan rlakukan bagi pebagi pekerja/buruh kerja/buruh yangyang melakukan pekerjaan di luar kegiatan atau di luar pekerjaan yang melakukan pekerjaan di luar kegiatan atau di luar pekerjaan yang biasa dilakukan perusahaan.
BAB III BAB III
ANALISIS YURIDIS ATAS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) ANALISIS YURIDIS ATAS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
ANTARA PT. SUKSESINDO DENGAN SWASTIKA ARIESTARINI ANTARA PT. SUKSESINDO DENGAN SWASTIKA ARIESTARINI
A.
A. ANALISIS ISI ANALISIS ISI PERJANJIAPERJANJIAN N KERJA KERJA WAKTWAKTU U TERTENTU TERTENTU (PKWT)(PKWT) PT.SUKSESINDO.
PT.SUKSESINDO.
Menurut pasal 54 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Menurut pasal 54 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis maupun lisan. Ketenagakerjaan, perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis maupun lisan. Apabila perjanjian
Apabila perjanjian kerja dibuat kerja dibuat secara secara tertulis, maka tertulis, maka harus harus memuat sebagaimemuat sebagai berikut:
berikut:
1.
1. nama, alamat perusahaan, dan nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;jenis usaha;
2. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh; 2. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh; 3. jabatan atau jenis pekerjaan;
3. jabatan atau jenis pekerjaan; 4. tempat pekerjaan;
4. tempat pekerjaan;
5. besarnya upah dan cara pembayarannya; 5. besarnya upah dan cara pembayarannya;
6. syarat -syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan 6. syarat -syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh; pekerja/buruh;
7. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja; 7. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja; 8. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan 8. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan 9. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja. 9. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Adapun isi perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) PT. Suksesindo dan Adapun isi perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) PT. Suksesindo dan saudari Swastika Ariestarini:
saudari Swastika Ariestarini: 1.
1. Komparisi PKWT Komparisi PKWT : Tangg: Tanggal perjanjian, Identitas al perjanjian, Identitas para pihak.para pihak. 2.
2. Isi Isi Perjanjian:Perjanjian:
a.
a. Pokok Pokok perjanjianperjanjian b.
b. Hak Hak dan dan kewajibankewajiban c.
c. Ketentuan Ketentuan gaji gaji dan dan absensiabsensi d.
d. Jam Jam kerjakerja e.
e. Sanksi Sanksi dan dan hal hal lain-lainlain-lain f.
f. Jamsostek Jamsostek dan dan asuransiasuransi g.
g. Masa Masa berlaku berlaku perjanjianperjanjian h.
h. Pengakhiran Pengakhiran perjanjian perjanjian kerjakerja 3.
3. Penutup serta Penutup serta tanda tangan tanda tangan para para pihak.pihak.
Di dalam perjanjian kerja waktu tertentu antara PT. Suksesindo dan saudari Di dalam perjanjian kerja waktu tertentu antara PT. Suksesindo dan saudari Swastika Ariestarini, poin 1 dan 2 sebagai identitas para pihak sudah terpenuhi. Swastika Ariestarini, poin 1 dan 2 sebagai identitas para pihak sudah terpenuhi. PT.Suksesindo yang berkedudukan di Surabaya sebagai pihak pertama dan PT.Suksesindo yang berkedudukan di Surabaya sebagai pihak pertama dan saudari Swastika Ariestarini sebagai pihak kedua.
saudari Swastika Ariestarini sebagai pihak kedua.
Adapun analisis terhadap muatan PKWT diatas: Adapun analisis terhadap muatan PKWT diatas:
1.
1. Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Dalam Dalam PKWT PKWT PT. PT. SuksesindoSuksesindo
Untuk poin ketiga berisi jabatan atau jenis pekerjaan bagi saudari Untuk poin ketiga berisi jabatan atau jenis pekerjaan bagi saudari Swastika sudah dicantumkan pada bagian komparisi PKWT ini yakni sebagai Swastika sudah dicantumkan pada bagian komparisi PKWT ini yakni sebagai customer
customer advisor, advisor, custodian, custodian, cashier, cashier, packer packer dandan SPG SPG . Dalam PKWT PT. Dalam PKWT PT Suksesindo, memang tidak dispesifikkan terhadap satu pekerjaan saja. Hal ini Suksesindo, memang tidak dispesifikkan terhadap satu pekerjaan saja. Hal ini dikarenakan di dalam praktek (di lapangan) saat pekerja tersebut bekerja di PT. dikarenakan di dalam praktek (di lapangan) saat pekerja tersebut bekerja di PT. AJBS (sebagai pihak ketiga yang memakai jasa pekerja), nantinya pekerjaan AJBS (sebagai pihak ketiga yang memakai jasa pekerja), nantinya pekerjaan yang telah disebut diatas adalah klasifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh yang telah disebut diatas adalah klasifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh saudari Swastika.Dalam praktek pekerjaan sebagai
custodian, cashier, packer
custodian, cashier, packer dandan SPG SPG akan di-akan di-rolling rolling setiap harinya dengan jadwalsetiap harinya dengan jadwal tertentu/ piket masing-masing pekerja.
tertentu/ piket masing-masing pekerja.
Berdasarkan pada Pasal 59 (lima sembilan) UU Ketenagakerjaan No.13 Berdasarkan pada Pasal 59 (lima sembilan) UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003,telah ditegaskan dengan rinci, baik dari jenis,sifat, dan kegiatan tahun 2003,telah ditegaskan dengan rinci, baik dari jenis,sifat, dan kegiatan pekerjaan. Pada pasal tersebut menjelaskan pekerjaan apa saja yang dapat pekerjaan. Pada pasal tersebut menjelaskan pekerjaan apa saja yang dapat dijadikan objek Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, seperti :
dijadikan objek Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, seperti :
a.
a. Pekerjaan yang sekali Pekerjaan yang sekali selesai atau yang selesai atau yang sementara sifatnya;sementara sifatnya;
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama
terlalu lama dan dan paling paling lama lama 3 3 (tiga) (tiga) tahun;tahun; c.
c. Pekerjaan yang Pekerjaan yang bersifat musiman; ataubersifat musiman; atau
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
Dalam hal ini PKWT PT. Suksesindo memenuhi PKWT yang pekerjaan Dalam hal ini PKWT PT. Suksesindo memenuhi PKWT yang pekerjaan diperkirakan selesainya dalam waktu yang tidak lama dan paling lama 3 diperkirakan selesainya dalam waktu yang tidak lama dan paling lama 3 tahun. Dalam pasal 7 PKWT tentang masa berlakunya perjanjian, pekerjaan tahun. Dalam pasal 7 PKWT tentang masa berlakunya perjanjian, pekerjaan Swastika Arietarini akan berakhir setahun setelah dimulainya pekerjaan.
Swastika Arietarini akan berakhir setahun setelah dimulainya pekerjaan.
2.
2. Tempat Tempat dan dan Waktu Waktu KerjaKerja
Untuk poin keempat yakni tempat bekerja, telah disebut dalam pasal 1 Untuk poin keempat yakni tempat bekerja, telah disebut dalam pasal 1 tentang pokok perjanjian PKWT PT. Sukesindo yakni pekerja akan bekerja pada tentang pokok perjanjian PKWT PT. Sukesindo yakni pekerja akan bekerja pada PT. AJBS untuk melakukan penjagaan pada counter/toko serta cabang-cabang PT. AJBS untuk melakukan penjagaan pada counter/toko serta cabang-cabang PT. AJBS. Kelemahan PKWT ini adalah tidak jelasnya lokasi tempat pekerja PT. AJBS. Kelemahan PKWT ini adalah tidak jelasnya lokasi tempat pekerja akan bekerja. PT. AJBS memiliki banyak cabang dan toko, intinya pekerja harus akan bekerja. PT. AJBS memiliki banyak cabang dan toko, intinya pekerja harus mau ditempatkan di cabang PT AJBS yang mana saja.
mau ditempatkan di cabang PT AJBS yang mana saja. Selain itu
Selain itu mengenai waktu mengenai waktu kerja dalam kerja dalam pasal 4 pasal 4 tentang jam tentang jam kerja hanyakerja hanya
disebutkan bahwa “ Jam Kerja untuk pihak kedua adalah jam kerja sesuai disebutkan bahwa “ Jam Kerja untuk pihak kedua adalah jam kerja sesuai dengan ketentuan pihak PT.AJBS”.
dengan ketentuan pihak PT.AJBS”. Tidak ada kejelasan lama waktu kerja atauTidak ada kejelasan lama waktu kerja atau jam kerja serta waktu mulai kerja. Bahkan jam kerja ditentu
AJBS). Walaupun memang pihak ketigalah yang menggunakan jasa AJBS). Walaupun memang pihak ketigalah yang menggunakan jasa pekerja,namun seharusnya dijelaskan secara rinci mengenai waktu kerja serta pekerja,namun seharusnya dijelaskan secara rinci mengenai waktu kerja serta perhitungan jam kerja dan waktu istirahat pekerja sehingga tidak terjadi sengketa perhitungan jam kerja dan waktu istirahat pekerja sehingga tidak terjadi sengketa karena tidak jelasnya waktu.
karena tidak jelasnya waktu.
3.
3. Besarnya Besarnya Gaji Gaji dan dan Cara Cara PembayarannyaPembayarannya
Dalam pasal 3 PKWT PT. Suksesindo mengenai ketentuan gaji dan Dalam pasal 3 PKWT PT. Suksesindo mengenai ketentuan gaji dan absensi menyebutkan
absensi menyebutkan bahwa pihak bahwa pihak kedua akan kedua akan menerima gaji menerima gaji sesuai dengansesuai dengan ketentuan pemerintah yakni Upah Minimum Regional (UMR). Namun disini tidak ketentuan pemerintah yakni Upah Minimum Regional (UMR). Namun disini tidak disebutkan secara jelas berapakah ketentuan UMR tersebut, bahkan juga tidak disebutkan secara jelas berapakah ketentuan UMR tersebut, bahkan juga tidak disebutkan secara jelas UMR daerah manakah yang digunakan untuk disebutkan secara jelas UMR daerah manakah yang digunakan untuk menentukan gaji para pekerja. Hal ini sangat merugikan para pekerja tentunya. menentukan gaji para pekerja. Hal ini sangat merugikan para pekerja tentunya. Seharusnya gaji dijelaskan secara rinci besarannya dan juga jika ada Seharusnya gaji dijelaskan secara rinci besarannya dan juga jika ada perubahan-perubahan gaji seharusnya disebutkan.
perubahan-perubahan gaji seharusnya disebutkan.
Gaji adalah bentuk pelaksanaan hak pekerja, sehingga klausula yang Gaji adalah bentuk pelaksanaan hak pekerja, sehingga klausula yang tidak seimbang seperti ini merugikan pekerja dengan adanya ketimpangan hak tidak seimbang seperti ini merugikan pekerja dengan adanya ketimpangan hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Kepastian hukum bagi pekerja dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Kepastian hukum bagi pekerja kurang diperhatikan. Untuk mekanisme pembayaran gaji pekerja juga tidak kurang diperhatikan. Untuk mekanisme pembayaran gaji pekerja juga tidak dijelaskan di dalam perjanjian ini apakah diambil secara langsung atau ditransfer dijelaskan di dalam perjanjian ini apakah diambil secara langsung atau ditransfer ke rekening pekerja.
ke rekening pekerja.
Selain itu dalam pasal 3 poin 3 PKWT, terdapat suatu klausula yang Selain itu dalam pasal 3 poin 3 PKWT, terdapat suatu klausula yang
kurang jelas yakni “ Apabila Pihak kedua tidak dapat melaksanakan tugas tanpa kurang jelas yakni “ Apabila Pihak kedua tidak dapat melaksanakan tugas tanpa
alasan yang jelas atau mangkir selama 1 (satu) hari, maka
alasan yang jelas atau mangkir selama 1 (satu) hari, maka secara otomatissecara otomatis Pihak kedua menyatakan mengundurkan diri
Pihak kedua menyatakan mengundurkan diri dan Pihak pertama akandan Pihak pertama akan
memotong upahnya untuk setiap hari kemangkirannya tersebut.” memotong upahnya untuk setiap hari kemangkirannya tersebut.”
Ketidak jelasan klausula terdapat pada bagian “…Pihak ked Ketidak jelasan klausula terdapat pada bagian “…Pihak keduaua
menyatakan mengundurkan diri.”
menyatakan mengundurkan diri.” Hak para pekerja diselewengkan denganHak para pekerja diselewengkan dengan ketentuan sepihak perusahaan tersebut. Walau dengan alasan melindunggi hak ketentuan sepihak perusahaan tersebut. Walau dengan alasan melindunggi hak pengusaha namun seharusnya tidak secara sepihak mengasumsikan pihak pengusaha namun seharusnya tidak secara sepihak mengasumsikan pihak kedua mengundurkan diri.
4.
4. Hak Hak dan dan Kewajiban Pengusaha Kewajiban Pengusaha dan dan Pekerja/buruhPekerja/buruh
Dalam pasal 2 PKWT PT. Suksesindo ditentukan hak dan kewajiban para Dalam pasal 2 PKWT PT. Suksesindo ditentukan hak dan kewajiban para pihak. Namun dari enam poin dalam pasal mengenai hak dan kewajiban para pihak. Namun dari enam poin dalam pasal mengenai hak dan kewajiban para pihak tersebut semuanya berisi kewajiban pihak kedua (pekerja) saja. Hanya pihak tersebut semuanya berisi kewajiban pihak kedua (pekerja) saja. Hanya poin pertama yang menyatakan bahwa ada pemberian gaji sebagai hak pihak poin pertama yang menyatakan bahwa ada pemberian gaji sebagai hak pihak kedua, selain itu tidak diatur mengenai kewajiban pihak pertama kedua, selain itu tidak diatur mengenai kewajiban pihak pertama (PT.Suksesindo) serta tidak disebut hak-hak lain bagi pihak pekerja.
(PT.Suksesindo) serta tidak disebut hak-hak lain bagi pihak pekerja.
5.
5. Mulai dan Mulai dan Jangka Jangka Waktu Berlakunya Waktu Berlakunya Perjanjian KerjaPerjanjian Kerja
Dalam pasal 7 PKWT PT. Suksesindo dijelaskan mengenai masa berlaku Dalam pasal 7 PKWT PT. Suksesindo dijelaskan mengenai masa berlaku perjanjian yakni perjanjian dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung perjanjian yakni perjanjian dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung mulai 13 April 2009 sampai 13 April 2010. Namun kekurangan dari pasal ini mulai 13 April 2009 sampai 13 April 2010. Namun kekurangan dari pasal ini adalah tidak dijelaskan klausula perpanjangan PKWT.
adalah tidak dijelaskan klausula perpanjangan PKWT.
Jika jangka waktu perjanjiannya habis
Jika jangka waktu perjanjiannya habis ,, PKWT PKWT dapat dapat diperpanjang diperpanjang dandan diperbaharui kembali. PKWT yang berdasarkan pada jangka waktu tertentu diperbaharui kembali. PKWT yang berdasarkan pada jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 tahun, dan setelahnya hanya boleh dapat diadakan untuk paling lama 2 tahun, dan setelahnya hanya boleh diperpanjang 1
diperpanjang 1 kali untuk jangka kali untuk jangka waktu paling lama waktu paling lama 1 tahun.1 tahun.
Pembaharuan sebagaimana dimaksud pasal 3 Keputusan Menteri Tenaga Pembaharuan sebagaimana dimaksud pasal 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 100/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja dan Transmigrasi No. 100/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, dilakukan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga Kerja Waktu Tertentu, dilakukan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja. Selama tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja. Selama tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud diatas tidak ada hubungan kerja antara puluh) hari sebagaimana dimaksud diatas tidak ada hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha.
pekerja/buruh dan pengusaha.
Dalam
Dalam PKWT PKWT tidak tidak dikenal dikenal adanya adanya masa masa percobaan percobaan kerja. kerja. Jika Jika dalamdalam PKWT disyaratkan adanya masa percobaan kerja, maka masa percobaan kerja PKWT disyaratkan adanya masa percobaan kerja, maka masa percobaan kerja itu batal demi hukum. Sejak PKWT tersebut didaftarkan pada instansi dinas itu batal demi hukum. Sejak PKWT tersebut didaftarkan pada instansi dinas ketenagakerjaan terkait, hukum tidak mengakui adanya masa percobaan kerja ketenagakerjaan terkait, hukum tidak mengakui adanya masa percobaan kerja dan karenanya sejak awal masa percobaan tersebut dianggap tidak ada.
dan karenanya sejak awal masa percobaan tersebut dianggap tidak ada.
6.
Dalam pasal 8 disebutkan mengenai pengakhiran perjanjian kerja. Dalam pasal 8 disebutkan mengenai pengakhiran perjanjian kerja. Dimana disebutkan
Dimana disebutkan ketentuan “ Bahwa pihak kedua tidak akan mengajukanketentuan “ Bahwa pihak kedua tidak akan mengajukan
tuntutan/klaim/gugatan berupa apapun dan melepas haknya atas semua hal tuntutan/klaim/gugatan berupa apapun dan melepas haknya atas semua hal yang timbul dari hubungan kerja yang ada, seperti uang pesangon,uang jasa yang timbul dari hubungan kerja yang ada, seperti uang pesangon,uang jasa atau ganti
atau ganti rugi apapun dari pihak pertama.”rugi apapun dari pihak pertama.”
Hal ini menunjukkan timpangnya kedudukan antara pengusaha dan Hal ini menunjukkan timpangnya kedudukan antara pengusaha dan pekerja, dimana pekerja dibatasi tidak boleh menuntut haknya lagi. Sungguh pekerja, dimana pekerja dibatasi tidak boleh menuntut haknya lagi. Sungguh ironis, padahal pekerja sudah melaksanakan kewajibannya namun malah hak ironis, padahal pekerja sudah melaksanakan kewajibannya namun malah hak mereka dinomor duakan.
mereka dinomor duakan.
Dalam pasal 8 PKWT PT. Suksesindo juga dinyatakan bahwa Dalam pasal 8 PKWT PT. Suksesindo juga dinyatakan bahwa penyelesaian perjanjian ini para pihak sepakat untuk melepaskan/ penyelesaian perjanjian ini para pihak sepakat untuk melepaskan/ mengesampingkan pemberlakuan pasal 1266 dan atau 1267 KUHPerdata.
mengesampingkan pemberlakuan pasal 1266 dan atau 1267 KUHPerdata.
Bunyi pasal 1266 KUH Perdata adalah sebagai berikut: Bunyi pasal 1266 KUH Perdata adalah sebagai berikut:
“Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang timbal “Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang timbal
balik manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. balik manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Sedangkan Bunyi pasal 1267 KUH Perdata adalah sebagai berikut: Sedangkan Bunyi pasal 1267 KUH Perdata adalah sebagai berikut:
“Pihak terhadap siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika “Pihak terhadap siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika
hal itu masih dapat dilakukan, akan memasa pihak yang lain untuk memenuhi hal itu masih dapat dilakukan, akan memasa pihak yang lain untuk memenuhi perjanjian ataukah akan menuntut pembatalan perjanjian disertai penggantian perjanjian ataukah akan menuntut pembatalan perjanjian disertai penggantian
biaya, kerugian, dan bunga,” biaya, kerugian, dan bunga,”
Dalam hal Pihak Kedua (pekerja) mengundurkan diri, dicantumkan dalam Dalam hal Pihak Kedua (pekerja) mengundurkan diri, dicantumkan dalam pasal 5 poin 3 tentang sanksi dan lain-lain.
pasal 5 poin 3 tentang sanksi dan lain-lain. Dimana dinyatakan bahwa “ ApabilaDimana dinyatakan bahwa “ Apabila
pihak kedua ingin mengundurkan diri/berhenti bekerja sebelum berakhirnya pihak kedua ingin mengundurkan diri/berhenti bekerja sebelum berakhirnya masa berlaku perjanjian, maka pihak kedua wajib mengajukan surat masa berlaku perjanjian, maka pihak kedua wajib mengajukan surat pengunduran diri kepada pihak pertama paling lambat 30 (tiga puluh) hari pengunduran diri kepada pihak pertama paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender sebelum tanggal efektif berhenti bekerja.” kalender sebelum tanggal efektif berhenti bekerja.”
Namun tidak dijelaskan konsekuensi bagi pekerja terhadap pengunduran diri Namun tidak dijelaskan konsekuensi bagi pekerja terhadap pengunduran diri tersebut. Dalam
tersebut. Dalam pasal 62 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangpasal 62 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa, apabila salah satu pihak mengakhiri Ketenagakerjaan menyatakan bahwa, apabila salah satu pihak mengakhiri
hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 Ayat (1), pihak yang ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 Ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/ buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka lainnya sebesar upah pekerja/ buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
waktu perjanjian kerja.
B.
B. ANALISIS MENGENAI ANALISIS MENGENAI KETENTUAN PEMUTUSAN KETENTUAN PEMUTUSAN HUBUNGAN HUBUNGAN KERJAKERJA (PHK) DALAM PKWT PT.SUKSESINDO.
(PHK) DALAM PKWT PT.SUKSESINDO.
Sehubungan dengan dampak dari PHK yang demikian besar maka perlu Sehubungan dengan dampak dari PHK yang demikian besar maka perlu adanya mekanisme dan prosedur yang tepat agar kelangsungan hidup buruh adanya mekanisme dan prosedur yang tepat agar kelangsungan hidup buruh tetap terlindungi. Dalam pasal 168 UU Ketenagakerjaan telah diatur :
tetap terlindungi. Dalam pasal 168 UU Ketenagakerjaan telah diatur :
“
“ 1.1. Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut- Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut- turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri .
diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri .
2. Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) 2. Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pekerja/buruh yang bersangkutan berhak menerima uang penggantian hak pekerja/buruh yang bersangkutan berhak menerima uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan diberikan uang pisah yang besarnya sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan diberikan uang pisah yang besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
perjanjian kerja bersama.“ “
Sedangkan mengenai adanya uang pesangon untuk pekerja, dalam pasal Sedangkan mengenai adanya uang pesangon untuk pekerja, dalam pasal 156 UU Ketenagakerjaan, disebut antara lain :
156 UU Ketenagakerjaan, disebut antara lain : 1.
1. Dalam hal terjadi Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayarpengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
hak yang seharusnya diterima.
2. Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling 2. Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling
sedikit , sebagai berikut : sedikit , sebagai berikut :
a.
a. masa kerja kurang masa kerja kurang dari 1 (satu) dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;bulan upah; b.
b. masa kerja 1 (satu) masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi ktahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) urang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua)tahun, 2 (dua) bulan upah;
bulan upah; c.
c. masa kerja 2 masa kerja 2 (tiga) tahun atau lebih (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) tahun, 3 (tiga)(tiga) bulan upah;
bulan upah; d.
d. masa kerja 3 (tiga) tahun masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4(empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;
(empat) bulan upah; e.
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;
(lima) bulan upah; f.
f. masa kerja 5 masa kerja 5 (lima) tahun atau (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang lebih, tetapi kurang dari 6 dari 6 (enam) tahun, 6(enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;
(enam) bulan upah; g.
g. masa kerja 6 (enam) atau masa kerja 6 (enam) atau lebih tetapi kurang dari lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh)7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
bulan upah; h.
h. masa kerja 7 masa kerja 7 (tujuh) tahun atau (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang darai lebih tetapi kurang darai 8 (delapan) tahun, 88 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah.
(delapan) bulan upah.
Jika dilihat dari segi PKWT, maka untuk pemberian uang pesangon paling Jika dilihat dari segi PKWT, maka untuk pemberian uang pesangon paling lama untuk masa kerja selama 3 (tiga) tahun. Dari PKWT PT Suksesindo sendiri, lama untuk masa kerja selama 3 (tiga) tahun. Dari PKWT PT Suksesindo sendiri, alasan PHK ada dalam pasal 5 mengenai sanksi dan hal lain. Namun dalam alasan PHK ada dalam pasal 5 mengenai sanksi dan hal lain. Namun dalam pasal
pasal tersebut tersebut dinyatakan dinyatakan bahwa bahwa pihak pihak pertama pertama berhak berhak sewaktu-waktusewaktu-waktu mengakhiri perjanjian dengan pihak kedua (pekerja) secara langsung dengan mengakhiri perjanjian dengan pihak kedua (pekerja) secara langsung dengan tidak memberikan ganti kerugian apabila pihak kedua melakukan tidak memberikan ganti kerugian apabila pihak kedua melakukan kesalahan-kesalahan tertentu (pasal 2 poin a sampai poin m). Namun alasan PHK menurut kesalahan tertentu (pasal 2 poin a sampai poin m). Namun alasan PHK menurut pasal 168 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yakni alasan mangkir kerja malah tidak pasal 168 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yakni alasan mangkir kerja malah tidak dimasukan dalam perjanjian kerja.
dimasukan dalam perjanjian kerja.
Selain itu juga ketentuan pemberian pesangon juga tidak dijelaskan secara Selain itu juga ketentuan pemberian pesangon juga tidak dijelaskan secara rinci, sehingga apabila dalam perjanjian kerja tidak diatur maka dapat rinci, sehingga apabila dalam perjanjian kerja tidak diatur maka dapat menggunakan ketentuan undang-undang serta peraturan perusahaan yang menggunakan ketentuan undang-undang serta peraturan perusahaan yang berlaku.
C. ANALISIS MENGENAI PEMBERIAN JAMSOSTEK DAN ASURANSI PKWT C. ANALISIS MENGENAI PEMBERIAN JAMSOSTEK DAN ASURANSI PKWT
PT.SUKSESINDO. PT.SUKSESINDO.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-150/MEN/1999 tentang Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-150/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, mengatur Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, mengatur kepesertaan maupun upah sebagai dasar penetapan iuran, sebagai berikut:
kepesertaan maupun upah sebagai dasar penetapan iuran, sebagai berikut:
1. Bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu 1. Bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu yang bekerja kurang dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan dalam tertentu yang bekerja kurang dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, lebih dari 3 program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, lebih dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan untuk seluruh program jaminan sosial (tiga) bulan wajib diikutsertakan untuk seluruh program jaminan sosial tenaga kerja.
tenaga kerja. 2.
2. Untuk tenaga kerja Untuk tenaga kerja harian lepas harian lepas dalam menetapkan upah dalam menetapkan upah sebulan adalahsebulan adalah upah sehari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan kalender. upah sehari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan kalender. Apabila upah dibayar secara bulanan untuk menghitung upah sehari bagi Apabila upah dibayar secara bulanan untuk menghitung upah sehari bagi yang bekerja 6 (enam) hari dalam 1 (satu) minggu adalah upah sebulan yang bekerja 6 (enam) hari dalam 1 (satu) minggu adalah upah sebulan dibagi 25 (dua
dibagi 25 (dua puluh lima) , sedangkan puluh lima) , sedangkan yang bekerja yang bekerja 5 (lima) hari dalam 15 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu adalah upah sebulan dibagi 21 (dua puluh satu).
(satu) minggu adalah upah sebulan dibagi 21 (dua puluh satu).
3. Untuk tenaga kerja borongan yang bekerja kurang dari 3 (tiga) bulan 3. Untuk tenaga kerja borongan yang bekerja kurang dari 3 (tiga) bulan penetapan upah sebulan adalah 1 (satu) hari dikalikan jumlah hari kerja penetapan upah sebulan adalah 1 (satu) hari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan kalender. Bagi yang bekerja lebih dari 3 (tiga) bulan, dalam 1 (satu) bulan kalender. Bagi yang bekerja lebih dari 3 (tiga) bulan, upah sebulan dihitung dari upah rata - rata 3 (tiga) bulan terakhir. Jika upah sebulan dihitung dari upah rata - rata 3 (tiga) bulan terakhir. Jika pekerjaan tergantung cuaca upah sebulan dihitung dari upah rata - rata 12 pekerjaan tergantung cuaca upah sebulan dihitung dari upah rata - rata 12 (dua) belas bulan terakhir.
(dua) belas bulan terakhir.
4. Untuk tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu 4. Untuk tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu, penetapan upah sebulan adalah sebesar upah sebulan yang tertentu, penetapan upah sebulan adalah sebesar upah sebulan yang tercantum dalam perjanjian kerja.
tercantum dalam perjanjian kerja.
Adapun jenis program dan dasar penetapan iuran bagi tenaga kerja perjanjian Adapun jenis program dan dasar penetapan iuran bagi tenaga kerja perjanjian kerja waktu tertentu,yakni:
1.
1. Pengusaha Pengusaha yang yang mempekerjakan tenaga mempekerjakan tenaga kerja kerja perjanjian kerja perjanjian kerja waktuwaktu tertentu selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut atau lebih wajib tertentu selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut atau lebih wajib mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan. 2.
2. Pengusaha yang mPengusaha yang mempekerjakan teempekerjakan tenaga kerja perjanaga kerja perjanjian kerja waknjian kerja waktutu tertentu kurang dari 3 (tiga) bulan secara berturut-turut wajib tertentu kurang dari 3 (tiga) bulan secara berturut-turut wajib mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja dan mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan ke
jaminan kematian.matian.
3. Dalam hal hubungan kerja tenaga kerja perjanjian kerja waktu tertentu 3. Dalam hal hubungan kerja tenaga kerja perjanjian kerja waktu tertentu sebagaimana dimaksu dapat di perpanjang sehingga bekerja selama 3 sebagaimana dimaksu dapat di perpanjang sehingga bekerja selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut atau lebih, pengusaha wajib (tiga) bulan secara berturut-turut atau lebih, pengusaha wajib mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan terhitung kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan terhitung mulai perpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu.
mulai perpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu.
4. Upah sebulan yang dipergunakan sebagai dasar penetapan iuran bagi 4. Upah sebulan yang dipergunakan sebagai dasar penetapan iuran bagi tenaga kerja perjanjian kerja waktu tertentu ditetapkan sebesar yang tenaga kerja perjanjian kerja waktu tertentu ditetapkan sebesar yang tercantum dalam Perjanjian Kerja.
tercantum dalam Perjanjian Kerja.
Dalam PKWT antara PT Suksesindo dan pekerjanya tersebut, ada Dalam PKWT antara PT Suksesindo dan pekerjanya tersebut, ada pengaturan mengenai program jamsostek dan asuransi yakni dalam pasal 6. pengaturan mengenai program jamsostek dan asuransi yakni dalam pasal 6. Namun dalam pasal tersebut hanya dijelaskan iuran jamsostek, tidak Namun dalam pasal tersebut hanya dijelaskan iuran jamsostek, tidak dijelaskan mengenai mekanisme pengurusannya.Untuk asuransi juga tidak dijelaskan mengenai mekanisme pengurusannya.Untuk asuransi juga tidak ada kejelasan asuransi apa yang akan diberikan kepada pekerja.
BAB IV BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan atas analisis yang mengenai Perjanjian Kerja Waktu Berdasarkan atas analisis yang mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) antara PT Suksesindo dan Swastika Ariestarini, dapat Tertentu (PKWT) antara PT Suksesindo dan Swastika Ariestarini, dapat penulis simpulkan bahwa:
penulis simpulkan bahwa:
1.
1. Dalam Perjanjian kerja tersebut Dalam Perjanjian kerja tersebut masih terdapat hal-hal yang masih terdapat hal-hal yang tidaktidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.13 tahun 2003 sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan tentang ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 100/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Transmigrasi No. 100/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Dalam PKWT tersebut masih ada Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Dalam PKWT tersebut masih ada klausula yang tidak jelas dan timpang terlebih mengenai hak dan klausula yang tidak jelas dan timpang terlebih mengenai hak dan kewajiban para pihak, jam kerja bahkan ketentuan gaji yang tidak kewajiban para pihak, jam kerja bahkan ketentuan gaji yang tidak disebutkan secara rinci.
disebutkan secara rinci.
2. Ketentuan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam 2. Ketentuan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam PKWT antara PT Suksesindo dan Swastika Ariestarini, hanya PKWT antara PT Suksesindo dan Swastika Ariestarini, hanya mengatur alasan-alasan PHK saja, namun tidak mengatur mengatur alasan-alasan PHK saja, namun tidak mengatur mekanisme pemberian pesangon serta bagian pesangon bagi mekanisme pemberian pesangon serta bagian pesangon bagi pekerja yang di PHK.
pekerja yang di PHK. 3.
3. Dalam Dalam PKWT PKWT antara antara PT PT Suksesindo Suksesindo dan dan SwastikaSwastika Ariestarini,sudah diatur mengenai iuran Jamsostek. Namun belum Ariestarini,sudah diatur mengenai iuran Jamsostek. Namun belum diatur mengenai mekanisme dan penjelasan mengenai asuransi diatur mengenai mekanisme dan penjelasan mengenai asuransi bagi para pekerja.
B. SARAN B. SARAN
1. Para pengusaha sudah seharusnya memperhatikan kepentingan 1. Para pengusaha sudah seharusnya memperhatikan kepentingan para pekerja dalam membuat perjanjian kerja. Perjanjian kerja para pekerja dalam membuat perjanjian kerja. Perjanjian kerja adalah kesepakatan bersama, maka seharusnya kedudukan kedua adalah kesepakatan bersama, maka seharusnya kedudukan kedua belah pihak seimbang. Dalam praktek, para pengusaha lebih belah pihak seimbang. Dalam praktek, para pengusaha lebih mengutamakan kepentingannya sehingga terjadi ketimpangan mengutamakan kepentingannya sehingga terjadi ketimpangan yang merugikan pihak pekerja. Pemerintah harus mengantisipasi yang merugikan pihak pekerja. Pemerintah harus mengantisipasi hal ini dengan membuat peraturan ketenagakerjaan yang hal ini dengan membuat peraturan ketenagakerjaan yang melindungi pihak pekerja dan pihak pengusaha secara seimbang. melindungi pihak pekerja dan pihak pengusaha secara seimbang.