• Tidak ada hasil yang ditemukan

tata cahaya yang berkualitas dan efisien titovianto widyantoro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tata cahaya yang berkualitas dan efisien titovianto widyantoro"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

tata cahaya yang

berkualitas dan efisien

(2)

Tata cahaya

yang

berkualitas

dan efisien

Kualitas tata cahaya

Teknologi tata cahaya

Efisiensi energi pada tata cahaya

(3)

Pola konsumsi

energi pada

gedung

(4)
(5)

Ambient

lighting

(6)
(7)
(8)
(9)

Kualitas

cahaya dan

produktifitas

(10)

Luminous flux

dan efikasi

 Lumen dan lumen per watt adalah ukuran yang

digunakan untuk mengukur kinerja sumber cahaya

 Lumen : Total output cahaya dari sumber manapun, di segala arah, lumens adalah properti dari sumber cahaya, bukan permukaan / benda yang menyala.

 Iluminasi : Diukur dalam lux (lumen/m2), jumlah cahaya pada permukaan.

Pencahayaan tidak hanya dari sumber cahaya saja:

(11)

Luminasi

Jumlah cahaya terarah

tercermin dari

permukaan.

Satuan intensitas per

wilayah, seperti

candelas per sq ft (atau

meter).

Ukuran dapat digunakan

pada semua permukaan

(12)

Standar kualitas

visual iluminasi

(13)

Standar

KUALITAS VISUAL

luminasi

Warna

COLOR RENDERING INDEX

Renderasi Warna (color renderation

index=CRI)

CORRELATED COLOR TEMPERATURE

Temperatur Warna (correlated Color

(14)

Color

rendering

index

(15)

Color

(16)

Standar warna

(17)
(18)

Teknologi

sumber cahaya

buatan

(19)

Incandescent

Lamp

 Teknologi yang paling lama.

 Cahaya berasal dari arus yang melalui tungsten filament.

 Efisiensi rendah (4 - 24 lumens/watt).

 Umur lampu ~ 1,000 Jam.

 CRI tinggi (~100) – warna hangat (2700K)

 Halogen 2900K s/d 3200K

 Murah

 Beam control mudah

 Mudah di dimming – tidak perlu balast

 Off and on seketika

 Tidak ada masalah dengan suhu dapat digunakan di outdoor

 Beberapa negara telah menghapus

(20)

Tungsten-Halogen Lamp

 Termasuk incandescent lamp.

 Menggunakan tungsten filament dalam quartz capsule diisi dengan gas halogen.

 Lebih efisien

(21)

Fluorescent

Lamp

 Jenis

 Normal light Output (NLO)-(430 mA).

 High light output (HO)-(800 mA).

 Very High Output).

 Very high light output-(VHO) (1,500 mA)

 Energy saver – reduced light output

 Efikasi tinggi (high performance)> 100 lumens/watt.

 Peningkatan > 15 tahun.

 T12: 1.5 inch diameter.

 T8: 1 inch diameter.

 ~30% lebih efisien dari T12.

 T5: 5/8 inch diameter.

(22)

Compact

Fluorescent

 Warna yang baik – dibanding incandescent

 Banyak pilihan (sizes, shapes, wattages, output, etc.)

 Range luas dari CRI dan Color Temperatures

 Energy Efficient (3.5 - 4 kali incandescent)

 Umur lama (umumnya (8,000 jam)

 Dimming tersedia (0-10v dimming to 5%)

 Tersedia untuk outdoor menggunakan amalgam technology

(23)

Ballast

 Peralatan tambahan berfungsi:

 Menyediakan starting voltage yg lebih tinggi.

 Menyediakan operating voltage.

 Membatasi operating current.

 Balas lama electromagnetic.

 Balas baru - electronic.

 Lighter, less noisy, no lamp flicker, dimming capability).

(24)

Rugi-rugi

balast

(25)

Ballast Factor

 Definisi: Rasio dari rated lamp

lumens yang diproduksi per specific lamp-ballast combination

 Untuk efisiensi optimal lampu dan ballast harus tepat terukur

 Memaksimalkan energy savings dengan memilih electronic ballasts dengan ballast factor sesuai target illuminasinya

 High Ballast Factor (1.00-1.30)

 Meningkatkan output dan konsumsi energy

 Low Ballast Factor (0.85-0.95)

 Light output sebanding one-to-one replacement

 Typical Ballast Factor (0.47-0.83)

 Mengurangi light output dan konsumsi energi

(26)

High Intensity

Discharge

(27)

High

Intensity

Discharge

Lamps

 HID lamps digunakan untuk industrial high bay

applications, gymnasiums, outdoor lighting, parking decks, street lights.

 Efisien(> 150 lumens/watt).

 Long Life (>25,000 jam).

 Jenis HID

 Mercury Vapor (obsolete)

 Sodium Vapor

 High pressure

 Low pressure

 Metal Halide

 Arc tube contains argon, mercury, and metal halides.

 Gives better color temperature and CRI.

(28)

Light Emitting

Diodes (LED)

 Teknologi paling baru ditemukan tahun 1962.

 LED adalah semiconductor technology.

 Electroluminescence (Electrons recombine with holes in the semiconductor, releasing photons).

 Knsumsi energi rendah.

 Umur lampu lama (50,000 -100,000 jam)

 Ukuran kecil, switching cepat.

 Durability dan reliability tinggi

 Cycling.

(29)

Induction Light

 Electromagnetic field.

 Sejenis fluorescent lamp – menggunakan gelombang radio untuk menyalakan

phosphor coating pada lampu

 Umur lama 65,000 100,000 jam

 Efikasi 62-90 Lumens/Watt

 High power factor 0.95-0.98

 Minimal Lumen depreciation

 “Instant-on” dibanding

Mercury-Vapor lamp, Sodium Vapor Lamp dan Metal Halide Lamp);

(30)

Perhitungan

ekonomi

LED CFL Incandesce

nt

Prakiraan umur lampu 50,000 jam 10,000 jam 1,200 jam

Watt per lampu (equiv. 60

watt) 10 14 60

Biaya per lampu $35.95 $3.95 $1.25

KWh per 50,000 jam 300 500 700 3000

Biaya listrik (@ 0.10per

KWh) $50 $70 $300

Jumlah lampu per 50000

jam 1 5 42

Pengeluaran lampu

Equivalent 50000 jam $35.95 $19.75 $52.50 Total biaya 50000 jam $85.75 $89.75 $352.50

Total biaya untuk 25 lampu $2143.75 $2243.75 $8812.50

(31)

EFISIENSI ENERGI

PADA TATA CAHAYA

(32)

Pendekatan

Lumen

(33)

DayaTerpasang

(SNI)

(34)

KONTROL

TATA CAHAYA

YANG

DINAMIS

Switching dan

dimming

Kekurangan

Operasi bisa

terlupakan

(35)

Automatic

occupancy

Sensor infrared

Sensor ultrasonic

Teknologi gabungan

Timer

Kekurangan

 Komisioning  Salah pemicu

 Pemakaian yang tidak terjadwal

(36)

PERSONAL

LIGHT

CONTROL

Intelligent luminaires

dengan personal

control, photo dan

occupancy sensor

akan menghemat

s.d.

75 %

dibandingkan

dengan 2x4 lampu

batten fluorescent

(37)

Sistem tata

cahaya dengan

workstation

 Kontrol elektronik on-board

 Occupancy sensor

 Photocell

 Dimming

 Desktop control

 DALI control protocol

 Energy management software  Lumen maintenance  Schedulling  Data logging  Load shedding  Task/ambient lighting

(38)

Personal

dimming

control

 On-screen control panel

 Pengguna memilih sesuai kebutuhan tingkat cahaya

(39)

Wireless

lighting

control

(40)

Sensor dan

control cahaya

alami

 Photosensor dalam bentuk clip dipasang bersama ballast dimming

 Mudah dipasang dan segera menghemat energy

 Pilihan yang fleksibel

 Satu sensor per lampu

 Satu sensor untuk

(41)

Teknologi

sumber cahaya

buatan

(perbaikan

efikasi)

 Lampu pijar dan halogen efikasi 2 – 30 lm/W

 Lampu fluorescent efikasi 25 – 105 lm/W

 Lampu intensitas tinggi efikasi 25 – 150 lm/W

(42)

Perbaikan

umur lampu

Halogen

 3500 – 6000 jam

CFL

 6000 – 18.000 jam

Fluorescent

 20000 – 40000 jam +

HID

 6000 – 40000 jam

Induksi dan LED

(43)

Peningkatan

pada lampu

pijar

 Perbaikan dalam coating dan desain reflector dengan HIR

 33% lebih awet

 50 % hemat energy

 50% pengurangan panas pada beam

 Contoh 90 PAR diganti dengan 45 PAR HIR tanpa mengurangi lumen

(44)
(45)

Perbandingan

teknis lampu

(46)

Perbaikan

depresiasi

lumen

(47)

Desain tata cahaya

yang efisien

(48)

Desain

pencahayaan

berkualitas

Tradisional

Distribusi

kecerahan yang

harmonis

Kecukupan

tingkat iluminasi

Menghindari

pantulan

Model yang

bagus

Warna cahaya

yang baik

Renderasi warna

yang sesuai

Modern

Situasi

pencahayaan

yang dapat

berubah

Kontrol personal

Efisiensi energi

Integrasi cahaya

alami

Cahaya sebagai

elemen desain

interior

48

(49)

Metode dasar

desain tata

cahaya yang

efisien

 Jenis dan ukuran lampu

 Pemilihan lampu yang tepat akan memberikan efek yang nyata.

 Control beam (kontrol sorot) merupakan kunci tata cahaya yang efektif dan efisien.

 Kombinasi lampu yang tepat pada rumah lampu yang tepat dapat memaksimalkan efisiensi dan menghasilkan efek lampu yang diinginkan

(50)

Penghematan

energi

2x4 parabolic 24 rumah lampu 72 lampu 2300 watt Direct indirect 13 rumah lampu 39 lampu 1250 watt

(51)

Efikasi dan

penghematan

energi

 Efikasi lampu : total output lumen dari lampu dibagi total input daya ke lampu

 Efikasi lampu + balas : total lumen lampu dibagi total input daya ke ballast

 Efikasi luminer : total lumen luminer dibagi dengan total daya

(52)

Rumah lampu

(armatur)

(53)

Beam

Distribution

Dari sisi kualitas tata cahaya, selain warna dan efikasi adalah distribusi beam (sorot ?)

(54)

Memilih lampu

(beam)

(55)

Efikasi luminer

 Contoh efisiensi luminer 33-54%

 CFL dengan efikasi 60 lm/W akan menghasilkan 19 – 32 lm/W

 Jika CFL tersebut diganti Lampu IR Halogen PAR (20-30 Lm/W) akan lebih baik dibanding

(56)

Perbandingan

sumber cahaya

(57)

Aplikasi

efikasi

Tujuan tata cahaya – iluminasi lukisan di dinding

Aplikasi lumen : total lumen yang mencapai area lukisanLumen terbuang : lumen di luar area lukisan

(58)

Aplikasi

efikasi

Contoh :

5 sampel lampu dengan efikasi yang berbeda

Sampel 3 merupakan desain yang terbaik meskipun lm/W lebih rendah dibandingkan sampel 1, 2 dan 4

(59)

PERBANDINGAN

TATA CAHAYA

(

Human Eye Response)

HPS (rerata 12.7 lux) LED (rerata 5.9 lux

LED

Lampu cool white LED diterima oleh mata manusia 3.1 kali lebih cerah dibanding dengan lampu HPS pada kondisi tata cahaya luar ruangan

(60)

60

(61)

Penghematan

penerapan alat

kontrol

(62)

Pencahayaan

yang tidak

seragam

(task lighting)

Pencahayaan terarah dan Lokalisasi pencahayaan

(63)

Memanfaatkan

cahaya alami

pada siang hari

sebaik mungkin

(64)

KESIMPULAN

• Kualitas cahaya adalah persyaratan mutlak dalam desain tata cahaya

• Faktor teknologi membantu dalam tata cahaya yang berkualitas dan efisien tetapi yang terpenting adalah produk dan penerapannya karena :

• teknologi yang sama kinerja produk bisa berbeda secara signifikan

• Produk yang sama dengan penerapan berbeda akan menghasilkan kinerja yang berbeda

• Tata cahaya yang berkualitas dan efisien akan meningkatkan produktifitas

Referensi

Dokumen terkait

tahap, yaitu melakukan fuzzifikasi dari 5 parameter ekstraksi citra dengan menggunakan fungsi keanggotaan trapesium, menentukan nilai pusat dan jarak fungsi

Permodelan hullform monomaran dilakukan dengan re-design terhadap kapal ro-ro monohull yang telah ada yang terdiri atas 2 model lambung round bottom dan 2 model lambung chine

Aksi atau pelaksanaan yang dilakukan Humas BCA dalam mengelola majalah InfoBCA yaitu dengan melakukan informasi mengenai perkembangan perusahaan berupa produk,

Berlakunya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) semuanya didasarkan pada kedaruratan kesehatan yang ditetapkan

Tugas Akhir dengan judul “KAJIAN DAM BREAK WADUK WONOGIRI DENGAN HEC-RAS 4.0 “ diharapkan dapat menjadi salah satu wacana dan solusi untuk memenuhi kebutuhan air

Sedangkan sebagiannya lagi tidak ada respons terhadap sentuhan (telah mati). Selain itu, bentuk tubuh larva caplak anjing juga berubah. Tubuh larva caplak anjing pada kontrol

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang akan menjelaskan serta mendiskusikan konsep-konsep dasar pemasaran sesuai dengan syariah islam, serta bagaimana melakukan praktik

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2001tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Pasal 3 menyebutkan “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan