• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antenatal Care Adalah Pelayanan Yang Diberikan Pada Ibu Hamil Untuk Memonitor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Antenatal Care Adalah Pelayanan Yang Diberikan Pada Ibu Hamil Untuk Memonitor"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANTENATAL CARE

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah.

Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Badan litbangkes Depkes RI, standar minimal pelayanan ANC adalah ‘’ 14 T”

1. Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah 2. Tinggi badan dan berat badan ditimbang

3. Temukan kelainan / periksa daerah muka dan leher (gondok, vena jugularis eksterna), jari dan tungkai (edema), lingkaran lengan atas, panggul, dan refleks lutut

4. Tekanan darah diukur

5. Tekan / palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam payudara, tekan titik (accu pressure) peningkatan ASI

6. Tinggi fundus uteri diukur

7. Tentukan posisi janin (Leopold I-IV) dan detak jantung janin 8. Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa

9. Tentukan kadar Hb dan periksa lab (protein dan glucosa urin), sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi

10. Terapi dan Pencegahan anemia (Tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai indikasi (gondok, malaria, dll)

11. Tetanus toxoid imunisasi

12. Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure) dan senam hamil

13. Tingkatkan Pengetahuan ibu hamil (penyuluhan) : makanan bergizi untuk ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya pada waktu kehamilan dan persalinan

14. Temu wicara konseling

Pelayanan Standar Asuhan 17 T

Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu

(2)

1 Keadaan Umum    Rutin

2 Suhu Badan    Rutin

3 Tekanan Darah    Rutin

4 Berat Badan    Rutin

5 LILA  Rutin

6 TFU   Rutin

7 Presentasi Janin   Rutin

8 DJJ   Rutin

9 Pemeriksaan HB   Rutin

10 Golongan Darah  Rutin

11 Protein Urin    Rutin 12 Gula Darah/reduksi    Atas indikasi 13 Darah Malaria    Atas indikasi 14 BTA    Atas indikasi 15 Darah Sifilis    Atas indukasi 16 Serologi HIV    Atas indikasi 17 USG    Atas indikasi

(3)

Indikator program kesehatan ibu yang diperlukan dalam pelaporan kesehatan diantaranya adalah : Kunjungan antenatal pertama (K1), kunjungan antenatal 4 kali (K4), persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (PN)\, kunjungan nifas (KF), penanganan komplikasi obstetrik (PK), kematian ibu dan cakupan peserta KB aktif. Data indikator program kesehatan ibu dipantau perkembangan pencapaiannya setiap bulan.

1. K1 (Kunjungan Antenatal Pertama)

Adalah jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal sesuai standar oleh tenaga kesehatan.

Pelayanan Antenatal sesuai standar yang diberikan, sekurang-kurangnya meliputi :

- Timbang berat badan dan ukur tinggi badan - Ukur tekanan darah

- Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas) - Ukur tinggi fundus uteri

- Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

- Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan

- Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

- Test Laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC)

- Tatalaksana kasus

- Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Rumus perhitungan cakupan K1 adalah :

2. K4 (Kunjungan Antenatal 4 kali)

Adalah jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi waktu satu kali pada

Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

X100

(4)

trimester kesatu, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.

Rumus perhitungan cakupan K4 adalah :

3. PN (Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan)

Adalah jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

Rumus perhitungan cakupan Pn adalah :

4. KF (Pelayanan Nifas)

Adalah jumlah ibu nifas (Ibu masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin) yang mendapatkan pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam – 3 hari, 4 – 26 hari, dan 29 – 42 hari setelah bersalin.

Pelayanan kesehatan Ibu nifas sesuai standar yang diberikan sekurang – kurangnya meliputi :

- Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu tubuh. - Pemeriksaan tinggi fundus uteri.

- Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya. - Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.

- Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama.

- Pelayanan KB pasca bersalin. Rumus Perhitungan cakupan Pn adalah

Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

X100

Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah Persalinan yang ditolong oleh oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

X100

(5)

5. PK (Komplikasi Kebidanan yang ditangani)

Adalah jumlah kasus komplikasi / kegawatdaruratan obstetri (kebidanan) yang mendapatkan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA / RSB, RSU, RSU PONEK). Yang dimaksud penanganan definitif adalah penanganan / pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikas. kebidanan.

Rumus Perhitungan cakupan PK adalah :

6. Kematian Ibu

Adalah kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinannya, bukan oleh kecelakaan. Penyebab kematian ibu dibedakan langsung dan tidak langsung. Penyebab tidak langsung antara lain penyakit infeksi seperti malaria, thypoid, serta penyakit kronis seperti penyakit jantung, penyakit gula dan penyakit lainnya.

Rumus perhitungan Angka Kematian Ibu adalah :

7. Lahir Hidup

Adalah jumlah kelahiran hidup yang terjadi disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu

Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifassesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

X100

Jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

X100

20% jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah kematian ibu

X100 Jumlah Kelahiran Hidup

(6)

8. Peserta KB aktif / CPR (Contraceptive Prevalance Rate)

Adalah jumlah peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat atau obat kontrasepsi .

Rumus perhitungan cakupan peserta KB aktif adalah :

9. Persalinan JAMPERSAL

Adalah jumlah persalinan yang pembiayaannya menggunakan dana jaminan persalinan (JAMPERSAL).

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI dalam bahasa Inggris) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes, dll.

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan terpadu dalam tatalaksana balita sakit.

Jumlah peserta KB di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu X100

(7)

MTBS bukan merupakan program kesehatan,tetapi suatu standar pelayanan dan tatalaksana balita sakit secara terpadu di fasilitas kesehatan tingkat dasar. WHO memperkenalkan konsep pendekatan MTBS dimana merupakan strategi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.

Ada 3 komponen dalam penerapan strategiMTBS yaitu:

1. Komponen I : meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (dokter, perawat, bidan, petugas kesehatan) 2. Komponen II : memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit

pada balita lebih efektif

3. Komponen III : Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat, yang dikenal sebagai “Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis masyarakat”).

Tujuan MTBS :

§ Menurunkansecara bermakn aangka kematian dan kesakitan yang terkait penyakit tersering pada balita.

§ Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak.

(8)

POSYANDU

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita (DEPKES RI, 2012).

A. Tujuan Posyandu 1. Tujuan umum

Menunjang percepatan penuruna angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

(9)

a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

b. Meningkatnya peran lintas sector dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

c. Menignkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

B. Sasaran Posyandu :

Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di Posyandu terutama (DEPKES RI, 2012):

1. Bayi dan balita

2. Inu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui 3. Pasangan usia subur

4. Pengasuh anak

C. Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan. Kegiatan utama mencakup:

1. Kesehatan ibu dan anak 2. Keluarga berencana 3. Imunisasi

4. Gizi

5. Pencegahan dan penanggulangan diare D. Kegiatan pengembangan berupa :

1. Bina Keluarga Balita (BKB)

2. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)

3. Penemuan dini dan pengamatan enyakit potensial KLB seperti : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertussis, tetanus neonatorum. 4. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

5. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 6. Bina Keluarga Lansia (BKL)

7. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

8. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP) 9. Desa Siaga

10. Pos Malaria Desa (Posmaldes)

11. Kesehatan ekonomi produktif seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.

(10)

E. Fungsi Posyandu

1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesame masyarakt dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB.

2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengna penurunan AKI dan AKB.

F. Manfaat Posyandu 1. Bagi masyarakat :

a. Memperoleh kemudahan mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan gai ibu, bayi, dan anak balita.

b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.

c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul vitamin A. d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

f. Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah (Fe). g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan

anak.

h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas. i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu,

bayi, dan ank balita. 2. Bagi kader :

a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.

b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu.

c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan.

d. Menjadi panutan karena telah emngabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

(11)

a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggeraj pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian pelayanan secara terpadu.

4. Bagi sektor lain :

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sector terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat.

b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tupoksu masing-masing sektor.

G. Kedudukan Posyandu

1. Kedudukan terhadap pemerintahan desa/kelurahan

Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintahan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu adalah sebagai wadah pemberdayaan masyrakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintahan desa/kelurahan.

2. Kedudukan terhadap Pokja Posyandu

Sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administrative, keuangan, dan program dari Pokja.

3. Kedudukan terhadap berbagai UKBM Sebagai mitra.

4. Kedudukan terhadap konsil kesehatna kecamatan

Sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan Kecamatan.

5. Kedudukan terhadap Puskesmas

Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.

(12)

Struktur kepengurusan posyandu (DEPKES RI, 2006) H. Penyelenggaraan Posyandu

Dalam penyelengaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara (DEPKES RI, 2012). Satu Posyandu melayani 80-100 balita.

I. Waktu dan lokasi Posyandu

Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan, jika diperlukan hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT?RW atau dusun, salah satu kios pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya masyaraat. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat (DEPKES RI, 2012).

J. Pembentukan Posyandu (DEPKES RI, 2012)

1. Mempersiapkan para petugas sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu.

2. Memperisapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu.

(13)

3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki.

4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat.

5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu, pembentukan dan peresmian Posyandu, serta penyelenggaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu.

K. Peran kader (DEPKES RI, 2012) 1. Sebelum hari buka Posyandu

a. Persiapan penyelenggaran kegiatan Posyandu b. Menyebarluaskan informasi hari buka Posyandu c. Pembagian tugas antar kader

d. Koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya

e. Menyiapkan materi penyuluhan dan pemberian makanan tambahan f. Menyiapkan buku catatan kegiatan Posyandu

2. Saat hari buka Posyandu a. Pendaftaran

b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak berupa penimbangan, mengukuran tinggi badan, lingkar kepala, pemantauan aktifitas anak, status imunisasi anak, pola asuh, permasalahan anak balita.

c. Membimbing orangtua

d. Penyuluhan pola asuh anak balita e. Motivasi orangtua

f. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua g. Pencatatan kegiatan

Tabel Langkah Pelayanan Posyandu (DEPKES RI, 2006)

(14)

a. Kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir, anak yang kurang gizi atau gizi buruk.

b. Motivasi masyarakat

c. Pertemuan dengan tokoh masyarakat d. Mempelajari sistem informasi Posyandu L. Tingkatan Posyandu (DEPKES RI, 2006) :

1. Posyandu Pratama

Posyandu pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksanany kegiatan rutin bulanan dikarenakan jumlah kader serta belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu Madya

Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tatapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan : a. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Eskalasi Posyandu

dengan metode simulasi.

b. Menerapkan pendekatan PKMD, terutama SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan maslaah dan menetapkan cara penyelesaiannya dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu. 3. Posyandu Purnama

Posyandu purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan ratarata kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lai :

(15)

a. Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat.

b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa./ kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.

4. Posyandu Mandiri

Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamnya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah emmperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Sealin itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing yang dirumuskan melalui pendekatan PKMD.

(16)

Posyandu sendiri merupakan bagian dari POKJA IV. Berikut sedikit penjelasan mengenai kedudukan Posyandu dalam POKJA IV (TP-PKK Kaltim, 2015). Pokja sendiri terbagi menjadi 4 yaitu :

1. POKJA I:

a. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila b. Gotong Royong

2. POKJA II

a. Pendidikan dan Ketrampilan

b. Pengembangan Kehidupan Berkoperasi 3. POKJA III

a. Pangan b. Sandang

c. Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga 4. POKJA IV

a. Kesehatan

b. Kelestarian Lingkungan Hidup c. Perencanaan Sehat

POKJA IV mengelola Program Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perencanaan Sehat.

Tugas:

1. Meningkatkan pencapaian tujuan pembangunan milenium antara lain : a. Menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan (indikator antara lain:

menurunkan prefalensi anak balita yang kurang gizi). b. Menurunkan angka kematian anak.

(17)

d. Memerangi penyebaran HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya.

e. Menjamin kelestarian lingkungan hidup.

2. Meningkatkan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) a. Mengembangkan dan membina pelaksanaan kegiatan POSYANDU. b. Memonitor pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu (SIP).

c. Melaksanakan pencatatan Ibu hamil, melahirkan, nifas, ibu meninggal, kelahiran dan kematian bayi dan balita.

d. Tanam dan pelihara pohon dalam rangka mewujudkan kelestarian lingkungan.

e. Mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera dengan melaksanakan program KB agar tercapai generasi yang sehat, cerdas dan tangguh. f. Meningkatkan pengetahuan tentang budaya hidup hemat,

membudayakan kebiasaan menabung dan melaksanakan tatalaksana keuangan keluarga dalam rangka mendukung perencanaan sehat.

Gambar

Tabel Langkah Pelayanan Posyandu (DEPKES RI, 2006)

Referensi

Dokumen terkait

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau

Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal care pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di

Kemudian disusul dengan posyandu pada tingkat madya yaitu sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih,

Kegiatan Pelatihan Kader Posyandu untuk Membatu Ibu Hamil dalam Perbaikan Gizi di Antirogo Jember sekaligus dapat menambah pengetahuan kader posyandu tentang metode

Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kadernya sebanyak lima orang atau cakupan

Posyandu Purnama adalah posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya

3 Posyandu Purnama Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,

Posyandu Purnama Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata- rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,